Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The research was conducted to determine changes in soil moisture content and
yield of several peanut varieties (Arachis hypogaea L.) were given drip irrigation in
dry land, which was held on dry land (marginal) Gowok Curug village, district
Serang, Banten province in September 2011 until January 2012. This research used
a factorial experiment arranged in Split Plot Design with two factors. The first factor
was variety consisting of: Panther varieties, Zebra and Local (from Cikeusal,
Serang) as the main plot, the second factor was drip irrigation consisting of: drip
irrigation with emitter cigarette filter, drip irrigation with emitter infusion regulator and
control (conducted watering four days) as the subplot and repeated three times. The
research showed that the best varieties to change in moisture content and yield of
peanut was local varieties, because more adaptive and tolerant on the environment.
While the best irrigation was drip irrigation with emitter infusion regulator, because
not having a blockage in the emitter, so that the water ran smoothly and moisture
content was always available to peanut plants.
Keywords: soil moisture content, yield, peanut varieties, drip irrigation, dry land
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan kadar lengas tanah dan
hasil beberapa varietas kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang diberi air irigasi
secara tetes di lahan kering, yang telah dilaksanakan di lahan kering (marginal) Kp.
Gowok Desa Curug, Kab. Serang, Provinsi Banten pada bulan September 2011
sampai Januari 2012. Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial yang disusun
dalam Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan dua faktor. Faktor
pertama adalah varietas yang terdiri atas varietas Panther, Zebra dan Lokal (asal
Cikeusal Kabupaten Serang) sebagai petak utama, faktor kedua adalah irigasi tetes
yang terdiri dari: irigasi tetes dengan emiter filter rokok, irigasi tetes dengan emiter
regulator infus dan Kontrol (dilakukan penyiraman empat hari sekali) sebagai anak
petak dan diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas
yang paling baik terhadap perubahan kadar lengas dan hasil kacang tanah yaitu
pada varietas lokal, karena varietas lokal lebih adaptif dan toleran terhadap
lingkungan. Irigasi yang paling baik digunakan adalah irigasi tetes dengan emiter
114 RITAWATI ET AL. JIPP
regulator infus, karena tidak mengalami penyumbatan pada emiter, sehingga air
berjalan dengan lancar dan kadar lengas selalu tersedia untuk tanaman kacang
tanah.
Kata kunci: kadar lengas tanah, hasil, varietas kacang tanah, irigasi tetes, lahan
kering
Tabel 1 Kadar lengas tanah skala tensiometer pada perlakuan varietas dan irigasi
tetes pada fase vegetatif umur 38 HST pada pukul 06.00 – 16.30
-------------------------centibars-------------------
Pukul 16.30-17.30
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris berbeda tidak nyata menurut uji
DMRT 5%
Tabel 2 Kadar lengas tanah skala tensiometer pada perlakuan varietas dan irigasi
pada fase pembungaan umur 66 HST pada PUKUL 06.00 – 16.30
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris berbeda tidak nyata menurut uji
DMRT 5%. Uji lanjut menggunakan data hasil 1 kali transformasi dengan rumus
.
Tabel 3 Kadar lengas tanah skala tensiometer pada perlakuan varietas dan irigasi
pada fase pemasakan polong umur 100 HST pada PUKUL 06.00 – 16.30
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris berbeda tidak nyata menurut uji
DMRT 5%. Uji lanjut menggunakan data hasil 1 kali transformasi dengan rumus
.
