You are on page 1of 16

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Journal of Indonesian Economy and Business

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia


2000, Vol. 15, No. 3, 360 - 375

PEMANFAATAN DAN PELAPORAN


ANJAK PIUTANG (FACTORING)
Emita Wahyu Astami
STIE “YO”

ABSTRACT

Factoring is the purchases of a firm’s accounts receivables (the client) by another


firm (the factor) for a discount fee. This paper attempts to discuss the benefit of
factoring receivables, steps taken to avoid serious problems that can arise from
factoring, and reporting the sales of receivables.
Being successful in the future, a company will probably need to sell overseas and
being global, therefore it needs to work with an international factoring company. By
using the services provided by a factor, the client gains a partner who can provide
administration, working capital enhancement, business experience, and overall
guidance in selling products abroad. Factors can be considered to become the
receivable management entities therefore, management can focus on developing,
producing, and selling products.
However, before entering into a factoring agreement, a firm need to consider and
take steps to avoid risks. Factoring programs work only if both factors and clients pay
adequate attention to preventing problems before they arise.
Finally, both the client and the factor need to report factoring receivables based
on Statement on Financial Accounting Standards (PSAK) No. 43. In a factoring,
receivables are sold on either a without recourse or a with recourse basis.

PENDAHULUAN oleh konsumen. Pada sisi lain, perusahaan


yang menjual produknya tidak secara tunai
Pada tahapan yang normal, pelaksanaan
memerlukan dana yang lebih besar dari biaya
penagihan piutang usaha terjadi pada saat
produksinya. Hal ini menyebabkan praktek
tanggal jatuh temponya dan piutang yang telah
tahapan normal penagihan piutang mengalami
tertagih tersebut akan dihapuskan dari reke-
perubahan. Alasan lain suatu perusahaan
ningnya. Namun demikian, seiring dengan per-
melaksanakan pengalihan piutang adalah
kembangan bisnis, praktek tahapan normal
perusahaan mengalami kesulitan untuk men-
pelaksanaan penagihan piutang tersebut meng-
dapatkan dana dari sumber lain mungkin
alami perubahan. Pada industri tertentu, seperti
karena mahal, atau karena ketentuan batas
pada industri otomotif dan perumahan, pen-
maksimum kredit yang diterimanya sudah
jualan produk secara kredit atau angsuran
terlampaui, atau karena proses penagihan
merupakan suatu keharusan demi untuk meme-
piutang itu sendiri memerlukan waktu dan
nangi persaingan. Sedangkan pada industri
biaya yang mahal.
lain, dengan asumsi faktor lain relatif sama,
penjualan yang disertai dengan jangka waktu Untuk mempercepat penerimaan kas dari
pembayaran yang lebih longgar lebih disukai piutang, banyak perusahaan mengalihkan
2000 Emita Wahyu Astami 361

piutangnya kepada perusahaan lain dari pada timbangkan kelebihan dan keterbatasan alter-
harus menunggu piutangnya jatuh tempo. natif pendanaan.
Sebagai contoh, J.C. Penny, sebuah perusahaan Pendanaan dari bank. Perusahaan me-
retail di Amerka Serikat, menjual piutangnya merlukan modal kerja untuk biaya produksi
yang berasal dari penjualan dengan kartu kredit maupun untuk meningkatkan penjualan dengan
kepada Citicorp dalam jumlah beberapa juta cara penjualan kredit kepada pelanggan.
dolar (Chasteen, Flaherty, and O‟Cornor, Kebutuhan modal kerja selama menunggu
1998:403). Praktek pengalihan piutang sema- pembayaran dari pelanggan tetap harus dipe-
kin berkembang dengan semakin pesatnya nuhi. Beberapa perusahaan, terutama pada
perdagangan global. Asosiasi Anjak Piutang perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya
Internasional (Factors Chain International) biasa memenuhi kebutuhan modal kerjanya
memfasilitasi kegiatan bisnis ekspor dan impor dengan menggunakan fasilitas pendanaan oleh
barang antar negara, termasuk Indonesia. bank baik berupa bank overdraft maupun
Perusahaan yang mengalihkan piutang maupun kredit rekening koran. Penggunaan bank over-
yang menerima pengalihan piutang tentunya draft sangat populer di Inggris sampai dengan
sama-sama mendapatkan manfaat. Kegiatan tahun 1950 an. Namun sejak tahun 1960 an,
pengalihan piutang tersebut juga pasti mempe- perusahan kecil menengah di Inggris mulai
ngaruhi baik kinerja maupun posisi keuangan menggunakan factoring dan invoice
yang tercermin pada laporan keuangan kedua discounting untuk memenuhi kebutuhan modal
belah pihak perusahaan. Artikel ini mengu- kerjanya (Bland, 1997:62). Pada dasarnya
raikan latar belakang manfaat factoring, seja- overdraft merupakan fasilitas pinjaman
rah factoring, international factoring, overnight, sehingga hanya dapat digunakan
pengelolaan factoring, praktek factoring di untuk mengatasi gap kas untuk waktu yang
Indonesia dan pelaporannya. sangat pendek. Selanjutnya Bland (1997)
mengemukakan bahwa di Inggris overdraft
PENTINGNYA PEMENUHAN KEBU- nasabah bank dapat ditagih sewaktu-waktu dan
TUHAN KAS DENGAN FACTORING sepenuhnya merupakan wewenang bank untuk
melakukan penagihan. Dengan demikian
Betapa penting pengelolaan kas bagi kelan- pemenuhan kebutuhan modal kerja dengan
caran usaha maupun perluasan usaha guna bank overdraft tidak sesuai dan tidak dapat
pencapaian tujuan perusahaan sudah dipahami memenuhi tujuan perusahaan, bahkan akan
oleh manajer keuangan maupun para akuntan. menyulitkan. Kredit rekening koran yang
Manajer menghadapi kebutuhan kas untuk disediakan oleh bank juga terbatas pada limit
membiayai kegiatan maupun perluasan usaha- kredit yang telah disetujui dan kelancaran
nya. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan penerimaan pembayaran dari pelanggan yang
yang dapat memberikan pinjaman kepada disetor ke rekening koran tersebut juga
pengusaha yang memerlukan dana untuk bis- mempengaruhi saldo rekening koran. Dengan
nisnya. Namun untuk mendapatkan dana dari keterbatasan penggunaan dana dari bank, maka
lembaga tersebut tidaklah mudah. Pengusaha manajemen perlu memikirkan penggunaan
dituntut untuk menyediakan jaminan dan harus dana dari sumber selain bank.
menunjukkan pengalaman dan kemampuan di
bidang bisnisnya. Hal ini yang banyak dikeluh- Alternatif pendanaan lain. Jika perusa-
kan oleh pengusaha di Indonesia maupun di haan lebih memilih untuk memperoleh dana
negara maju seperti Amerika (Bland, 1997; bukan dari bank, maka alternatifnya adalah (1)
Carmichael:1998;Gutloff, 1998; Peck, 1997). factoring account, (2) angel investor, (3)
Dengan demikian manajer perlu memper- supplier financing, (4) venture capital for small
businesses, dan (5) pooling money into susus
362 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Juli

