You are on page 1of 10

JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (3), 2020, 559-568

Pengaruh Jumlah Hotel dan Restoran terhadap Penerimaan Pajaknya serta


Dampaknya pada Pendapatan Asli Daerah di Sumatra Barat
Sigit Sanjaya1 , Ronni Andri Wijaya2
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Putra Indonesia YPTK ,
Indonesia

Abstract. This study aims to discover the effect of the number of hotels and restaurants on tax revenues and their
impact on original local government revenue in West Sumatra. Research data using secondary data sources. The
study population consisted of regencies and municipalities in West Sumatra. Determination of the sample using
purposive sampling technique. Data were analyzed using multiple regression. The results showed 1) the number of
hotels has a positive and significant effect on origina l local government revenue in West Sumatra 2) the number of
restaurants has a positive and significant effect on original local government revenue in West Sumatra 3) hotel tax
revenue has a positive and significant effect on original local government reven ue in West Sumatra 4) restaurant tax
revenue has a positive and significant effect on original local government revenue in West Sumatra 5) the number o f
hotels has a positive and significant effect on hotel tax revenue in West Sumatra 6) the number of rest aurants has a
positive and significant effect on restaurant tax revenue in West Sumatra .

Keywords.Number of Hotels; Number of Restaurants, Original Local Government Revenues, Tax Revenues .

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh jumlah hotel dan restoran terhadap penerimaan pajaknya
serta dampaknya pada pendapatan asli daerah di Sumatra Barat. Data penelitian menggunakan sumber data
sekunder. Populasi penelitian terdiri dari kota dan kabupaten di Sumatra Barat. Penarikan sampel me nggunakan
teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan 1) jumlah
hotel berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah di Sumatra Barat 2) jumlah restoran
berpengaruh positif dan s ignifikan terhadap terhadap pendapatan asli daerah di Sumatra Barat 3) penerimaan pajak
hotel berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah di Sumatra Barat 4) penerimaan pajak
restoran berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah di Sumatra Barat 5) jumlah hotel
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak hotel di Sumatra Barat 6) jumlah restoran
berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap penerimaan pajak restoran di Sumatra Barat .

Kata kunci. Jumlah Hotel; Jumlah Restoran; Pajak Hotel; Pajak Restoran; Pendapatan Asli Daerah .

Corresponding author. Email: sigitsanjaya@upiyptk.ac.id 1 , awheronniwijaya@upiyptk.ac.id 2


How to cite this article. Sanjaya, S., & Wijaya, R.A. (2020). Pengaruh Jumlah Hotel dan Restoran terhadap
Penerimaan Pajaknya serta Dampaknya pada Pendapatan Asli Daerah di Sumatra Barat. Jurnal Riset Akuntansi dan
Keuangan, 8(3), 559-568.
History of article. Received: Agustus 2020, Revision: Oktober 2020, Published: Desember 2020
Online ISSN: 2541-061X.Print ISSN: 2338-1507. DOI: 10.17509/ jrak.v8i3.26553
Copyright©2020. Published by Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan. Program Studi Akuntansi. FPEB. UPI

PENDAHULUAN pemerintah daerah harus meningkatkan


Kebijakan otonomi daerah mampu manajemennya (Darmi, 2018)
memberikan efek positif pada daerah dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD)
hal kedaulatan daerah untuk mengatur merupakan pendapatan yang dipungut daerah
domain mereka sendiri. Apabila dibandingkan berdasarkan peraturan daerah. Pengertian lain
dengan sistem yang tersentralisasi, kebijakan tentang pendapatan asli daerah adalah
ini dianggap lebih unggul karena daerah pendapatan yang diperoleh daerah dari
sebagai pelaku utama dalam pembangunan penerimaan pajak darah, retribusi daerah,
dan bukan pemain sampingan. Kebijakan ini hasil perusahaan milik daerah serta
memberi keleluasaan kepada pemerintah pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
provinsi dalam mengoptimalkan pengelolaan (Darise, 2008). Maka dapat disimpulkan
potensi yang ada. Agar kapasitas keuangan pengertian pendapatan asli daerah sebagai
daerah dapat dikelola secara maksimal maka penerimaan rutin dari upaya pemerintah
provinsi dalam mengelola kapasitas sumber

559 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.3 | 2020


SIGIT SANJAYA1 , RONNI ANDRI WIJAYA2 / Pengaruh Jumlah Hotel dan Restoran terhadap Penerimaan
Pajaknya serta Dampaknya pada Pendapatan Asli Daerah di Sumatra Barat

