You are on page 1of 15

1

Pengaruh Kedalaman Muka Air Tanah dan Bahan Organik Terhadap Ketersediaan
Hara dan Pertumbuhan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Lahan
Gambut

Influence of Ground Water level and the Soil Organic Availability of Nutrients and
Plant Growth of Palm (Elaeis guineensis Jacq) in Peatlands

Romadoni Sahputra1, Wawan2, Edison Anom2


Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Riau

romadonisahputra0903@gmail.com/082392579263

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the depth of the ground water level and the soil
organic matter and obtain the combination of the depth of the ground water level to the type
of organic matter that is best for nutrient availability and growth of oil palm plantations on
peatlands. This research was conducted using Split Plot Design, the main plot is the depth of
the water table and the subplot is the treatment of organic matter. Research shows that the
depth of the ground water level peat significantly affect the availability of nutrients
ammonium (NH4 +), nitrate (NO3-), P-available, an increase that occurred in each parameter
were observed, treatment is best found at a depth of ground water level 60 - 70 cm compared
to the depth of the ground water level 40 - 50 cm and 80 - 90 cm. Organic matter in the soil
peat significant effect on the increase in the pH of the soil, ammonium (NH4+), the P-
available, K-available, the length midrib, the length of the child leaves, increase the width of
the leaf, root volume and weight of the roots of the plant oil palm each significantly different
treatment without organic matter. TKKS organic matter produces the highest increase
compared to other organic materials. Combination of ground water level 60 - 70 cm with
organic materials TKKS result in increased availability of nutrients nitrate (NO3-), P-
available heavy oil palm plant roots.
Keywords: High Water surface soil, nutrient availability, plant growth

PENDAHULUAN
Tanaman kelapa sawit merupakan sawit, sehingga menjadikan komoditi ini
komoditi tanaman unggulan dibandingkan sangat digemari oleh para investor
dengan tanaman perkebunan lainya. Dalam perkebunan. Masa umur ekonomis kelapa
waktu tertentu perkembangan budidaya sawit yang cukup lama sejak mulai tanaman
kelapa sawit tumbuh diatas 10% per tahun, hingga menghasilkan, (sekitar 25 tahun)
jauh meninggalkan komoditi perkebunan menjadikan jangka waktu perolehan manfaat
lainnya yang tumbuh dibawah 5%. Keadaan dari investasi di sektor ini menjadi salah satu
tersebut semakin menurun, dengan pertimbangan yang ikut menentukan bagi
ditemukannnya hasil-hasil penelitian kalangan dunia.
terhadap deversifikasi yang dapat dihasilkan Budidaya kelapa sawit sangat erat
oleh komoditi ini, hasil utama berupa minyak kaitannya dengan daya dukung lahan sebagai
1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016
2

media tanam komoditi ini. Besarnya Konsep water management pada lahan
pengaruh kesesuaian lahan untuk mendukung gambut dilaksanakan dengan upaya
pertumbuhan tanaman akan berpengaruh pengaturan dan pengendalian muka air tanah
secara langsung terhadap kesuburan tanah di lahan. Sistem tata air yang diterapkan
yang pada akhirnya berdampak pada adalah drainase yang terkendali melalui
produkvitas hasil. jaringan saluran dan bangunan pengendali
Keterbatasan lahan produktif muka air. Salah satu teknik pengolahan air
menyebabkan ekstensifikasi pertanian dilahan gambut dapat dilakukan dengan
mengarah pada lahan-lahan marjinal. Lahan membuat parit atau saluran air yang dikenal
gambut adalah salah satu jenis lahan marjinal dengan istilah drainase. Pengembangan
yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai kawasan lahan gambut dalam skala luas
lahan pertanian. Ditinjau dari luas memerlukan jaringan saluran drainase yang
penyebarannya, Indonesia memiliki sekitar dilengkapi dengan pintu air untuk
15 juta hektar lahan gambut. Dari luasan mengendalikan muka air tanah di seluruh
tersebut, sekitar 3,867 juta hektar berada di kawasan.
provinsi Riau. Penyebaran lahan gambut di Pengaturan kedalaman muka air tanah
Riau tersebut menempati sekitar 63% dari yang sesuai dapat meningkatakan respirasi
luas lahan gambut di Sumatera (Badan akar tanaman, maka terjadi kenaikan kapiler
Litbang SDLP, 2011). yang dapat menjaga kelembaban lapisan
Lahan gambut memiliki fungsi ekologis permukaan tanah, sehingga air dan udara
dan manfaat ekonomis. Fungsi ekologis lahan tanah seimbang. Dengan kelembaban yang
gambut adalah sebagai penyimpan karbon sesuai, maka dapat berlansungnya
(Carbon storage), pengatur tata air (fungsi dekomposisi dan mineralisasi limbah organik
hidrologis) dan penyimpan plasma nutfah. kelapa sawit yang ditambahkan. Dekomposisi
Manfaat ekonomis dari lahan gambut terkait dan mineralisasi limbah organik tentu saja
dengan kemampuannya menghasilkan barang disertai dengan pelepasan unsur hara yang
dan jasa yang dapat dimanfaatkan untuk dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan
memenuhi kebutuhan manusia. Namun, pada tanaman yuang berlangsung dengan baik.
dasarnya lahan gambut memiliki banyak Penambahan bahan organik pada lahan
kendala seperti reaksi tanah masam sampai gambut diharapkan dapat menggantikan
sangat masam, kadar unsur hara N, P, dan bahan organik tanah gambut akibat proses
basa-basa (K, Ca dan Mg), serta kejenuhan dekomposisi. Bahan organik mempunyai
basa yang rendah dan memiliki sifat fisika peranan penting sebagai bahan pemicu
tanah yang kurang baik. kesuburan tanah, baik secara langsung
Usaha yang dapat dilakukan untuk sebagai pamasok hara bagi organisme
mengatasi masalah tersebut adalah dengan authotrof (tanaman) juga sebagai sumber
menerapkan praktek pengelolaan air dan energi bagi organisme heterotrof (fauna dan
unsur hara terbaik (best practice water and mikroorganisme tanah). Meningkatnya
nutrient management) yang disertai dengan aktivitas biologi tanah akan mendorong
penambahan limbah organik. Penambahan terjadinya perbaikan kesuburan tanah, baik
hara dalam bentuk pupuk anorganik hanya kesuburan fisik, kimia maupun biologi tanah
ditujukan untuk memenuhi kekurangan hara yang searah dengan kebutuhan tanaman
yang dilepaskan dari proses dekomposisi dan (plant requirement) tanaman target akan
mineralisasi limbah organik kelapa sawit mampu memperbaiki pertumbuhan dan
yang ditambahkan. produksi tanaman (Subowo et al., 2002).

