You are on page 1of 15

Journal of Muslim Community Health (JMCH)

Published by Postgraduate Program in Public health Muslim University of Indonesia


Original Research Open Access

Keyakinan Masyarakat Mengenai Tradisi “Maccani-cani” Terhadap


Kesehatan di Kabupaten Barru

*Hijrayani1, Fairus Prihatin Idris2, Fatmah Afrianty Gobel3


1
UPTD Puskesmas Ralla
2,3
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim
Indonesia

*Email: hijrayanitaufik2085@gmail.com

ABSTRACT

Background: The culture of influence on health behaviors is found especially in rural


communities. Almost all people in Indonesia have traditions and cultures that are
believed to be the heritage of their ancestors who have rules, norms, and values. The
purpose of this study is to analyze and examine information in depth aboutpeople’s
beliefs about the tradition of “Maccani-cani” to health in Barru Regency. Methods:
This is a qualitative research using an ethnographic approach to analyze in depth the
tradition of maccani-cani to health that has become a tradition or culture of the society
in Barru Regency. Results: The result is that the public perception of the Tradition
“Maccani-cani” generally hasil similarities where the tradition is a hereditary tradition
with the aim of self-purification, and the plea for prayer so that the people of the whole
village are safe and spared from danger, this “Maccani-cani” tradition has the value of
solidarity, an aesthetic value that upholds honesty and obedience. This tradition
of “Maccani-cani” has a connection to public health problems because some foods and
healthy behaviors are not noticed during the tradition, from food and that healthy
behaviors if implemented will have an impact on public health. Conclusion: In
conclusion in this study, the tradition of “Maccani-cani” is an annual tradition that
hereditary which is implemented as a form of self-purification, pleading for salvation
to avoid distress, then the society obedient and honest to the rules set out in the ritual
tradition “Maccani-cani”, the rules in the implementation of the tradition “Maccani-
cani” has an impact on public health.

Keywords: Beliefs, Traditions, Public Health

1
ABSTRAK

Latar belakang: Budaya berpengaruh terhadap perilaku kesehatan banyak ditemukan


khususnya di masyarakat pedesaan. Hampir semua masyarakat di Indonesia memiliki
tradisi dan budaya yang diyakini sebagai warisan dari leluhurnya yang memiliki aturan,
norma, dan nilai. Tujuan penelitian ini yaitu Untuk menganalisis dan mengkaji
informasi secara mendalam tentang keyakinan masyarakat mengenai tradisi “maccani-
cani” terhadap kesehatan di Kabupaten Barru. Metode: Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi
untuk menganalisisa secara mendalam mengenai tradisi maccani-cani terhadap
kesehatan yang telah menjadi tradisi atau kebudayaan masyarakat di Kabupaten Barru.
Hasil: Hasil yang didapatkan bahwa persepsi masyarakat tentang Tradisi “Maccani-
cani” umumnya memiliki kesamaan dimana tradisi tersebut merupakan tradsi yang
turun temurun dengan tujuan untuk penyucian diri, dan permohonan doa sehingga
masyarakat seisi kampung selamat dan terhindar dari mahabahaya, tradisi “maccani-
cani ini memiliki nilai solidaritas, nilai estetika yang menjunjung tinggi kejujuran dan
kepatuhan. Tradisi “Maccani-cani” ini memliki keterkaitan dengan masalah kesehatan
masyarakat karena beberapa makanan serta perilaku sehat tidak diperhatikan pada saat
tradisi berlangsung, dari makanan dan perilaku sehat tersebut apabila di laksanakan
maka akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Kesimpulan: dalam penelitian
ini, tradisi “Maccani-cani” merupakan Tradisi tahunan yang turun temurun
dilaksanakan sebagai wujud penyucian diri, memohon keselamatan agar terhindar dari
marabahaya, kemudian masyarakat patuh dan jujur terhadap aturan-aturan yang
ditetapkan dalam ritual tradisi “Maccani-cani”, aturan-aturan dalam pelaksanaan tradisi
“maccani-cani” memiliki dampak terhadap kesehatan masyarakat.

Kata Kunci: Keyakinan, Tradisi, Kesehatan Masyarakat

LATAR BELAKANG membuka peluang untuk memicu


terjadinya suatu penyakit (2).
Masyarakat Indonesia terdiri Hampir semua masyarakat di
dari banyak suku bangsa dengan latar Indonesia memiliki tradisi dan budaya
belakang budaya beraneka ragam (1). yang diyakini sebagai warisan dari
Budaya dan kesehatan memiliki leluhurnya. Begitupun masyarakat di
hubungan yang sangat erat. Kabupaten Barru merupakan salah satu
Kebudayaan yang ada dalam daerah yang masyarakatnya memiliki
masyarakat terkadang tidak hanya tradisi atau adat yang telah membudaya
memberikan dampak positif, namun secara turun temurun, khususnya di
terkadang memberikan dampak negatif Kecamatan Tanete Riaja yakni tradisi
bagi mereka termasuk dalam masalah “Maccani-cani”. Di Kecamatan Tanete
kesehatan Suatu budaya yang berlaku Riaja Ada 2 Desa Yang melaksanakan
dan diyakini oleh masyarakat dengan Tradisi ini, kemudian dari 2 desa ini
berbagai ritual terkadang menyimpang hanya ada beberapa dusun saja yang
dari perilaku kesehatan. Hal ini melaksanakan dan itu berada di daerah
tentunya akan berdampak pada pegunungan. Berdasarkan hasil
kesehatan masyarakat setempat, yang percarian data awal melalui wawancara
secara tidak sadar suatu budaya

