Professional Documents
Culture Documents
2016 12 3 29-46Omni-Akuatika-JasaEkosistemLamununtukKesejahteraanManusia
2016 12 3 29-46Omni-Akuatika-JasaEkosistemLamununtukKesejahteraanManusia
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the typology, seagrass ecosystem function and
services that are useful for human well-being. This research was conducted by using literatures
survey of some scientific documents and analyzed qualitatively and described to obtain a
comprehensive overview in accordance with purposes of this research. The results of this study
shows that seagrass ecosystem provides the benefits of ecosystem services are valuable and
needed humans to meet their needs and well-being, both ecologically, socially, and economically.
Those ecosystem services include the following: (i) provisioning services that one of them shown
by the production of a protein source necessary for mandkind, (ii) regulating services, one of which
is shown by role of seagrass in maintaining the stability of white sand beaches from abrasion, (iii)
cultural services, one one which is shown by the role of seagrass in making the surrounding area
as a place for recreation, especially recreational fishing, and (iv) supporting services, one of which
is shown by the role of seagrass in the process of supplying oxygen and nutrient cycling in the
waters of the needs of fish and biota surrounding. All the ecosystem services provided to be a
source of life and livelihood are needed to meet the people’s welfare.
Peranan penting ekosistem lamun ini lebih cenderung mirip dengan tanaman
diantaranya dapat ditunjukkan oleh adanya teresterial teratai dan jahe daripada rumput
manfaat jasa ekosistem yang disediakan yang sebenarnya dan mereka tumbuh pada
lamun yang berguna dan dibutuhkan sedimen dasar laut dengan tegak, daun
manusia, baik secara langsung maupun tidak memanjang, dan akar terkubur seperti
langsung. rimpang (McKenzie, 2008).
Di perairan Indonesia dijumpai
Tipologi dan fungsi lamun sebanyak 12 jenis lamun, yaitu: Enhalus
acoroides, Halophila decipiens, Halophila
Ekosistem pesisir, termasuk di
spinulosa, Halophila ovalis, Halophila minor,
dalamnya ekosistem lamun, merupakan
Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata,
sistem ekologi yang unik dan spesifik serta
Cymodocea serrulata, Halodule pinifolia,
memerlukan pengelolaan yang spesifik agar
Halodule uninervis, Syringodium isoetifolium,
dapat memberi sebesar-besarnya manfaat
dan Thalassodendron ciliatum. Masih ada
bagi masyarakat, bangsa dan Negara
dua jenis lamun lagi yang herbariumnya ada
Kesatuan Republik Indonesia (Wahyudin dan
di Herbarium Bogoriense-Bogor, yaitu
Adrianto, 2012). Padang lamun merupakan
Halophila beccarcii dan Ruppia maritima yang
ekosistem laut yang penting dan mampu
diduga berasal dari perairan Indonesia
menyediakan makanan, habitat dan daerah
(Kiswara, 1994). Vegetasi lamun yang lebat
merupakan asuhan bagi berbagai spesies,
dapat terdiri dari suatu komunitas tunggal
kerang, manatee dan penyu laut (Fish and
atau lebih membentuk padang lamun.
Wildlife Research Institute, 1999). Ekosistem
Padang lamun merupakan salah satu
lamun adalah satu dari tiga ekosistem utama
ekosistem laut dangkal yang mempunyai
wilayah pesisir dan mempunyai fungsi sosial-
peranan penting dalam kehidupan berbagai
ekologis yang bermanfaat bagi manusia
biota laut serta merupakan salah satu
(Costanza, 1991; Freeman III, 2003; de la
ekosistem laut yang paling produktif.
Torre-Castro, 2006).
Ekosistem lamun daerah tropis dikenal tinggi
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan
produktifitasnya terutama dalam pore water
berbunga (Angiospermae) yang tumbuh
dan sedimen. Lamun dapat memperoleh
mencolok dan sering merupakan komponen
nutrisi, baik dari air permukaan melalui
utama yang dominan di lingkungan perairan
helaian daun-daunnya, maupun sedimen
pesisir. Lamun telah sepenuhnya
melalui akar dan rimpangnya (Kiswara dan
menyesuaikan diri untuk hidup dengan
Wanardi, 1994), tetapi sumber utama nutrisi
sebagian tubuhnya terbenam di dalam air
lebih banyak berasal dari sedimen (Iizumi et
laut. Jumlah jenis lamun di dunia adalah 58
al, 1980). Padang lamun tersebar luas di
jenis yang dikelompokkan ke dalam 12
perairan laut dangkal Indo Pasifik, termasuk
marga, empat suku dan dua ordo (Kuo and
perairan Indonesia. Indonesia yang
McComb, 1989).
