You are on page 1of 7

Jurnal Analogi Hukum, 5 (1) (2023), 48–54

Jurnal Analogi Hukum


Journal Homepage: https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/analogihukum

Sengketa Plagiasi Merek Dagang


antara Ms Glow dan Ps Glow
Ni Wayan Sukalandari*, I Nyoman Putu Budiartha, dan Putu Ayu Sriasih Wesna

Universitas Warmadewa, Denpasar-Bali, Indonesia


*E-mail: sukalandarisukalandari@gmail.com
How To Cite:
Sukalandari, N, W., Budiartha, I, N, P., Sriasih Wesna, P, A. (2023). Sengketa Plagiasi Merek Dagang antara Ms Glow dan Ps Glow Jurnal
Analogi Hukum. 5 (1). 48–54. Doi: https://doi.org/10.22225/ah.4.3.2022. 48–54

Abstract—Brand is an identifier that is used as a differentiator between one product and another product
specifically. Along with the development of technology and information, there have been many disputes related
to brands. Like the MS GLOW and PS GLOW disputes, the brand is involved in a brand plagiarism dispute.
Therefore, how to resolve trademark disputes between MS GLOW and PS GLOW? And what are the legal
protection efforts for the MS GLOW and PS GLOW registered trademarks in the process of trading goods in
Indonesia? The method used in this research is normative juridical and statutory approach, case approach,
then conceptual approach. Where the results of this study are that this dispute resolution was carried out in
two Commercial Courts. The lawsuit at the Medan PN Niaga was won by MS GLOW, while the lawsuit at the
PN Niaga Surabaya was won by PS GLOW. The verdict at the PN Niaga Surabaya found that the MS GLOW
brand used was not in line with the registered brand class. The first to file system is a preventive legal
protection effort, while repressive legal remedies are given through the application of criminal sanctions.

Keywords: Disputes, Trademarks, MS GLOW, PS GLOW

Abstrak—Merek adalah tanda pengenal yang digunakan sebagai pembeda antara satu produk terhadap produk
lain secara spesifik. Seiring perkembangan teknologi dan informasi, justru terjadi banyak sengketa terkait
merek. Seperti sengketa MS GLOW dan PS GLOW, merek tersebut terlibat sengketa plagiasi merek. Oleh
karena itu, bagaimana penyelesaian persengketaan merek dagang di antara MS GLOW dan PS GLOW? Serta
bagaimana upaya perlindungan hukum terhadap merek dagang terdaftar MS GLOW dan PS GLOW dalam
proses perdagangan barang di Indonesia? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif
dan berpendekatan perundang-undangan, pendekatan kasus, kemudian pendekatan konseptual. Dimana hasil
dari penelitian ini adalah penyelesaian sengketa ini dilakukan di dua Pengadilan Niaga. Gugatan di PN Niaga
Medan dimenangkan oleh MS GLOW, sedangkan gugatan di PN Niaga Surabaya dimenangkan oleh PS
GLOW. Putusan di PN Niaga Surabaya diketahui bahwa merek MS GLOW yang dipakai tidak sejalan
terhadap kelas merek yang terdaftarkan. First to file system merupakan suatu usaha perlindungan hukum
preventif, sedangkan upaya hukum represif diberikan melalui penerapan sanksi pidana.
Kata Kunci: Sengketa, Merek Dagang, MS GLOW, PS teknologi tidak sekadar meliputi scientific
GLOW. knowledge, namun pula pengetahuan organisasi
ataupun perbisnisan. Teknologi dan informasi
1. Pendahuluan yang semakin berkembang mampu memberikan
banyak implikasi positif untuk warga. Majunya
Perkembangan revolusi industri 4.0 teknologi maupun informasi ini pula salah
mencapai 5.0, kemajuan teknologi dan satunya berpengaruh ke sektor perekonomian.
informasi berkembang pesat di tengah-tengah Majunya iptek sangat memberi peranan untuk
masyarakat. Teknologi bersumbangsih dalam pertumbuhan perusahaan. Masyarakat dapat
menciptakan tiap langkah yang meliputi memproduksi atau menghasilkan barang dan
aktivitas merencanakan, mengorganisasikan, jasa dengan memanfaatkan teknologi dan
mengoperasikan perusahaan; sehingga,
Jurnal Analogi Hukum, Volume 5, Nomor 1, 2023. CC-BY-SA 4.0 License
48
Sengketa Plagiasi Merek Dagang antara
Ms Glow dan Ps Glow Pola