2
terkait budaya ini kami memperoleh. akar sampai buah semua biasa di
Adanya tradisi tersebut menjadi gunakan dalam artian bahwa pohon
tantangan tersendiri bagi petugas aren ini bekerja untuk memberi kepada
kesehatan dengan berbagai ritual yang semua. Kelapa dan gula aren ini wajib
dianggap ada keterkaitan dengan ada selama tradisi berlangsung.
perilaku kesehatan. Ritual selanjutnya yaitu berdoa
Tradisi Maccani-cani adalah yang dipimpin oleh pemangku adat
Tradisi dengan ritual yang dilaksanakan dengan tujuan agar ritual ini berjalan
secara turun temurun dari nenek lancar, setelah itu anak-anak di olesi
moyang mereka. Ritual ini di tujukan madu pada bagian jidat, lengan kiri dan
bagi masyarakat sekitar khususnya bagi kanan serta pada bagian telinga setiap 3
anak-anak bayi balita sampai remaja kali sehari. Selanjutnya masuk ke acara
bahkan sampai dewasa yang belum di penyucian diri yaitu memandikan
ritualkan dalam ritual maccani-cani. dengan tujuan agar segala dosa dan sial
Ritual ini dimaksudkan sebagai ritual yang telah diperbuat dapat hanyut
penyucian diri dan untuk menolak bersama air dan kembali kepada
bencana atau malapetaka bagi kampung kehidupan yang lebih baik. Kemudian
dan seisi kampungnya dan bagi anak sampai akhirnya pada ritual melepas
bayi balita agar di hari- hari kedepannya apa yang menjadi pantangan-pantangan
terhindar dari penyakit-penyakit dan dan pada saat itu para masyarakat sudah
menjadi anak yang bermanfaat diperbolehkan menyembelih ayam dan
dimasyarakat. Kemudian alasan mengolahnya dalam bentuk makanan
mengapa diberi nama Maccani-cani disertai dengan nasi beras ketan
karena pada saat ritual berlangsung (Sokko/songkolo). Kemudian setelah
setiap hari ada pemberian madu itu masyarakat mengumpulkan
terhadap orang yang berkumpul di makanan itu dalam sebuah rumah yang
dalam rumah yang dijadikan tempat ditempati ritual tersebut dan setelah itu
prosesi adat berlangsung. Adapun pemangku adat melakukan ritual baca-
prosesi adat maccani-cani ini di mulai baca untuk meminta keselamatan dan
dari tahap persiapan yaitu semua terhindar dari penyakit-penyakit serta
pemangku adat berkumpul untuk marabahaya.
mengadakan musyawarah sehingga Tradisi ini dilaksanakan sebagai
nantinya memberikan informasi kepada perwujudan selain keselamatan
masyarakat sekitar bahwa akan mulai daerahnya, juga agar masyarakat dalam
dilaksanakan ritual maccani-cani. Awal daerah tersebut saling menjalin
dari ritual ini yaitu semua anak-anak hubungan kekeluargaan serta sebagai
yang ikut dalam ritual itu di haruskan bentuk bahwa masyarakat memiliki
mengkonsumsi gula merah dan kelapa kehidupan secara teratur dan lancar.
muda dengan alasan bahwa Tradisi maccani-cani yang
mengkonsumsi kedua bahan tersebut dilaksanakan di 2 Desa di Kecamatan
dianggap menjadikan anak akan Tanete Riaja ini memiliki waktu yang
menjadi pintar dan kepribadianya baik berbeda adapun waktu dilaksanakan
serta bermanfaat bagi orang lain karena adat maccani-cani ini ada yang
filosofi pohon aren dan kelapa itu dari melaksanakan 3 tahun sekali bahkan 5

3
tahun sekali dan ada juga yang memang dan Puskesmas Keliling. Dampak
merupakan acara tahunan. Dengan buruk ketika masyarakat melanggar
alasan bahwa yang melaksanakan 3 pantangan- pantangan tersebut akan
atau 5 tahun sekali itu apabila ada membahayakan keselamatan dirinya
masyarakat yang mengalami penyakit dan akan ada penyakit yang timbul
gatal-gatal sekitar 3 atau 5 orang artinya seperti penyakit-gatal bahkan penyakit
sudah tiba waktunya untuk diluar nalar manusia seperti kesurupan.
melaksanakan adat maccani-cani ini Sedangkan jika ada masyarakat terkena
karena mereka menganggap itu penyakit pada saat tradisi berlangsung
panggilan atau teguran agar tradisi ini maka harus terlebih dahulu diritualkan
dilaksanakan kembali dan sehingga penyakitnya bisa sembuh.
pelaksanaannya juga tergantung Perilaku-perilaku akibat dari
keadaan penderita sedangkan yang pelaksanaan tradisi maccani-cani
melaksanakan 1 kali dalam setahun tersebut memiliki keterkaitan dilihat
dengan alasan bahwa merupakan acara dari perspektif kesehatan masyarakat.
tahunan pada musim kemarau dan Berdasarkan uraian sebelumnya
sudah di tentukan dari pemangku adat, sehingga peneliti tertarik untuk
pelaksanaannya selama 2 minggu serta melakukan penelitian tentang
mengharuskan untuk dilaksanakan bagaimana “Keyakinan Masyarakat
karena jika tidak dilaksanakan akan ada mengenai Tradisi Maccani-cani
kejadian buruk di dalam terhadap Kesehatan di Kabupaten
daerahnya.Dalam tradisi maccani-cani Barru” yang ditinjau dari pendekatan
ini, dimana pada saat tradisi kuasi kualitatif.
berlangsung banyak pantangan-
pantangan yang harus dilakukan baik METODE
itu dalam bentuk makanan maupun
dalam hal perilaku. Masyarakat tidak Penelitian ini merupakan jenis
diperbolehkan mengkonsumsi makanan penelitian kualitatif dengan
seperti daging, buah-buahan yang menggunakan pendekatan etnografi.
bergetah bahkan dalam mandi, cuci Pendekatan ini digunakan untuk
tangan, cuci piring tidak di perbolehkan menafsirkan dan menganalisa secara
mendalam terhadap suatu kebudayaan
menggunakan sabun.
Berdasarkan data awal yang atau tradisi yang menjadi kepercayaan
didapatkan juga bahwa di daerah yang dalam suatu kelompok atau masyarakat.
Dalam penelitian ini, peneliti akan
melakukan tradisi maccani-cani
tersebut tidak boleh melakukan menganalisis secara mendalam
aktifitas, dan juga yang memiliki bayi mengenai tradisi maccani-cani terhadap
kesehatan yang telah menjadi tradisi
dan balita tidak boleh di imunisasi pada
saat tradisi berlangsung, bahkan atau kebudayaan masyarakat di
petugas kesehatan tidak boleh Kabupaten Barru, yang pengumpulan
datanya menggunakan taknik
mengunjungi dan melaksanakan
aktifitas di daerah tersebut seperti yang observasi, wawancara mendalam,
rutin di laksanakan puskesmas setiap dokumentasi, dan FGD.
bulan yaitu melaksanakan Posyandu