mempunyai panjang garis pantai 81.000 km,
Sejak jaman dinosaurus, terdapat 3
tentunya mempunyai padang lamun yang
(tiga) kelompok tumbuhan (angiosperma)
luas, bahkan terluas di daerah tropik (Kiswara
yang menempati lautan, yang kemudian
dan Wanardi, 1994). Beberapa jenis dan
dikenal sebagai lamun (seagrasses). Lamun
penyebaran lamun di perairan Indonesia
merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.
yang dapat hidup di bawah permukaan air,
Wahyudin, et al., 2016, Jasa Ekosistem Lamun 32
Lamun hidup di perairan pesisir dan reproduksi, seluruh jenis lamun dapat
tersebar di setiap benua di dunia. Lamun berbuah dan diserbuki di bawah permukaan
umumnya merupakan makanan dugong dan perairan laut.
penyu hijau dan menyediakan habitat bagi Lamun dapat bereproduksi melalui
banyak biota, baik hewan laut kecil seperti metode seksual dan aseksual. Pada sistem
udang dan ikan, dan banyak diantaranya reproduksi seksual, tumbuhan memproduksi
merupakan spesies komersial penting. bunga dan serbuk dipindahkan dari bunga
Lamun juga mampu menyerap nutrisi dari jantan ke ovarium bunga betina. Kebanyakan
limpasan pesisir, menstabilitasi sedimen dan spesies lamun memproduksi bunga seks
membatu menjawa perairan tetap bersih. tunggal pada setiap individu, sehingga
Lamun merupakan tanaman khas diantara tumbuhan ini mempunyai dua jenis tumbuhan
tumbuhan berbunga lainnya, karena jantan dan betina yang berbeda. Gambar 1
merupakan satu-satunya genus yang mampu berikut ini menyajikan ilustrasi komposit yang
hidup di dasar dan kolom perairan laut. menunjukkan ciri-ciri utama morfologi lamun
Kecuali jenis Enhalus sp yang membutuhkan dalam rangka membedakan kelompok
permukaan perairan laut untuk melakukan taksonomi lamun utama.
Gambar 1. Ilustrasi komposit yang menunjukkan ciri-ciri morfologi untuk membedakan kelompok
taksonomi lamun utama (McKenzie, 2008).
33 Omni-Akuatika Vol. 12 No. 3, 2016 : 29 - 46
No Komponen Keterangan
1 Karakteristik Membutuhkan sinar matahari
lingkungan perairan Membutuhkan perairan yang bersih
Secara psikologis beradaptasi pada lingkukngan perairan laut
Umumnya bersalinitas 35‰ dengan toleransi 4 – 65 ‰ (2x konsentrasi
perairan laut, untuk jenis tertentu)
Kebutuhan cahaya 4,4 – 29 %
o
Suhu perairan dalam toleransi antara 38 – 42 C
2 Sifat hidup Membutuhkan pernafasan untuk mendukung perkembangan biomassa
melalui proses fotosintesis (seperti akar dan rimpang)
Kurang memiliki pigmen tertentu dan karenanya hanya dapat memanfaatkan
spektrum yang terbatas
o
Mengalami stress pada temparatur perairan yang yang melebihi 40 C,
o
bahkan jika lebih dari 45 C dapat mengalami kematian
Membutuhkan masukan organik karbon untuk pertumbuhannya
Membutuhkan nutrisi kunci untuk tumbuh, yaitu nitrogen (N) dan fosfor (P)
Membutuhkan pasang surut untuk proses penyerbukan dan pergantian gas
dari air ke dalam tanaman lamun
Tumbuh dari mulai anakan kecil hingga menjadi padang lamun yang besar
dan luas
3 Karakteristik area Lokasi perairan pesisir yang dangkal dan di atas karang
penyebaran lamun Perairan pantai yang dangkal diantara permukaan laut rata-rata dan
kedalaman 25 meter
Daerah perairan pasang-surut yang terhampar pada substrat lembut seperti
pasir dan lumpur
Kedalaman air yang sangat tergantung dari ketersediaan cahaya matahari
(kecerahan perairan)
Sumber: McKenzie (2008).
