Professional Documents
Culture Documents
UPAYAMENINGKATKANKESADARANSEJARAHNASIONALDIERA
GLOBALISASI
ABSTRACT
Problems in historical learning seen there is a tendency of information transfer from teachers
to students less attention to intellectual skills and increased history awareness to students.
History learning in schools emphasizes more memorizing and using lecturing methods, so it is
boring. There is a misconception about learning history that is often assumed by memorizing
learning of historical figures historical events, timing events, and historical events. For that,
it is necessary to develop a historical lesson that can invite students to think critically and to
reap the benefits of learning history, so that it grows and develops its historical awareness. In
this study the authors use qualitative approach where in research conducted is descriptive to
know or describe the reality of the events studied in order to know and understand the way of
learning history to increase historical awareness in globalization era. The research method
used in this study is literature research. In accordance with the complexity and global trends
and society developments in its history course, it is in place if historical teaching perspectives
are oriented toward the future. It means that it will require an orientation, or perhaps a more
appropriate extension of historical teaching insights, from historical teaching orientations
that emphasize the past-oriented aspects, needs to be extended toward future oriented
teaching orientation. In the midst of globalization climate, historical science is still needed
both as a support either as for national identity or the problem solver of local problem,
regional, national, and global problems. Keywords: History, awareness, globalization era
ABSTRAK
Permasalahan dalam pembelajaran sejarah terlihat adanya kecenderungan transfer informasi
dari guru kepada siswa kurang memperhatikan keterampilan intelektual dan peningkatan
kesadaran sejarah peserta didik. Pembelajaran sejarah di sekolah lebih banyak menekankan
hafalan dan menggunakan metode ceramah, sehingga membosankan. Terdapat pemahaman
keliru tentang belajar sejarah yang sering dianalogkan dengan belajar hapalan tentang
tokohtokoh sejarah, peristiwa-peristiwa sejarah, waktu peristiwa, dan kejadian-kejadian
sejarah. Untuk itu perlu dikembangkan pembelajaran sejarah yang dapat mengajak siswa
berpikir kritis dan dapat memetik manfaat dari belajar sejarah, sehingga tumbuh dan
berkembang kesadaran sejarahnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan
kualitatif dimana dalam penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui
atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti dalam rangka mengetahui dan
memahami cara pembelajaran sejarah untuk meningkatkan kesadaran sejarah dalam era
globalisasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
library riset. Sesuai dengan kompleksitas dan globalnya kecenderungan dan perkembangan
masyarakat dalam perjalanan sejarahnya, maka sudah pada tempatnya apabila persepektif
pengajaran sejarah berorientasi pada masa depan. Hal ini berarti akan memerlukan orientasi,
atau mungkin lebih tepat perluasan wawasan pengajaran sejarah, yaitu dari orientasi
1
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 2, No.1 Desember 2018 e-ISSN: 2580-0086
pengajaran sejarah yang menekankan aspek masa kelampauannya (past oriented), perlu
diperluas kearah orientasi pengajaran sejarah berwawasan masa depan (future oriented). Di
tengah iklim globalisasi, ilmu sejarah tetap diperlukan baik sebagai penopang identitas
nasional, maupun problem solver masalah-masalah lokal, regional, nasional, dan global.
2
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 2, No.1 Desember 2018 e-ISSN: 2580-0086
dihadapi dalam berbagai kesempatan dan belajar yang merupakan penentu utama
tempat kehidupan anak berlangsung. keberhasilan pendidikan”.
Sekolah sebagai sistem Proses belajar mengajar merupakan
tersusun dari komponen konteks, serangkaian aktivitas yang terdiri
input, proses, output, dan outcome. dari persiapan, pelaksanaan, dan
Konteks berpengaruh pada input, input evaluasi pembelajaran. Ketiga hal tersebut
berpengaruh pada proses, proses merupakan rangkaian utuh yang tidak dapat
berpengaruh pada output, serta output dipisah-pisahkan. Persiapan belajar
berpengaruh pada outcome. Dalam sebuah mengajar merupakan penyiapan satuan
sistem, terbentuk sub-sub sistem yang acara pelajaran (SAP) yang meliputi antara
secara sinergis saling mendukung dalam lain standar kompetensi dan kompetensi
pencapaian tujuan penyelenggaraan dasar, alat evaluasi, bahan ajar, metode
program dalam hal ini adalah program pembelajaran, media/alat peraga
pendidikan sejarah. pendidikan, fasilitas, waktu, tempat, dana,
Proses belajar mengajar merupakan harapan-harapan, dan perangkat informasi
proses yang terpenting karena dari sinilah yang diperlukan untuk mendukung
terjadi interaksi langsung antara pendidik pelaksanaan proses belajar mengajar.