keuangan provinsi tersebut guna mendanai yang jumlahnya melebihi 10 kamar


keperluan serta tugas seperti yang tercantum dikategorkan sebagai hotel.
pada Undang-undang No. 33 Tahun 2004 Restoran tidak kalah penting untuk
tentang Perimbangan Keuangan antara menggalakkan wisata kuliner di sebuah
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah daerah. UU Pajak Daerah dan Retribusi
(Bastian, 2010). Pendapatan Asli Daerah yang tercantum dalam pasal 1 ayat 23
Daerah (PAD) terdiri dari 3 aspek utama, menyebutkan pengertian restoran adalah
yaitu pajak daerah, retribusi daerah dan hasil penyedia atau penjual makanan dan atau
pengelolaan milik daerah serta pengelolaan minuman dengan pemungutan pembayaran,
kekayaan daerah yang dipisahkan. misalnya rumah makan, kafetaria, kantin,
Mengoptimalkan potensi wisata merupakan warung, dan termasuk didalamnya jasa boga
salah satu strategi untuk meningkatkan atau catering. Objek pajak restoran adalah
penerimaan daerah (Pratama, 2016); (Isnaini, jasa yang yang telah dilaksanakan oleh
2014). Hubungan industri pariwisata dengan restoran, berupa jasa yang disediakan oleh
penerimaan daerah terhubung melalui jalur restoran seperti yang dimaksud pada ayat
penerimaan daerah serta bagi hasil yang meliputi jasa penjualan makanan atau
pajak/bukan pajak. minuman yang dibeli oleh pembeli, baik yang
Adapun fenomena yang terjadi di dikonsumsi di tempat tersebut ataupun di
Sumatra Barat berdasarkan PassengerExit tempat lainnya.
Survey (PES) Kementrian Pariwisata Penelitian tentang hubungan jumlah
menunjukkan jumlah wisatawan hotel dengan PAD sebelumnya telah diteliti
mancanegara. tahun 2018 adalah sebesar oleh(Armahidha, 2011); (Solot, 2018) dan
54.376 yang tahun sebelumnya (2017) (Widiyanti, 2017). Perbedaannya pada
mencapai 56.248 jiwa (BPS, 2018). Namun, penelitian (Armahidha, 2011) dan (Widiyanti,
secara kualitas wisman tersebut mengalami 2017) yang menjadi variabel independen
peningkatan dimana devisa yang dihasilkan adalah PAD pariwisata, sedangkan pada
terjadi peningkatan dari USD 44 juta (2017) penelitian ini menggunakan data total PAD.
menjadi USD 47 juta (2018). Hal ini Untuk hubungan jumlah restoran dan PAD
menandakan bahwa sektor pariwisata Sumatra sebelumnya telah diteliti oleh (Fikri &
Barat memberikan pengaruh positif dalam Mardani, 2017); (Farhan, 2019) dan
pembangunan Sumatra Barat di masa (Widiyanti, 2017) yang hanya berfokus pada
mendatang. Dalam penerimaan pajak di satu objek kabupaten atau kota, perbedaanya
sektor wisata atau PAD pariwisata, pajak dengan penelitian ini dimana yang menjadi
hotel dan pajak restoran merupakan sampel penelitian adalah kotamadya dan
penyumbang terbesar. Meskipun masih kabupaten terpilih yang layak merefleksikan
banyak fenomena karena terdapat masalah pariwisata menurut dinas wisata Sumatra
yang berasal dari sistem pemungutan yang Barat.
diimplementasikan untuk pajak hotel dan Keberadaan hotel atau penginapan
restoran, mengingat Self Asssesment System yang terdapat di Sumatra Barat dapat
yang membutuhkan kejujuran wajib pajak itu memberikan keuntungan bagi pemerintah
sendiri. daerah. Bertambahnya jumlah hotel maka
Hotel merupakan penunjang dalam akan mempunyai potensi semakin tinggi juga
bidang pariwisata. Menurut (Siahaan, 2005) penerimaan PAD melalui pajak yang dipungut
hotel merupakan fasilitas penyedia jasa pemerintah daerah. Akomodasi hotel biasanya
peristirahatan atau penginapan termasuk juga dilengkapi dengan jasa pelayanan lain
didalamnya berbagai fasilitas jasa lain. seperti kegiatan hiburan yang dapat
Penyedia jasa peristirahatan seperti motel, memberikan kontribusi langsung dan tidak
losmen, resort, pesanggrahan, rumah langsung terhadap PAD. Penelitian (Solot,
penginapan dan sejenisnya, serta tempat kos 2018); (Widiyanti, 2017); (Gooroochurn &
Sinclair, 2005); (Walpole & Goodwin,

