Professional Documents
Culture Documents
Studi Komparasi Metode Migrasi Seismik D 03b46b7a
Studi Komparasi Metode Migrasi Seismik D 03b46b7a
ABSTRACT
Reservoir characterization is an important method in gas and oil exploration. In order to obtain
accuracy for defining reservoir, required seismic image that similar to the actual seismic image. The
complexity of earth structure could cause diffracted waves, therefore, seismic image was diffracted
from its actual position. This study applies Kirchhoff and Stolt (F-K) seismic migration methods to
restore the position of the reflector at the actual time and depth seismic data in North Bali. Seismic
data is integrated with APS-1 well data as controls to be converted with model-based inversion
techniques so as to characterize the reservoir. This study aims to compare the results of seismic
migration namely Stolt and Kirchhoff migration to be converted using a model-based inversion
method so that it can be seen to what extent the quality of seismic data influences the reservoir
characterization process. Correlation value from the results of regression analysis between inversion
log impedance and well impedance log data in Kirchhoff migration is 0.739 and regression error is
873.54, while the Stolt migration has a correlation value of 0.698 and an error value of 1236.17. This
shows that Kirchhoff's migration is better than Stolt migration both qualitatively and quantitatively in
characterizing hydrocarbon reservoirs.
ABSTRAK
Karakterisasi reservoir menjadi penting dalam tahapan eksplorasi minyak dan gas bumi. Salah satu hal
yang dibutuhkan untuk mencapai keakuratan dalam mengkarakterisasi reservoir adalah penampang
seismik yang sesuai dengan penampang aslinya. Struktur lapisan bumi yang kompleks mengakibatkan
gelombang terdifraksi, sehingga penampang seismik mengalami pembelokan dari posisi sebenarnya.
Penelitian ini menerapkan metode migrasi seismik Kirchhoff dan Stolt (F-K) untuk mengembalikan
posisi reflektor pada waktu dan kedalaman yang sebenarnya pada data seismik 2D di Perairan Utara
Bali. Data seismik diintegrasikan dengan data sumur APS-1 sebagai kontrol untuk diinversikan
dengan teknik inversi berbasis model sehingga dapat mengkarakterisasi reservoir. Penelitian ini
bertujuan membandingkan hasil migrasi seismik yaitu migrasi Stolt dan migrasi Kirchhoff untuk
diinversikan menggunakan metode inversi berbasis model sehingga dapat diketahui sejauh mana
kualitas data seismik mempengaruhi proses karakterisasi reservoir. Nilai korelasi dari hasil analisis
regresi antara log impedansi inversi dengan log impedansi data sumur pada migrasi Kirchhoff sebesar
0,739 dan galat regresi sebesar 873,54, sedangkan pada migrasi Stolt memiliki nilai korelasi sebesar
0,698 dan nilai galat sebesar 1236,17. Hal ini menunjukkan bahwa migrasi Kirchhoff lebih baik dari
migrasi Stolt baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam mengkarakterisasi reservoir hidrokarbon.
Department of Marine Science and Technology FPIK-IPB, ISOI, and HAPPI 205
Studi Komparasi Metode Migrasi Seismik dalam Mengkarakterisasi . . .
206 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Sidiq et al.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 1, April 2019 207
Studi Komparasi Metode Migrasi Seismik dalam Mengkarakterisasi . . .
Gambar 2. Ilustrasi langkah migrasi F-K pada kecepatan konstan. a) input domain waktu, b)
input transformasi fourier, c) penampang migrasi fourier dan d) penampang setelah
migrasi (Bancroft, 2001). Warna biru adalah ilustrasi untuk data sebelum migrasi
dan warna merah adalah hasil migrasi.
8$ "
2.4. Migrasi Kirchhoff 𝑡 , (𝑥 ) = 𝑡 , (0) + )9:; " ……...………… (4)
Migrasi Kirchhoff pada penelitian ini
dilakukan pada kawasan waktu dengan
menggunakan kecepatan RMS dan straight Variabel t(x) menujukkan waktu
ray. Metode migrasi Kirchhoff didasarkan pada posisi yang sebenarnya dalam satuan
pada penjumlahan kurva difraksi berupa nilai milisekon (ms). Waktu posisi awal
amplitudo dengan pendekatan secara statistik reflektor, t (0) dalam satuan milisekon (ms).
dimana posisi suatu titik di bawah permukaan Variabel x adalah jarak dari titik puncak ke
dapat saja berasal dari berbagai kemungkinan input tras, sedangkan Vrms adalah
lokasi dengan tingkat probabilitas yang sama kecepatan pada titik kurva.
(Gambar 3).