4
Penelitian ini dilakukan di dapat memberikan informasi tentang
Kecamatan Tanete Riaja, Kabupen tradisi “Maccani-cani”. Serta, Informan
Barru. Peneliti memilih lokasi tersebut biasa dalam penelitian ini adalah
karena tradisi maccani-cani yang masyarakat yang berada dalam lokasi
dibudayakan oleh masyarakat dianggap penelitian yang menganut kepercayaan
memiliki keterkaitan dengan masalah atau tradisi maccani-cani di Kabupaten
kesehatan. Pengumpulan data dalam Barru.
penelitian ini dilakukan pada bulan
Maret – Agustus 2020. Teknik Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, Beberapa teknik keabsahan data
peneliti sendiri yang akan bertindak yang dilakukan yakni; 1) Triangulasi
sebagai pengumpul data dan instrument adalah teknik keabsahan data yang
aktif dalam melakukan pengumpulan memanfaatkan sesuatu yang lain
data sehingga peneliti harus turun sebagai pembanding terhadap suatu
langsung ke lapangan untuk melakukan data (Moleong, 2014). Teknik
pengumpulan data-data yang akan keabsahan data dalam penelitian ini
digunakan untuk menunjang adalah sebagai berikut. 2) Triangulasi
keberhasilan dan keabsahan hasil sumber dilakukan untuk menguji
penelitian. Adapun intrumen lain yang kredibilitas data yang dilakukan dengan
digunakan oleh peneliti seperti alat cara mengecek dan membandingkan
perekam untuk merekam proses data yang diperoleh melalui informan
wawancara dari informan, kamera kunci, informan pendukung, dan
untuk mengambil gambar hasil informan biasa. 3) Triangulasi waktu
observasi dan saat berlangsungnya dilakukan untuk menguji kredibilitas
proses penelitian, lembar observasi dan data yang dilakukan dengan cara
pedoman wawancara untuk mengecek dan membandingkan data
pengumpulan data. dengan kembali melakukan observasi,
wawancara, dan dokumentasi pada
Informan penelitian waktu dan situasi yang berbeda. 4)
Informan (narasumber) Triangulasi teknik dilakukan untuk
penelitian adalah seseorang yang menguji kredibilitas data yang
memiliki informasi mengenai objek dilakukan dengan cara mengecek dan
penelitian yang diperoleh dari membandingkan data antara teknik
wawancara langsung (Sugiyono, 2015). observasi, wawancara mendalam, dan
Informan dalam penelitian ini adalah dokumentasi.
sebagai berikut. Informan kunci dalam
penelitian ini adalah ketua adat di HASIL
Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Pengumpulan data penelitian ini
Barru yang banyak mengetahui tentang dilakukan Indept Interview (wawancara
tradisi yang menjadi fokus penelitian. mendalam) secara langsung dengan
Informan pendukung dalam penelitian tokoh-tokoh masyarakat, tokoh adat
ini adalah tenaga kesehatan yang dan petugas kesehatan yang bermukim
bertugas di puskesmas Kecamatan di desa tersebut. Tekhnik wawncara
Tanete Riaja Kabupaten Barru yang yang dilakukan dengan bantuan

5
pedoaman wawancara, kamera masyarakat asli wilayah tersebut, serta
handphone. Pengumpulan data ini menurut mereka tradisi tersebut
dilakukan dengan mendatangi rumah mempunyai manfaat bagi mereka yakni
tokoh masyarakat dengan meminta dapat menolak mara bahaya baik itu
persetujuan terlebih dahulu sebelum bagi masyarakat maupun bagi tempat
melakukan wawancara. tinggalnya. (wawancara, IT 25 Juni
Wawancara ini dilakukan pada 2020).
5 informan biasa, 2 informan kunci dan
Pernyataan informan tersebut
satu informan pendukung. Selanjutnya
setelah di dapatkan informasi dari menunjukkan bahwa yang tradisi
beberapa masyarakat dan hasil dari tersebut sangat berpengaruh terhadap
kehidupan mereka di wilayah tersebut.
wawancara tersebut hampir sama, maka
atas dasar pertimbangan sehingga Sesuai dengan jawaban informan diatas
peneliti memutuskan untuk mengambil kemudian diperoleh juga informasi dari
data sampai pada selesainya penelitian informan yang lain mengatakan bahwa:
yang telah dilakukan.
Masyarakat yang ada di Desa “ ……….iyye, kuidi kue
Harapan dan Desa Mattirowalie rata- yaccoeri maneng apa’na metta
rata mayoritas menggunakan bahasa mettona ipegau I, nappa yaro
bugis sebagai bahasa sehari-hari maccani - cani’e penting metto
sehingga pada saat melakukan sesi yaccoeri untuk asalamakengnge
wawancara dengan masyarakat sibawa aseha’- sehakeng…..”
menggunakan bahasa bugis di selingi (wawancara, Nr 25 Juni 2020)
dengan bahasa Indonesia dari peneliti.
“………..Iya, disini itu di ikuti
Dan peneliti mendatangi tokoh
semua karena sudah lama tradisi
masyarakat di Desa Harapan untuk
itu kita laksanakan, kemudian
mendapatkan informasi dengan
tradisi maccani-cani itu penting
mendatangi wawancara sebanyak 3 kali
untuk diikuti karena tujuan
kunjungan.
untuk keselamatan dan
kesehatan……”
Persepsi Masyarakat
Informan yang lain juga mengatakan
Berdasarkan dari hasil
bahwa persepsi mereka tentang adanya
wawancara mendalam yang dilakukan
tradisi maccani-cani itu mereka setuju
diketahui pada umumnya informan
dan paham bahwa tradisi tersebut juga
mengatakan bahwa mereka terima
bertujuan untuk kesehatan anaknya
tradisi tersebut karena sudah dilakukan
seperti jawaban :
sejak dari dulu sebelum mereka lahir.
Walaupun informan memiliki atau “ ……eeee setujuka iyya apa’na
memberikan jawaban yang berbeda idi’ mato nadecengi pada
namun pada dasarnya mempunyai kuengka anana jaji
makna yang sama. Menurut mereka yamanennaro icani’i supaya
tradisi maccani-cani itu hal yang sakral magala-gala’i….” (wawancara
dan harus dilaksanakan sebagai bn, 27 Juni 2020)

