ARTI PEN'TING BELAJAR BAGI PERKEMBANGAN MANUSIA
Elfi Yuliani Rochmah"
Abstract: Eaguene of Change ana muirship of to sertuin abitity, and
ato the ability to change tn represent definition and mccniang which #
in an beara, So that witts effort dear the of boman being owe abi
ehanen AS to change Pecasve arming that's haoman briny »
Prous other emature, sa thal he five fine ctagnaiton of tts fienetion
Rdantifale ant catty A use abelity expand trough ewendsg thar tio
the human feng freely eurn exploration, chosesing, amet sprectipeany
inrportant decision for bis Kf
vale
ucolSll sp. a of cL hs Daly las) cd pak age»
Ah ya Leg enced IN ay gall g (teal gs SISSY h s
ASB y at jab Luddy Like LS) pat of Gayl g Usa Aut alls
apes) (ye Ly aa plall y cbaill ole ale gi Al pally oladl y jyll
gh) Ey hail y gall aa ph ce WT aS alk gh
cg i ndld) Ale hall G8 lal eile 5 aa
Kata Kunci Penetatiaan, pertumbuban, sinekeah fakin, perabiabeett
Pendahuluan
Belajarmerupakan kegiatan untuk mendapatkan pengetahuan,
peimahatnan, tentang sesuata hal, arau penguasuan keeakapan dalam swata hal
arau bideng hidup tertencu lewat usuha, pengajaran, atau pengalaman
[fasil belajat tersebue bisa berupa perabahan pandangan, cara be:
bempetasaan, berkehendak cara kerja, dan keseluruhen perilaku hidop. ari sini
tampak jelas sekali babwa belajar meropakan salah satu keyiatan pening dalam
usaha pertumbuhan dan petkembangan pribadi
Belajae_ adalah key term yang paling vital dalur setiap nsaha pendiikaa,
sehingga tampa belajar sesungguhnya tak pemah ada pendidiken. Dan
sunma proses, belajar_sclalu mendapat tempat yang Tuas dalam berbagai disiptin
ima yang berkaitan dengan upaya kependidikan, Karena didatam: belajar ada
tujuan secara lanesung yakni; (a) memperoleh informusi Gan pemahaman
* Penulis adalah dosen STAIN PonosogoBIG Yuliani Rochmah, “iri! Pestény”
ventang bal tertentu, (b)_ mendaparkan keahlian dan kecakapan dalam hal aay
bidang tettentu. Sedangkan tujuan secara langsung adalah memperkembanygkan
ditt dun menylapkan diri untuk musuk kedunia agar mampu hidup, berseran,
dan metyumbangkan sesuatu secata ovate
Belajar juga memainkan peran penting dalam mempertahankan
kchidupan sekelompok umat manusia (bangsa) ditengah-tenga persainyan
yang semakin keta: diantara bungsa lainnya yang lebih dakulu mau karena
belajar, Namen di sampiog membawa munfaat, belajar rerkadang juga
membawa madarat,
Meskipun ada dampak negauf dati basil belajar pada sekelompok
muanusia terenmu, kepiaran belajat retap memililti aru yang sangat pentiny dalam
kehidupan. Dalam petspektif agama Islam, belajar mermpakan kewajil»an bagi
setiag orang beriman agar memperoleh ibm pengetabuan dalam rangha
meningkatkan decujat kehidupan mereka (sebagaimana dalam Al-Qur’ an surat
Al-Mujackalah(58):11. Yang artinya: "ab aban meaingathan denaiat arane
horima dicensara bane dare urangcorany sae dir’ inn pengetaksron beberana dere
ent
a. Definisi tentang belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam penyelenggaran setiap jeais dan jenjang
pendidikan. [ni dapat pula diartikan bahwa berhasil acau tideknya
peneapaian 1ujuan pendidikan itu amar bergannang pada proses belajaz yang:
dialami anak/individu, balk Ketdka ig disckolah, linwlangan, atau de
keluargiava sendisi
Dalam pendidikan, scrinpkali terdaput kekeliruan yang paling berhabaya
dan menjadi petintang, adalah keyakinin balwa orang-orang yang cerdas
adalah pemikir yang baik. Dismi tersitat paham bahwa berpikir hanyalah
inteligensi dalam praktek scbagaimana lala lintas adalah kendataan yang, lala
falang, Menurut Edward de Bono, kekelicuan ini berbahaya xarena dua
alasan: (1) jika anak inempunyai intelopensi vang sangat Hnpgi, ndak ada
yang peru dilakukan terhacip pemikirannya.(2) jika anak memililei
invelegensi yang lebih sederhana, juga tak ada yang pela dilakukan terhadap
pemikisanny
‘agua MI. Mardiana, Ret Ladies Se enon Tinged, Wogyakaria:Kunisis, 2008),
i
*Bdward Le Bona, Pe
rie Herp Marin Samosir, Jakarta v@rhingga, 1999,
68 Conde hea,
ol 2No, 4 Januati-funiTif Yuliami Rochmah, “drt Peating.
