Professional Documents
Culture Documents
Research Article
Modifikasi Media Pertumbuhan Lactobacillus casei Strain Shirota dengan Susu Skim
yang Diperkaya Air Kelapa Hijau dan Tepung Jagung
Media Modification Lactobacillus casei Strain Shirota with Skim Milk Enriched Green
Coconut Water and Corn Starch
Sela Mustika Sari1, Arista Wahyu Ningsih1, Farida Anwari1, Iif Hanifa Nurrosyidah*1
1STIKES RS Anwar Medika Jalan Raya Bypass KM 33, Balongbendo, Kecamatan BalongBendo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61262, Indonesia
Article History
Received: 24 February 2021; Received in Revision: 23 March 2021; Accepted: 31 March 2021
ABSTRACT
Bacteria need a medium that can play an important role in their growth. One example of a medium is the
medium De Mann Rogosa and Sharpe (MRS) which is a specific medium for the growth of lactic acid
bacteria. The use of MRS media on an industrial scale is ineffective due to its relatively high price. The
purpose of this study was to find out the effect of skim milk media enriched with green coconut water and
cornstarch on the growth of Lactobacillus casei bacteria. The type of research conducted is experimental
research with post test only control group design where there are two groups, namely the control group and
the experimental group. The experimental group consisted of 3 types of samples, namely skim milk and
green coconut water, skim milk and cornstarch, as well as skim milk and green coconut water and
cornstarch. The comparison of treatment levels for each sample was 1:2 and 1:3 and analyzed, including
bacterial growth curves, growth speed and bacterial generation time. From each concentration, the results
found that the addition of green coconut water and cornstarch had a significant effect on the growth of
Lactobacillus casei (P˂0.01) to the speed of growth and generation time. It was concluded that the higher
the concentration added it can accelerate the growth of Lactobacillus casei.
Keywords: Green Coconut Water, Lactobacillus casei, Growth Media, Modifications, CornStarch
ABSTRAK
Bakteri membutuhkan media yang dapat berperan penting dalam pertumbuhannya. Salah satu contoh media
adalah media De Mann Rogosa and Sharpe (MRS) yang merupakan media spesifik untuk pertumbuhan
bakteri asam laktat. Penggunaan media MRS pada skala industri tidaklah efektif dikarenakan harga yang
relatif tinggi. Tujuan dari penelitian ini dalah untuk mengetahui pengaruh media susu skim yang diperkaya
air kelapa hijau dan tepung jagung terhadap pertumbuhan bakteri Lactobacillus casei. Jenis penelitian yang
dilakukan adalah penelitian eksperimental dengan desain penelitian Post Test Only Control Group
Designdimana terdapat dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok
eksperimen terdiri dari 3 macam sampel yaitu susu skim dan air kelapa hijau, susu skim dan tepung jagung
, serta susu skim dan air kelapa hijau dan tepung jagung. Dengan perbandingan level perlakuan untuk
masing – masing sampel yang diberikan adalah 1:2 dan 1:3 dan dianalisis meliputi kurva pertumbuhan
bakteri, kecepatan pertumbuhan dan waktu generasi bakteri. Dari masing – masing konsentrasi didapatkan
hasil bahwa penambahan air kelapa hijau dan tepung jagung berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
Lactobacillus casei (P˂0,01) terhadap kecepatan pertumbuhan dan waktu generasi. Disimpulkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi yang ditambahkan maka dapat mempercepat pertumbuhan Lactobacillus casei.
Kata Kunci : Air Kelapa Hijau, Lactobacillus casei, Media Pertumbuhan, Modifikasi, Tepung Jagung
yang harganya relatif murah namun mengandung pertumbuhannya sebagai prebiotik. (Jannah et al.,
sejumlah nutrisi penting yang dapat menunjang 2012).
