Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
In a profit oriented company, accounts receivable is vital as it may boost the company’s
profit making; however, a corporate collapse may occur in the case of accounts
uncollectible. Thus it is highly dependent on how the company manage its accounts
receivable. Every company has its own method of managing its accounts receivable due
to their diverse sources of income. As such, CV Arjuna Creative, an event organizer
company, has its unique accounts receivable management in which it focuses on
maintaining relationship with clients instead of managing such meager accounts
receivable. In addition, brokers who distribute accounts receivable risk, contribute to
uniqueness of the industry. This study applies qualitative approach as it involves
interviews with the director, vice director, and accounting department staff of the
company, and brokers. The results of this study indicate that the company has
implemented the management of accounts receivable and the internal control. However,
the company deals with the absence of accounts receivable reserve, accounting
software, clear task division, and board of auditors.
PENDAHULUAN
Perusahaan sering mendapatkan kendala saat menagih piutang, padahal arus kas
sangat penting bagi kelangsungan usaha. Di sisi lain, piutang berperan penting dalam
peningkatan pendapatan dan laba. Hal ini menjadikan pengelolaan piutang memiliki
peranan yang sangat vital (Basalamah, 2017). Beberapa contoh permasalahan piutang
yang telah ditemui oleh peneliti terdahulu yaitu sistem tidak mampu menunjukkan
umur piutang secara jelas (Basalamah, 2017; Mulyaningtyas, 2017; Permatasari, 2015),
tidak konsistennya hukuman bagi pelaku penunggakan (Permana, 2014), dan dokumen
penunjang penagihan dan birokrasi internal memperlambat proses penagihan
(Basalamah, 2017; Putra, 2016; Ricatur, 2015; Wijayanti, 2017).
Pada salah satu jenis perusahaan, yaitu perusahaan jasa di bidang jasa
event organizer akun piutang dapat dikatakan sebagai akun yang rentan. Penyebabnya
adalah pada perusahaan jasa event organizer sering menghadapi kendala
pembayaran atas event yang telah dikerjakan, terutama apabila event yang dikerjakan
berasal dari broker yang berlapis lebih dari dua. Hal inilah yang menjadikan perlu
adanya perhatian terkait pengelolaan akun piutang bagi perusahaan jasa event
organizer.
TINJAUAN PUSTAKA
Pendapatan
Pendapatan sering menjadi sorotan utama kinerja suatu perusahaan. Menurut
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan yang disahkan oleh DSAK IAI tanggal 28
September 2016 paragraf 4.25 (a) penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomik
selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau peningkatan aset atau
penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan pada ekuitas yang tidak berasal
dari kontribusi penanam modal. Di KKPK yang sama, paragraf 4.29 definisi
penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains).
Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa dikenal dengan
sebutan berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, deviden, royalti,
dan sewa. Menurut PSAK No 23 : Pendapatan tahun 2014, paragraf 7 Pendapatan
adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomik yang timbul dari aktivitas normal
entitas selama suatu periode jika arus kas masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Penjualan kredit
Penjualan kredit dianggap sebagai salah satu metode efektif untuk
meningkatkan penjualan. Definisi penjualan kredit menurut (Mulyadi, 2016:167)
“Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang
sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu
perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut”. Jaringan prosedur yang
membentuk sistem penjualan kredit Prosedur Penjualan, Prosedur Kredit, Prosedur
Gudang, Prosedur Penagihan, Prosedur Akuntansi
Unsur-Unsur Kredit
Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah
sebagai berikut (Firdaus dan Maya, 2009:3). Adanya badan atau orang yang memiliki
uang, barang atau jasa yang bersedia untuk meminjamkan kepada pihak lain. Orang
atau barang demikian lazim disebut kreditur, adanya pihak yang
membutuhkan/meminjam uang, barang atau jasa. Pihak ini lazim disebut debitur,
adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur, adanya janji dan kesanggupan
membayar dari debitur kepada kreditur, adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan
antara saat penyerahan uang, barang atau jasa oleh kreditur dengan pada saat
pembayaran kembali dari debitur, adanya risiko yaitu sebagai akibat dari adanya
perbedaan waktu seperti di atas, dimana masa yang akan datang merupakan suatu yang
belum pasti, maka kredit itu pada dasarnya mengandung risiko, termasuk penurunan
nilai uang karena inflasi dan sebagainya, adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur
kepada kreditur (walaupun ada kredit yang tidak berbunga).
