You are on page 1of 60
PT. BERLIAN BIDUK JAYA JALAN ISA IL NO, 202 TELP. 0554-21501 FACS. 0554-2027524 BERAU — KALIMANTAN TIMUR DESA TELUK SUMBANG KECAMATAN BIDUK-BIDUK KABUPATEN BERAU PROVINS! KALIMANTAN TIMUR KATA PENGANTAR Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran; Peraturan Pemerintah nomor 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhan; serta Peraturan Menteri nomor 73 tahun 2014 tentang perubahan PM nomor 51 tahun 2012 tentang Terminal Khusus (TerSus) dan Terminal untuk Kepentingan Sendiri; untuk mendapatkan Izin Penetapan Lokasi dari Menteri Perhubungan, maka PT. Berlian Biduk Jaya sebagai Pemrakarsa terlebih dahulu menyusun dokumen Studi Kelayakan Pengelolaan Terminal khusus (TERSUS). Penyusunan Studi Kelayakan Terminal Khusus ini yang merupakan bagian dari persyaratan untuk mendapatkan lain Penetapan Lokasi diharapkan dapat memberikan gambaran sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah sehingga dapat memberikan ‘manfaat lebih sebagai bagian dari perencanaan yang baik dan terintegrasi. Demikian harapan dari kami dengan tujuan untuk dapat turut serta membangun perekonomian nasional pada umumnya dan daerah setempat pada khususnya, sernoga dokumen ini secara materi dapat memenuhi apa yang diharapkan dan dipersyaratkan. Terima kasih dari Kami atas segala dukungan yang telah diberikan dari segala pihak untuk realisasi proses hingga terlengkapi segala persyaratan dalam mendapatkan Izin Penetapan Lokasi Terminal Khusus ini dan kami mengharapkan saran dan kritik sebagai penyempurnaan untuk menjadi lebih bai. Tanjung Redeb, Oktober 2017 PT. BERLIAN BIDUKJAYA H.M.AL HAMID Direktur Utama RANGKUMAN Kabupaten Berau merupakan Kabupaten paling utara dari Propinsi Kalimantan Timur. Dari hasil pengamatan rencana lokasi pembangunan terminal khususyang akan dilaksanakan di Desa/Kampung Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Lokasi rencana pembangunan Pelabuhan terminal khusus ini sesual dengan hasil penyelidikan dan peninjauan lapangan dari Tim Terpadu provinsi dan Kabupaten Berau telah ditetapkan Rencana Terminal Khusus PT. Berlian Biduk Jaya terletak di Desa Teluk Sumbang (Tanjung Guntur), Kecamatan Biduk-biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur dengan titik Koordinat sebagai berikut : 1. Titik Bagian Utara (Hil) 01° 04’ 24,45" LU 118° 50’ 09,61" BT 2. Titik Bench Mark (BM) 01°04'16,31”LU 118° 50’ 14,43" BT 3. Titik Bagian Selatan (Hulu) 01° 04" 07,94” LU 118° 50" 12,55" BT Kondisi pasang surut yang terdapat di lokasi rencana Terminal khusus dalam daerah penyelidikan ini ‘memiliki rata-rata air 1,71 meter (Mean Sea Level) Kecepatan arus tertinggi pada daerah penelitian rencana pembangunan terminal khusus ini adalah 0,42 m/s dan kecepatan arus terendah sebesar 0,01 m/s. Kecepatan arus ini dapat digolongkan sebagai kecapatan arus lemah sampal sedang. Tinggi gelombang signifikan di daerah penelitian sangat kecil sebesar 0,185 meter dan periode gelombang 1,471 detik dengan perhitungan berdasarkan data kecepatan angin dalam periode tujuh tahunan (2010 - 2016) yang diambil dari BMKG. Batimetri/kedalaman air di lokasi penyelidikan rencana Terminal khusus ini memenuhi persyaratan minimal 6 meter untuk kapasitas tongkang/kapal 300 feet atau 7.980 ton sampai dengan bahkan kedalaman air yang direncanakan dalam pembuatan dermaga jauh melebihi kedalaman tersebut diatas yaitu lebih dari 20 meter sehingga direncanakan untuk pemuatan Kapal besar sekelas New Panamax dengan kapasitas muat 120,000 ton. Perkiraan produksi maksimal adalah sebesar 8.064.000 ton/tahun dengan 48 kali Kunjungan Kapal New Panamax dan 288 kali kunjungan Tongkang 300 feet untuk setiap tahunnya. Untuk menjaga kedalaman alur perairan pantai khususnya di Desa Teluk Sumbang (Tanjung Guntur), Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur, maka kondisi yang harus diperhatikan adalah tutupan lahan dan kegiatan yang terkait dengan proses pemuatan di Terminal tersebut dan proses penambangan tidak ramah lingkungan yang dapat mengakibatkan terjadinya pendangkalan atau sedimentasi di sekitar lokasi terminal khusus. RANGKUMAN . DAFTAR ISI DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BABI. BABII BABII, BABIV. BABY. BAB VI. DAFTAR ISI Halaman PENDAHULUAN, 1.1. Latar Belakang - 1.2.Tujuan Pembangunan Terminal Khusus dan Penyusunan Studi Kelayakan 1.3.Dasar Hukum 2 RENCANA VOLUME BONGKAR MUAT HASIL PRODUKSI DAN FASILITAS PENUNJANG 2.1. Potensi Cadangan Batugamping .. 4 2.2, Proyeksi Produksi dan Pengapalan Batugamping .. FREKUENS! KUNJUNGAN KAPAL 3.1, Perkiraan Produksi mm 6 3.2. Keterkaitan Kelembagaan (terminal Khusus PT. Berlian Biduk Jaya dengan Kantor unit penyelenggara pelabuhan, Dinas Perhubungan dan Kementrian Perhubungan) 7 EFISIENS! DIBANGUN TERMINAL KHUSUS DAN ASPEK LINGKUNGAN. 4.1. Kelayakan Ekonomi 10 4.2. Lingkungan .... cet 4.3, Keamanan dan Keselamatan Pelayaran .. ASPEK HIDRO-OSEANOGRAFI $.1. Lokasi Survei... 15 5.2. Pengukuran Arus ... 17 5.3, Pasang Surut . 22 5.4. Penyelidikan Batimetri 28 5.5. Analisa Data Angin 30 5.6. Analisa Gelombang 33 5.7. Analisa Terminal Pelabuhan 38 PENUTUP 6.1, Kesimpulan .. 42 6.2. Saran 43 —_——Z - — DAFTAR TABEL Halaman TABEL3.1 Prakiraan Produksi dari Pengapalan Batugamping Rata-rata per tahun untuk Jangka waktu 20 tahun .. 6 TABEL 4.1 Sumber Daya Manusia Pengelola Terminal Khusus n TABEL 5.1 Koordinat Area Penyelidikan Hidro-Oseanografi 15 TABEL5.2. _Kedalaman Alat Ukur, Waktu dan Titik Koordinat Pengukuran Arus di Sekitar Lokas! Terminal Khusus PT. Berian Biduk Jaya, di Desa Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur .. 18 TABELS.3. —_Kecepatan Arus rata-rata dalam 24 jam selama 29 hari pengamatan .... 19 TABEL5.4. Komponen Harmonik Pasang Surut Teluk Sumbang .. 2 TABELS.5. _Perhitungan Elevasi Pasang Surut di Teluk Sumbang .. cians Og TABEL 5.6. Kecepatan Angin Rata-rata/Maksimum Perbulan (Knots). 31 TABEL 5.7. Data presentase arah kecepatan angin periode 7 tahunan ... . 32 TABELS.8. —_Perhitungan Panjang Fetch Arah Barat. 34 TABELS:9. Tinggi dan Periode Gelombang yang telah diurutkan 37 TABELS.10. Tinggi dan Periode Gelombang Signifikan .. 38 GAMBAR 3.1. GAMBAR 5.1. GAMBAR 5.2. GAMBAR 5.3. GAMBAR 5.4. GAMBAR 5.5. GAMBAR 5.6. GAMBAR 5,7. GAMBAR 5.8. GAMBAR 5.9. GAMBAR 5.10. GAMBAR 5.11. GAMBAR 5.12. GAMBAR 5.13. GAMBAR 5.14. DAFTAR GAMBAR Halaman keterkaitan Kelembagaan Pengelolaan Terminal Khusus Batugamping ... 