You are on page 1of 8

pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864

http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

AKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK ETANOL KULIT PETAI (Parkia


speciosa Hassk.) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)

Nabila Noviyani1, Gusti Ayu Rai Saputri2*, Nofita3

1,2,3
Program Studi Farmasi, Fakultlas Ilmu Kesehatan, Universitas Malahayati
Bandar Lampung
*)
Email Korespondensi: gustiayu340@gmail.com
_________________________________________________________________

Abstract: Antihyperurisemia Activity Of Petai (Parkia speciosa Hassk.) Skin


Ethanol Extract Against White Mouse (Mus musculus). Hyperuricemia or uric
acid is the end product (excretion) in the body of purine metabolism. This study
aims to determine the antihyperuricemic activity of the ethanol extract of petai peel
using maceration. The maceration method is more effective because it does not use
heating so that the thermolabile compounds to be taken are not decomposed or
damaged. Petai peel has flavonoid compounds that can overcome
antihyperuricemia. The test animals used in this study were white male mice.
Judging from the decrease in blood uric acid levels in mice with the induction of
potassium oxanate at a dose of 250 mg/kgBB, 30 mice were divided into 6 groups.
Normal group (No treatment) negative control (Na CMC 0.5%) positive control
(Allopurinol 10 mg/kgBW) Treatment I (Extract 75 mg/kgBW) Treatment II (Extract
150 mg/kgBW) Treatment III (Extract 300 mg /kgBB). The parameters seen were
uric acid levels which were measured using the POCT (Point of Care Test) method
and were analyzed using the Repeated Measure Anova and the LSD (least
Significance Different) further test. The results showed that the treatment group at
a dose of 150-300 mg/kgBW could reduce uric acid in mice and the best dose in
reducing uric acid levels in mice was a dose of 300 mg/kgBW with a percentage
reduction of 38%.
Keywords: : Antihyperuricemia, Petai peel (Parkia speciosa Hassk.), flavonoids

Abstrak: Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Kulit Petai (Parkia


speciosa Hassk.) Terhadap Mencit Putih (Mus musculus). Hiperurisemia atau
asam urat merupakan produk akhir (eksresi) dalam tubuh dari metabolisme purin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antihiperurisemia dari ekstrak
etanol kulit petai menggunakan maserasi. Metode maserasi lebih efektif karena
tidak menggunakan pemanasan sehingga senyawa yang bersifat termolabil yang
akan diambil tidak terurai atau rusak. Kulit petai memiliki senyawa flavonoid yang
dapat mengatasi antihiperurisemia. Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini
adalah mencit putih jantan. Ditinjau dari penurunan kadar darah asam urat mencit
dengan induksi Kalium oksanat dosis 250 mg/kgBB dilakukan pada 30 mencit yang
dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok normal (Tidak ada perlakuan) kontrol negatif
(Na CMC 0,5%) kontrol positif (Allopurinol 10 mg/kgBB) Perlakuan I (Ekstrak 75
mg/kgBB) Perlakuan II (Ekstrak 150 mg/kgBB) Perlakuan III (Ekstrak 300
mg/kgBB). Parameter yang dilihat adalah kadar asam urat yang diukur dengan
menggunakan metode POCT (Point of Care Test) serta dianalisis menggunakan
Repeated Measure Anova dan uji lanjut LSD (least Significance Different). Hasil
penelitian menunjukan kelompok perlakuan dosis 150-300 mg/kgBB dapat
menurunkan asam urat pada mencit dan dosis yang paling baik dalam menurunkan
kadar asam urat mencit adalah dosis 150 mg/kgBB dengan persen penurunan 39%.
Kata Kunci: Antihiperurisemia, Kulit petai (Parkia speciosa Hassk.), flavonoid

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 3, Maret 2023 1590
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

