Professional Documents
Culture Documents
1, Tahun 2023
ABSTRACT
ABSTRAK
Submit: 16 Juni 2023 * Revisi: 26 Juni 2023 * Accepted: 2 Juli 2023 * Publish: 3 Juli 2023
agar dapat mendukung kesuburan tanah perubahan, namun relatif tahan terhadap
salah satunya adalah kandungan C- pelapukan dan wujud yang terakhir
Organik, dimana kandungan C-Organik berupa sisa-sisa tanaman dan hewan yang
merupakan unsur yang dapat menentukan telah mengalami dekomposisi di dalam
tingkat kesuburan tanah [5]. tanah [7].
Bahan organik tanah merupakan Kandungan organik tanah biasanya
komponen penting penentu kesuburan diukur berdasarkan kandungan Corganik
tanah, terutama di daerah tropika seperti kandungan karbon (C) bahan organik
di Indonesia dengan suhu udara dan curah bervariasi antara 45%-60% dan konversi
hujan yang tinggi. Kandungan bahan C-organik menjadi bahan = % C-organik
organik yang rendah menyebabkan x 1,724. Kandungan bahan organik
partikel tanah mudah pecah oleh curah dipengaruhi oleh arus akumulasi bahan
hujan dan terbawa oleh aliran permukaan asli dan arus dekomposisi dan humifikasi
sebagai erosi, yang pada kondisi ekstrim yang sangat tergantung kondisi
mengakibatkan desertiikasi. Rendahnya lingkungan (vegetasi, iklim, batuan,
kandungan organik tanah disebabkan timbunan, dan praktik pertanian). Arus
oleh ketidak seimbangan antara peran dekomposisi jauh lebih penting dari pada
bahan 73 organik dan hilangnya bahan jumlah bahan organik yang ditambahkan.
organik dari tanah melalui proses Pengukuran kandung bahan organik
oksidasi biologis dalam tanah. Erosi tanah dengan metode walkey and black
tanah lapisan atas yang kaya akan bahan ditentukan berdasarkan kandungan
organik juga berperan dalam Corganik [8].
berkurangnya kandungan bahan organik Nilai C-organik memiliki hubungan
tanah tersebut [6]. C-organik juga yang positif dengan nilai bahan organik.
merupakan bahan organik yang Bahan organik yang tinggi maka nilai C-
terkandung di dalam maupun pada organiknya juga tinggi, hal 76 tersebut
permukaan tanah yang berasal dari dikarenakan C-organik merupakan
senyawa 75 karbon di alam, dan semua komponen penyusun dalam bahan
jenis senyawa organik yang terdapat di organik. Bahan organik diperoleh dari
dalam tanah, termasuk serasah, fraksi sisa-sisa bahan makhluk hidup dimana
bahan organik ringan, biomassa terdapat berbagai macam unsur hara yang
mikroorganisme, bahan organik terlarut dapat berguna bagi tanaman, salah
di dalam air, dan bahan organik yang satunya unsur karbon [9].
stabil atau humus. Nilai C-organik juga dipengaruhi
C-organik tanah adalah pengaturan oleh aktivitas mikroorganisme didalam
jumlah karbon di dalam tanah untuk tanah. C-organik yang merupakan bagian
meningkatkan produktivitas tanaman dan dari bahan organik, keberadaanya
keberlanjutan umur tanaman karena dapat diakibatkan oleh aktivitas dekomposisi
meningkatkan kesuburan tanah dan yang dilakukan oleh mikroorganisme.
penggunaan hara secara efisien. Unsur Aktivitas mikroorganisme yang semakin
karbon di dalam tanah berada dalam 4 tinggi maka terdapat potensi untuk
wujud, yaitu wujud mineral karbonat, meningkatnya kandungan C-organik
unsur padat seperti arang, grafit dan batu dalam tanah. Aktivitas mikroorganisme
bara, wujud humus sebagai sisa-sisa memacu laju dekomposisi dari bahan
tanaman dan hewan serta organik dan ketersediaan C-organik salah
mikroorganisme yang telah mengalami satunya [10].
Keterangan :
ppm kurva = kadar contoh yang didapat
ml ekstraksi = volume labu
Keterangan:
PC (0-20) = contoh tanah piringan yang diambil pada jarak 1 meter
dari pokok contoh dengan kedalaman 0-20 cm.
PC (20-40) = contoh tanah piringan yang diambil pada jarak 1 meter
dari pokokcontoh dengan kedalaman 20-40 cm.
IR (0-20) = contoh tanah gawangan yang diambil ditengah
gawangan antar pokok didekat pokok contoh dengan
kedalaman 0-20 cm.
IR (20-40) = contoh tanah gawangan yang diambil ditengah gawangan
antar pokok didekat pokok contoh dengan kedalaman 20-
40 cm
Dari data analisa sampel tanah kadar C- organik dan kadar air
sebanyak 44 sampel yang datang dari bahwasanya ada beberapa nilai C-organik
perkebunan dengan kode lab T46- 44/21- tanah yang tidak sesuai dengan teoritis,
LA/IRG, yang dianalisa untuk disebabkan karena kebiasaan petani yang
menentukan kadar C-Organik dengan memberikan bahan organik dan serasah
menggunakan Spektrofotometri UV-Vis (sampah- sampah organik) pada
pada (λ= 561 nm) dalam sampel tanah permukaan tanah sehingga bahan organik
didapatkan kadar berkisar antara 0,81- tersebut mengalami pengumpulan bagian
4,08%. Menurut Balai Penelitian Tanah atas tanah dan sebagian mengalami
(2012), standar kriteria sifat kimia tanah pelindihan (proses zat terlarut terlepas) ke
bahwa tanah yang cocok untuk tanaman lapisan yang lebih dalam. Nilai C-
kelapa sawit dengan kriteria hara tanah organik pada bagian tanah topsoil
sedang (range optimum) yaitu 2,01-3,00 menjadi lebih tinggi dibandingkan
%. Menurut standar yang ditetapkan jika dengan lapisan subsoil dan
dibandingkan dengan kadar yang didalamnya.
didapatkan kadar C-organik yang berada Hasil analisis yang didapatkan,
dalam range optimum yaitu sampel kadar C-organik banyak berada pada
dengan kode lab 211202b-T03, T-05, range defisiensi (rendah), dampak dari
T06, T07, T10, T25, T26, T27, T28, T29, kurangnya kadar C-organik tanah adalah
T30, T31 dan T33. Sedangkan pada kurang bagusnya pertumbuhan tanaman.
sampel dengan kode lab 211202b-T02, Agar tanah bisa bagus maka untuk
T08, T09, T23, T24 dan T32 didapatkan meningkatkan kadar C-organik tanah dan
nilai kadar C-organik dengan kriteria kualitas tanah maka dilakukan
tanah yang tinggi yaitu 3,01 – 5,00 %. penambahan pupuk kompos atau pupuk
Dari hasil analisis yang dilakukan, urea agar mendapatkan kualitas tanah
bahwa semakin ke bawah tingkat yang bagus dengan kadar C-organik
kedalaman tanah maka nilai C-organik tanah sesuai standar. Umumnya, kadar C-
akan semakin rendah. Data hubungan organik yang rendah disebabkan oleh
antara kedalaman tanah dengan nilai daerah sampling tanah yang beriklim