Professional Documents
Culture Documents
Artikel Hukum
Artikel Hukum
Abstract—Brand is an identifier that is used as a differentiator between one product and another product
specifically. Along with the development of technology and information, there have been many disputes related
to brands. Like the MS GLOW and PS GLOW disputes, the brand is involved in a brand plagiarism dispute.
Therefore, how to resolve trademark disputes between MS GLOW and PS GLOW? And what are the legal
protection efforts for the MS GLOW and PS GLOW registered trademarks in the process of trading goods in
Indonesia? The method used in this research is normative juridical and statutory approach, case approach,
then conceptual approach. Where the results of this study are that this dispute resolution was carried out in
two Commercial Courts. The lawsuit at the Medan PN Niaga was won by MS GLOW, while the lawsuit at the
PN Niaga Surabaya was won by PS GLOW. The verdict at the PN Niaga Surabaya found that the MS GLOW
brand used was not in line with the registered brand class. The first to file system is a preventive legal
protection effort, while repressive legal remedies are given through the application of criminal sanctions.
Abstrak—Merek adalah tanda pengenal yang digunakan sebagai pembeda antara satu produk terhadap produk
lain secara spesifik. Seiring perkembangan teknologi dan informasi, justru terjadi banyak sengketa terkait
merek. Seperti sengketa MS GLOW dan PS GLOW, merek tersebut terlibat sengketa plagiasi merek. Oleh
karena itu, bagaimana penyelesaian persengketaan merek dagang di antara MS GLOW dan PS GLOW? Serta
bagaimana upaya perlindungan hukum terhadap merek dagang terdaftar MS GLOW dan PS GLOW dalam
proses perdagangan barang di Indonesia? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif
dan berpendekatan perundang-undangan, pendekatan kasus, kemudian pendekatan konseptual. Dimana hasil
dari penelitian ini adalah penyelesaian sengketa ini dilakukan di dua Pengadilan Niaga. Gugatan di PN Niaga
Medan dimenangkan oleh MS GLOW, sedangkan gugatan di PN Niaga Surabaya dimenangkan oleh PS
GLOW. Putusan di PN Niaga Surabaya diketahui bahwa merek MS GLOW yang dipakai tidak sejalan
terhadap kelas merek yang terdaftarkan. First to file system merupakan suatu usaha perlindungan hukum
preventif, sedangkan upaya hukum represif diberikan melalui penerapan sanksi pidana.
Kata Kunci: Sengketa, Merek Dagang, MS GLOW, PS teknologi tidak sekadar meliputi scientific
GLOW. knowledge, namun pula pengetahuan organisasi
ataupun perbisnisan. Teknologi dan informasi
1. Pendahuluan yang semakin berkembang mampu memberikan
banyak implikasi positif untuk warga. Majunya
Perkembangan revolusi industri 4.0 teknologi maupun informasi ini pula salah
mencapai 5.0, kemajuan teknologi dan satunya berpengaruh ke sektor perekonomian.
informasi berkembang pesat di tengah-tengah Majunya iptek sangat memberi peranan untuk
masyarakat. Teknologi bersumbangsih dalam pertumbuhan perusahaan. Masyarakat dapat
menciptakan tiap langkah yang meliputi memproduksi atau menghasilkan barang dan
aktivitas merencanakan, mengorganisasikan, jasa dengan memanfaatkan teknologi dan
mengoperasikan perusahaan; sehingga,
Jurnal Analogi Hukum, Volume 5, Nomor 1, 2023. CC-BY-SA 4.0 License
48
Sengketa Plagiasi Merek Dagang antara
Ms Glow dan Ps Glow Pola
informasi. Produk maupun layanan yang hal melangar hukum bahkan lebih jelasnya lagi
dihasilkan oleh masyarakat tersebut merupakan kepentingan umum maupun pribadi bisa
sebuah karya yang lahir dari intelektual yang dilakukan suatu tindakan terhadap peniruan
dimiliki oleh masing-masing individu. merek yang terdaftar
Kemampuan individu tersebut dalam
menghasilkan sebuah karya, kemudian Sengketa adanya dugaan plagiasi pada dua
menimbulkan HAKI (Hak Kekayaan produk kecantikan, yakni PT Kosmetika Global
Intelektual). HAKI yang dihasilkan, yaitu Indonesia (PKGI) kemudian ada PT Kosmetika
berupa merek dari barang atau jasa yang Cantik Indonesia (PKCI) punya Shandy
diproduksinya. Merek sendiri memiliki nilai menghasilkan merek MS GLOW dengan PT
ekonomis yang sangat tinggi. Pstore Glow Bersinar Indonesia (PGBI) punya
Putra Siregar menciptakan merek PS GLOW.