2.5. Metode Inversi Berbasis Model
Metode ini dilakukan dengan
membuat sebuah model geologi dan
membandingkannya dengan data seismik
(Putri et al., 2016). Secara iteratif, model
geologi diperbaharui sehingga tingkat
korelasinya dengan data seismik lebih baik
(tingkat kesalahan kecil). Inversi berbasis
model berada pada inversi pasca
penumpukan yaitu pengolahan data dengan
melakukan penumpukan terlebih dahulu dan
Gambar 3. Metode migrasi Kirchhoff berdasarkan algoritmanya, berada pada
dengan prinsip penjumlahan inversi amplitudo. Informasi yang didapatkan
kurva difraksi (Bancroft, dari metode inversi ini lebih akurat dan jelas,
2001). karena metode ini memasukkan komponen
frekuensi rendah dari data log. Nilai
Berdasarkan Gambar 3, amplitudo impedansi akustik yang dihasilkan memiliki
dari reflektor hiperbola akan dijumlahkan tingkat kontras yang jelas, sehingga
dan menghasilkan satu titik yang berada memudahkan interpreter dalam menentukan
pada lokasi yang sebenarnya. Secara batas atas dan batas bawah lapisan reservoir.
matematis proses penjumlahan amplitudo
pada migrasi Kirchhoff dapat dilihat pada 𝐼𝐴 = 𝜌. 𝑣 …………………..…………… (5)
Persamaan 4 :
208 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Sidiq et al.
BC DBC
𝐾𝑅 = BC" FBCE …………………………… (6) untuk mengembalikan energi yang hilang
" E selama penjalaran gelombang akibat atenuasi
𝑠(𝑡) = 𝑤(𝑡) ∗ 𝑟(𝑡) …………………...… (7)
oleh lapisan bumi. Hasil perekaman data
seismik setidaknya memiliki multiple periode
pendek sehingga proses dekonvolusi diguna-
Keterangan : IA1 = Impedansi akustik kan untuk memprediksi jarak reflektor
medium pertama ( (ft/s) * (g/cc)); IA2 = dengan multiple untuk meningkatkan resolusi
Impedansi akustik medium kedua temporal data seismik. Gelombang yang
((ft/s)*(g/cc)); ρ = densitas (g/cc); v = ke- menjalar pada suatu medium dengan sifat
cepatan (ft/s); KR = koefisien refleksi bernilai elastis yang berbeda akan menyebabkan
-1 sampai +1; s(t) = seismogram sintetik; w(t) perbedaan kecepatan gelombang sehingga
= wavelet; dan r(t) = deret koefisien analisis kecepatan diperlukan untuk
refleksi. menentukan kecepatan gelombang yang
Hasil akhir dari inversi berbasis terpantul pada suatu reflektor. Hasil dari
model adalah berupa model impedansi analisis kecepatan digunakan pada proses
akustik yang mencerminkan sifat fisis dari Normal Move Out untuk menghilangkan
batuan sedangkan nilai bidang batas batuan pengaruh jarak terhadap penjalaran
itu sendiri dibantu oleh keberadaan data gelombang dan analisis kecepatan digunakan
seismik. Model impedansi akustik didapatkan juga pada proses penumpukan.Proses akhir
dengan perkalian data log kecepatan suara yaitu melakukan dua metode migrasi ; Stolt
dengan data log densitas (Pers 5). Nilai dan Kirchhoff. Hasil kedua migrasi
impedansi tersebut diturunkan sehingga digunakan sebagai masukan (input) pada
diperoleh koefisien refleksinya (Pers 6). Nilai inversi berbasis model untuk dibandingkan.
koefisien refleksi yang didapat dikonvolusi- Pengolahan inversi seismik diawali
kan dengan sebuah wavelet untuk dengan penentuan zona target, proses
mendapatkan seismogram sintetik (Pers 7). selanjutnya dilakukan dengan pengikatan
Jejak seismik asli dibandingkan dengan hasil data sumur (well) terhadap data seismik,
seismogram sintetik untuk memperoleh proses ini disebut well seismic tie. Tingkat
korelasi yang tinggi antara keduanya. Proses korelasi yang baik antara data sumur dan
ini dilakukan secara iteratif, sehingga model data seismik menyebabkan proses inversi
yang dibuat memiliki tingkat kecocokan yang menjadi lebih akurat. Data yang dibutuhkan
tinggi dengan data seismik. untuk pengolahan data sumur adalah log
kecepatan suara (p-wave), densitas (RHOB)
2.6. Pengolahan Data dan checkshot untuk menghasilkan
Pengolahan data dibagi menjadi dua seismogram sintetik. Seismogram sintetik
tahapan yaitu, pengolahan data seismik dan dibuat dengan mengkonvolusikan koefisien
inversi seismik berbasis model. Pengolahan refleksi yang didapat dari data log
data seismik dimulai dengan memasukkan kecepatan suara dan log densitas dengan
data mentah ke dalam database pada sebuah wavelet yang berasal dari zona
ProMAX 2D. Data yang telah berhasil target.