560 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.3 | 2020


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (3), 2020, 559-568

2000)menyatakan jumlah hotel berpengaruh Provinsi Sumatra Barat terkenal dengan


signifikan terhadap pendapatan asli daerah. masakan daerahnya. Para wisatawan yang
Sehingga dapat diajukan hipotesis sebagai datang baik lokal maupun mancanegara akan
berikut: sangat tertarik untuk mencoba masakan dari
H1 : Jumlah hotel berpengaruh positif dan provinsi ini. Kenaikan wisatawan baik lokal
signifikan terhadap pendapatan asli maupun internasional akan berpengaruh
daerah Sumatra Barat terhadap penghasilan resoran atau rumah
makan yang ada di Sumater Barat. Dengan
Upaya peningkatan pendapatan daerah dapat naiknya penghasilan dari restoran atau rumah
dilakukan dengan berbagai strategi salah makan maka akan berpengaruh terhadap pajak
satunya memperkuat akomodasi pariwisata yang dibayarkan kepada pemerintah daerah.
seperti keberadaan restoran atau rumah Penelitian (Riawan, 2014); (Fikri & Mardani,
makan. Keberadaan restoran atau rumah 2017) menyimpulkan jika pajak restoran
makan akan menopang istilah wisata kuliner berpengaruh signifikan positif terhadap PAD.
yang akan berdampak pada penngkatan PAD. H4 : Penerimaan pajak restoran
Kreatifitas dan inovasi dalam usaha kuliner berpengaruh positif dan signifikan
akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para terhadap pendapatan asli daerah
wisatawan untuk datang ke suatu daerah. Sumatra Barat
(Widiyanti, 2017) dan (Fikri & Mardani,
2017) menyimpulkan jika terdapat pengaruh Wisatawan lokal maupun internasional tentu
yang signifikan antara jumlah restoran dan memerlukan akomodasi pariwisata. Jumlah
PAD. Sehingga dapat diajukan hipotesis wisatawan yang meningkat akan membuat
sebagai berikut: kebutuhan akan hotel terus meningkat. Hotel
H2 : Jumlah restoran berpengaruh positif tidak hanya untuk menginap tapi bisa juga
dan signifikan terhadap pendapatan sebagai tempat rekreasi. Peningkatan jumlah
asli daerah Sumatra Barat hotel akan berpotensi menaikkan jumlah
penerimaan pajak hotel. (Aliandi &
Penerimaan pajak hotel merupakan komponen Handayani, 2013) menyatakan bahwa jumlah
krusial dalam meningkatkan pendapatan asli hotel berpengaruh signifikan terhadap
daerah di Sumatra Barat. Dengan penerimaan pajak hotel. Penelitian
dikembangkannya self assesment system (Yunimiartiningsih, 2018) menyimpulkan
dimana penentuan besarnya pajak ditentukan bahwa jumlah hotel merupakan faktor yang
oleh wajib pajak yang bersangkutan akan dapat dihubungkan dengan pajak daerah.
membuat wajib pajak sukarea dalam H5 : Jumlah hotel berpengaruh positif dan
membayar pajak yang secara langsung juga signifikan terhadap penerimaan pajak
berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah hotel
di Sumatra Barat. Semakin tinggi penerimaan
pajak hotel maka pendapatan asli daerah pun Keberadaan restoran merupakan salah satu
akan meningkat. (Farhan, 2019); (Sidiq, faktor penunjang dalam pariwisata, karena
2019); (Bird, 1992); (Litvin et al., 2006) telah restoran mempunyai linkage dengan berbagai
menyimpulkan bahwa pajak hotel sektor lain seperti hotel dan industri makanan
berpengaruh signifikan positif terhadap PAD. dan minuman lain. Di sisi lain keberadaan
Sehingga dapat diajukan hipotesis sebagai restoran juga merupakan faktor pendukung di
berikut: tempat rekreasi dan hiburan. Restoran juga
H3 : Penerimaan pajak hotel berpengaruh merupakan pendukukung untuk berbagai
positif dan signifikan terhadap event yang dilaksanakan. Penelitian
pendapatan asli daerah Sumatra (Armahidha, 2011)menyatakan bahwa jumlah
Barat restoran merupakan faktor yang
mempengaruhi pendapatan asli daerah

561 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.3 | 2020


SIGIT SANJAYA1 , RONNI ANDRI WIJAYA2 / Pengaruh Jumlah Hotel dan Restoran terhadap Penerimaan
Pajaknya serta Dampaknya pada Pendapatan Asli Daerah di Sumatra Barat

pariwisata, dalam hal ini adalah pajak Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas
restoran. Pariwisata.
H6 : Jumlah restoran berpengaruh Uji normalitas residual berguna untuk
signifikan positif dan signifikan melihat dalam model regresi variabel
terhadap penerimaan pajak restoran pengganggu atau residual tergolong distribusi
normal atau tidak. Uji normalitas residual
METODOLOGI PENELITIAN yang dilakukan dengan memakai metode
Pendekatan peneitian yang digunakan Kolmogoraf-Smirnov test pada α = 0,05. Dari
merupakan pendekatan kausalitas. Penelitian hasil pengolahan data SPSS, terlihat hasil
kausalitas adalah riset yang mempunyai pengujian pada tabel 1.
tujuan utama menunjukkan hubungan sebab
akibat antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Populasi dari penelitian ini adalah Tabel 1. Uji Normalitas
kabupaten dan kota yang berada di Sumatra One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Barat. Total populasi berjumlah 19, dimana Residual
N 30
terdiri dari 12 kabupaten dan 7 kota. Normal Parameters a,b Mean .0000000
Penarikan sampel menggunakan teknik Std. Dev iation .16770518
Most Extreme Dif f erences Absolute .127
purposive sampling, yaitu kota yang layak Positiv e .127
merepresentasikan pariwisata Sumatra Barat Negativ e -.113
Test Statistic .127
menurut Dinas Pariwisata. Kota tersebut Asy mp. Sig. (2-tailed) .200c,d
adalah kota Padang, kota Bukittinggi, kota a. Test distribution is Normal.
b. Calculated f rom data.
Payakumbuh, kabupaten Pesisir Selatan dan c. Lillief ors Signif icance Correction.
d. This is a lower bound of the true signif icance.
kabupaten Kepulauan Mentawai. Data
penelitian yang digunakan adalah data Sumber: Data Olahan SPSS (2020)
sekunder terkait variabel yang diteliti yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Dari hasil pengujian, terlihat bahwa
dan Dinas Pariwisata selama 2015-2019. nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,200 lebih
Dalam pelaksanaan uji regresi,
besar dari 0,05 sehingga data dikategorikan
pengujian asumsi klasik perlu dilakukan normal.
untuk melihat jika data yang digunakan dalam Uji heteroskedastisitas digunakan
penelitian telah cukup syarat dan ketentuan digunakan untuk melihat apakah dalam
dalam model regresi. Uji asumsi yang sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan
dilakukan yaitu uji normalitas, uji
varians dari residual atas pengamatan satu ke
heteroskedastisitas, uji multikolinearitas dan pengamatan lain. Untuk mendeteksi adanya
uji autokorelasi. Analisis data menggunakan heteroskedastisitas antar variabel independen
Uji koefisien Determinasi (Adjusted R
digunakan uji Gletser. Hasil pengujian terlihat
Square) Uji F dan Uji t. pada tabel 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Uji Heteroskedastisitas
Hasil Penelitian Coefficientsa
Populasi dalam penelitian ini adalah Unstandardized
Coef f icients
kabupaten dan kota di Sumatra Barat. Sampel Model B Std. Error t Sig.
terdiri dari kota dan kabupaten yang layak 1(Constant) .401 .492 .814 .423
Jumlah_Hotel_X1 .001 .001 1.681 .105
merepresentasikan pariwisata menurut Dinas Jumlah_Restoran_X2 -.001 .000 -1.625 .102
Pariwisata yaitu kota Padang, kota Log_Pajak_Hotel_X3 -.024 .027 -.906 .373
Log_Pajak_Restoran_X4 -.005 .047 -.106 .917
Bukittinggi, kota Payakumbuh, kabupaten a. Dependent Variable: ABS_RES
Pesisir Selatan dan kabupaten Kepulauan
Mentawai.Sumber data yang dipergunakan Sumber: Data Olahan SPSS (2020)
adalah sumber data sekunder yang didapat Dari hasil pengujian terlihat bahwa
dengan mengambil data yang diterbitkan oleh nilai sig variabel penerimaan pajak hotel (X1 ),