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


3

Penelitian ini bertujuan untuk ketersediaan hara dan pertumbuhan tanaman


mengetahui pengaruh kedalaman muka air kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
tanah dan bahan organik serta mendapatkan lahan gambut.
kombinasi kedalaman muka air tanah dengan
jenis bahan organik yang terbaik terhadap

METODE PENELITIAN Petak Terbagi (Split Plot Design). Petak


Penelitian ini telah dilakukan di areal utama adalah kedalaman muka air (T) yang
perkebunan PT. Teguhkarsa Wanalestari di terdiri dari.TM1 : Kedalaman muka air 40 -50
Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak. cm,TM2: Kedalaman muka air 60 -70
Wilayah penelitian ditempati tanah gambut cm,TM3 : Kedalaman muka air 80 -90 cm.
dengan tingkat kematangan hemik. Wilayah Sedangkan anak Petak adalah (P) yang
studi memiliki iklim tropis. Penelitian terdiri dari.P0: Tanpa Bahan organik (0
berlangsung selama 4 bulan, yang dimulai kg/pohon), P1: Tandan Kosong kelapa Sawit
dari bulan Oktober 2014 sampai Februari (TKKS) dengan dosis 62 Kg/pohon, P2:
2015. Analisis sifat tanah dilakukan di Pelepah kelapa sawit dengan dosis 22
Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Kg/pohon, P3: Tanaman Mucuna Bracteata
Universitas Riau. dosis 12 Kg/pohon. Dengan demikian
Penelitian ini dilakukan secara diperoleh 12 kombinasi perlakuan dengan 3
eksperimen dengan menggunakan Rancangan ulangan maka diperoleh 36 plot percobaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


pH Tanah Gambut
Tabel 1. Rerata pH tanah gambut dengan perlakuan kedalaman muka air dan pemberian
bahan organik
Rerata efek Bahan
Kedalaman muka air (cm)
Bahan Organik Organik
40 – 50 60 – 70 80 – 90
Tanpa bahan organik 3,25 a 3,53 a 3,33 a 3,37 b
TKKS 3,79 a 3,88 a 3,87 a 3,84 a
Pelepah 3,65 a 3,74 a 3,68 a 3,69 a
M. bracteata 3,39 a 3,57 a 3,54 a 3,50 a
Rerata efek Kedalaman 3,52 a 3,68 a 3,60 a
muka air
Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil pada kolom dan baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
menurut uji lanjut BNT pada taraf 5%.
Tabel 1 menunjukkan bahwa yang sehingga dilepaskan unsur hara
kombinasi kedalaman muka air tanah 60 - 70 termasuk basa-basa dan pada akhirnya
cm dengan bahan organik TKKS cenderung memberikan pH tanah yang lebih baik.
menghasilkan peningkatan pH tanah gambut. Soepardi (1992) dekomposisi bahan organik
Hal ini diduga bahwa perlakuan pemberian mempunyai fungsi memperbaiki keasaman
bahan organik TKKS pada tinggi muka air tanah dan meningkatkan nilai pH tanah
60-70 cm memberikan kondisi air yang baik gambut. Gambut terbentuk dari timbunan
pada tanah gambut (Jako, 2015), sehingga sisa-sisa tanaman yang telah mati, baik yang
meningkatnya aktifitas mikroorganisme yang sudah lapuk maupun belum (Hardjowigeno,
berperan dalam dekomposisi dan mineralisasi 1986). Hal ini juga didukung oleh kondisi

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


4

kedalaman muka air yang tidak menggenangi karena bahan organik yang termineralisasi
tanah gambut. Kondisi tanah yang cukup akan melepaskan mineral berupa kation-
kering (aerob) dapat meningkatkan aktifitas kation basa. Menurut Indriani (2001), bahan
mikroorganisme yang berperan dalam organik mempunyai peranan terhadap
pembentukan sifat fisik dan kimia tanah perbaikan sifat kimia tanah yaitu dapat
gambut. meningkatkan unsur hara dan pH tanah serta
Pemberian berbagai jenis bahan perbaikan terhadap sifat biologi tanah dapat
organik menghasilkan peningkatan pH tanah meningkatkan aktifitas mikroorganisme di
gambut namun antar pemberian bahan dalam tanah.
organik berbeda tidak nyata. Hal ini Perlakuan kedalaman muka air tanah
disebabkan pemberian bahan organik pada menghasilkan pH tanah yang berbeda tidak
tanah gambut dapat meningkatkan aktifitas nyata. Hal ini disebabkan bahwa perlakuan
organisme tanah (Jako, 2015), sehingga kedalaman muka air tanah tidak
bahan organik yang diberikan mengalami menunjukkan adanya pola penurunan atau
dekomposisi dan mineralisasi sehingga peningkatan pH pada lapisan tersebut. Hal ini
dilepaskan unsur hara termasuk basa-basa. terjadi karena kemampuan gambut yang
Peningkatan basa-basa memperbaiki dan dapat mempertahankan reaksi tanah terhadap
meningkatkan nilai pH tanah. Pendapat yang perubahan kemasaman tanah. Hasil penelitian
sama di kemukakan Suntoro et al. (2001) Nugroho dan Mulyanto (2005) menunjukkan
menyatakan bahwa peningkatan pH tanah bahwa perlakuan kedalaman muka air tanah
juga akan terjadi apabila bahan organik yang tidak berpengaruh pada pH tanah gambut.
ditambahkan telah terdekomposisi lanjut,

C Organik Tanah Gambut (%)


Tabel 2. Rerata C organik tanah (%) gambut dengan perlakuan kedalaman muka air dan
pemberian bahan organik
Kedalaman muka air (cm) Rerata efek Bahan
Bahan Organik Organik
40 – 50 60 – 70 80 – 90
Tanpa bahan organik 39,02 a 36,51 a 34,12 a 36,55 b
TKKS 41,82 a 42,13 a 38,95 a 40,97 a
Pelepah 38,55 a 41,74 a 38,85 a 39,71 a
M. bracteata 38,03 a 40,20 a 39,46 a 39,23 ab
Rerata efek 39,35 a 40,15 a 37,84 a
Kedalaman muka air
Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil pada kolom dan baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
menurut uji lanjut BNT pada taraf 5%.
Tabel 2 menunjukkan bahwa yang dapat menyumbangkan bahan organik
kombinasi kedalaman muka air tanah 60 - 70 ke dalam tanah, dengan adanya bahan
cm dengan bahan organik TKKS cenderung organik yang merupakan sumber energi yang
meningkatkan C organik dibandingkan mudah tersedia di dalam tanah menyebabkan
dengan kombinasi perlakuan lainnya. Hal ini perkembangan mikroorganisme tanah
diduga bahwa pemberian bahan organik berlangsung cepat sehingga menghasilkan
TKKS dapat memperbaiki sifat fisik, kimia senyawa-senyawa organik.
dan biologi tanah. Menurut Pangudijatno Pemberian berbagai jenis bahan
(1987), pemberian bahan organik TKKS organik menghasilkan peningkatan C
dapat merangsang aktifitas mikroorganisme organik tanah gambut. Hal ini diduga bahwa