PENDAHULUAN juga berpengaruh terhadap pengeluaran


Gangguan metabolisme purin asam urat (Dwitiyanti, 2019)
merupakan salah satu penyebab Penurunan kadar asam urat atau
penyakit degeneratif yaitu hiperurisemia antihiperurisemia dapat dilakukan
(Asam urat). Asam urat dapat dengan mengurangi produksi asam urat
diklasifikasikan sebagai penyakit meningkatkan eksresi asam urat oleh
degeneratif, yang sering terjadi pada ginjal (Maiuolo et al., 2016). Umumnya
peria berusia 40 tahun (Putra et upaya pengobatan hiperurisemia
al.,2011). Prevalensi hiperurisemia menggunakan obat sintetik seperti
(Asam urat) pada saat ini mengalami allopurinol dan obat lainnya termasuk
peningkatan diseluruh dunia dan di obat tradisional. Salah satu jenis
Indonesia (Hardian dkk., 2014). tanaman yang berkhasiat sebagai obat
Indonesia diketahui memiliki tingkat adalah petai (Parkia speciosa Hassk.)
prevalensi penyakit gout mencapai 6- (Verawaty & Dhea, 2018).
13,6/100.000 orang, Dan terus Berdasarkan CNN Indonesia,
mengalami peningkatan seiring dengan Jakarta 2021. Air rebusan kulit petai
meningkatnya usia (Madyawati dkk., mampu menangani asam urat. Ahli gizi,
2021). Saptawati Bardosono mengatakan, kulit
Berdasarkan hasil studi petai mengandung senyawa tanin yang
pendahuluan yang dilakukan di akan menurukan kadar asam urat.
Puskesmas Mancur Batu didapat jumlah Petai (Parkia speciosa Hassk.)
lansia umur 60-65 ke atas sebanyak merupakan tanaman yang umum
6.949 orang, pada bulan Agustus 2019 ditanam dan dikonsumsi di Asia
sampai januari 2020 sebanyak 140 Tenggara, khususnya Indonesia,
orang yang diperoleh dari Puskesmas Malaysia, Thailand. Petai memiliki
Mancur Batu (Anggi, 2020). Di Indonesia khasiat sebagai antioksidan, baik pada
penyakit ini sering terjadi pada usia biji maupun kulit petai yang merupakan
dibawah 34 tahun sebesar 32% dan kategori limbah. Biji petai diketahui
diatas usia 34 tahun sebesar 68% memiliki khasiat untuk mengobati
(Zuriati dan Melti, 2020). penyakit liver, edema, radang ginjal,
Hiperurisemia atau asam urat diabetes, kanker, kolera dan cacingan.
merupakan produk akhir (eksresi) dalam Selain berpotensi sebagai antidiabetes,
tubuh dari metabolisme purin. Asam biji dan kulit petai diketahui
urat yang diproduksi oleh tubuh mengandung senyawa fenolik yang
merupakan asam urat endogen dan berfungsi sebagai antioksidan (Yuser
asam urat yang berasal dari makanan M.A, 2014).
yaitu asam urat eksogen. Sekitar 80- Kulit petai yang merupakan
85% asam urat diproduksi oleh tubuh, kategori limbah ternyata memiliki
sedangkan sisanya berasal dari kandungan yaitu senyawa alkaloid,
makanan. Perlu diketahui, kadar asam saponin, tanin dan flavonoid (Fajrin dan
urat normal wanita dewasa 2,5-5,7 Susila, 2019). Flavonoid dapat diketahui
mg/dl pria dewasa 3,4-7,0 mg/dl dan menurunkan kadar asam lemak dengan
anak-anak 2,8-4,0 mg/dl (Lingga, menghambat aktivitas enzim xantin
2012). oksidase (Roumeliatis et al., 2019).
Penumpukan asam urat didalam Penelitian senyawa bioaktifnya
tubuh dapat terjadi akibat akumulasi pada kulit petai (Parkia speciosa Hassk.)
asam urat yang meningkat dalam tubuh masih jarang dilakukan, sehingga pada
secara berkelanjutan, kemudian penelitan ini dilakukan pengujian
membentuk kristal urat yang ujungnya aktivitas antihiperurisemia ektrak etanol
tajam seprti jarum. Salah satu faktor kulit petai terhadap mencit putih jantan
penyebab hiperurisemia atau asam urat, (Mus muskulus) terinduksi asam urat
seperti konsumsi lemak, margarin, dengan menggunakan kalium oksanat
santan, mentega, dan beberapa buah- dan jus hati ayam.
buahan yang diketahui mengdung kadar
lemak yang tinggi (durian dan alpukat)