562 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.3 | 2020


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (3), 2020, 559-568

penerimaan pajak restoran (X2 ), jumlah hotel Tabel 5. Uji Koefisien Determinasi
(X3 ) dan jumlah restoran (X4 ) > 0,05. Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Sehingga dapat dikategorikan bahwa data Model R R Square Square Estimate
a
1 .869 .755 .716 .17859
telah terbebas dari gejala heteroskedastisitas. a. Predictors: (Constant), Jumlah_Restoran_X4, Log_Pajak_Hotel_X1,
Model regresi yang dinyatakan bebas Log_Pajak_Restoran_X2, Jumlah_Hotel_X3

dari multikolinearitas apabila VIF < 10 dan Sumber: Data Olahan SPSS (2020)
tolerance > 0,1. Hasil pengujian
multikolinearitas terlihat pada tabel 3. Besarnya angka Adjusted R Square
adalah 0,755 atau 75,5%. Hal ini
mengindikasikan bahwa keterlibatan variabel
bebas, yaitu penerimaan pajak hotel (X1 ),
penerimaan pajak restoran (X2 ), jumlah hotel
Tabel 3. Uji Multikolinearitas (X3 ) dan jumlah restoran (X4 ) terhadap
Coefficients a variabel terikat yaitu Pendapatan Asli Daerah
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
(Y) sebesar 75,5%. Sedangkan sisanya 24,5%
1 Log_Pajak_Hotel_X1 .260 3.840 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
Log_Pajak_Restoran_X2 .459 2.177
Jumlah_Hotel_X3 .213 4.705
diteliti dalam penelitian ini.
Jumlah_Restoran_X4 .421 2.374 Berdasarkan pengolahan data dengan
a. Dependent Variable: Log_PAD_Y
SPSS, hasil uji F terlihat pada tabel 6.
Sumber: Data Olahan SPSS (2020)

Berdasarkan hasil pengujian terlihat Tabel 6. Uji F


ANOVAa
bahwa variabel penerimaan pajak hotel (X1 ), Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
penerimaan pajak restoran (X2 ), jumlah hotel 1 Regression 2.461 4 .615 19.286 .000b
(X3 ) dan jumlah restoran (X4 ) terbebas dari Residual .797 25 .032

multikolinearitas karena nilai tolerance > 0,1 Total 3.258 29

dan nilai VIF < 10. a. Dependent Variable: Log_PAD_Y


b. Predictors: (Constant), Jumlah_Restoran_X4,
Model terbebas dari autokorelasi Log_Pajak_Hotel_X1, Log_Pajak_Restoran_X2, Jumlah_Hotel_X3
apabila nilai Durbin-Watson berada diantara - Sumber: Data Olahan SPSS (2020)
2 dan 2. Pengujian autokorelasi terlihat pada
tabel 4. Dari hasil output uji F dapat dilihat
jika nilai sig sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai
Tabel 4. Uji Autokorelasi Fhitung> Ftabel dimana 19,286 > 2,62.
Model Summaryb
Adjusted
Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat bahwa
Model R R Square R Square Durbin-Watson kerangka atau model yang diajukan dalam
1 .869a .755 .716 .607
penelitian ini sudah fix sehingga dapat
a. Predictors: (Constant), Jumlah_Restoran_X4, Log_Pajak_Hotel_X1,
Log_Pajak_Restoran_X2, Jumlah_Hotel_X3 dilanjutkan pengujian parsial pada uji t
b. Dependent Variable: Log_PAD_Y Pengujian hipotesis dilakukan dengan
Sumber: Data Olahan SPSS (2020) membandingkan (a) thitung dengan ttabel (b) nilai
Dari hasil pengujian terlihat bahwa sig dengan α yang diajukan yaitu 95% atau α
nilai Durbin-Watson sebesar 0,607 berada = 0,05.Namun sebelum melakukan uji t,
pada rentang -2 dan 2. Dapat disimpulkan terlebih dahulustruktur kerangka penelitian
bahwa model telah terbebas dari masalah dibagi menjadi 3 substruktur. Substruktur
autokorelasi. pertama untuk menguji Hipotesis 1 (H1 ),
Uji koefisien determinasi Adjusted R Hipotesis 2(H2 ), Hipotesis 3 (H3 ) dan
Square yang dilakukan terlihat pada tabel 5. Hipotesis 4 (H4 ). Substruktur kedua untuk
menguji Hipotesis 5(H5 ) dan struktur ketiga
untuk menguji Hipotesis 6 (H6 ). Untuk
substruktur satu terdapat pada gambar
dibawah ini.