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


5

pemberian bahan organik akan mengalami 80 - 90 cm, pada kedalaman muka air tanah
peningkatan C organik. Musthofa (2007) 80 - 90 cm tanah gambut memiliki kadar C
menyatakan bahwa kandungan bahan organik organik lebih rendah. Hal ini disebabkan
yang semakin tinggi pada setiap jenis tanah terjadi oksidasi bahan organik yang lebih
yang diaplikasikan bahan organik akan tinggi. Keadaan yang oksidatif
mengalami dekomposisi sehingga mengindikasikan ketersediaan O2 lebih besar
menghasilkan senyawa-senyawa organik. yang dapat mengakibatkan terjadinya tingkat
Perlakuan kedalaman muka air tanah dekomposisi yang lebih lanjut sehingga laju
60 - 70 cm cenderung meningkatkan mineralisasi C organik lebih cepat, dimana
C organik pada tanah gambut dan berbeda bahan gambut menghasilkan CO2. Hasil
tidak nyata dibandingkan perlakuan penelitian Sukariawan.,et al (2015)
kedalaman muka air tanah lainnya. Tingginya menunjukkan bahwa kedalaman muka air
C organik tanah gambut pada kedalaman tanah 88,6 cm menyebabkan dekomposisi
muka air pada kedalaman 60 - 70 cm dan 40 - tanah gambut lebih cepat ditandai dengan
50 cm disebabkan oleh proses oksidasi bahan rasio C/N yang menjadi lebih rendah dan
organik yang cukup lambat dibandingkan menurunkan kalitas (kesuburan) tanah
dengan perlakuan kedalaman muka air tanah gambut.

N Tersedia
Amonium (NH4+ )
Tabel 3. Rerata amonium (ppm) dengan perlakuan Kedalaman muka air dan pemberian
beberapa bahan organik
Kedalaman muka air (cm) Rerata efek Bahan
Bahan Organik
40 – 50 60 – 70 80 – 90 Organik
Tanpa bahan organik 2 cd 6d 13 d 7b
TKKS 26 bc 59 a 36 b 40 a
Pelepah 32 b 58 a 25 bc 38 a
M.bracteata 35 b 57 a 25 cb 39 a
Rerata efek Kedalaman 23 b 45 a 24 b
muka air
Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata menurut uji
BNT pada taraf 5 %.
Tabel 3 menunjukkan bahwa tinggi di atas muka air tanah karena proses
kombinasi perlakuan kedalaman muka air dekomposisi lebih besar dan aktifitas
dengan berbagai bahan organik cenderung perakaran dan organisme cukup intensif pada
cukup tinggi dibandingkan kombinasi lapisan ini. Menurut Andriesse (1988),
kedalaman muka air tanah dengan perlakuan dengan meningkatnya umur dan pembukaan
tanpa bahan organik. Hal ini terjadi karena gambut maka kandungan N akan meningkat
dekomposisi bahan organik yang dan berkorelasi dengan tingkat dekomposisi.
mengandung nitrogen yaitu Amonium yang Tingginya muka air berpengaruh terhadap
diperoleh dari penguraian protein melalui jumlah N yang dilepaskan, karena
proses enzimatik yang dibantu oleh jasad mempengaruhi zona perakaran, aerasi dan
heterotropik seperti Actinomycetes. temperatur. Semakin tinggi muka air maka
Kandungan ammonium pada tanah gambut jumlah N yang tersedia bagi tanaman
juga dipegaruhi oleh keadaan air tanah, pada semakin rendah.
umumnya kandungan ammonium akan lebih

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


6

Perlakuan berbagai bahan organik peningkatan Amonium secara nyata


meningkatkan amonium pada tanah gambut sedangkan peningkatan kedalaman muka air
secara nyata dibandingkan tanpa pemberian tanah menjadi 80 - 90 cm menghasilkan
bahan organik. Hal ini diduga peningkatan penurunan Amonium yang nyata. Hal ini
nitrogen dalam tanah akibat penambahan dikarenakan kondisi tanah gambut pada
unsur N yang terkandung dalam bahan kedalaman 60 - 70 cm dimana ketersediaan
organik. Penambahan lain diduga berasal dari air tidak terlalu berlebih atau kering
fiksasi Nitrogen oleh jasad organisme yang berdampak pada aerasi tanah yang baik dan
secara bebas menambat N, contohnya O2 yang tersedia sehingga mikroorganisme
Azobacter sp. Aerase dan drainase tanah yang yang akan mempengaruhi tersedianya unsur
baik serta bahan organik yang banyak sangat N beraktifitas dengan baik. Menurut Hakim
merangsang Azofikasi. Jasad mikroorganisme et al. (1986) tanah yang tidak terlalu berlebih
tersebut mendapat energi dari bahan organik air atau kering akan memungkinkan difusi
dan memperoleh nitrogen dari udara oksigen ke CO2 ke akar tanaman dan akan
(Atmojo, 2003). berpengaruh terhadap mikroorganisme
Perlakuan kedalaman muka air tanah aerobic dalam tanah yang mempengaruhi
dari 40-50 ke 60-70 cm menghasilkan ketersediaan unsur hara seperti N.