6
“……eee sy setuju adanya kemudian syukurki kasian
tradisi tersebut karena untuk karena sehat-sehatjeki ini..
kebaikan kita, seperti apabila
ada anak lahir semua di ikutkan Pernyataan dari informan diatas
dalam tradisi itu dengan tujuan di pertegas oleh informan kunci bahwa
masyarakat yang ada diwilayah tersebut
untuk kesehatan…….”
menerima dan mengikuti tradisi
Selain diatas informan juga maccani-cani ini. Dengan dasar bahwa
mengatakan bahwa tradisi maccani- tradisi maccani-cani merupakan adat
cani tersebut merupakan tradisi yang yang di yakini oleh masyarakat sebagai
turun temurun jadi walupun mereka adat untuk menjaga keselamatan
tidak terlalu mengetahui asal usulnya masyarakat didesanya.
namun merupakan masyarakat asli jadi
harus ikut dalam tradisi tersebut dan Tradisi Maccani-cani terhadap
menurut mereka bagus di ikuti karena kesehatan Masyarakat
Berdasarkan informasi yang
untuk keselamatan. Seiring dengan
pernyataan informan bahwa; didapatkan dari wawancara dengan
informan biasa bahwa tradisi maccani-
”…….yaro maccani-cani’e cani ini sangat berhubungan dengan
untuk asalamakengmi jadi kesehatan, berikut kutipan hasil
ipegau i apana’ wawancara dengan informan biasa
maccoeki……”(wawancara, selaku masyarakat yang menjalankan
Nr,27 Juni 2020) adat tersebut:
“…oo engka ladde bu, yaku de
(“……Itu maccani-cani untuk yaccoeriwi malasa tawwe,
keselamatan jadi kita maderii makate tea paja, mederi
laksanakan karena mengikut to lasa laing, terri-terri
saja….”) anana’e….” (wawancara Bn, 04
Kemudian informan yang lain Juli 2020)
mengatakan bahwa dengan tradisi “….oo ada bu’, kalau kita tidak
“Maccani-cani itu mereka bisa tenang ikuti sakitki, gatal-gatal, biasa
dan sebagai tanda syukur terhadap apa juga penyakit lain, menangis-
yang di alami selama hidup. Berikut menangis terus anak-anak…”
kutipan hasil wawancara dengan
informan : Informan lain juga mengatakan
bahwa apabila kita langgar pantangan-
“…eee tennang mettong pantangannya ada kejadian yang
iseddding ku yaccoeri yaro menimpa dirinya. Berikut hasil
maccani-cani e nappa wawncara dengan informan biasa :
sukkurukki kasi magala- “… metauki bu ko ilanggar I
galameki hee…..” (wawancara pammalinna karena lisu kualeta,
Na, 04 Juli 2020) misalna yako cemmeki,
mabbissa penne, massessa de
“… eee tenang memang dirasa
oddingki pake sabung apa’na
kalau ikutki Maccani-cani

7
mapesse alalewe, dengan tidak, sembarang napau
makkutongenro apa’na megani langsung tiba-tiba pada ko deni
kejadiang makanya metau nyawana, metta kasi’malasa
tauwwe langgar i…” de’na nullei tapi de’metto
(wawancara Nr, 29 Juni 2020) ipatiwi ku puskesmas e iburaimi
ku jangkaae, apa’ mitau ki ku
“…kita takut bu kalau dilanggar aturan ade’e…” (wawancara it,
pamalinya karena kembali ke 04 Juli 2020)
kita, misalnya kalau mandi, cuci
tangan, cuci pakaian itu tidak “….awwe bu, pernah sakit
boleh pakai sabun karena badan bapaknya pas maccani-cani
jadi perih, begitu betul itu orang karena itu bapaknya toh
karena sudah ada kejadian antara percaya dan tidak
makanya kita takut langgar…”. sembarang napau, langsung
tiba-tiba seperti mau hilang
Kemudian informan lain juga nyawanya lama sakit tidak
mengatakan bahwa semua aktifitas di bisami apa-apa, tidak di bawa
berhentikan, bahkan berobat ketika ada juga ke Puskesmas, Pemangku
yang sakit tidak di perbolehkan. berikut adatji yang obati, karena takutki
kutipan hasil wawancara dengan sama aturan adat…”.
informan biasa :
Pantangan masalah makanan
“…iye bu, degaga odding juga banyak yang dilarang untuk
ipegau de’oddingki makkareso dikonsumsi, berikut hasil wawancara
de’to talao galungnge, de’to tu dengan informan biasa :
odding imunisasi anana’e, de to
oddingki lao messunti, “…eee maega ladde de odding
pokoknya de gaga odding yanrei tello, daging, bale, anu
ipegau…” (wawancara, Na, 29 maddarae to panasa, baka, anu
Juni 2020) mapesse de’to oddingngi…”
(wawancara Md, 29 Juni 2020)
“…iye bu, tidak boleh ada kita “….eee banyak sekali tidak
kerjakan tidak boleh kerja berat, boleh dimakan telur, daging,
tidak boleh juga pergi kesawah, ikan, yang bergetah nangka,
tidak boleh juga imunisasi anak- sukun, yang pedis-pedis semua
anak, tidak boleh juga di suntik, itu tidak boleh…”
pokoknya tidak ada yang boleh
dikerjakan..” Kemudian peneliti melakukan
triangulasi sumber kepada informan
Selain jawaban informan tersebut pendukung selaku petugas kesehatan
informan lain juga mengatakan yang bertugas di daerah tersebut
“....awwee iye bu, pura biasa mengatakan bahwa masyarakat yang
malasa kasi bapak’na pas ada di daerah tersebut tidak ada yang
accani-canirengnge apa’na yaro berkunjung ke pustu pada saat tradisi
bapak’na toh antara percaya

