You are on page 1of 9

67

KARAKTERISTIK LENGAS DAN AGIHAN PORI TANAH REGOSOL


YANG DIBERI PUPUK KANDANG DENGAN INKUBASI
YANG BERBEDA

A.Z. Purwono Budi Santosa

Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta
Jl. SWK 104 (Lingkar Utara) Condong Catur Yogyakarta

ABSTRACT

Soil Moisture Characteristics and Pores Distribution in Regosol Resulted from the
Adding Manure and Different of the Incubation Time (A.Z. Purwono Budi Santosa): A
study of the soil moisture characteristics and pores distribution in Regosol resulted from the
adding manure and the different of the incubation time was carried out in the Laboratory of
Soil Science of Agricultural Faculty of Pembangunan Nasional Veteran University. The
experiment was conducted using a Split Plot Design consisting of kind of manure (PK
1
=
cow manure and PK
2
= poultry manure) as a main plot. And five incubation times as a sub
plot (M
0
= 0 week, M
1
= 6 weeks, M
2
= 9 weeks, M
4
= 12 weeks, M
5
= 15 weeks). The
experiment used Regosols top soil, every treatment was repeated three times. The soil
properties which were observed included particle size distributions, bulk density, particle
density, soil moisture characteristic, organic carbon, nitrogen total, pore distribution, C/N
ratio. The result of this experiment, generally speaking, showed that the manure adding with
the different incubation time influence soil moisture characteristic and increases the pore
distribution. The poultry manure more significantly different than cow manure to increases
pore distribution.
Keywords: Soil moisture characteristic, pore distribution, manure, incubation time


PENDAHULUAN

Tingkat energi lengas tanah
dipengaruhi oleh potensial matrik dan
potensial osmotik yang dalam pengertian
lain dapat dinyatakan dalam satuan daya
hisap atau tegangan yang dialami air.
Tingkat energi lengas tanah dapat pula
dinyatakan dengan tinggi kolom air atau
dalam logaritma tinggi kolom air dan
dikenal dengan pF.
Jika tingkat energi lengas tanah pada
berbagai tingkat kadar lengas ditetapkan,
maka didapatkan kurva hubungan tegangan
(energi lengas tanah) dengan kadar lengas
tanah. Hubungan fungsional digambarkan
dalam bentuk kurva yang dikenal dengan
kurva retensi lengas tanah, atau kurva pF
(karena tegangan lengasnya dinyatakan
dalam pF) atau karakteristik lengas tanah.
Disebut karakteristik lengas tanah karena
kurva tersebut khas atau spesifik untuk tiap
jenis tanah dan terutama ditentukan oleh
tekstur tanah dan struktur tanahnya.
Bahan organik merupakan salah satu
komponen utama tanah. Untuk menjamin
pertumbuhan tanaman, proporsi ideal bahan
organik adalah 5%.


