Media Diklat

You might also like

You are on page 1of 30
* Liputan: Rapat Koordinasi Program Diklat bagi Kepala Badan Diklat Provinsi Seluruh Indonesia Tahun 2013 ea VCMT UC miitue meee tr TTC Mee Butler Ure treed tt D | Pa Emr mel pe CCl Cure Oe Eee LE) EET Mace tC SNe eT Segala apa yang besar tidak selalu baik, tetapi segala sesuatu yang baik adalah besar. (Demonthenes) DARI REDAKSI EPO EFESROD rembali kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Keer nikmat dan karunia-Nya, Kami bersyukur pada kesempatan ini bisa menyapa pembaca yang budiman dalam edisi kedelapan dari ‘Media Diklat Tahun 2013. Pada edisi kali ini, Liputan utama yang diangkat adalah pelaksanaan Rapat Koordinasi Program Diklat Prioritas bagi Kepala Badan Diklat Pravinsi Selu- ruh Indonesia yang dilaksanakan di Surabaya, 19-22 Maret 2013. Edisi kali ini juga memual lipulan mengenai Profil Badan Diklat Provinsi Jawa Timur sebagai tuan rumah dari pelaksanaan kegiatan Rapat Koordinasi bagi Kepala Badan Diklat Provinsi seluruh Indonesia tersebut. Tulisan-tulisan lain dari lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan maupun dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kemen- terian Dalam Negeri Regional yang lebih mendalam mengenai peningkatan kualitas pembelajaran, pelatihan tak henti-hentinya Kami ketengahkan kepada para pembaca setia Media Diklat. Ka- jian mengenai pemerintahan dari Widyaiswara-widyaiswara yang berkompeten pun tak lupa Kami sajikan kepada para pembaca sekalian. Semoga artikel yang terbit bersama dengan Media Diklat edisi kali ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi para pembaca sekalian. Amin. REDAKSI SEAR REPSOL Media Diklat VIL 2013. | © Daftar Isi . Highlight puta Rapat Koordinasi Progean Bik\gida Kepals Badan Diklat Prov: Seluruh Indguesia shun 2013) Profil Profit: ef fidikan dan Pelatihan: Se LO ae Artikel Inplement Rs Nl Badays Ori alt Sst aya Organise ncn emake tnonel Q) Miah dy St ein 0 DAL Pemecintah yang ranspasa Pemerintah Tidak Transpas ee Perea Daa nica ES sen ae ‘Bidik BEG verpinan ren clengguean vemerintshan Dacrah Angkatan 1 Kepemimpinan Fenyelenggaraaa Jemerintahan Taerah Angkatan (1 ga} Koordinasi Program Diklt bagi Badan dan Kasubbag Program ‘Badan Diklat Prawlist ® | Media Diklat VIII 2013 Highlight | @ @ @ Liputan: Rapat Koordinasi Program Diklat bagi Kepala Badan Diklat Provinsi Seluruh Indonesia Tahun 2013 Tema: “Mewujudkan Sinergi Program Diklat Aparatur Kementerian/Lembaga Non Kementerian dengan Pemda Dalam Rangka Mendukung Diklat Sebagai Instrumen Pembinaan Penyelenggaraan Perserintahan Daerah” oleh: Dra, Hosianna L. Tobing, M.Si tolah dilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 893.3-670 Tahun 2013 ggal 8 Maret 2013. Rakor ini diselenggarakan selama 4 (empat) hari, mulai tanggal 19 Maret, sampal dengan 22 Maret 2013 bertempat di [Hotel Meritus, JL Rasuki Rohmad nomor 67-73, Surabaya, Jawa ‘Vimar R= Koordinasi Program Diklat bagi Kepala Badan Diklat Provinsi ssluruh Indonesia Tahun 2013, Peserta Rapat Koordinasl ini terdiei daei para Kepala Badan Diklat Provins! atau sebutan lainnya, Kepa la Satuan Kerja Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Timur, Pejabat pengelola diklat pada Pemeriniah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Timur, Kepala Pusat Diklat Kementerian Dalam Negeri Regional Bokitinggi, Bandung, Yogyakarta dan Makassar, serta Pejabat Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri Rapat Koordinasi dibuka secara resmi oleh Thu Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri dengan ‘materi "Pola Pembinaan Karier PNS di Lingkungan Kemendagri dan Pemerintah Daerah” Dalam sambu- tan beliau ada dua hal yang dihsrapkan yaitu bagaimana meningkatkan sinergi antara Kemendagri dengan Kementerian/Lembaga Non Kementerian dan bagaimana dapat meningkatkan diktlat berbasis kompe- tensi dalam mendulsung peningkatan aparatur, bail aparatur Kementerian maupun aparatur Pemda, s¢ cara komprehensif sesuai dengan fungs men kepegawaian. Pengembangan SDM aperatur berbasis, Kompetensi merupakan suatn keharusan agar organisasi dapat mewujudkan kinerja yang lebih baik dalam smelayani publik. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan menyampaikan materi “Koordinasi dan Slukronisasi Pendidi kan dan Pelatihan di Lingkungan Pemerintah Daerah Dalam Perspektif Otonomi Dacraly’ Koordinasi yang dilaksanakan saat ini sendiri merupakan tindak lan) Rapat Koordinasi Nasional Kediklstan ber 2012 dan Rapat Koordinasi Antar K/L paca tanggal 5 Maret Maksud dan tujuannya adalah untuk melaksanakan upaya yang sistematis dalam mengurangi ber- gai Kelemahan dan permasalahan tata kelola pemerintahan dacrah khwstisnya peningkatan stmber daya aparatur pemerintahan daerah. Di samping itu rakor juga dilaksanakan untuk menyamakan perseps! dan pemahaman atas isu isu yang berkaitan dengan penyelenggaraan diklat apararur pela, Beberapa hal yang diharupkan dalam koordinas! agar masing-masing badan dikkat p uu sebutan lainnys dapat ‘memberikan masukan terkait sinergitas program kegiatan peningkatan kapasitas SDM aparatur Pemda. Media Diklat VIIL2013 | @ ing dilaksanakan pada tanggal 20 Nox 20 Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeti menyampaikan materi Strategi Pengembangan SDM Aparatur Pemda Ber dasarkan Arh Kebijakan Penyustinan RKPD hun 2014. Konsep Pembangunan Daerah, mem faatkan sumber days yang dimiliki daerah, untuk meningkatkan kesejahterann masyarakat daerah rng nyata. Beberapa aspek yang mempengaruhi tara Tain aspek pendapatan, kesempatan kerja, Tpangen berusi Dijakan herdaya s pembangunan manusis, RKPD met kerarigl h. program prloritas pem bangunan daeraih, rencana kerja dan pendanaannya Serta prakiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan paga indikatif, bail yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun sumber sumber lain yang