dan peserta didik. Di sini pula campur Kesiapan siswa, baik fisik maupun mental,
tangan langsung antara pendidik dan peserta juga merupakan hal penting. Jadi esensi
didik berlangsung sehingga dapat dipastikan persiapan proses belajar mengajar adalah
bahwa hasil pendidikan sangat tergantung kesiapan segala hal yang diperlukan untuk
dari perilaku pendidik dan perilaku peserta berlangsungnya proses belajar mengajar.
didik. Menurut Munadi (2008) fungsi media Dalam rangka pengembangan
pembelajaran, yaitu: sebagai sumber pembelajaran sejarah agar lebih fungsional
belajar, fungsi semantic, fungsi manipulatif dan terintegrasi dengan berbagai bidang
dan fungsi psikologis. Dengan demikian keilmuan lainnya, maka terdapat berbagai
dapat diyakini bahwa perubahan hanya akan bidang yang seyogyanya mendapat
terjadi jika terjadi perubahan perilaku perhatian, yaitu: pertama, untuk menjawab
pendidik dan peserta didik. tantangan masa depan, kreativitas dan daya
Pembelajaran merupakan proses inovatif diperlukan agar suatu bangsa bukan
kerjasama antara guru dan siswa dalam hanya sekedar menjadi konsumen IPTEK,
memanfaatkan segala potensi dan sumber konsumen budaya, maupun penerima nilai-
daya yang ada, baik potensi yang bersumber nilai dari luar secara pasif, melainkan
dari dalam siswa itu sendiri seperti bakat, memiliki keunggulan kompetitif dalam hal
minat, dan kemampuan dasar yang dimiliki, penguasaan IPTEK. Oleh karenanya, sikap,
termasuk gaya belajar, maupun potensi motivasi, dan kreativitas perlu
yang ada di luar diri siswa seperti dikembangkan melalui penciptaan situasi
lingkungan, sarana, dan sumber belajar proses belajar mengajar yang dinamis di
sebagai upaya untuk mencapai tujuan mana pengajar mendorong vitalitas dan
belajar tertentu (Agung & Wahyuni, 2013). kreativitas peserta didik untuk
Suyanto dan Jihad (2013: 250) mengembangkan diri.
berpendapat, “Pembelajaran merupakan Kedua, peserta didik akan dapat
proses interaksi siswa dengan mengembangkan daya kreativitasnya
lingkungannya sehingga terjadi perubahan apabila proses belajar mengajar
perilaku ke arah yang lebih baik”. dilaksanakan secara terprogram, sistemis
Sedangkan pembelajaran menurut Sagala dan sistematis, serta ditopang
oleh ketersediaan sarana dan prasarana
(2014: 61), “Membelajarkan siswa
yang memadai.
menggunakan asas pendidikan maupun teori
3
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 2, No.1 Desember 2018 e-ISSN: 2580-0086
4
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 2, No.1 Desember 2018 e-ISSN: 2580-0086
5
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 2, No.1 Desember 2018 e-ISSN: 2580-0086
sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia utama dari buku, artikel atau wacana yang
di masa lampau, menumbuhkan ada.
pemahaman peserta didik terhadap proses
terbentuknya bangsa Indonesia melalui HASILDANPEMBA
sejarah yang panjang dan masih berproses HASAN
hingga masa kini dan masa yang akan Menjawab pertanyaan dari rumusan
dating, menumbuhkan kesadaran dalam diri masalah, maka diuraikan dan dijelaskan
peserta didik sebagai bagian dari bangsa pada poin-poin sebagai berikut:
Indonesia yang memiliki rasa bangga dan 1. Data hasil penelitian LEMLIT UNY
cinta tanah air yang dapat (1998) menunjukan bahwa 50% siswa
diimplementasikan dalam berbagai bidang menyatakan merasa tidak puas
kehidupan baik nasional maupun terhadap pembelajaran ilmuilmu
internasional (Gafur, 2012). sosial karena guru dan cara
Untuk itu perlu dikembangkan penyampaian pelajaran kurang
pembelajaran sejarah yang dapat mengajak menarik. Permasalahan lain adalah
siswa berpikir kritis dan dapat memetik bahwa buku pelajaran tidak mengikuti
manfaat dari belajar sejarah, sehingga akan pendekatan proses pengambilan
tumbuh dan berkembang kesadaran keputusan dan pendekatan pemecahan
sejarahnya. Guru dituntut mengembangkan masalah. Implikasinya bahwa
dan memanfaatkan model-model belajar pengajaran IPS terasa kering dan
Berdasarkan latar belakang tersebut membosankan.
penulis bermaksud untuk menguraikan Selain itu, keadaan tersebarnya kondisi
perkembangan ilmu pengetahuan sosial sekolah, media pendidikan yang kurang
dalam era globalisasi dengan menggunakan memadai, administrasi pendidikan yang
metode keterampilan intelektual dan
kurang dikelola dengan baik, dan
peningkatan kesadaran sejarah.
kuatnya pengaruh pendekatan
ekspositori dan belajar pasif merupakan
METODE
penghambat aktualisasi Pendidikan IPS.