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 3, Maret 2023 1591
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

METODE ditutup dan dibiarkan selama 5 hari


Penelitian ini dilakukan pada Maret ditempat yang terlindung cahaya sambil
2022. Pelaksanaan ekstraksi di lakukan berulang-ulang diaduk. Kemudian
di Laboratorium biologi, skrining di rendaman ekstrak disaring dan
Laboratorium kimia dan pengujian dilanjutkan proses evaporasi. Hasil
antihiperurisemia dilakukan di maserasi kulit petai dikentalkan dengan
Laboratorium zoologi FMIPA Universitas menggunakan rotary evaporator pada
Lampung. suhu 50°C. kemudian hasil ekstrak di
Alat yang digunakan adalah botol oven dengan suhu 40-50°C Hasil ekstrak
minum mencit, sonde (alat untuk berupa ekstrak pasta, berwarna coklat
membantu memasukkan ekstrak secara tua, dan berbau khas diambil dan
oral), spuit, gunting bedah, batang diletakan dalam wadah.
pengaduk, water bath, timbangan, alat- Ekstrak kental kemudian diuji
alat gelas, rotary evaporator, blender, skrining fitokimia, meliputi pemeriksaan
ayakan, timbangan elektrik, kandang flavonoid, saponin dan alkaloid. Setelah
plastik, alat pengukur kadar asam urat itu pembuatan suspensi Na-CMC 1% b/v
(Multicheck), test strip uric acid dengan cara itimbang Na-CMC sebanyak
(Multicheck). 1 gram, kemudian dimasukan sedikit
Bahan yang digunakan adalah kedalam air suling yang telah
ekstrak etanol kulit petai (Parkia dipanaskan, sambal diaduk dengan
speciosa Hassk.), kalium oksanoat, hati menggunakan pengaduk elektrik hingga
ayam, Na-CMC, Allopurinol, aquadest, terbentuk larutan yang homogen,
etanol (70%), HCl, NaCl, serbuk Mg, dicukupkan volumenya hingga 100 ml.
kloroform, pereaksi dragendroff, amonia Pembuatan Suspensi Allopurinol dengan
25%, kloroform, dan mencit putih jantan menimbang tablet allopurinol yang telah
(Mus musculus) berumur 3-4 bulan digerus setara 10 mg/kgBB, lalu
dengan bobo tantara 20-30 gram. disuspensikan dengan larutan Na-CMC,
Populasi pada penelitian ini adalah sedikit demi sedikit sambal diaduk dan
kulit petai (Parkia speciosa Hassk.) yang dicukupkan volumenya hingga 100 ml.
diperoleh dari Pasar Tugu di Daerah Pembuatan Larutan Ekstrak dengan cara
Bandar Lampung. Sampel dari penelitian ditimbang sebanyak yang dibutuhkan
ini adalah kulit petai (Parkia speciosa sesuai dengan berat badan mencit dan
Hassk.) jenis kacang yang sudah tua dosis, kemudian dilarutkan
dengan ukuran sekitar 20 cm yang menggunakan larutan Na-CMC sesuai
setiap buahnya hanya mengandung 10- dengan yang dibutuhkan.
12 biji. Perlakuan Hewan Uji, yaitu hewan
Kulit petai sebanyak 6 kg yang uji sebanyak 30 ekor dibagi secara acak
sudah diambil dicuci kemudian dipotong menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok
tipis-tipis dan dikeringkan hingga kering Normal, kelompok kontrol negatif,
sempurna menjadi simplisia. kelompok kontrol positif, dan kelompok
Selanjutnya kulit petai yang sudah I, II, III dengan dosis masing-masing 75
kering dihaluskan dengan blender dan mg/kgBB, 150 mg/kgBB, 300 mg/kgBB.
diayak sampai berbentuk serbuk yang Tiap kelompok terdiri dari 5 ekor mencit
halus. putih jantan. Mencit diaklimatisasi
Proses pembuatan ekstrak sampel selama 7 hari dengan tujuan untuk
dilakukan dengan metode maserasi di mengadaptasi mencit pada lingkungan
dalam Erlenmeyer dan dibungkus dan perlakuan yang baru serta tidak jadi
dengan alumunium foil. Sebanyak 500 perubahan berat badan sampai dengan
gram serbuk kulit petai ditambahkan 10% (BPOM. 2014).
etanol 70% sampai terendam sempurna,