ditem. puh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Ir, Surono, M. Phil. dart (adan Standarisas} Na sional Profest dalam materinya Aplikasi Pengala nbangkan SDM anan untuk mukakan akses \erhadap pengambilin ke Jing maupun peningkatan indeks ekonomi dee! man SeKior Swasta Dalara Menge Guna Menduky pengembangan SDM Aparat beberapa agenda guna mendukung standarisasi layanan untuk pengembangan SDM Aparatur yaitt. sistem sertifikasi kompetensi profesi, man- fat standardisasi kompetensi pada industri, swasta menerapkan SKKNT dan sertitikast, permasalahan ah industri melakukan asesmen dan sertifikasi kompetensi, seria alternatif rekomendasi dalam pengembangamiSi¥Miiapacatr aerah erbasis kompgieiish Allernatit Reker asi dalam pengembsinyan SPM Aparatuir Dera herhasis kompetafsh yakri persetuan koinpetenst pelayanan publi lintas sektor, pengembangan SK KNT pelayanaht publi pengembangan pemetaan Kualihiasi Prost pelayanan publik, pengemban- hadapi swasta, Ia nn skuma sertifikasi Kompetenst profesi pelayan publik, pengembangan kurikulum dan modul pendidikan dan pelatihan berbusis kompetensi, engembangan kelembagaan pelatihan bezbasis kom ibangan kelembagaan dan ser- tifikasi kompetensi protesi pelayanan publik Sebagai tindak lanjut Rapat Koordinasi Antar Kementerian/Lembaga, pada Rapat_Keordinasi Program Diklat bagi Kepala Gadan Diklat Provinsi Selurub Indonesia, Kementerian ESDM, Kemente rian Pendidikun dan Kebudays rian Kehutanan hadir untuk menyampaikan materi mengenai Kebijakan dan Strateg) anasing-masing -Kementerian dalam Mendukung Kapasitas Apara AWpDacrah Pimpinan pada lembaga Pendidikan dan Pelat Fa diFrovinsi pun perlu memperolch materi Per ingkatanPotensi Diri Kepemimpinan; oleh karena {it Prof Ds. 1, Jusuf Irianto, Drs, M.Com, Gur ‘Besar dari Universitas Aislangys, mengupas pent ingnys Keperimpinan, Menurut Prof Tepensimpinan dapat ditinjau dari berks seperti difjajau dari herbagai paradigma: environ ment ste ‘seorang agai dnt: dari suatu manajemen mempunyai otori- 485 tuk mengambil keputusan. Inti dari kepem “gxpinan adalah man npengaruls pihak lai, ‘Di ite, ada beberapa faktor utama yang mempen- garuhi antara lain: faktor individu, berupa skill, 1 serla Kemente Irianto, dan performance: dimana peran impin sangat strategis. Pimpinan se knowlege, dan attitude, pengalaman, level pendid kan, pengalaman kerja, motivasi, dll; faktot Pem- impin berupa leadership style; faktor Tim berupa Kohesivitas, Kerjasama, all; faktor Sistem Organ- isasi berupa sistem karit, penggajian, dukungan ilslim dan kultur; faktor Situasional berupa kebija kan, dan semua event yang tidak dapat diprediksi- kan. Kepemimpinan dikaitkan dengan pendidikan dan pelatihant harus melibatkan berbagai_unstr yang saling berfteraksi, Ada tiga pokok strategi dan strukiur, Sumber Daya Manusia dan Budays Organ: isasi. Seorang pemimpin tidak rerlepes dari tantan ‘gan untuk menjelaskan nila-nilai melalui Konuni- kasi dan harus dapat memberikan contoh dengan menggabungkan tindakan dan nilai-nilai dalam organisasi. Pemimpin juga harus memandang ke ‘masa depan dengan menciptakan berbagai peluang, ‘menuinjukkan adanya harapan bersama, melakukan eksperimen dan hersedia unturk mengarnbil resiko. Tadan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri menyampaikan materi arah kebi: jakan dikla! yaitu untuk mewujudkan_ penyeleng. garan Pemda sesuai dengan. prinsip-prinsip tat Kelola kepemerintahan yang baik. Penyelenggaraan dliklat berdasarkan kebutuhan daerah dalam. men- dorong peningkatan kesejahteraan masyarakat, pe- leyanan publik dan daya saing dacrah dengan mem- perhatikan ist-ist. global antara lain berwawasan ingkungan, pengarustamaan gender dan TIAM: Meningkatkan kinerja organisasi, meningkathan kompetensi kerja SDM aparatur sestia . dltetapkan: Mengintegrasikan dil pembinaan/pola karier PNS: Mey SDM Aparatur” dibawakan Perencanaan dan Anggarai sunan pedoman dan melakukan diklat, pengembangan desain dan Mengkoordinasikan. penyelenggarasn dilaksanakan oleh Badan Diklat Provinsi: Mem: fasilitas penyelenggaraan diklat yang dilaksanakan leh Badan Diklat Provinsi yang. secara substantif cibina oleh Kementerian Lain/KL; Mengkoordi- nasikan dan menilai pelaksanaan diklat di Pusat Diklat Regional; Metaksanakan diklat untuk PNS. i Lingkungan Kemendagri dan SDM Aparatur ‘Pemerintahan daerah yang bersifat nasional aS Pada kesempatan tersebut, didiskusikan pala implementasi Permendagri no, 2 Tahun 2013 ten- tang Pengemibengan Sistem Diklat Berbasis Kom- petensi yang merupakan arah kebijakan Pendidikan dan Pelatihan di lingiungan Ke- smendagri dan Pemda, Ada beberapa prinsip sistem lat herbasis kompetensi yaity harus berorien- tasi pada kebutuhan penyelenggaraan pemerinta- han, mendorong peningkatan kineria org dan pengembangan karier aparatur, herbasis pada ompetensi kerja penyelenggarasn pemeriniahan, mnggung Jawah bersama antara aparatur, pemer- intah dan masyarakat, bagian dari pengembangan profesionalisme aparatur secara berkolanjutan dan diselenggarakan secara berkeadilan dan tidak dis- ‘kriminatif. Setelah mendengarkan paparan materi dari pa~ karfpractisi dan narasumber, peserta membahas pot doy Kemertoran ate Neges don emer rsa ne ta Blam 4 (empat) kelompok dengan masing- tema Kelompok 1 mengenai Rencana Tindak Lanjut Pengalaman Sektor Swasta Dalam Pengernbangan SDM. Aparatur Dan Potensi Diri Kepemimpinan Uniuk Di Implementasikan Di Lingkungan Badan Diklat Provinsi. Kelompok 2 mengenai sinergi Program Badan lat Kemendagri, Badan/Pusat Kementerian! Lembaga dengan Badan Diklat Pemda, Kelompok 3 mengenai Rencana Implemen- tasi Permendagri Noor 2 Tahun 2013 tentang. Media Diklat VIII 2013 | @ ee Pedoman Pengembangan Sistem Pendidikan dan pelatihan dan Kelompok 4 mengenal Prablem dan Solusi dalam penomoran STTP Diklat Prajabatan dan Kepemimpinan, Setelab menyampaikan materi dan melaksanakan diskusi