You are on page 1of 8

Jurnal SainHealth Vol. 2 No.

2 Edisi September 2018


© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586

MIKROORGANISME PENDEGRADASI TPH (TOTAL PETROLEUM


HYDROCARBON) SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI
TANAH TERCEMAR MINYAK BUMI
(Review Article)

Prasetyo Handrianto
Dosen Akademi Farmasi Surabaya
Email: prasetyohandrianto@gmail.com

Abstract

Exploitation and exploration activities will produce sewage sludge and crude oil spills that cause
pollution to the environment and upgrading to the environment, biology and soil chemistry.
Monitoring of oil pollution conditions on the soil can be done by detection of all hydrocarbon
components, or what is called the total petroleum hydrocarbon (TPH). According to its components,
this total petroleum hydrocarbon (TPH) can be classified into 3 points, aliphatic, alicyclic, and
aromatic. One of the biological efforts that can be used to overcome petroleum pollution is by using
bioremediation technology. There are several methods in bioremediation, one of which is the
biostimulation method, where the growth of the original hydrocarbon decomposers is stimulated by
adding nutrients, oxygen, pH optimization and temperature. Hydrocarbonoclastic microorganisms
have characteristic not possessed by other microorganisms, namely their ability to excrete
hydroxylase enzymes, which are hydrocarbon oxidizing enzymes, so that these bacteria can degrade
petroleum hydrocarbons. Biodegradation can be formed if there is a structural transformation so that
cahnges in molecular integrity occur. This process is a series of enzymatic or biochemical reaction
that require ideal environmental conditions with the growth and proliferation of microorganisms.
Something that need to be known before remediation are pollutants (organic or inorganic), degraded/
not, dangerous/ not, how many pollutants pollute the soil, the ratio of carbon (C), Nitrogen (N), and
phophorus (P), soil type, soil conditions (wet dry), and how long pollutants have been deposited in
these locations

Keywords: TPH, Bioremediation, Soil

PENDAHULUAN Pemantauan terhadap kondisi pencemaran


Semakin meningkatnya kebutuhan minyak bumi pada tanah salah satunya dapat
masyarakat akan minyak bumi dan gas dilakukan dengan deteksi terhadap
mengakibatkan semakin meningkat pula upaya keseluruhan komponen hidrokarbon, biasa
eksplorasi dan eksploitasi terhadap sumber- disebut dengan total petroleum hydrocarbon
sumber minyak bumi di Indonesia. Dalam (TPH). Menurut Nugroho (2006) total
aktifitas eksploitasi dan ekplorasi akan petroleum hydrocarbon (TPH) ialah
menghasilkan lumpur limbah dan tumpahan- merupakan pengukuran konsentrasi pencemar
tumpahan minyak mentah yang menyebabkan hidrokarbon minyak bumi dalam tanah atau
pencemaran terhadap lingkungan. Pencemaran serta seluruh pencemar hidrokarbon minyak
tersebut akan mengakibatkan perubahan dalam suatu sampel tanah yang sering
terhadap sifat fisik, biologi dan kimia tanah. dinyatakan dalam satuan mg hidrokarbon/ kg