Tabel 3. Fungsi dan peranan ekosistem lamun yang bermanfaat bagi masyarakat pesisir dan
pulau-pulau kecil
Ekosistem pesisir dan laut seperti (4) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007
terumbu karang, mangrove dan lamun tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
mempunyai keterikatan kuat dan saling Pulau-Pulau Kecil. Ekosistem lamun
mendukung satu sama lainnya. Terumbu merupakan satu dari tiga ekosistem utama
karang, lamun dan mangrove saling yang ada di wilayah pesisir yang dapat
berinteraksi dan saling menyediakan dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan,
diantaranya: (i) konservasi, (ii) pendidikan dan
dukungan fisik dan biologis kepada masing-
pelatihan, (iii) penelitian dan pengembangan,
masing ekosistem.
(iv) budidaya laut, (v) pariwisata, (vi) usaha
Gambar menunjukkan hubungan antara perikanan dan kelautan dan industri perikanan
terumbu karang, lamun dan mangrove secara lestari, (vii) pertanian organik dan/atau
dengan saling menyediakan dukungan fisik (viii) peternakan. Oleh karena itu, tidaklah
dan biologis kepada masing-masing mengherankan bilamana ekosistem lamun
ekosistem (McKenzie, 2008). perlu mendapatkan perhatian pengelolaan,
Lamun merupakan salah satu dengan salah satunya dijadikan sebagai
ekosistem penting di perairan pesisir kawasan konservasi ekosistem lamun.
Indonesia yang telah mengalami penurunan Konservasi ekosistem lamun sebagai salah
kualitas dan kuantitas akibat banyaknya satu sumberdaya wilayah pesisir dapat
aktivitas beberapa sektor terkait dengan diselenggarakan dengan tujuan: (i) menjaga
kegiatan manusia, seperti ekologi, sosial- kelestarian ekosistem lamun, (ii) melindungi
ekonomi, teknologi dan kelembagaan. alur migrasi ikan dan biota laut lain yang
Penurunan dan kerugian padang lamun akan berasosiasi dengan ekosistem lamun, (iii)
sangat berdampak terhadap bukan hanya melindungi ekosistem lamun sebagai habitat
keanekaragaman hayati dan produktivitas biota laut, dan (iv) melindungi situs budaya/
perikanan yang berasosiasi dengan warisan sumberdaya lokal (Mahifal, 2010).
ekosistem ini, melainkan juga terhadap
ekosistem lainnya seperti terumbu karang dan Jasa-jasa ekosistem lamun
mangrove, atau bahkan lebih jauh lagi pada Ekosistem menurut definisi dari Kamus
ekosistem laut yang masih dipengaruhi oleh Biologi Online didefnisikan sebagai sebuah
ekosistem pesisir (Nadiarti et al, 2012). sistem yang mencakup semua organisme
Berdasarkan peraturan perundang- hidup (faktor biotik) di suatu wilayah serta
undangan di Indonesia lamun didefinisikan lingkungan fisik (faktor abiotik) yang berfungsi
sebagai salah satu sumberdaya pesisir dan bersama-sama sebagai satu kesatuan unit.
pulau-pulau kecil sesuai dengan Pasal 1 butir Suatu ekosistem dapat terdiri dari tumbuhan,
Wahyudin, et al., 2016, Jasa Ekosistem Lamun 36
Tabel 4. Berbagai definisi jasa ekosistem yang umum digunakan para peneliti dan lembaga terkait
di dunia
No Definisi Referensi
1 Jasa ekosistem sebagai manfaat yang diperoleh manusia dari ekosistem, United Nations
termasuk didalamnya penyediaan layanan seperti makanan dan air, jasa Environment
pengaturan banjir dan pengendalian penyakit, layanan budaya seperti Programme (1993)
spiritual, rekreasi, dan manfaat budaya, dan jasa penunjang seperti siklus
hara, yang menjaga kondisi lahan untuk kehidupan di bumi.