563 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.3 | 2020


SIGIT SANJAYA1 , RONNI ANDRI WIJAYA2 / Pengaruh Jumlah Hotel dan Restoran terhadap Penerimaan
Pajaknya serta Dampaknya pada Pendapatan Asli Daerah di Sumatra Barat
Jumlah
Hotel (X1)

Hasil uji t untuk Hipotesis 5(H5 ) yaitu


pengaruh jumlah hotel (X1 ) terhadap
Jumlah
Restoran (X2) penerimaan pajak hotel (Y) dapat dilihat pada
P endapatan Asli tabel 8 dibawah ini
Daerah (Y)

P enerimaan P ajak Tabel 8. Uji t Substruktur 2


Hotel (X3) Coefficientsa
Unstandardized
Coef f icients
Model B Std. Error t Sig.
P enerimaan P ajak 1 (Constant) -164.207 28.769 -5.708 .000
Restoran (X4) Log_Pajak_Hotel_X3 22.925 3.099 7.397 .000
a. Dependent Variable: Jumlah_Hotel_X3
Sumber: Data Olahan SPSS (2020)
Gambar 1. Substruktur 1
Hasil uji t Hipotesis 6 (H6 ) jumlah
Untuk menguji Hipotesis 5(H5 ), yaitu restoran (X2 ) terhadap penerimaan pajak
pengaruh jumlah hotel (X1 ) terhadap restoran (X4 ) dapat dilihat pada tabel 9
penerimaan pajak hotel (Y), substrukturnya dibawah ini
terlihat pada gambar 2 dibawah ini. Tabel 9. Uji t Substruktur 3
Coefficientsa
P enerimaan P ajak Unstandardized
Jumlah Coef f icients
Hotel (X3)
Hotel (X1) Model B Std. Error t Sig.
1 (Constant) -817.816 273.395 -2.991 .006
Log_Pajak_Restoran_X4 91.443 27.804 3.289 .003
a. Dependent Variable: Jumlah_Restoran_X4
Gambar 2. Substruktur 2
Sumber: Data Olahan SPSS (2020)
Untuk menguji Hipotesis 6 (H6 ), yaitu
Hasil dari Tabel 7, uji hipotesis
pengaruh jumlah restoran (X2 ) terhadap
pertama dilakukan dengan membandingkan
penerimaan pajak restoran (X4 ), maka
nilai thitung dengan ttabel pada α = 0,05. Nilai
substrukturnya terlihat pada gambar 3
ttabel adalah 1,96. Untuk variabel Jumlah Hotel
dibawah ini
(X1 ) nilai thitung adalah 3,289 dan nilai
Jumlah Restoran P enerimaan P ajak signifikansi 0,024. Dengan demikian dapat
Restoran (X4)
(X2) disimpulkan bahwa thitung > ttabel yaitu 3,289 >
1,96 dan nilai sig 0,024 < 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah hotel
Gambar 3. Substruktur 3
berpengaruh signifikan positif terhadap
pendapatan asli daerah. Sehingga Hipotesis
Hasil uji t untuk Hipotesis 1 (H1 ),
pertama (H1 ) dalam penelitian dalam
Hipotesis 2(H2 ), Hipotesis 3 (H3 ) dan
penelitian ini diterima.
Hipotesis 4 (H4 ) dapat dilihat pada tabel 7
Uji hipotesis kedua dilakukan dengan
dibawah ini
cara melihat nilai thitung dan membandingkan
Tabel 7. Uji t Substruktur 1
dengan nilai ttabel pada α = 0,05. Nilai ttabel
Coefficientsa sebesar 1,96. Pada variabel Jumlah Restoran
Unstandardized
Coef f icients
(X2 ) nilai thitung adalah 3,290 dan nilai
Model B Std. Error t Sig. signifikansi 0,003. Hasil ini menunjukkan
1 (Constant) 10.137 1.078 9.878 .000 bahwa thitung > ttabel yaitu 3,290 > 1,96 dan
Jumlah_Hotel_X1 .005 .002 2.399 .024
Jumlah_Restoran_X2 .002 .001 3.290 .003 nilai sig 0,003 < 0,05. Dapat disimpulkan
Log_Pajak_Hotel_X3 .004 .002 2.169 .040 bahwa jumlah restoran berpengaruh
Log_Pajak_Restoran_X4 .194 .091 2.146 .042
a. Dependent Variable: Log_PAD_Y signifikan positif terhadap pendapatan asli
Sumber: Data Olahan SPSS (2020) daerah. Sehingga Hipotesis kedua (H2 )