35
Jurnal SainHealth Vol. 2 No. 2 Edisi September 2018
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586

tanah. digunakan masih minim, sehingga banyak


Menurut komponennya, total petroleum terjadi ceceran atau tumpahan minyak, baik
hydrocarbon (TPH) ini dapat di golongkan dari kegiatan penambangan, pengolahan,
menjadi 3 yaitu, alifatik, alisiklik, dan maupun pengangkutan. Tercecernya maupun
aromatik. Senyawa aromatik dapat berupa tertumpahnya minyak bumi inilah yang
poliaromatik dan monoaromatik. Komponen semakin lama akan mengakibatkan terjadinya
dari monoaromatik adalah benzene, toluene, pencemaran yang serius dan meluas terhadap
ethylbenzena dan isomer xylem (Nugroho, tanah di kawasan itu.
2006). Hidrokarbon monoaromatik merupakan Salah satu upaya secara biologis yang
komponen hidrokarbon dari minyak bumi dapat digunakan untuk mengatasi pencemaran
yang dapat cepat menyebar ke lingkungan/ minyak bumi tersebut adalah dengan
tanah karena sifatnya sangat mudah terlarut menggunakan teknologi bioremediasi.
dalam air (Arafa, 2003). Selain tersusun oleh Bioremediasi ini sering digunakan karena
komponen hidrokarbon, minyak bumi juga relatif murah, efektif, efisien dan ramah
mengandung komponen non-hidrokarbon. lingkungan (Alamri, 2009; Handrianto, 2012;
Komponen non-hidrokarbon dalam minyak Mariano et al., 2007; Nugroho, 2006).
bumi dapat berupa unsur-unsur logam berat. Meskipun bioremediasi ini merupakan
Dari semua logam berat yang terdapat dalam teknologi yang efektif dalam upaya menangani
minyak bumi, beberapa logam berat tergolong pencemaran minyak bumi, namun untuk
berbahaya (Sudarmaji, 2006) seperti, merkuri memastikan hasil akhirnya harus tetap
(Hg), kadmium (Cd), argon (Ag), timbal (Pb), dilakukan pemantauan seperti kadar TPH,
arsen (As), copper (Cu), dan cromium (Cr). BTX, dan beberapa logam berat yang
Pencemaran minyak bumi di tanah seperti tergolong berbahaya.
ini merupakan ancaman yang serius bagi Terdapat beberapa metode dalam
kesehatan manusia (Vidali, 2001). Minyak bioremediasi, salah satunya adalah metode
bumi yang mencemari tanah dapat mencapai biostimulasi, dimana pertumbuhan pengurai
lokasi air tanah, sumber air yang menyediakan hidrokarbon asli dirangsang dengan cara
air bagi kebutuhan domestik maupun industri menambahkan nutrien, oksigen, optimalisasi
sehingga akan menjadi masalah serius bagi pH dan temperatur (Mariano et al., 2007).
daerah yang mengandalkan air tanah sebagai Beberapa penelitian tentang biostimulasi
sumber utama kebutuhan air bersih atau air dengan penambahan nutrien sudah pernah
minum. Hidrokarbon dengan konsentrasi dilakukan seperti penggunaan kotoran sapi,
sangat rendah, dapat mempengaruhi bau dan limbah media jamur, kotoran ungas (Ibiene et
rasa air tanah (Atalas dan Bartha 1997 dalam al., 2011); pupuk kotoran kuda (Cunningham
Nugroho, 2006). dan Philp, 2000); NPK (Abdulsalam dan
Fenomena pencemaran minyak bumi Omale, 2009; Cunningham dan Philp, 2000);
sampai saat ini masih banyak terjadi di Biokompos, urea (Aliyata dkk, 2011); dan
Indonesia. Salah satunya adalah kasus yang pupuk organik (Munawar dkk, 2005).
terjadi di daerah tambang Kadewan,
Kabupaten Bojonegoro, Propinsi Jawa timur. METODE DALAM TEKNOLOGI
Di daerah tambang Kadewan ini terdapat 2 BIOREMEDIASI
aktifitas penambangan yaitu penambangan Terdapat tiga pendekatan yang dapat
oleh PERTAMINA dan pertambangan secara digunakan dalam bioremediasi tumpahan
tradisional. Pada pertambangan minyak secara minyak yaitu (Handrianto, 2013):
tradisional, teknologi operasional yang 1. Bioaugmentasi, dimana mikroorganisme

