Professional Documents
Culture Documents
Fungsi DPRD
Fungsi DPRD
da l a m
kar an
g
lin DAERAH
PENGELOLAAN KEUANGAN
1
Sinopsis
Gagasan yang dituangkan dalam buku ini menggunakan pendekatan
perpaduan harmonis tiga paradigma, yakni dimensi yuridis, pragmatis,
dan teoretis. Mengedepankan harmonisasi ketiga paradigma tersebut
tidaklah mudah. Hal ini disebabkan oleh: (1) peraturan perundang-
undangan, sebagai wujud paradigma yuridis, belum stabil bahkan
membingungkan; (2) praktik pemeriksaan di sektor pemerintahan
belum bergerak berdasarkan sistem yang sempurna; (3) minimnya
teori pemeriksaan di lingkungan pemerintahan. Ketiga hal tersebut
semakin mendorong tekad para penulis untuk membahasnya
seoptimal mungkin tanpa harus mencederai paradigma yang ada.
LEGISLASI
1. Peran Pemerintah dalam
Membentuk PERDA Pertanggungjawaban dan
Penetapan Perda
bersama kepala daerah 2. Peran Pihak Berwenang
2. Legal Drafting
Membahas dan menyetujui
rancangan APBD bersama
kepala daerah
1. Sistem Perencanaan Pembangunan FUNGSI DPRD
2. Penyusunan APBD
Pasal 2 PP 16 Tahun 2010
3. Keuangan DPRD
PENGAWASAN
Mengawasi pelaksanaan
PERDA dan APBD
1. Peran BPK terhadap Pertanggungjawaban
1. Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Pemerintahan daerah
Pelaksanaan APBD 2. Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan dan Akuntansi
2. Peran Masyarakat dalam Pengawasan Keuangan Daerah
Penyelenggaraan Pemerintahan 3. Mekanisme Penyampaian LHP BPK
4. Mekanisme Pembahasan dan Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan BPK
5. Pembahasan LKPJ
Perjalanan Ketentuan Peraturan Keuangan Daerah
<99 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
UU 22/ 99 UU 17/03
UU 25/ 99 UU 01/04
UU 15/04
UU 25/04
UU 32/04
UU 33/04
PP 105/00 PP 24/05
PP 58/05
KepMDN PerMDN
29/02 13/06
PerMDN
59/07
Perjalanan Ketentuan Peraturan Keuangan DPRD
UU 25/99
Sekretariat DPRD
KEKUASAAN ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
(Pasal 6 UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara)
Pasal 6
(1) Presiden Selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan Negara
sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan
(2) PRESIDEN
DISERAHKAN (c)
EKSEKUTIF LEGISLATIF
APBD
SISTEM MANAJEMEN
KEUANGAN DAERAH
SISTEM MANAJEMEN KEUANGAN
APBD
SISTEM
PERENCANAAN SISTEM
DAN PELAKSANAAN
PENGANGGARAN ANGGARAN
SISTEM
Pertanggung PENGAWASAN BUKTI
jawaban & TRANSAKSI
PENGENDALIAN
SISTEM
SISTEM
PERTANGGUNG
AKUNTANSI
JAWABAN
KEUANGAN
KEUANGAN
DAERAH
DAERAH
Laporan
LHP Keuangan
PEMERIKSAAN &
TINDAK LANJUT
HASIL PEMERIKSAAN
DISIPLIN ANGGARAN
• Jumlah
Pasal 3 (3) UU 1 Tahun 2004
Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang berakibat pengeluaran atas beban
APBN/APBD jika anggaran untuk membiayai pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak
cukup tersedia. Pengecualiannya pada pasal 28 (4) UU 17 tahun 2003.
Waktu
Pasal 11 UU 1 Tahun 2004
Tahun anggaran meliputi masa satu tahun mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31
Desember.
Mekanisme
Pasal 13(2) UU 1 Tahun 2004
Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dilakukan melalui Rekening Kas Umum Daerah.