____________________________________
J. Tanah dan Air, Vol. 7, No. 1, 2006: 67 - 75
ISSN 1411-5719

A.Z. Purwono Budi Santosa: Karakteristik Lengas dan Agihan Pori Tanah
68
Walau proporsinya kecil dibandingkan
dengan komponen lainnya yaitu udara, air
dan bahan mineral/anorganik, tetapi
peranannya sangat penting. Salah satu
fungsi bahan organik adalah sebagai
pembenah tanah. Sebagai pembenah tanah,
telah banyak hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa bahan organik akan
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi
tanah.
Kandungan bahan organik tanah-tanah
mineral umumnya rendah. Rendahnya bahan
tersebut di dalam tanah disebabkan karena
sumbernya memang sedikit atau dapat juga
hasil dekomposisi bahan organik
dialihtempatkan atau dialihrupakan
bersamaan dengan proses perkembangan
tanahnya. Tanah Regosol mempunyai
kandungan bahan organik rendah karena
sumber bahan organiknya memang sedikit,
hasil dekomposisi bahan organik sebagian
terlindi dan termineralisasi karena sifat
tanah Regosol yang mudah melewatkan air
dan mengoksidasikan bahan yang ada.
Sisa hasil panen, seresah, sampah
kota, kotoran ternak merupakan sumber
bahan organik yang banyak dijumpai. Bahan
tersebut mudah didapatkan dan mudah
dimanfaatkan sebagai sumber bahan
organik. Penggunaan pupuk buatan dan
bahan sintetis secara intensif menyisihkan
pemanfaatan sumber bahan organik. Saat ini
mulai dilirik lagi manfaat bahan organik
karena adanya dampak negatif dari
pemakaian pupuk buatan dan bahan sintetis
yang dilaporkan dari berbagai hasil
penelitian.
Permasalahan yang dihadapi dalam
pemanfaatan bahan organik adalah
dibutuhkan dalam jumlah yang besar,
kandungan unsur hara tidak seimbang
karena berasal dari alam, dan
dekomposisinya. Laju dekomposisi bahan
organik ditentukan oleh faktor dakhil bahan
organiknya sendiri dan faktor luar atau
faktor lingkungan (Notohadiprawiro, 2000).
Disebut lebih lanjut, faktor lingkungan
bertindak melalui pengaruhnya atas
pertumbuhan dan metabolisme mikro
organisme/jasad renik pengurai. Faktor
tersebut antara lain suhu, kelembaban, pH.
Faktor dakhil ialah susunan kimia bahan
organik. Bahan organik yang lebih banyak
mengandung lignin lebih sulit terombak,
bahan organik yang lebih banyak
mengandung selulosa, hemiselulosa, dan
senyawa-senyawa larut air mudah terombak.
Berdasarkan hal tersebut telah diteliti
pengaruh bahan organik yang berasal dari
kotoran hewan terhadap karakteristik lengas
tanah Regosol dengan waktu inkubasi yang
berbeda. Hasil penelitian diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan
penggunaan kotoran hewan dan aplikasinya
dalam tanah yang tepat.

BAHAN DAN METODE

Penelitian menggunakan tanah
Regosol, diambil secara komposit dari
Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UPN
Veteran Wedomartani Ngemplak Sleman
Yogyakarta, sedalam lapis olah (0 20 cm).
Pupuk kandang sapi dan pupuk kandang
ayam diambil dari peternakan di daerah
Sleman. Sifat-sifat tanah dan pupuk kandang
yang digunakan dalam penelitian disajikan
pada Tabel 1. Analisis tanah dan pupuk
kandang dilakukan di Laboratorium Jurusan
Ilmu Tanah UPN Veteran Yogyakarta.
Lingkungan tempat percobaan
diasumsikan seragam, sumber keragaman
berasal dari perlakuan yang dicobakan.
Penelitian merupakan percobaan yang
disusun dalam rancangan petak terbagi (Split
Plot Design) dan diulang 3 (tiga) kali. Petak
utama terdiri dari 2 (dua) macam pupuk
kandang yaitu: 1) Pupuk kandang sapi (PK
1
)
dan 2) Pupuk kandang ayam (PK
2
). Takaran
pupuk kandang yang diberikan adalah 40
ton/ha. Anak petak terdiri dari 5 (lima)
waktu pendiaman/inkubasi dalam satuan
minggu adalah M
0
= 0, M
1
= 6, M
2
= 9, M
4

= 12, M
5
= 15.
Data yang terkumpul dari hasil
analisis laboratorium diolah secara statistik.
J. Tanah dan Air, Vol. 7, No. 1, 2006: 67 - 75
69
Analisis keragaman dilakukan untuk
mengetahui perbedaan antar perlakuan.
Untuk membedakan rerata antar perlakuan
dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan
(Duncans Multiple Range Test) pada aras
nyata 5%. Analisis regresi dan korelasi
digunakan untuk mengetahui keeratan
hubungan antara tolok ukur yang diteliti,
atau atau antar sesama tolok ukur (Hanafiah,
1993).
Sifat-sifat tanah dan pupuk kandang
yang digunakan dalam penelitian diketahui
berdasarkan analisis ukuran fraksi tanah
dengan metode pipet, kerapatan bongkah
(berat volume) tanah dengan metode air
raksa ditentukan dengan sand box apparatus
dan pressure membrane apparatus, karbon
organik tanah dan pupuk kandang dengan
metode Walkley dan Black, nitrogen total
tanah dan pupuk kandang dengan metode
Kjeldahl.


