You are on page 1of 8

JAWABAN

SOAL 7

Bahasa sasaran dalam teks tersebut cukup jelas dan lugas. Ini menggunakan bahasa yang
sederhana dan langsung untuk menyampaikan pesan yang terdapat dalam teks sumber. Bahasa
sasaran mencoba untuk menjelaskan bahwa ketika seseorang membaca karya Sophocles tanpa
prasangka dan dengan memahami konteks waktu pada masa Sophocles hidup, maka akan terlihat
bahwa Aristotle menghargai jenis seni seperti yang dihasilkan oleh Sophocles, yang berbeda
dengan pandangan yang lebih modern terhadap Sophocles.

Kata "dia" pada paragraf 1 dalam teks sasaran merujuk kepada "Aristotle." Jadi, dalam konteks
ini, "dia" mengacu pada Aristotle, yang merupakan tokoh yang sedang dibahas dalam teks dan
yang memiliki pandangan yang berbeda dengan pandangan modern terhadap Sophocles.

Terjemahan :

The target language in the text is quite clear and straightforward. It uses simple and direct
language to convey the message contained in the source text. The target language tries to explain
that when one reads Sophocles' works without prejudice and by understanding the context of the
time in which Sophocles lived, it will be seen that Aristotle appreciated the kind of art that
Sophocles produced, which is different from the more modern view of Sophocles.

The word “he” in paragraph 1 in the target text refers to “Aristotle.” So, in this context, “he”
refers to Aristotle, who is the figure being discussed in the text and who holds views that differ
from the modern view of Sophocles.
SOAL 8

1. As a branch of philosophy, studies in the field of educational philosophy cover various


aspects which also characterize the study of philosophy in general, which includes all
realities that exist or that may exist. However, in the context of educational philosophy
there is more emphasis on contemplation and reflection on the realities found in the world
of education. In such a way, that with complete and integrated reflection, truths and
policies that are useful for the progress of the world of education can be found. The
reality of education is related to systematic and programmed efforts to make students'
subjects into ideal humans as desired. The spirit of education here is in learning activities.
This condition necessitates that educational philosophy must address the issues of
educators and students. Therefore, educational philosophy will of course also concentrate
itself on analyzing various possible steps that can be taken by all related subjects so that
everything they strive for is truly effective and efficient in realizing the desired goals.
This tendency can also be carried out by focusing on discussion models in the context of
metaphysical, epistemological and axiological thinking, either by using critical, analytical
or prescriptive philosophy as discussed in the previous chapter.

2. "Mumkin al wujud" is an Arabic phrase that translates to "that which is possible to exist"
or "possible existence" in English. It is a philosophical concept often used to discuss
potential realities or things that can exist in the realm of philosophy. In the context of the
passage, it refers to the idea that philosophy of education encompasses all existing
realities as well as those that are possible to exist, emphasizing the importance of
contemplating and reflecting on the possibilities within the field of education.
SOAL 9

1. Proses Penerjemahan pada Data 1 dan Data 2:

Data 1:

- Prosedur penerjemahan yang diterapkan pada contoh tercetak tebal dalam Data 1 adalah
penerjemahan langsung atau literal. Ini mengacu pada penggantian kata-kata dalam bahasa
Inggris dengan kata-kata dalam bahasa Indonesia yang sesuai. Dalam hal ini, tidak ada
perubahan signifikan dalam struktur kalimat asli. Ini karena kalimat dalam bahasa Inggris dan
bahasa Indonesia memiliki struktur yang mirip, sehingga penerjemahan dapat dilakukan secara
langsung.

Data 2:

- Prosedur penerjemahan yang digunakan dalam Data 2 adalah penerjemahan yang lebih bebas
atau dinamis. Terdapat penggunaan istilah dan ungkapan dalam bahasa Indonesia yang sesuai
dengan konteks budaya Indonesia. Misalnya, "mutual understanding" diterjemahkan sebagai
"gotong royong," yang merupakan istilah budaya Indonesia yang mencerminkan kerja sama dan
saling membantu dalam komunitas. Begitu juga dengan "empathy" yang diterjemahkan sebagai
"tepo saliro," yang merujuk pada empati dalam budaya Jawa. Adanya penyebutan "irigasi tata air
(subak) di Bali" menunjukkan penekanan pada budaya lokal dalam penerjemahan.