Nitrat (NO3-)
Tabel 4. Rerata nitrat dengan perlakuan Kedalaman muka air dan pemberian
beberapa bahan organik.
Kedalaman muka air (cm) Rerata Efek Bahan
Bahan Organik
40 – 50 60 – 70 80 – 90 Organik
Tanpa bahan organik 60 b 65 b 67 b 64 a
TKKS 45 c 63 b 86 a 64 a
Pelepah 49 c 65 b 83 a 66 a
M. bracteata 46 c 65 b 85 a 65 a
Rerata efek Kedalaman 50 b 64 ab 80 a
muka air
Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata menurut uji
BNT pada taraf 5 %.
Tabel 4 menunjukkan bahwa Perlakuan pemberian bahan organik
kombinasi kedalaman muka air tanah 80 - 90 tidak meningkatkan nitrat pada tanah gambut
cm dengan berbagai bahan organik dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan
menghasilkan peningkatan Nitrat pada tanah lainnya. Hal ini dikarenakan pemberian
gambut. Hal ini diduga dekomposisi berbagai bahan organik pada tanah gambut tidak
bahan organik oleh organisme aerobik tanah berpengaruh terhadap jumlah nitrat di dalam
berjalan dengan baik dimana dengan kondisi tanah gambut karena kondisi lingkungan
air tanah yang cukup kering. Hakim et al. yang mengakibatkan bakteri nitrifikasi tidak
(1986) menyatakan bahwa tanah yang tidak berkembang dengan baik. Salah satu contoh
terlalu tergenang akan akan memungkinkan kondisi lingkungan yaitu rendahnya kondisi
difusi oksigen ke CO2 ke akar tanaman dan pH tanah. Beberapa jenis jasad renik
akan berpengaruh terhadap mikroorganisme berperan dalam proses nitrifikasi yaitu proses
aerobik dalam tanah yang mempengaruhi oksida dua tingkat, dimana ammonia
ketersediaan unsur hara seperti N. dioksidasi menjadi nitrit (NO2) yang
selanjutnya diubah menjadi nitrat. Bakteri

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


7

nitrifikasi sangat peka terhadap lingkungan. amida, asam amino, ammonium dan nitrat.
Faktor-faktor tanah yang mempengaruhi Menurut Hakim et al. (1986), sebagian N
proses nitrifikasi, yaitu : aerasi, suhu, digunakan sebagai pembentuk tubuh jasad
kelembaban, pH, pupuk dan nisbah karbon- mikro dan sebagian lagi membentuk humus
nitrogen (Hakim., et al, 1986). tanah oleh sebab itu jumlah air dalam tanah
Perlakuan kedalaman muka air tanah akan mempengaruhi N tersedia tanah.
dari 40 - 50 ke 60 – 70 sampai ke 80 - 90 cm Andriesse, (1988) menyatakan bahwa
menghasilkan peningkatan Nitrat pada tanah kedalaman muka air tanah berpengaruh
gambut secara nyata. Hal ini diduga karena terhadap jumlah N yang dilepaskan, karena
dekomposisi berjalan baik dimana kondisi air mempengaruhi zona perakaran, aerasi dan
yang tidak berlebih, sehingga aktifitas temperatur. Semakin dalam muka air tanah
organisme aerob berjalan dengan baik. maka jumlah N tersedia bagi tanaman
Dekomposisi bahan organik menghasilkan semakin menurun.
CO2 dan air, selain itu juga menghasilkan

P Tersedia
Tabel 5. Rerata P Tersedia (ppm) dengan perlakuan Kedalaman muka air dan pemberian
beberapa bahan organik.
Kedalaman muka air (cm) Rerata efek Bahan
Bahan Organik
40 – 50 60 – 70 80 – 90 Organik
Tanpa bahan organik 29,27 f 45,53 ef 58,70 ef 44,50 c
TKKS 45,17 ef 95,43 cde 84,14 ef 74,91 c
Pelepah 56,40 ef 143,20 c 147,68 c 115,76 b
M. bracteata 139,72 cd 287,36 a 205,77 b 210,95 a
Rerata efek Kedalaman 67,64 b 142,87 a 124,07 a
muka air
Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata menurut uji
BNT pada taraf 5 %.
Tabel 5 menunjukkan bahwa tanah. Asam organik akan mengikat ion Al,
Kombinasi perlakuan kedalaman muka air Fe dan Ca dari dalam larutan tanah,
tanah 60 - 70 cm dengan bahan organik M. kemudian membentuk senyawa komplek
bracteata dapat meningkatkan P tersedia yang sukar larut. Dengan demikian
tanah gambut. Hal ini diduga bahwa konsentrasi ion-ion Al, Fe dan Ca yang bebas
kombinasi kedalaman muka air tanah 60 - 70 dalam larutan akan berkurang dan Fosfat
cm dengan bahan organik M. bracteata akan tersedia lebih banyak (Hakim et al.,
dimana bahan organik mengalami 1986).
dekomposisi cukup baik dibandingkan Perlakuan bahan organik M.
dengan kombinasi kedalaman muka air bracteata meningkatkan P tersedia tanah
dengan bahan organik lainya. Sumber utama gambut. Hal ini dikarenakan dekomposisi
fosfor tanah adalah kerak bumi. Air juga bahan organik dan kandungan hara M.
mengandung fosfor namun dalam kadar yang bracteata cukup tinggi dibandingkan bahan
amat rendah. Fosfat masuk kedalam biosfir organik lainnya. Kandungan unsur hara M.
melalui proses absorpsi oleh tanaman dan bracteata yaitu 2,48 % N, 0,215 % P, dan 1,7
jasad renik. Melalui proses proses % K (Febriana, 2004). Proses dekomposisi
dekomposisi bahan tanaman dan jasad renik, bahan organik dan jasad renik, fosfat larut
fosfat larut dan masuk kembali ke dalam dan masuk kembali ke dalam tanah dan akan

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


8

kembali melalui larutan tanah yang kemudian yang tertinggi pada P tersedia tanah gambut
akan diserap oleh tanaman. Bahan organik dan berbeda nyata dengan kedalaman muka
tanah dapat memperbesar ketersediaan fosfat air 40 - 50 cm. Hal ini di disebabkan
tanah, melalui hasil dekomposisi yang ketersediaan P dapat di tingkatkan dengan
menghasilkan asam-asam organik dan CO2. penambahan bahan organik dimana
Gas CO2 larut dalam air membentuk asam ketersediaan air, udara yang cukup dan
karbonat yang mampu melapukkan mineral mikroorganisme tanah masih berjalan dengan
primer tanah Erfandi (1984). Bahan organik baik. Perlakuan kedalaman muka air 60 –
mempengaruhi ketersediaan fosfat melalui 70 cm dan 80 – 90 cm kondisi keadaan tanah
hasil dekomposisinya yang menghasilkan baik dimana air dan O2 yang cukup tersedia
asam-asam organik dan CO2. Asam-asam dan pemberian bahan organik sebagai sumber
organik seperti asam malonat, asam oxalat, makanan mikroorganisme. Semakin
asam tatrat akan menghasilkan anion organik. meningkatnya aktifitas mikroorganisme maka
Anion organik mempunyai sifat dapat akan berperan dalam pembentukan sifat fisik
mengikat ion Al, Fe dan Ca dari dalam dan sifat kimia tanah yang lebih baik.
larutan tanah, kemudian membentuk senyawa Menurut Bananch et al. (2009) terjadinya
kompleks yang sukar larut. Dengan demikian peningkatan kandungan P karena terjadinya
konsentrasi ion Al, Fe dan Ca yang bebas penurunan kedalaman muka air tanah, P
dalam larutan akan berkurang dan diharapkan dapat hilang karena dapat bergerak bersama
fosfat tesedia akan lebih banyak (Andries, air tanah pada kondisi yang banyak air atau
1974) lapisan tanah yang jenuh dengan air.
Perlakuan kedalaman muka air 60 -
70 cm dan 80 – 90 cm menunjukkan hasil