kclompok, maka dapat disimpulkan bahwa penyclenggaraan Rapat Koor- dinasi Program Diklat bagi Kepala Badan Diklat Provinsi seluruh Indonesia Tahun 2013 secara ‘umom berjalan dengan baik sesvai dengan renca- ‘na yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat davi fnmsios peserta dalam mengika setap paparan eri melalui Kepala Badan Diklat Kementeria Dalam Negeri dimohon agar membuat Surat Edaran/Petunjuk ‘Tekois tentang Okupasi/ Jabatan Fungsional dan Fungsional Unium; ‘Buaya penyusunan dan wi coba kurikulum, si- Jabi dan modal yang dibutuhkan oleh Badan Diklat Provinsi dan Kabupaten/Kota harts di alokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD): Selain untuk biaya Rakor sebagian Dana De~ ‘konsentrasi disarankan agar dialokasikan un. uk pelaksanaan Analisis Kebutuhan Diklat {AKD) di Badan Diklat Provinsi peneriona Dana Dekonsenteasi + Dalam rangka upaya mengoptimalkan Pe- nnyelenggaraan Diklat Teknis Substantif Ke- -menterian/Lembaga/Lembaga Pemerintah ‘Non Kementerian. Kesepakatan yang dire- komendasikan antara lain: a, Badan Diklat Kementerian Dalam Neg. cri sebagai Koordinator di tingkat pnset untuk mensinergikan progam kedikla- tan star kementerian/Lcmbaga Pemer- intah Non Kementerian dengan Bachan Diklat Provinsi, Kahupaten/Kota Badlan Diklat Kementerian Dalai Negeri berkewajiban untuk mengembangkan, Perpenaren Tedeaieno chas Keanna Ne ee mengkaji dan_mengevaluasipelaksan- dari pakar/praktisi dan narasumber serta dalam aan Norma, Standat, Prosedur, Kriteria -mengikuti diskusi kelompok. (NSPK) dan Standar Operasional Prose- ‘Materi yang diberikan dapat dirasakan langsung dur (SOP) Kedikiatan; ‘mantaatnya oleh para peserta, sehingga menarbah, Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri ‘wawasan dan pengetahnan tentang kediklatan serta betkewajiban membina dan meningkat dapat dijadikan bekal untuk diaplikasikan di daeral, kan kompetensi para widyaiswara dalam masing-masing, Dari hasil Rakor tersehut, disusun proses pembelajaran Diklat Teknis dan lly kesimpulan dan rekomendasi, sebagai berikut : Fungsional Uinaan Kementerian Dalam Dalam rangka mensinergikan program’ dan Negeri. kkerjasamia kediklatan antar TPNK dengan Badan Mengidentifikasi pengembangan program Diklat Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai dasar Diklat berbasis kompetensi _ spesifikast penyusunan program Kediklaten bagi Pemerintaly nasional dan daerah. Kesepakatan yang Dacrah tahun 2014, harus berkoordinasi dengan dirckomendasikan antara lain Kementerian Dalam Negeti c.g. Badan Diklat Ke- a. Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri mendagri. Kesepakatan yang direkomendasikan disarankan membust Memorandum nara lain: of Onderstonding (MoU) atau Nota 1. Badan Diklat Kemendagri sebagai Keordina~ Kesepakatan dengan Kementeriany tor pembina aparatur Pemda dan Kemente- Lembaga Pemerintah Non Kementerian rian/Lembaga dan sebagai mediator untuk untuk mengembangkan Program ‘mempercepat upaya Peningkatan Intensitas Diklat Berbasis Kompetensi Spesifikast Komunikasi dan sistem informasi antar Lem Nasional dan Daerah, aga Diklat; ‘jusulkan kepada Bupak Menteri Dalam 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Neg- Negeri agar mengeluarkan Surat Edaran © | Media Diklat VIII 2013 kepada Gubernur dan Bupati/Walikota schingya Kepala Badan Diklat Provinsi dan Kabupaten/ Kola atau sebutan Iainnya menjadi angola Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (BAPERJAKAT) di lingkungan Pemerintah Daerah + Optimalisasi pendayagunaan alumni peserta Diklat dan widyaiswara. Kesepakatan yang. direkomendasikan antara lain a Penempaian posisi dalam Jabatun minimal mempertimbangkan Diklat yang pernah ditkuti pejabat/pegawai yang bersangkutan dan tidak dimutasikan dalam waktu 2 (dua) tahun kecuali “untuk dipromosikan. b. Dalam rangks optimalisasi pembinaaan bagi pejabat fungsional Widyaiswara lebih: banyak diprogramkan TOT Diklat Teknis Substantif dan Diklst Fungsional khusus bagi pejabat fungsional widyaiswara scsuai dengan spesiatisasi masing-masing serta pemberian tunjangan isesuaikan dengan ketentuan yang berlaku, + Pembentukan lembaga Diklatdan penomoransertifikat Diklal. Kesepakatan yang direkemendasikan antara lain : 4 Pembentukan Lembaga Diklat di Kabupaten/Kota dapat berditi sendiri atau bergabung dengan Badan Kepegawaian Daerah sesuai dengan kondlisi daerahnya. ', Dalam rangka revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 perlu ditugaskan pefabat yang, ‘menguasai bidang kediklatan terutama dalam hal bidang kelembagaan, agar eksistensi Lembaga Diklat didacrab dapat dibentuk secara mandisi, schingga draft aval yang hanya mencantumkan, 4 (empat) tugas bidang Lembaga diharapkan menjadi 5 (lima) tagas bidang Lembaga antara fain: i Perencanaan Pembangunan Dacrah; fi, Pengclolaan Keuangan Daerah; fii, Manajemen Kepegawaian; iv, Pendidikan dan Pelatihans dan \ _ Penelitian dan Pengembangan, ‘6. Penomoran sertfikat Diklat Prajabatan dan Diklat Kepemimpinan cukup dilakukan ole Badan Diklat Provinsi dan hasilnya dilaporkan kepada Instansi Pembina. Demikian sckilas laporan pelaksanaan keiiatan Rapat Koordinasi Program Diklat bagi Kepala Badan iklat Provinsi selurul Indonesia Tahun 2013. Media Diklat VIL 2013. | © @ @ @ | Profil PROFIL Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Timur adan Pendidikan dan Pelatthan Provins Jawa Timur didirikan pada tahun 1980 di Sura aya; merupakan unsur pelaksana Pemerin. tab Provinsi Jawa ‘Limur dibidang pendidikan dan pelatihan bagi aparatur: Visi yang diemban dalam menyikay asa depan dan tuntutan kerja ditumus Menjadi daya duiwung aparatur pemerintah yang pro- fesional demi terwujudnya Jawa ‘Timur yang mak: mur dan berakhlak’: Adapua yang menjadi misinya jalah "Memberikan kontribusi yang optimal bagi teryujudaya aparatur pemerintah yang profesional melalui manajemen dilat yang beriwal Pada tahun 