informasi. Produk maupun layanan yang hal melangar hukum bahkan lebih jelasnya lagi
dihasilkan oleh masyarakat tersebut merupakan kepentingan umum maupun pribadi bisa
sebuah karya yang lahir dari intelektual yang dilakukan suatu tindakan terhadap peniruan
dimiliki oleh masing-masing individu. merek yang terdaftar
Kemampuan individu tersebut dalam
menghasilkan sebuah karya, kemudian Sengketa adanya dugaan plagiasi pada dua
menimbulkan HAKI (Hak Kekayaan produk kecantikan, yakni PT Kosmetika Global
Intelektual). HAKI yang dihasilkan, yaitu Indonesia (PKGI) kemudian ada PT Kosmetika
berupa merek dari barang atau jasa yang Cantik Indonesia (PKCI) punya Shandy
diproduksinya. Merek sendiri memiliki nilai menghasilkan merek MS GLOW dengan PT
ekonomis yang sangat tinggi. Pstore Glow Bersinar Indonesia (PGBI) punya
Putra Siregar menciptakan merek PS GLOW.
Di tengah kemajuan teknologi dan Pada tanggal 15 Maret 2022, Shandy
informasi serta banyaknya karya-karya Purnamasari merupakan pemilik merek dagang
dihasilkan oleh manusia, tidak jarang orang - MS GLOW, melakukan pengajuan penggugatan
orang menciptakan suatu merek tanpa kepada Putra Siregar sebagai pihak yang
memperhatikan ketentuan hukum yang berlaku. memiliki merek dagang PS GLOW pada
Sehingga banyak terjadi pelanggaran terkait Pengadilan Niaga Medan serta teregistrasi
dengan merek dan banyak pula pihak yang bernomor perkara 2/Pdt.Sus-
dirugikan. Setiap orang yang ingin menciptakan HKI/Merek/2022/PN Niaga Mdn. Shandy
suatu merek baru, tentunya harus paham dan Purnamasari mengajukan gugatan kepada Putra
mengetahui tentang pengaturan atau ketentuan Siregar atas dugaan adanya kesamaan atau
UU yang ditetapkan pada negara Indonesia peniruan merek dagang PS GLOW terhadap
mengenaimerek, sehingga dapat meminimalisir MS GLOW. Pihak Putra Siregar selaku pemilik
kerugian jika terjadi sengketa dikemudian hari. PS GLOW tidak ingin kalah terkait perihal ini,
Merek ialahpenanda yang mana benda khusus kemudian melakukan pengajuan penggugatan
dipribadikan, alhasil bisa terdapat pembeda balik terhadap MS GLOW di Pengadilan Niaga
terhadap bendalainnya yang serupa Sutjipto, Surabaya, pada tanggal 12 April 2022,
(1984). bernomor perkara 2/Pdt.Sus-
Permasalahan yang sering dihadapi oleh HKI/Merek/2022/PN Niaga Sby. Tujuan dari
pengusaha, yaitu plagiasi terhadap merek penelitian ini adalah untuk mengetahui cara