(Gutloff, 1998). Salah satu cara mendapatkan telah disepakatinya. Kesepakatan hendaknya
kas untuk membiayai kegiatan usahanya juga dibuat secara tertulis. Jika manajemen
adalah dengan menjual piutang usaha kepada dapat mengantisipasi perkembangan ling-
factoring companies seperti dibahas pada kungan bisnisnya dan menjaga kerja sama
artikel ini. Alternatif lain untuk mendapatkan yang baik dengan partner bisnisnya maka
dana yang mungkin paling disukai oleh para supplier financing ini juga merupakan alter-
pengusaha adalah mendapatkan dana segar dari natif pendanaan yang murah dan menguntung-
seorang investor dengan prosedur yang relatif kan.
mudah dan biaya yang murah. Jika perusahaan Modal ventura yang disediakan untuk
(yang membutuhkan dana) sedang beruntung perusahaan kecil menengah juga merupakan
mungkin mendapatkan dana dari investor yang salah satu sumber pendanaan. Hanya saja, dana
mau melakukan investasi pada perusahaan yang tersedia biasanya tidak sesuai dengan
tersebut. Investor yang memiliki dana cukup jumlah usaha yang memerlukannya sehingga
besar yang memang sedang mencari target kriteria seleksinya sering kali relatif banyak
penanaman dananya dan melihat suatu usaha (Suparyadi, 1999). Alternatif pendanaan lain
yang dinilainya mempunyai prospek bagus dan adalah dengan cara arisan. Seperti arisan pada
percaya kepada manajemennya mungkin saja umumnya, dengan sekelompok orang, menye-
akan segera menanamkan dananya ke perusa- torkan dana secara periodik dan dana yang
haan tersebut. Namun tidak banyak perusahaan terkumpul digunakan oleh anggota secara
yang dapat menemukan investor yang disebut berurutan. Kendala atas pendanaan dengan
oleh Gutloff (1998) sebagai angel investors ini. cara arisan adalah masalah kesesuaian waktu
Meskipun demikian untuk menghindari hal-hal antara kebutuhan dana dengan tersedianya
yang tidak diinginkan, seperti penarikan dana yang harus menunggu urutan. Selain itu
kembali dana secara mendadak, perselisihan kredibilitas anggota arisan juga sangat menen-
tentang pembagian hasil (return), serta risiko tukan. Sebelum bergabung pada kelompok
lainnya maka segala sesuatunya perlu diatur arisan tertentu, jika perusahaan berminat untuk
berdasarkan kesepakatan tertulis. menjadi anggota arisan, perlu memahami
Pemasok (supplier) juga merupakan salah aturan mainnya serta mengevaluasi kejujuran,
satu sumber pendanaan. Pada umumnya pema- tingkat disiplin, dan kredibilitas para anggo-
sok bersedia mendukung pendanaan perusa- tanya. Menurut Gutloff (1998) pendanaan
haan dengan maksud untuk menjaga loyalitas dengan arisan atau pooling money into susus
pelanggan. Dengan demikian ketentuan yang ini populer pada masyarakat Asia dan
dibuat sudah pasti menguntungkan pemasok. Caribbean.
Oleh karena itu, dalam memanfaatkan sumber Pendanaan dengan piutang usaha.
dana dari pemasok ini, perusahaan sebagai Pengalihan piutang merupakan alternatif pen-
pelanggan harus mempelajari ketentuan-keten- danaan usaha. Perusahaan dapat menggunakan
tuan yang akan disepakatinya. Perusahaan juga piutangnya untuk memenuhi kebutuhan kasnya
harus memanfaatkan pendanaan agar sama- meskipun piutang tersebut belum jatuh tempo.
sama mendapatkan manfaat dan tidak justru Kieso and Weygandt mengemukakan tiga
hanya terbelenggu pada batasan-batasan yang alasan pengalihan piutang (1998:350). Pertama
dibuat pemasok yang akhirnya menghambat adalah alasan persaingan. Pada beberapa indus-
kemajuan usaha. Ketentuan-ketentuan yang tri tertentu, untuk dapat bersaing perusahaan
perlu dipelajari antara lain tentang pembatasan harus dapat memberikan fasilitas pendanaan
pembelian barang dari pemasok lain, kesepa- kepada pelanggannya. Kedua, perusahaan
katan tentang perubahan harga, dan kemung- memerlukan kas sedangkan untuk memperoleh
kinan untuk menegosiasi ulang harga yang pinjaman memerlukan biaya lebih mahal.
2000 Emita Wahyu Astami 363

Ketiga, penagihan piutang memerlukan waktu gap. Kedua, jika berkaitan dengan adanya cash
yang lama dan biaya yang mahal. gap, maka tentukan apakah cash gap tersebut
Cara untuk mendapatkan kas dari piutang dapat diperpendek. Cash gap merupakan jum-
bervariasi antara menggunakan piutang sebagai lah hari antara pembayaran yang harus
jaminan dalam mendapatkan pinjaman dan dilakukan oleh perusahaan untuk pembelian
menjual piutang. Pertama, piutang dapat digu- barang dan jasa dengan penerimaan kas dari
nakan sebagai jaminan dalam memperoleh pelanggan atas penjualan produk dan jasa.
pinjaman. Kedua, perusahaan dapat mengalih- Permasalahan yang berkaitan dengan cash gap
kan piutangnya kepada pihak ketiga. Kegiatan ini ada dua. Permasalahan pertama adalah
pengalihan piutang dapat berupa jasa non apakah perusahaan memiliki dana yang cukup
pembiayaan dan jasa pembiayaan. Jasa non untuk memenuhi kebutuhan kas selama
pembiayaan meliputi jasa pengelolaan pen- periode cash gap ini. Untuk menjawab perta-
jualan secara kredit, mulai dari investasi dan nyaan ini manajemen harus membuat prediksi
persetujuan penjualan kredit kepada pelang- yang cermat mengenai kebutuhan kas ber-
gan, administrasi penjualan, penagihan piu- kaitan dengan prediksi kenaikan omset
tang, hingga pemberian proteksi atas risiko penjualan kredit serta penerimaannya. Hasil
penjualan kredit. Jasa pembiayaan merupakan perhitungan ini akan menunjukkan bagaimana
jenis pembiayaan dengan cara pengalihan perusahaan memenuhi kebutuhan kasnya
piutang atau tagihan jangka pendek suatu tersebut. Mungkin dari dana sendiri atau
perusahaan yang berasal dari transaksi usaha. mungkin dengan pinjaman. Untuk itu mana-
Pihak yang memberikan jasa non pembiayaan jemen perlu memikirkan permasalahan yang
akan menerima fee, sedangkan pemberi jasa kedua, yaitu apakah terdapat opportunity cost
pembiayaan akan menerima bunga atau dis- atas pendanaan pada periode cash gap jika
konto. Selanjutnya, pembiayaan dalam bentuk perusahaan memiliki dana sendiri. Atau jika
pembelian dan atau pengalihan piutang atau perusahaan menggunakan dana pinjaman,
tagihan jangka pendek suatu perusahaan yang berapa nilai rupiah yang dapat dihemat jika
berasal dari transaksi usaha disebut sebagai perusahaan dapat memperpendek cash gap
anjak piutang atau factoring (IAI, 1999). untuk satu hari saja, atas suatu tingkat bunga
tertentu. Boer (1999:28) mengemukan terdapat
Mengatasi cash gap dengan factoring. tiga cara untuk memperpendek cash gap, yaitu
Banyak perusahaan melaksanakan praktek memperpanjang waktu pembayaran, atau
penjualan produk dan jasa secara kredit memperpendek waktu penagihan, atau mening-
merupakan cara untuk meningkat omset pen- katkan perputaran persediaan.
jualan. Keberhasilan peningakatan penjualan
dengan cara ini memerlukan dukungan dana Permintaan waktu perpanjangan pemba-
yang memadai. Jika kemudian perusahaan yaran kepada pemasok mungkin untuk dilaksa-
tidak dapat lagi memenuhi permintaan pelang- nakan tergantung pada jenis industrinya. Pada
gan karena perusahaan tidak memiliki cukup umumnya, termin pembayaran ditetapkan
dana untuk terus meningkatkan produksinya berdasarkan kebiasaan pada suatu industri dan
dan akhirnya meniadakan fasilitas kredit kepa- untuk suatu industri tertentu termin pemba-
da pelanggannya, hal ini akan mengakibatkan yaran berbeda dengan industri lainnya. Dapat
penurunan volume penjualan dan bahkan peru- tidaknya perpanjangan waktu pembayaran
sahaan harus menutup outlet-nya (Peck, 1997). dipengaruhi oleh posisi tawar perusahaan bagi
Untuk menghindari hal ini manajemen memer- pemasok dan keputusannya tergantung pada
lukan dua langkah analisis. Pertama, mana- pemasok sehingga manajemen tidak begitu
jemen perlu melihat kendala keterbatasan dana saja dapat melaksanakan perpanjangan waktu
tersebut; apakah berkaitan dengan adanya cash pembayaran.
364 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Juli