8 Kondisi daratan, pantai, dan laut Kampung Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk- biduk, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Inset Lokasi Pengukuran Batimetri) . ‘Sketsa Lokasi Pengukuran Pasang Surut (Pasut) dan Arus Air. Peralatan Pengukur Arus Current Meter Valeport ... Kecepatan Arus rata-rata dalam 24 jam selama 29 hari pengamatan Grafik Kecepatan dan Arah Arus Ai Sketsa Elevasi HHWL, MHWL, MLWL, CDL, dan LLWL nw Grafik Pasang Surut Pola Lintasan (Alur) Kegiatan Sounding yang dilakukan di Rencana Pembangunan Terminal Khusus Batugamping PT. Berlian Biduk Jaya di Desa Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur Diagram Kipas Kecepatan angin maksimum dengan arah mata angin Skesta Arah Fetch... Grafik Hubungan antara kecepatan angin laut (UW) dan angin darat (UL) Grafik Peramalan Gelombang laut Layout Rencana Susunan Kapal di Dermaga Kedalaman Minimal Lokasi Sandar Kapa... 16 7 18 20 21 24 26 28 32 32 35 36 40 41 LAMPIRAN 1. LAMPIRAN 2. DAFTAR LAMPIRAN Peta Hidro-Oseanografi/Batimetri lokasi rencana Pembangunan Terminal Khusus, Data Kedalaman Hasil Sounding di Sekitar Lokasi Rencana Pembangunan ‘Terminal Khusus PT. Berian Biduk Jaya, di Desa Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur PT. BERLIAN BIDUK JAVA, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laut Indonesia berada di posisi silang dunia antara dua benua dan dua samudera, dengan posisinya itu Indonesia mempunyai peran penting dan strategis dalam hubungan antarbangsa. Posisi strategis tersebut harus dimanfaatkan secara maksimal sebagai modal dasar untuk mewujudkan pembangunan nasional dengan dibangunnya sistem transportasi yang efektif dan efisien, Hal ini untuk menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia, barang, dan jasa. Selain itu bertujuan untuk membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis, mendukung pengembangan wilayah dan perkembangan bermasyarakat serta meningkatkan hubungan internasional. Salah satu keuntungan dari sarana transportasi adalah dapat berperan sebagai penunjang, penggerak dan pendorong bagi daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar namun belum berkembang sehingga kesejahteraan rakyat dapat terwujud, Produksi pertambangan sebagai bahan baku produksi hulu baik dalam bentuk mentah ataupun bahan jadi siap pakai hasil pabrikasi (pruduksi hilir) membutuhkan sarana transportasi sebagai penunjang pengangkutan untuk pemasaran atau penjualan yaitu salah satunya adalah dengan adanya sarana penghubung transportasi berupa pelabuhan atau terminal khusus. PT. Berlian Biduk Jaya memiliki rencana Lokasi Pertambangan Batugamping dan pemegang Izin yang dikeluarkan oleh Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur No. 503/1422/IUP-EKP-MBL/BPPMO-PTSP/IX/2015, tentang Persetujuan lzin Usaha Pertambangan Eksplorasi Mineral Bukan Logam Kepada PT. Berlian Biduk Jaya Tertanggal 7 September 2015. Terminal Khusus adalah terminal yang terletak di luar daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya. Terminal untuk kepentingan sendiri adalah terminal yang terletak di dalam daerah Lingkungan Kerja dan daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan untuk melayani kepentingan senditi sesuai dengan usaha pokoknya. Daerah lingkungan kerja adalah wilayah perairan dan daratan pada pelabuhan atau terminal khusus. Lokasi pertambangan atau sumber bahan baku dan rencana terminal khusus ini terletak hanya berjarak sekitar 2 kilometer dan diharapkan dengan adanya pembangunan terminal khusus ini akan menunjang dalam hal distribust produksi tambang tersebut balk secara nasional maupun internasional sehingga dapat memberikan kontribusi keuntungan ekonomis baik bagi pemerintah Pusat dalam hal ini kepentingan nasional dan daerah setempat berikut masyarakat sekitar. Penentuan atau pemilihan lokasi rencana pembangunan terminal khusus ini telah dilakukan dengan pertimbangan yang menyeluruh terkait dengan segala aspek terkait teknis, ekonomi, sosial, ab 1. Pendahuluan $2 PT. BERLIAN BIDUK JAVA dan lingkungan. Diharapkan dengan adanya terminal khusus ini juga dapat membuka peluang perkembangan industri fainnya yang berada disekitar lokasi tersebut. 1.2.Tujuan Pembangunan Terminal Khusus dan Penyusunan Studi Kelayakan Tujuan dibangunnya Terminal Khusus ini oleh PT. Berlian Biduk Jaya adalah sebagai sarana pendukung distribusi melalui transportasi Laut dengan manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut : a. Mendukung kegiatan distribusi hasil produksi khususnya dalam hal ini adalah hasil Tambang Batugamping oleh PT. Berlian Biduk Jaya ke berbagai tempat. b. Sebagai Dermaga Bongkar muat kebutuhan fogistik, perlengkapan, dan peralatan serta kebutuhan lain yang membutuhkan transportasi lewat laut. Pengelolaan Terminal Khusus sebagaimana diatur dalam Undang-undang No.17 tahun 2008, Peraturan Pemerintah No.61 tahun 2009 serta Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 tahun 2017 Terminal Khusus dan Terminal untuk Kepentingan Sendiri mensyaratkan sebelum Pemrakarsa mengelola Terminal Khusus maka harus mendapatkan perizinan terkait yaitu tzin Penetapan Lokasi dan tin Pembangunan_sekaligus dengan izin Operasi. Pada Tahap ini PT. Berlian Biduk Jaya akan memohonkan untuk mendapatkan izin Penetapan Lokasi dari Menteri Perhubungan (c.q. Direktur Jenderal Perhubungan Laut). Berdasarkan Pasal 6 (entam) ayat 1 (satu) PM 73/2015 jo. PM 51/2014 dijelaskan bahwe untuk mendapatkan iin Penetapan Lokasi maka Pemrakarsa harus mengajukan permohonan kepada Menteri Perhubungan melalui Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan disertai dokumen- dokumen yang salah satunya adalah Dokumen Studi Kelayakan yang sedikitnya memuat : a. Rencana Volume bongkar muat bahan baku, peralatan penunjang, dan hasil Produksi; Rencana Frekuensi Kunjungan Kapal; ‘Aspek ekonomi yang berisi tentang efisiensi dibangunnya Terminal Khusus dan aspek lingkungan, dan d, -Hasil survey yang meiputi Hidrooceaografi (Pasang surut, gelombang, kedalaman, dan arus), topografi titik nol (benchmark) lokasi pelabuhanyang dinyatakan dalam koordinat geografis. | Khusus ini Oleh karena itu maka disusunlah dokumen Studi Kelayakan Tert Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Pembangunan terminal Khusus ini bertujuan sebagai berikut : a, Mendapatkan gambaran perencanaan pembangunan yang sesuai dengan aspek terkalt teknik, ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan, sehingga