564 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.3 | 2020


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (3), 2020, 559-568

dalam penelitian dalam penelitian ini penerimaan pajak restoran. Sehingga


diterima. Hipotesis keenam (H6 ) dalam penelitian
Uji hipotesis ketiga dilakukan dengan dalam penelitian ini diterima.
cara melihat nilai thitung dan membandingkan
dengan nilai ttabel pada α = 0,05. Nilai ttabel Pembahasan Hasil Penelitian
adalah 1,96. Pada variabel penerimaan pajak Berdasarkan analisis statistik
hotel (X3 ) nilai thitung adalah 2,169 dan nilai ditemukan bahwa Hipotesis pertama (H1 )
signifikansi 0,040. Hasil ini menunjukkan diterima dan disimpulkan bahwa jumlah hotel
bahwa thitung > ttabel yaitu 2,169 > 1,96 dan berpengaruh signifikan positif terhadap
nilai sig 0,040 < 0,05. Dapat disimpulkan pendapatan asli daerah. Hal ini dapat dilihat
bahwa penerimaan pajak hotel berpengaruh dari signifikansi 0,024 (kecil daripada α =
signifikan positif terhadap pendapatan asli 0,05). Nilai thitung> ttabel yaitu 3,289 > 1,96.
daerah. Sehingga Hipotesis ketiga (H3 ) Artinya, terdapat pengaruh signifikan jumlah
dalam penelitian dalam penelitian ini hotel(X1 ) secara parsial terhadap pendapatan
diterima. asli daerah (Y). Ini berarti penelitian
Uji hipotesis keempat dilakukan menemukan bukti bahwa jumlah hotel
dengan cara melihat nilai thitung dan berpengaruh signifikan positif terhadap
membandingkan dengan nilai ttabel pada α = pendapatan asli daerah. Pertambahan jumlah
0,05. Nilai ttabel adalah 1,96. Pada variabel hotel setiap tahun merupakan potensi untuk
penerimaan pajak restoran (X4 ) nilai thitung menambah pendapatan asli daerah melalui
adalah 2,146 dan nilai signifikansi 0,042. pembayaran pajaknya. Di sisi lain keberadaan
Hasil ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel hotel merupakan penunjang bagi daeah untuk
yaitu 2,149 > 1,96 dan nilai sig 0,042 < 0,05. melaksanakan event tertentu dan ini menjadi
Dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak linkage untuk berbagai sektor yang akan
restoran berpengaruh signifikan positif berpengaruh terhadap pendapatan daerah
terhadap pendapatan asli daerah. Sehingga secara tidak langsung. Hasil penelitian ini
Hipotesis keempat (H4 ) dalam penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
dalam penelitian ini diterima. (Solot, 2018) dan (Widiyanti, 2017)yang
Uji hipotesis kelima dilakukan dengan menyimpulkan bahwa jumlah hotel
cara melihat nilai thitung dan membandingkan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
dengan nilai ttabel pada α = 0,05. Nilai ttabel asli daerah.
adalah 1,96. Pada variabel jumlah hotel (X1 ) Berdasarkan analisis statistik
nilai thitung adalah 7,397 dan nilai signifikansi ditemukan bahwa Hipotesis kedua (H2 )
0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa thitung > diterima dan disimpulkan bahwa jumlah
ttabel yaitu 7,397 > 1,96 dan nilai sig 0,000 < restoran berpengaruh signifikan positif
0,05. Dapat disimpulkan bahwa jumlah hotel terhadap pendapatan asli daerah. Hal ini dapat
berpengaruh signifikan positif terhadap dilihat dari signifikansi 0,003 (kecil daripada
penerimaan pajak hotel. Sehingga Hipotesis α = 0,05). Nilai thitung> ttabel yaitu 3,290 >
kelima (H5 ) dalam penelitian dalam 1,96. Artinya, terdapat pengaruh signifikan
penelitian ini diterima. jumlah restoran(X2 ) secara parsial pendapatan
Uji hipotesis keenam dilakukan asli daerah (Y). Hal ini berarti penelitian
dengan cara melihat nilai thitung dan menemukan bukti bahwa jumlah restoran
membandingkan dengan nilai ttabel pada α = berpengaruh signifikan positif terhadap
0,05. Nilai ttabel adalah 1,96. Pada variabel pendapatan asli daerah. Keberadaan restoran
jumlah restoran (X2 ) nilai thitung adalah 3,289 menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
dan nilai signifikansi 0,003. Hasil ini Perkembangan jumlah restoran di berbagai
menunjukkan bahwa thitung > ttabel yaitu 3,289 daerah mencerminkan dinamika
> 1,96 dan nilai sig 0,003 < 0,05. Dapat perkembangan pariwisata di daerah tersebut.
disimpulkan bahwa jumlah restoran Semakin meningkat jumlah restoran, maka
berpengaruh signifikan positif terhadap potensi peningkatan PAD juga semakin tinggi

565 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.3 | 2020


SIGIT SANJAYA1 , RONNI ANDRI WIJAYA2 / Pengaruh Jumlah Hotel dan Restoran terhadap Penerimaan
Pajaknya serta Dampaknya pada Pendapatan Asli Daerah di Sumatra Barat