Pada pukul 06.00 varietas lokal tetes dengan emiter regulator infus
menunjukkan kadar lengas yang lebih menunjukkan kadar lengas
tersedia dibandingkan dengan varietas Kadar lengas masih jenuh pada
lainnya. Pada pukul 13.00 varietas varietas lokal dengan menggunakan
Panther dan Lokal menunjukkan nilai irigasi tetes emiter regulator infus
kadar lengas yang sama dan men- dengan skala 3,05 cb yang diukur pada
cukupi. Sedangkan pengukuran pukul pukul 06.00. Hal ini dikarenakan peng-
16.30 menunjukkan kadar lengas yang ukuran kadar lengas skala tensiometer
tersedia terdapat pada varietas Panther. dilakukan pada saat irigasi berlangsung,
Pada perlakuan irigasi tetes menunjuk- sehingga keadaan tanahnya lembab
kan pengaruh yang sangat nyata yang mengakibatkan pembacaan
terhadap parameter kadar lengas fase tensiometer sangat cepat dan mengha-
pemasakan polong. Perlakuan irigasi silkan kadar lengas yang jenuh. Selain
Vol. 4, 2015 Perubahan Kadar Lengas Tanah 121
itu keadaan suhu dalam tanah rendah kontrol sebesar 32,11 cb. yang
dan kelembaban tinggi, serta terjadinya cenderung lebih baik daripada per-
infiltrasi dalam tanah dan belum lakuan irigasi dengan emiter lainnya.
terjadinya penguapan air ke atas
permukaan tanah. Hasil Bobot Polong Kering
Pengukuran pukul 13.00 menunjuk- Berdasarkan Tabel 4, terlihat ba-
kan kadar lengas dalam tanah menjadi hwa tidak terdapat interaksi antara
kapasitas lapang pada varietas Panther varietas dan irigasi tetes terhadap
dan varietas lokal dengan mengguna- parameter bobot polong kering. Pada
kan irigasi tetes emiter regulator infus
perlakuan varietas menunjukkan
dengan skala 26,22 cb. Hal ini respons yang nyata terhadap bobot
dikarenakan suhu di lingkungan sangat polong kering yaitu pada varietas lokal
rendah dan kelembaban tanah sangat asal Cikeusal Kabupaten Serang. Pada
tinggi sehingga kadar lengas masih perlakuan irigasi menunjukkan penga-
tersedia walaupun pada waktu siang ruh yang tidak nyata terhadap
hari, selain itu varietas Panther dan parameter bobot polong kering. Namun
lokal sangat beradaptasi dengan baik di perlakuan irigasi tetes dengan emiter
lingkungan tanaman sehingga keter- regulator infus menunjukkan bobot
sediaan air dalam tanah masih ada polong kering yang paling tinggi
untuk penyerapan akar. dibandingkan dengan perlakuan irigasi
Pengukuran pukul 16.30 menunjuk- lainnya.
kan kadar lengas dalam tanah masih Berdasarkan hasil penelitian di-
kapasitas lapang perlakuan irigasi tetes dapat bahwa hasil bobot polong kering
emiter regulator infus pada skala 24,22 tertinggi terdapat pada varietas lokal
cb. Hal ini karena tanah masih mampu asal Cikeusal Kabupaten Serang
mengikat air lebih lama, mengingat sebesar 5,81 g dengan menggunakan
struktur tanah bergeluh dimana fraksi irigasi tetes emiter regulator infus. Hal
pasir, debu dan liat berimbang sehingga
ini dikarenakan varietas lokal memiliki
ketersediaan tanah masih stabil. Selain keunggulan tersendiri yang mampu
itu faktor suhu dan kelembaban sangat berproduksi dengan cukup tinggi
berpengaruh terhadap keadaan tanah.
dibandingkan dengan varietas unggul.
Sedangkan terendah pada varietas
Zebra sebesar 28,33 cb dengan irigasi
Tabel 4 Bobot polong kering pada tanaman kacang tanah terhadap perlakuan
varietas dan irigasi tetes
Varietas Irigasi Tetes Rata-rata
Filter rokok Regulator infus Kontrol
---------------------------------g---------------------------
Panther (V1) 5,91 5,31 4,44 5,22b
Zebra (V2) 5,59 5,90 5,31 5,60a
Lokal (V3) 5,51 6,43 5,48 5,81a
Selain itu varietas lokal mampu nya, baik terhadap kondisi tanah
beradaptasi dengan baik di lingkungan- maupun iklimnya dan mampu mem-
122 RITAWATI ET AL. JIPP
Tabel 5 Bobot biji kering pada tanaman kacang tanah terhadap perlakuan varietas
dan irigasi tetes
Varietas Irigasi Tetes Rata-rata
Filter rokok Regulator infus Kontrol
-------------------------------g----------------------------
Phanter (V1) 4,53 4,50 3,17 4,07a
Zebra (V2) 3,99 4,84 3,31 4,05a
Lokal (V3) 4,51 5,33 4,01 4,62 b
Rata-rata 4,34 b 4,89b 3,50a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata
menurut uji DMRT 5%. Uji lanjut menggunakan data hasil 2 kali transformasi dengan
rumus .