diharapkan pembangunan ini akan dapat memberikan nilai positif baik untuk Pemerintah, masyarakat sekitar, dan Perusahaan. b. Mendapatkan rekomendasi Penetapan Lokasi Terminal Khususdari Pejabat Pemegang Fungsi keselamatan/ Syahbandar, Bupati, dan Gubernur sesuai dengan Peraturan Mente Perhubungan No.51 tahun 2011 pasal 5 ayat (1) c. Sebagai syarat untuk mengajukan izin Penetapan Lokasi Terminal Khusus kepada Menteri Perhubungan (c.g. Direktur Jenderal Perhubungan Laut) 1.3.Dasar Hukum Landasan Hukum penyusunan Studi Kelayakan terminal khusus adalah sebagei berikut: a. Undang-undang nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran. Bab 1. Pendahutuan § 2 PT. BERLIAN BIDUK JAYA Undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 2001 tentang kepelabuhan Keputusan Menteri Perhubungan nomor 53 tahun 2002 tentang Tatanan Kepelabuhan Nasional f. Keputusan Menteri Perhubungan nomor $4 tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan laut. g. Keputusan Menteri Perhubungan nomor $1 tahun 2011 tentang Terminal Khusus dan Terminal untuk kepentingan sendiri. Selain dasar hukum ‘dimaksud untuk melengkapi persyaratan yang ditujukan kepada Menteri Perhubungan (c.q. Direktur jenderal Perhubungan laut), diperlukan dokumen-dokumen sebagai berikut : a, Surat Permohonan Direktur PT. Berlian Biduk jaya perihal Permohonan Rekomendasi Izin Lokasi Terminal Khusus PT. Berlian Biduk Jaya di Desa Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk- Biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kamlimantan Timur. b. Berita Acara tentang Peninjauan Lapangan Lokasi oleh Tim Terpadu Provinsi dan Kabupaten tentang Rencana Pembangunan Terminal Khusus PT. Berlian Biduk Jaya di Desa Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur. c. Surat Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas Ill Kabupaten Berau perihal Rekomendasi izin Penetapan Lokasi terminal Khusus PT. Berlian Biduk Jaya di Desa Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kamlimantan Timur. d, Surat Bupati Kabupaten Berau, perihal Rekomendasi Izin Penetapan Lokasi terminal Khusus PT. Berlian Biduk Jaya di Desa Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kamlimantan Timur. fe. Surat Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur, perihal Pertimbangan Teknis permohonan Izin Penetapan Lokasi terminal Khusus PT. Berlian Biduk Jaya di Desa Teluk Subang, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kamlimantan Timur. 4. ‘Surat Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, perihal Pertimbangan Teknis Permohonan lzin Penetapan Lokasi terminal Khusus PT. Berlian Biduk Jaya di Desa Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kamlimantan Timur. Bab 1.Pendahuluan } 3 PT. BERLIAN BIDUK JAYA, Undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 2001 tentang kepelabuhan Keputusan Menteri Perhubungan nomor 53 tahun 2002 tentang Tatanan Kepelabuhan Nasional f. Keputusan Menteri Perhubungan nomor 54 tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut, g. Keputusan Menteri Perhubungan nomor 51 tahun 2011 tentang Terminal Khusus dan Terminal untuk kepentingan sendiri. b, ©. d. e Selain dasar hukum dimaksud untuk melengkapi persyaratan yang ditujukan kepada Menteri Perhubungan (c.q. Direktur jenderal Perhubungan laut), diperlukan dokumen-dokumen sebagai berikut : a, Surat Permohonan Direktur PT. Berlian Biduk jaya perihal Permohonan Rekomendasi lzin Lokasi Terminal Khusus PT. Berlian Biduk Jaya di Desa Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk- Biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Karlimantan Timur. b. Berita Acara tentang Peninjauan Lapangan Lokasi oleh Tim Terpadu Provinsi dan Kabupaten tentang Rencana Pembangunan Terminal Khusus PT. Berlian Biduk Jaya di Desa Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur. ¢. Surat Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas Ill Kabupaten Berau perihal Rekomendasi Izin Penetapan Lokasi terminal Khusus PT. Berlian Biduk Jaya di Desa Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Provinst Kamlimantan Timur. d. Surat Bupati Kabupaten Berau, perihal Rekomendasi lzin Penetapan Lokasi terminal Khusus PT. Berlian Biduk Jaya di Desa Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kamlimantan Timur. @, Surat Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur, perihal Pertimbangan Teknis permohonan Izin Penetapan Lokasi terminal Khusus PT. Berlian Biduk Jaya di Desa Teluk *Sumbang, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kamlimantan Timur. f. Surat Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, perihal Pertimbangan Teknis Permohonan lzin Penetapan Lokasi terminal Khusus PT. Berlian Biduk Jaya di Desa Teluk ‘Sumbang, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kamlimantan Timur. Bab 1.P uluan 3 _ —a i —_——_ - a PT. BERLIAN BIDUK JAYA, BAB 2 RENCANA VOLUME BONGKAR MUAT HASIL PRODUKSI DAN FASILITAS PENUNJANG 2.1.Potensi Cadangan Batugamping Berdasarkan desain tambang yang telah dibuat dalam eksplorasi dan perencanaan oleh PT. Berlian Biduk Jaya cadangan batugamping adalah sebesar 128.651.454 Kubik (Bcm) atau setara dengan 302.330.916 ton (bj.2,35) dengan Pethitungan cadangan menggunakan metoda Cross section dalam luasan desain tambang sebesar 327 hektar. PT. Berlian Biduk Jaya merencanakan melakukan produksi penambangan dan akan menyesuaikan dengan kemampuan terminal khusus untuk menampung dan memuat dalam kapal sebagai penunjang transportasi sebagai bagian dari proses distribusi pemasaran. Rencana penambangan dengan metode tambang terbuka dengan lokasi desain berada bagian Utara yang relatif dekat dengan terminal khusus sehingga memperpendek jarak hauling. Untuk mendukung tercapainya target produksi maka perlu dilakukan perencanaan yang terarah dan terukur baik dari segi waktu dan kuantitas batugamping, aspek pemasaran dan fasilitas penunjang lainnya, Pengkajian tentang jadwal dan besaran produksi, sistem dan sarana transportasi serta kapasitas terminal khusus dalam hal mendukung penjualan akan sangat menjadi penting untuk di perhitungkan. 