Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Alfisol in South Malang regency many used to intensive on farming with dominant commodity is
cassava. Farmers seldom cultivate cassava continuously, the continuous cropping of cassava leads
to fast depletion of major nutrients especially N and K and will require fertilizer supplement to give
stable yield. Farmers not applied organic fertilizer cause to this soil poor organic materials. The
research in first year with organic and inorganic fertilizers can repair soil physics dan tuber yield of
cassava. The object of this research was to study the effects of organic fertilizer application to
change of soil physics and relation to root system of cassava, and to study the effect of fertilizer
application to tuber yield of cassava in the second year. Field observations arranged in a
Randomized Block Design of 10 treatment and 3 replications, in Jatikerto, Malang Regency. This
research took time on September 2005 until Juli 2006. Observation parameter includes bulk density,
particle density, soil porosity, aggregate stability, root system (Lrv and Drv) and tuber yield of
cassava. Obtained data tested by using F test (5%), level 5% Duncan test, Orthogonal Contrast test,
linear regression and correlation test. Research result is the application of organic fertilizer showed
significant difference able to increase the soil porosity and decrease the bulk density. Organic and
anorganic combination application higher to tuber yield of cassava when compared to only organic
or anorganic fertilizer application. The influence of organic manure addition on repair soil physics
show very real difference to root system. Correlations between bulk density with Lrv (r = -0.728*),
Lrv with tuber yield (r = 0.706*).
Key words: soil phisycs, fertilizer, tuber yield and root system
http://jtsl.ub.ac.id
29
Cara penanaman dilakukan dengan Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan
meruncingkan ujung bawah stek ubi kayu anova uji F ( 5% )untuk melihat perbedaan
kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau pengaruh antar perlakuan.
kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun
tanah. Bila tanahnya keras dan lembab, stek Hasil dan Pembahasan
ditanam dangkal saja.
Pengaruh pupuk organik terhadap sifat
fisik tanah
Tabel 1. Parameter Pengamatan, Metode
Analisa dan Waktu Pengamatan Untuk mengetahui pengaruh pupuk organik
terhadap sifat fisik tanah pada tahun kedua
Parameter Metode Analisa maka digunakan beberapa parameter yang
Pengamatan meliputi: berat isi, porositas dan kemantapan
BI di lapangan Metode Silinder agregat. Data sifat fisik tanah tahun pertama
Porositas Metode Piknometer diperoleh dari Raharja (2005).
Kemantapan Ayakan Basah (DMR)
Berat Isi Tanah
Agregat
Perakaran (Lrv & Intersepsi akar Berat isi Alfisol pada berbagai perlakuan
Drv) (Teenant) & pemupukandapat dilihat pada Gambar 1. Hasil
Gravimetri analisis ragam berat isi tanah menunjukkan
Berat Segar Ubi Penimbangan bahwa perlakuan pemberian pupuk
Panjang & Diameter Kuantitatif (meteran) organikberpengaruh sangat nyata terhadap
Ubi berat isi tanah.
Jumlah ubi per Kuantitatif (meteran) 1.25
tanaman d
d
1.22
c
BI (g cm-3)
tanah, sehingga massa padatan tanah menjadi adanya pengembalian biomassa tanaman jagung
lebih ringan. Akibatnya nilai berat isi tanah yang dijadikan sebagai tanaman tumpangsari
akan semakin rendah. Hal ini senada dengan dan juga berasal dari seresah tanaman ubi kayu
pernyataan Islami dan Utomo (1995) bahwa pada tahun pertama yang telah mengalami
nilai berat isi tanah dipengaruhi oleh struktur proses dekomposisi.
(dalam hal ini ruang pori), tekstur (dalam hal ini
ukuran dan kepadatan jenis partikel) dan 1.4
1.35
kandungan bahan organik.
http://jtsl.ub.ac.id
31
maka berat isi tanah juga akan mengalami menunjukkan perbedaan yang nyata. Dari
penurunan sehingga porositas akan meningkat. grafik dapat diketahui besarnya nilai porositas
Hal ini senada dengan pernyataan Soepardi tanah pada tahun kedua lebih besar apabila
(1983) bahwa bahan organik yang mempunyai dibandingkan dengan tahun pertama pada
massa padatan lebih ringan dibandingkan semua perlakuan kecuali pada P5 (Gambar 5).
padatan mineral tanah akan berpengaruh Rata-rata peningkatan porositas tanah dari
terhadap berat isi dan kerapatan jenis partikel tahun pertama ke tahun kedua untuk perlakuan
tanah. kontrol (P1), pupuk anorganik (P2, P3, P4) dan
pupuk organik (P6, P7, P8, P9, P10) yaitu 4.83
56
e %, 5.88 % dan 12.97 %.