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 3, Maret 2023 1592
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

Tabel 1. Perlakuan Ekstrak Etanol Kulit Petai pada Mencit Putih Jantan
Perlakuan Dosis (mg/KgBB) Jumlah Mencit
Kontrol Normal 10 5 mencit
Kontrol (+)
- 5 mencit
Allopurinol
Kontrol (-)
5 mencit
Na-CMC
K.P.1 7-5 5 mencit
K.P.2 150 5 mencit
K.P.3 300 5 mencit

Uji Aktivitas Antihiperurisemia dan 300 mg/KgBB dengan volume


dengan Metode Point of care test masing-masing sebanyak 1 ml/100gBB.
(POCT). Metode Point of care test Pada hari ke 7 darah mencit diambil
(POCT) merupakan metode pemeriksaan dengan cara bagian ekor mencit
laboratorium sederhana dengan dibersihkan menggunakan etanol 70%
menggunakan sampel darah yang dapat digunting 0,2 cm dari ujung ekor, dan
dilakukan di luar laboratorium yang dipijat untuk mengeluarkan darah.
hasilnya tersedia dengan cepat karena Kemudian kadar asam urat di ukur
tanpa membutuhkan transportasi dengan alat easy touch GCU. Hari ke 7
spesimen dan persiapan. POCT dihitung sebagai hari pertama
merupakan prosedur laboratorium medis pemberian perlakuan pada masing-
yang dapat dilakukan secara langsung di masing hewan percobaan. Pengukuran
samping pasien karena memiliki reagen kadar asam urat pada hari ke 7 dan 14.
yang siap untuk digunakan.
Pada hari pertama semua kelompok HASIL
diinduksi kalium oksanoat secara Pada penelitian ini dilakukan
intraperitonial di pagi hari dan pengujian aktivitas antihiperurisemia
pemberian jus hati ayam secara oral 0,5 terhadap kulit petai (Parkia speciosa
ml/20gBB setelah induksi satu jam dan Hassk.) pada mencit jantan.
diberikan satu kali sehari selama 6 hari. Berdasarkan hasil penelitian uji aktivitas
Pemberian lalu dilakukan perlakuan. antihiperurisemia ekstrak etanol kulit
Kelompok negatif (I) diberi larutan Na- petai (Parkin speciosa Hassk.) terhadap
CMC, kelompok positif (II) diberi mencit putih jantan (Mus musculus)
suspensi allopurinol dengan 1 diperoleh hasil sebagai berikut meliputi
ml/100gBB kelompok normal tidak diberi hasil rendemen, skrining fitokimia, serta
perlakuan dan kelompok IV, V, VI hasil penurunan kadar asam urat
masing-masing diberi ekstrak atanol dilanjutkan pengujian ANOVA dan LSD.
kulit petai dengan dosis yaitu 75, 150,

Tabel 2. Hasil Rendemen Kulit Petai


Bobot Bobot Susut Pengeringan Bobot Rendemen
Basah (kg) Kering (g) (%) Ekstrak (g) (%)
6 500 8,3 51 10,2