Pasal 16 ayat (2), (3), dan (4)
Penerimaan harus disetor seluruhnya ke Kas Negara/Daerah pada waktunya yang
selanjutnya diatur dalam peraturan pemerintah.
Penerimaan kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah tidak boleh
digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran.
Penerimaan berupa komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh negara/daerah adalah hak negara/daerah.
KONDISI DARURAT
PASAL 28 (4) UU 17/ 2003
AKUNTANSI
KEUANGAN
DAERAH
5 TH
20 TH 1 TH
PERDA
M RPJM DAERAH M
PERDA U PENJABARAN U RKP DAERAH
S RPJP S
RPJP R R
Arah Kebijakan Rancangan
DAERAH E Keuangan Daerah E Kerangka Ekonomi
N Strategi N Daerah
VISI B Pembangunan B
A Daerah
A Prioritas
MISI N Kebijakan Umum N
Pembangunan
Daerah
G
ARAH D Program Kerja
G
PEMBANGUNA D Rencana Kerja dan
N A A Pendanaan
Rencana Kerja
(Kerangka Regulasi)
Rencana Kerja
(Kerangka
Pendanaan)
RPJPD APBD
RKA RAPBD
Implementasi
JADWAL PENGANGGARAN
NO JENIS KEGIATAN WAKTU
1 Pelaksanaan Musrenbangda Tahunan dalam Rangka Penyusunan RKPD s/d Maret
2 Penyusunan Kebijakan Umum APBD Periode Maret s.d Medio
Juni
3 Penyampaian Kebijakan Umum APBD kpd DPRD Medio Juni
4 Pembahasan Kebijakan Umum APBD, PPAS dgn DPRD
5 Penyusunan RKA SKPD
6 Pembahasan RKA SKPD dgn DPRD Periode Medio Juni s.d
7 Penyampaian dan Evaluasi RKA SKPD oleh Tim Anggaran Eksekutif Daerah Minggu I Oktober
8 Penyusunan Raperda APBD & Raper KDH ttg Penjabaran APBD & Dok. Pendukung
9 Penyebarluasan Raperda ttg APBD kpd masyarakat
10 Pengajuan Raperda tentang APBD kpd DPRD disertai Penjelasan & Dok. Pendukung Minggu I Oktober
PENDAPATAN BELANJA
SURPLUS DEFISIT
PEMBIAYAAN
POS BELANJA
POS BELANJA
1. BARANG & JASA
1. PEGAWAI 2. PEMELIHARAAN
2. PERJALANAN DINAS 3. MODAL BANTUAN
JELAS + PASTI
WAKTU
Anggaran
Kas
DOK DOK
PENGAJUAN PENGAJUAN
APBD SPD SPD
SPP SPP
DPA
Kegiatan
SPM SPM
tagihan SP2D
SP2D
UANG UANG
LENGKAP SAH
Buku
Register
• Kumpulan • Laporan Perhitungan
Rekening APBD
(Ringkasan dan
• Rincian) • Nota Perhitungan APBD
Bukti
Penerimaan • Laporan Aliran Kas
Kas • Buku Jurnal
Penerimaan Kas
• Neraca Daerah
• Bukti
Pengeluaran • Buku Jurnal
Kas Pengeluaran Kas
BPK
LK
P
LH
LH
P
LEMBAGA
PEMERINTAH Pertanggungjawaban PERWAKILAN
Pelaksanaan Anggaran
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara
independen, obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran,
kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara. (Pasal 1 Angka 1 UU 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara)
PEMERIKSAAN DENGAN
PEMERIKSAAN KEUANGAN PEMERIKSAAN KINERJA
TUJUAN TERTENTU
TEMUAN, SIMPULAN,
OPINI SIMPULAN
REKOMENDASI
PERENCANAAN
DAN WAJAR, EFEKTIF, EFISIEN,