Ulasan:

- Data 1 menggunakan penerjemahan langsung yang mengutamakan kesetiaan pada struktur


kalimat dan makna dasar, sedangkan Data 2 menggunakan penerjemahan yang lebih bebas
dengan penyesuaian kepada konteks budaya Indonesia.

- Data 2 menunjukkan upaya untuk menjelaskan konsep-konsep seperti "gotong royong" dan
"tepo saliro" yang mungkin tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa Inggris. Ini
memungkinkan pembaca dalam bahasa Indonesia untuk lebih memahami nuansa budaya yang
terkandung dalam teks sumber.

2. Strategi Penerjemahan dalam Hubungannya dengan Gaya Penulisan Fiksi dan Muatan
Budaya:

Data 3:
- Teks sumber dalam Data 3 menciptakan suasana cerita fiksi dengan menyajikan kisah Nana
yang hampir menikah. Penerjemahan dilakukan dengan menjaga kejelasan cerita tanpa banyak
perubahan. Namun, istilah seperti "pedagang burung parkit" tetap menjaga muatan budaya yang
mengacu pada penjual burung parkit.

Data 4:

- Teks sumber dalam Data 4 juga berisi elemen fiksi, dan penerjemahan dilakukan dengan
menjaga alur cerita dan makna yang relevan. Kalimat seperti "looking through a haystack to find
a needle" dijaga agar tetap bermakna. Namun, istilah "Bessie Burch" tidak diterjemahkan,
mempertahankan identitas karakter dalam cerita.

Dalam kedua kasus ini, strategi penerjemahan mempertahankan nuansa fiksi dan karakteristik
budaya yang mungkin relevan dalam teks sumber. Penerjemahan tidak hanya mengubah bahasa,
tetapi juga berusaha untuk mempertahankan elemen-elemen cerita dan karakter.
SOAL 10

Terjemahan 1

Mata Memilikinya

oleh Philip K. Dick

Secara tidak sengaja saya menemukan invasi luar biasa ke Bumi oleh makhluk hidup dari planet
lain. Namun, saya belum melakukan apa pun mengenai hal itu; Saya tidak bisa memikirkan apa
pun untuk dilakukan. Saya menulis surat kepada Pemerintah, dan mereka mengirimkan kembali
pamflet tentang perbaikan dan pemeliharaan rumah kerangka. Bagaimanapun, semuanya sudah
diketahui; Saya bukan orang pertama yang menemukannya. Mungkin bahkan terkendali.

Aku sedang duduk di kursi santaiku, dengan iseng membalik-balik halaman buku bersampul
kertas yang ditinggalkan seseorang di bus, ketika aku menemukan referensi yang pertama kali
membawaku ke jalan setapak. Sejenak aku tidak menjawab. Butuh beberapa saat agar
pemahaman penuh bisa dipahami. Setelah saya memahaminya, rasanya aneh saya tidak langsung
menyadarinya.

Yang dimaksud jelas adalah spesies bukan manusia yang memiliki sifat luar biasa, bukan spesies
asli Bumi. Suatu spesies, saya segera tunjukkan, yang biasanya menyamar sebagai manusia
biasa. Namun penyamaran mereka menjadi transparan setelah pengamatan penulis berikut ini.
Jelas sekali bahwa penulisnya mengetahui segalanya. Tahu segalanya--dan mengambilnya
dengan tenang. Kalimat itu (dan saya gemetar mengingatnya bahkan sampai sekarang) berbunyi:

...matanya perlahan menjelajahi ruangan.

Rasa dingin yang tidak jelas menyerangku. Saya mencoba membayangkan matanya. Apakah
mereka berguling-guling seperti uang receh? Bagian ini menunjukkan tidak; mereka sepertinya
bergerak di udara, bukan di permukaan. Tampaknya agak cepat. Tak seorang pun dalam cerita
itu terkejut. Itulah yang memberi tahu saya. Tidak ada tanda-tanda keheranan pada hal
keterlaluan seperti itu. Belakangan, masalah ini menjadi lebih besar.