K Tersedia
Tabel 6. Rerata K Tersedia (me/100 g) dengan perlakuan Kedalaman muka air dan
pemberian beberapa bahan organik
Kedalaman muka air (cm) Rerata efek Bahan
Bahan Organik Organik
40 – 50 60 – 70 80 – 90
Tanpa bahan organik 0,01 a 0,01 a 0,01 a 0,01 b
TKKS 0,05 a 0,07 a 0,05 a 0,05 a
Pelepah 0,04 a 0,03 a 0,04 a 0,03 a
M. bracteata 0,04 a 0,03 a 0,03 a 0,03 a
Rerata efek muka air 0,037 a 0,038 a 0,036 a
Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata menurut uji
BNT pada taraf 5 %.
Tabel 6 menunjukkan bahwa sehingga pada saat dekomposisi
Kombinasi kedalaman muka air tanah 60 - 70 dilepaskanlah hara K, sehingga K menjadi
cm dengan bahan organik TKKS cenderung tersedia. Menurut Suriadkarta et al. (2006)
meningkatkan K tersedia tanah gambut. Hal K dalam TKKS rsifat slow release karena
ini disebabkan jumlah bahan organik TKKS TKKS terus mengalami dekomposisi yang
yang diberikan lebih banyak dibandingkan melepaskan K, Ca, Mg sejalan dengan proses
bahan organik lainya dan juga unsur hara dekomposisinya. Ketersedian kalium juga
yang terkandung dalam bahan organik TKKS dipengaruhi oleh air tanah. Kalium dalam
cukup tinggi terutama kandungan kalium (K). larutan tanah dan kalium yang dapat
TKKS mengandung unsur K cukup banyak dipertukarkan dan diabsorpsi oleh permukaan

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


9

koloid tanah. Sebagian besar dari kalium tanaman, jasad renik serta hewan-hewan
tersedia ini berupa kalium dapat yang mengkomsumsikan bahan tanaman.
dipertukarkan dan mudah diserap oleh Dengan didekomposisikannya bahan tanaman
tanaman. Ketersediaan kalium karena atau bahan organik, bangkai dan jasad renik,
pengaruh air yang mengandung karbonat kalium larut masuk kembali ke dalam tanah
(Hakim et al.,1986). Perlakuan kedalaman muka air 60 -
Pemberian berbagai bahan organik 70 cm cenderung meningkatkan pada
dapat meningkatkan ketersedian kalium ketersediaan Kalium pada tanah gambut. Hal
dalam tanah. Hal ini disebabkan bahan ini disebabkan kedalaman muka air 60 –
organik (humus) mempunyai kapasitas besar 70 cm kondisi tanah gambut (keadan lembab)
dalam mengikat setiap ion, tetapi tidak yang ketersediaan air yang cukup sehingga
mempunyai kapasitas untuk memfiksasi terjadi pengikatan kalium dalam larutan
kalium, oleh karena diperlukan pemberian tanah. Ketersedian kalium dalam tanah
pupuk kalium terutama pada tanah organik sangat tergantung dari penambahan dari luar
(Ismunadji et al.,1976). Kalium masuk dan dari koloid tanah itu sendiri (Hakim et
kedalam biosfir melalui proses absorpsi oleh al., 1986).

Pertambahan Panjang Pelepah


Tabel 7. Rerata Pertambahan Panjang Pelepah (cm) dengan perlakuan Kedalaman muka air
dan pemberian beberapa bahan organik.
Kedalaman muka air (cm) Rerata efek Bahan
Bahan Organik
40 – 50 60 – 70 80 - 90 Organik
Tanpa bahan organik 6.00 d 6.33 d 5.66 d 6.00 c
TKKS 10.66 a 11,00 a 10,00 ab 10,55 a
Pelepah 9,00 bc 8,33 c 8,66 bc 8,66 b
M. bracteata 9,00 bc 9,66 abc 8,33 c 9,00 b
Rerata efek 8,66 a 8,83 a 8,16 a
Kedalaman muka air
Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata menurut uji
BNT pada taraf 5 %.
Tabel 8 menunjukan bahwa mempercepat pembentukan hijau daun
kombinasi kedalaman muka air tanah dengan (klorofil) untuk proses fotosintesis guna
pemberian bahan organik cenderung mempercepat pertumbuhan vegetative. Hal
meningkatkan pertambahan panjang anak ini sesuai dengan pernyataan Damanik et
daun tanaman kelapa sawit dibandingkan al. (2011) yang menyatakan bahwa unsur
dengan kombinasi perlakuan kedalaman nitrogen meningkatkan bagian protoplasma
muka air tanah dengan tanpa pemberian sehingga menimbulkan beberapa akibat
bahan organik. Pemberian berbagai macam antara lain terjadi peningkatan ukuran sel
bahan organik pada kedalaman muka air daun dan batang. Unsur N adalah
tanah yang berbeda cenderung meningkatkan penyusun utama biomassa tanaman muda.
pertambahan panjang anak daun tanaman Ketersedian air juga berperan dalam
kelapa sawit dibandingkan tanpa pemberian penyediaan dan pengangkutan hara oleh
bahan organik. Hal ini diduga pemberian tanaman.
bahan organik dapat memudahkan Pemberian bahan organik TKKS
penyerapan nitrogen oleh tanaman, yakni menunjukan hasil tertinggi pada pertambahan
nitrat dan ammonium. Kedua unsur ini panjang anak daun. Hal ini disebabkan bahwa