Kalau demikian balnya, berakibar tidak adanya tindalan yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan kecakapan berpikir/bclajar secara
langsung. Pada akhirnya akan sulit mengadakan perubahan, ata perabahan
iru sangar lambat.
Dengan demikian, pemaiaman yang benar mengenai art: belajar dengan
segala aspek, bentuk, dan imanifestasinya mutlik dipedukan oleh para
pendidik (gum, orang cua, cokoh masyatakat), Sehinger kekeliruan ata
ketidaklengkapan persepsi mereka tethadap proses belajar dan hal-hal yang
berkaitan dengn belajar dapat dilucuskan aatuk tmeningkatkan kualicas hasil
pembelajaran yang dicapai peserra didi,
Ads pendapat bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan arav
menghapalkan fuktaefakta yang tersaji dalam bentuk infotmasi/materi
pelajaran. Disamping itu ada pula sebagian orang memandang bahwa belajar
sebagai latthan belaka (lacthan membaca, menulis, dsb)
Untuk imenghindari keridaklengkapan persepsi tersebut, berikut ini
disajikan heberapa definisi para abl, Seorang pakar teori belajar berdasarkan
proses conditioning, BLP. Skinner dalam bukunya Hidniattonal payeholegys The
Teaching Learning Proves, berpendapat bahwa belajar adalah swat proses
adapras! (penvesuaian tingkah laku) yang berlangsung secar progresif. Dan
vsarkan eksperimennya pada hewa, ia percayn halwa proses adaptasi
tersebut akan mendarangkan hasil yang optimal apabila diben penguat
force)
Sedangkan Chaplin dalam Pitouary of Puyehubgy amembatast belajar
dengan das pemusan, (1) Acgusitivr of relacived, pemmaaent bange in behanion ax a
Piel! of practice and experiens adalah perolenan perubahan ringkah
B
Jaku yang relatif menerap sebagai lithan dan pengalaman. (2) Procesr of
voguininy ats a result af specie? pructive = Belajar talah proses memperolch
respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus,
Hintzman dalam ibe Poytolygy of Leong and Memory bexpendapat
babwa “Learning ir a change in organiter due to experience aabich cn
ergamivm's behasior” = Belajar adalah suata perubahan vang terjadi dalsin citi
orgarisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat
mempengaruhi tingkah laku organisme tersebur, Dengan demikian, bisa
juga dikatakan bahwa pengalatan hidup seharl-hati dalam bentuk apapun
saogar memungkinkan untuk diarikan sebagai belajac. Alasannya, sampai
batas tertenta pengalaman hidup juga, berpengaruh besar terhadap
Pemnbeoeils kepribadian orpanisme yang bersangkutan,
“sluskabiyia Syah, Peititig! I Jakinets Logos, 199%), Gt
Cencdeeca, Vol. 2 No. 1 Januati-juni 2004 69LG Yulia Ruchimal, \ lay Pesti
Adapun Biggs mendefinisiken belajar dalam tga macaim rucusin,
yaitu: rutmudan kuantitatif, rumusan intitusional, rumusan kualitatif. Secara
kkuanttatif, belajar herarti kegiatan pengisian atau pengembangan
kemampuan kogaitif dengan fakta schanyak-banyaknya. Jadi belajar dalam
hal ini dipandang dari sudur berapa banyak maten yang dikuasai siswa'
Ditinjau dari sudut kelembagaan (institusional), belajar sebogai proses
Validasi (bengabsahan), techadap. penguasaan siswa atas materi-mater yang
velah ia pelajari, Ukurannya ialah semakin baik muta mengajar yang
dilakukan leh gara maka akan semakin baik pula mutu perolchan siswa
yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai
Sedungkan secara kualitaut, delajar adalah proses memperoleh arti dan
pemahaman pemahaman serta caza-cara menaisirkan dunia disekcliling
siswa. Dalam pengertian ini, belajar difokuskan pada tereapainya daya pikit
dan undakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah yang kini dan
nanti dihadapi siswa.