Piutang
Dengan melakukan penjualan kredit maka akan muncul piutang. Pengertian
piutang menurut Siahaan (2010) yaitu klaim dari pihak yang akan memperoleh
pembayaran kepada pihak yang memiliki kewajibannya membayar yang
pembayarannya secara umum dalam bentuk uang. Weygant, Kimmel dan Kiesso
(2018:533) mendefinisikan piutang sebagai klaim uang, barang atau jasa kepada
pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Keberhasilan atau kegagalan dalam penagihan
piutang akan mempengaruhi pendapatan perusahaan. Piutang usaha tak tertagih
merupakan kerugian pendapatan. Menurut Irton (2009:262) piutang merupakan hak
atau klaim dalam bentuk moneter terhadap entitas lain, termasuk klaim terhadap
karyawan , perusahaan bisnis, dan organisasi lain. Menurut Weygant, Kimmel dan
Kiesso (2013:368), piutang adalah jumlah yang dapat ditagih dalam bentuk tunai dari
seseorang atau perusahaan lain. Piutang ini merupakan hasil dari penjulan barang atau
jasa.
PSAK nomor 1 tahun 2014 (mulai berlaku tahun 2017) paragraf 66 menjelaskan
suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar, jika aset tersebut : (a) entitas
memperkirakan akan merealisasikan aset, atau memiliki intensi untuk menjual atau
menggunakannya, dalam siklus operasi normal (b) entitas memiliki aset untuk tujuan
diperdagangkan (c) entitas memperkirakan akan merealisasikan aset dalam jangka
waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan (d) aset merupakan kas atau setara kas
(sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 2: Laporan arus kas), kecuali aset tersebut
dibatasi pertukaran atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-
kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan. Aset lancar termasuk persediaan
dan piutang yang dijual, dikonsumsi, dan direalisasi sebagai bagian siklus normal
operasi perusahaan walaupun aset tersebut tidak diharapkan akan direalisasi dalam
jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca..
Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas, pada penelitian ini yang
dimaksud dengan piutang adalah tagihan kepada pihak di luar perusahaan biasanya
konsumen yang diharapkan dapat diterima dalam bentuk uang yang besarnya sesuai
invoice / dokumen tagihan dari pengerjaan event. Piutang diakui setelah melakukan
pengiriman dokumen tagihan ke pelanggan yang berisi tentang adanya transaksi antara
perusahaan dengan pihak luar yang berupa penjualan atau penyerahan barang atau jasa.
Klasifikasi Piutang
Piutang tidak hanya terdiri dari satu jenis, menurut Weygant, Kimmel dan
Kiesso (2013:369) piutang terdiri dari : Current (short-term), Noncurrent (long-term).
Berdasarkan transaksi penyebab terjadinya, menurut Irton (2009:262), piutang dapat
digolongkan menjadi tiga yaitu, piutang dagang, Piutang Lain-lain.
Risiko kredit adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada
para pelanggan (Riyanto, 2016:87). Risiko ini berkaitan dengan piutang yang diberikan
perusahaan kepada pelanggan, berikut ini dijelaskan risiko yang mungkin timbul dalam
piutang, diantaranya, Risiko Tidak Dibayarnya Seluruh Piutang, Risiko Tidak Dibayar
Sebagian Piutang, Risiko Keterlambatan Pelunasan, Risiko Tertanam Modal
Manajemen Piutang
Manajemen piutang adalah sebuah proses yang mendata, mengumpulkan, dan
menagih piutang dari tangan konsumen. Sistem manajemen piutang yang baik akan
menghindarkan perusahaan dari kekurangan dana akibat dana yang macet di tangan
konsumen. Fasilitas kredit kadang bisa menjadi satu daya tarik yang ampuh untuk
menarik konsumen namun jika perusahaan tidak melindunginya dengan sistem yang
baik maka dapat menyebabkan perusahaan mengalami kerugian (Basalamah, 2017).