PENGANGGARAN
EKONOMIS, TAAT ATURAN
AKUNTABEL
TRANSAKSI
MANAJERIAL
PERTANGGUNG- PEMERIKSAAN TINDAK
JAWABAN LANJUT
LEGAL
• Tanggapan Laporan
PERAN • Penyediaan dan
Rencana
Pelaksanaan
Tindak lanjut
PIHAK
TERPERIKSA Data dan Perbaikan
• Penyusunan
(AUDITEE)
Dalam Informasi Rencana
Aksi
TAHAPAN
PEMERIKSAAN Tindak lanjut
36
OPINI Penjelasan Pasal 16 UU 15 Tahun
2004
WAJAR TANPA
PENGECUALIAN
WAJAR DENGAN
PENGECUALIAN
TIDAK WAJAR
MENOLAK
MEMBERIKAN
PENDAPAT
37
WAJAR BUKAN BENAR
OPINI
PEMERIKSA TIDAK
MELAKUKAN PEMERIKSAAN SAMPLE
ATAS SEMUA TRANSAKSI
KEPUTUSAN PEMERIKSA
BERORIENTASI PADA HAL MATERIALITAS
YANG SIGNIFIKAN
Hasil Pemeriksaan BPK
Kerugian Daerah
(870 kasus)
Kelemahan Struktur
Pengendalian Internal Potensi Kerugian
(302 kasus) Daerah
(233 kasus)
Kepatuhan Kekurangan
Kelemahan Sistem terhadap Penerimaan
Sistem Pengendalian
Pelaksanaan Anggaran Pengendalian Ketentuan (572 kasus)
(522 kasus) Intern Peraturan
perundang-
undangan Administrasi
(981 kasus)
Kelemahan dalam
Sistem Pengendalian
Akuntansi & Pelaporan
(825 kasus) Ketidakhematan/
Pemborosan
(121 kasus)
Ketidak Efektivan
(206 kasus)
Sistem Pengendalian Intern
1. 473 kasus pencatatan tidak/belum 1. 162 kasus perencanaan kegiatan tidak 1. 106 kasus entitas tidak memiliki
dilakukan atau tidak akurat. memadai. SOP yang formal untuk suatu
2. 206 kasus proses penyusunan 2. 62 kasus mekanisme pemungutan, prosedur atau keseluruhan
laporan tidak sesuai ketentuan. penyetoran dan pelaporan serta
prosedur .
3. 20 kasus entitas terlambat penggunaan penerimaan daerah dan
hibah tidak sesuai dengan ketentuan . 2. 169 kasus SOP yang ada pada
menyampaikan laporan.
4. 105 kasus sistem informasi akuntansi 3. 173 kasus penyimpangan terhadap entitas tidak berjalan secara
dan pelaporan tidak memadai . peraturan perundang-undangan optimal atau tidak ditaati.
5. 17 kasus sistem informasi akuntansi bidang teknis tertentu/atau ketentuan 3. 2 kasus entitas tidak memiliki
dan pelaporan belum didukung SDM intern organisasi yang diperiksa satuan pengawas intern.
yang memadai . tentang pendapatan dan belanja 4. 16 kasus satuan pengawas intern
6. 4 kasus lain-lain kelemahan sistem 4. 34 kasus pelaksanaan belanja di luar yang ada tidak memadai atau
pengendalian akuntansi dan mekanisme APBD . tidak berjalan optimal .
pelaporan. 5. 48 kasus penetapan/pelaksanaan
5. 5 kasus tidak ada pemisahan tugas
kebijakan tidak tepat atau belum
dilakukan berakibat hilangnya potensi
dan fungsi yang memadai
penerimaan/pendapatan. 6. 4 kasus lain-lain kelemahan
6. 36 kasus penetapan/pelaksanaan struktur pengendalian intern.
kebijakan tidak tepat atau belum
dilakukan berakibat peningkatan
biaya/belanja .