2 Jasa ekosistem adalah layanan dari sistem ekologi dan stok modal alam Costanza et al
yang menghasilkan barang dan jasa yang sangat penting untuk fungsi (1997); de Groot et all
sistem pendukung kehidupan bumi. (2000)
3 Jasa ekosistem didefinisikan sebagai manfaat penting bagi manusia yang Dictionary (1995)
muncul dari ekosistem dan berfungsi menopang kehidupan dan Wikimedia
penghidupan manusia. Jasa ekosistem sebagai manfaat yang diperoleh Foundation (2001)
manusia dari ekosistem. Manfaat ini diantaranya termasuk (i) layanan The Free Dictionary
penyediaan, seperti penyedia makanan dan air, (ii) layanan pengaturan by Farlex (2003);
seperti mengatur banjir dan pengendalian penyakit, (iii) layanan budaya Greenfacts (Selliers,
seperti manfaat spiritual, rekreasi, dan budaya, serta (iv) layanan 2001)
pendukung, seperti siklus nutrisi yang menjaga kondisi untuk kehidupan di
Bumi.
4 Jasa ekosistem sebagai manfaat yang dapat diperoleh manusia dari suatu Earth Economics
ekosistem, termasuk diantaranya manfaat air, makanan, bahan baku, (Batker, 2003)
stabilisasi tepi pantai, perlindungan dari banjir dan badai, pengaturan aliran
air, kualitas air, pengendali penyakit manusia, pengolahan limbah, stok
karbon, regulasi dan siklus nutrien, habitat, produksi primer, pendidikan
dan ilmu pengetahuan, wisata, estetika dan rekreasi.
5 Jasa ekosistem adalah sebagai manfaat bagi manusia yang berasal dari Millenium Ecosystem
ekosistem. Selain jasa atau barang seperti makanan, kayu dan bahan baku Assessment (2003)
lainnya pengadaan, tanaman, hewan, jamur dan mikro-organisme, jasa
ekosistem juga menyediakan layanan penting lainnya, seperti mengatur
penyerbukan tanaman, pencegahan erosi tanah dan pemurnian air, dan
area yang luas untuk layanan budaya, seperti rekreasi dan kecintaan pada
suatu tempat. Terlepas dari kepentingan ekologi, budaya dan ekonomi dari
layanan ini, ekosistem dan keanekaragaman hayati yang mendukung
mereka masih terdegradasi dan mengalami kepunahan pada skala belum
pernah terjadi sebelumnya.
6 Jasa ekosistem didefinisikan sebagai berbagai kategori layanan ekosistem The Economic of
yang menyediakan manfaat bagi manusia. TEEB membagi jasa ekosistem Ecosystem and
menjadi 4 (empat) layanan ekosistem, diantaranya yaitu: (i) layanan Biodiversity (TEEB)
penyediaan, (ii) layanan pengaturan, (iii) layanan habitat atau jasa (UNEP, 2008)
pendukung, dan (iv) layanan budaya. Layanan penyediaan adalah jasa
ekosistem yang menggambarkan materi atau output energi yang dihasilkan
dari ekosistem (produksi).
Sumber: disarikan dari berbagai referensi.
37 Omni-Akuatika Vol. 12 No. 3, 2016 : 29 - 46
Tabel 5. Kategori jasa dan jenis produk jasa ekosistem lamun untuk kesejahteraan manusia
menurut Millennium Ecosystem Assessment (2005)
Disediakan
No Kategori Jasa Jenis Produk
Ekosistem Lamun
1 Jasa Penyediaan/ Makanan X
Produksi Bahan -
Bahan bakar t.a.d
Sumberdaya genetik X
Sumber biokimia X
Sumberdaya hiasan X
Air tawar -
2 Jasa Pengaturan Peraturan kualitas udara t.a.d
Pengaturan iklim t.a.d
Pengaturan air t.a.d
Pengaturan erosi X
Pemurnian air dan pengolahan limbah X
Pengaturan penyakit t.a.d
Regulasi hama t.a.d
Penyerbukan X
Peraturan bahaya alam X
3 Jasa Budaya/ Keragaman budaya t.a.d
Informasi Nilai-nilai spiritual dan keagamaan t.a.d
Sistem pengetahuan (tradisional dan formal) X
Nilai-nilai pendidikan X
Inspirasi X
Nilai-nilai estetika X
Hubungan sosial t.a.d
Kecintaan akan suatu tempat t.a.d
Nilai-nilai warisan budaya t.a.d
Rekreasi dan ekowisata X
4 Jasa Pendukung/ Pembentukan tanah t.a.d
Habitat Fotosintesis X
Produksi primer X
Siklus hara X
Siklus air t.a.d
Sumber: Tabel 3.