2.2, Proyeksi Produksi dan Pengapalan Batugamping 2.2.1. Metode Laju Pertumbuhan Metode Laju Pertumbuhan digunakan untuk memperkirakan nilai yang akan datang bila pertumbuhan terjadi Konstan untuk beberapa tahun. Dalam metode ini volume produksi batugamping tahun t diperkirakan sebagai volume produksi tahun t-1 ditambah volume tahun t-1 dikalikan tingkat pertumbuhan. Yert eves atau Y= (1+ Yes Dimana : Y% + Volume produksi tahun t Yer + Volume produksi tahun t -1 8 Tingkat pertumbuhan produksi 2.2.2. Metode Trend Linear Menurut Anto Dayan (1975) metode Trend Liear menggunakan kwadrat minimum yang secara teoritis menggambarkan probabilitas suatu kejadian yang dimaksimalkan guna memperoleh penyebaran normal disekitar nilai Trend yang telah diminimalkan. Karena peristiwa ekonomi atau perdagangan yang sebagian besar datanya berfluktuasi secara deret berkala disekitar garis trendnya Bab 2, Rencana Volume Bongkar Muat Hasil Produksi dan Pasilitas Penunjang ! 4 PT. BERLIAN BIDUK JAYA maka penarikan garis trend untuk memperkirakan kondisi yang akan datang dapat digunakan. Metode trend linear digunakan dengan melihat kecenderungan data historis produksi yang sudah ada. Volume produksi batugamping Y dalam metode ini diperkirakan sebagai fungsi dari waktu. Y=a+bx Dimana : asZY dan po Day n =x Y —_: Volume produksi batugamping untuk periode tertentu x waktu (tahun) 2: konstanta b cemiringan garis trend n+ Jumlah observasi (Jumiah tahun data historis). Bab 2. Rencana Volume Bongkar Muat Hasil Prc uksi dan Fasilitas Penunjang | 5 PT. BERLIAN BIDUK JAVA, BAB3 FREKUENSI KUNJUNGAN KAPAL 3.1. Prakiraan Produksi Rencana produksi batugamping PT. Berlian Biduk Jaya selama kurang lebih 20 tahun (2019-2038) terbagi menjadi 3 periode, lima tahun pertama sebesar 2.200.000 metrik ton setiap tahun dengan Pengapalan 12 kali kunjungan kapal besar New Panamax dan 168 kali Kunjungan Tongkang 300 feet. Periode 5 (lima) tahun kedua sebesar 3.400.000 metrik ton setiap tahun dengan pengapalan 24 kali kunjungan kapal besar Panamax dan 216 kali kunjungan Tongkang 300 feet. Sepuluh tahun terakhir sebesar 4.500.000 metrik ton setiap tahun dengan pengapalan 36 kali kunjungan kapal besar Panamax dan 240 kali kunjungan Tongkang 300 feet. Tabel 3.1. Prakiraan Produksi dari Pengapalan Batugamping Rata-rata per tahun untuk Jangka waktu 20 tahun, foal Jumlah Kunjungan Kapal Tahun trons) Barge 300 Feet New Panamax Vessel (OWT 8000 tons) _| (DWT 120.000 tons) 2019 [4032.00 144 24 2020 4,032,000 144) 24 2021 4.032.000 144 24 2022 ‘4.032.000 144 er) 2023 4.032.000 144 24 2024 6.048.000 216 36 2025 6.048.000 216 36 72026 6.048.000 216 36 2027 6.048.000 216 36 2028 6.048.000 216 36 2029 8.064.000 288 48 2030 8.064.000 288 48 2031 8.064.000 288 48 2032 8.064.000 288 4a 2033 8.064.000 288 8 2034 8.064.000 288 48 2035 8.064.000 288 48 2036 [ 8.064.000 288 48 2037 8.060.000 288 @ 2038 8.064.000, 288 8 TOTAL 131,040,000 Bab 3. Frekuensi Kunjungan Kapal J 6 PT. BERLIAN BIDUK JAYA, 3.2.Keterkaitan Kelembagaan (terminal Khusus PT. Berlian Biduk Jaya dengan Kantor unit penyelenggara pelabuhan, Dinas Perhubungan dan Kementrian Perhubungan) Peraturan Menteri Perhubungan PM 51 tahun 2011 tentang Terminal Khusus dan Terminal untuk Kepentingan Sendiri yang tertulis bahwa terminal khusus dikelola untuk kepentingan sendiri guna untuk kegiatan tertentu. Terminal Khusus hanya dapat dioperasikan untuk kegiatan lau lintas kapal atau bongkar muat barang berupa bahan baku hasil produksi sesuai dengan jenis usaha pokoknya dan peralatan penunjang produksi untuk kepentingan sendiri, Pengelola terminal khusus dikelola Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota atau Badan Hukum Indonesia yang memiliki izin untuk mengelola terminal khusus, Terminal khusus pertambangan Batugamping PT. Berlian Biduk Jaya sebagai terminal khusus dalam pengelolaannya harus melibatkan unsur dari Pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah:Kabupaten/Kota. Unsur Pemerintah dalam pengelolaan diwakilkan oleh Kanpel (Kantor Pelabuhan, Dinas Perhubungan, dan Kementrian Pehubungan). Keputusan bersama Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan, dan Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor AL.59/1/12-02, Nomor 300/8W/2002 dan Nomor 113/SKB/DEP.1/VIll/2002 tentang Pembeinaan dan Pengembangan Koperasi, Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di terminal dengan Tugas Kantor Pelabuhan; a, Mengendalikan tugas pelayanan di dalam daerah lingkungan kerja pelabuhan (DLKr) dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan (DLKp). b. Melaksanakan pengamanan dan penertiban di daerah lingkungan kerja pelabuhan (DLKr) dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan (DLKp). ©. Mengatur dan memberikan peturjuk secara teknis pelaksanaan kerja bongkar muat agar produktifitas kerja tetap optimal. d. Mengadakan pengawasan kegiatan administrasi operasional koperasi TKBM (Tennga Kerja Bongkar Muat). ®. Bertindak sebagai Mediator dalam negosiasi penetapan terif OPP/OPT dan biaya penggunaan TKBM di pelabuhan setempat. Tugas dari Dinas Perhubungan balk tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk masing- masing daerah pada dasarnya tidak sama persis. Namun, secara umum tugas dari Dinas Perhubungan mengkoordinasikan dan mengendalikan serta melaksanakan kebijaksanaan di bidang perhubungan dan tugas perbantuan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi atau Kabupaten/Kota, ‘Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas Perhubungan mempunyai fungsi @. Perumusan kebijakan umum dan teknis di bidang perhubungan. b. Pembinaan umum dan teknis di bidang perhubungan ©. Pelaksanaan pemberian perijinan dan pelayanan umum di bidang pethubungan 4d. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota, ‘Tugas dari Kementerian Pethubungan adalah membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan di bidang perhubungan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kementerian Perhubungan mempunyai fungsi: a, Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang pethubungan. Bab 3. Frekuensi Kunjungan Kapal | 7 PT. BERLIAN BIDUK JAVA, b. Pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang perhubungan. cc. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan. Pengawasan dan pelaksanaan tugas dibidang perhubungan, Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsi bidang perhubungan kepada Presiden. ‘Tugas dari Pengelola Terminal adalah mengoperasikan terminal khusus untuk kegiatan lalu lintas kapal atau bongkar muat barang berupa bahan baku, hasil produksi dan peralatan penunjang produksi untuk kepentingan sendiri. Dalam mengoperasikan terminal khusus tersebut maka PT. Berlian Biduk Jaya memiliki kewajiban sebagai berikut: a. Mentaati peraturan, perundang-undangan dan ketentua di bidang kepelabuhan, lalu lintas angkutan di perairan, keselamatan berlayar, pengerukan dan reklamasi serta pengelolaan lingkungan. b. Mentaati peraturan, perundang-undangan dari instansi pemerintah lainnya yang berkaitan dengan usaha pokoknya, ©. Bertanggung jawab terhadap dampak yang timbul selama pelaksanaan pembangunan terminal khusus yang bersangkutan. d. Melaksanakan pekerjaan pembangunan selambatlambatnya 1 (satu) tahun sejak izin pembangunan diterbitkan, fe. Melaksanakan pekerjaan pembangunan terminal khusus sesuai dengan jadwal yang ditetapkan f. Menyediakan sarana bantu navigasi pelayaran, alur pelayaran, kolam pelayaran serta kelancaran arus lalu lintas kapal dan barang sesuai dengan izin pembangunan yang diberikan. g. Melaporkan kegiatan pembangunan terminal khusus secara berkala kepada Direktur Jenderal, Gubernur dan Bupati/Walikota sesuai dengan izin pembangunan. Dari uraian tugas masing-masing instansi yang terlibat dalam pengoperasian terminal khusus, dapat dibuat keterkaitari diantara masing-masing instansi. Keterkaitan kelembagaan dapat dilihat pada gambar berikut: prov] Kemenhub He==| Dishub + y+ | Kanpel —fe---+{ Terminal J*—{_ Pr. Berlian iduk Jaya Gambar 3.1. keterkaitan Kelembagaan Pengelolaan Terminal Khusus Batugamping, Pada gambar tersebut PT. Berlian Biduk Jaya sebagai perusahaan pertambangan merasa perlu untuk memiliki terminal khusus sebgai sarana bongkar muat hasil produksi tambang. Karena PT. BERLIAN BIDUK JAYA, kebutuhannya tersebut, maka dibuatlah terminal khusus pertambangan Batugamping PT. Berlian Biduk Jaya dibawah koordinasi Production Manager. Pengelolaan terminal khusus dilakukan oleh Operation Superintendant yang dibantu oleh Shift Supervisor, dan Operator. Operation Superintendant melaporkan perkembangan Terminal khsus kepada Production Manager. Pelaksanaan operasional terminal khusus dilakukan oleh pengelola terminal khsus bersama- sama dengan Kanpel (Jkantor Pelabuhan), Untuk pegelolaan termnal khusus; kKementerian Perhubungan membuat Peraturan Menteri Perhubungan PM 51 tahun 2011 tentang Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kempentingan Sendiri. Dinas Perhubungan bersama-sama dengan Kanpel sebagai wakil dari Kementerian Perhubungan di daerah melakukan pengawasan terhadap pengelolaan terminal khusus pertambangan batugamping PT. Berlian Biduk Jaya sehingga Pengoperasiah terminal khusus sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dalam PM 51 tahun 2011. Bab 3. Frekuensi Kunjungan Kapal | 9 PT. BERLIAN BIDUK JAVA, BAB4 EFISIENS! DIBANGUN TERMINAL KHUSUS DAN ASPEK LINGKUNGAN 4.1. Kelayakan Ekonomi Umumnya analisis ekonomi dilakukan dengan memperhatikan penyusutan nilai uang terhadap waktu. Hal ini disebabkan karena setiap kegiatan mempunyai nilai resiko yang berbeda-beda, Suku bunga akan lebih besar untuk kegiatan dengan resiko yang lebis besar pula. Disamping itu masih terdapat faktor inflasi. ‘Analisa ekonomi adalah sebuah proses seleksi yang digunakan untuk memilih alternatif kegiatan yang paling ekonomis. Dengan menggunakan perhitungan yaitu, Masa kembali Modal, Laju Keuntungan bersih rata-rata, dan aliran kas yang tersusun dengan tujuan untuk memperlihatkan besaran angka-angka Nilai Keuntungan Bersih saat sekarang nantinya, atau angka perbandingan keuntungan terhadap biaya dan angka Pengembalian Besar kecilnya angka laju penyusutan tergantung oleh keadaan ekonomi sedang, baik, atau resesi, bagaimana resiko peminjam dan berapa lama masa pengembaliannya. Laju penyusutan atau suku bunga diambil antara 8 ~ 15% dengan penggunaan umum 1296, Dengan menunjukkan besaran nilai_uang sekarang dari benefit (PVB), dan nilai uang sekarang dari biaya (PVC), maka nilai keuntungan bersih sekarang atau Net Present Worth (NPW) dapat di hitung ddengan rumus: NPW = PVB~PVC...(1) Sedangkan angka perbandingan keuntungan terhadap dhitung dengan rumus : iaya atau Benefit Cost Ratio (BCR) dapat Angka laju pengembalian internal atau internal Rate of Return (IRR), dimana angka IRR merupakan angka Discount Rate yang sama dengan angka suku bunga sebenamya tethadap modal {Capital interest Rate), sehingga dengan menyatakan nilai sekarang keuntungan kemudian dicapai besarnya suku bunga tersebut atau : PVB=PVC untuk IRR=1...(3) Kegiatan dinyatakan layak dilaksanakan jika menunjukkan nilai NPV yang positif, yang berarti juga nilai BCR lebih besar dari 1 dan nilai IRR akan lebih besar daripada angka laju penyusutan (1) yang berlaku untuk perhitungan. Untuk menentukan layak tidaknya suatu pembangunan fasilitas terminal khusus dari segi ekonomi, metode yang sering digunakan adalah analisis biaya manfaat. Metode ini digunakan untuk menyaring kelayakan kegiatan berdasarkan perbandingan manfaat yang akan diperoleh dan biaya yang akan dikeluarkan, Metode ini digunakan pada kondisi dimana dana yang tersedia sangat terbatas. Secara garis besar analisis biaya manfaat terdiri atas tahapan-tahapan sebagai berikut Bab 4 Efistens! Dibangun Terminal Khusus dan Aspele Lingkungan # 10 PT. BERLIAN BIDUK JAYA a. Analisis biaya yang terdiri dari biaya konstruksi dan biaya pemeliharaan. b. Analisis manfaat yang ditimbulkan oleh pembangunan terminal. c.Membandingkan biaya dan manfaat beserta tingkat sensivitasnya Pembangunan suatu fasilitas terminal mempunyai manfaat sekunder yang sangat sukar atau tidak dapat dihitung dalam bentuk uang, kenaikan tingkat kesejahteraan masyarakat atau dari aspek biaya, pencemaran lingkungan, tidak saja fisik tetapi juga budaya. Kelayakan secara finansial dari implementasi pelaksanaan pembangunan terminal khusus terkait erat dengan analisis biaya kegiatan secara keseluruhan. Terminal Khusus secara khusus merupakan bagian dari sistem industri pertambangan PT. Berlian Biduk Jaya secara menyeluruh. Sebagaimana telah diuralkan diatas, pembangunan terminal khusus merupakan kebutuhan operasional baik dalam rangka prosuksi maupun pendistribusian hasil produksi, dikarenakan pelabuhan umum yang ada tidak dapat melayani bongkar muat material khusus Batugamping. Berdasarkan hasil analisis kelayakan yang dilakukan dengan memasukkan berbagai parameter sensifitas diperoleh kegiatan pembangunan terminal khusus batugamping PT. Berlian Biduk Jaya prioritas tinggi dan secara ekonomis sangat mendukung kegiatan operasional. Oleh Karena itu, terminal khusus dimaksud adalah layak dan akan mendatangkan keuntungan bagi banyak pihak, baik untuk PT. Berian Biduk Jaya sendiri, masyarakat disekitar lokasi penambangan/terminal khusus, Pemerintah daerah, dan khususnya Desa Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Dengan demikian keberadaan Terminal khusus ini selayaknya harus dibangun oleh PT. Berlian Biduk Jaya. Realisasi besaran dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini akan dibahas dan diperhitungkan pada saat penyusunan SID dan Detail Engineering Design (DED) yang akan tertuang dalam Engineering Estimate (EE) dan akan digunakan sebagai pedoman dalam mengkaikulasikan perhitungan biaya pembangunan terminal khusus dimaksud. 