54
d 60
Porositas (%)
cd cd
52 bc 50
bc
Porositas (%)
bc
40
a
50 a a 30
20
48 10
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
0
Pe rlakuan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
Perbandingan antara Pupuk Organik dan pupuk organik (P5, P6, P7, P8, P9, P10) yaitu
Anorganik 138.51 %, 92.40 % dan 62.43 %. Dari grafik
diatas (Gambar 7) dapat diketahui besarnya
Nilai kemantapan agregat pada masing-masing
nilai kemantapan agregat tanah pada tahun
perlakuan pada pemberian pupuk organik dan
kedua lebih besar apabila dibandingkan dengan
anorganik tidak menunjukkan perbedaan yang
tahun pertama pada semua
nyata terhadap kemantapan agregat
perlakuan.Peningkatan nilai kemantapan
dibandingkan perlakauan pupuk anorganik.
agregat tanah pada tahun kedua diduga
Perbedaan jenis pupuk organik pada perlakuan
disebabkan adanya faktor bahan organik yang
pupuk organik juga tidak menunjukkan
telah terdekomposisi, yang berasal dari
perbedaan yang nyata. Nilai pada perlakuan
biomassa tanaman jagung dan seresah ubi kayu.
pupuk organik P5 (pupuk kandang 10 ton ha-1)
Adanya pemasukan bahan organik ke dalam
menunjukkan nilai yang lebih besar dari semua
tanah sangat berperan penting didalam
perlakuan dengan nilai kemantapan agregat
pembentukan struktur tanah, sehingga butir-
tanah terbesar yaitu sebesar 3.59 mm.
butir primer akan terikat satu sama lain (Sarief,
Kurang berpengaruhnya penambahan
1993). Dengan demikian proses agregasi tanah
bahan oraganik terhadap kemantapan agregat
akan lebih baik.
tanah diduga akibat pengolahan tanah yang
dilakukan untuk perbaikan plot bedengan
akibat erosi, sehingga agregat tanah yang 4
2.5
3.6
(DMR) pada Tahun 1 dan Tahun 2
3.5
DMR (mm)
3.4
http://jtsl.ub.ac.id
33
berat kering akar pada perlakuan pupuk Tingginya nilai total panjang akar (Lrv)
organik yang dikombinasikan dengan pupuk dan berat kering akar (Drv) pada perlakuan
anorganik (P7, P8, P9, P10) memiliki nilai yang pupuk kombinasi ini dapat disebabkan oleh
lebih tinggi dibandingkan pupuk anorganik (P2, adanya penambahan bahan organik ke dalam
P3, P4), sedangkan pupuk anorganik lebih tanah sehingga akan terjadi perbaikan terhadap
tinggi dibandingkan pupuk organik (P5, P6). sifat fisik tanah sehingga memudahkan akar
Peningkatan nilai total panjang akar yang dalam pertumbuhannya. Hal ini di kuatkan oleh
terbesar terjadi pada perlakuan pupuk Sarief (1993) yang mengemukakan bahwa
kombinasi urea + pupuk kandang 5 ton ha-1 bahan organik dapat menambah banyaknya
(P7) yaitu sebesar 214.58 %, sedangkan kegunaan air akan tanaman serta merangsang
terendah terjadi pada perlakuan pupuk urea pertumbuhan akar.
(P2) yaitu sebesar 72.92 %. Masukan unsur hara tambahan dari pupuk
anorganik juga sangat berperan dalam
0.16 f
perkembangan akar. Tanaman ubi kayu pada
0.14
ef
def
tanah dengan kandungan N dan K yang cukup
cd
cde akan menghasilkan umbi yang lebih besar dan
0.12
Lrv (cm cm-3)
c c
c perkembangan akar yang optimal (Norman et
0.10
b al., 1995 dalam Agbaje dan Akinlosotu, 2004).
0.08
Hal ini juga diperkuat hasil penelitian Sutanto
0.06 a (2002) perlakuan pemberian pupuk kombinasi
0.04 pada tanaman jagung menghasilkan sistem
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
Perlakuan perakaran tanaman yang dalam, perkembangan
perakaran yang baik dan hasil yang tinggi.