2008, Badan Diklat Provinsi Jawa Timur mengalami perubahan struklur organ Iasi berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa ‘Timur No, 10 Taluun 2008 sebagai berikut kan sebagai berikut: dalam mewajudk: Berdasark jurulah pegawai Badan: Diklit Provinsi Jawa data pegawai per 1 Maret 2013, berdasarkan sat Badan Diklat Reovinsl Jawa Timur meni campus utama di jslan Balongsaré Tama andes arabaya dan scbuah karapus ain dijalait Kawei No. , Malang. Kedua tempat iaidipergunglkaa antk mendidik dan melatih aparatur-dan sella Pri pins dan Kabupaten/Kota di Indonesta Sarana dan prasarana scbagal fasilitas yang dimiliki olch Badan Diklat Provinst Jawa Timur terdiri dari Gedung Asrama (Kampus Surabaya: leapasitas 400 orang dan Kampus Malang: kapasitas 300 orang), Gedung Pengelola, Gedung, As Center, Kelas 16 ruangan, Ruang Diskusi 2 buah, Perpustakaan, Laboratorium (Bahasa dan Komput 2), Masjid Poliklinik, Kantin, Kafe, Toko, fotokop warlel, sarana olahraga (Sepesla, Tenis, Valley lag aging Track, Fitness Center), hiburan (Kolam Pane ing, Karaoke), dan WiFi Zone (Free Access Intertet) Badan Pendidikan dan Pelatihan Provi Vimur memiliki gedung assessment center d dus lanka, Lingkup kegialan di assessirient cen antara lain lest psikologi if and proper test, seleksi internal, pengukuran potensi dri Bad a Diklat Provinsi Jawa Timur mengem. bangkan assessment center dalam tiga perspektif yakai Competency Assessment (assessment untuk, ‘ji Kompetensi alurnni diklat), Position Compe tency Assessment (assessment uji Kompete pejabat struktural), dan Development Assessment (assessment untuk kebucuhan pengembangan kom petensi PN: Kinerja Assessrient Center Badan Diklat Prowin= si Jawa Timur didukung oleh faslitas yang sema- dai baik yang terkait dengan kualitas penilaian ‘maupun kualitas pelayauran; berupa Ruang Simu- asi Individwal, Ruang Simutasi Kelompok, dan Ruang Bricfing. Ketiga ruang tersebut dilengkapi dengan perangkat teknologi informasi dan multi- ‘media berupa Multimedia Integrated Observer Con- trol System (MIOCS) dan Digitalized Data Storage System (LADaSS) Badan Diklat Provinsi Jawa Timar menyusun arah Kebijakan Diklst 2013 yaitu: 3. Peningkatan kualitas kepemimpinan Wirokrasi sluerah dan pelayanan publik; 2. Peningkatan kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat seperti keamanan, pendidikan, kesehatan dan infrastraktur dasar; 3. Peningkatan kemampuan dalam manajemen bencana dan pelestarian lingkungan bidup; 4. Peningksian -kemampuan dalam penylapan reneana strategis pengembangan ekononai Lokal dan pengelolaan keuangun daerahs 5. Poningkatan kemampuan dalam penyiapan strategi investasi dan kerjasama antar dacrahy internasional: 6. Peningkatan kemampuan dalam implementasi teknologiinformasi: 7. Program diklat yang hersifat substantif/sektoral sesuat dengan prioritas masing-masing sektor. Prioritas Program Diklat 2013 Reformasi Birokrasi Kediklatan; . Peningatan kualitas pelaksamaan Diklat Teknis ‘yang berbasis pada kompetensi tea Peningkaian kualitas pelaksanaan Diklat Fang- sional_seiring pengembangan jenis.jabatan Diklat Kepemimpi- peningkatan sister manajemen mutu TSO 9001 +: 2008: 9 Mengembangkan diklat dengan metode e- searing, 10. Mengembangkan metode Joy Full Learsting. Fokus Program 2013 Standarisasi Kualitas Penyelenggaraan (ilar dai 1. Standarisasi kurikulusas 2, Standarisasi bahan ajar: 3. Standarisasi SDM Kediklatan (pengelola dan pengajarys 4. Standarisasi metode pembelajaran; 5, Standarisasisarana dap prasarana. Program Unggulan Badan Diklat Kedepan 1, Pengembangan Assesment Center 2, Distance Learning (e-Learning) 3. Workshop Perubahan Mindset Aparata 4, Diklat Luar Negeri Program Distance Learning 1, Diikuti oleh PNS yang berkualitas yang terse~ bar di seluruh wilayah Jawa Timur; 2. Diadakan dalam rangka untuk pemerataan kes- empatan mengiluti diklat yang belur tersen- tuk dillat karena berbagal alasan, antara. lain ‘kondisi tempat tugas didaerah terpencil sulit, transportasi, alasan anggaran, alasan sarana prasorana, dan alasan sibuk dengan tugas scha- risharis 3. Model pembelajaran dengan menggunakan media eknologi Komunikast dan informasi Khususnya internet, Perubahan Mind Set Aparatur 1 Diikuti oleh para Pejabat Struktural/Fungsional di Lingungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur 2, Dimaksudkan untuk membangun mindset aparatur i lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timor agar memiliki pola pikir, motivasi dan akap prilak yang tepat dalam mengem= ban amanah tugas untuk mensinergikan pola pikir dan pola tindak aparatar dalam men- dukung dan mensukseskan program-program Media Diklat VIL 2013. | ® pembangunan dan pelayanan publik yang telah Gicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur 3. Model ceramal oleh prahtisi yang berkompeten seperti, Mario eguh, Hermawan Kertajaya, Bob Sadino, Renald Kasali,Lilik Agung, dll. 4, Pelaksanaan tanggal 5 Desember 2013 Diklat Luar Negeri ‘Menjalin kerjasama dengan Lembags di Luar Negeri untuk penyelenggaraan diklat berbagai bi- dang, antara lain bieang Manajemen SDM, Pemer- intahan, MOT, TOG, Assessment, dl 1. Fremantle Fdueation Center, Western Aus- tralia 2. Kolej Damansara Utama, Malaysia 3. Civil Service Training Institute, Thailand 4 Givil Service College, Singapore DDL, Singapore —— ? + enn [0 | [ofa err sah he tema’ | [e |» Ee Taman [7 [= [> BSS ales Rrra PROGRAM DIKLAT 1 Reeigarnecane Ty | ao | [ton hertmnmai Racor Scat neh ee ee Y iiatooneditewir |i [a0 [a | erates eT =| fee ar] Sr DEAT 1 [pssttetein sa [> [oe | a [pare 2 [semen | [iw | om [ee «Pygmies [S| ort mustsit Pec pusstotentsn cat | [yo rn 2 | Big rseentaston 070 3 | Sieg teatro me 1 [eppecessmzne | [oe CSE | rar ts! sa sree Piet ® | Media Diklat VIII 2013 geo bs "Stunts a Program Diklat Tahun 2013 yang dilaksanakcen ‘oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Timur