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


10

pemberian bahan organik TKKS memiliki sudah memenuhi kebutuhan air tanaman
beberapa sifat yang menguntungkan antara kelapa sawit. Salisbury dan Ross (1997)
lain membantu kelarutan unsur-unsur hara menyatakan bahwa ketersediaan air yang
yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman cukup untuk memenuhi kebutuhan air bagi
salah satunya pertambahan panjang anak tanaman sangat penting. Peranan air pada
daun, bersifat homogen dan mengurangi tanaman sebagai pelarut berbagai senyawa
resiko sebagai pembawa hama tanaman, molekul
merupakan pupuk yang tidak mudah organik (unsur hara) dari dalam
tercuci oleh air yang meresap dalam tanah tanah kedalam tanaman, transportasi
dan dapat diaplikasikan pada sembarang fotosintat dari sumber (source) ke limbung
musim (Iwan, 2012). (sink), menjaga turgiditas sel diantaranya
Perlakuan kedalaman muka air tanah dalam pembesaran sel dan membukanya
tidak mempengaruhi dan meningkatkan stomata, sebagai penyusun utama dari
pertambahan panjang anak daun kelapa protoplasma serta pengatur suhu bagi
sawit. Hal ini dikarenakan perlakuan tanaman.
kedalaman muka air tanah yang dilakukan

Pertambahan Lebar Anak Daun


Tabel 9. Rerata Pertambahan Lebar Anak Daun (cm) dengan perlakuan Kedalaman muka
airdan pemberian beberapa bahan organik
Bahan Organik Kedalaman muka air (cm)
Rerata Bahan Organik
40 – 50 60 - 70 80 - 90
Tanpa bahan organik 0,43 bc 0,46 bc 0,36 c 0,42 c
TKKS 0,63 ab 0,53 abc 0,53 abc 0,56 ab
Pelepah 0,53 abc 0.50 abc 0,50 abc 0,51 bc
M. bracteata 0,66 a 0,63 ab 0,50 abc 0,60 a
Rerata efek muka air 0,56 a 0,53 ab 0,47 b
Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata menurut uji
BNT pada taraf 5 %.
Tabel 9 menunjukan bahwa lain 10 ppm B, dan 23 ppm Cu (Winarna et
kombinasi kedalaman muka air tanah dengan al., 2003). Semua unsur dalam bahan organik
pemberian bahan organik meningkatkan tersebut akan terdekomposisi di dalam tanah
pertambahan lebar anak daun tanaman kelapa dan air tanah berperan dalam pelarutan hara
sawit dibandingkan perlakuan kedalaman dan kemudian diserap oleh tanaman. Jumin
muka air tanah dengan tanpa pemberian (2002) air sangat berfungsi dalam
bahan organik. Hal ini disebabkan kandungan pengangkutan atau transportasi unsur hara
unsur hara yang terkandung dalam bahan dari akar ke jaringan tanaman, sebagai
organik di M. bracteata, TKKS pelarut garam-garaman, mineral serta sebagai
dan pelepah sawit cukup tinggi terutama penyusun jaringan tanaman.
kandungan unsur hara N yang berfungsi Pemberian bahan organik M.
sebagai penyusun klorofil. M. bracteata bracteata menunjukan hasil tertinggi pada
mempunyai kandungan unsur hara 2,48 % N, pertambahan panjang anak daun . Hal ini
0,215 % P, dan 1,7 % K (Febriana, 2004). disebabkan kandungan N pada bahan organik
TKKS mempunyai kandungan unsur hara M. bracteata cukup tersedia sehingga dapat
42,8 % C, 0,80 % N, 2,90 % K2O, 0,22 % dimanfaatkan oleh tanaman sawit untuk
P2O5, 0,30 % MgO, dan unsur mikro, antara pertumbuhan vegetatifnya. Menurut Lingga

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


11

(1994), Kartika et al. (2008) peranan utama pertambahan lebar anak daun tanaman sawit..
N bagi tanaman adalah untuk merangsang Hal ini diduga bahwa kedalaman muka air 40
pertumbuhan pertumbuhan tanaman secara - 50 cm menyebabkan kondisi air yang
keseluruhan khususnya batang,akar dan daun. berlebih pada perakaran tanaman sawit.
Sejalan dengan itu menurut Novizan Kondisi air yang berlebih akan menyebabkan
(2003), senyawa N digunakan oleh daun menjadi lebar untuk mempercepat laju
tanaman untuk membentuk asam amino transpirasi. Gardner et al. (1991) mengatakan
yang akan diubah menjadi protein, dan bahwa jumlah dan ukuran daun dipengaruhi
berperan dalam fotosintesis karena oleh genotipe dan lingkungan. Posisi daun
merupakan unsur yang membentuk klorofil. pada tanaman yang terutama dikendalikan
Lakitan (1996) menambahkan bahwa unsur oleh genotipe, juga mempunyai pengaruh
hara yang paling berpengaruh terhadap nyata terhadap laju pertumbuhan daun,
pertumbuhan dan perkembangan daun adalah dimensi akhir dan kapasitas untuk
unsur N. merespon kondisi lingkungan yang lebih baik
Perlakuan kedalaman muka air tanah seperti ketersediaan air.
40 - 50 cm cenderung meningkatkan

Volume Akar
Tabel 10. Rerata Volume Akar (ml) dengan perlakuan Kedalaman muka air dan pemberian
beberapa bahan organik.
Kedalaman muka air (cm) Rerata efek Bahan
Bahan Organik
40 - 50 60 – 70 80 - 90 Organik
Tanpa bahan organik 10,16 cd 12,66 cd 9,60 d 10,81 c
TKKS 19,43 b 25,50 a 22,60 ab 22,51 a
Pelepah 20,00 b 21,93 ab 18,93 b 20,28 a
M. bracteata 14,40 c 19,50 b 11,66 cd 15,18 b
Rerata efek Kedalaman 16,00 a 19,90 a 15,70 a
muka air
Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata menurut uji
BNT pada taraf 5 %.
Tabel 10 menunjukan bahwa dapat memperbaiki sifat fisik dan biologi
Kombinasi kedalaman muka air tanah 60 - 70 tanah. Perlakuan kedalaman muka air tanah
cm dengan bahan organik TKKS masih memenuhi kebutuhan tanaman
menunjukkan hasil yang tertinggi pada sehingga ketersediaan air tersebut tidak
volume akar tanaman kelapa sawit. Hal ini memberikan kontribusi yang nyata, dimana
diduga penambahan bahan organik ke dalam fungsi air hanya sebagai pengangkutan
tanah akan menyuplai hara dan membantu unsur hara, pelarut, serta sebagai penyusun
pertumbuhan tanaman termasuk akar jaringan tanaman berjalan dengan baik.
tanaman. Pemberian bahan organik dapat Pemberian bahan organik TKKS dan
meningkatkan aktifitas mikroorganisme tanah pelepah menunjukkan hasil tertinggi terhadap
akibatnya kesuburan tanah lebih baik untuk volume akar tanaman kelapa sawit Hal ini
mendukung perkembangan akar serta dikarenakan pemberian bahan organik TKKS
memperluas jangkauan akar dalam dan pelepah dapat memperbaiki agregat tanah
penyerapan air dan unsur hara. Fauzi et al. dan meningkatkan ketersediaan unsur hara
(2008) menyatakan bahan organik TKKS yang berakibat pada pertumbuhan tanaman
mengandung unsur hara makro dan mikro termasuk akar. Menurut Musnamar (2003)