Tabel 1. Beberapa sifat tanah dan sifat pupuk kandang yang digunakan dalam penelitian
Sifat Tanah dan Pupuk Kandungan/Kadar
A. Tanah
Fraksi pasir (%)
Fraksi debu (%)
Fraksi lempung (%)
Lengas tanah (% volume) pF 1,00
pF 2,00
pF 2,54
pF 3,00
pF 3,70
pF 4,20
Lengas tanah halus kering angin (% berat)
Pori Drainase Cepat (PDC) (% volume)
Pori Drainase Lambat (PDL) (% volume)
Pori Penyimpan Air (PPA) (% volume)
Berat volume (Mg.m
-3
)
Berat jenis (Mg.m
-3
)
Porositas (%)
Karbon organik (%)
Bahan organik tanah (%)
Nitrogen total (%)
Nisbah C/N
B. Pupuk Kandang
Karbon organik pupuk kandang sapi (%)
Karbon organik pupuk kandang ayam (%)
Nitrogen total pupuk kandang sapi (%)
Nitrogen total pupuk kandang ayam (%)
Nisbah C/N pupuk kandang sapi
Nisbah C/N pupuk kandang ayam

79,23
16,46
4,13
32,03
20,59
16,75
12,12
9,03
7,49
2,15
11,44
3,84
9,26
1,25
2,36
47,03
1,98
3,41
0,08
24,75

28,57
18,09
1,05
1,18
27,21
15,33


A.Z. Purwono Budi Santosa: Karakteristik Lengas dan Agihan Pori Tanah
70
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanah Regosol yang digunakan dalam
penelitian bertekstur kasar, kadar bahan
organik tanah rendah, pori drainase lebih
besar daripada pori penyimpan air, daya
simpan lengas rendah. Karbon organik tanah
regosol meningkat setelah diberi pupuk
kandang sejalan dengan semakin lama
waktu inkubasinya. Tabel 2. menunjukkan
kandungan karbon organik, nitrogen total
dan nisbah C/N tanah regosol yang diberi
pupuk kandang pada berbagai waktu
inkubasi/pendiaman.
Kadar karbon organik meningkat
nyata sebesar 0,25% setelah inkubasi 12
minggu, macam pupuk kandang tidak
berpengaruh nyata terhadap kandungan
karbon organik tanah. Kandungan karbon
organik tanah akan mencapai maksimum
sebesar 1,67% pada minggu ke 14,6
menurut persamaan karbon organik = -86,44
x
2
+ 290,36 x 229,17 (R
2
= 0,90)*. Hasil
ini sesuai dengan pendapat Theng (1986),
bahwa perombakan pupuk kandang
memerlukan waktu lebih lama (dalam
hitungan bulan) bila dibandingkan dengan
pupuk hijau atau kompos (dalam hitungan
minggu). Hal ini disebabkan adanya
perbedaan bahan penyusunnya. Bahan
penyusun pupuk kandang masih banyak
mengandung bahan yang relatif lebih sulit
terombak dibandingkan bahan penyusun
pupuk hijau.
Kadar lengas tanah pada berbagai
tegangan lengas disajikan pada Tabel 3.
Kurva karakteristik lengas tanah yang diberi
pupuk kandang dapat dilihat pada Gambar 1
dan Gambar 2. Tampak bahwa kadar lengas
tanah pada tegangan yang sama semakin
besar dengan semakin lama pupuk kandang
diaplikasikan, baik untuk pupuk kandang
sapi maupun pupuk kandang ayam.
Pemberian pupuk kandang sebagai sumber
bahan organik meningkatkan kemampuan
tanah untuk mengikat air.
Lebih lanjut bila dilihat Gambar 1 dan
Gambar 2 tampak bahwa dengan semakin
lama waktu aplikasi/inkubasinya kurva
bergeser ke kanan. Pergeseran terjadi karena
meningkatnya kadar lengas tanah.
Peningkatan kadar lengas karena
peningkatan kadar bahan organik (Tabel 2,
Bahan organik =
58
100
C organik).