Gambar 8. Total Panjang Akar (Lrv) pada
Berbagai Perlakuan Pemupukan Hasil Ubi Kayu
0.0006
Data berat segar ubi kayu tahun pertama
f diperoleh dari Utomo (2005). Komponen hasil
0.0005
dan berat segar ubi kayu pada berbagai
e
0.0004
perlakuan pemupukan dapat dilihat pada
Drv (g cm-3)
d
0.0003 d d d
Gambar 10 dan 11. Hasil analisis ragam
0.0002
c
komponen hasil ubi kayu dan berat segar
b
0.0001
a
ab
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian
0
pupuk organikdan anorganik berpengaruh
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 sangat nyata terhadap komponen hasil ubi
Perlakuan
kayu.
Gambar 9. Berat Kering Akar (Drv) pada
Berbagai Perlakuan Pemupukan Perbandingan antara Pupuk Organik dan
Keterangan: Notasi a, b, c, d, e, f: Hasil Uji Duncan pada Anorganik
taraf 5%
Pengaruh perlakuan pemupukan terhadap hasil
ubi kayu menunjukkan perbedaan yang sangat
Sedangkan peningkatan nilai berat kering akar
nyata. Rata-rata nilai komponen hasil dan berat
/ Drv terbesar terjadi pada perlakuan
segar ubi kayu pada perlakuan pupuk organik
kombinasi yaitu pada P8 (urea + kompos 5 ton
yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik
ha-1) yaitu sebesar 362.96 %, sedangkan
(P7, P8, P9, P10) memiliki nilai yang lebih
terendah terjadi pada perlakuan kompos 10 ton
tinggi dibandingkan pupuk anorganik (P2, P3,
ha-1 (P6) yaitu sebesar 28.4 %. Rata-rata
P4), sedangkan pupuk anorganik lebih tinggi
peningkatan nilai total panjang akar dan berat
dibandingkan pupuk organik (P5, P6).
kering akar yang paling tinggi terjadi pada
Rata-rata peningkatan data komponen ubi
perlakuan pupuk organik yang dikombinasikan
kayu yang terbesar terjadi pada perlakuan
dengan pupuk anorganik yaitu sebesar 185.94
pupuk kombinasi (P7, P8, P9, P10) yaitu
% dan 283.64 %.
sebesar 0.65 % diameter ubi, 6.27 % panjang
ubi dan 7.75 % jumlah ubi. Pada pupuk
http://jtsl.ub.ac.id
34
organik saja (P5, P6) hanya sebesar 0.13 % Adanya penambahan unsur K yang
diameter ubi, 4.23 % panjang ubi dan 2.84 % dikombinasikan dengan pupuk urea terbukti
jumlah ubi, kemudian pada pupuk anorganik dapat meningkatkan berat segar ubi kayu
(P2, P3, P4) sebesar 0.52 % diameter ubi, 9.72 dibandingkan tanpa penambahan unsur K. Hal
% panjang ubi dan 5.38 % jumlah ubi. ini dibuktikan dengan hasil uji Orthogonal
Rata-rata peningkatan berat segar pada kontras yang menunjukkan perbedaan yang
pemberian pupuk kombinasi sebesar 233.83 %, nyata. Fungsi unsur K bagi tanaman dapat
lebih besar dari perlakuan pupuk anorganik membantu dalam pembentukan pati
yang peningkatannya sebesar 229.36 % dan (Hardjowigeno, 2003).
pupuk organik saja sebesar 102.36 %. Hal ini Hasil uji Orthogonal kontras berat segar
menunjukkan bahwa pemberian pupuk menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan
kombinasi lebih meningkatkan hasil ubi kayu pupuk organik (P5, P6) berbeda nyata terhadap
dibandingkan pupuk organik atau anorganik perlakuan pupuk anorganik (P2, P3, P4) dan
saja. kombinasi (P7, P8, P9, P10). Perlakuan pupuk
organik juga berbeda nyata dengan perlakuan
40
pemberian urea. Nilai pada perlakuan organik
e
35 bcd
d e
bcd
lebih rendah dari perlakuan tersebut. Hal ini
e
menunjukkan bahwa penambahan unsur hara
Kom ponen Ubi Kayu
cd cd
30 bc
25
a
yang dibutuhkan dari pupuk organik tidak
20
e e
mampu mencukupi kebutuhan secara optimal,
15
c
d cd d cd sedangkan dari pupuk urea dapat dimanfaatkan
cd
10
a a de f ef ab
b
cd bc bc f bc secara optimal oleh tanaman.