Pada tanggal 27 Desember 2002 Racian Pen didikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Timur telah ‘memperoleh akreditas) dan sertifikast dari Lema ga Adminitrasi Negara Republik Indonesia mela~ ui Keputusan Kepala LAN RE 741 A/IX/674/2002 dalam penyelenggaraan Diklat Prajabatan dan Diklat Kepemimpinan Tingkat TV, HII dan Il. Pada tanggal 28 September 2005 telah memperoleh Akreditasi den Sertifikasi ISO 9001:2000 untuk Sis- tem Manajemen Mutu Pendidikan dan Pelatihan, ‘Demikian sekilas Profil Badan Pendidikan dan Pelatthan Provinsi Jawa Timur yang telah dikun- jungi oleh para peserti Rapat Koordinasi Kepala Badan Diklat Selurub Indonesia. (Hosivsa) Artikel | @ @ © Implementasi Nilai-Nilai Budaya Organisasi Melalui Sosialisasi Budaya Organisasi ‘oleh: Yeti Rochaeti, M.Si Abstrak jungsi dari organisasi adalah untuk melayani kepentingan masyarakat Inas terutama dengan urusan- Prienseonenotn pest saa spe an eran na A 0 28 2009 tentang pelayanan publik dan peraturan emerintah No, 83 tahun 2010” Yang kenyataannya Ssampai saat int pelayanan publik dari pemerin(ah helum sepenuhnya dilaksanakan. Sostalisasi budaya or ganisasi merupakan perekat antara individu dan organisasi untuk berpartisipasi dalam organisasi seperti ‘yang dikuif oleh (Greenberg, 1995). Gibson (1994) memandang sosialisasi sebagai suatu aktivitas yang dilakukan oleh organisasi untuk mengintegrasikan tujtan organisasional mauypun individual. yang selan- jiutnya oleh Gibson disttikan dengan tiga wujud kebudayaan yaitu 5 1. Wajud kebudayaan sebagai suatu kompleksitas dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya: ‘masyarakat: dan 3. Wajud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya. mam Latar Belakang Peckembangan era globalisasi dalam bidang politikickonomi, imu pengetahuan dan teknologi ‘yang iengah melanda berbagai aspek kehidupan lintas sektoral dat inter-disipliner secara cepat dan turbulent menuntut perubaban smanajenen atau pun struktur organisast yang pada akhirnya akan ‘herdampak pula pada budaya organisasi, dan se- ‘baliknys, Namun, perubaban manajemen dan te strukturisasi tidak akan membawa hasil yang op- timal tanpa disertai adanya budaya yang kondusit tethadap perubahan tersebut. ‘Organisasi sebagai sistem yang terbuka, dapat dipandang sebagai homogeneous culture dan let- erogeneous yang menckankan pada proffesional dalam meningkatkan kinerja aparstur pemerin- taban dalam melaksanaken pekerjaannya, Sampai alam pemberian pelay a berita di media 2. Wajud kebudayaan sebagai suatu kompleksitas aktivitas kelakuan berpola dari manusta dalam dari pemerintah belum memadai, terkesan tertutup dan berbeli- belt misalnys dalam pembuatan IMB yung sill dilepangan banyaknya meja dan proseduc ‘yang harus dilalui oleh pemohon dan waktu yang belum menentu berapa lama masyarakat harus ‘mendapatkan haknya, Mengakibatkan pemohon using dan akhirnya mengambil jalan pintas untuk ‘menggunakan jasa “Calo” untuk menyelesaikanaya sehingga harus mengelnarkan kocek yang sangat mahal, Padahal slogan bertebaran dimana-mana bahwa “Rakyat adalah pihak yang dilayani lan aparatur pemerintah ditugasitan dan digaji untuk, ‘memberikan pelayanan prima kepada masyarakat™ (Pikiran Rakyat, 28 Novernber 2010) hal tersebut, ‘merupakan contoh kecil saja dari rendahnya kin- cerja yang dimiliki aparat pemerintahan dalam me- nyelesaikan pekerjeannya dan masitt banyak lagi kasus-kasus lain yang sering terjadi di tanah ait ini -misalnye pada waktu kita pergi ke kantor kecama- tan untuk mengurus KTP atat surat-surat penting lainnya, kadang Kita menemui sistem pelayanan yang lama, dengan alasan masih banyak pekerjaan lain yang lebih penting yang masih menumpuk, akan tetapi dengan Kita memberi statu stionulus harulah kita mendapatkan pelayanan yang kita in- sgnkan, Padahal fungsé dari organises pemerinta- ‘han itu tidak lain adalah untuk mielayani Kepentin~ ‘gan masyarakut luas, Kondisi tersebut memerlukan perhatian dari fihak-Ahak terkait untuk menjadi Media Diklat VIL 2013. | © kan aparat pemerintah sebagai abit: masyarakat yang bukan untuk mints dilayani tetapi bertugas Untuk me-layani masyaraket tanpa pamrih, Pembahasan i Pengertian Lmplementasi Nilai-nilai Budaya Organisast “Tinjauan Secara etimologi, implementasi be- rasal dari istilah bahasa Inggris “fo ionplement’, yang artinya pelaksanaan dan penetay ‘wisastta, 2008), Pengertian ini ‘oleh Hill and Hupe (2002:3 and Wildavsky (1984: secara pendek bali: “to implement” at mengimplement, an beracti “to pr the meats of out” atau: meny sarania untuk sanakan sesuat give practical seat ata fo complists, to fulfil produce, to complet ahkan Pressman and Wildavsky (1984axi) meng implementasi disam-ping se juga harus mempunyai sebuah ol bijakan. fadi pada dasarnya implementast ada~ Jah melaksanakan sesuatu datam lial ini kebija- kan yang dapat menimbulkan seswatw dampak tercapainya atau tidaknya sesuatu kebijakan dengan menggunakan sarana-sarana untuk melaksanakan kebijakan tersebut Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses di mana individu ditransformasikan pihak Ivar untuk herpactisipasi sebagai anggota organisast yang efetit (Greenberg, 1995). Gibson (1994) memandang sosialisasi sebagai suatu aktivitas ‘yang dilakukan oleh organisasi untuk mengin- tegrasikan tujuan organisasional maupua in- dividual, Dalam pengertian ini terdapat dua epentingan yaitu kepentingan organisasional dan kepentingan individual. Dengan kata lain, i dalam prosesnya, sosialisasi akan bethasl bila ada partisipast karyawan selain adanya dakungan organisasi yang bersangkutan, Sonialisasi mencakup kegiatan cli mana ang ® | Media Diklat VIII 2013 gota mempelajari setuk beluk organiiast verta bbagaimana mereka haruy berinteraksi dan berkomunikasi antaramggota organisasi intuk snjalankan seluruh aktivitas organisasi. Can ya, sosiasasi menyangkut dua_masalah yaita masalah makro