Tabel 2. Karbon organik, nitrogen total dan nisbah C/N tanah yang diberi pupuk kandang pada
berbagai inkubasi
Perlakuan C organik (%) N total (%) C/N
Pupuk kandang sapi 1.43 a 0,28 a 8,11 a
Pupuk kandang ayam 1,45 a 0,29 b 7,51 a
Inkubasi 0 minggu 1,30 b 0,22 c 9,58 a
Inkubasi 6 minggu 1,32 b 0,28 b 7,90 b
Inkubasi 9 minggu 1,42 b 0,29 b 7,64 b
Inkubasi 12 minggu 1,55 a 0,31 ab 7,05 b
Inkubasi 15 minggu 1,61 a 0,33 a 6,87 b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada uji jarak berganda Duncan pada aras nyata 5%
J. Tanah dan Air, Vol. 7, No. 1, 2006: 67 - 75
71
Tabel 3. Lengas tanah pada berbagai tegangan lengas dinyatakan dalam pF
setelah diberi pupuk kandang
Perlakuan
Waktu
pendiaman/
inkubasi
pF
1,00 2,00 2,54 3,00 3,70 4,20
Pupuk
kandang
sapi
0 minggu 30,83 20,17 11,23 10,03 7,70 5,30
6 minggu 37,77 23,77 12,95 10,23 8,17 6,20
9 minggu 39,17 23,77 13,00 10,77 8,87 6,23
12 minggu 39,67 24,20 13,17 11,13 9,40 6,33
15 minggu 41,90 25,17 14,10 12,13 9,87 6,63
Pupuk
kandang
ayam
0 minggu 31,43 18,73 12,10 9,80 7,77 5,10
6 minggu 34,97 20,23 12,43 10,30 8,03 5,23
9 minggu 37,53 22,07 13,73 10,43 8,37 6,23
12 minggu 39,23 23,47 14,07 10,77 9,00 6,43
15 minggu 42,23 25,47 14,53 11,10 9,37 6,77
Keterangan: Angka yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada uji jarak berganda Duncan pada aras nyata 5%


Banyaknya lengas yang dipegang oleh
tanah pada tegangan rendah tergantung pada
efek/prinsip kapilaritas dan agihan ukuran
pori yang dipengaruhi oleh struktur tanah,
sebaliknya pada tegangan tinggi disebabkan
oleh luas permukaan spesifik tanah yang
dipengaruhi oleh tekstur tanah (Santoso,
1995 cit Hillel, 1980). Pergeseran kurva ke
kanan pada tegangan rendah (pF 1) lebih
besar bila dibandingkan pada tegangan
tinggi (pF 4,2) menunjukkan telah terjadi
perubahan struktur tanah dengan
bertambahnya waktu pendiaman/inkubasi
pupuk kandang, sebaliknya tekstur tanah
relatif tidak berubah dengan bertambahnya
waktu inkubasi. Kenyataan ini menunjukkan
manfaat kurva karakteristik lengas tanah
sebagai salah satu indikator baik buruknya
struktur tanah.
Dengan diketahui kurva karakteristik
lengas tanah dapat dihitung agihan ukuran
pori yang ada dalam tanah tersebut.
Perhitungan didasarkan pada prinsip
kapilaritas yang menyatakan bahwa pada
suatu nilai potensial matrik lengas tanah
tertentu, hanya pori-pori dengan ukuran
sama dengan atau lebih kecil garis tengah
tertentu yang terisi air. Macam dan ukuran
pori tanah adalah: 1. Pori-pori berguna
meliputi: a. Pori Drainase dengan garis
tengah 0,86 m, dan dipilahkan menjadi
1). Pori Drainase Cepat (PDC) dengan
garis tengah pori terkecil ialah 28,80 m,
yang setara dengan tegangan lengas pada pF
2,00. 2). Pori Drainase Lambat (PDL)
dengan garis tengah pori antara 28,80 m -
8,60 m, atau berada pada tegangan lengas
anta-ra pF 2,00 pF 2,54 dan b. Pori
Pemegang Air (PPA) dengan garis tengah
antara 8,60 m- 0,20 m, atau pada
tegangan lengas antara pF 2,54 pF 4,20. 2.
Pori tak berguna dengan garis tengah
0,20 m (Kertonegoro, 1996). Perubahan
agihan pori tanah, porositas tanah disajikan
pada Tabel 4 dan Gambar 3 sampai dengan
Gambar 5.
Tampak bahwa waktu inkubasi nyata
meningkatkan pori drainase cepat, pori
drainase lambat dan pori penyimpan air.
Peningkatan volume pori disebabkan oleh
meningkatnya bahan organik sejalan dengan
semakin lama waktu inkubasi/pendiaman-
nya.
A.Z. Purwono Budi Santosa: Karakteristik Lengas dan Agihan Pori Tanah
72