Manajemen piutang tidak berlaku begitu saja tanpa adanya tujuan, berikut ini
merupakan tujuan dari manajemen piutang. Menurut Putra (2016) tujuan manajemen
piutang diantaranya Meminimalisir piutang yang tidak dapat ditagih. Meminimalisir
panjang waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan piutang setiap pelanggan.
Meminimalisir biaya pemberian kredit dan biaya pengumpulan piutang.
Pengendalian Internal
Pengendalian internal adalah komponen yang sangat penting bagi sebuah
organisasi. Menurut Mulyadi, (2016:129) sistem pengendalian internal meliputi
struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga
aset organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi
dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Definisi sistem pengendalian
internal tersebut menekankan pada tujuan yang hendak dicapai dan bukan pada unsur-
unsur yang membentuk sistem tersebut. Unsur pokok sistem pengendalian intern
menurut Mulyadi, (2016:130-133) adalah : Struktur Organisasi yang memisahkan
tanggung Jawab fungsional secara tegas dengan melakukan pembagian tanggung jawab
fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan pokok perusahaan. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang
memberikan perlindungan yang cukup terhadap aset, utang, pendapatan dan beban.
Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir
dicatat dalam catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalannya yang tinggi.
Dengan demikian sistem otorisasi akan menjamin dokumen yang dihasilkan dalam
pembukuan dapat dipercaya. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi
setiap unit organisasi, apabila dalam sebuah organisasi atau perusahaan dalam
pembagian tanggung jawab fungsional dan dalam sistem wewenang atau prosedur
pencatatan sudah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan
cara-cara yang sehat dalam pelaksanaannya. Karyawan yang mutunya sesuai dengan
tanggung jawab merupakan unsur sistem sistem pengendalian intern yang paling
penting karena di antara tiga unsur yang lain sangat tergantung dengan manusia yang
melaksanakannya.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah pendekatan studi
kasus (case study), pendekatan studi kasus adalah studi yang meng-eksplorasi suatu
masalah dengan batasan yang terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam,
dan menyertakan berbagai sumber informasi (Creswell, 2010). Dalam
perkembangannya ada beberapa istilah mengenai penelitian kualitatif. Moleong (2007)
mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai sebuah prosedur penelitian yang
menghasilkan data yang disajikan secara deskriptif. Penelitian bersifat kualitatif
memiliki beberapa karakteristik yaitu dilakukan pada kondisi yang alamiah,
menekankan pada proses, analisis data secara induktif, serta lebih menekankan pada
makna (Sugiyono, 2011). Penelitian yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif
dengan jenis deskriptif, yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar,
tidak hanya menekankan pada angka (Sugiyono, 2013). Penelitian dilakukan melalui
pengkajian terhadap manajemen piutang dan pengendalian internal yang sedang
berjalan.
Gambaran Umum
Arjuna Creative adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang event
organizer, penyewaan alat event, jasa desain, jasa perekaman dan editing video serta
jasa lain di bidang industri kreatif. Perusahaan sudah berkecimpung lama di industri
event organizer sehingga walaupun bergerak juga di bidang industri kreatif, tetap cocok
untuk dijadikan objek penelitian tentang industri event organizer.
Penilaian ini didasarkan pada dua hal yaitu histori piutang calon konsumen
dengan perusahaan dan histori calon konsumen sejenis. Histori piutang calon konsumen
dengan perusahaan maksudnya, selama berhubungan dengan perusahaan bagaimana
histori pembayaran piutang calon konsumen tersebut. Dari sini perusahaan membagi
menjadi dua golongan yaitu calon konsumen langsung dan calon konsumen broker.
Calon konsumen langsung bisa perorangan atau lembaga.
Histori calon konsumen sejenis maksudnya adalah bila ada konsumen baru yang
belum diketahui latar belakang kemampuan bayarnya atau metode pembayaran yang
dimiliki, perusahaan akan melihat histori dari konsumen lain dari jenis yang sama
misalnya kantor pemerintah, organisasi nirlaba, dan perusahaan swasta. Broker
memiliki metode klasifikasi calon konsumen yang hampir sama dengan perusahaan.