36
Jurnal SainHealth Vol. 2 No. 2 Edisi September 2018
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586

pengurai ditambahkan untuk melengkapi Mikroorganisme yang banyak hidup dan


populasi mikroba yang telah ada berperan di lingkungan yang mengandung
2. Biostimulasi, dimana pertumbuhan hidrokarbon adalah bakteri, sedangkan
pengurai hidrokarbon indigenous kehadiran jenis yang lain tidak terlalu dominan
dirangsang dengan cara menambahkan tetapi cukup berperan yaitu fungi, ragi, alga
nutrien dan/ atau mengubah habitat dan aktinomisetes. Bakteri dalam aktifitas
3. Bioavailability yaitu dilakukan dengan hidupnya memerlukan molekul karbon sebagai
cara meningkatkan akses mikroba salah satu sumber nutrisi dan energi untuk
terhadap substrat hidrokarbon. melakukan metabolisme dan
Beberapa penelitian tentang biostimulasi perkembangbiakanya. Secara khusus,
dengan penambahan nutrient sudah pernah kelompok mikroorganisme yang mampu
dilakukan seperti penggunaan kotoran sapi, menggunakan sumber karbon yang berasal
limbah media jamur, kotoran unggas (Ibiene et dari senyawa hidrokarbon disebut
al., 2011); pupuk kotoran kuda (Cunningham mikroorganisme hidrokarbonoklastik.
dan Philp, 2000); NPK (Abdulsalam dan Krakteristik mikroorganisme
Omale, 2009; Cunningham dan Philp, 2000); hidrokarbonoklastik yang tidak dimiliki oleh
Biokompos, urea (Aliyata dkk, 2011); dan mikroorganisme lain adalah kemampuanya
pupuk nutrien (Munawar dkk, 2005). mengekskresikan enzim hidroksilase, yaitu
Metode biostimulasi dengan penambahan enzim pengoksidasi hidrokarbon, sehingga
nutrien pada bioremediasi tumpahan minyak bakteri ini mampu mendegradasi senyawa
mentah mampu menstimulasi pertumbuhan hidrokarbon minyak bumi dengan memotong
mikroba tanah. Bioremediasi dengan nutrien rantai hidrokarbon tersebut menjadi lebih
ini dalam waktu tertentu mampu menurunkan pendek (Nugroho, 2006).
konsentrasi minyak (Munawar dkk, 2005) Mikroba yang dapat memanfaatkan
sebab pertumbuhan mikroba alami pada tanah hidrokarbon tersebar luas di lingkungan dan
tercemar tersebut akan mendegradasi TPH mulai memperbanyak diri ketika berada dalam
tanah tercemar minyak bumi. Mikroorganisme kondisi yang sesuai (Nugroho, 2006).
membutuhkan unsur seperti nitrogen dan Organisme alam, baik indigen atau eksogen
fosfor untuk menunjang kehidupan dan (ditambahkan), adalah agen utama yang
metabolismenya, namun jumlah nutrien dalam digunakan untuk bioremediasi (Prescott et al.,
tanah tercemar minyak bumi umumnya 2002 dalam Chatterjee et al, 2008). Jenis
terbatas sehingga menghambat proses mikroba yang digunakan pun dapat bervariasi,
degradasi minyak dalam tanah tersebut tergantung dari sifat kimia polutan, dan harus
(Nugroho, 2006), oleh karena itu diperlukan dipilih dengan hati-hati karena mikroba hanya
penambahan nutrien. bertahan dalam kisaran kontaminan yang
terbatas (Prescott et al, 2002;. Dubey, 2004;
MIKROBA PENDEGRADASI dalam Chatterjee et al, 2008).
HIDROKARBON

37
Jurnal SainHealth Vol. 2 No. 2 Edisi September 2018
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586

Tabel 1. Beberapa mikroorganisme potensial pendegradasi bahan pencemar hidrokarbon


Bahan pencemar
Mikroorganisme Referensi
pada penelitian
Bacillus subtilis TPH (total petroleum Abdussalam dan
hydrocarbon) Omale, 2009
Micrococcus varians,
Ekpo dan Udofia,
Bacillus substillis, Minyak mentah
2008
Pseudomonas aeruginosa
Ochrobactrum anthropic, Stretophomonas, TPH (total petroleum
Bacillus cereus Mariano et al., 2007
hydrocarbon)
Pseudomonas fluorescens,
Pseudomonas aeruginosa,
Bacillus subtilis,
Bacillus sp. Adebusoye et al.,
Petroleum
Alcaligenes sp. 2007 dalam Das dan
hydrocarbon
Acinetobacter lwoffi, Chandran, 2010
Flavobacterium sp.
Micococus roseous
Corinebacterium sp.
Acinetobacter faecalis-type II
Pseudomonas cepacea
Actinobacillus sp.
Pseudomonas stutzeri Minyak mentah
Pseudomonas pseudomallei (Sampel dari
Pseudomonas fluorescens-25 Bojonegoro)
1L¶PDWX]DKURK GNN
Pseudomonas aeruginosa
2009
Rhodotorulla mucilaginosa
Candida parapsilosis
Aeromonas hydrophila,
Minyak mentah
Pseudomonas putida,
(Kilang minyak
Pseudomonas aeromonas,
Pertamina)
Flavobacterium meningosepticum

Pada tabel 1 di atas spesies-spesies yang untuk memaksimalkan pertumbuhan bakteri


GLLVRODVL ROHK 1L¶PDWX]DKURK GNN indigen tersebut.
adalah berasal dari tanah tercemar minyak
bumi di daerah tambang tradisional MEKANISME BIODEGRADASI
Bojonegoro. Dari 9 spesies yang berhasil HIDROKARBON
diisolasi tersebut dapat menggambarkan Secara umum biodegradasi atau
bahwa tanah tercemar minyak bumi di daerah penguraian bahan (senyawa) organik oleh
tambang tradisional Bojonegoro memiliki mikroorganisme dapat terjadi bila terjadi
keanekarangaman yang cukup tinggi. Hal ini transformasi struktur sehingga terjadi
merupakan salah satu faktor yang perubahan integritas molekuler. Proses ini
memungkinkan untuk dilakukan biostimulasi berupa rangkaian reaksi kimia enzimatik atau