Gambar 1. Kurva karakteristik lengas tanah diberi pupuk kandang sapi dengan variasi pendiaman
(inkubasi)



Gambar 2. Kurva karakteristik lengas tanah diberi pupuk kandang ayam dengan variasi
pendiaman (inkubasi)

J. Tanah dan Air, Vol. 7, No. 1, 2006: 67 - 75
73
Tabel 4. Porositas dan agihan pori tanah yang diberi pupuk kandang sapi dan pupuk kandang
ayam pada berbagai waktu pendiaman/inkubasi
Perlakuan
BV
(Mg.m
-3
)
BJ
(Mg.m
-3
)
n (%)
PDC
(% vol)
PDL
(% vol)
PPA
(% vol)
Ppk kandang sapi 1.19 a 2,49 a 51,86 a 14,45 a 10,53 a 6,75 a
Ppk kandang ayam 1,20 a 2,53 a 52,65 a 15,09 b 8, 62 b 7,42 b
Inkubasi 0 minggu 1,25 a 2,57 a 51,68 a 11,69 a 7,79 a 6,46 a
Inkubasi 6 minggu 1,22 b 2,54 ab 52,04 a 14,37 b 9,31 b 6,97 b
Inkubasi 9 minggu 1,20 c 2,51 ab 52,04 a 15,44 c 9,55 b 7,14 b
Inkubasi 12 minggu 1,19 c 2,49 ab 52,38 a 15,62 c 10,22 c 7,24 b
Inkubasi 15 minggu 1,14 d 2,43 b 53,14 a 16,75 d 11,01 d 7,62 c
Keterangan: Angka yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada uji jarak berganda Duncan pada aras nyata 5%