Memperpendek waktu penagihan piutang cer seperti Hero dan Matahari menerima
kepada pelanggan juga dipengaruhi oleh posisi pembayaran penjualan secara tunai sehingga
tawar perusahaan dalam persaingan pada tidak perlu menunggu untuk penerimaan
industrinya. Jika posisi tawar perusahaan pelunasan piutang. Di lain pihak, perusahaan
kurang kuat, memperpendek waktu penagihan retail ini memiliki waktu tenggang dalam
kepada pelanggan dapat mengakibatkan berku- membayar kepada pemasoknya. Dengan demi-
rangnya permintaan. Ketetapan untuk memper- kian perusahaan yang beroperasi dengan cara
pendek waktu penagihan piutang atau tidak ini memiliki cash gap yang negatif. Contoh
tergantung pada perusahaan dan merupakan perbedaan cash gap pada beberapa industri di
faktor terkendali, namun harus tetap memper- Amerika Serikat dapat dilihat pada tabel
timbangkan dampak dari penetapan kebijk- berikut ini:
sanaan tersebut. Perusahaan-perusahaan penge-

Tabel 1. Contoh Perbedaan Cash Gap Berdasarkan Industri


Jenis Usaha Jumlah hari dalam
Piutang + Persediaan -Utang = Cash Gap
Manufaktur:
- Roti & bakery 27 19 29 17
- Minuman botol 28 25 24 29
- Elektronik komputer 73 91 45 119
Wholesale:
- Perlengkapan kantor 40 28 31 37
- Mainan dan barang- 49 118 38 129
barang hobi
Sumber: Boer, 1999:28 dikutip dari laporan Robert Morris Associates, Philadelpia.

Semakin cepat perputaran persediaan akan ketersediaan bahan baku, sifat proses produksi,
mengakibatkan semakin kecil kebutuhan sifat produk, bahkan jaringan distribusinya.
kasnya. Akan tetapi untuk dapat menurunkan Dengan demikian, manajemen perlu men-
cash gap dengan cara ini perlu dukungan dari cari cara untuk memperpendek waktu pena-
pegawai operasional. Manajer keuangan de- gihan piutang namun pelanggan tetap memiliki
ngan mudah dapat memahami bahwa termin waktu tenggang pembayaran seperti kebiasaan
pembayaran utang dan waktu penerimaan yang telah dilaksanakan tanpa perusahaan
pelunasan piutang akan mempengaruhi cash harus menanggung risiko kelancaran produksi,
gap. Manajer keuangan tidak dapat secara distribusi produk ke pelanggan, bahkan kehi-
langsung mengendalikan perputaran perse- langan pelanggan. Hal ini dapat dilaksanakan
diaan melainkan memerlukan dukungan pega- dengan cara perusahaan menagih piutangnya
wai operasional. Pegawai operasional akan ikut sebelum tanggal jatuh tempo dengan melibat-
memikirkan dan melaksanakan pengelolaan kan pihak ketiga, yaitu dengan anjak piutang
persediaan jika mereka dapat memahami pen- (factoring). Factoring dapat digunakan sebagai
tingnya pengelolaan persediaan untuk memper- sumber pendanaan dalam mengatasi cash gap
pendek cash gap. Tingkat perputaran perse- maupun perluasan usaha.
diaan juga dipengaruhi oleh jenis industrinya
sehingga ada batas-batas tertentu untuk dapat
meningkatkan perputaran persediaan, seperti
2000 Emita Wahyu Astami 365

PERKEMBANGAN FACTORING menyebutkan bahwa menurut World Factoring


Yearbook 1996/1997, pada tahun 1996 lebih
Sejarah factoring. Berasal dari bahasa
dari 100.000 perusahaan di seluruh dunia
Yunani, factor memiliki arti “to facilitate”,
menggunakan factoring yang melibatkan 8 juta
yaitu memfasilitasi perdagangan. Praktek fac-
pelanggan. Pengguna factoring terbesar adalah
toring telah dimulai pada ratusan tahun lalu.
Amerika Serikat, melibatkan transaksi sebesar
Ayah Martin Luther menjalankan bisnis
US$60.9bn, diikuti Itali sebesar US$52.3bn. Di
factoring (Siska,1997). Di Amerika factoring
kawasan Asia Pasific domestic factoring
telah digunakan sejak abad lima belas pada
berkembang 25% per tahun sejak tahun 1990
saat Amerika memulai perdagangan dengan
dan international factoring tumbuh 50% pada
Inggris (Plyer, 1997:74). Kebutuhan factoring
tahun 1995. Sedangkan di Eropa, penggunaan
juga mulai dirasakan pada saat Inggris memu-
factoring pada tahun 1985 melibatkan tran-
lai perdagangannya dengan negara-negara lain.
saksi US$40bn menjadi US$340bn pada tahun
Perdagangan antar negara ini memerlukan
1995.
siklus yang cukup lama sehingga risiko per-
dangan mulai dirasakan. Risiko tersebut antara Di Inggris, the Factors and Discounters
lain pembajakan dalam perjalanan, tengge- Association, mengemukakan bahwa peng-
lamnya kapal, dan penagihan piutang kepada gunaan factoring meningkat secara konsisten
debitur pada negara-negara yang letaknya sebesar 20% sejak tahun 1990 (Tyler, 1997).
berjauhan. Pada masa itu factor memberikan Pada tahun 1995 sebesar US$23 milyar
jaminan kepada pedagang atas debitur yang perdagangan internasional di Inggris dibiayai
tidak melakukan pelunasan pada waktu yang dengan factoring (Plyer, 1996). Terdapat dua
ditetapkan jika pedagang memintakan perse- jasa praktek pendanaan dengan piutang pada
tujuan lebih dulu. Dengan demikian risiko negara ini, yaitu factoring dan invoice
perdagangan menjadi berkurang. Pada awal discounting. Perbedaan keduanya adalah Wilde
perkembangannya, praktek pengalihan piutang (1997), dengan factoring, debitur diberitahu,
belum banyak digunakan. Hal ini disebabkan sedangkan dengan invoice discounting adalah
antara lain, manajer masih mengkhawatirkan confidential.
bahwa penjualan piutang memberikan kesan Prosedur transaksi factoring dewasa ini.
perusahaan memiliki kesulitan keuangan. Tujuan utama factor adalah memberikan kredit
Disamping itu mekanisme pembiayaan ini dan memberikan jasa penagihan piutang
belum banyak dikenal meskipun konsep dengan mendapatkan fees. Pemanfaatan jasa
pembiayaan dengan factoring ini bukan baru factoring dilaksanakan dengan cara factor
lagi. Hasil survei terhadap 4.000 akuntan, memberikan persetujuan batas kredit kepada
hanya sepertiga yang menyarankan kepada pelanggan milik klien. Klien akan mengi-
kliennya untuk menggunakan jasa factor rimkan faktur penjualan (faktur penjualan
(Dresser, 1997:50). kepada pelanggan yang disetujui oleh factor)
Perkembangan pemanfaatan factoring. kepada factor. Pelanggan diberitahu bahwa
Sejak tahun 1970-an beberapa negara mulai pelunasan piutangnya supaya dialamatkan
meningkatkan aktivitas perdagangan interna- kepada factor. Factor akan menarik fee dengan
sionalnya dengan semakin banyaknya negara persentase tertentu dari penjualan. Selanjutnya
yang mulai memberlakukan ketentuan hukum factor memberikan jaminan pelunasannya.
tentang perdagangan antar negara. Editorial Prosedur transaksi factoring adalah:
majalah Management Accounting (1996:7)
366 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Juli