Vol. 4, 2015 Perubahan Kadar Lengas Tanah 123
KESIMPULAN
Mapegau. 2006. Pengaruh cekaman air
Berdasarkan hasil dan pemba-
terhadap pertumbuhan dan hasil
hasan, dapat disimpulkan sebagai
tanaman kedelai. Universitas
berikut:
Jambi. Jurnal Ilmiah Pertanian
1. Perlakuan varietas tidak berpenga- Kultura 41 (1): 43-49.
ruh pada parameter kadar lengas, Maulana R. 2011. Pertumbuhan dan
tetapi pada varietas lokal (asal hasil 3 kultivar lokal kacang tanah
Cikeusal Kabupaten Serang) mem- (Arachis hypogaea L.) pada
berikan respons yang baik terhadap berbagai ketersediaan air tanah.
hasil bobot polong kering dan hasil UNTIRTA. Serang. 68 hlm.
bobot biji kering. Merit Nyoman I, Narka, N, I. 2007.
2. Perlakuan irigasi tetes dengan Pengaruh interval pemberian air
emiter regulator infus berpengaruh melalui irigasi tetes (drip irrigation)
pada perubahan kadar lengas dan dan pupuk mineral plus terhadap
hasil bobot biji kering, tetapi tidak produksi anggur pada lahan kering
berpengaruh pada fase pembunga- di Kecamatan Gerokgak Kabupaten
an pukul 06.00-08.00 dan hasil Buleleng. Universitas Udayana.
bobot polong kering. Bali. Agritrop 26(1): 24 - 32.
3. Tidak terdapat interaksi antara Murty VVN. 2002. Land and Water
varietas dan irigasi tetes terhadap Management Engineering. 3rd
perubahan kadar lengas dan hasil edition. Kalyani Publisher. New
tanaman kacang tanah pada Delhi, India. 127 p.
parameter yang diamati. Riduan A. 2007. Toleransi kacang tanah
dan tembakau terhadap stress
kekeringan dengan overekpresi gen
DAFTAR PUSTAKA P5CS penyadi enzim kunci
biosintesis prolina. [Disertasi].
[DEPTAN] Departemen Pertanian. Sekolah Pascasarjana IPB.
2006. Budidaya Kacang Tanah Bogor.167 hlm.
Tanpa Olah Tanah. Tusi A. 2006. Pemanfaatan Cotton Buds
http://www.Deptan.go.id / teknologi dan Limbah Filter Rokok sebagai
/ tp / tkctanah 1 htm. (diakses 22 Emitter Alternatif dalam Sistem
Juni 2011). Irigasi Tetes dengan Tabung
Keller J and RD Bliesner. 1990. Sprinkle Marihot. Jurusan Teknik Pertanian,
and Trickle Irrigation. Publishing by Fakultas Pertanian. UNILA.
Van Nostrand Reinhold. New York. http://repository.unila.ac.id:8180/ds
135 p. pace/bitstream/123456789/1176/1/l
Kurnia U, MS Djunaedi dan T Vadari. aptunilapp-gdl-res-2007-ahmadtusi-
2001. Efisiensi penggunaan air 768-2006_lp_-1.pdf. (diakses 02
embung dengan irigasi tetes untuk Agustus 2011).
mengantisipasi kekeringan air pada Walker JP and Paul RH. 2002.
lahan kering di musim kemarau. Evaluation Of The Ohmmapper
Prosiding Kongres dan Seminar Instrument For Soil Measurement.
KNI-ICID. Bogor, 16-17 November Soil Science Society of America .
2000. hlm 12-17. Journal, Vol 66. P 728 -734.