Bertolak dari beberapa definisi rersebut diatas, dapat dimengerti bahwa
belajar jalah suata proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah Iaku yang bare secara keselurwhan, sebagai hesil
pengalamn individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganoya.
Menurat Slameto, citi-ciri perubahan tingka’ laku yang dihasilkan
dengan belajar ialah:
1, Perubahan terjadi secara sadar, artinya bahwa individu yang brlaar
menyadari terjadinya perubahan dalam dirinya, Misalnya menyadari
bahwa kecakapannya bertambah, kebiasannya bertambah dan
sebagainya
Perabahan bersifat kontioue dan fungsional, yaitu suaru perubahan yang
terjadi_ akan menyebabkan perubaban berikumya dan akan herguna bagt
kehidupan ataupun proses belajar berikeurnya
Perubahan bersifat positif dan alt, artinya makin banyak wsiha belajar
itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh,
Dan petubahan itu tidak terjadi dengan senddirinya melainkan katena
usahg individu sendin,
4. Perubahan bukan bersifat terap/permanen, artinya bahwa tingkah laku
yang terjdi setdah belajar akan bersifar menetap. Behkan terus
berkembang kalau terus berlitih/berusaha,
2
7 Cendekiad, Val. 2 No. 1 Januari-funi 2004Mii Vuliani Rochinah, "dav Ponting.
5. Petubahan bertywan atau cera, yukei bahwa perubahan tingkah laku
revjad: Karena ada tujuan yang akan ditapai, Dan tevarzh kepada
perubahan ungkah laku vang, beaar-benar disudari.
6. Perabahan mencukup sekuh aspek vingkal laku. Ini berarti habwa
perubakan yany diperoleh indinda setelah melalui suara proses beiejar
melipnti perubahan kexeluruhan tingkah lake
Faktor-faktor yang mempengareli belajar
Fyktor-faktor yang mempengarubi belejar dapar digolanglan menjadi
dua, yaity faktor intern dan faktor ekstem. Di dalam faktor intetn terdapat
tiga fakros, yaitu:
|. Faltor Jasmumiah, diantatanys fal fakror kesehatan. Keadaan yang
sehat akan Lerpengaruh rechadag belijarya. Proses belajar seseorany
retganggu jika keschatannya cerpanguu. Sclain ita, faktor cacat cubul
jugs mempengarubi belyjar schinaga perl ciupayakun alar banta arans
belajar pada lembaga pendidikan Khasus,
ikologs, diantaranya adalah intelegensi, perhatian, minat, bal
ematangan dan kesiupan
3. Faktor kelelahan, antaza lain kclelihan rehani dan jasmani. Apar dapat
belajar dengan baik, hatuslah menghindan agar tidak te-jadi
bark fisik maupun psikis,
Adapun faklor cksiern yang bez
dikelompokkkan meniadi tiga faktot, yairu
1. Faktor ‘schuarga, termasuk dalam faktor ini jalahy cara orang ma
meticidik, relasi aniar anggota kehuarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, pengerdan orang tua, dan latar belakang kebudayaan
dalam keluarga.