produk atau jasa yang dimilikinya. Plagiasi penyelesaian plagiasi merk dagang dan upaya
merupakan tindakan menjiplak, mengambil, perlindungan hukum apa saja yang di dapat.
meniru baik sebagian atau seluruhnya terhadap
karya seseorang tanpa izin dari pemilik karya 2. Metode
dan mencantumkan sebagai hasil karyanya Metode yang diterapkan pada riset yaitu
sendiri. Plagiasi tersebut sering menimbulkan bermetodekan riset yuridis normatif. Penelitian
permasalahan antar Merek atau perusahaan Yuridis Normatif digunakan karena dalam
yang berujung di Pengadilan. Ada beberapa permasalahan yang diangkat terjadi
penelitian yang meneliti hal serupa, pertama ketidakjelasan antara norma terhadap perilaku
penelitian dari Denny, (2022) penelitiannya masyarakat, dalam hal ini yaitu terjadinya
berjudul penyelesaian sengketa merek di ketidaksesuaian antara norma yang berlaku
Indonesia: studi putusan, dimana hasil dari dengan pendaftaran merek dan penggolongan
penelitiannya menunjukan bahwa sengketa jenis merek. Pendekatan masalah yang dipakai
antara PT. Gudang Garam dan PT. Gudang pada riset berikut ialah berpendekatan
Baru, Pengadilan Niaga Surabaya memutus perundang-undangan (statute approach), yakni
bahwa PT. Gudang Baru telah melanggar Pasal pendekatan yang dilaksanakan melalui cara
21 Ayat 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2016 penelaahan aturan UU yang berhubungan
sehingga menyatakan merek Gudang Baru terhadap isu ataupun masalah hukum yang
memiliki kesamaan dengan merek Gudang diatasi. Pendekatan kasus (case approach), yaitu
Garam yang merupakan merek terkenal. dilaksanakan melalui cara pembangunan
Yang kedua penelitian dari Muhammad Iqbal argumentasi hukum kepada kasus yang terjalin
Nugroho, (2022) yang berjudul plagiarisme dan mencarikan kebenaran ataupun nilai
dalam merek dagang dan mekanisme (solusi) kepada kejadian hukum yang diatasi
penyelesaiannya melalui alternatif penyelesaian sejalan terhadap prinsip berkeadilan. Dalam
sengketa, dimana hasil penelitiannya bahwa pendekatan kasus ini penulis juga menelaah
hukum repsif sudah jelas memiliki tujuan untuk kepada putusan peradilan yang telah
dapat di selesaikan sengketa menyangkut mempunyai kekuatan hukum tetap kemudian
penetapan yang berbentuk sanksi hukum dalam mengkaji terkait dengan pertimbangan Hakim
hingga pada putusan yang digunakan untuk