FACTOR (2) Permintaan kredit


__________________
(6) Pembayaran
(3) Persetujuan kredit (4) Pembayaran dimuka

NASABAH (1) Pemesanan barang KLIEN


(CUSTOMER)
(COMPANY)
__________________
__________________
Retailer atau (5) Pengiriman barang Manufactur atau
Wholesaler
Distributor

Sumber: dikutip dari Kieso & Weygandt (1998):352.

INTERNATIONAL FACTORING perdagangan internasional, dan risiko


keuangan atas transaksi penjualan. Pada bebe-
International factoring merupakan pen-
rapa negara informasi akurat mengenai calon
jualan piutang jangka pendek yang berasal dari
rekan dagang berkenaan dengan pinjaman
penjualan produk atau jasa di pasar inter-
kreditnya sulit didapatkan, sedangkan analisis
nasional. Peningkatan praktek perdagangan
kredit juga menjadi lebih rumit dengan adanya
internasional tentu disertai dengan mening-
perbedaan prosedur dan standar akuntansinya.
katnya permasalahan persaingan yang dihadapi
Kemudahan dan keamanan proses penagihan
oleh pelaku bisnis. Selain itu, perusahaan yang
atas barang yang dikirim menjadi salah satu
ingin memasuki pasar global memikirkan
pemikiran tersendiri bagi pelaku bisnis yang
risiko atas penjualan secara kredit. Sedangkan
akan memasuki pasar global. Dengan inter-
para pesaing bisnis termasuk perusahaan
national factoring permasalahan-permasalah
multinasional tentu memiliki cabang pada
tersebut dapat diatasi.
beberapa negara dengan demikian dapat
menjual barang secara kredit dan menerima Keuntungan ekonomis pemanfaatan
pembayaran dengan mata uang lokal, tanpa international factoring. Pada umumnya, alat
terlalu banyak memikirkan risiko keuangan- pembayaran yang digunakan dalam perda-
nya. gangan internasional adalah pembayaran
dimuka, letter of credits (LCs), dan asuransi
Pelaku bisnis yang mengetahui peluang
kredit. Namun, masing-masing cara pemba-
pasar luar negeri dan seharusnya dapat meng-
yaran tersebut memiliki kelemahan. Dengan
gunakan peluang tersebut untuk meningkatkan
cara pembayaran dimuka, meskipun pelanggan
omset penjualannya namun sering kali harus
telah membuka rekening sesuai dengan
melepaskan kesempatan tersebut dengan alasan
kesepakatan namun enggan untuk membayar
tidak dapat memecahkan permasalahan yang
sebelum barang dikirim. Pembayaran dengan
dihadapinya. Permasalahan yang mungkin
membuka LCs melalui bank, pada umumnya
dalam perdagangan internasional antara lain
diterima baik oleh penjual tetapi sering tidak
hambatan-hambatan perdagangan antarnegara
memuaskan bagi pembeli karena semua biaya
(trade barriers), tidak berpengalaman dalam
adminstrasi yang berkaitan dengan LCs
2000 Emita Wahyu Astami 367

ditanggung oleh pembeli. Meskipun pada dan credit insurance juga mengandung risiko
umumnya pembayaran dengan menggunakan maka alternatif pemanfaatan kegiatan jasa
LCs merupakan cara yang aman, namun perlu international factoring menjadi pilihan untuk
diperhatikan pengalaman yang terjadi di Iran. dapat mengatasi permasalahan diatas. Inter-
Pembayaran dengan menggunakan cara yang national factoring memberikan solusi menge-
dianggap paling aman inipun ternyata nai penanganan transaksi ekspor tanpa harus
mengalami kegagalan di Iran (Tyler, 1997;48). khawatir tentang permasalahan dalam pena-
Fleksibilitas keuangan pembeli juga terganggu gihan piutang. International factoring meru-
dengan terikatnya dana dan tidak segera dapat pakan penjualan piutang kepada perusahaan
digunakan untuk tujuan lain. Sedangkan pembiayaan internasional yang memiliki sum-
ketidakpuasan dengan penggunaan asuransi berdaya, tenaga ahli, dan berada pada negara
kredit biasanya berkaitan dengan coverage-nya debitur secara aktif mengelola risiko
yang tidak penuh; coverage asuransi kredit perdagangan. Tertel (1997) menyajikan bahwa
kurang dari 100%. Selain itu, penjual harus dengan dasar perhitungan volume penjualan
melaksanakan sendiri analisis kreditnya dan ekspor sebesar US$10,000,000 per tahun,
jika terjadi klaim, upaya pembuktiannya juga kepada 50 pembeli di luar negeri dengan rata-
merupakan hal yang merepotkan berkenaan rata order $75,000 dan maksimum jangka
dengan jarak, batas negara, perbedaan bahasa waktu pembayaran 90 hari, perbandingan biaya
maupun budaya. antara menggunakan factoring, credit insu-
Menurut Tartel (1997) international rance, dan letter of credit seperti pada Tabel 2.
factoring menyediakan program untuk sukses Analisa tersebut didasarkan pada data dari
di perdagangan internasional. International Factors Chain International, The International
factoring memiliki gabungan dari kelebihan Trade Forum, Journal of Commerce, The
penggunaan alat pembayaran perdagangan Trade Bank, dan Standard Credit Insurance
dengan (LCs) dan penggunaan credit insu- Rates.
rance. Selain relatif mahal, penggunaan LCs