pertumbuhan bakteri asam laktat. Bahan dan Metode
Lactobacillus merupakan salah satu genus Bahan
bakteri probiotik yang sering dimanfaatkan (Shin et Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
al., 2019). Probiotik adalah bakteri hidup yang Air kelapa Hijau, Lactobacillus casei, Tepung Jagung
mempunyai pengaruh menguntungkan pada (Maizenaku), Susu Skim, Garam Fisiologis (Otsu
kesehatan manusia dengan cara memperbaiki NS) MRS Agar (Merck) , MRS Broth (Merck),
keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan Etanol 70% (One Med), Indikator Fenolftalein, NaOh
(Widyaningsih, 2011). Mekanisme kerja probiotik 0,1N, aquadestilata (PT. Brataco Chemika).
dalam saluran pencernaan yaitu menghambat adhesi Alat
patogen enterik di mukosa usus, menghasilkan alat yang diperlukan antara lain Cawan petri , pipet
antimikroba yaitu bakteriosin, memperkuat fungsi ukur 10 mL (Pyrex), micropipet (Eppendorf) dan tip,
epitel usus dan meregulasi sistem imun (Shin et al., sterile tube Eppendorf, autoclave (Huxley),
2019). Probiotik akan menekan mikroorganisme autoshaker (Gerhardt), vortex (Thermo), UV-Vis
patogen keluar dari saluran pencernaan dan akan (Thermo) spectrophotometer, incubator (Memmert),
terjadi proses translokasi oleh bakteri probiotik jarum Öse, Bunsen, Hot Plate.
sehingga keseimbangan mikroorganisme
menguntungkan bisa tercapai (Shin et al., 2019). Peremajaan Bakteri Lactobacillus casei
Bakteri yang digunakan dalam penelitian ini Peremajaan bakteri dilakukan dengan mengambil 1
adalah Lactobacillus casei karena merupakan ose dari Yakult kemudian digoreskan dengan metode
kelompok bakteri asam laktat (BAL) yang telah teruji streak 16 pada cawan petri yang berisi medium MRS
klinis mampu hidup di saluran pencernaan (Mulyani Agar yang telah di buat sebelumnya. Cawan petri di
et al., 2008). Keunggulan dari Lactobacillus casei inkubasi pada suhu 370C selama 24 – 48 jam sampai
yaitu dapat memproduksi asam organik yang dapat bakteri tumbuh. Bakteri yang tumbuh kemudian di
menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri ambil 1 ose dan di goreskan pada medium MRS Agar
patogen (Khotimah dan Kusnadi, 2014). Produksi miring dalam tabung reaksi lalu di tutup dengan kapas
asam organik akan menurunkan pH lingkungan. dan di inkubasi selama 24 – 48 jam. Setelah bakteri
Lingkungan yang asam akan menghambat tumbuh, di simpan dalam lemari pendingin.
pertumbuhan bakteri patogen sehingga probiotik
mampu menjaga keseimbangan mikroorganisme Pembuatan Starter Bakteri Lactobacillus casei
dalam saluran pencernaan (Yana, 2020). Kultur Lactobacillus casei dari agar miring di
Kelapa merupakan salah satu tanaman yang inokulasikan dalam 10 ml MRS Broth steril,
umumnya terdapat di daerah tropis. Buah kelapa kemudian di inkubasi pada shaker dengan kecepatan
memiliki dua varietas utama yaitu varietas dalam (tall 100 rpm selama 24 jam sampai terlihat pertmbuhan
coconut) dan varietas genjah (dwarf coconut). Salah bakteri. Kultur cair siap di gunakan.
satu buah kelapa yang terkenal banyak mannfaat nya
untuk pengobatan adalah kelapa hijau. Kelapa hijau Pembuatan Media Pertumbuhan
(Cocos nucifera L. Var. Viridis) termasuk dalam a. Media Fermentasi Susu Skim Yang Diperkaya
varietas dalam (tall coconut). Secara alami air kelapa Air Kelapa Hijau
hijau mempunyai komposisi gula dan mineral yang Susu skim dan air kelapa hijau di campur dengan
lengkap, sehingga mempunyai potensi yang besar konsentrasi 1:2 dan 1:3 kemudian di homogenkan
untuk dikembangkan sebagai medium untuk proses dengan menggunakan vortex selama 5 menit sampai
fermentasi asam laktat. Pertumbuhan dari bakteri media homogen. Media fermentasi susu skim dan air
asam laktat akan menggunakan komponen kelapa hijau siap di gunakan.