Tabel 3. Hasil Uji Skrining Fitokimia


Identifikasi Hasil Pengamatan Hasil
Alkaloid Terbentuk endapan dihasilkan alkaloid +
Terbentuk warna jingga ringan terhadap
Flavonoid +
pengujian senyawa flavonoid
Saponin Terbentuk busa yang stabil dihasilkan saponin +

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 3, Maret 2023 1593
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

Tabel 4. Persentasi Penurutan Kadar Asam Urat


Kadar Asam Urat
(mg/dl) Kadar Penurunan %
Kelompok
(mg/dl) Penurunan
Hari Ke-7 Hari Ke-14
K. Normal 3,22 3,12 0,10 3%
K+ 5,42 2,78 2,64 49 %
K- 5,26 5,14 0,12 2%
K.P.1 7,02 6,04 0,98 14 %
K.P.2 4,92 3,02 1,9 39 %
K.P.3 4,60 2,92 1,68 37 %

Tabel 5. Hasil Uji Repeated Measure ANOVA


Pengukuran Sig
Penurunan Asam Urat Greenhouse-Geiser 0.000

Tabel 6. Hasil Uji LSD Penurunan Kadar Asam Urat Hari ke 0-14
Kelompok Perlakuan Kelompok Pembanding P Value
K Normal K+ ,000
K- ,000
KP1 ,002
KP2 ,000
KP3 ,000
K+ K Normal ,000
K- ,000
KP1 ,000
KP2 ,128
KP3 ,669
K- K Normal ,000
K+ ,000
KP1 ,008
KP2 ,000
KP3 ,000
KP1 K Normal ,002
K+ ,000
K- ,008
KP2 ,004
KP3 ,000
KP2 K Normal ,000
K+ ,128
K- ,000
KP1 ,004
KP3 ,056
KP3 K Normal ,000
K+ ,669
K- ,000
KP1 ,000
KP2 ,056

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 3, Maret 2023 1594
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