Tabel 2. Perbandingan Biaya antara Pendanaan dengan Factoring, Credit Insurance, dan letter of
Credit

Keterangan International factoring Credit Insurance Letter of Credit


Volume penjualan $10.000.000 $10.000.000 $10.000.000
per tahun
Credit coverage 100% $10.000.000 90% $9.000.000 100% $10.000.000
Buyer insolvency 0% $0 60% $60.000 0% $0
Premi asuransi 0% $0 0.75% $75.000 0% $0
Biaya komisi 1,75% $175.000 0% $0 0% $0
Biaya bank 0,01% $780 0.12% $12.000 0,32% $32.000
Biaya jasa lain 0% $0 0.12% $12.000 1,38% $138.000
Biaya analisa kredit 0% $0 0,32% $32.000 0,24% $24.350
Total biaya 1,76% $175.780 1.91% $191.000 1,94% $194.350
Sumber: Tarter (1997):41
368 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Juli

Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa peng- adalah Factors Chain International (FCI).
gunaan factoring company membutuhkan Perusahaan ini memiliki jaringan organisasi
biaya terkecil, yaitu 1,76% dibanding kedua factoring yang sangat luas. Perusahaan ini
jenis pembiayaan lainnya; sebesar 1,91% untuk berdiri pada tahun 1968, dengan anggota seki-
pembiayaan dengan credit insurance, dan tar 120 perusahaan yang tersebar di lebih dari
1,94% dengan pembiayaan letter of credit. 40 negara di lima benua (Kamus, 1996:103).
Dengan factoring, selain keuntungan eko- Di seluruh dunia terdapat 700 factoring
nomis berkenaan dengan biaya yang harus companies yang tersebar pada 50 negara
ditanggung, perusahaan yang melakukan eks- (Editorial, 1996:7). Sedangkan di Amerika
por akan mendapatkan kemudahan dan terdapat sekitar 200 factoring companies
keamanan yang lebih. Perusahaan yang meng- (Gutloff, 1998:82), dan di Inggris terdapat 50
hendaki keamanan pembayarannya dapat men- factoring companies (Dresser, 1997:50).
jual piutangnya ke factor di dalam negeri Plyer (1997) menuliskan bahwa jasa yang
kemudian factor di dalam negeri tersebut akan disediakan oleh international factoring com-
menjual invoice bersangkutan kepada factor di panies adalah mengelola piutang. Jasa pena-
negara tujuan ekspor. Tentu saja factor di gihan piutang, pencatatan dan pelaporan piu-
negara tujuan ini seperti menjalankan bisnis tang. Memberikan proteksi kredit atas piutang,
lokal saja. Mekanisme ini untuk menghindari dan memberikan pinjaman dengan jaminan
risiko yang berkaitan dengan masalah budaya piutang. Manfaat yang dapat diperoleh dengan
dan risiko ketidakpastian perlindungan hukum. menggunakan factor seperti yang telah diurai-
Pihak-pihak yang terlibat dalam Inter- kan diatas tentu sangat menarik. Namun sebe-
national factoring. Dalam transaski perda- lum memutuskan untuk memanfaatkan jasa ini
gangan internasional dengan memanfaat jasa manajemen perlu memperhatikan juga per-
factor melibatkan paling tidak empat pihak, masalahan yang mungkin timbul dalam
yaitu perusahaan yang menjual barang atau penggunaan jasa pembiayaan tersebut.
jasa (eksportir), factor pada negara eksportir Permasalahan pada international fac-
(export factor), factor pada negara tujuan toring. Agar manfaat penggunaan jasa factor
ekspor (import factor), dan pembeli (importir). dapat dirasakan tanpa menimbulkan masalah
Export factor akan menangani transaksi yang baru yang lebih berarti maka permasalahan
lebih kompleks jika eksportir menjual barang yang mungkin timbul dalam perdagangan
atau jasa ke beberapa negara. Dengan jaringan internasional dengan factoring perlu dipahami.
global, eksport factor dapat membentuk atau Permasalahan tersebut berkaitan dengan ada-
memilih partnernya pada beberapa negara lain nya perbedaan kebiasaan, kebudayaan, serta
sebagai import factor. Dengan koordinasi ketentuan hukum yang berlaku pada masing-
export factor, import factor mengelola masing negara. Sebagai contoh adalah adanya
penagihan piutang eksportir dan menanggung perbedaan persepsi mengenai debitur yang
risiko kredit. Dengan demikian export factor baik. Di Kanada debitur yang membayar dalam
dan import factor bertindak selaku atau jangka waktu antara 120 sampai 150 hari
mewakili eksportir. Import factor yang ada dikatakan baik, sedangkan di Amerika Serikat,
pada negara tujuan ekspor memiliki kelebihan debitur yang membayar setelah 90 hari sudah
antara lain menggunakan bahasa negara sangat dihindari, kemungkinan besar mereka
setempat, secara langsung memantau debitur, tidak akan mambayar( Peck, 1997:16). Di
dan selalu siap untuk bertindak sebagai wakil Inggris pelunasan piutang berkisar antara 120-
eksportir. 180 hari (Siska, 1997). Hal lain yang juga
Keberadaan factoring companies. Peru- perlu diperhatikan adalah mata uang yang
sahaan factor internasional yang terbesar digunakan sebagai dasar nilai transaksi. Kese-
2000 Emita Wahyu Astami 369