5
0
Tingginya hasil ubi kayu pada perlakuan
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 penambahan pupuk organik yang
Perlakuan dikombinasikan dengan pupuk anorganik
Jumlah Ubi Panjang Ubi (cm) Diameter Ubi (cm)
diduga selain akibat penambahan bahan
Gambar 10. Komponen Hasil Ubi Kayu pada organik yang dapat meningkatkan dan
Berbagai Perlakuan Pemupukan mempertahankan kesuburan tanah juga
Keterangan: Notasi a, b, c, d, e, f: Hasil Uji Duncan pada terdapat masukan unsur hara sehingga
taraf 5% ketersediaanya meningkat dan pertumbuhan
tanaman lebih baik. Hal tersebut senada
Hasil dari perlakuan kontrol (P1) menunjukkan dengan pernyataan Norman et al. (1995) dalam
nilai yang paling rendah dari semua perlakuan. Agbaje dan Akinlosotu (2004) bahwa tanaman
Rendahnya nilai tersebut akibat tidak adanya ubi kayu pada tanah dengan kandungan N dan
tambahan unsur hara dari luar terutama unsur K yang cukup akan menghasilkan umbi yang
N, P dan K yang sangat diperlukan tanaman lebih besar dan perkembangan akar yang
dalam pembentukan pati pada akar. optimal. Hal ini juga diperkuat dengan
40 pernyataan Howeler (1991) bahwa dalam
d d
35 d
cd cd pembentukan umbi, tanaman ubi kayu
cd
merupakan jenis tanaman yang membutuhkan
Berat Segar (ton ha-1)
30 c
25
b unsur hara yang tinggi terutama unsur N dan K
20 b
yang sangat berperan penting dalam
15
a membentuk pati pada akarnya serta untuk
10
pertumbuhan yang optimal. Disamping itu,
unsur hara K juga sangat diperlukan untuk
5
0
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 memacu sintesa karbohidrat dalam proses
Pe rlak uan
metabolisme terutama untuk tanaman ubi-
Gambar 11. Berat Segar pada Berbagai ubian (Sugito, 1990).
Perlakuan Pemupukan Tingginya nilai tersebut disebabkan juga
Keterangan: Notasi a, b, c, d, e, f: Hasil Uji Duncan pada akibat pengaruh perbaikan sifat fisik tanah
taraf 5%
sehingga memungkinkan akar dapat menembus
http://jtsl.ub.ac.id
35
partikel tanah dengan optimal sehingga umbi kayu secara terus menerus akan berakibat pada
dapat terbentuk dengan baik. Adanya penurunan yang cepat pada unsur hara
lingkungan fisik yang cocok, maka akan terutama unsur N dan K. Tingginya curah
mendukung akar tanaman berkembang dengan hujan pada awal musim tanam diduga pula
bebas, proses fisiologi bagian tanaman yang menjadi faktor penyebab penurunan berat
berada di dalam tanah dapat berlangsung segar. Tingginya curah hujan akan
dengan baik, dan tanaman dapat berdiri tegak mempercepat proses pencucian unsur-unsur
serta tidak mudah roboh (Islami dan Utomo, hara di dalam tanah, terutama unsur N dalam
1995). bentuk nitrat (Hardjowigeno, 2003). Akibatnya,
unsur N yang berasal dari pupuk urea kurang
Perbandingan Berat Segar Ubi Kayu efektif bagi tanaman.
Tahun Pertama dan Tahun Kedua
Pengaruh Sifat Fisik Tanah terhadap
Pengaruh perlakuan pemupukan terhadap berat
Perakaran dan Hasil Ubi Kayu
segar ubi kayu pada tahun pertama
menunjukkan perbedaan yang nyata. Adanya perbaikan sifat fisik tanah pada hasil
Berdasarkan grafik (Gambar 12) menunjukkan penelitian akibat pemberian pupuk organik
bahwa besarnya nilai berat segar ubi kayu pada ditunjukkan dengan adanya penurunan berat isi
tahun kedua menunjukkan penurunan apabila tanah dan peningkatan porositas tanah. Hasil
dibandingkan dengan tahun pertama pada penelitian menunjukkan pengaruh sifat fisik
semua perlakuan (Gambar 12). Tingkat tanah terhadap hasil ubi kayu secara tidak
penurunan yang paling besar terjadi pada langsung, namun dengan perbaikan sifat fisik
perlakuan tanpa pupuk yaitu sebesar 168.32 %. tanah akan berpengaruh terhadap peningkatan
Hal tersebut disebabkan tidak adanya masukan kepadatan perakaran (total panjang akar).
hara tambahan dari luar terutama unsur N dan
K.