Jurnal Analogi Hukum, Volume 5, Nomor 1, 2022. CC-BY-SA 4.0


4
Sengketa Plagiasi Merek Dagang antara
Ms Glow dan Ps Glow Pola

memecahkan permasalahan hukum yang


diatasi. Pendekatan konseptual (conceptual
Sementara PS GLOW didirikan saat tahun
approach),yakni dilaksanakan melalui metode 2021 dan terdaftar di Direktorat Hak
penelaahan ataupun pemberian perspektif Kekayaan Atas Intelektual pada tahun yang
kepada penuntasan masalah yang diamati sama. Kasus sengketa ini kemudian
melalui konsep hukum yang melatarbelakangi berlanjut sampai ke Pengadilan.
ataupun diamati melalui nilai yang dikandung Sengketa ini melewati dua (2) proses
pada norma atau peraturan, untuk memahami peradilan di Pengadilan Negeri Niaga yang
apakah suatu UU sudah sejalan terhadap konsep berbeda. Gugatan pertama diajukan oleh
hukum yang melandasinya, serta dikaitkan pihak MS GLOW atas dugaan adanya
dengan praktik pelaksanaan yang menyangkut plagiasi atau peniruan oleh pihak PS GLOW
permasalahan yang diangkat. Sumber bahan di Pengadilan Negeri Niaga Medan yang
hukum utama yang dipergunakan, yakni UU
No. 20 Tahun 2016 mengenai Merek dan
teregistrasi bernomor perkara 2/Pdt.Sus-
Indikasi Geografis dan ditunjang dengan HKI/Merek/2022/PN Niaga Mdn. Dalam
beberapa sumber bahan hukum lainnya seperti gugatannya Shandy Purnamasari menuntut
jurnal dan buku. Teknik pengumpulan bahan penarikan merek milik Putra Siregar yang
hukum dilakukan dengan cara mencatat, mempunyai persamaan intinya kepada
mengutip, dan meringkas informasi yang merek MS GLOW, diantaranya: PS GLOW,
didapatkan, kemudian dianalisis kembali PSTORE GLOW, PS GLOW MEN,
dengan cara reduksi data, yaitu memasukkan PSTORE GLOW MEN dan PS GLOW
bahan hukum yang dianggap penting, FOR MEN
menafsirkan, untuk kemudian membuat Serta, Shandy Purnamasari menuntut
kesimpulan dari hasil penelitian tersebut. adanya ganti rugi sejumlah Rp.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 60.000.000.000,00- (enam puluh miliar
rupiah). Kasus ini tidak berhenti sampai
disini, selanjutnya Putra Siregar mengajukan
3.1 Penyelesaian Sengketa Merek Dagang gugatan balik kepada pihak Shandy
MS GLOW dan PS GLOW Purnasari di Pengadilan Negeri Niaga
3.1.1 Fakta Hukum
Surabaya dan terdaftar dengan perkara
Nomor 2/Pdt.Sus-HKI/Merek/2022/PN
Kasus persengketaan merek dagang di Niaga Sby. Dalam gugatan ini Putra Siregar
antara MS GLOW dan PS GLOW berawal juga menuntut Shandy Purnamasari atas
dari adanya keingintahuan Putra Siregar adanya tindakan tanpa hak melawan hukum.
mengenai usaha milik Shandy Purnamasari,
yaitu MS GLOW. Tanpa memiliki rasa 3.2 Analisis Kasus Terhadap
curiga, Shandy Purnamasari mengenalkan Penyelesaian Sengketa Merek Antara MS
kepada Putra Siregar bagaimana proses GLOW dan PS GLOW
produksi hingga pemasaran dari produk Dalam sengketa ini, kedua gugatan
kecantikan miliknya. Akan tetapi, berselang yang diajukan oleh pihak MS GLOW dan
beberapa bulan kemudian, Putra Siregar dan PS GLOW menghasilkan putusan akhir
Istrinya justru mendirikan sebuah merek yang berbeda. Pada gugatan yang diajukan
dagang dengan nama PS GLOW. PS di Pengadilan Negeri Niaga Medan
merupakan singkatan dari namanya sendiri. dimenangkan oleh pihak Shandy
PS GLOW juga turut memproduksi berbagai Purnamasari atau MS GLOW. Hakim
macam produk kecantikan sama halnya menyatakan bahwa memang benar Shandy
seperti MS GLOW. Selanjutnya, hal inilah Purnamasari merupakan pihak pertama yang
yang memicu adanya dugaan plagiasi dari menggunakan dan mendaftarkan merek
pihak PS GLOW terhadap MS GLOW. dagang MS GLOW di Direktorat Hak
Selain dari nama merek yang hampir sama Kekayaan Atas Intelektual. Selanjutnya,
serta produk yang diproduksi, akan tetapi dalam hal ini juga dijelaskan bahwa
pembungkus atau packaging produk dari memang benar adanya kesamaan pokok
kedua merek dagang tersebut mempunyai antara merek dagang MS GLOW dan PS
kemiripan. MS GLOW sendiri berdiri tahun GLOW. Dengan itu, pada putusan di
2013 dan teregistrasi dalam Direktorat Hak Pengadilan Negeri Niaga Medan pihak PS
Kekayaan Atas Intelektual saat 2016. GLOW dihukum untuk menyatakan batal