pakatan nilai transaksi antara perusahaan yang langkah-langkah yang direncanakan jika terjadi
menjual piutang dengan factor, maupun hal-hal yang tidak diinginkan.
dengan pembeli harus jelas. Selain itu, hal Factor menghentikan pembelian piu-
yang perlu diketahui adalah kebiasaan yang tang. Penerimaan kas dari penjualan piutang
ada pada negara tujuan pemasaran. Ada dagang biasanya digunakan oleh perusahaan
kemungkinan pada suatu negara tertentu penjual piutang untuk memenuhi kebutuhan
terlambat membayar tagihan merupakan hal dana jangka pendeknya. Sedangkan jumlah kas
yang biasa sementara pada negara lain hal yang diterimanya tidak sebesar jumlah piutang
tersebut mungkin mengakibatkan diberikannya dagang yang dijual karena factor memungut
sanksi yang berat. Sebagai eksportir jelas harus fee dan pengurangan lainnya yang harus
memaklumi dan menghormati kebiasaan yang ditanggung oleh perusahaan penjual. Dengan
ada pada negara tujuan, terlebih lagi pada demikian kas yang diterimanya sering kali
negara yang pelaksanaan penegakan hukumnya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
belum memadai. dananya sehingga perusahaan secara terus
menerus menjual piutangnya dalam rangka
ANTISIPASI YANG DIPERLUKAN DA- pemenuhan modal kerjanya. Terlebih lagi jika
LAM MEMANFAATKAN JASA FACTOR perusahaan merasa pasti bahwa factor akan
selalu membeli piutangnya sehingga jasa
Memanfaatkan jasa factoring companies factor menjadi bagian dari sistem penjualan-
memang memberikan banyak manfaat. Tidak nya. Hal ini dapat mengakibatkan perusahaan
hanya kebutuhan dana utnuk modal kerja secara otomatis dan terus menerus menggu-
perusahaan yang sebenarnya dipenuhi dengan nakan jasa factor dalam siklus penjualannya
hasil operasi perusahaan sendiri yaitu dengan tanpa memikirkan risikonya.
penerimaan piutang lebih cepat karena jasa
factor namun juga kemudahan-kemudahan lain Risiko yang perlu diantisipasi adalah
dalam pengelolaan piutang maupun pelak- kemungkinan factor menghentikan pembelian
sanaan transaksi perdagangan dengan berbagai piutang perusahaan, terlebih jika dengan cara
negara. Namun demikian sebelum memulai mendadak. Dengan kejadian ini, perusahaan
untuk menggunakan jasa factor, manajemen yang menjual piutangnya akan mengalami
perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan kekacauan kas jika factor tidak lagi membeli
yang ditetapkan oleh factor, seperti tentang piutangnya seperti biasanya. Terdapat dua
omset penjualan minimal, biaya-biaya yang kemungkinan yang dapat menyebabkannya.
harus ditanggung oleh klien, serta prosedur dan Penyebab pertama adalah dari sisi perusahaan.
persyaratan administrasinya termasuk legali- Hal yang perlu diperhatikan dan selalu diupa-
tasnya. Selain itu manajemen juga harus yakan oleh perusahaan agar factor tidak
memikirkan berbagai hal yang mungkin terjadi berhenti membeli piutangnya adalah perusa-
di kemudian hari yang dapat merugikannya. haan selalu memenuhi setiap elemen yang
Berbagai kemunginan yang perlu diantisipasi telah disepakati dalam perjanjian. Misalnya,
sehingga perlu perhatian manajemen dalam kewajiban penyampaian laporan kepada factor
memulai menggunakan jasa factor antara lain sesuai ketentuan secara berkala harus dilak-
adalah (1) factor menghentikan pembelian sanakan secara tepat waktu, atau ketentuan
piutang, (2) kompleksitas prosedur, (3) peru- yang mengatur tentang boleh tidaknya serta
sahaan penjual piutang menghentikan program persyaratan yang harus dipenuhi jika peru-
penjualan piutangnya, (4) pelanggaran terha- sahaan akan berhubungan dengan pihak ketiga
dap perjanjian (Ayers dan Kincaid, 1996). yang menyangkut piutang. Penyebab kedua
Dengan demikian manajemen telah memiliki adalah dari sisi factor. Mungkin saja terjadi
factor tidak lagi mampu membeli piutang
370 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Juli

perusahaan karena factor mengalami kesulitan lagi menjual barang secara kredit, atau factor
dana. Hal ini akan lebih mudah terjadi jika tidak memenuhi harapannya. Untuk itu sebe-
dalam menjalankan usahanya pendanaan factor lum melakukan kesepakatan untuk menjual
tergantung pada hanya satu pihak ketiga. piutangnya, perusahaan harus mempertimbang-
Permasalahan ini dapat diantisipasi dengan kan kemungkinan untuk bermaksud menghen-
cara pemilihan factor secara berhati-hati. tikan program penjualan piutang di kemudian
Perusahaan perlu mempelajari reputasi, track hari.
record, serta sumber pendanaan pada beberapa Paling tidak terdapat dua aspek yang harus
factor sebelum memutuskan untuk memilih dipertimbangkan untuk mengantisipasi ke-
salah satunya. mungkinan perusahaan untuk menghentikan
Kompleksitas Prosedur. Diperlukan program penjualan piutangnya, yaitu aspek
komunikasi yang memadai antara perusahaan intern dan aspek ekstern. Aspek intern peru-
yang menjual piutang dengan factor baik pada sahaan berkaitan dengan pemenuhan kebu-
tingkat operasional maupun manajerial untuk tuhan dana itu sendiri. Hal terpenting yang
mendapatkan efisiensi operasional yang mak- harus dipertimbangkan jika perusahaan
simum. Dalam memasarkan jasanya, lembaga bermaksud menghentikan program penjualan
pembiayaan cenderung menganggap mudah piutang adalah perusahaan harus yakin dapat
mengenai permasalahan prosedur dan admi- memenuhi kebutuhan dana. Sumber dana
nistrasinya. Hal ini dapat menyebabkan tersebut harus dari sumber selain piutang
perusahaan penjual piutang memiliki harapan- dagang karena hak piutang dagang sudah
harapan yang pada akhirnya tidak dapat berada pada factor, sedangkan piutang yang
terpenuhi. Permasalahan tersebut dapat dimini- baru tidak dapat diharapkan untuk dapat segera
malkan jika perusahaan penjual piutang ditagih. Sedangkan aspek ekstern merupakan
memahami seluruh permasalahan dari setiap faktor yang tidak sepenuhnya dapat dikendali-
aspek dan mengkomunikasikannya dengan kan oleh perusahaan sehingga harus dianti-
factor sebelum penjualan piutangnya disepa- sipasi sejak awal. Aspek ini berkaitan dengan
kati. Contoh hal-hal yang perlu disepakati ketentuan yang dibuat oleh factor mengenai
mengenai prosedur maupun administrasinya periode minimal perusahaan boleh menghen-
adalah berkaitan dengan garansi produk, tikan program penjualan piutangnya. Berkaitan
pelanggaran kesepakatan penjualan kredit, dengan biaya yang ditanggung oleh factor
kesalahan pencatatan data-data dan saldo dalam mempelajari piutang perusahaan sebe-
debitur, dan kemungkinan permasalahan lain lum adanya kesepakatan, factor telah memper-
yang timbul jika factor menggunakan pihak hitungkan titik impas periode pengalihan
ketiga untuk pengelolaan piutang. piutang dengan biaya yang menjadi bebannya
Perusahaan penjual piutang berkeingin- tersebut. Untuk dapat mencapai titik impas
an untuk menghentikan program penjualan tersebut factor menetapkan ketentuan periode
piutangnya. Perusahaan penjual piutang minimal, sehingga jika perusahaan bermaksud
mungkin berharap untuk dapat menghentikan menghentikan penjualan piutangnya sebelum
program penjualan piutangnya pada factor periode minimal tersebut mungkin akan
dengan alasan tertentu. Kemungkinan penye- dikenakan denda. Dengan demikian, perusa-
babnya antara lain kondisi keuangan perusa- haan penjual piutang harus dapat menegosiasi
haan sudah membaik, perusahaan mendapat- periode minimal yang menguntungkannya.
kan penawaran dari lembaga pembiayaan lain Pelanggaran terhadap perjanjian.
yang lebih menarik, pergantian manajemen Berbagai hal yang mungkin terjadi dan tidak
dimana manajemen baru tidak setuju dengan sesuai dengan kondisi perjanjian pengalihan
program penjualan piutang, perusahaan tidak piutang perlu diantisipasi. Sebagai contoh,
2000 Emita Wahyu Astami 371