Pada hasil pengamatan kadar


asam urat hari ke-14 pada masing-
PEMBAHASAN masing kelompok yaitu: kelompok
Hasil ekstraksi kulit petai normal 3,0 – 3,3 mg/dl, kelompok (+)
menggunakan pelarut etanol 70% dapat Allopurinol 2,3 – 3,0 mg/dl, kelompok (-
dilihat pada Tabel 2. Kulit petai (Parkia ) NaCMC 3,2 – 7,1 mg/dl, K.P.1 (Dosis
speciosa Hassk.) dilakukan identifikasi Ekstrak 75mg) 4,2 – 7,1 mg/dl, K.P.2
untuk mengetahui kandungan metabolit (Dosis Ekstrak 150mg) 2,6 – 3,3 mg/dl,
aktif yang terekstrak oleh 5 pelarut yang K.P.3 (Dosis Ekstrak 300mg) 2,6 – 3,2
digunakan. Hasil identifikasi ekstrak kulit mg/dl.
petai dapat dilihat pada tabel 3. Hasil pengamatan secara
Hasil pengamatan terhadap efek keseluruhan didapatkan bahwa pada
antihiperurisemia ekstrak etanol kulit kelompok normal tidak terdapat
petai dari masing-masing mencit pada perubahan kadar asam urat. Sedangkan
masing-masing kelompok. Mencit yang pada kelompok lainnya terjadi kenaikan
digunakan yaitu mencit putih sebanyak asam urat. setelah dilakukan induksi.
30 mencit yang dibagi dalam 6 Setelah diberikan perlakuan terjadi
kelompok dengan masing-masing 5 penurunan kadar asam urat pada
mencit pada setiap kelompok. Mencit pengamatan hari ke-7 dan ke-14.
diberikan suspensi kalium oksanoat dan Kondisi hiperurisemia mencit
jus hati ayam sebagai efek hiperurisemia diinduksi dengan 250 mg/KgBB kalium
setelah 5 jam. Pengamatan terhadap oksonat, yang berperan sebagai inhibitor
kadar asam urat pada mencit dilakukan enzim urikase. Enzim urikase dapat
pada waktu sebelum induksi, 7 hari mencegah asam urat menjadi allantoin
setelah induksi (hari ke-0), hari ke-7 sehingga akan meningkatkan kadar
dan ke-14 setelah perlakuan. asam urat. Penghambatan enzim urikase
Dari hasil pengamatan kadar asam oleh kalium oksonat menyebabkan asam
urat sebelum induksi pada masing- urat akan tertumpuk dan tidak
masing kelompok yang terdapat pada tereliminasi dalam bentuk urin (Latief
gambar 1. yaitu: kelompok normal 2,8 – dkk, 2021). Selain menggunakan kalium
3,5 mg/dl, kelompok (+) Allopurinol 3,0 oksonat, penelitian ini menggunakan jus
– 3,3 mg/dl, kelompok (-) NaCMC 2,6 – hati Jus hati ayam memiliki kadar purin
3,4 mg/dl, K.P.1 (Dosis Ekstrak 75mg) yang tinggi, yaitu sebesar 150-800 mg/
3,0 – 3,4 mg/dl, K.P.2 (Dosis Ekstrak 100 g. Kadar purin yang tinggi pada
150mg) 2,9 – 3,4 mg/dl, K.P.3 (Dosis makanan akan berperan dalam
Ekstrak 300mg) 3,0 – 3,5 mg/dl. meningkatkan kadar asam urat (Abbas
Hasil dari pengamatan kadar asam dkk, 2019).
urat hari ke-0 pada masing-masing Hasil pengukuran kadar asam urat
kelompok yaitu: kelompok normal 3,0 – pada mencit dari hari ke-7 sampai hari
3,4 mg/dl, kelompok (+) Allopurinol 6,7 ke-14 yang dapat dilihat pada table 4.
– 7,5 mg/dl, kelompok (-) NaCMC 3,5 – didapatkan bahwa pada kelompok
7,5 mg/dl, K.P.1 (Dosis Ekstrak 75mg) normal yaitu kelompok tanpa perlakuan
6,7 – 8,8 mg/dl, K.P.2 (Dosis Ekstrak dari kadar asam urat 3,22 mg/dl
150mg) 5,4 – 8,7 mg/dl, K.P.3 (Dosis menjadi 3,12 mg/dl, terjadi penurunan
Ekstrak 300mg) 6,4 – 8,6 mg/dl. sebesar 3%. Pada kelompok (+)
Pada hasil pengamatan kadar Allopurinol dari kadar asam urat 5,42
asam urat hari ke-7 pada masing- mg/dl menjadi 2,78 mg/dl, terjadi
masing kelompok yaitu: kelompok penurunan sebesar 49% Sedangkan
normal 3,0 – 3,4 mg/dl, kelompok (+) pada kelompok (-) Na-CMC terjadi
Allopurinol 4,6 – 6,5 mg/dl, kelompok (- penurunan kadar asam urat sebesar 2%.
) NaCMC 3,4 – 6,8 mg/dl, K.P.1 (Dosis Hasil data K.P.1 setelah pemberian
Ekstrak 75mg) 5,6 – 7,5 mg/dl, K.P.2 ekstrak etanol kulit petai (Parkia
(Dosis Ekstrak 150mg) 3,4 – 6,2 mg/dl, speciosa Hassk.) 75mg sampai hari ke-
K.P.3 (Dosis Ekstrak 300mg) 3,1 – 6,3 14 adalah 5,14 mg/dl dengan penurunan
mg/dl. sebesar 14%. Pada K.P.2 pemberian