dan_masalah_mikro, ‘Masalah makro berkaitan dengan. pekerjaan yang dihadapi karyawan, sedangkan masalah amikro lebih menyangkat pada kebijakan, struk- ‘tur dan budaya organisasi tian Budaya (stoner 1995:81), an bahwa: Budaya adalah gabur- asumsi, tingka lala, cerita, erbagai ide lain yang, sjadi satu untuk me- tukan apa arti men- anggota masyarakat rt pola Kebudayaan sangat luas sebab se- tingkeh Taku dan perbuatan, meneakup di Karena perasaan jugs mner- ‘ari fkiran. Kemudion Perucei F (dalam Tampubolon, 2004:184) fefnisikan budaya adalah segala sesuatu ‘yang dilalcukan, dipikirkan, dan diciptakan oleh ‘manusia dalam masyarakat, sertatermasuk ‘pengakumulasian sejarah dari abjek-objek atau perbuaian yang dilakukan sepanjang wakte Rerdasarkan pengertian distes maka da pat disimpulkan bahia budaya adalah segala sesuatu yang merupakan hasil pemikiran dan Kemudian dilakukan dalam kehidupannya baik sebagai individu maupun sebagai anggota dalam masyarakst. Hasil pemikiran: terscbut dapat berupa pengetahuan,kepercayaan, kes- cenian, nilai-nilai dan moral yang didapet dari fnteraksi manusia dengan lingkungannya batk fnteraksi terhadap alam maupun terhadap ma rusia lain dalam kehidupan bermasyarakat Budaya organisasi menurut Robbins (dalam ‘Tampaholon, 2004190) mengemukakan bbahwa budaya organisasi merupakan perekat sosial yang mengikst anggota-anggota organ ‘sasi secara bersema-sama melalui nilei-nila norma-horma standar yang jelas tentang apa yang dapat dan tidak dapat dilakuken dan di ‘kalakan oleh anggotanya (Robbins, 2002 dalam Komang Ardana, Ni Wayan Mujiati, Anak Agung Ayu Sriathi 2008170). Mennrut Koent- jaraningrat, budaya adalah “Keseluruhan sis- tem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dengan cara belaiar” sclanjutnya dinyacakann, bahwa kebudayaan memiliki tiga wujud yaitu: 1. Wajod kebudayaan sebagai saat komplek- sitay dart ide-ide, gagtsan, nilai-ni -ma-norma, peraturan dan sebugainy 2. Wajud kebudayoan sebagai suatt. kompll sits aktivitas kelakuan berpola dari mamusia dalam masyarakat , dan 3. Wujud Kebudayaan sebagai benda-benda hrasil karya manusia. ‘Ad, Wujud pertama adalah wujud idil dari kebudayaan yang sifatnya abstrak. tak dapat diraba atau difoto. Lokasinya ada di dalam alam pikiran dart warga masyarakat dimana Kebudayaan yang bersangkutan hidup, Kebu: dayaan idiil ini berfungsi sebagai adat istiadat yang mengatur, mengendalikan dan memberi rah kepada perilaku. dan perbuatan manusia dalam masyarakst, Dalam fungsinya ini, kebu- dayaan idil terdisi- dari beberapa lapisan, La- pisan pertama, yaitu dari yang paling “abstrekt” (misalnya sister nilai budaya); lapisan kedua, yang lebih “konkrit” yaitu norma-norma dan sistem hukum, Sedangkan lapisan ketiga beru- pa peraturan-peraturan_ khuisus mengenai ber bogai aktivitas sehari-hari dalam kehidapan organisasi, seperti aturan sopan santun, ‘Ad, Wajud keduu atau disebut sister sosial, terdiri dari aktivitas manusia yeng berinteraksi, herhubungan, bergaul berdasarkan pola tata laku tertenta. Wujud kedua ini lebih konkrit arena terjadi disckeliling kita schari-hari, diamati, difoto dan didokumentasikan, ‘Ad. Wajnd ketiga dari kebudayaan dise- but kebudayaan fisik, dan merupakan wud kebudayean fisik, dan merupakan wud kebu~ daysan yang paling konkerit, misalnya: candi- jana seperti ahit arkeologi swajud Rebudayaan ketigs ‘bahkan saling meng- u. isi dan saling berkait secara erat, kemudian pade bagian lain, menurut Koentjaraningrat kebudayasn dirumuskan sebagai Keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibi- asakannya dengan belajar, heserta keseluruhan dari hasil budi dan kenyataan itu. Luthans (dalam Lako, 2004:33), mengiden- tifikasi 6 karakteristilc penting di dalam budaya ‘onganisasi, Yat: 1. Observed lechavior regulation; yaitu apabila ‘para partisipan organisasisaling berinteraksi salu sama lain baik ituinteraksiantaranggota ‘organisasi maupuin interaks! antara anggota organiss! lain dengan orang-orang yang ber- hubungan dengan organisasi, maka mereka akan menggunakan bahasa,terminologi dan ritual yang sama yang berhubungan dengan rasa hormat dan cara bertindak. 2. Norma; yaitu standar-standar perilaku yang ada, mencakup pedoman tentang. berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan perboatan-perbuatan apa saja yang tidak boleh dilakukan, 3. Dominant value: yaitu ada seiumtal ila nilai tama yang organisasi anjurkan dan hharapan kepada anggota organisasi untuk ‘menyumbangkannya, Misalnya sbsensi yang rendah, efisiensi yang tinggi. 4. Philosophy; yaitu ada sejumlah kebija~ kan yang menyatakan keyakinen organ- isasi tentang bagaimana para pegawai dan masyarakat scbagai pelanggan diperiakukan, 5. Rules: yaitn ada sejumlah pedoman. pasti yong berkubungan dengan kemajoan atau cara berhubungan dalam orginisasi. Para peggawai baru harus mempelajari kata atau rules yang telah ade sehingga mereka dapat diterima sepenuhnya sebagai anggota bara dalam organisasi. 6. Organizational climate; yaitu ada sesuata perasaan yang dibawa oleh individu, cara anggota memperlaknisan dirinya mengha- Sept els Reragae Tula sys typora, yar mers aes Kon yamg era aed cat seb. Ketcroypan: ‘Freedora Tiowss mengelonpebian negara negara ct durua menial tga kaegor.yite ngara bebas (es eounry) dengan shor 2.5 sngara pura eb parte) dengan kr 305.0, da nega ak bes ( re) dengan ker 55.2.0, BAHAN DISKUSI 1. IDI (Indek Demokrasi Indonesia): yang terdiri dari 3 aspek yaitu kebebasan sipil, hak hak politik, em bbaga demokrasi. Indek Demikrasi Indonesia pada tahun 2010 mempunyai Indek keseluruban 63.17 atau turun dari tahun sebelumnya (2009). Mengapa demikian? Apakah masyarakat Indonesia secara ‘umum merasakan adanya kehidupan berdemokrasi yang kurang nyaman ? dan Apakah masyarakat Indonesia pedal? 