perusahaan yang mengalihkan piutang telah recourse, maka klien memiliki kewajiban
menerima kesepakatan untuk menerima untuk membayar kepada factor atau membeli
pelunasan piutangnya dari pihak ketiga. Jika kembali piutangnya, dalam hal nasabah tidak
piutang tersebut ditransfer kepada factor, melunasi kewajibannya pada tanggal jatuh
kemudian tanpa sepengetahuan perusahaan tempo. Besarnya jumlah yang harus dibayar
yang mentransfer piutang, pihak ketiga terse- oleh klien kepada factor tergantung pada
but tidak bersedia untuk melunasi kewa- perjanjian pengalihan piutang karena peng-
jibannya, maka factor tentu akan meminta alihan piutang dengan recourse dapat dilak-
kepada perusahaan yang mengalihkan piutang sanakan secara penuh (full recoure) atau
untuk membeli kembali piutang tersebut atau sebagian (limited recourse).
mengganti dengan piutang lainnya. Kemung- Sebelum krisis moneter, di Indonesia
kinan lain yang dapat terjadi adalah piutang terdapat sekitar 235 pembiayaan perusahaan,
yang dipindahtangankan kepada factor ternyata yang bergerak di bidang leasing, factoring, dan
sebelumnya telah dijual kepada pihak ketiga. pembiayaan konsumen. Lembaga pembiayaan
Berkenaan dengan akibat yang harus yang memberikan jasa factoring dan menjadi
ditanggung oleh perusahaan yang mengalihkan anggota Factors Chain International (FCI)
piutang jika melanggar perjanjian maka peru- antara lain adalah BII Finance Center dan
sahaan tersebut harus memahami betul Satelindo Perdana Finance. Namun demikian,
kemungkinan sanksi atau akibat dari kelalaian setelah krisis moneter tinggal puluhan peru-
semacam itu. sahaan pembiayaan yang hidup. Darmaji
(1999) memperkirakan bahwa kecenderungan
tahun 2000, dari tiga kegiatan pembiayaan:
ANJAK PIUTANG DI INDONESIA
leasing, factoring, dan pembiayaan konsumen,
Factoring atau anjak piutang di Indonesia yang akan kembali paling awal adalah
melibatkan tiga pihak, yaitu klien, factor, dan pembiayaan konsumen, disusul leasing, dan
nasabah. Anjak piutang di Indonesia (PSAK factoring tidak balik sama sekali. Namun
No. 43, Pr. 03) merupakan jenis pembiayaan demikian, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan telah mengantisipasi praktek factoring ini
piutang atau tagihan jangka pendek suatu dengan mengeluarkan PSAK No. 43 tentang
perusahaan yang berasal dari transaksi usaha. Akuntansi Anjak Piutang yang berlaku efektif
Klien adalah perusahaan yang menjual atau untuk laporan keuangan yang mencakup
mengalihkan piutang. Factor adalah lembaga periode mulai atau setelah tanggal 1 Januari
pembiayaan yang membeli atau menerima 1998.
pengalihan piutang. Nasabah adalah perusa-
haan yang mempunyai kewajiban kepada klien.
PELAPORAN ANJAK PIUTANG
Dua cara pengalihan piutang adalah anjak
piutang dengan recourse dan anjak piutang Transaksi anjak piutang mempengaruhi
tanpa recourse. Jika pengalihan piutang dari kinerja maupun perubahan posisi keuangan
klien kepada factor dilaksanakan tanpa baik pada perusahaan klien maupun factor.
recourse, maka nasabah melakukan pemba- Oleh karena itu penyelenggaraan akuntansi
yaran atas piutang yang dialihkan tersebut anjak piutang dalam rangka proses pelaporan-
langsung kepada factor. Selanjutnya, factor nya juga diatur baik bagi factor maupun bagi
menanggung seluruh risiko penagihan tanpa klien. Pencatatan dan pelaporan anjak piutang
hak menerima pembayaran dari klien dalam dipengaruhi pelaksanaannya. Anjak piutang
hal nasabah tidak melunasi kewajibannya. Jika dapat dilaksanakan dengan recourse atau tanpa
pengalihan piutang dilaksanakan dengan recourse.
372 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Juli

Anjak piutang dengan recourse ini diper- dan disajikan dalam neraca sebagai
lakukan sebagai pembelian dan penjualan kewajiban.
piutang apabila memenuhi semua kriteria
berikut ini (PSAK No.43, Pr.30): Bagi Klien:
a. Klien tidak lagi memiliki manfaat eko- 33 Anjak piutang tanpa recourse diperla-
nomi masa depan dan tidak menanggung kukan sebagai penjualan piutang. Selisih
risiko kolektibilitas yang terkandung antara nilai piutang alihan dengan jumlah
dalam piutang; dana yang diterima ditambah retensi
b. Kewajiban klien dalam perjanjian re- diakui sebagai kerugian atas transaksi
course dapat diestimasi secara andal; dan anjak piutang.
c. Klien tidak memiliki kewajiban atau opsi 34 Kerugian atas transaksi anjak piutang
untuk membeli kembali piutang tersebut. tanpa recourse diakui sebagai beban pada
saat transaksi disajikan dalam laporan
Pelaporan anjak piutang dengan recourse laba rugi sebagai beban usaha.
dan tanpa recourse, diatur pada PSAK No. 43.
Berikut ini kutipan paragaraf 31 sampai 35 Dana yang ditahan (retensi) oleh factor
dengan 39, baik laporan bagi klien maupun dalam rangka anjak piutang tanpa re-
factor. course diakui sebagai piutag retensi anjak
piutang dan disajikan dalam neraca seba-
gai aktiva lancar.
Anjak piutang tanpa recourse:
Bagi Factor: Contoh:
31 Anjak piutang tanpa recourse diakui UD Adi Megah menjual piutangnya sebe-
sebagai tagihan anjak piutang sebesar sar Rp1.000 kepada PT Lunas, sebuah peru-
nilai piutang yang diperoleh. Selisih sahaan anjak piutang (factor), atas dasar
antara tagihan anjak piutang dengan jum- dengan tanpa recourse. PT Lunas membeban-
lah pembayaran kepada klien ditambah kan biaya 3% dari jumlah piutang yang
retensi diakui sebagai pendapatan anjak dialihkan tersebut dengan retensi 5% dari
piutang pada saat transaksi anjak piutang. piutang untuk berjaga-jaga jika terdapat retur
32 Tagihan anjak piutang tanpa recourse ataupun potongan penjualan. Jurnal yang
dinyatakan sebesar nilai bersih yang dibuat untuk mencatat transaksi pengalihan
dapat direalisasi. Sedangkan retensi dia- piutang tersebut baik oleh UD Adi Megah
kui sebagai hutang retensi anjak piutang (klien) maupun PT Lunas (factor) adalah:

UD Adi Megah (Klien) PT Lunas (Factor)

Kas Rp920 Piutang dagang Rp1.000


Piutang retensi factor 50 Utang kepada UD Adi Megah Rp50
Rugi penjualan piutang 30 Pendapatan jasa anjak piutang 30
Piutang dagang Rp1.000 Kas 920
2000 Emita Wahyu Astami 373