karbohidrat dalam air kelapa hijau sebagai sumber b. Media Fermentasi Susu Skim Yang Diperkaya
karbon dan memanfaatkan komponen vitamin dan Tepung Jagung
mineralnya sebagai koenzim dan kofaktor (Widowati Pembuatan media fermentasi susu skim yang
dan Malahayati, 2016). di substitusi dengan tepung jagung yaitu dengan
Air kelapa kaya akan nutrisi seperti kalium, mencampukan susu skim dengan tepung jagung yang
protein 0,07 – 0,55%. Karbohidrat dalam air kelapa di larutkan dalam aquades dengan perbandingan yang
hijau mencapai 4,00 – 7,27 % berupa sukrosa di gunakan adalah 1:2 dan 1:3. Setelah itu di
(disakarida), glukosa, fruktosa (monosakarida) serta homogenkan pada hot plate dengan suhu 850C selama
mengandung vitamin B kompleks. Glukosa dan 10 menit dengan pengadukan. Dinginkan dalam
Fruktosa dalam air kelapa hijau yang merupakan ruangan aseptis sampai mencapai suhu ruang.
monosakarida lebih mudah dimanfaatkan BAL untuk kemudian di vortex selama 5 menit untuk membuat
Keterangan :
y = Absorban (Optical Density)
a dan b = Konstanta dari garis linier
x = Jumlah sel bakteri
0,05
0,04
0,03
0,02
0,01
0
0 5 10 15
biomassa (mg)
X2 = total mikroba jam ke–2 (mg/jam) Tabel 3 Waktu Generasi Bakteri Lactobacillus
Δt = selisih waktu (t2 – t1) (jam) casei
Nurrosyidah, Iif Hanifa. 2018. Uji Prebiotik Inulin Widyaningsih. E., N. 2011. Peran Probiotik Untuk
Umbi Dahlia (Dahlia pinnata Cav.) Berbunga Kesehatan. Jurnal Kesehatan. 4(1).
Merah Darah Pada Lactobacillus acidophillus Yana, Hasna Prima . 2020. Pertumbuhan Probiotik
dan Streptococcus termophillus. Jurnal Ilmiah Lactobacillus casei Pada Media Kulit Buah
Kesehatan Rustida. 4(2) : 526-532. Pisang Kepok (Musa balbasiana). Skripsi.
Rosmania, Fitri Yanti. 2020. Perhitungan Jumlah Jember : Universitas Jember.
Bakteri di Laboratorium Mikrobiologi Yang, H. J., Park, S., Pak, V., Chung, K. R., Kwon,
menggunakan Pengembangan Metode D. Y., 2011. Fermented soybean products and
Spektrofotometri. Jurnal Penelitian Sains. 22(2) their bioactive compounds. In: H. El-Shemy.
: 76 – 86. Soybean and Health, Egypt: InTech, pp. 22-
Shin, D., S. Y. Chang., P. Bogere., K. Won., J. Y. 53.
Choi., Y.J. Choi., H. K. Lee., J. Hur., B. Y. Yoon, Seon-Joo, Yu, M., Sim, G., Kwon, S., Hwang,
Park., Y. Kim dan J. H, Heo. 2019. Beneficial J., Shin, J., Yeo, I., and Pyun, Y., 2002.
roles of probiotics on the Modulation of Got Screening and characterization of
Microbiota and Immune Response in Pigs. microorganism with fibrinolytic activity from
PLoSONE. 14(8):1-23. fermented foods. J. Microbiol Biotechnol,
Widodo. 2016. Bakteri Asam Laktat Strain Lokal. 12(4), pp. 649-656.
Yogyakarta : UGM Press.
Widowati, T.W. dan N. Malahayati. 2016. Pengaruh
Penambahan Garam Terhadap Karakteristik
Kimia dan Mikrobiologi Asinan Sawi (Brassica
juncea) selama Fermentasi dengan Medium Air
Kelapa. Prosiding Seminar Nasional Lahan
Suboptimal. 2(1) : 569-577.