Perbedaannya broker kebanyakan tidak memiliki barang untuk disewakan sama sekali,
sehingga broker harus jauh lebih berhati hati dalam memilih calon konsumen.
Dari semua penelitian terdahulu tahap ini tidak terlalu ditonjolkan bahkan
terkesan semua pengajuan piutang diterima. Hanya pada penelitian Martina (2015),
perusahaan yang diteliti menerapkan locking system, penerapannya mirip dengan tahap
penilaian calon konsumen. Berdasarkan teori yang ada, tahap ini termasuk pada
manajemen piutang bagian analisis pemohon kredit (Barlian & Sundjaja, 2003),
sedangkan dari 5 aspek yang ada, hanya 2 aspek yang dipakai oleh CV Arjuna Creative
yaitu karakter dan kapasitas. Seharusnya untuk lebih mengurangi risiko gagal bayar dan
piutang macet, ke 5 aspek harus digunakan dalam tahap ini, 3 sisanya yaitu kapital,
kolateral dan kondisi.
Untuk konsumen broker biasanya hanya broker dengan histori yang baik yang
kembali menjadi broker. Artinya broker dengan histori buruk akan pergi tidak
berhubungan lagi dengan perusahaan. Kecuali ada broker dengan histori buruk tetapi
berniat memperbaiki hubungan dengan perusahaan maka broker tersebut diminta untuk
menyelesaikan kewajiban yang lama terlebih dahulu. Dalam beberapa kejadian, ada
yang langsung melunasi, ada yang hanya memberikan 80% dari total kewajiban
kemudian perusahaan melunak dan menyetujui piutang baru. Kejadian yang seperti ini
dikarenakan pertimbangan perusahaan bahwa daripada alat event tidak menghasilkan
maka lebih baik menghasilkan walau sedikit.
1. Untuk transaksi DP 0%
2. Untuk transaksi DP 50 %
4. Jurnal Pajak
Perusahaan tidak memakai pajak PPN karena bukan PKP, tapi menyerahkan
PPh badan secara tahunan saja
5. Jurnal Pencadangan Piutang
Perusahaan tidak menerapkan pencadangan piutang. Semua piutang macet
masih ditetapkan sebagai piutang sampai kapan pun.
Berdasarkan pendapat Weygandt dkk (2013) seharusnya perusahaan tetap
menerapkan cadangan piutang dengan menetapkan piutang macet usia
tertentu sebagai penerapan allowance method atau langsung mengurangkan
dengan piutang tanpa melalui pencadangan untuk tiap tahunnya sebagai
penerapan Direct Write-off Method. Tentu saja ini agar tidak terjadi over
valued terhadap aset piutang.
Antar broker tidak membuat satu pun dokumen karena broker kebanyakan
adalah orang sudah saling kenal sebelumnya dan memiliki tingkat saling percaya yang
tinggi. Broker juga memiliki kode etik tidak tertulis untuk kembali menggunakan jasa
broker tersebut dan tidak langsung loncat ke pemilik barang walaupun di nota terdapat
kontak pemilik barang. Ini menjadi keunikan industri yang menunjukkan kuatnya
hubungan sosial antar pelaku bisnis. Kepercayaan seperti ini tidak bisa ditemui di
industri penjualan barang dan jasa dari perseorangan.
Perusahaan menerapkan hal yang sama dengan hasil penelitian terdahulu. Hal
ini dikarenakan akuntan perusahaan mendapatkan ilmu yang sama dengan akuntan di
perusahaan lain yang telah diteliti.
Dibandingkan dengan teori yang ada (Barlian dan Sundjaja, 2003) perusahaan
tidak menerapkan langkah menggunakan jasa penagih dan hukum perdata. Ini
merupakan keunikan perusahaan dan keunikan industri karena menurut perusahaan
tidak akan pernah setimpal antara biaya yang dikeluarkan dan hasil yang diperoleh.