Keterangan: (X) = disediakan dan merupakan jasa ekosistem lamun; (-) tidak disediakan; (t.a.d)
tidak ada referensi
$ 33 trilyun per tahun. Karena sifat trilyun per tahun dengan asumsi tidak ada
ketidakpastian, maka nilai ini harus dianggap perubahan luas dari masing-masing bioma
sebagai estimasi minimum. yang ada di muka bumi. Namun demikian,
Costanza et al (1997) menyebutkan berdasarkan data global yang dimilikinya,
bahwa mayoritas nilai jasa ekosistem telah terjadi perubahan luas bioma, sehingga
diidentifikasi dengan menggunakan nilai total kekayaan bumi yang riil saat ini
pendekatan non pasar. Jasa pengaturan gas hanya sebesar US $ 124,8 trilyun per tahun.
diperkirakan mencapai sebesar US $ 1.3 Bilamana mangrove dihitung sebagai bagian
trilyun per tahun, jasa pengaturan dari sistem laut, maka kontribusi sistem ini
gangguan/tekanan mencapai US $ 1.8 trilyun terhadap kekayaan bumi mencapai sebesar
per tahun, jasa pengolahan limbah mencapai 63,78 persen, sedangkan bilamana mangrove
US $ 2.3 trilyun per tahun dan jasa siklus dimasukkan ke dalam sistem teresterial, maka
nutrisi mencapai sebesar US $ 1.7 trilyun per kontribusi sistem laut hanya sebesar 41,72
tahun. 63% dari nilai estimasi disumbangkan persen dari keseluruhan nilai bumi.
oleh sistem laut dan pesisir, dimana sistem Ekosistem lamun sendiri diperkirakan
laut menyumbang nilai ekonomi sebesar US $ mengalami peningkatan nilai dari tahun 1997
20.9 trilyun per tahun dan sistem pesisir sebesar US $ 26.226 per hektar per tahun
menyumbang sebesar US $ 10.6 trilyun per menjadi sebesar US $ 28.916 per hektar per
tahun. Adapun sisanya sebesar 38% berasal tahun pada tahun 2014 (Costanza et al, 1997;
dari nilai taksiran dari sistem terestrial, Costanza et al, 2014). Peningkatan nilai ini
terutama dari hutan, yaitu mencapai sebesar dapat diakibatkan oleh semakin banyaknya
US $ 4.7 trilyun per tahun dan lahan basah penelitian yang terkait dengan ekosistem ini
mencapai sebesar US $ 4.9 trilyun per tahun. dan memberikan bukti bahwa ekosistem
Setelah lebih dari satu dasawarsa, lamun memberikan banyak manfaat ekonomi
Costanza et al (2014) kembali melakukan bagi kesejahteraan masyarakat. Tabel 6
estimasi terhadap kekayaan biosfer dan berikut ini menyajikan hasil interasi terhadap
hasilnya menunjukkan bahwa nilai total beberapa referensi terkait dengan nilai
kekayaan bumi adalah sebesar US $ 145 ekonomi ekosistem lamun.
Gambar 3. Kerangka interaksi saling berpengaruh antar sistem sumberdaya dari mulai tingkat
lokal, regional dan global (diadopsi dari Charles, 2012).
Wahyudin, et al., 2016, Jasa Ekosistem Lamun 40
Gambar 4. Interaksi sistem lamun (mikro) dan sistem wilayah pesisir dan laut beserta seluruh
aktivitas dan kebijakannya (makro) dan hubungannya dengan pengelolaan sumberdaya pesisir
terpadu (Adrianto et al, 2013).