melalui penerimaan pajak. Disamping itu, kuliner. Semakin baik penerimaan pajak
restoran juga merupakan penghubung dengan restoran yang disadari dengan kepatuhan
jasa lain yang berkontribusi seperti wajib pajak akan berkontribusi besar terhadap
perdagangan dan transportasi dalam pendapatan asli daerah. Hasil penelitian ini
peningkatan PAD. Hasil ini sejalan dengan sejalan dengan(Riawan, 2014); (Fikri &
penelitian (Widiyanti, 2017)yang menyatakan Mardani, 2017)yang menyatakan bahwa
bahwa jumlah restoran berpengaruh penerimaan pajak restoran berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan asli daerah. signifikan positif terhadap pendapatan asli
Berdasarkan analisis statistik ditemukan daerah.
bahwa Hipotesis ketiga (H3 ) diterima dan Berdasarkan analisis statistik
disimpulkan bahwa penerimaan pajak hotel ditemukan bahwa Hipotesis kelima (H5 )
berpengaruh signifikan positif terhadap diterima dan disimpulkan bahwa jumlah hotel
pendapatan asli daerah. Hal ini dapat dilihat berpengaruh signifikan positif terhadap
dari signifikansi 0,040 (kecil daripada α = penerimaan pajak hotel. Hal ini dapat dilihat
0,05). Nilai thitung> ttabel yaitu 2,169 > 1,96. dari signifikansi 0,000 (kecil daripada α =
Artinya, terdapat pengaruh signifikan 0,05). Nilai thitung> ttabel yaitu 7,397 > 1,96.
penerimaan pajak hotel(X3 ) secara parsial Artinya, terdapat pengaruh signifikan jumlah
pendapatan asli daerah (Y). Ini berarti hotel(X1 ) secara parsial terhadap penerimaan
penelitian menemukan bukti bahwa pajak hotel (X3 ). Ini berarti penelitian
penerimaan pajak hotel berpengaruh menemukan bukti bahwa jumlah hotel
signifikan positif terhadap pendapatan asli berpengaruh signifikan positif terhadap
daerah. Penerimaan pajak hotel merupakan penerimaan pajak hotel. Semakin banyak
komponen dari penerimaan pajak daerah. jumlah hotel, maka akan semakin tinggi
Penerimaan pajak hotel yang tinggi akan potensi daerah dalam penerimaan pajak hotel.
memberikan kontribusi besar terhadap Ini berarti juga pertumbuhan jumlah hotel
pendapatan asli daerah pada daerah dengan juga diiringi dengan pertumbuhan ketaatan
wisata unggul atau ibukota provinsi. dan kepatuhan dalam membayar pajak. Hasil
Kepatuhan wajib pajak menjadi kunci dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian
penerimaan pajak hotel. Hasil ini sejalan (Aliandi & Handayani, 2013)yang
dengan penelitian yang dilakukan oleh menyatakan bahwa jumlah hotel berpengaruh
(Farhan, 2019)dan (Sidiq, 2019)yang signifikan terhadap penerimaan pajak hotel.
menyatakan penerimaan pajak hotel Penelitian (Yunimiartiningsih, 2018) juga
berpengaruh signifikan positif terhadap menyimpulkan bahwa jumlah hotel
pendapatan asli daerah. merupakan faktor yang dapat dihubungkan
Berdasarkan analisis statistik dengan pajak daerah.
ditemukan bahwa Hipotesis keempat (H4 ) Berdasarkan analisis statistik
diterima dan disimpulkan bahwa penerimaan ditemukan bahwa Hipotesis keenam (H6 )
pajak restoran berpengaruh signifikan positif diterima dan disimpulkan bahwa jumlah
terhadap pendapatan asli daerah. Hal ini dapat restoran berpengaruh signifikan positif
dilihat dari signifikansi 0,042 (kecil daripada terhadap penerimaan pajak restoran. Hal ini
α = 0,05). Nilai thitung> ttabel yaitu 2,146 > dapat dilihat dari signifikansi 0,003 (kecil
1,96. Artinya, terdapat pengaruh signifikan daripada α = 0,05). Nilai thitung> ttabel yaitu
penerimaan pajak restoran(X4 ) secara parsial 3,289 > 1,96. Artinya, terdapat pengaruh
pendapatan asli daerah (Y). Ini berarti signifikan jumlah restoran(X2 ) secara parsial
penelitian menemukan bukti bahwa terhadap penerimaan pajak hotel (X4 ). Ini
penerimaan pajak restoran berpengaruh berarti penelitian menemukan bukti bahwa
signifikan positif terhadap pendapatan asli jumlah restoran berpengaruh signifikan positif
daerah. Penerimaan pajak restoran merupakn terhadap penerimaan pajak restoran. Ini
komponen penting dalam PAD pada daerah berarti bahwa pertumbuhan jumlah restoran /
dengan wisata unggul dengan tema wisata rumah makan juga diiringi dengan