Dalam penelitian ini penulis Kesimpulannya, bahwa Pendidikan IPS
menggunakan pendekatan kualitatif dimana belum dirasakan mempunyai kontribusi
dalam penelitian yang dilakukan bersifat besar dalam pemenuhan kebutuhan
deskriptif yaitu untuk mengetahui atau hidup sebagian besar masyarakat,
menggambarkan kenyataan dari kejadian disebabkan oleh karena faktor intern
yang diteliti dalam rangka mengetahui dan (upaya pembelajaran) dan faktor ekstern
memahami cara pembelajaran sejarah untuk (paradigma masyarakat yang
meningkatkan kesadaran sejarah dalam era konsumeris, hedonis dan pragmatis.
globalisasi. membangun hubungan secara sinergis
Metode penelitian yang digunakan antara praktisi pendidikan, sekolah,
dalam penelitian ini adalah metode pembuat kebijakan pendidikan, serta
penelitian library riset. Penelitian library berbagai elemen environment guna
riset terbatas pada usaha mengungkapkan melakukan sharing untuk menyusun
suatu masalah atau keadaan atau peristiwa kurikulum yang integrative dan
sebagaimana adanya sehingga bersifat responsif terhadap permasalahan-
mengungkapkan fakta dan memberikan permasalahan riil, baik lokal, regional,
gambaran secara obyektif tentang keadaan nasional maupun internasional.
sebenarnya dari objek dengan sumber 2. Tantangan yang dihadapi
Pembelajaran IPS di Indonesia pada
6
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 2, No.1 Desember 2018 e-ISSN: 2580-0086
era globalisasi saat ini antara lain. masa sekarang, mereka akan menempuh
Pembaharuan kurikulum hendaknya usia dewasanya pada 10 sampai dengan
bukan sekedar tambal sulam, tetapi 50 tahun yang akan datang.
lebih bersifat interdisipliner, dan Konsekuensinya, kurikulum harus
berorientasi pada ‘functional mampu mengantisipasi kecenderungan
knowledge” serta aspirasi kebudayaan yang akan datang.
Indonesia dan nilainilai agama. 3. Upaya menghadapi tantangan
Pengajar harus mampu menyajikan pendidikanIPS dalam era
pengajaran/pembelajaran yang globalisasi saat ini harusnya pada
bersifat interdisiplin, berperan sebagai pembelajaran di dalam kelas guru
fasilitator pembelajar, dan menjadi memegang peranan penting, guru
problem solver baik di sekolah bertanggung jawab terhadap proses dan
maupun di tengah-tengah masyarakat. keberhasilan pembelajaran. Keterlibatan
Pengajar harus mampu memahami siswa dalam pembelajaran baik
kebutuhan dasar lingkungannya, lingkungan sekolah maupun lingkungan
sehingga siswa, dan tujuan pembelajaran juga
Pengajaran IPS tidak bersifat kering. merupakan faktor penting yang tidak
Kurikulum IPS mampu membuat dapat ditinggalkan dalam setiap
estimasi kehidupan yang akan pembelajaran. Seperti yang dijelaskan
berlangsung 30-50 tahun yang akan melalui bagan di bawah ini yang
datang. Paradigma kurikulum IPS diadaptasi dari Dunkin & Biddle (1974:
berorientasi ke depan. Anak didik pada 38):
4. Sejarah merupakan cabang ilmu tersebut mengandung nilai-nilai
pengetahuan yang menelaah tentang kearifan yang dapat digunakan
asal-usul dan perkembangan serta untuk melatih kecerdasan,
peranan masyarakat di masa lampau membentuk sikap, watak dan
berdasarkan metode dan metodologi kepribadian peserta didik. Mata
tertentu. Pengetahuan masa lampau pelajaran Sejarah memiliki arti
GambarI
Presage Variable
7
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 2, No.1 Desember 2018 e-ISSN: 2580-0086
8
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 2, No.1 Desember 2018 e-ISSN: 2580-0086
9
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 2, No.1 Desember 2018 e-ISSN: 2580-0086
10
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 2, No.1 Desember 2018 e-ISSN: 2580-0086
11