41 Omni-Akuatika Vol. 12 No. 3, 2016 : 29 - 46
Tujuan
No Referensi Strategi Arahan Kebijakan
Ekologi Ekonomi Sosial
perikanan
- Revitalisasi
pengelolaan pasar
perikanan higienis
dan bertanggung
jawab
Pengembangan armada
Meningkatkan penangkapan ikan
13 X
efektivitas biaya (revitalitasi kapal dan
alat tangkap)
Pengembangan armada
Mengurangi kelebihan penangkapan ikan
14 X
kapasitas (revitalitasi kapal dan
alat tangkap)
- Pengembangan
infrastruktur
pemasaran produk
perikanan
- Pengembangan mata
Membantu pencaharian
perkembangan stok alternatif (budidaya
15 X X
yang kurang laut dan wisata
dimanfaatkan bahari)
- Revitalisasi
pengelolaan pasar
perikanan higienis
dan bertanggung
jawab
Pengembangan armada
Meningkatkan ekspor penangkapan ikan
16 X
ikan (revitalitasi kapal dan
alat tangkap)
- Pengembangan mata
pencaharian
alternatif (budidaya
laut dan wisata
bahari)
- Pengembangan
armada
penangkapan ikan
(revitalitasi kapal dan
Menyediakan
17 X alat tangkap)
penerimaan pemerintah
- Pengembangan
infrastruktur
pemasaran produk
perikanan
- Revitalisasi
pengelolaan pasar
perikanan higienis
dan bertanggung
jawab
Sumber: Clark (1985); Charles (2012); Adrianto et al (2013); Adrianto et al (2015).
43 Omni-Akuatika Vol. 12 No. 3, 2016 : 29 - 46
Washington DC: Resource for the Koesoebiono. 1995. Ekologi Wilayah Pesisir.
Future. Bogor: PPLH IPB.
Green, C., Tunstall, S. 1991. Is the Economic Kuo, J., McComb, A. 1989. Seagrass
Evaluation of Environmental Resources Taxonomy, Structure and Development.
Possible?. Journal of Environmental (A. A.W.D. Larkum, A. McComb, & S.
Management 33: 123-141. Shepherd, Eds.) Amsterdam: Elsevier.
Heck, K. J., Weistein, M. 1989. Feeding Mahifal. 2010. Kajian Potensi Pengelolaan
Habits of Jouvenille Reef Fishes Jasa Kelautan dan Kemaritiman
Associated with Panamanian Seagrass Berdasarkan Undang-Undang Nomor
Meadows. Bulletin Marine Sciences 45: 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
629-636. Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
Majalah Ilmiah Wawasan Tridharma 3:
Hughes, A., Williams, S., Duarte, C., Heck, K.,
10-19.
Waycott, M. 2009. Associations of
Concern: Declining Seagrasses and McKenzie, L. 2008. Seagrass Educators
Threatened Dependent Species. Handbook. Retrieved January 5, 2015,
Frontiers Ecology and Environment 7: from Seagrass Watch: Local Eye,
242-246. Global Wise:
http://www.seagrasswatch.org/Info_cen
Hutomo., Azkab. 1993. Indonesian Seagrass
tre/education.
Resources Management, Issues and
Research Priorities. In M. Moosa, H. de Millenium Ecosystem Assessment. 2003.
Iongh, H. Blaauw, and M. Morimarna Ecosystem and Human Well Being -
(Ed.), Proceeding International Seminar Framework for Assessment. World
on Coastal Zone Management of Small Resources Institute. Washington: Island
Island Ecosystem, April 7-9, 1993. (pp. Inpress.
119-125). Ambon: LIPI.
Nadiarti, Riani, E., Djuwita, I., Budiharsono,
Hutomo, M. 1985. Telaah Ekologik S., Purbayanto, A., and Asmus, H.
Komunitas Ikan Padang Lamun 2012. Challenging for Seagrass
(Seagrass, Anthophyta) di Perairan Management in Indonesia. Journal of
Teluk Banten. Bogor: Disertasi Doktor, Coastal Develppment 15 (3): 234-242.
Fakultas Pasca Sarjana IPB.
Nienhuis, P. 1993. Structure and
Hutomo, M., Azkab, M., dan Kiswara, W. Functionning of Indonesia Seagrass
1988. The Status of Seagrass Ecosystem. In M. Moosa, H. de Iongh,
Ecosystem in Indonesia: Resources, H. Blaauw, & M. Morimarna (Ed.),
Problems, Research and Management. Proceeding International Seminar on
Manila: SEAGRAM. Coastal Zone Management of Small
Island Ecosystem, April 7-9, 1993. (pp.
Iizumi, H., Hattori, A., McRoy, C. 1980.
82-86). Ambon: LIPI.
Nitrate and Nitrite in Terestrial Water of
Seagrass Beds, in Relation to the Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Jakarta:
Rhizosphere. Journal of Experimental Penerbit Djambatan.
Marine Biology and Ecology 47: 191-
Pearce, D., Turner, R. 1990. Economics of
201.
Natural Resources and the
Kiswara., Wanardi. 1994. Keanekaragaman Environment. Hemel Hempstead,
dan Sebaran Lamun di Teluk Kuta dan London: Harvester Wheat Sheaf.