8
berlangsung. Berikut kutipan hasil karean perih nanti badan, oooo
wawancara peneliti : iyya tidak ada itu juga imunisasi
anaknya kalau maccani-cani
“…iye kak, tidak ada yang orang, tidak ada yang pergi
tinggalkan rumahnya kalo berobat, kalau ada yang sakit
maccani-cani orang, kalau sy pergi saja di rumah di obati
kak di pustujeka karena nda Alhamdulillah sembuh yang
boleh juga kosong pustu, kalau kuingat itu tidak ada orang yang
pas hari Posyandu pas tong sakit keras karena itu memang
maccani-cani orang tidak ada itu diminta sama yang kuasa in adat
orang datang, kosong posyandu, keselamatan dengan
kalau masalah imunisasi tidak kesehatan…”.
ada juga imunisasi anaknya kak,
tapi di swipingji nanti DISKUSI
dirumahnya jadi biasa itu Keyakinan msyarakat tentang
terlambat imunisasi anak- adanya suatu tradisi dalam
anak…” (wawancara Str, 04 Juli kehidupannya menjadi hal yang tumbuh
2020). secara turun temurun. Nilai dan norma
tersebut adalah untuk mencari
Selanjutnya dari wawancara yang keseimbangan tatanan kehidupan. Hal
dilakukan kemudian dipertegas oleh
tersebut dibentuk sesuai dengan
informan kunci, berikut kutipan hasil kebutuhan masyarakat setempat yang
wawancara dengan informan kunci : akhirnya membentuk adat istiadat (3).
“…aooo, iya maega metto tu de’ Seperti halnya pelaksanaan
odding yanre anu maddara e, tradisi maccani-cani yang dilakukan
daging, tello, apa’na yatteang oleh masyarakat desa Harapan dan
mettokki manrei apa’ mapesse Desa Mattirowalie khusunya yang
alalewe matu, oooo iyyaa de to berada di daerah pegunungan itu turun
tu gaga imunisasi ana’na ku temurun oleh nenek moyang sampai
maccani-caniki, de’ to gaga lao sekarang. Upacara adat initidak bias di
mabbura, yaku engka malasa hapus begtu saja karena sudah
laomi bawang kuhe bolae iburai mengakar dalam hati masyarakat.
Alhamdulillah paja yametto Bahkan mereka percaya dan yakin akan
wengngerangnge de pa gaga terjadi susuatu yang buruk jika upacara
malasa ladde apa’ yametto ro tradisi tersebut tidak dilaksanakan.
yellau ku ro puang makuasae
asalamkeng sibawa Persepsi Masyarakat Mengenai Tradisi
asehakeng…” (wawancara , kdr “Maccani-cani”
06 Juli 2020)
Komunikasi yang efektif tidak
“…aooo iya banyak memang itu hanya merangkai kata saja namun lebih
tidak boleh dimakan yang dari itu, yaitu perlu dipertimbangkan
bergetah, daging, telur, karena bagaimana sebuah pesan dpersepsikan.
dilarang memangki makan Persepsi disebut juga komunikasi,

9
karena jika persepsi kita tidak akurat, masyarakat terhadap tradisi maccani-
kita tidak mungkin berkomunikasi cani yaitu Masyarakat menganggap
secara efektif. Persepsi yang tradisi tersebut suatu hal yang mutlak
merupakan tangkapan oleh panca untuk mereka laksanakan karena
indera dan diproyeksikan pada bagian berhubungan dengan ketentraman
tertentu di otak sehingga kita dapat kehidupan serta keselamatan dan
mengamati objek tersebut, Persepsi kesehatan seisi kampung.
terbentuk bila ada perhatian dari Adapun persepsi lain
individu sesuai dengan kebutuhan masyarakat tentang adanya tradisi
individu. Kemampuan seseorang untuk “Maccani-cani” adalah masyarakat
mempersepsikan stimulus yang sama merasakan ketenangan dan juga sebagai
akan ditafsirkan berbeda-beda masing- bentuk kesyukuran bagi masyarakat
masing individu walaupun terkadang dengan kehidupannya. Dalam
ada yang penangkapan inderanya sama kehidupan orang-orang bugis pada
namun penafsirannya berbeda (4). umumnya tradisi memegang peranan
Berdasarkan hasil penelitian penting dalam kehidupan masyarakat.
yang diperoleh melalui wawancara Bagi masyarakat yang mematuhi
dengan informan biasa selaku ataupun melaksanakan tradisi tersebut
masyarakat yang menjalani tradisi maka akan merasakan ketentraman
maccani-cani mengatakan bahwa dalam hatinya.
tradisi maccani-cani tersebut Seperti halnya dalam penelitian
merupakan tradisi yang diwariskan dari yang lain yang telah diteliti oleh
nenek moyang dan dianggap sangat (Nurfadillah Siti 2014) tentang persepsi
sakral dan harus d ikuti walaupun masyarakat terhadap tradisi
masyarakat menjawabnya dengan “Massempe’ tradisi ini juga dianggap
terbata bata karena takut akan kekuatan oleh masyaraktat sebagai hal yang
ghaib. Ada juga informan yang menjadi tradisi tahunan, dan bersumber
mengatakan bahwa karena dengan dari leluhur selain sebagai ungkapan
adanya kekuatan ghaib, masyarakat rasa syukur juga masyarakat
takut akan terjadi sesuatu di memandang tradisi “massempe” ini
kampungnya maka mereka harus adalah suatu bentuk kegembiraan
mengikuti dan mayakininya . karena si dalam tradisi ini diselingi
Sejalan dengan penelitian lain dengan permainan seperti sepak bola
tentang persepsi masyarakat dalam (6).
pelaksanaan adat waligoro pada Adapun persepsi lain dari
pernikahan, mereka mayakini adat masyarakat yang mengikuti tradisi
sesajiwaligoro merupakan adat yang “maccani-cani” ini yaitu merupakan
sudah turun temurun sampai sekarang tradisi yang sangat diyakini dan
sebagai permohonan keselamatan, dipandang oleh masyarakat sebagai
mereka takut untuk tidak melaksanakan sesuatu yang sakral. Apabila mereka
karena akibatnya akan berdampak meninggalkan maka akan terjadi
terhadap kehidupannya (5). sesuatu baik itu penyakit-penyakit yang
Di dalam penelitian ini peneliti akan langsung muncul pada saat itu
kemudian menganalisa bahwa persepsi maupun untuk keselamatan baik