7. 7 kasus lain-lain kelemahan sistem
pengendalian pelaksanaan anggaran
pendapatan dan belanja
Kepatuhan terhadap Ketentuan Peraturan
perundang-undangan
Temuan DPR
Pemeriksaan Diberitahukan
Pengawasan
Pemantauan BPK
Pasal
23E Rekomendasi
ayat (3)
UUD
1945
Rekomendasi
Pemeriksaan Pasal 20 Tidak
Ditindak
ayat (1) Ditindak
lanjuti
lanjuti
Pihak
Berwenang
a. Menerima LHP BPK
Entitas b. Menindaklanjuti Hasil Pemeriksaan BPK
Terperiksa c. Menyampaikan Jawaban atas Tindak Lanjut
HP BPK
(2)
Kewajiban DPR/DPRD meminta penjelasan BPK dalam
DPR/DPRD rangka menindak lanjuti hasil pemeriksaan
(Ps 21)
(3)
DPR/DPRD dapat meminta BPK untuk
melakukan pem lanjutan
(4)
DPR/DPRD dapat meminta pemerintah untuk
menindak lanjuti hasil pemeriksaan BPK.
Pemantauan Tindak Lanjut LHP BPK
Temuan Informasi
Temuan Pemeriksaan Temuan Pemeriksaan Kerugian Negara/ Daerah
Pemeriksaan (mengandung (kerugian
dari entitas
(Umum) unsur pidana) negara/daerah)
a. Pemantauan Tindak a. Penyampaian kepada a. Pemantauan
Lanjut LHP BPK penegak hukum penyelesaian kerugian
negara Kerugian
b. Pertemuan Konsultasi b. Permintaan
Negara
dengan DPRD sesuai Perkembangan tindak b. Proses tuntutan ganti
MoU (Optional) lanjut laporan BPK rugi terhadap
kepada penegak bendahara melalui
c. Pertemuan Konsultasi
hukum majelis TGR BPK
dengan Pemerintah
melalui Inspektorat c. Permintaan
untuk mwmbahas perhitungan kerugian
penyelesaian tindak negara
lanjut LHP BPK d. Pemberian keterangan
d. Permintaan aparat ahli
penegak hukum
mengenai informasi
perkembangan tindak
lanjut LHP BPK
e. Proses penuntutan
terhadap pejabat yang
tidak menindaklanjuti
LHP BPK
Membuat
Kebijakan/Instruksi Inisiatif UU
Mengerti Cukup
Baru
Serahkan ke
berwenang
BACK
Tidak Cukup
MEKANISME PEMBAHASAN TINDAK LANJUT LHP BPK
BPK DPR Panitia Tindak Lanjut KOMISI
Ps 113 (1) a
Membahas dan
menetapkan langkah
Menyampaikan hasil
tindak lanjut
telaahan dan usulan
kepada komisi Ps 96 ayat
(4),(5),(6)
Ps 113 (1) b
Memproses hasil
pembahasan dan
ketetapan tindak lanjut
Ps 113 (1) c
Memberikan masukan
Saran DPR kepada BPK
Ps 113 (1) d
MEKANISME PENELAAHAN LHP BPK
LHP BPK
Apakah perlu
diklasifikasi ya Lakukan permintaan
Apakah LHP ya dengan
penjelasan dengan
dapat pemerintah
dimengerti atau pejabat pejabat terkai dan
terkait dan atau BPK
atau BPK
tidak
Ps 113 (2)
tidak
Lakukan konsultasi
dengan BPK Tetapkan Simpulan ya tidak
Apakah
dan Usulan ke cukup
Komisi
Ps 113 (3)
Apakah
hasil
konsultasi
jelas
tidak
BPK AUDITEE DPR/D
Jawaban/
laporan
pelaksanaan
tindak lanjut
ya
Hasil Pembahasan
Lakukan tindak lanjut
53
ALUR PIKIR PENATAAN PENGELOLAAN KEUANGAN MENUJU OPINI WTP
I M PLE M E N TAS I
TITIK KRITIS :
55
TERIMA KASIH