4.2. Lingkungan Pengelolaan lingkungan akan dilaksanakan berpedoman pada dokumen studi lingkungan yang disusun oleh PT. Berlian Biduk Jaya, kajtan lingkungan yang dilakukan untuk menelaah rencana kegiatan secara detail terhadap desain Terminal khusus yang berpotensi dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Komponen rencana kegiatan dibagi dalam beberapa tahap yaitu Analisa Lingkungan pada saat pekerjaan prakonstruksi, konstruksi, dan pasca konsturuksi serta pada saat operasional maupun pemeliharaan. Sedangkan komponen lingkungan yang akan terkena dampak terdiri dari Komponen fisika, kimia, biologi, dan sosial budaya. Metode identifikasi dampak dilakukan dengan menelaah perubahan yang mungkin timbul tethadap komponen lingkungan yang disebabkan ada rencana kegiatan pembagunan dan operasional terminal khusus. Pemilahan dilakukan dengan pendekatan analisis keterkaitan, antara komponen kegiatan sebagai sumber dampak dan karakteristik Komponen lingkungan sebagai obyek yang terkena dampak, Rencana pengelolaan lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yang mencakup hidrologi, biota air, sosial, ekonomi, budaya akan disusun secara simultan dan dilakukan Bab 4. Elisinst Dibangun Terminal Khusus dan Aspek Lingkungan J 11 PT. BERLIAN BIDUK JAYA sosialisasi kepada Stakeholders, yang dilanjutkan dengan proses pembahasan dokumen oleh instansi berwenang, untuk mendapatkan pengesahian dari Dinas/instansi yang terkait, dalam hal ini Badan Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Daerah, Keputusan Bupati Bera untuk Amdal tambang dan UKL/UPL di lokasi rencana pembangunan Terminal Khusus, Sumber daya manusia kepelabuhan terminal khusus pertambangan batugamping PT. Berlian Biduk Jaya secara menyeluruh direncanakan sebanyak 20 orang yang terdiri dari Operational ‘Superintendant sebanyak 2 orang, Shift Supervisor sebanyak 3 orang, Master Operator sebanyak 4 orang, Operator pada masing-masing crew terdiri dari Control Room sebanyak 3 orang, Ship- Loader/Ship-Unloader sebanyak 3 orang, Deck Operator sebanyak 5 orang, Sumber daya manusia ‘terminal khusus pertambangan batugamping PT. Berlian Biduk Jaya secara detail dapat dilihat pada tabel berikut : . Tabel 4.1, Sumber Daya Manusia Pengelola Terminal Khusus “Ne. PosisiYang Diperlukan == Jumlah SDM (Orang) 1. Operation Superintendent 2 2. Shift Supervisor 3 3. Master Operator 4 4. Control Room 3 5, _ Shift-Loader/Ship-unloader 3 6. Deck Operator 5 Total 20 4.3, Keamanan dan Keselamatan Pelayaran Keselamatan alur pelayaran merupakan persyaratan angkutan di perairan dan di sekitar terminal keselamatan pelayaran untuk menjamin suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan terminal dan keselamatan pelayaran baik secara teknis maupun secara operasional. Menurut keputusan Menteri Perhubungan KM nomor 54 tahun 2002 keselamatan pelayaran dimaksudkan untuk mewujudkan keselamatan terminal dan keselamatan pelayaran, baik saat kapal berada di perairan menuju terminal, saat kapal melaksanakan aktifitas di dalam terminal, saat kapal berolah gerak di perairan terminal maupun saat bertolak dari terminal. Kegiatan keamanan dan keselamatan di area darat terminal didukung keamanan dan keselamatan yang jelas sehingga dapat terjamin semua kegiatan di area darat terminal, termasuk mendirikan pos penjagaan keamanan dan pengawasan; hal ini diaksudkan untuk mengontrol semua barang, kendaraan dan manusia yang keluar masuk ke lokasi terminal. Sementara itu, keselamatan pelayaran pada sisi perairan terminal merupakan aspek yang penting dalam mewujudkan terpenuhinya keselamatan palayaran di terminal yang bersangkutan. Kondisi keselamatan pelayaran dan terminal sangat dipengaruhi oleh kondisi sebagai berikut: a. Kondisi alam; [okasi, angin, ombak, arus, pasang surut, dan sedimentasi un Terminal Khusus dan Aspek Lingkungan ! 12 Bab 4, Efisiensi 1 PT. BERLIAN BIDUK JAYA b. Kondisi kelengkapan dan fungsi fasilitas terminal termasuk tempat sandar kapal, kolam puter, areal labuh, perairan untuk alur penghubungan dalam terminal, alur pelayaran, dan perairan khusus yang peru disediakan untuk mendukung kegiatan kepelabuhan. c. Kondisi fasilitas keselamatan pelayaran berupa rambu-rambu _laut/perairan, telekomunikasi, kapal tunda, kapal tambat dan kapal, yang berada di terminal guna menunjang operasional terminal. d._Kegiatan kapal hendak memasuki wilayah perairan terminal, kapal dipandu oleh rambu laut yang dapat berfungsi siang dan malam, serta arah kapal memasuki daerah perlambatan, daerah alur pelayaran serta melewati daerah yang perlu mendapatkan perhatian serius berupa tikungan dan daerah pendangkalan, kapal dipandu oleh kapal pandu, dan ketika kapal sandar di lokasi, dibantu kapal tunda dan kapal yang siap setiap saat. e. Guna pelaksanaan keselamatan terminal dan pelayaran, rutin diadakanpenilikan kegiatan lalu lintas kapal yang masuk dan keluar terminal, penilikan terhadap pemenuhan persyaratan kelautan kapal, penilikan pemanduan dan penundaan kapal serta penyediaan dan pemeliharaan alur pelayaran, pencegahan dan penanggulangan pencemaran perairan terminal, pengamanan dan penertiban dalam daerah wilayah perairan terminal guna menjamin kelancaran operasional palayaran. Dalam aturan yang sama struktur sarana prasarana keselamatan pelayaran: + Kedalaman perairan (alur, kolam) ~ _ Luas kolam yang cuku untuk olah gerak kapal - _ Sarana bantu navigasi pelayaran (SBNV) = _ Stasiun radio operasi pantai/alat komunikasi. - Kapal patroli 43.1, Alur Pelayaran ‘Alur pelayaran merupakan bagian dari perairan yang alami maupun buatan yang dari segi kedalaman, lebar dan keselamatan pelayaran lainnya dianggap aman untuk dilayari dan untuk memelihara alur pelayaran aspek penting yang harus diperhatikan : 1. Keselamatan berlayar 2. Kelestarian lingkungan 3. Penataan ruang yang konsisten dan terarah. 