2. Faktor sekolah, yang termasuk dulam fakror ini ialah metode mengaizr,
kurikulum, celas guru dengen siswa, eclisi siswa dengan siswa, deipln
sckolah, alat pelajaran, wakra sekolah, standart pulajaran sesuai ukuran
kematnpuan siswa, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah,
3. Fakeor masyarakat, yany melipuli antara dain; kegiatan siswa dalam
masyzzakar, media massa, teman hergaul, dan hentuk kehidupan
tasyacakat. Masyarakat anerupakan fakror ekstera yang. ruc
berpenguruh terhadap elas Pengaruh isn rerjadi karena
keberadaannya dalam masyarakat,
¢. Arti penring belajar bagi perkembangan manusia
at,
wlelahan
engiruh wrhadap —belajar,
1 siswa
“Slumetn, Belyar dew Putter Pasion sme Mempoigarniivnd, (akatta ting Akeara, 1998
C
ébkas, Vol. 2 No. | Januati-juct 2004 7HG Yubani Rochmah, “4rd Penang.
Adanya perubahun dan kepemilikan tethadap kemampuan textenra,
Serta, kemampuan untuk berubah merupakan barasan dan makina yang
terkandung dalara belajar, Schingya dengan upaya belajar tersebut :nasiusia
memiliki kemampuan untuk berubah
Tengaa kemampuan untuk berubah karema belajar itulah manusia danae
betkembang dari makhluk Jainnya, schingea ia terbebas dari kemandegan
fungsinya sebagai Khalifah Tuhan dimuka bumi, Dan karena kemampuan
berkembang melalui belajar itu pula manusia secara bebas dapat
mengeksplorast, memilih, dan menctapkaa keputusan-kepurisan yang
penting untuk kehidupannya
Dslam tentang kehidopannya, banyak sekali benruk-bentuk
perkembangan dalam diti manusia yang bergantung pada belajar. Misalnva
pezkembangan kecakapan b ita, yan menurur firrahnya senap bayd
Fornal memiliki porensi untuk cakap berbicars, Namun, kecakapan
berbicara tersebut takkan pernah rerwayod dengan bak lanpa upaya belajar
Misalnya juga dalam perketsbangan koynitif dalam hal berpikir
kompleks dan baik, hampir dapat dipastikan tidak terjad) mekunkan
bergantung dari belajar. Proses belajat berpikit secara baik ini senditt
menurut Pressley dan Me Cormick dalam, pada umumnya berlangsung
sebagai hasil proses mengajar dengan pendekatan approaches to teaching)
tertentu, seperti penjelasan langsung dan kcikutsertian terpimpin,”
Dalam hal perkembangan kogniuif perl kiranya mempertimbanglan
tentang kemampusn dan nilai-nilai yang ada pada anak, bagaitnana
meneapai qujian (berthap atm sekalipus), penckanan aspek-aspek tertent,
seberapa jauh kebutuhan dapat memenuhi petkembungan anal, dan
pettimbangan wakru untuk mencapai suai rajuan.”
Kironya, seeara ringkas dapar dikntakan bahwa kuslitas hasil proses
perkembangan manusia berpolang pads apa dan bagaimana ia belajar
Sedangkan tinggi sendahnya imalitas hasil belajar akan dapat menentukan
masa depan peradapan manusia itu sendiri, Hal ini diperjelas dengan
pemmyatian E.L, Thorndike dalam, yang meramalkan bahwa_ jilea
kemampuan belajar umat manusia cikurangi setengahnya saja maka
perdaban yang ada sckarang ini ta akan begun abagi genezasi mendatung,
Bahkan mungkin peradaban itu sendiri akan lenyap ditelan zaman ‘
Munibbin Syah, Prkasge..... 36
“Abu Ahmadi, Joke ‘Tei Praserva, Jeraeg Helge Moneging (Bandung Pustake Seria,
Cendesta, Vol. 2.0.1 Janwari-Jun: 2004Pfi Yukiani Rochmuh, *
teri Peeing...”