2. IDA (indek Domokrasi Asia) : yang terdiei dari 2 aspek yaitu tingkat leberalisasi (otonomi dan kom- petensi) dan kesetaraan/equalisasi keberagaman dan solidaritas), dengan vareabel politik. ekonomi, & masyarakat sipil, dimana Indonesia mempunyai nilai naik dari 4,99 (2011) menjadi 5.27 (2012), berarti ada kemajuan dan perbaikan, Apa saja penyebabnya? Apakah masyarakat mulai dati kalangan ‘bawah sampai atas sudah merasakan? 3. ECONOMIST INTELGENCE UNIT (EIU): yang terdiri dari aspek pharalisme (proses pemil), fing: Si pemerintahan, partisipast politi, kultur politi, dan kehebssan sipil, dari total keseluruhan 6,33 (pada peringkat 60) yang masuk pada Demokrasi Rereatat (Fawel Democracy) atau | tingkat dibawah Demokrasi penuh (Full Democracy). Hebat bukan. Bagaimana pendapat masyakarat umum tentang, ddemokrasi Indonesia yang semakin baik? 4. INDEK KEBEBASAN ~ FREEDOM HOUSE (USA) : yang terdiri dari aspok hak politik dan kebeba- san sipil. Indonesia mempunyai total skor 2,3 dan masitk status Demokrasi Bebas (yang paling demik- ratis). Bagimana apakah masyakarat kita perlu berbangga dan senang dengan status Demokrasi Bebas tersebut? Referensi: Harlan Republika, “Janggal 1 Maret 2013 ® | Media Diklat VIII 2013 Bidik |@@®@ Rapat Koordinasi Program Diklat bagi Kepala Badan Diklat Provinsi Seluruh Indonesia Tahun 2013 Media Diklat VII 2013 | © OO @ @ | Artikel Masalah dan Solusi Pendidikan Di Indonesia oleh: $. Mulianingsih Abstrak ‘ualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Iluman Development Index), yaitu komposist dari peringkal pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per ‘kepala yang menunjukkan, hahyea indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun, Di aniara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-103 (1998), dan ke-109 1999, ‘Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendlidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dati 12 negara di Asia. Posis! Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu ‘hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia, Dan masih menurut surval dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia, Memasuki abad ke 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh, Kehebohan tersebut bul disebahkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena ke akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia, Perasan ini disebabkan karena beberapa, mendasare Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang globalisasi dirasakan ust dan, ‘majaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahia Indo berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dania terbuka sehiny ‘membandingkan kchidupan dengan negara lain. Yong kita rasakan sckarang adalah adanya ketertinggalan didalam muta pendidikai formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya many tuk pembangunan bangsa. Oleh karena ilu, kita seharusnya dapat meningkatkan sin Indomesia yang tidak alah ersaing dengan suraber daya manusia di negara: negara la Setelah kita amati, nampak jelas bahva masalah yang serius dalam peningkatan 1 Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik ‘maupun informal, Dan hal ilulah yang menyebabkan rendahnya mutw pendidikan penyediaan sumber daya memusia yang mempunyai Keahlian dan keterampilan untuk 1 ‘angunan bangse di berbagai bidang, ‘Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjulskan data Balitbang (2003) 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan du kategori'The Primary Years Program (PYP), Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya ‘kolak yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari SMA ternyata hanya tujuh sekolah saia yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori ‘ihe Diploma Program (DP). Penyebab rendahnya nmutu pendidikan di wal efehtfitas,efiiensi dan standardisasi pengafaran, Hal lersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada dimumnya, Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan ysitu: 3. Rendahnys sarama fsik, 2. Rendahaya kualitas guru, 3. Rendahnya kesejahteraun guru, 4, Rendahnya prestasisiswa, ® | Media Diklat VIII 2013 5. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidi kan, 6. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebu- tuhan, ‘Mahalnya biays pendidikan, Permasalahan-perimasalalian yang tersebut di ats akan menjadi Bahan bahasan dalam makalals yang berjudul Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia" ini. Rumusan Masalah Bagaimana ciri-cirt pendidikan di Indonesia? 2. Ragaimana knalitas pendicikan di Indonesia? 3. Apa saja yang menjadi penyebaly rendahnya Jaualitas pendidikan di Indonesia? 4. Bayaimana solusi yong dapat diberikan dari ‘permasalahan-permasalahan pendlidlikan «i Tn donesia? “Tujuan Penulisan fendeskripsikan ‘ciri-ciri pendidikan di Indo- dskripsikan kualitas pendidikan di Indo- hal-hal yang menjadi pe- jalanya.mutu pendidikan ci Indone- tas pendidiksan di Indonesia, fan sebagai acuan dalam mengajar peserta didiknya dapat berprestasi ik climasa yang akan datang. fsa dijadikan sebagai baban kajian_belajar dalam rangka meningkatkan prestasi diri pada Khususnya dan meningkatkan kualitas pencid kan pada umumnya, Giri-ciri Pendidikan di Indonesia Cara melaksanakan pendidikan di Tndonesia sudah tentu tidak terlepas dari tujuan pendidikan Gi Indonesia, sebab pendidikan Indonesia yang di- ‘maksud di sini ialah pendidikkan yang dilakukan di bumi Indonesia untuk kepentingan bangsa Indo resin Aspek ketulianan sudah dikembangkan dengan banyak cara seperti melalui pendidikan-pendidi- ‘kan agame di sekolah maupan di perguruan tinggi, ‘melalui ceramah-ceramah agama di: masyarskat, melalui Kehidupan beragama di asrama-asraina, lewat mimbar-mimbar agama dan ketuhanan ai ‘elovisi, melalui radio, surat kabar dan sebagainya. Bahan-bahan yang discrap melalui media ite akan berintegrasi dalam rohani para siswa/mahasiswa, Pengembangan pikiran sebagian besar dilaksa- kan di sekolah sekolah atau perguruan-pergura