10
terhadap dirinya maupun di daerahnya warisan dari leluhur mempunyai
sendiri, sehingga dalam hidupnya tidak manfaat yang baik bagi seisi kampung.
merasakan ketenangan. Jadi, dapat dilihat bahwa apa yang
Dalam penelitian lain yang masyarakat lihat dan alami dengan apa
dilakukan di Palembang yang yang selama ini di lakukan dalam tradisi
membahas tentang persepsi masyarakat maccani- cani itu berdasarkan dari
terhadap tradisi tahlilan bahwa pengalaman dan pengetahuan
masyarakat di Palembang khususnya di masyarakat itu sendiri.
Kampung Arab Al munawar masih
melakukan acara tahlilan karena Tradisi Maccani-cani terhadap
merupakan budaya yang turun temurun. Kesehatan Masyarakat
Dengan kayakinan yang kuat sehingga Budaya sebagai salah satu unsur
masyarakat menjadikan tradisi Tahlilan dalam antropologi juga erat kaitannya
yaitu tradisi yang memberikan dampak dengan dunia kesehatan masyarakat.
baik bagi kehidupannya karena Melville J. Herskovits dan Bronislaw
dianggap selain mendoakan orang telah Malinowski mengemukakan, segala
meninggal juga menjadikan hiburan sesuatu yang terdapat dalam
bagi keluarganya (7). masyarakat ditentukan oleh
Dalam persepsi, pengalaman kebudayaan yang dimiliki oleh
dan pengetahuan yang dimiliki masyarakat itu sendiri. Istilah untuk hal
seseorang merupakan faktor yang itu adalah Cultural Determinism.
sangat berperan dalam Herskovits memandang kebudayaan
menterpretasikan stimulus yang sebagai sesuatu yang turun temurun
diperoleh, pengalaman masa lalu atau dari satu generasi ke generasi yang lain,
apa yang telah dipelajari akan yang kemudian disebut sebagai
berpengaruh terhadap interpretasi superorganic (9).
seseorang (8). Mengacu pada esensi budaya,
Masyarakat di Kabupaten Barru nilai budaya sehat merupakan bagian
khususnya di Desa Harapan dan yang tidak terpisahkan dari kehidupan
Mattirowalie yang melaksanakan manusia. Nilai budaya sehat bahkan
tradisi “Maccani-cani” memandang menjadi bagian budaya yang dapat
Tradisi ini adalah hal yang sakral ditemukan universal. Artinya, budaya
diwariskan oleh leluhur mereka tentang kesehatan selalu ada pada setiap
sehingga menjadi sesuatu yang mutlak kebudayaan di di seluruh dunia.
untuk dilaksanakan, ketika mereka Keberadaan budaya sehat oleh
mengalami penyakit maka mereka masyarakat juga dapat dipandang
menganggap dengan melalui “Maccani- sebagai upaya mewujudkan hidup sehat
cani” mereka akan sembuh, “Maccani- dan sebagai upaya untuk
cani” ini juga mereka anggap sebagai mempertahankan hidup mereka. Dari
bagian dari nazar mereka atas budaya pula, hidup sehat dapat
keselamatan dan kesehatan yang ditelusuri. Bisa melalui komponen
dialami, “Maccani-cani” bukan hanya pemahaman masyarakat tentang sehat,
untuk dibudayakan oleh masyarakat sakit, derita akibat penyakit, cacat dan
akan tetapi mereka menyadari bahwa kematian, maupun nilai-nilai yang