566 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.3 | 2020


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (3), 2020, 559-568

pertumbuhan kesadaran dalam membayar dengan menggunakan kriteria yang lebih


pajak sehingga pendapatan pajak restoran spesifik.
juga tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian (Armahidha, 2011) yang
DAFTAR PUSTAKA
menyatakan bahwa jumlah restoran Aliandi, V. D. A., & Handayani, H. R. (2013).
merupakan faktor yang mempengaruhi
Pengaruh Jumlah Wisatawan, Jumlah
pendapatan asli daerah pariwisata, dalam hal Hotel, dan Tingkat Hunian Hotel
ini adalah pajak restoran.
Terhadap Penerimaan Pajak Hotel
(Studi Kasus Pada Kota Yogyakarta).
SIMPULAN
Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Berdasarkan hasil pengujian yang Armahidha, D. (2011). Pengaruh Jumlah
telah dilakukan untuk menguji pengaruh
Restoran, Jumlah Kamar Hotel, Jumlah
pengaruh jumlah hotel, jumlah restoran Wisatawan, dan Jumlah Obyek Wisata
terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran
Terhadap Pendapatan Pariwisata di
serta dampaknya pada pendapatan asli daerah Kabupaten Temanggung Tahun 1985-
di Sumatra Barat, maka diperoleh kesimpulan
2009. Universitas Negeri Semarang.
sebagai berikut: Bastian, I. (2010). Akuntansi Sektor Publik
1. Jumlah hotel berpengaruh signifikan
Suatu Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta:
positif terhadap pendapatan asli Erlangga.
daerah Sumatra Barat
Bird, R. M. (1992). Taxing tourism in
2. Jumlah restoran berpengaruh developing countries. World
signifikan positif terhadap pendapatan
Development, 20(8), 1145–1158.
asli daerah Sumatra Barat Darise, N. (2008). Akuntansi Keuangan
3. Penerimaan pajak hotel berpengaruh
Daerah (Akuntansi Sektor Publik). PT
signifikan positif terhadap pendapatan Indeks, Jakarta.
asli daerah Sumatra Barat
Darmi, T. (2018). Locally-Generated Revenue
4. Penerimaan pajak restoran as A Capacity Parameters of New
berpengaruh signifikan positif
Regional Autonomy Management. JKAP
terhadap pendapatan asli daerah (Jurnal Kebijakan Dan Administrasi
Sumatra Barat
Publik).
5. Jumlah hotel berpengaruh signifikan https://doi.org/10.22146/jkap.24870
positif terhadap penerimaan pajak
Farhan, F. (2019). Pengaruh Retribusi
hotel
Tempat Wisata, Pajak Hotel, Pajak
6. Jumlah restoran berpengaruh
Restoran Dan Pajak Reklame Terhadap
signifikan positif terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota
pajak restoran.
Padand. STKIP PGRI SUMATERA
Saran BARAT.
Bagi pemerintah daerah disarankan
Fikri, Z., & Mardani, R. M. (2017). Pengaruh
untuk melakukan pemungutan pajak secara Pajak Hotel, Pajak Restoran, Dan Pajak
efektif baik untuk hotel dan restoran.
Hiburan Terhadap Pendapatan Asli
Pemerintah disarankan untuk memudahkan
Daerah Kota Batu (Studi Kasus Pada
perijinan operasi restoran dan hotel baru
Dinas Pendapatan Kota Batu Tahun
untuk meningkatkan PAD. Bagi pengusaha 2012-2016). Jurnal Ilmiah Riset
hotel dan restoran disarankan untuk mematuhi
Manajemen, 6(1).
regulasi yang ada terkait pemungutan pajak Gooroochurn, N., & Sinclair, M. T. (2005).
daerah. Bagi peneliti selanjutnya disarankan
Economics of tourism taxation: Evidence
untuk menambah variabel penelitian yang from Mauritius. Annals of Tourism
terkait dengan perkembangan pariwisata.
Research, 32(2), 478–498.
Peneliti dapat memperluas populasi dan Isnaini, A. (2014). Studi Potensi Ekonomi
sampel penelitian dan memperbanyak sampel
Sektor Pariwisata terhadap Pendapatan

567 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.3 | 2020


SIGIT SANJAYA1 , RONNI ANDRI WIJAYA2 / Pengaruh Jumlah Hotel dan Restoran terhadap Penerimaan
Pajaknya serta Dampaknya pada Pendapatan Asli Daerah di Sumatra Barat

Asli Daerah Kabupaten Tulungagung. (Studi Kasus Pada Dinas Pelayanan


Universitas Brawijaya. Pajak Kota Bandung). STIE Ekuitas.
Litvin, S. W., Crotts, J. C., Blackwell, C., & Solot, F. T. (2018). Pengaruh Jumlah Hotel
Styles, A. K. (2006). Expenditures of Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Pad)
accommodations tax revenue: A South Melalui Pajak Hotel Sebagai Intervening
Carolina study. Journal of Travel (Studi Kasus Di Kota Yogyakarta Tahun
Research, 45(2), 150–157. 2013-2016). Jurnal Ekobis Dewantara,
Pratama, A. (2016). Identifikasi Keterkaitan 1(2), 70–81.
Kawasan Wisata Pantai Carita Terhadap Walpole, M. J., & Goodwin, H. J. (2000).
Usaha Pariwisata di Kecamatan Carita Local economic impacts of dragon
Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. tourism in Indonesia. Annals of Tourism
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Research, 27(3), 559–576.
Perencanaan Wilayah & Kota, 1(1). Widiyanti, N. (2017). Analisis Pengaruh
Riawan, B. Y. B. (2014). Kontribusi Pajak Jumlah Obyek Wisata, PDRB, Jumlah
Hotel, Pajak Restoran, Dan Pajak Hotel, Jumlah Restoran dan Rumah
Reklame Terhadap Pendapatan Asli Makan, Terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Kulonprogo Tahun Daerah Sektor Pariwisata di Daerah
2011-2013. Skripsi Program Studi Istimewa Yogyakarta Tahun 2010-2015.
Akuntansi DIII Fakultas Ekonomu Repository UMY.
Universitas Negeri Yogyakarta. Yunimiartiningsih, E. (2018). Pengaruh
Siahaan, M. P. (2005). Pajak daerah dan Jumlah Hotel, Jumlah Wisatawan,
retribusi daerah. Jakarta: PT Raja Pendapatan Perkapita Dan Produk
Grafindo Persada. Domestik Bruto Terhadap Penerimaan
Sidiq, R. A. (2019). Pengaruh Efektifitas Pajak Daerah Di Jawa Timur Tahun
Pajak Reklame Dan Pajak Hotel 2012-2016.
Terhadap Pendapatan Asli Daerah

568 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.3 | 2020

You might also like