Anotasi:

1. Lifeforms (makhluk hidup): Istilah "lifeforms" merujuk pada entitas atau makhluk hidup
dari planet lain. Penulis menyatakan bahwa dia secara tidak sengaja menemukan invasi
luar biasa ke Bumi oleh makhluk-makhluk ini, yang menandakan adanya ancaman dari
entitas asing.
2. Frame houses (rumah bingkai) : "Frame houses" adalah istilah yang merujuk pada jenis
rumah yang dibangun dengan rangka (frame) kayu atau logam, biasanya dengan dinding-
dinding tipis seperti papan. Dalam konteks ini, ketika penulis menulis kepada pemerintah
dan menerima kembali pamflet tentang perbaikan dan pemeliharaan rumah bingkai, ini
menggambarkan ketidakseriusan pemerintah terhadap laporan penulis tentang invasi
makhluk asing. Pamflet tersebut adalah respons yang tidak relevan terhadap isu yang
lebih serius.

3. I tremble remembering it even now (Saya gemetar ketika mengingatnya bahkan


sekarang) : Ini adalah ekspresi perasaan ketakutan dan kecemasan penulis ketika dia
membaca referensi mengenai makhluk asing tersebut. Penulis merasakan getaran atau
kecemasan yang mendalam ketika dia teringat akan peristiwa tersebut, menunjukkan
betapa mengejutkannya pengalamannya.

4. Tipped me off (Memberikan petunjuk kepada saya) : Ungkapan ini digunakan ketika
penulis merasa ada sesuatu yang mencurigakan atau aneh dalam referensi yang dia temui
dalam buku. Dalam konteks ini, ketika penulis menemukan bahwa tidak ada reaksi atau
keheranan dalam cerita terhadap mata makhluk asing yang bergerak di udara, itu menjadi
petunjuk bahwa sesuatu yang tidak wajar terjadi, dan inilah yang "memberikan petunjuk"
kepadanya bahwa sesuatu yang aneh sedang terjadi.
Terjemahan 2 :

Only You I Need

Short Story by: Wardina Sya

I was getting ready to go to school in a hurry.

"Mama, I'm going to school, assalamu’alaikum," I rushed out of the house carrying the lunchbox
that Mama had prepared.

"Yes, wa’alaikumussalam, take care, dear," Mama just shook her head, watching my behavior.

Oh, let me introduce myself. My name is Annisa Aulia, you can call me Lia. I go to Tunas Sakti
High School, Class X, which is equivalent to 1st grade.

I have a close friend, his name is Hanif. He has been my friend since junior high until now. He is
humorous, and a lot of people know him because he is friendly.

Back to the story, there is a guy at school that I really admire, his name is Arga. He's handsome,
fair-skinned, kind, cool, and the captain of the basketball team. Until now, Arga and I haven't
been able to get along; we still tease each other like children, but it brings us closer. Maybe,
Arga even has the same feelings as me...

Anotasi:

Berikut adalah penjelasan tambahan pada kata yang digaris bawahi dalam cerpen tersebut :

1. Assalamu'alaikum (Assalamu'alaikum) : Ini adalah salam dalam bahasa Arab yang sering
digunakan oleh orang Muslim. "Assalamu'alaikum" berarti "Salam sejahtera atas kamu."
Ini adalah salam yang sopan yang digunakan ketika berinteraksi dengan orang lain, dan
biasanya dijawab dengan "Wa'alaikumussalam," yang berarti "Dan atas kamu sejahtera
juga."
2. Supel (sociable) : "Supel" adalah kata dalam bahasa Indonesia yang menggambarkan sifat
seseorang yang mudah bergaul, ramah, dan suka berinteraksi dengan orang lain. Dalam
konteks cerita, Hanif adalah seseorang yang mudah didekati dan bersahabat dengan
banyak orang karena sifatnya yang supel.
3. Ledek-ledekan : "Ledek-ledekan" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
interaksi yang canda tawa atau ejek-ejekan antara dua orang, sering kali dengan nada
humor. Dalam cerita ini, hubungan antara Lia dan Arga ditandai dengan ejekan dan
candaan yang membuat mereka berdua semakin akrab, mirip dengan tingkah laku anak
kecil yang bermain-main.

You might also like