4.3.2. Kolam terminal Khusus Kolam terminal area kapal untuk bertambat dengan aman dan memudahkan untuk loading batugamping dari conveyor ke kapal. Kedalaman perairan di lokasi rencana Terminal Khusus mempunyai kedalaman yang bervariasi. Berdasarkan pengukuran di lapangan pada beberapa titik lokasi didapat kontur kedalaman perairan, dengan elevasi kedalaman perairan -5 sampai dengan -6,3 meter LWS. 4.3.3. Rencana Penempatan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran Untuk kepentingan keselamatan dan kelancaran berlayar pada perairan dapat ditetapkan sistem rute yang meliputi 1. Skema pemisah lalu lintas 2. Rute dua arah 3. Garis haluan yang dianjurkan ngan #13 sail - er ~ ae - = PT, BERLIAN BIDUK JAVA 4. Rute air dalam 5. Daerah yang harus dihindari 6. Daerah lalulintas pedalaman 7. Daerah kewaspadaan Penetapan sistem rute diatas didasarkan pada 1. Kondisi alur pelayaran 2. Pertimbangan kepadatan lalu lintas 3, Keadaan cuaca. Untuk menjaga keamanan dan keselamatan pelayaran, pada beberapa titik lokasi akan dipasang rambu-rambu, secara khusus di daerah pembangunan terminal dan di daerah operasional terminal khusus, sedangkan rambu lain akan dipasang sesuai situasi dan kondisi lapangan yang dalam pelaksanaannya akan berkoordinasi dengan Distrik Navigasi dan Dinas/instanst terkait. Jenis dan sistem rambu antara lain : 1. Menara suar Rambu suar Pelampung suar (light buoy): SBNP terapung, dengan spesifikasi: = Tanda khusus (Spesial Mark), penanda daerah administrasi, atau area kecepatan yang dibatasi. - Tanda zona perairan aman (Safe water mark), penanda daerah perairan yang aman dilatui kapal. - Tanda zona berbahaya (Isolated Danger mark), penanda daerah yang berbahaya untuk ditalui kapal. - Tanda lateral (Lateral Mark), penanda jalur palayaran atau selat. = Tanda cardinal (Cardinal Mark), penanda jalur aman yang dapat dilalui pada daerah yang berbahaya. Identifikasi dari rambu-rambu ini berdasarkan warna dan bentuk pada ujung rambu. Bab 4. Efisiensi Dibangun Terminal Khusus dan Aspek Lingkungan { 14 BABS HIDRO-OSEANOGRAFI 5.1. Lokasi Survey Survey aspek hidrooseanografi yang terdiri dari arus, pasang surut (Pasut) dan kedalaman perairan dilakukan disekitar lokasi rencana pembangunan terminal khusus (tersus) batugamping PT. Berlian Biduk Jaya yang terletak di Desa Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur dengan koordinat daerah penelitian sebagai berikut : Tabel 5.1, Koordinat Area Penyelidikan Hidro-Oseanografi 1 118° 50° 13.32" BT 1° 423.03" LU 2 118° 50' 28.74" BT 1° 4" 23.03" LU 3 118° 50° 28.74" BT 1° 4'09.73" LU 4 118° 50" 13.32" BT 1409.73" LU Desa Teluk Sumbang secara geografis berada di pesisir bagian ujung timur dari Kabupaten Berau dan juga berada di bagian paling timur dari Pulau Kalimantan. Sisi darat dari rencana lokasi pembangunan terminal khusus ini tersusun oleh batuan gamping sangat keras atau disebut batuan koral yang tertutup oleh soil tipis kurang dari 1 meter. Vegetasi yang menutupi lokasi ini terdiri da berbagai tanaman gulma dan pohon tanaman keras dengan diameter terbesar sekitar 20 cm dan tinggi maksimal sekitar 3 meter. Garis pantai (Coast Line) merupakan batas tajam sisi daratan dengan kemiringan terjal yang berbatasan langsung dengan sisi laut sehingga tidak nampak dataran pantai landai di bagian garis pantai ini: Lokasi survei hidro-oseanografi terletak pada sisi laut di depan dan sekitar lokasi terminal khusus batugamping PT. Berlian Biduk Jaya yang akan dibangun. Lingkungan ekosistem faut dari agian sisi laut rencana terminal khusus ini merupakan perairan dalam dengan kelerengan sangat miring lebih dari 15% (kelas kemiringan lereng pantal berdasarkan Zuidam (1989) dengan hampir tidak nampak batas daerah pasang surut (intertidal zone) dimana pada bagian foreshore yang berada diatas air pada saat pasang surut dan daerah daerah yang berada di bawah air pada saat pasang naik tidak terlalu nampak dikarenakan kemiringan yang cukup tajam di batas ¢: sedimentasi atau pendangkalan tidak terlalu tinggi dengan kondisi berbatu atau berpasir kasar. pantainya dan laju Dalam klasifikesi Shepard (1948) yang berdasarkan pendekatan secara ganesa pembentukan pantai, lokasi ini termasuk dalam klasifikasi Pantai Sekunder dengan Stadia Dewasa yang dihasilkan oleh proses asal laut (marine agencies). Sebagian cirikhas pantai Sekunder ini adalah terjal lurus karena erosi gelombang dengan batuan yang homogen dan dijumpai suatu dataran (wave Cut Bench). Cirikhas lain adalah pantai yang berliku dan terdapat teluk kecil karena erosi gelombang yang mungkin diakibatkan oleh batuan yang tidak homogen atau akibat struktur geologi yang mempengaruhi. Gambar 5.1. Kondisi daratan, pantai, dan laut Kampung Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-biduk, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Inset Lokasi Pengukuran Batimetri). Kemiringan lereng pantai dan distribusi sedimen merupakan bagian dari geomorfologi pantal dan menjadi indikator dinamika pantai. Menurut Komar (1983) dan Kalay (2008) keberadaan kemiringan lereng pantai dan distribusi sedimen sebagai penutup dasar perairan menggambarkan kestabilan garis pantal. Kemiringan pantai berhubungan dengan dominansi dan sebaran sedimen, Perubahan geomorfologi pantai akibat dinamika kemiringan lereng dan distribusi sedimen menyebabkan terjadinya abrasi maupun akresi pada pantai. Menurut Triatmodjo (1999) perubahan bentuk pantai merupakan respons dinamis alami pantai terhadap laut. Apabila proses tersebut berlangsung terus-menerus tanpa ada faktor penghambat, maka akan terbentuk suatu kesetimbangan pantai. Selanjutnya menurut Diposaptono (2004) dalam skala waktu dan ruang luas daratan, besaran energi eksternal dan daya tahan material penyusun pantai akan menentukan apakah pantai tersebut akan stabil ataukah mengalami perubahan. Menurut Mahfudz (2012) dalam Basalamah (2015) umumnya morfologi dan tipe pantai sangat ditentukan oleh intensitas, frekuensi dan kekuatan energi yang menerpa pantai tersebut. Daerah yang berenergi rendah, biasanya landai, bersedimen pasir halus atau lumpur, sedangkan yang terkena energi berkekuatan tinggi biasanya terjal, berbatu atau berpasir kasar. | \ | | \| | | | | SIS! DARAT } | a | Wpetagfart” tlasPengamatn sist LAUT Gamb2r 5.2. Sketsa Lokasi Pengukuran Pasang Surut (Pasut) dan Arus Air 5.2. Pengukuran Arus Pengukuran aspek hidro-oseanografi arus perairan merupakan satu siantara fakttor penting yang dapat dijadikan pertimbangan dalam perencanaan suatu kegiatan. Arus merupakan bagian dari hidrooseanografi yang dapat menyebabkan erosi daratan pantai. Terkait dengan rencana pembangunan terminal khusus, arus mempunyai pengaruh penting dalam rencana penempatan posisi tiang pancang agar dapat diperhitungkan gaya yang akan ditimbulkan. 