Teluk Gerupuk, Lombok Selatan. (W.
Peristiwady. 1993. Note on the Fish Fauna of
Kiswara, M. Moosa, dan M. Hutomo,
the Seagrass Beds at Ambon Island. In
Eds.) Jakarta: P3O-LIPI.
M. Moosa, H. de Iongh, H. Blaauw, &
Kiswara, W. 1994. A Review: Seagrass M. Morimara (Ed.), Proceeding
Ecosystem Studies in Indonesia International Seminar on Coastal Zone
Waters. Bangkok: Chulalongkorn Management of Small Island
University, Bangkok Thailand.
Wahyudin, et al., 2016, Jasa Ekosistem Lamun 46
Ecosystem, April 7-9, 1993. (pp. 148- being: A Framework for Assessment.
155). Ambon: LIPI. Retrieved February 20, 2014, from
Ecosystems and Their Services:
Peterson, G., Cumming, G., Carpenter, S.
http://www.unep.org/maweb/documents
2003. Scenario Planning: A Tool for
/document.300.aspx.pdf.
Conservation in an Uncertain World.
Conservation Biology 17 (2): 358-366. United Nations Environment Programme.
2008. Ecosystem Services | TEEB.
PKSPL IPB. 1999. Perumusan
Retrieved February 18, 2014, from The
Kebijaksanaan Pengelolaan
Economics of Ecosystems and
Lingkungan Kawasan Padang Lamun
Biodiversity:http://www.teebweb.org/res
(Seagrass Bed). Laporan Akhir (tidak
ources/ecosystem-services/.
dipublikasikan). Kerjasama antara
Badan Pengendalian Dampak Unsworth and Cullen. 2010. Recognising the
Lingkungan dan Pusat Kajian Necessity for Indo Pasific Seagrass
Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Conservation. Conservation Letters 3:
Pertanian Bogor. 63-73.
PKSPL IPB. 2012. Penyusunan Valuasi Unsworth, R., Cullen, L., Pretty, J., Smith, D.,
Ekonomi Sumberdaya Pesisir dan Laut and Bell, J. 2010. Economic and
Kota Bontang. Laporan Akhir (tidak Subsistence Values of the Standing
dipublikasikan). Kerjasama Badan Stocks of Seagrass Fisheries: Potential
Perencanaan Pembangunan Kota Benefits of no-Fishing Marine Protected
Batam dan Pusat Kajian Sumberdaya Area Management. Ocean and Coastal
Pesisir dan Lautan IPB. Management 53 (5): 218-224.
Pretty, J. 2003. Social Capital and the Wahyudin Y., Adrianto, L. 2012. Analisis
Collective Management of Resources. Ekonomi Sumberdaya Alam dan
Science 302: 1912-1914. Lingkungan di Selat Lombok (Economic
Analysis of Natural Resources and
Selliers, J. D. 2001. Glossary: Ecosystem
Environment in Lombok Strait) (January
services. Retrieved February 18, 2014,
13, 2012). PKSPL-IPB Working Paper
from GreenFact Fact on Health and the
Volume 3, Number 1, January 2012
Environment:http://www.greenfacts.org/
ISSN 2086-907X. Available at
glossary/def/ecosystem-services.htm.
SSRN:http://ssrn.com/abstract=216618
Souvorov, A. V. 1999. Marine 7 or
Ecologonomics: the Ecology and http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.2166187.
Economics of Marine Natural
Warford, J. 1989. Environmental Management
Resources Management (Vol. 6). (A. V.
and Economic Policy in Developing
Souvorov, Ed.) Zagorodnoe Shosse,
Countries. In G. Schramm, & J.
Moscow, Rusia: Elsevier.
Warford, Environmental Management
The Free Dictionary by Farlex. 2003. and Economic Development (pp. 7-22).
Ecosystem Services. Retrieved Baltimore and London: The World Bank
February 11, 2014, from The Free - The Johns Hopkins University Press.
Dictionary by Farlex:
Wikimedia Foundation, Inc. 2001. Ecosystem
http://www.thefreedictionary.com/ecosy
services. Retrieved February 13, 2014,
stem+services
from Wikipedia, the Free Encyclopedia:
United Nations Environment Programme. http://en.wikipedia.org/wik.
1993. Ecosystems and Human Well-