Isl sangat menganjurkan uncuk belajar, belajar, dan belayar, Meskipan
memang cdak pertah menvinggung tentang bagaimana proses belajar. an
sebamaimana dalam Al-Qur’an telah disebuckan bahw Islam adalah agidah
yang berdasackan ilmu pengetahuan, bukan sekedar penyetahan diti sccata
membabi buta, Hal ini sebagaimana dalam AL-Qus’an (472195, yang,
artinya: Maka ketthuilah, bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah”.
n. ita, da pula hachst Rasulullah SAW yang diriwayackan oleh Tru,
‘Ashim dan Thabrani yung berisi pevintah belajar, karena hanya melalus
belajac suatu imu pengctahuan dapat ditaih, Baik dimu pengetakwan untux
dunia maupun alchirac,
Perintah belajar tersehut terra saja harus dilaksanakan melahi proses
kogniif. Dalam hal ini, sistem memori (memort dan sensori), memori
jangka pumjang dan memori jangka pendek berperan sangat aktif dan
menentikan lechasil atau gagalnya seseorang dalam meraih pengerahuan
dari keerampilan
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan balwa belajar adalah proses
perahahan tingkah laku baik sccara total maupun parsial. Dan adanya
pecbedaan pendangan dasi para ahli adslah suara hal yang wajar, karena
dilihat dari sudut pandang yang berbedk
tor-fikeor yang mempenganihy belajar adalah fakeor intern dan
ekstern, Faktur intern adalah fakror yang berasal dari dalam diri siswa
(individu yang belajar), yang mcucakup kebugaran lahir dan barin
Sedangkan fakror cksteen berasal dati luar individu siswa, yang meliputi
sepala seswata yang berada disekicar linphungan belajar (termasuk waktu dan
rencana belajar)
Dengan demikian, bulajar memiliki arti yang sangat penting bagi
kehidupan umat manusta sccura menyehuruh terutama: dalam masa-masa
perkembangannva, Karena belajas, manusia dapat memiliki kerampuan
untuk berubah dan dengan petubahasinya tersebut maka manusia dikatakan
berkembang sesuai dengan kupasitay yang dimilikinya sebagai khalifth
dimuka bumi tat
Meskipun ada dampak negatif cisamping dampak postif dati belajar
akan tetapi belujar reap memihki arri penring bagi umar manusia. Viantara
peran penting belajar adalah mempercahankan kebidupan sekelompok umat
manusia (bangsa) agar tidale tertinpgal peradabannya dengan banysa lain,
Condekia, Vol. 2No.1 Januatijuni 2004 2Elf Yuliani Rochmah, "la Pratap..."
DAFTAR PUSTAKA
Agus M., Hardjana, Ayat Seder Sted Di Persaruan Tingei, Yogyakarta: anisms,
2000
Nimadi, Abu, Joke wi Peaseeya, Se
Setia, 1997
& Bohylar Menggiur; Bandung; Pustalea
Depag RI, AtQur' an dan Terjcwabanny, Setwarang: Toha Putra, 1989
Fidward de Bono, Petgjaran Bemesir, ath babasa: Martin Samosir, Jakarwa:
Erlangge, 1990
Imaduddin Ismail, Pengsbangan Kenarmpucn Belyjar Pada unak-anek, alih bahasa
Zakiah Lradjar, Jakarta: Bulan Bintang, 1980
Muhibbin Syah, Poitelogi Bevajar, Jakarta: Logos, 1999
Robert 1. Carpenter, Cerlar fear mengatast probiema belgiar), Semarang: Dabara
Prac, 1991
Slumeto, Balgiar Duo Faktorjablar Yang Alenps
1988
jroligy, Jakarta: Bina Aksuira,
74 Condetla, Vol, 2 Now 1 fanuati-juni 2004