11
dilaksanakan dan diyakini di ,apabila seseorang tidak
masyarakat. Hal ini termasuk pula melaksanakannya akan terjangkit
teknologi yang berkembang di tengah penyakit kulit. Penyakit kulit mudah
masyarakat, Salah satu contoh budaya menginfeksi apabila tidak menjaga
kesehatan yang berubah dari waktu ke kebersihan terutama kebersihan
waktu adalah tentang cara menjaga pribadi. Menjaga kebersihan pribadi
kesehatan personal, seperti mandi, dapat memutuskan mata rantai
keramas, atau sikat gigi (9). penularan agen penyebab penyakit kulit
Dari penelitian ini peneliti dapat dari tempat hidupnya. Penyakit kulit
menganalisa bahwa tradisi “Maccani- akan lebih mudah menyerang apabila
cani” ini memiliki beberapa aturan- imun seseorang sedang menurun (10).
aturan yang menjadi pamali dan Dari hasil penelitian ini
pantangan-pantangan, pamali tersebut masyarakat justru menganggap mandi
ada hubungannya dengan kesehatan menggunakan sabun akan
seperti kebersihan diri, pencegahan menimbulkan penyakit seperti gatal-
penyakit melalui imunisasi , sampai gatal. Jadi peneliti berasumsi bahwa
kepada pengobatan. adanya kekuatan ghaib sehingga dari
Kebersihan diri atau disebut segi hygiene personal sudah tidak
juga dengan personal hygiene diperhatikan. Dari sisi lain seperti
merupakan suatu pengetahuan tentang pengobatan masih percaya dengan
usaha usaha kesehatan perorangan adanya pengobatan non medis dengan
untuk memelihara kesehatan diri kata lain yang dikenal di masyarakat
sendiri, memperbaiki dan yaitu dukun karena mereka anggap
meningkatkan nilai kesehatan serta penyakit itu penyebabnya dari makhluk
mencegah timbulnya penyakit. supratural sehingga pengobatannya
Terdapat beberapa faktor yang juga harus melalui supranatural. Seperti
mempengaruhi pelaksanaan personal hasil penelitian yang didapatkan bahwa
hygiene diantaranya adalah citra tubuh, adanya kejadian yang terjadi yang
praktik sosial, status sosial ekonomi, disebabkan karena tidak percaya
pengetahuan, budaya, pilihan pribadi terhadap tradisi “Maccani-cani”
dan kondisi fisik (9). sehingga orang tersebut mengalami
Budaya menjadi salah satu sakit parah tetapi keluarganya tetap
faktor yang mempengaruhi pelaksanaan bertahan untuk tidak membawa ke
personal hygiene dikarenakan, sebagian Puskesmas, dengan keyakinanya
masyarakat beranggapan apabila pengobatan yang diberikan hanya
sesorang mengalami sakit tertentu maka melalui kekuatan doa dan obat-obatan
tidak diperbolehkan mandi. Personal dari Jangka (Pemangku adat). Jadi
hygiene dilaksanakan bertujuan untuk Dapat dilihat bahwa adanya kejadian,
tetap menjaga kebersihan tubuh, yang maka pemilihan pengobatan
salah satunya dapat dilakukan dengan masyarakat melalui magic atau dukun
mandi. Mandi bermanfaat untuk adalah terkait dengan faktor keyakinan
memelihara kesehatan, menjaga terhadap kesakralan suatu ritual tradisi.
kebersihan, serta mempertahankan Penelitian yang berbeda telah
penampilan agar tetap rapi. Namun diteliti sebelumnya bahwa pada

12
masyarakat suku Bajo Pomala dalam cani” merupakan penyakit yang
pemilihan pertolongan persalinan disebabkan oleh sistem medis
mereka masih memilih kepada dukun, personalistik karena suatu penyakit dan
karena adanya faktor ekonomi yang pengobatannya hanya melalui ritual dan
biaya lebih rendah dibandingkan ke magic.
fasilitas kesehatan (11). Tradisi “Maccani-cani” jika
Secara etiologi penyakit dikaitkan dengan kesehatan memiliki
disebabkan oleh 2 faktor yaitu sistem arti penting terhadap masyarakat yang
medik personalistik dan sistem medik melaksanakan tradisi tersebut, karena
naturalistik, sistem medik personalistik apabila mereka melakukan sesuatu
adalah Suatu sistem dimana penyakit yang menjadi pantangan dan pamali
(illness) disebabkan oleh intervensi dari maka akan berdampak kepada
suatu agen yang aktif, yang berupa kesehatan mereka. Kemudian dari
mahluk supranatural (mahluk gaib atau informasi yang di dapatkan bahwa
dewa), mahluk yang bukan manusia selain pantangan-pantangan seperti
(hantu, roh leluhur, atau roh jahat) makanan, mandi, bahkan perilaku-
maupun mahluk manusia (tukang sihir). perilaku yang tidak sesuai juga dapat
Individu yang mengalami sakit adalah berpengaruh sampai kepada kesehatan,
korban dari agen aktif tersebut. Konon katanya ada yang memotret
Pengobatan untuk penyakit personalitik sampai pengambilan video, kemudian
banyak digunakan pengobatan dengan orang tersebut tiba-tiba tak sadarkan
ritual dan magis sedangkan sistem diri sampai pada kecacatan pada
medis naturalistik merupakan Penyakit matanya. Perilaku ini juga menjadi
(illness) dijelaskan dengan istilah larangan keras dalam ritual “Maccani-
sistemik yang bukan pribadi. Sistem cani”. Sehingga peneliti analisa bahwa
naturalistik mengakui adanya suatu tradisi dalam suatu masyarakat juga
model keseimbangan, sehat terjadi tidak terlepas dengan adanya pengaruh
karena unsur yang tetap di dalam tubuh terhadap kesehatan.
seperti panas, dingin, cairan tubuh dan Pada penelitian yang dilakukan
yang berada dalam keadaan seimbang di Desa Tanjung Limau bahwa pada
menurut usia dan kondisi individu tradisinya orang hamil dilarang untuk
dalam lingkungan alamiah dan mengkonsumsi durian namun mereka
lingkungan sosial. Komponen antara mengambil sisi positif bahwa durian
ying dan yang pada tubuh individu mengandung gas yang tinggi sehingga
mengalami keseimbangan, menurut membahayakan janin yang ada dalam
usia dan kondisi individu dalam kandungannya, akan tetapi dalam
lingkungan alamiah dan sosialnya. penelitian ini pantangan untuk
Apabila terjadi ketidakseimbangan mengkonsumsi Cumi-cumi justru
pada sistem tubuh tersebut maka merugikan kesehatan ibu hamil karena
individu akan mengalami sakit (12). cumi-cumi tinggi asam amino dan
Dari penjelasan tersebut maka protein (13).
dapat dikatakan bahwa penyakit yang Sedangkan Menurut penelitian
dialami oleh masyarakat dalam yang dilakukan di Semampi Jawa
berlangsungnya Tradisi “Maccani- Timur bahwa Kepercayaan dan tradisi