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 3, Maret 2023 1595
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

ekstrak etanol kulit petai 150mg sampai tidak terdapat perbedaan yang
hari ke-14 adalah 3,02 mg/dl dengan bermakna antara K+ dengan K.P1 dan
penurunan sebesar 39%. Pada K.P.3 K.P.2 dimana nilai signifikannya >0,05
pemberian ekstrak etanol kulit petai jadi efektivitas antara kontrol positif
300mg sampai hari ke-14 adalah 2,92 dengan K.P.1 dan K.P.2 sama karena
mg/dl dengan penurunan sebesar 37%. tidak ada perbedaan. Kulit petai yang
Sejalan dengan penelitian Imbar, dkk. memiliki kandungan alkaloid, flavonoid
(2019) penurunan kadar asam urat yang dan saponin bersifat antioksidan artinya
signifikan terjadi pada kelompok kontrol memiliki aktivitas antihiperurisemia atau
positif kemudian diikuti oleh 3 kelompok mampu menurunkan kadar asam urat
variasi dosis. Dijelaskan bahwa (Imbar dkk, 2019). Kesimpulannya, kulit
kelompok kontrol positif yang diberikan petai yang memiliki kandungan alkaloid,
allopurinol memiliki penurunan kadar flavonoid dan saponin bersifat
asam urat paling besar dibandingkan antioksidan artinya memiliki aktivitas
dengan perlakuan eksrak etanol antihiperurisemia atau mampu
tumbuhan kulit petai. Pemilihan menurunkan kadar asam urat. penelitian
allopurinol sebagai kontrol positif atau juga menunjukan penurunan kadar
pembanding dianggap tepat, karena asam urat terjadi pada kelompok kontrol
allopurinol bekerja dengan menghambat (+) allopurinol yaitu sebgai kontrol
xantin oksidase. Allopurinol pembanding dikarenakan terjadinya
menghambat sintesis purin yang penghambatan sintesis purin.
merupakan prekusor xantin (Imbar dkk, Berdasarkan penelitian allopurinol
2019). bekerja dengan menghambat xantin
Hasil uji prasayarat uji kenormalan oksidase. Allopurinol menghambat
data (shapiro wilk) didapatkan semua sintesis purin yang merupakan prekusor
data penurunan kadar asam urat xantin (Imbar dkk, 2019).
memiliki nilai sig lebih dari 0,05, artinya
data berdistribusi normal (sig ≥ 0,05). KESIMPULAN
Pada uji Levene untuk melihat Hasil penelitian menunjukan
homogenitas data menunjukan bahwa kelompok perlakuan dosis 150-300
rata-rata penurunan kadar asam urat mg/kgBB dapat menurunkan asam urat
memiliki nilai sig 0,201 artinya data pada mencit dan dosis yang paling baik
terdistribusi homogen. Sehingga dapat dalam menurunkan kadar asam urat
dilakukan uji parametrik Repeated mencit adalah dosis 150 mg/kgBB
Measure Anova untuk mengetahui ada dengan persen penurunan 39%. Kulit
tidaknya pengaruh perlakuan terhadap petai (parkia speciosa hassk.)
penurunan kadar asam urat atau mengandung senyawa flavonoid yang
antihiperurisemia pada mencit setelah memiliki sifat antioksidan dan
diberi perlakuan. menangkal radikal bebas dalam tubuh
Berdasarkan tabel ouput Test of sekaligus memiliki sifat
within-subjects pada tabel 5. diketahui antihiperurisemia yaitu menurunkan
nilai Greenhouse-Geisser Sig adalah kadar asam urat. Sehingga peneliti
0,000 < 0,05. Jadi terdapat perbedaan selanjutnya dapat melakukan pengujian
rata-rata penurunan kadar asam urat antioksidan dalam kulit petai sebagai
dalam darah dari hari ke-0, ke-7, dan pemanfaatan limbah petai.
ke-14. Dapat diartikan terdapat
kelompok yang mengalami perubahan DAFTAR PUSTAKA
kadar asam urat secara signifikan Abbas A, dkk, 2019. Uji Efikasi Ekstrak
selama periode perlakuan. Hal ini Daun Pegagan (Centella asiatica)
menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak sebagai Antihiperurisemia Akibat
etanol kulit petai (Parkia Speciosa Diet Tinggi Purin pada Mencit (Mus
Hassk.) telah memberikan efek musculus) Jantan. Journal of
antihiperurimesia. Biological science. Universitas
Hasil Uji lanjut yang digunakan Cokroaminoto Palopo, Sulawesi
adalah LSD yang terdapat pada tabel 6, selatan.