40
35
Berat Segar (ton ha-1)
60
Berat Segar (ton ha-1)
50 30
40 25
30 20
20 15
y = 194.51x + 4.5087
10 10
R2 = 0.5648
0 5
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
0
Perlakuan 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20
35
Rata-rata penurunan berat segar dari tahun 30
pertama ke tahun kedua untuk perlakuan 25
tahun kedua diduga disebabkan oleh faktor 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Berat Kering Akar (Drv)
pemiskinan unsur hara akibat sistem
penanaman ubi kayu secara terus menerus. Hal Gambar 13. Hubungan Perakaran dengan Hasil
ini sesuai dengan pernyataan Okeke (1991) Ubi Kayu
dalam Agbaje dan Akinlosotu (2004) bahwa
sistem tanam mempengaruhi kebutuhan unsur Dengan peningkatan total panjang akar
hara pada tanaman ubi kayu. Penanaman ubi tersebut menunjukkan peningkatan pada berat
segar ubi kayu (Gambar 13). Hal ini dikuatkan
http://jtsl.ub.ac.id
36
0.15
R2 = 0.7971
anorganik). Perlakuan pupuk kombinasi
0.10
menunjukkan hasil total panjang akar dan
0.05 berat kering akar yang terbaik, terutama
pada P7 (urea 300 kg ha-1 + pupuk
0.00 kandang 5 ton ha-1) dengan peningkatan
1.1 1.15 1.2 1.25
214.58 % dibanding kontrol.
BI (g cm-3) 3. Perbaikan sifat fisik tanah akibat
penambahan pupuk organik berpengaruh
Gambar 14. Pengaruh Sifat Fisik Tanah nyata terhadap perakaran tanaman ubi
terhadap Perakaran kayu, ditunjukkan korelasi antara total
panjang akar dengan berat isi tanah (r = -
0.728*). Perbaikan perakaran akan
Hal tersebut dibuktikan pula dengan hasil meningkatkan hasil ubi kayu, ditunjukkan
analisis korelasi antara total panjang akar korelasi antara total panjang akar (Lrv)
dengan berat isi tanah yang menunjukkan dengan berat segar ( r = 0.706*).
adanya korelasi yang nyata dengan nilai r = - 4. Perlakuan pemupukan (pupuk organikdan
0.728*. Berdasarkan korelasi tersebut terjadi anorganik) berpengaruh nyata terhadap
hubungan dimana semakin rendah berat isi hasil ubi kayu. Perlakuan pupuk
tanah maka akan mampu meningkatkan total kombinasi (P7, P8, P9, P10) memberikan
panjang akar. Hal ini sesuai dengan hasil berat segar dan komponen hasil ubi kayu
penelitian Udawatta dan Henderson (2004) yang lebih baik dibandingkan dengan
menunjukkan bahwa distribusi perakaran perlakuan pupuk organik saja (P5, P6)
tanaman berkaitan erat dengan berat isi tanah. maupun anorganik saja (P2, P3, P4).
Total panjang akar menurun seiring dengan Perlakuan pupuk kombinasi P8 (urea 300
meningkatnya berat isi tanah, pada berat isi kg ha-1 + kompos 5 ton ha-1) memberikan
tanah terendah menunjukkan hasil total hasil berat segar yang terbaik dengan
panjang akar yang tertinggi. Hal ini juga peningkatan 265.28 % dibandingkan
diperkuat dengan Hasil penelitian Suprayogo, et kontrol. Apabila dibandingkan dengan
al. (2004) menunjukkan bahwa pertumbuhan tahun sebelumnya, pada tahun kedua
akar tanaman berkurang dengan meningkatnya menunjukkan penurunan hasil berat segar
berat isi tanah dan pertumbuhan sudah terhenti terutama pada perlakuan P1 (kontrol).
bila BI > 1.45 g cm-3.
http://jtsl.ub.ac.id
37
http://jtsl.ub.ac.id
38
http://jtsl.ub.ac.id