38
Jurnal SainHealth Vol. 2 No. 2 Edisi September 2018
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586

biokimia yang mutlak memerlukan kondisi mikroorganisme, sehingga senyawa tersebut


lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan dapat didegradasi dengan baik (Nugroho,
dan perkembangbiakan mikroorganisme 2006). Ilustrasi dari mekanisme degradasi
(Shechan dalam Nugroho, 2006). Senyawa hidrokarbon secara aerob adalah sebagai
hidrokarbon dalam minyak bumi merupakan berikut.
sumber karbon bagi pertumbuhan

Hydrocarbon

Initial attack by oxygenases

Degradation by peripheral pathways

C2

C4 C6
Intermediates of
NH4+ TCA cycle
PO43-
SO42- C5
Fe3+ CO2

O2
Respiration
Biosynthesis
H2O

Cell biomassa

GROWTH

Gambar 1. Metabolisme hidrokarbon dalam kondisi aerob oleh bakteri (Das dan Chandran, 2010)

Di dalam minyak bumi terdapat dua karena substratnya yang melimpah di dalam
macam komponen yang dibagi berdasarkan minyak bumi. Isolat bakteri pendegradasi
kemampuan mikroorganisme menguraikannya, komponen minyak bumi ini biasanya
yaitu komponen minyak bumi yang mudah merupakan pengoksidasi alkana normal.
diuraikan oleh mikroorganisme dan komponen Komponen minyak bumi yang sulit
yang sulit didegradasi oleh mikroorganisme. didegradasi merupakan komponen yang
Komponen minyak bumi yang mudah jumlahnya lebih kecil dibanding komponen
didegradasi oleh bakteri merupakan komponen yang mudah didegradasi. Hal ini menyebabkan
terbesar dalam minyak bumi atau bekteri pendegradasi komponen ini berjumlah
mendominasi, yaitu alkana yang bersifat lebih lebih sedikit dan tumbuh lebih lambat karena
mudah larut dalam air dan terdifusi ke dalam kalah bersaing dengan pendegradasi alkana
membran sel bakteri. Jumlah bakteri yang yang memiliki substrat lebih banyak. Isolasi
mendegradasi komponen ini relatif banyak bakteri ini biasanya memanfaatkan komponen

39
Jurnal SainHealth Vol. 2 No. 2 Edisi September 2018
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586

minyak bumi yang masih ada setelah mempengaruhi efektifitas bioremediasi


pertumbuhan lengkap bakteri pendegradasi diantaranya adalah keanekaragaman jenis
komponen minyak bumi yang mudah mikroorganisme yang ada, ketersediaan
didegradasi. kontaminan untuk didegradasi oleh mikroba,
kondisi lingkungan, konsentrasi dan toksisitas
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI bahan pencemar. Bioremediasi membantu
BIOREMEDIASI mikroorganisme tumbuh dan meningkatkan
Sebelum melakukan remediasi, hal yang populasi mikroba dengan menciptakan kondisi
perlu diketahui: lingkungan yang optimum sehingga dapat
1. Jenis pencemar (organik atau anorganik), mendetoksifikasi dengan jumlah dan
terdegradasi/tidak,berbahaya/tidak kecepatan maksimum. Proses ini disebut
2. Berapa banyak zat pencemar yang telah dengan biostimulasi. Biostimulasi salah
mencemari tanah tersebut satunya adalah dengan cara penambahan
3. Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), nutrien untuk membantu meningkatkan
dan fosfor (P) metabolisme mikroba indigenous. Selain
4. Jenis tanah . aspek nutrien, beberapa faktor lingkungan
5. Kondisi tanah (basah, kering) lainnya juga berperan dalam mengoptimalkan
6. Telah berapa lama zat pencemar degradasi terhadap kontaminan. Kondisi
terendapkan di lokasi tersebut,kondisi lingkungan optimum yang yang dibutuhkan
pencemaran (sangat penting untuk untuk mendegradasi kontaminan adalah
dibersihkan segera/ bisa ditunda). sebagai berikut.
Terdapat beberapa faktor yang

Tabel 2.Kondisi lingkungan yang mempengaruhi degradasi (Vidali, 2001)