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


12

bahwa pemberian pupuk organik disamping kedalaman muka air 40 - 50 cm dimana


meningkatkan kandungan unsur hara juga ketersedian O2 rendah ataupun akar tidak
mampu memperbaiki struktur tanah, dalam kondisi ketersediaan air yang sedikit
membuat agregat atau butiran tanah menjadi seperti kedalaman muka air 80 - 90 cm.
besar atau mampu menahan air sehingga Wibisono (2005) menyatakan jika seluruh
aerase didalamnya menjadi lancar dan dapat bagian tanaman selama 1 bulan atau jika
meningkatkan perkembangan akar. sekitar perakaran tanaman kering atau tidak
Perlakuan kedalaman muka air tanah menjangkau air yang berada di bawahnya,
60 - 70 cm cenderung meningkatkan volume maka tanaman akan mati. Kedalaman muka
akar tanaman kelapa sawit. Hal ini diduga air tanah yang optimum untuk tanaman
akar dapat tumbuh dan berkembang karena kelapa sawit di lahan gambut berdrainase
ketersediaan air dan ketersediaan O2 yang berkisar 60 - 75 cm (Page et al., 2011).
cukup didalam tanah dan tidak seperti pada

Berat akar
Tabel 11. Rerata Berat akar (g) dengan perlakuan Kedalaman muka air dan pemberian Bahan
organik.
Kedalaman muka air (cm) Rerata efek Bahan
Bahan Organik
40 - 50 60 – 70 80 - 90 Organik
Tanpa bahan organik 1,14 d 1,02 d 1,31 d 1,15 b
TKKS 2,76 abc 3,95 a 2,69 bc 3,13 a
Pelepah 3,14 ab 2,81 abc 2,11 bcd 2,69 a
M. bracteata 1,67 cd 2,24 bcd 1,60 cd 1,83 b
Rerata efek Kedalaman 2,18 a 2,50 a 1,92 a
muka air
Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata menurut uji
BNT pada taraf 5 %.
Tabel 11 menunjukan bahwa menunjukkan hasil tertinggi terhadap berat
kombinasi kedalaman muka air tanah 60 - 70 akar tanaman sawit dan berbeda nyata
cm dengan bahan organik TKKS terhadap pemberian bahan organik M.
menunjukkan hasil yang tertinggi. Hal ini bracteata dan tanpa pemberian bahan
diduga akar kelapa sawit memberikan respon organik. Hal ini diduga pemberian bahan
terhadap pemberian bahan organik. Unsur organik TKKS dan pelepah dapat menyuplai
hara yang terdapat pada bahan organik yang unsur hara P yang digunakan dalam
diaplikasikan akan kembali ke dalam tanah pertumbuhan akar. Gardner et al (1991)
dan unsur hara tersebut dapat diserap oleh mengatakan ketersediaan unsur hara terutama
akar tanaman, sedangkan kedalaman muka P dapat mempengaruhi terbentuknya akar-
air tanah akan berperan dalam penyedia air akar halus sehingga memperluas bidang
yaitu sebagai pelarut dan pengangkutan hara serapan hara oleh akar, dengan demikian akar
oleh tanaman kelapa sawit. Kelapa sawit membantu pertumbuhan.
membutuhkan air dalam jumlah banyak Perlakuan kedalaman muka air tanah
untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan 60 - 70 cm cenderung meningkatkan berat
dan produksi (Murtilaksono et al., 2007). akar tanaman kelapa sawit. Hal ini
Perlakuan bahan organik dapat disebabkan pertumbuhan akar sangat
meningkatkan berat akar tanaman sawit. dipengaruhi oleh keadaan fisik tanahnya.
Pemberian bahan organik TKKS dan pelepah Jumlah air yang diserap oleh akar tergantung

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


13

pada kandungan air tanah, kemampuan jumlah akar dan panjang akar semakin
partikel tanah untuk menahan air serta bertambah karena pengaruh besarnya bagian
kemampuan akar untuk menyerap air (Nio et akar yang tergenang. Tanaman yang
al., 2010). Jumlah air yang dapat ditahan oleh mengalami anoksia akan beradaptasi secara
tanah dalam volume tertentu tergantung morfologi dengan menambah jumlah akar
kepada ukuran serat tanah gambut utama dan dan memperpanjang akar. Menurut Visser et
susunan dari partikel-partikel tersebut al. ( 2004), tanaman yang terganggu akibat
(Kramer, 1983). Jumlah akar menunjukkan keadaan air yang berlebih akan beradaptasi
bahwa adanya kecenderungan pertambahan dengan lingkungannya

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan organik TKKS menghasilkan peningkatan
1. Kedalaman muka air tanah gambut tertinggi dibandingkan dengan bahan
bepengaruh nyata terhadap ketersediaan organik lainnya.
hara Amonium (NH4+), Nitrat (NO3-), P- 3. Kombinasi tinggi muka air tanah 60 – 70
tersedia, peningkatan yang terjadi pada cm dengan bahan organik TKKS
setiap parameter yang diamati, perlakuan menghasilkan peningkatan ketersediaan
yang terbaik terdapat pada kedalaman hara Nitrat (NO3-), P-tersedia dan berat
muka air tanah 60 - 70 cm dibandingkan akar tanaman kelapa sawit.
pada kedalaman muka air tanah 40 - 50 cm Saran
dan 80 - 90 cm. Dalam dunia usaha perkebunan kelapa sawit
2. Pemberian bahan organik pada tanah tanah terutama pada lahan gambut sebaiknya
gambut berpengaruh nyata terhadap menggunakan kedalaman muka air tanah 60 -
peningkatan pada pH tanah, Amonium 70 cm dengan tujuan mempertahankan kadar
(NH4+), P-tersedia, K-tersedia, air dalam tanah dan pemberian bahan
pertambahan panjang pelepah, organik TKKS dapat membantu peningkatan
pertambahan panjang anak daun, ketersediaan unsur hara esensial dalam tanah
pertambahan lebar anak dauan, volume dan dapat membantu dalam peningkatan
akar dan berat akar tanaman kelapa sawit pertumbuhan dan pertkembangan tanaman
pada tiap perlakuan berbeda nyata dengan yang tumbuh diatas permukaan gambut.
tanpa bahan organik. Pemberian bahan