13
yang kurang mendukung tersebut pantanga-pantangan yang berhubungan
merupakan salah satu faktor dengan kesehatan. Bahkan apabila
penghambat pemberian ASI eksklusif. masyarakat melanggar satupun
Kepercayaan mengenai makanan pantangan-pantangan tersebut akan
pantangan bagi ibu yang menyusui juga berdampak bagi kesehatan mereka,
tidak memiliki dasar yang sesuai (14). sebagai contoh apabila salah satu
Dari penelitian-penelian pantangan yaitu mandi yang tidak
tersebut kebudayaan memegang arti diperbolehkan menggunakan sabun dan
penting dalam sebuah daerah masyarakat tetap menggunakan sabun
khususnya budaya yang terkait dengan maka penyakit yang muncul adalah
kesehatan, ada yang menguntungkan gatal-gatal yang hanya bisa
dan ada pula yang merugikan. Seperti disembuhkan oleh doa dari pemangku
penelitian tentang tradisi “Maccani- adat.
cani” dapat dianalisa terkait dari segi
kesehatan yang tidak sesuai dengan Saran
teori, akan tetapi tradisi inilah lebih Di perlukan adanya sikap arif
mendominasi sehingga apa yang dan bijak dalam menanggapi kesakralan
menjadi keharusan dalam kesehatan terhadap tradisi “Maccani-cani” yang
tidak di perhatikan. masih mengembang fungsi dan
perannya di masyarakat sehingga tidak
Keterbatasan dan Kendala Dalam ada kesalahan dalam penafsirannya.
Penelitian Diharapkan dalam tradisi “Maccani-
cani” ini tidak dipahami hanya terletak
Keterbatasan dalam penelitian ini yakni pada sisi negatifnya akan tetap dalam
sulitnya di temukan data fisik baik tradisi “Maccani-cani” ini ada beberapa
dalam bentuk buku dan literatur terkait nilai-nilai sosial yang perlu
adat-istidiadat Kab. Barru. dikembangkan dan tetap dipeliharan.
KESIMPULAN Untuk warga Kabupaten Barru tetap
memperhatikan kesehatan tanpa
Berdasarkan hasil dan melepaskan sistem budaya yang ada di
pembahsan dari penelitian dapat ditarik daerah. Diharapkan kepada pemerintah
kesimpulan yakni: Persepsi masyarakat bekerjasama tokoh adat tokoh
tentang adanya tradisi “Maccani-cani” Mayarakat, Tokoh Agama agar tetap
ini bahwa masyarakat menganggap menjaga dan melestarikan budaya-
tradisi maccani-cani ini sangat sakral, budaya yang ada, serta diharapkan
tradisi “Maccani – cani” yang mereka rincian sejarah munculnya tradisi ini
laksanakan merupakan warisan nenek bisa di perkenalkan baik warga
moyang yang harus dilaksanakan, setempat maupun warga luar daerah.
apabila masyarakat tidak meyakini dan Diharapkan dapat menambah
mengikutinya maka akan berdampak pengetahuan bagi peneliti tentang
buruk terhadap keselamatan dan tradisi “Maccani-cani” terhadap
kesehatan seisi kampung kesehatan.
Tradisi “Maccani-cani” terhadap
kesehatan dilihat dari banyaknya DAFTAR PUSTAKA

14
1. Niswati dan Agustina. 2019 10. Indriastuti Dwi, NP Handono,
Sosioantropologi Kesehatan: 2015. Hubungan Personal
Integrasi Budaya dan Hygiene dengan Kejadian
Kesehatan. PT. Kencana: Penyakit Kulit di TK Ngadirojo
Jakarta. Kidul, Wonogiri. Journal Akper
2. Muslimin. 2015. Perilaku 11. Gobel, FA, dkk, 2018. Aspek
Antropologi Sosial Budaya dan Sosial Budaya dalam pemilihan
Kesehatan. Deepublish: Pertolongan PersalinanPada
Surabaya. Suku Bajo Pomalaa Sulawesi
3. Duranti, M. 2012. Kepercayaan Tenggara. Vol I
Masyarakat Madani di Indonesia. 12. Utami, Tri Niswati dan Reni
Graha Ilmu: Yogyakarta. Agustina Harahap, 2019.
4. Baso, Idil, 2017. Persepsi Sosioantropologi Kesehatan
Mahasiswa tentang Berita Integrasi Budaya Dan
Penistaan Agama Di Media kesehatan. PrenadaMedia
Sosial (Stiudi Deskriftif Group( Divisi kencana) :
Kualitatif pada Mahasiswa Jakarta
Jurusan Perbandingan agama 13. Nurrahmawati, Annisa dan
fakultas Usluhuddin: Anggareni, 2010. Kepercayaan
Universitas Alauddin dan Praktik Budaya pada Masa
Makkassar Kehamilan Masyarakat di
5. Wardah, Zohratul dkk, 2019. Tanjung Limau Kalimantan
Persepsi Masyarakat Terhadap Timur. Jurnal Ilmu Sosial dan
adat Waligoro.Vol 4(1) Humaniora.Vol. 20 (2), Hal:
6. Nurfadillah,Siti, 2014. Persepsi 162-167.
Masyarakat Terhadap Tradisi 14. Setyaningsih, Fifin Triana Enita
MASSEMPE’ DI Desa dan Farapti, 2018. Hubungan
Mattoanging Kecamatan Tellu Kepercayaan dan Tradisi
Siatenge Kabupaten Bone : UIN Keluarga pada Ibu Menyusi
Alauddin Pada Pemberian ASI Eksklusif
7. Hakim, Apip Rahman, 2020. Di Kelurahan Sidotopo
Persepsi Masyarakat Terhadap semampir jawa Timur. Vol 7 (2)
Tradisi Tahlilan : Stud terhadap
Masyarakat Kampung Arab
Almunawar 13 Ulu Palembang.
8. Notoatmodjo,Soekidjo. 2005.
Promosi Kesehatan Teori dan
aplikasi. Rineke Cipta : Jakarta
9. Putri, Dewi Murdiyanti Prihatin
dan Nunung Rachmawati. 2018.
Antropologi Kesehatan
(Konsep dan Aplikasi
Antropologi dalam kesehatan).
Pustaka Baru Press:Yogyakarta.

15

You might also like