Kondisi yang disyaratkan
Titik optimum untuk
Parameter untuk aktifitas
degradasi minyak bumi
mikroorganisme
Kelembaban tanah 25-28% 30-90%
pH tanah 5,5-8,8 6,5-8,0
Kadungan oksigen Aerobik 10-40%
N dan P untuk pertumbuhan
Kandungan nutrien C:N:P=100:10:1
mikroorganisme
Temperatur (oC) 15-45 20-30
Hidrokarbon 5-10% dari berat
Kontaminan Tidak terlalu toksik
kering tanah
Logamberat 2000 ppm 700 ppm
Rendah tanah liat atau
Komposisi tanah -
kandungan lumpur

DAFTAR PUSTAKA putidaT1(8) dalam bioremediasi


tanah tercemar minyak mentah. Tesis,
Alami, Nur Hidayah. 2010. Efektivitas Universitas Airlangga, Surabaya
biosurfaktan Pseudomonas

40
Jurnal SainHealth Vol. 2 No. 2 Edisi September 2018
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586

Abdusssalam dan Omale. 2009.Comparation 4495-4499.


of biostimulation and bio
augmentation techniques for the Ibiene et al., 2011. Bioremediation of
remediation of used motor oil hydrocarbon contaminated soil in the
contaminated soil. Braz. Arch. Biol. Niger delta using spent mushroom
Technol. Vol.52 no.3 compost and other organic waste.
Nigerian Journal Of Agriculture,
Aliyata, Barokah, La Ode Sumarlin, Ahmad Food And Environment. 7(3)
Saepul Mujab. 2011. Penggunaan
biokompos dalam bioremediasi lahan Mariano A.P., Ana Paula, Dejanira de
tercemar limbah minyak bumi. Franceschi, and Daniel Marcos
Valensi. vol.2 no.3 Bonotto, 2007. Laboratory study on
the bioremediation of diesek oil
Arafa, A.M., 2003. Biodegradation of some contaminated soil from petrol station.
aromatic hydrocarbons (BTEX) by a Brazillian Jaournal Of Microbiology.
bacterial consortium isolated from 38: 346-353.
polluted sait in Saudi Arabia.
Pakistan Journal of Biological Munawar dan Tini Surtiningsih. 2005.
science 17: 1482±1486. Bioremediasi Tumpahan Minyak
Mentah Dengan Metode Biostimulasi
Chatterjee, Sandipan et al. Di Lingkungan Pantai Surabaya
2008.Bioremediation: a tool for Timur. JurnalHayati.105-132.
cleaning polluted environments
(Review Paper).Journal of Applied 1L¶PDWX]DKURK IDWLPDK 5LQL 3XUERZDWL
Biosciences. Vol. 11: 594 - 601. Ahmad thontowi, Agus supriyanto,
dan M. Afandi. 2009. Exploration of
Cunningham dan Philp. 2000. Comparation of polyaromatic hydrocarbonoclastic
bioaugmentation and biostimulation microbes from oil polluted soil.
in ex situ treatment of diesel Proceeding: Congress and
contaminated soil. Land international conference of indonesian
Contamination and Reclamation. 8 society for microbiology.
(4)
Nugroho, A. 2003. Bioremidiasi Hidrokarbon
Das, Nilanjama dan Preethy Chandran. 2011. Minyak Bumi. Jakarta: Bumi Aksara
Microbial degradation of petroleum
hydrokarbon contaminant: An Handrianto, P. (2012). Teknologi bioremediasi
Overview. Biotechnology Research dalam mengatasi tanah tercemar
International. V.2011 (Article hidrokarbon. In Prosiding Seminar
id.941810). Nasional Kimia Unesa 2012 (pp. 22-
30).
Ekpo, M.A. dan U.S. Udofia. Rate of
biodegradation of crude oil by Handrianto, P. (2013). Bioremediasi tanah
micoorganims isolated from oil tercemar minyak bumi di lokasi
sludge environment. African Journal pertambangan tradisional Bojonegoro
Of Biotechnology. Vol.7 (24), pp dengan metode stimulasi

41
Jurnal SainHealth Vol. 2 No. 2 Edisi September 2018
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586

menggunakan kotoran sapi (Doctoral


Dissertation, Universitas Airlangga).

Sudarmaji, J. Mukono, dan Corie I.P. 2006.


Toksikologi logam berat B3 dan
dampaknya terhadap kesehatan. FKM.
Universitas Airlangga.

Vidali, M., 2001. Bioremediation. An over


view. Pure Appl.Chem. 73(7): 1163-
1172.

42

You might also like