Jurnal Analogi Hukum, Volume 5, Nomor 1, 2022. CC-BY-SA 4.0


5
Sengketa Plagiasi Merek Dagang antara
Ms Glow dan Ps Glow Pola

pendaftaran merek dan mencoret merek MS GLOW saja pada produk-produk


terdaftar PS GLOW dan turunannya. skincare yang diproduksinya tanpa
Namun, nyatanya kasus ini tidak mencantumkan “For Cantik Skincare”. Hal
berhenti sampai disini. Karena tidak ini tentu saja bertentangan terhadap
berselang lama pihak Putra Siregar kebijakan BPOM (Badan Pengawas Obat
melakukan penggugatan balik dalam PN dan Makanan), dimana penggunaan merek
Niaga Surabaya yang teregistrasi bernomor pada produk yang diproduksi harus sesuai
perkara 2/Pdt.Sus-HKI/Merek/2022/PN dengan produk yang terdaftarkan dalam
Niaga Sby, terkait hal ini pihak Putra Dirjen Hak Atas Kekayaan Intelektual.
Siregar mengklaim bahwa Shandy Dari penjelasan tersebut dapat dipahami
Purnamasari telah melakukan perbuatan bahwa penggunaan merek dalam barang
tanpa hak melawan hukum dengan yang diproduksi harus sesuai dengan merek
memproduksi suatu produk kecantikan yang terdaftar dan sesuai dengan jenis kelas
menggunakan merek dagang MS GLOW. merek tersebut. Hal ini dilakukan untuk
Sebelum kasus ini berlanjut sampai ke dapat memberikan kepastian hukum tidak
putusan akhir, kedua belah pihak juga telah hanya bagi pemilik merek. Akan tetapi juga
melakukan proses mediasi. Dalam mediasi untuk memberikan kepastian, jaminan, serta
tersebut pihak MS GLOW meminta ganti keamanan bagi masyarakat sebagai
rugi sejumlah Rp. 60.000.000.000,00,- konsumen. Selanjutnya, pihak Shandy
(enam puluh miliar rupiah) kepada pihak PS Purnamasari selaku pemilik MS GLOW
GLOW. Akan tetapi dari pihak PS GLOW dihukum untuk melakukan pembayaran
tidak menyanggupi permintaan tersebut, dan ganti rugi terhadap pihak PS GLOW
hanya mengajukan permintaan maaf kepada sejumlah Rp.37.990.726.332,- (tiga puluh
pihak MS GLOW. Sehingga mediasi tujuh milyar sembilan ratus sembilan puluh
tersebut tidak menemukan solusi maupun juta tujuh ratus dua puluh enam ribu tiga
jalan keluar terhadap sengketa antara kedua ratus tiga puluh dua rupiah). Hal ini
belah pihak. diberikan sebagai bentuk
Dengan gagalnya proses mediasi antara pertanggungjawaban atas kerugian materiil
pihak MS GLOW dan PS GLOW, hingga maupun immateriil.
akhirnya keluarlah putusan dari Pengadilan 3.3 Upaya Perlindungan Hukum
Negeri Niaga Surabaya yang hasil Terhadap Merek Dagang MS GLOW dan
putusannya berbanding terbalik dengan PS GLOW
putusan sebelumnya di Pengadilan Negeri 3.2.1 First to File System dalam Pendaftaran
Niaga Medan. Gugatan ini dimenangkan Merek Dagang
oleh pihak Putra Siregar yang terbukti benar Permohonan pendaftaran merek di
secara hukum sebagai pemegang dan Indonesia dilakukan terlebih dahulu dengan
pemilik hak eksklusif atas merek dagang PS melengkapi beberapa persyaratan untuk
GLOW. kemudian dilakukan proses pendaftaran di
Pada putusan di Pengadilan Negeri Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Atas
Niaga Surabaya inilah kemudian ditemukan Intelektual. Permohonan berikut perlu
bahwa adanya pelanggaran atau perbuatan dilakukan pengujian yang beritikad baik
tanpa hak melawan hukum yang dilakukan (good faith) Jened, Rahmi, (2017). Setelah
oleh pihak Shandy Purnamasari selaku dilakukannya proses pengumuman dan
pemilik merek dagang MS GLOW. Setelah dianggap telah memenuhi persyaratan secara
dilakukan penelusuran terkait dengan merek administratif, maka akan dilakukan
MS GLOW, yang menyebabkan pihak pemeriksaan secara substantif. Dalam hal
Shandy Purnamasari kalah, dikarenakan pemeriksaan secara substantif, para pihak
ternyata merek MS GLOW yang teregistrasi yang merasa keberatan maupun dirugikan
berada dalam kelas 32, yaitu kelas minuman atas pengumuman ditetapkannya suatu
serbuk instan. Sedangkan merek yang merek tertentu dapat menyatakan keberatan.
terdaftar di kelas 3, yaitu kelas produk Selanjutnya, pihak yang melakukan
kecantikan atau kosmetik adalah merek permohonan registrasi merek diberikan hak
dagang “MS GLOW For Cantik Skincare”. penyanggahan atas pernyataan keberatan
Akan tetapi selama ini Shandy Purnamasari tersebut.
hanya menggunakan atau mencantumkan