5.2.1, Metode Pengukuran Arus Pengukuran arus dilakukan di sekitar lokasi terminal khusus Batubara PT. Berlian Biduk Jaya di Desa Teluk Sumbang. Waktu dan titik koordinat lokasi pengukuran arus dapat dilihat pada tabel berikut: 7 Tabel 5.2. Kedalaman Alat Ukur, Waktu dan Titik Koordinat Pengukuran Arus di Sekitar Lokasi Terminal Khusus PT. Berian Biduk Jaya, di Desa Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Kedalaman Ukur ‘Waktu Ukur Koordinat (Lat/Long) 5,0 meter 10/09/2017 - 8/10/2017 01°04" 16,08" LU ‘118° 50" 20,18” BT {00.00-23.00) Teknik pengukuran arus dilakukan dengan menurunkan alat sesuai dengan kedalaman parairan yang diukur. Baling-baling (Impeller) alat pengukur arus (Current meter) secara otomatis akan menghadap datangnya arus air. Tiga bagian kolom perairan yang diukur yaitu permukaan, bagian tengah, dan bagian dasar perairan. Alat ukur arus yang digunakan adalah Braystoke BFMOO1 Current Flow Meter. ‘Antara waktu dan jumiah putaran baling-baling yang terukur oleh Control Unit merupkan nilai “" dimana nillai “n” tersebut diperoleh dari persamaan berikut : 'ulse Count/Time in Second Selanjutnya untuk memperoleh kecapatan arus air (velocity m/sec) dari nilai “n” (revs/sec) berpedoman pada tabel kalibrasi alat ukur arus BFMO001 (Calibration Chart for BFMO01 Current Flow Meter), dimana nilai “n” pada tabel kalibrasi berada di sebelah kiri, sedangkan angka desimal kedua berada di baris atas tabel. Dengan membaca secara silang angka desimal pertama dan angka desimal kedua, maka diperoleh angka kecepatan arusnya (m/det), Gambar 5.3. Peralatan Pengukur Arus Current Meter Valeport 5.2.2. Hasil Pengukuran Kecepatan Arus Pengamatan dan pengukuran kecepatan arus dilakukan di lokasi sounding, kurang lebih S00 meter. Berdasarkan hasil pengamatan, secara keseluruhan kecapatan arus berkisar antara 0,03 m/det sampai dengan 0,4 m/det atau dari air yang hampir tidak bergerak hingga memiliki kecepatan arus dengan katagori sedang dengan arah arus dominan disaat pasang adalah Utara/Timur-Laut dan disaat Surut Selatan/Barat-Daya. (Lihat laporan Survey Hidro-Oseanografi). Kekuatan arus hasi! pengukuran di lokasi rencana terminal khusus adalah antara leah hingga sedang yang disebabkan karena pada saat pengukuran dilakukan pada waktu pasang konda, dimana naik turunnya permukaan laut tidak berbeda signifikan dimana pada saat surut tidak terlalu rendah dan pada saat pasang tidak terlalu tinggi, sehingga rentang pasang surut tidak terlalu besar dan keadaan ini berpengaruh terhadap kekuatan arus maka oleh karena itu hasil pengukuran kecepatan arus termasuk katagori lermah hingga sedang Kecepatan arus akan meningkat sesuai dengan permulaan pasang naik dan pasang surut dan akan melemah di saat mendekati puncak pasang naik ataupun pasang surut. Dari hasil pengamatan didapatkan rata-rata kecepatan arus sebagai berikut baik karena pasang surut dominan ataupun pasang surut tidak dominan yang diambil dari rata pengamatan selama 29 hari pada jam tertentu selama 24 jam. Tabel 5.3. Kecepatan Arus rata-rata dalam 24 jam selama 29 hari pengamatan Tidal Current 7 Direct. Sped (m/s) 00:00 161 0.10 01:00 196 0.09 02:00 123 0.10 03:00 133 0.10 04:00 12 oat 180 0.09 180 0.10 1st 0.10 14s 0.10 148, O41 167 0.03 228 0.03 257 0.10 226 0.10 21s 010 183 0.08 182 0.09 192 0.12 206 0.08 184 0.09 161 0.10 199 0.07 143 0.03 | 152 0.10 BREEEEESEEEE SEEESESPPELE wo oo 00 |s00|s00 | rr | ero |s00 | oo | evo | soo ‘oro | z0 | 100 | sto |s00 | s00 | s00 | 00 | soo oro | ave} s00 | x20 | z00 | coo] ro | soo | exo ora |900| sro | 600 |600| 200 | zro| 200 | avo 60 |0]s00 | s00 | s00| «0 600 190 | avo 600 | 10] 600 |s00|00| s00 | s00| 990 | wo to |ez0| 200 | v0 |s00| ro | sro 200 | soo oro | szo}zr0 | z00 | z00 | sro | so0 | 100 | coo oro |scoeo0 | sco | eva | evo |sro| sro | so0 oro sre | e00 | v0 oo sro s00 | soo tro s00| r0 | <00 oro. ero | soo | oo «x0 [oro|sro| 1r0|s00] s00 | 900] soo | 200 oro _|sv0| 100 | ero | 270 | tr | soo | x00 | 200 stetstsi+t[eteir =o quae Gambar 5.4, Kecepatan Arus Rata dalam 29 hari pengamatan GRAFIK KECEPATAN DAN ARAH ARUS UMUM. GRAFIK KECEPATAN DAN ARAH ARUS PASANG SURUT 360° iy Mi 180° Gambar 5.5. Grafik Kecepatan dan Arah Arus Air 5.3. Pasang Surut (Tides) Pasang surut merupakan pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda astronomi dan terutama oleh Matahari, Bulan, dan Bumi. Puncak pasang tinggi dan lembah pasang rendah dan perbedaan vertikal antara keduanya disebut rentang Pasang Surut (Tidal Range}. Pasang purnama (Spring Tide) rerjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat ini akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama. Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan, dan matahari membentuk sudut tegak lurus, Pada saat ini akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah yang tinggi. Pasang surut perban! ini terjadi pada saat bulan % dan %. Tipe Pasang Surut ditentukan oleh frekuensi air pasang dengan surut setiap harinya. Hal ini disebabkan perbedaan respon setiap lokasi terhadap gaya pembangkit pasang surut. Jika perairan mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu harl, maka dikatakan memilki tipe pasang surut harian tunggal (diurnal tides), namun jika terjadi dua kali pasang surut dalam sehari maka disebut tipe harian ganda (semidiurnal tides). Tipe pasang surut lainnya adalah tipe peralihan antara tipe tunggal dan ganda dan disebut dengan tipe Campuran (mixed tides). Tipe campuran dibagi ‘menjadi dua bgian yaitu tipe campuran dominasi ganda dan tipe campuran dominasi tunggal. Tipe pasang surut juga dapat ditentukan berdasarkan bilangan Formzal (F) yang dinyatakan dalam bentuk : F = [A(O,) + A(K:)/[A(Mz) + A(S,)} Dimana F Bilangan Formzal AK, Amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari. AQ, = Amplitude komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan gaya tarik bulan AM, = Amplitude komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan gaya tarik bulan AS, ‘Amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan gaya tarik matahari Dengan ketentuan F<0,25 Pasang surut tipe ganda (semi-diurnal tides) 0,25

You might also like