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 3, Maret 2023 1596
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

Anggi L, 2020. Hubungan Pengetahuan Lingga, 2012. Bebas Penyakit Asam Urat
Dan Sikap Lansia Terhadap Tanpa Obat. Agromedia Pustaka,
Pencegahan Peningkatan Asam Jakarta Selatan.
Urat. Skripsi. DIV Keperawatan, Madyawati L, Indra L, Putri M, Fiolita E,
Politeknik Kesehatan Medan. 2021. Aktivitas Antihiperurisemia
BPOM RI, 2014. Persyaratan Mutu Obat Ekstrak Etanol Daun Sungkai
Tradisional, Peraturan Kepala (Peronema canescens Jack). Jurnal
Badan Pengawas Obat dan Farmasi Indonesia, Universitas
Makanan Republik Indonesia, p 1- Jambi.
25. Maiuolo J, Francesca O, Santo G, 2016.
CNN Indonesia. 2021. 5 Manfaat Kulit Regulation Of Uric Acid Metabolism
Petai, Salah Satunya Obati Asam And Excretion. International
Urat. Diakses pada 16 Februari Journal Of Cardiology. University
2022. Magna Graecia.
Dwitiyanti, 2019. Isolasi dan Uji Putra R, Pande K, Gde K, 2011.
Toksisitas Senyawa Flavonoid Dari Hubungan Hiperurisemia Dan
Daun Binahong. Skripsi. Fraction Uric Acid Clearance Di
Universitas Islam Negeri Maulana Desa Tenganan Pegringsingan
Malik Ibrahim. Karagasem Bali. Journal Penyakit
Fajrin F, Susila I, 2019. Uji Fitokimia Dalam. Universitas Udayana.
Kulit Petai Menggunakan Metode Roumelatis S, et al., 2019. Dietary
Maserasi. Universitas Islam Antiokxidant Supplements and Uric
Lamongan. acid in Chronic Kidney Disease:
Hardian dkk., 2014. Aktivitas Review. Jurnal Mdpi Nutrients.
Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Universitas Thessaly.
Daun Lada (Piper nigrum L.), Verawaty, Dhea C, 2018. Efek Ekstrak
Journal of Tropical Pharmacy and Etanol Kulit Petai (Parkia speciosa
Chemistry, Universitas Hassk.) Terhadap Penurunan Kadar
Mulawarman, Samarinda, Glukosa Darah Mencit Jantan.
Indonesia. Jurnal Katalisator. Akademi
Imbar dkk., 2019. Uji Aktivitas Farmasi Prayoga Padang.
Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Yuser M.A. 2014. Pemanfaatan Kulit
Tumbuhan Suruhan (Peperomia Buah Petai (Perkia speciosa Hassk)
Pellucida L.Kunth) Terhadap Tikus Sebagai Penyerap Ion Pb (II) Dan
Putih Jantan (Gallur Wistar) Yang Cu(II) Dalam Limbah Cair.
Di Induksi Kafein. Pharmacon. Universitas Andalas.
Latief dkk., 2021. Aktivitas Zuriati Z, Melti S, 2020. Efektivitas
Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Pemberian Jus Nenas Dalam
Daun Sungkai (Peronema Menurunkan Kadar Asam Urat.
canescens Jack) Pada Mencit Putih Journal Ilmu Kesehatan.
Jantan. Pharmacon. Universitas Binawan Jakarta Timur

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 3, Maret 2023 1597

You might also like