Jurnal Analogi Hukum, Volume 5, Nomor 1, 2022. CC-BY-SA 4.0


5
Sengketa Plagiasi Merek Dagang antara
Ms Glow dan Ps Glow Pola

Apabila proses pengecekan secara Pemilik merek dapat memperoleh


substantif tersebut telah tuntas, selanjutnya perlindungan hukum dari negara dan
merek dicatatkan dalam Daftar Umum memastikan penggunaan mereknya secara
Merek. Sehingga dalam hal ini pihak yang eksklusif untuk jangka waktu tertentu
melakukan permohonan pendaftaran merek dengan mendaftarkannya (Indirani waudan,
memperoleh sertifikat merek yang 2006, 25). Ketika pemilik merek dagang
merupakan tanda pembuktian sah selaku mendaftarkan logo mereka ke Direktorat
pemilik merek yang telah diberikan hak Hak Kekayaan Intelektual, mereka diberikan
eksklusif oleh Negara untuk menggunakan perlindungan hukum yang diberikan kepada
merek terdaftar tersebut. Selain itu, sertifikat merek dagang lain. Adapun jenis-jenis
merek yang merupakan pedoman bisa perlindungan hukum terhadap merek dagang
memberi bukti kepunyaan hak atas merek terdaftar di Indonesia, yaitu Perlindungan
secara formil Betlehn, A, Samosir, (2018). Hukum Preventif
Hak eksklusif atas merek diberikan dalam Perlindungan hukum preventif adalah
berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun serta proteksi hukum yang diserahkan dari
bisa dilakukan perpanjangan lagi setiap 10 pemerintah kepada pemilik merek sebelum
(sepuluh) tahun sekali, sehingga dalam hal terjadinya sengketa atau pelanggaran hukum
ini, mengatur bahwa pihak yang telah terkait dengan merek. Perlindungan hukum
melakukan pendaftaran merek lah yang preventif terkait perihal ini diberikan oleh
kemudian berhak untuk menggunakan pemerintah melalui pendaftaran merek.
sendiri merek tersebut. Namun disinilah Dalam hal pendaftaran merek pendaftar
kemudian letak kekeliruan terhadap pertama adalah pendaftar yang berhak
penerapan salah satu sistem pada UU menggunakan atau memiliki hak eksklusif
mengenai pendaftaran merek dalam negara atas merek (first to file system) yang
Indonesia. Dalam UU No. 20 Tahun 2016 dilaksanakan dengan beritikad baik. Itikad
Tentang Merek dan Indikasi Geografis baik terkait perihal ini memiliki pengertian
menjalankan sistem konstitutif yang bahwa merek yang didaftarkan merupakan
menganut prinsip first to file system. hasil ide atau karyanya sendiri tanpa
Sistem konstitutif menyatakan melakukan plagiasi terhadap ide atau karya
bahwasanya pihak yang berwenang atas orang lain, serta tidak berlawanan terhadap
merek tertentu adalah pihak yang sudah persyaratan yang sudah digariskan oleh UU.
mendaftarkan merek itu di Direktorat Hak Di tengah kemajuan teknologi dan
Kekayaan Atas Intelektual. Jadi, melalui informasi, sosialisasi mengenai pentingnya
pendaftaranlah kemudian melahirkan suatu pendaftaran merek guna mendapatkan
hak atas merek. Sistem konstitutif kemudian perlindungan hukum perlu disebarluaskan
menganut prinsip first to file system. First to kepada masyarakat. Karena, dalam
file system adalah prinsip yang menyatakan prakteknya masih banyak masyarakat yang
bahwa pihak mana yang mendaftarkan awam akan pentingnya pendaftaran sebuah
mereknya terlebih dahulu, maka ia merek.
dikatakan sebagai pemilik atau pemegang Perlindungan hukum represif dalam hal
merek. Melalui penerapan prinsip ini terjadi sengketa atau pelanggaran merek
dipandang dapat memberikan kepastian dagang, perlindungan hukum represif dapat
hukum bagi masyarakat.Namun, perlu dilakukan. Konflik dihindari dengan
ditekankan bahwa prinsip first to file system penggunaan perlindungan hukum yang
ini bukan diberlakukan untuk pihak yang memaksa. Perlindungan hukum di Indonesia
pertama kali menggunakan merek, ditangani oleh pengadilan biasa dan
melainkan berlaku ketika seorang pemilik pengadilan administrasi khusus Purwaka,
merek telah mendaftarkan mereknya sebagai (2017). Seperti yang telah kita ketahui,
yang pertama di Direktorat Jenderal Hak semakin hari persaingan dalam dunia usaha
Kekayaan Atas Intelektual. Maka ialah yang meningkat, hal ini tentu saja mengakibatkan
dinyatakan secara sah sebagai pemegang makin banyak terjadi permasalahan atau
merek. pelanggaran terkait merek. Jalur hukum
3.2.2 Perlindungan Hukum Terhadap Merek
Dagang Terdaftar MS GLOW dan PS GLOW merupakan jalan yang paling sering
dalam Proses Perdagangan Barang di Indonesia ditempuh oleh pemilik merek jika terjadi
sengketa. Perlindungan hukum dalam hal ini