DAFTAR PUSTAKA
Andriesse, J. P. 1988. Nature And Damanik, M.M.B. B.E. Hasibuan. Fauzi,
Management of Tropical Peat Soil. Sarifuddin, H. Hanum, 2011.
FAO Soil Bull. 59. Rome. Kesuburan Tanah dan
BB Litbang SDLP (Balai Besar Penelitian Pemupukan. USU Press. Medan.
Dan Pengembangan Sumber daya Erfandi, D. 1984. Pengaruh fosfat pada
Lahan Pertanian. 2008. Laporan tanah bekas vegetasi alang-alang
Tahunan 2008, Konsorsium dan tanah bekas vegetasi belukar
Penelitian Dan pengembangan terhadap pertumbuhan dan
Perubahan Iklim Pada Sektor produksi kacang tanah (thesis).
Pertanian. Balai Besar Penelitian Fakultas pertanian Unsyah
Dan Pengembangan Sumber daya Darussallam.
Lahan Pertanian, Bogor. Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa,
R. Hartono. 2006. Kelapa Sawit:

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


14

Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Kramer, P. J. 1983. Water Relation of


Limbah, Analisis Usaha dan Plants. Academic Press. London. Ltd
Pemasaran. Edisi revisi. Penebar Murtilaksono,K., H. H. Siregar dan W.
Swadaya. Jakarta. 163 hal Darmosarkoro. 2007. Model
Febriana. 2004. Kontribusi berbagai jenis Neraca Air di Perkebunan Kelapa
tanaman penutup tanah (cover Sawit (Water Balance Model In
crop) terhadap perbaikan beberapa Oil Palm Plantation. Penelitian
sifat kimia ultisol lahan alang- Kelapa Sawit 15(1); 21-35.
alang. Skripsi (tidak di publikasikan). Musnamar, E. I. 2003. Pupuk Organik.
Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Penebar Swadaya. Jakarta
Jambi. Musthofa, 2007. Peran Bahan Organik
Gardner, F.P, R.B. Pearce dan R.I. Terhadap Kesuburan Tanah
Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman dan Upaya Pengelolaannya.
Budidaya. UI press. Jakarta. Fakultas Pertanian. Bogor.
Hakim, N, Nyapka, Y, Lubis. 1986. Dasar- Nio SA, Tondais SM, Buutarbutar R.
Dasar Ilmu Tanah. Penerbit 2010.Evaluasi Indikator Toleransi
Universitas Lampung. Hal 255- Cekaman Kekeringan Pemanfaatan
256. Lahan Gambut untuk Pertanian di
Hardjowigeno, S. 1986. Sumber Daya Fisik Kalimantan. Balai Penelitian Lahan
Wilayah dan Tata Guna Lahan: Rawa. Kalimantan.
Histosol. Fakultas Pertanian Institut Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang
Pertanian Bogor. Hal. 86-94. Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Indriani, H. Y. 2001. Membuat Kompos 130 hal.
Secara Kilat. Penebar Swadaya. Nugroho, T dan Mulyanto, B. 2005.
Jakarta. Pengaruh penurunan muka air
Ismunandji, M., S. Parto Hardjono dan tanah terhadap karakteristi
Satsijati. 1976. Peranan Kalium gambut. Jurusan tanah. Fakultas
Dalam Peningkatan Produksi Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Tanaman Pangan. Dalam Kalium Page, Se. R. Morrison, C. Malins, A. Hooijer,
dan Yanaman Pangan, (2). Hal 1-14. J.O. Rieley, And J. Jauhiainen. 2011.
Jumin, H. B. 2002. Ekofisiologi tanaman Review of Peat surface greenhouse
suatu pendekatan fisiologi. Rajawali gas emissions from oil palm
Press. Jakarta. plantations in Southeast Asia. White
Jako, S. H. 2015. Pengaruh kedalaman Paper Number 15. Indirect Effects of
muka air dan bahan organik Biofuel Production Series.
terhadap aktifitas organisme tanah International Council on Clean
dilahan gambut. J Agroteknologi 30- Transportation. p. 77.
31. Pangudijatno, G. 1987. Bahan Organik
Kartika E, I. Elly, dan Antony. 2008. Terhadap Tanaman Kelapa
Pengaruh Limbah Cair Pabrik Sawit di Tanah Gambut. Buletin
Kelapa Sawit sebagai Substitusi Perkebunan.
Pupuk Anorganik (N, P dan K) Salisbury, F.B dan Ross, C.W.1997.
terhadap Pertumbuhan Bibit Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Dian Rukmana dan Sumaryono.
Jacq) J. Agronomi 12 (1): 33-38. ITB. Bandung.

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


15

Sukariawan, A., Rauf, A., Sutannto, A. S., Visser, E. J. W. and L. A. C. J. Voesenek.


Sanotoso, B. 2015. Pengaruh 2004. Acclimation to Soil Flooding-
kedalaman muka air tanah Sening and signal-Transduction.
terhadap lilit batang karet clon Plant and Soil 254:197-214.
PB260 dan sifat kimia tanah Wibisono , A dan Basri, M. 1993.
gambut di kebun Meranti RAPP Pemanfaatan limbah organik untuk
Riau. Jurnal Pertanian Tropik. Vol. 2, pupuk. Buletin perkebunan. Vol
No. 1. (1) :1-5. USU dan STIPAP. 02/1 KNNS/ Tahun 1 Desember.
Medan. Winarna. 2002. Peranan unsur hara dan
Suntoro, 2001. Pengaruh Residu sumber hara pada pemupukan
Penggunaan Bahan Organik, tanaman kelapa sawit, hal. 81.
Dolomit dan KCL pada Tanaman
Dalam W. Darmosarkoro, E. S.
Kacang Tanah (Arachis hipogeae L)
pada Oxic Dystrudep Jummapolo. Sutarta dan Winarna (Eds). Lahan dan
Karanganyar. Habitat, 12 (3) 170- Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat
177. Penelitian Kelapa Sawit. Medan

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016

You might also like