Anjak piutang dengan recourse: diakui sebagai beban bunga selama


periode anjak piutang.
Bagi Factor:
36 Kewajiban anjak piutang disajikan dalam
36 Anjak piutang dengan recourse diakui
neraca sebesar nilai piutang yang
sebagai tagihan anjak piutang sebesar
dialihkan dikurangi retensi dan beban
nilai piutang yang diperoleh. Selisih
bunga yang belum diamortisasi.
antara tagihan anjak piutang dengan
jumlah pembayaran kepada klien ditam-
bah retensi diakui sebagai pendapatan Contoh:
tangguhan selama periode anjak piutang. UD Adi Megah menjual piutangnya
37 Tagihan anjak piutang dengan recourse sebesar Rp1.000 kepada PT Lunas, sebuah
dinyatakan sebesar nilai bersih yang perusahaan anjak piutang (factor), atas dasar
dapat direalisasi dan retensi disajikan dengan recourse. PT Lunas membebankan
sebagai pengurang tagihan anjak piutang. biaya 3% dari jumlah piutang yang dialihkan
tersebut dengan retensi 5% dari piutang untuk
berjaga-jaga jika terdapat retur ataupun
Bagi Klien: potongan penjualan. Jika disepakati bahwa
35 Anjak piutang dengan recourse diakui kewajiban recoursenya sebesar Rp12, maka
sebagai kewajiban anjak piutang sebesar jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi
nilai piutang yang dialihkan. Selisih pengalihan piutang tersebut baik oleh UD Adi
antara nilai piutang yang dialihkan de- Megah (klien) maupun PT Lunas (factor)
ngan dana yang diterima ditambah retensi adalah:

UD Adi Megah (Klien) PT Lunas (Factor)

Kas Rp920 Piutang dagang Rp1.000


Piutang kepada factor 50 Utang kepada UD Adi Megah Rp50
Beban bunga-anjak piutang 42 Pendapatan jasa-anjak piutang 30
Piutang dagang Rp1.000 Kas 920
Utang recourse 12

PENUTUP kemungkinan permasalahan yang timbul maka


manfaat yang diperolehnya akan optimal.
Factor memberikan jasa pembiayaan dan
Dengan fasilitas yang disediakan factor, mana-
jasa non pembiayaan yang berkaitan dengan
jemen tinggal berkonsentrasi pada perluasan
piutang usaha kepada perusahaan yang
pasar dan peningkatan omset penjualan serta
memerlukannya. Dengan fasilitas factor, peru-
faktor pendukungnya dengan menyerahkan
sahaan tetap dapat menerima pembayaran
pengelolaan piutangnya kepada factor. Dengan
seperti penjualan tunai, namun tetap mem-
kata lain anjak piutang dapat menjadi sumber
berikan fasilitas kepada pelanggan. Dampak
pendanaan yang mudah, bebas dari masalah
dari pemanfaatan jasa yang disediakan oleh
dalam pengelolaan modal kerja tanpa meng-
factor tidak terbatas pada terpenuhinya
ganggu upaya peningkatan volume penjualan
kebutuhan dana. Apabila perusahaan yang
hanya jika baik perusahaan yang menjual
menggunakan jasa factor dapat memilih factor
piutang (klien) maupun factor telah mem-
yang tepat dengan memahami semua hak dan
pertimbangkan hal-hal yang mungkin terjadi
kewajibannya, serta dapat mengantisipasi
dan mengantisipasinya.
374 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Juli

Pemanfaatan jasa factor di Indonesia lebih ging the cash gap. Journal of Accountancy.
banyak terlihat pada perdagangan yang October:27-32.
menerima pembayaran dengan credit card. Carmichael, S. Richard, 1998. Entrepreneurial
Meskipun di Indonesia, sejak krisis moneter, lenders and factors shape the industry. The
dari 235 perusahaan pembiayaan tinggal Secured Lender. November/December: 46-
puluhan yang hidup (Darmaji,1999:53) tetapi 51.
paling tidak telah ada factoring companies
yang menjadi anggota Factors Chain Inter- Chasteen, Lanny G., Flahtery, Richard E., dan
national, sehingga pengusaha masih dapat me- O‟Connor, Melvin C., 1998. Intermediate
manfaatkan factor dalam perdagangan Accounting. 6th edition. Irwin Mc Graw
internasionalnya. Hill.

Klien atau perusahaan yang menggunakan Darmadji, Tjiptono. 1999. Laporan khusus.
fasilitas factor memiliki kewajiban untuk Infobank. Desember (244):53.
melaporkan transaksi anjak piutangnya dengan Dresser, Guy. 1997. Factoring: The way to
mengacu pada PSAK No. 43. Transaksi anjak cash. Director (50). January: 48-55.
piutang mempengaruhi baik kinerja perusahaan Editorial News. 1996. Emerging markets
yang tercermin pada laporan laba rugi maupun expect factoring boom. Management
pada posisi keuangan perusahaan yang ter- Accounting. November:7.
cantum pada neraca. Transaksi anjak piutang
tanpa recourse mengakibatkan perubahan Fast Forward. 1998. Are you managing your
aktiva dan timbulnya beban bagi klien, cash flow? Director. June: 30-32.
sedangkan bagi factor transaksi anjak piutang Gutloff, Karen, 1998. Five alternative ways to
mengakibatkan perubahan aktiva, kewajiban, finance your business. Black Enterprise.
serta timbulnya pendapatan. Berdasarkan March: 81-85.
transaksi anjak piutang dengan recourse, klien Ikatan Akuntan Indonesia, 1999. PSAK No. 43.
melaporkan perubahan aktiva, kewajiban, dan Jakarta. Salemba Empat.
timbulnya beban, sedangkan factor mela-
porkan perubahan aktiva, kewajiban, dan Kamus, 1996. Kamus: Anjak Piutang. Info-
timbulnya pendapatan. Selain itu PSAK No.43 bank. Februari (194):103.
juga mewajibkan bagi klien maupun factor Kieso, E. Donald, Weygandt, J. Jerry. 1998.
untuk menyajikan pengungkapan yang mema- Intermediate Accounting. 9th. Edition. New
dai atas kebijakan akuntansi, jumlah penga- York. John Wiley & Sons, Inc.
lihan piutang, serta ikatan penting yang diatur Peck, W. Richard. 1997. Cash flow: Money to
dalam perjanjian anjak piutang. make your factory grow. Business Credit.
May: 16-17.
PUSTAKA ACUAN Plyer, R. Eugene. 1996. International fac-
Ayers, H. Donald, dan Kincaid, JD, J. toring: alternative trade financial tool. The
Timothy. 1996. Selling accounts recei- Secured Lender. July/August: 74-76.
vable. Healthcare Financial management. Sandak, Jerry. 1998. Factoring: An effective
May: 50-55. way to downsize and outsource in the „90s.
Bland, Leslie. 1997. Invoice finance v. bank Business Credit. May: 45-46.
overdraft. The Secured Lender. January/ Siska, G. Thomas. 1997. For small firms,
February:62-64. credit and collections can now be done the
Boer, Germain. 1999. How to help operating old-fashioned way-by factoring. Business
people use working capital wisely: Mana- Credit. March: 6-7.
2000 Emita Wahyu Astami 375

Suparyadi, Nugroho.1999. Perkembangan dan Tyler, Geoff. 1997. Highest common factor.
kendala modal ventura. Jurnal Ekonomi Management Accounting. September: 46-
Manajemen dan Akuntansi (JEMA). 48.
Edisi18/06/1999: 9-11. Wylde, Edward. 1997. The legal basis of recei-
Tarter, A. Kenley. 1997. International fac- vables financing in UK. The Secured Len-
toring: an effective financial strategy. der. May/June: 34 dan 84.
Business America. October: 40-42.

You might also like