Di tengah kemajuan teknologi dan Pada tanggal 15 Maret 2022, Shandy
informasi serta banyaknya karya-karya Purnamasari merupakan pemilik merek dagang
dihasilkan oleh manusia, tidak jarang orang - MS GLOW, melakukan pengajuan penggugatan
orang menciptakan suatu merek tanpa kepada Putra Siregar sebagai pihak yang
memperhatikan ketentuan hukum yang berlaku. memiliki merek dagang PS GLOW pada
Sehingga banyak terjadi pelanggaran terkait Pengadilan Niaga Medan serta teregistrasi
dengan merek dan banyak pula pihak yang bernomor perkara 2/Pdt.Sus-
dirugikan. Setiap orang yang ingin menciptakan HKI/Merek/2022/PN Niaga Mdn. Shandy
suatu merek baru, tentunya harus paham dan Purnamasari mengajukan gugatan kepada Putra
mengetahui tentang pengaturan atau ketentuan Siregar atas dugaan adanya kesamaan atau
UU yang ditetapkan pada negara Indonesia peniruan merek dagang PS GLOW terhadap
mengenaimerek, sehingga dapat meminimalisir MS GLOW. Pihak Putra Siregar selaku pemilik
kerugian jika terjadi sengketa dikemudian hari. PS GLOW tidak ingin kalah terkait perihal ini,
Merek ialahpenanda yang mana benda khusus kemudian melakukan pengajuan penggugatan
dipribadikan, alhasil bisa terdapat pembeda balik terhadap MS GLOW di Pengadilan Niaga
terhadap bendalainnya yang serupa Sutjipto, Surabaya, pada tanggal 12 April 2022,
(1984). bernomor perkara 2/Pdt.Sus-
Permasalahan yang sering dihadapi oleh HKI/Merek/2022/PN Niaga Sby. Tujuan dari
pengusaha, yaitu plagiasi terhadap merek penelitian ini adalah untuk mengetahui cara
produk atau jasa yang dimilikinya. Plagiasi penyelesaian plagiasi merk dagang dan upaya
merupakan tindakan menjiplak, mengambil, perlindungan hukum apa saja yang di dapat.
meniru baik sebagian atau seluruhnya terhadap
karya seseorang tanpa izin dari pemilik karya 2. Metode
dan mencantumkan sebagai hasil karyanya Metode yang diterapkan pada riset yaitu
sendiri. Plagiasi tersebut sering menimbulkan bermetodekan riset yuridis normatif. Penelitian
permasalahan antar Merek atau perusahaan Yuridis Normatif digunakan karena dalam
yang berujung di Pengadilan. Ada beberapa permasalahan yang diangkat terjadi
penelitian yang meneliti hal serupa, pertama ketidakjelasan antara norma terhadap perilaku
penelitian dari Denny, (2022) penelitiannya masyarakat, dalam hal ini yaitu terjadinya
berjudul penyelesaian sengketa merek di ketidaksesuaian antara norma yang berlaku
Indonesia: studi putusan, dimana hasil dari dengan pendaftaran merek dan penggolongan
penelitiannya menunjukan bahwa sengketa jenis merek. Pendekatan masalah yang dipakai
antara PT. Gudang Garam dan PT. Gudang pada riset berikut ialah berpendekatan
Baru, Pengadilan Niaga Surabaya memutus perundang-undangan (statute approach), yakni
bahwa PT. Gudang Baru telah melanggar Pasal pendekatan yang dilaksanakan melalui cara
21 Ayat 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2016 penelaahan aturan UU yang berhubungan
sehingga menyatakan merek Gudang Baru terhadap isu ataupun masalah hukum yang
memiliki kesamaan dengan merek Gudang diatasi. Pendekatan kasus (case approach), yaitu
Garam yang merupakan merek terkenal. dilaksanakan melalui cara pembangunan
Yang kedua penelitian dari Muhammad Iqbal argumentasi hukum kepada kasus yang terjalin
Nugroho, (2022) yang berjudul plagiarisme dan mencarikan kebenaran ataupun nilai
dalam merek dagang dan mekanisme (solusi) kepada kejadian hukum yang diatasi
penyelesaiannya melalui alternatif penyelesaian sejalan terhadap prinsip berkeadilan. Dalam
sengketa, dimana hasil penelitiannya bahwa pendekatan kasus ini penulis juga menelaah
hukum repsif sudah jelas memiliki tujuan untuk kepada putusan peradilan yang telah
dapat di selesaikan sengketa menyangkut mempunyai kekuatan hukum tetap kemudian
penetapan yang berbentuk sanksi hukum dalam mengkaji terkait dengan pertimbangan Hakim
hingga pada putusan yang digunakan untuk
dapat diberikan berupa sanksi baik itu bahwa hak atas merek diberikan oleh pihak
pembayaran ganti rugi atau pembatalan yang lebih dahulu atau pihak yang awal
pendaftaran merek serta penghapusan merek kalinya meregistrasikan merek pada
terdaftar. Direktorat Hak Atas Kekayaan Intelektual.