Jurnal Analogi Hukum, Volume 5, Nomor 1, 2022. CC-BY-SA 4.0


5
Sengketa Plagiasi Merek Dagang antara
Ms Glow dan Ps Glow Pola

dapat diberikan berupa sanksi baik itu bahwa hak atas merek diberikan oleh pihak
pembayaran ganti rugi atau pembatalan yang lebih dahulu atau pihak yang awal
pendaftaran merek serta penghapusan merek kalinya meregistrasikan merek pada
terdaftar. Direktorat Hak Atas Kekayaan Intelektual.
Pendaftaran merek ini tentu sangat penting
4. Simpulan dan Saran untuk dilakukan guna mendapatkan
Simpulan perlindungan hukum yang memadai. Serta
guna menghindari adanya persengketaan
Didasarkan atas hasil riset itu, maka maupun pelanggaran terhadap merek.
kesimpulannya bisa ditentukan mencakup Perlindungan hukum atas merek bisa
Penyelesaian persengketaan merek dagang diklasifikasikan jadi dua, yakni
MS GLOW dan PS GLOW diselesaikan perlindungan hukum preventif yang
melalui upaya peradilan. Gugatan pertama dilakukan sebelum terjadinya sengketa atau
kali diajukan oleh pihak MS GLOW di pelanggaran melalui pendaftaran merek
Pengadilan Negeri Niaga Medan dan guna mendapatkan hak eksklusifitas merek
gugatan yang diajukan oleh pihak PS secara sah. Hak tersebut menyatakan bahwa
GLOW di Pengadilan Negeri Niaga pemilik merek dapat menggunakan
Surabaya menetapkan hasil putusan akhir mereknya dalam jangka waktu tertentu dan
yang berbeda. Putusan di Pengadilan Negeri memberikan terhadap pihak lainnya agar
Niaga Medan menyatakan bahwa MS mempergunakannya. Kedua, yaitu
GLOW memang benar secara hukum perlindungan hukum represif (upaya
sebagai pihak yang lebih dahulu terakhir) yang dilakukan jika adanya
menggunakan dan mendaftarkan mereknya sengketa atau pelanggaran terhadap hak
di Direktorat Hak Kekayaan Atas Intelektual pemilik merek terdaftar, yang dilakukan
serta memutus bahwa harus dilakukan melalui pembayaran ganti rugi dan
pembatalan pendaftaran merek dan pemberian sanksi pidana berdasarkan
mencoret merek terdaftar PS GLOW. ketentuan yang ditata pada UU No. 20
Sedangkan dalam putusan akhir di Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi
Pengadilan Negeri Niaga Surabaya Geografis.
menyatakan bahwa Putra Siregar memang
benar secara hukum sebagai pemilik merek Saran
PS GLOW. Selanjutnya, dalam putusan
inilah yang kemudian ditemukan bahwa Bagi Pelaku Usaha harus lebih teliti
merk MS GLOW yang didaftarkan oleh serta paham akan pentingnya pendaftaran
Shandy Purnamasari berada atau terdaftar di suatu merek untuk mendapatkan