Dari segi industri, langkah ini dipakai karena secara hitungan barang, perusahaan tidak
mengalami kerugian, hanya pendapatan yang seharusnya diterima tapi tidak diterima,
karena tidak terbayar ini tidak mengakibatkan kurangnya nilai barang di sewakan
karena masih bisa disewa konsumen lainnya tanpa mengurangi umur peralatan secara
signifikan. Rugi tapi tidak besar, dan ruginya akan semakin besar kalau menggunakan
jasa penagih dan jalur perdata. Hal ini berbeda dengan penelitian terdahulu karena ada
penyerahan barang dagangan yang dilakukan sehingga kalau tidak tertagih nilai
kerugian lebih besar daripada industri event organizer dan penyewaan barang.
sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap aset, utang, pendapatan, dan beban; praktik yang sehat dalam melaksanakan
tugas dan fungsi setiap unit organisasi; karyawan yang mutunya sesuai dengan
tanggung jawabnya. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
PENUTUP
Kesimpulan
Pada penelitian ini membahas tentang piutang CV Arjuna Creative berkaitan
dengan event yang diterima. Manajemen piutang dan sistem pengendalian internal yang
baik sangat diperlukan guna meminimalisir risiko tersebut. Tahapan-tahapan dalam
manajemen piutang menunjukkan bahwa CV Arjuna Creative sudah dilaksanakan,
tetapi masih ada beberapa masalah di perusahaan yaitu pembuatan dokumen,
pencatatan akuntansi masih tanpa software khusus yang bisa saja memunculkan human
error, birokrasi di perusahaan pelanggan yang harus dilalui cukup rumit. Dari segi
sistem pengendalian internal CV Arjuna Creaive masih ada kekurangan di antaranya
tidak komitmen pada penempatan petugas yang sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan, tidak ada dewan audit, tidak ada pemisahan tugas yang jelas termasuk
departemen pencatatan keuangan dan administrasi (akuntansi) dan keuangan
(bendahara) yang masih menjadi satu kesatuan, dan tidak ada aktivitas pengawasan
Keterbatasan Penelitian
Dalam proses sampai selesainya penelitian ini tentunya terdapat berbagai
1. Terbatasnya data yang diperoleh peneliti karena kerahasiaan yang harus dijaga
2. Tidak adanya observasi partisipatif dari peneliti saat proses penilaian calon
konsumen dan proses manajemen piutang lainnya untuk mendapatkan
gambaran dari perilaku konsumen dan broker.
Saran
Saran yang dapat diberikan peneliti bagi penelitian berikutnya adalah, hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya yakni
dalam jurusan akuntansi, khususnya yang membahas piutang di jenis perusahaan serupa
maupun perusahaan yang industrinya berbeda
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Ria. 2009. Analisis Efektivitas Manajemen Piutang, study kasus PT Unitex
Tbk Bogor. Bogor : Institut Pertanian Bogor
Basalamah, Aisyah (2017) Analisis Manajemen Piutang (Studi Kasus Pada Pt Baltec
Exhaust Dan Inlet System Indonesia) Jurnal ilmiah mahasiswa, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.
Bui, Quyen Hue dan Fa Mi Tran, (2017) Planning and Managing a Corporate event,
Case : Event Activation Galaxy Studio Samsung S7/S7 Edge. Bachelor’s Thesis
Laurea University of Applied Science. Vantaa. Finlandia
Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
danMixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Darmawan, Arky (2019) Perilaku Profesional Akuntan Publik Sebagai Auditor Dalam
Perspektif Etika Kerja Islam (Studi Pada Auditor Di Kantor Akuntan Publik
S&L Kota Malang Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Brawijaya, Malang.
DSAK Ikatan Akuntan Indonesia-IAI. (2014). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) . Jakarta: IAI.
Duru, Anastasia Nwakaego (2014) Accounts Receivable Management And Corporate
Performance Of Companies In The Food & Beverage Industry: Evidence From
Nigeria . European Journal of Accounting Auditing and Finance Research.
Nigeria.
Effendy, Siendy Natalia (2015) Analisis pengendalian internal atas piutang usaha
(Studi kasus pada perusahaan pengangkutan). Undergraduate thesis, Widya
Mandala Catholic University Surabaya.