Peningkatan pori drainase cepat, pori
drainase lambat dan pori pemegang air
berturut-turut adalah: 5,06% (r = 0,84),
3,22% (r = 0,90) dan 1,16%. (r = 0,89).
Penelitian Zhang et al., (1997) melaporkan
hasil yang mirip untuk tanah bertekstur pasir
(kadar pasir 85,5%) lengas tersedia
meningkat 1% ketika diberi bahan organik
dengan takaran 30 g.kg
1
, dan meningkat
4% ketika diberi bahan organik 8 g.kg
1
.
Hasil yang sama dilaporkan oleh Santoso
(1998). Peningkatan pori berguna
memberbaiki aerasi dan daya simpan lengas
tanah. Perombakan bahan organik sangat
ditentukan oleh aktivitas mikro organisme
yang ada didalamnya. Aktivitas ditentukan
oleh kondisi aerasi dan kelembaban. Tanah
dengan sirkulasi udara dan air yang baik
memacu aktivitas mikro organisme. Adanya
ruang pori yang mempunyai ukuran besar
meningkatkan aktivitasnya sehingga volume
ruang pori drainase cepat > volume ruang
pori drainase lembat > volume ruang pori
penyimpan air.
Waktu inkubasi nyata menurunkan
berat volume sebesar 0,11 poin. Bahan
organik mempunyai massa yang lebih ringan
dibandingkan dengan partikel tanah. Pada
satuan volume yang sama, massa partikel
tanah > massa bahan organik. Berat volume
partikel tanah > berat bolume bahan organik.
Dalam tanah yang sama, semakin besar
kandungan bahan organik tanah, nilai berat
volume tanah semakin kecil.
Macam pupuk kandang berpengaruh
nyata terhadap pori-pori di dalam tanah.
Volume pori drainase cepat dan volume pori
penyimpan air tanah yang diberi pupuk
kandang ayam > tanah yang diberi pupuk
kandang sapi. Nitrogen tanah merupakan
sumber energi mikro organisme. Aktivitas
mikro organisme ditentukan oleh tersedia-
nya energi. Nitrogen tanah yang diberi
pupuk kandang ayam nyata berbeda dan
lebih besar dibandingkan dengan tanah yang
diberi pupuk kandang sapi (Tabel 2). Walau
tidak nyata karbon organik tanah yang diberi
pupuk kandang ayam > karbon organik
tanah yang diberi pupuk kandang sapi.
74



Gambar 3. Agihan pori tanah diberi pupuk
kandang sapi dengan berbagai
variasi pendiaman (inkubasi)
Gambar 4. Agihan pori tanah diberi
pupuk kandang ayam dengan
berbagai variasi pendiaman
(inkubasi)
Gambar 5. Perbandingan agihan pori tanah
diberi pupuk kandang sapi dan
pupuk kandang ayam





J. Tanah dan Air, Vol. 7, No. 1, 2006: 67 - 75
75
Masih diperlukan kajian lebih
mendalam mengenai peranan bahan organik
di dalam tanah, terutama bahan mana yang
berperanan dalam pembenah struktur tanah
dan bahan mana yang berperanan terhadap
alih rupa dan alih bentuk bahan organik.

KESIMPULAN

1. Terjadi perubahan kurva karakteristik
lengas tanah pada tegangan rendah
dengan bertambahnya waktu inkubasi
pupuk kandang. Perubahan kurva
karakteristik lengas tanah pada tegangan
rendah menunjukkan adanya perubahan
struktur tanah.
2. Perubahan struktur tanah ditunjukkan
dengan meningkatnya volume pori-pori
di dalam tanah.
3. Pupuk kandang ayam lebih berpengaruh
nyata terhadap volume pori-pori di
dalam tanah.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih disampaikan
kepada Heru Nugroho Trifajar Febrianto
atas beberapa datanya.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah K.A. 1993. Rancangan Percobaan,
Teori dan Aplikasi. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Kertonegoro, B.D.K. 1996. Struktur Tanah,
Gerakan Air, dan Sifat Mekanik
Tanah. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Notohadiprawiro, T. 2000. Tanah dan
Lingkungan. Pusat Studi Sumberdaya
Lahan Universitas Gadjah Mada.
Santoso, P.B., 1995. Peranan Mulsa dan
Pembenah Tanah pada Dinamika dan
Pengawetan Lengas Tanah. Program
Pasca Sarjana Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta (Tesis. Tidak
dipublikasikan).
Santoso, P.B., 1998. Kurva Karakteristik
Lengas Tanah Beberapa Jenis Tanah
yang Diberi Kompos Sampah Kota.
Agrivet.
Theng, B.K.G. 1986. Clay-Humic Inter-
actions and Soil Aggregate Stability.
In: Soil Structure and Aggregate
Stability (Ed. P. Rengasamy), pp. 33
73. Institute for Irrigation and Salinity
Research, Tatura, 3616. Australia.
Zhang, H., K.H. Hartge and H. Ringe. 1997.
Effectiveness of Organic Matter
Incorporation in Reducing Soil
Compatibility. Soil Sci. Soc. Am. J.
61: 239 245.

You might also like