kelas 32 (kelas minuman serbuk instan), perlindungan serta jaminan kepastian
sedangkan merek yang terdaftar di kelas 3 hukum. Selain itu Pelaku Usaha perlu
(kelas produk skincare dan kosmetik) adalah menghindari adanya tindakan plagiasi
merek “MS GLOW For Cantik Skincare”, terhadap merek orang lain serta hal-hal apa
akan tetapi produk skincare yang saja yang tidak diperbolehkan digunakan
diperdagangkan hanya mencantumkan dalam merek. Hal ini penting dilakukan
merek MS GLOW saja. Hal ini tentu saja untuk mencegah terjadinya sengketa di
menyebabkan pihak MS GLOW kalah, kemudian hari.
karena sesuai dengan peraturan BPOM, Bagi Pemerintah perlu meningkatkan
penggunaan merek pada produk skincare sosialisasi mengenai pentingnya pendaftaran
tersebut haruslah sesuai dengan merek yang merek sesuai dengan kelas merek. Selain
didaftarkan. itu, pemerintah juga perlu mempertegas
secara lebih rinci dan spesifik terhadap
Upaya perlindungan hukum terhadap ruang lingkup ”persamaan pada pokoknya”,
merek dagang MS GLOW dan PS GLOW karena hal inilah yang sering menimbulkan
diberikan sesuai dengan kebijakan peraturan kekeliruan dan salah paham akan
perundangan-undangan yang berlaku. First pengertiannya. Selanjutnya, pemerintah
to file system merupakan prinsip yang diharapkan untuk dapat lebih teliti lagi
dianut pada sistem pendaftaran merek dalam dalam melakukan pemeriksaan lebih
negara Indonesia. Prinsip ini menyatakan mendalam terhadap permohonan

Jurnal Analogi Hukum, Volume 5, Nomor 1, 2022. CC-BY-SA 4.0


5
Sengketa Plagiasi Merek Dagang antara
Ms Glow dan Ps Glow Pola

pendaftaran merek sebelum kemudian


diterima permohonan pendaftarannya.
Daftar Pustaka
Betlehn, A, Samosir, P. O. (2018). Upaya
Perlindungan Hukum Terhadap Merek
Industri UMKM Di Indonesia, Law and
Justice.
Denny, Yenny, Novika, A. (2022).
PENYELESAIAN SENGKETA MEREK
DI INDONESIA: STUDI PUTUSAN.
Jurnal Sapientia et Virtus.
Jened, Rahmi. (2017). Hukum Merek
(Trademark Law) Dalam Era Global dan
Integrasi Ekonomi. Jakarta: Kencana.
Muhammad Iqbal Nugroho, D. S. H. M. (2022).
PLAGIARISME DALAM MEREK
DAGANG DAN MEKANISME
PENYELESAIANNYA MELALUI
ALTERNATIF PENYELESAIAN
SENGKETA. Jurnal Ilmu Hukum Dan
Humaniora.
Purwaka, T. H. (2017). Perlindungan Merek.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Sutjipto, H. M. N. P. (1984). Pengertian Pokok-
Pokok Hukum Dagang Indonesia. Jakarta:
Djambatan.

Jurnal Analogi Hukum, Volume 5, Nomor 1, 2022. CC-BY-SA 4.0


5

You might also like