Feridinand, Nicole dan Paul Kitchin (2012). Event Management: An International
Approach. SAGE Publishing. UK.
Firdaus, Rachmat dan Maya, Ariyanti.2009. Manajemen Perkreditan Bank Umum:
Teori, Masalah, Kebijakan dan Aplikasi Lengkap dengan Analisis Kredit.
Bandung: Alfbeta.
Irton. (2009). Handbook of Accounting (Buku Pegangan Akuntansi). Yogyakarta: UPP
STIM YKPN
Kieso, Donald E., dkk, (2018). Intermediate Accounting. IFRS Edition 3E. USA: John
Wiley & Sons, Inc.
Kieso, Donald E., dkk. (2013). Financial Accounting IFRS Edition 2E. USA: John
Wiley & Sons, Inc.
Laurita, Lia. 2006. Kajian Manajemen Piutang Koperasi Pegawai Arta Sarana Jahtera
Departemen Keuangan Republik Indonesia. Bogor : Institut Pertanian Bogor
Martina, Sheila Fitria (2015) “Pengendalian Piutang dengan Locking System : Study
Kasus Pada PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak”.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB vol 3 no 2, Universitas Brawijaya, Malang.
Miles, Matthew B. and A. Michael Huberman. 2018. Qualitative Data
Analysis(terjemahan).Jakarta : UI Press
Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyaningtyas (2017) Analisis Efektifitas Pengelolaan Piutang Pembiayaan Konsumen
Pada Perusahaan Pembiayaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal.
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXII No. 1_Juli 2017.
Mojokerto.
Permana, Rio Dwie. (2014). Evaluasi Manajemen Piutang Mahasiswa Badan Layanan
Umum Perguruan Tinggi : Studi Kasus Pada Universitas X .Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB vol 2 no 2, Universitas Brawijaya, Malang.
Permatasari, Ervin. (2015). Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Terhadap Piutang
Usaha Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel Jatim Selatan : Malang
Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya,
Malang.
Putra, Rendy Fadhlan. (2016). Analisis Manajemen Piutang Pendapatan Jasa Layanan
Pada RSUS Dr. Soetomo Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.
Ricatur R.N., Devi. (2015). Efektivitas Pengelolaan Piutang Pasien BPJS : Studi Kasus
Pada RSUD Dr. Saiful Anwar Malang . Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB vol 3 no
2, Universitas Brawijaya, Malang.
Risandi, Sofyan (2018) “ Evaluasi Kinerja Supply Chain Management Pada Perusahaan
Pola Produksi Make-To-Order (MTO) Dengan Menggunakan Model Scor Versi
10.0” (Studi Kasus Perusahaan Machining Pt. Bcs Pada Klien Pt.X) Jurnal
Ilmiah Mahasiswa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya,
Malang.
Riyanto, B. (2016). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi Keempat. Yogyakarta
: BPFE.
Sekaran, Uma. 2007. Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1.
Jakarta:Salemba Empat.
Siahaan, Debora. 2010. Analisis Penerapan Kebijakan Manajemen Piutang Serta
Pengaruhnya Terhadap Cash Ratio, Net Profit Margin dan Earning Power Pada
PT. Wijaya Indonesia Makmur Bicycle Industry Cabang Setia Budi Medan.
Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitain Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung:Alfabeta
Suhardji, Kevin Budiman. (2015) Peranan Audit Internal Dalam Kaitannya Dalam
Kaitannya Dengan Kolektibilitas Piutang (Studi Kasus Pada Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan . Jurnal STIE Kesatuan. Bogor
Sundjaja, R. S., Barlian, I., & Sundjaja, D. P. (2013). Manajemen Keuangan 1.Jakarta:
Literata Lintas Media
Wibowo, M. 2010. Analisis Pengelolaan Piutang Asuransi dan Perusahaan Di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Hermina Bogor Tahun 2008-2009. Tesis. Program Studi
Kajian Administrasi Rumah Sakit, Depok: Universitas Indonesia.
Wijayanti, Nanik Dyah (2017) Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Penjualan Kredit
Pada Al-Ikhlas Stationery Surakarta . Jurnal Uniska vol 2 no 2. Surakarta