Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK ABSTRACT
hst pada perlakuan P2 jumlah daun yang dapat menyerap unsur hara dan
dihasilkan tidak menunjukkan perbedaan membutuhkan air dalam jumlah yang
terhadap bobot kering total tanaman banyak, hal ini disebabkan organ ± organ
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. tanaman belum terbentuk secara sempurna,
Luas daun pada umur pengamatan 63 dan sehingga tanaman belum menunjukkan
77 hst terjadi penurunan hasil luas daun respon pertumbuhan yang berbeda nyata
pada perlakuan P4 dan P5 dibandingkan antar perlakuan.
dengan perlakuan P3. Perlakuan penambahan dan
pengurangan pemberian jumlah air terjadi
Laju Pertumbuhan Relatif antara umur 21-35 hst, hal ini disebabkan
Perbedaan jumlah pemberian air pada karena tanaman tembakau yang berumur
umur pengamatan 21, 35 dan 49 tidak dapat 20-50 hst sedang dalam fase pertumbuhan
perbedaan laju pertumbuhan yang berbeda cepat (Gardner, 1991), di mana pada fase
terhadap semua perlakuan pemberian air, tersebut organ ± organ tanaman telah
sedangkan perbedaan laju pertumbuhan lengkap dan berfungsi dengan sempurna,
terjadi pada umur pengamatan 63-77 hst, sehingga tanaman mampu menyerap unsur
terlihat laju pertumbuhan tanaman hara dalam jumlah yang banyak untuk
meningkat pada fase vegetatif, dan terjadi memenuhi kebutuhan hidupnya. Haryati
penurunan laju pertumbuhan relatif pada (2003) menyatakan bahwa jika cekaman air
vase generatif sampai umur 63-77 hst terjadi pada pertumbuhan vegetatif yang
kecuali pada perlakuan P4 dan P5 yang cepat, pengaruhnya akan lebih terlihat dan
terus meningkat. dapat merugikan tanaman dibandingkan
dengan jika cekaman air terjadi pada fase
Hasil Panen Tanaman Tembakau pertumbuhan lainnya. Air Sebagai penyusun
Rerata jumlah daun berdasarkan tabel protoplasma, lebih banyak berperan untuk
6, pada perlakuan P4 menghasilkan jumlah menjaga turgor sel agar sel dapat berfungsi
daun, luas daun dan bobot kering daun secara normal. Bila sel kekurangan air untuk
tertinggi yang berbeda nyata dibandingkan waktu cukup lama, isi sel akan terlepas dari
dengan jumlah pemberian air lainnya. Hasil dindingnya yang mengakibatkan rusaknya
luas daun pada perlakuan P2 dan P5 tidak sel dan akhirnya tanaman mati (Sugito,
menunjukkan perbedaan hasil luas daun 1999).
dibandingkan dengan perlakuan lainnya, Variabel pengamatan jumlah daun dan
sedangkan hasil bobot kering daun pada tinggi tanaman pada umur pengamatan 21
perlakuan P2 dan P5 tidak menunjukkan hst ± 77 hst, pada perlakuan P1, P2, P3, P4
perbedaan hasil bobot kering dibandingkan dan P5 tidak terjadi perbedaan hasil jumlah
dengan perlakuan lainnya. Rerata daun hal ini sebagai akibat dari cukupnya
pertumbuhan tanaman tembakau akibat tingkat ketersediaan air bagi tanaman. Bagi
perlakuan peningkatan dan pengurangan tanaman, air berfungsi sebagai pelarut yaitu
jumlah pemberian air dapat dilihat pada tabel untuk melarutkan unsur-unsur hara yang
1 dan rerata hasil tanaman tembakau akibat diberikan maupun yang tersedia di dalam
perlakuan peningkatan dan pengurangan tanah, selanjutnya digunakan untuk proses
jumlah pemberian air dapat dilihat pada tabel fotosintesis. Jumlah daun yang dihasilkan
2. tidak disertai dengan meningkatnya luas
Berdasarkan hasil pengamatan daun (Tabel 1), hal ini di duga sebagai akibat
didapatkan bahwa perlakuan tingkat dari fokus pertumbuhan tanaman yang
pemberian air tidak terjadi pada awal mengarah ke jumlah daun (Tabel 1)
pengamatan (umur 14 hst) untuk seluruh sehingga dengan jumlah daun yang banyak
parameter yang diamati. Hasil tersebut memungkinkan terjadinya naungan.
disebabkan karena tanaman tembakau yang Naungan ini berpengaruh pada jumlah sinar
berumur 14 hst masih berada dalam fase matahari yang diterima oleh permukaan
pertumbuhan awal. Menurut istiana (1991), daun sebagai organ fotosintesis,
fase pertumbuhan lambat terjadi antara umur
4-20 hst. Fase tersebut tanaman belum
63