Pendaftaran merek ini tentu sangat penting
4. Simpulan dan Saran untuk dilakukan guna mendapatkan
Simpulan perlindungan hukum yang memadai. Serta
guna menghindari adanya persengketaan
Didasarkan atas hasil riset itu, maka maupun pelanggaran terhadap merek.
kesimpulannya bisa ditentukan mencakup Perlindungan hukum atas merek bisa
Penyelesaian persengketaan merek dagang diklasifikasikan jadi dua, yakni
MS GLOW dan PS GLOW diselesaikan perlindungan hukum preventif yang
melalui upaya peradilan. Gugatan pertama dilakukan sebelum terjadinya sengketa atau
kali diajukan oleh pihak MS GLOW di pelanggaran melalui pendaftaran merek
Pengadilan Negeri Niaga Medan dan guna mendapatkan hak eksklusifitas merek
gugatan yang diajukan oleh pihak PS secara sah. Hak tersebut menyatakan bahwa
GLOW di Pengadilan Negeri Niaga pemilik merek dapat menggunakan
Surabaya menetapkan hasil putusan akhir mereknya dalam jangka waktu tertentu dan
yang berbeda. Putusan di Pengadilan Negeri memberikan terhadap pihak lainnya agar
Niaga Medan menyatakan bahwa MS mempergunakannya. Kedua, yaitu
GLOW memang benar secara hukum perlindungan hukum represif (upaya
sebagai pihak yang lebih dahulu terakhir) yang dilakukan jika adanya
menggunakan dan mendaftarkan mereknya sengketa atau pelanggaran terhadap hak
di Direktorat Hak Kekayaan Atas Intelektual pemilik merek terdaftar, yang dilakukan
serta memutus bahwa harus dilakukan melalui pembayaran ganti rugi dan
pembatalan pendaftaran merek dan pemberian sanksi pidana berdasarkan
mencoret merek terdaftar PS GLOW. ketentuan yang ditata pada UU No. 20
Sedangkan dalam putusan akhir di Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi
Pengadilan Negeri Niaga Surabaya Geografis.
menyatakan bahwa Putra Siregar memang
benar secara hukum sebagai pemilik merek Saran
PS GLOW. Selanjutnya, dalam putusan
inilah yang kemudian ditemukan bahwa Bagi Pelaku Usaha harus lebih teliti
merk MS GLOW yang didaftarkan oleh serta paham akan pentingnya pendaftaran
Shandy Purnamasari berada atau terdaftar di suatu merek untuk mendapatkan
kelas 32 (kelas minuman serbuk instan), perlindungan serta jaminan kepastian
sedangkan merek yang terdaftar di kelas 3 hukum. Selain itu Pelaku Usaha perlu
(kelas produk skincare dan kosmetik) adalah menghindari adanya tindakan plagiasi
merek “MS GLOW For Cantik Skincare”, terhadap merek orang lain serta hal-hal apa
akan tetapi produk skincare yang saja yang tidak diperbolehkan digunakan
diperdagangkan hanya mencantumkan dalam merek. Hal ini penting dilakukan
merek MS GLOW saja. Hal ini tentu saja untuk mencegah terjadinya sengketa di
menyebabkan pihak MS GLOW kalah, kemudian hari.
karena sesuai dengan peraturan BPOM, Bagi Pemerintah perlu meningkatkan
penggunaan merek pada produk skincare sosialisasi mengenai pentingnya pendaftaran
tersebut haruslah sesuai dengan merek yang merek sesuai dengan kelas merek. Selain
didaftarkan. itu, pemerintah juga perlu mempertegas
secara lebih rinci dan spesifik terhadap
Upaya perlindungan hukum terhadap ruang lingkup ”persamaan pada pokoknya”,
merek dagang MS GLOW dan PS GLOW karena hal inilah yang sering menimbulkan
diberikan sesuai dengan kebijakan peraturan kekeliruan dan salah paham akan
perundangan-undangan yang berlaku. First pengertiannya. Selanjutnya, pemerintah
to file system merupakan prinsip yang diharapkan untuk dapat lebih teliti lagi
dianut pada sistem pendaftaran merek dalam dalam melakukan pemeriksaan lebih
negara Indonesia. Prinsip ini menyatakan mendalam terhadap permohonan