an tinggi melalui bidang stadi-bidang studi yang mereka pelajari. Pikiran para siswa/mahasiswa diasah melalui pemecahan soal-soal, pemecahan berbagai masalah, menganalisis sesuatu serta me- nyimpulkannya Kualitas Pendidikan di Indonesia Seperti yang telah kita letahui, kualitas pen- idikan di Indonesia sernakin memburuk. Hal ini ‘erbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan nmu- rid-muridnya, Guru-guru tentuva punya harapan terpendam yang tidak dapat mereka sampaikan ke pada siswanya. Memang, guru-gura saat ini kurang Kompeten. Banyak orang yang menjadi gurt kare- na tidak diterima di jurwsan Iain atau Kekurangen dana. Kecuali guru-garu lama yang sudah lama mendedikasikan dirinyt menjadi guru, Selain ber pengalaman mengajar murid, mereka _meniliki pengalaman yang dalam mengenai pelajaran yang ‘mereka ajarkan, Belum lagi masalals gai guru, Jka fenomena ini dibiarkan berlanjut, tidak Jama lagi endidikan di Indonesia akan hancur mengingst banyak gura-guru berpengalaman yang pensitin, Sarana pembelajaran juga turut menjadi fak- tor semakin terpuruknya pendidikan di Indonesia, ‘terutama bagi penduduk di daerah terbelakang. Namun, bagi penduduk di dacrah terbelakang tersebut, yang terpenting adalah ilmu terapan yang denarcbenar dipakai buat hidup dan kerja, Ada banyak masalah yang menyebabkan mereka tidak belajar seeara normal seperti kebanyakan siswa pada umumnya, antara lain guru dan sckolah. “Pendidikan ini menjadi tangguna jawab pemerintah sepenubnya,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyeno usai rapat kabinet terbatas di Gedung Depdiknas, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (12/3/2007). Presiden memaparkan behetapa langkah yang Media Diklat VIL 2013. | @ akan dilakukan oleh pemerintah dalam rangka ‘meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, antara lain yaitu: 1. Langkah pertama yang akan dilakukan peme- fntah, yakni meningkatkan akses terhadap ‘masyarakat untuk bisa menikmati pendidikan di ‘Indonesia, Tolak ukurnya dari angka partisipasi. 2 Langkah kedua, menghilangkan ketidakme- rataan dalam akses pendidtkan, seperti ketidak- ‘merataan di desa dan kota, sertajencler. 3. Langkah ketigas meningkatkan mutu pendidi kan dengan meningkatkan kualifikasi gure dan osen, sertit meningkatkan nilal rata-rata kelu- JTusan dalam ujian nasional. 4 Langkah keempat, pemerintah akan menambab, jumlah jenis pendidikan di bidang komapetenst atau protest sekolah kejuruan, Untuk menyi-ap- ‘kan tenaga siap pakai yang dibutuhkan. 5. Langkah kelima, pemerintah berencana mem- un infrastruktur seperti menambah junlah ter dan perpastakaan di sekolab-sekolah, Keenam, pemerintah juga meningkat jaran_pendidikan. Untuk tahun ni di Rpt tolien, ‘Ketuju, adalah penggunaan teknologi si dalam aplikasi pendidikan. th terakiir, pembiayaan bagi masyarakat ‘maskin untuk bisa menikmati fasilitas pendigi- an, Penyebab Rendal alitas Pendidikan di Indonesia Di bawoh ini akan diuraikan beberapa penyeba rendahnya kalitas pendidikan i Indonesia secara umum, yaitu 1. Bfektifitas Pendidikan di Indonesia Pendidikan yang. efektif adalah suatu pen~ digikan yang memungkinkan peserta didik un- luk dapat belajar dengan mudah, menyenang ‘kan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan ‘yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer) dituntut uuniuk dapat meningkatkan keefekiifan pemb- lajaran agar pembelajaran tersebut dapat ber- guna. ‘Ffcktifitas penctidikan di Indonesia sangat rendab. Setelah praktisi pendidikan melakukant penelitian dan survey ke lapangan, salab satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pen- didikan yang elas sebelm kegialan pembelaja ® | Media Diklat VIII 2013 san dilaksanakan. Hal ini menyebabkean peserta Gidik dan pendidik tidak tahu “goal” apa yang akan dihasilkan schingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan, Jelas hal ini merupakan masalah terpenting jika kita menginginkan elektiftes peogajaran, Bagaimana mungkin tujuan akan tercapai jika kita tidak tah apa tujuan kita Selama ini, banyak pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal dinilai hanya menjadi formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak perduli bagaimana hasil pembelajaran formal tersebut, yang ter- penting adalah telaly melaksanakan pendicikan i jenjang yang tinggi dan dapat dianggap hebat olch masyarakat. Anggapan seperti ita jugalah yang menyebablaan efektiftas pengajaran di Indonesia sangat rendah, Setiap orang, mem- punyai kelebiban dibidangnys masing-masing dan diharapkan dapat mengambil pendidikaan sesuai bakat dan minatnya bukan hanya wntak, ianggap hebat oleh orang lain. slam pendidikan di sekolah menegaly mis- seseorang yang mempunyai kelebihan ing sosial dan dipaksa mengikuti program studi IPA akan menghasiikan efektifitas pen- gajaran yang lebih rendah jika dibandingkan peserta digik yang mengikuti program studi yang sesuai dengan bakat dan minatnya, Hal- thal sepetiitulah yang banyak terjadi di Indome- sia. Dan sayangnya masalah gengsi tidak kalah pentingnya dalam menyebabkan. rendahnya efektiftas pendidikan di Indonesia, .Hfisiens Pengajaran Di Indonesia Rlisien adalah bagaimana -menghasitka cfektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih ‘murah: Dalam proses pendidikan akan jaub lebih baik jika kita memperbitungkan un- tuk memperoich hasil yang baik tanpa melupa- kan proses yang baile pula, Hal-hal itt jugelah yang kurang jika kita ihat pendidikan di Indo- nesia, Kita kurang mempertimbangkan pros esnya, hanya bagaimana dapat meraih standar hhasil yang telah disepakati, Beberapa masalah efisiensi pengajaran di indonesia adalah mahalnya biaya pendidlckan, waka yang digunakan dalam proses pend kan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang me nyebabkan Kurang efisiennya proses pendidi kan di Indonesia. Yang juga berpengaruh dalam

You might also like