dikenali oleh ProMAX, dikaji dengan Proses well seismic tie dengan
tahapan geometri untuk memasukkan korelasi tinggi berdampak baik pada proses
parameter akuisisi ke dalam data seismik. inversi, yaitu dapat mengetahui kedalaman
Data yang telah memiliki atribut geometri, aktual zona target. Kedalaman aktual
memerlukan proses penyuntingan untuk diperlukan untuk penelusuran horizon yaitu
mengeliminasi data perekaman yang buruk. proses menelusuri garis seismik yang
Kualitas data seismik yang telah dipisahkan diduga melewati zona target pada sumur.
dari data buruk, dapat ditingkatkan dengan Horizon yang telah didapat, digunakan
proses True Amplitude Recovery (TAR)
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 1, April 2019 209
Studi Komparasi Metode Migrasi Seismik dalam Mengkarakterisasi . . .
dalam membuat model inisial bumi untuk Salah satu proses yang dapat dilakukan untuk
melihat zona reservoir dan non-reservoir, mengurangi efek tersebut adalah proses
kualitas model dipengaruhi data seismik. migrasi. Proses migrasi menghasilkan
Tahap akhir adalah pembuatan model gambaran struktur lapisan bumi yang dapat
inversi seismik berbasis model dari masing- menginterpretasikan kemungkinan lokasi
masing migrasi yang kemudian dibanding- adanya hidrokarbon (Gray, 2014). Gambar 4
kan hasilnya secara kualitatif dan kuantitatif menunjukkan hasil dari migrasi Kirchhoff
untuk mengetahui migrasi yang baik dalam dan migrasi Stolt dibandingkan dengan
mengkarakterisasi reservoir. sebelum dilakukan migrasi pada lintasan
yang diteliti. Kotak kuning menunjukkan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN daerah yang mengalami perubahan signifikan
dari hasil migrasi yang secara detail dibahas
3.1. Analisis Pengolahan Data Seismik pada Gambar 5. Secara umum, penampang
Data seismik refleksi yang diterima yang telah dimigrasi menunjukkan pening-
dipengaruhi oleh variasi kecepatan, posisi katan kualitas. Hal ini dapat dilihat dari
reflektor dan difraksi gelombang seismik. tereduksinya derau, reflektor menjadi lebih
Faktor-faktor tersebut mempengaruhi tegas akibat difraksi gelombang yang
kualitas penampang seismik karena tidak tereduksi dan kemenerusan lapisan yang
jarang menyebabkan posisi reflektor tidak jelas.
pada kedalaman dan posisi yang sebenarnya.
210 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Sidiq et al.
Gambar 4. Hasil perbandingan antara hasil penumpukan (a), migrasi Stolt (b) dan migrasi
Kirchhoff (c). Bingkai berwarna kuning menunjukkan daerah yang mengalami
perubahan. Secara mendalam, area bingkai kuning diperbesar pada Gambar 5.
Gambar 5. Hasil pemrosesan data seismik sebelum migrasi (atas), migrasi Stolt (tengah) dan
migrasi Kirchhoff (bawah) terhadap frekuensi, atenuasi difraksi dan efek bowtie.
Frekuensi menjadi parameter yang migrasi dapat dilihat pada Gambar 5 dengan
perlu diperhatikan saat melakukan migrasi. sumbu x menyatakan frekuensi dan sumbu y
Data seismik yang baik memiliki rentang menyatakan nilai dB Power. Frekuensi
frekuensi antara 10 – 80 Hz dengan frekuensi sebelum migrasi menunjukkan rentang
dominan sekitar 30 Hz (Yilmaz, 2001). Hasil frekuensi yang dibuat pada saat bandpass
analisis frekuensi pada sebelum dan sesudah filter dengan batas 130 Hz. Hasil migrasi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 1, April 2019 211
Studi Komparasi Metode Migrasi Seismik dalam Mengkarakterisasi . . .
212 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Sidiq et al.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 1, April 2019 213
Studi Komparasi Metode Migrasi Seismik dalam Mengkarakterisasi . . .
214 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Sidiq et al.
Gambar 8. Hasil inisial model bumi pada migrasi Kirchhoff (atas) dan Stolt (bawah).
Model awal menunjukkan nilai model awal dengan nilai galat sekecil
impedansi diekstrapolasikan dengan baik mungkin (Alifudin et al., 2016).
pada zona target. Secara kualitatif, dilihat Penelitian ini menggunakan para-
dari penampang seismik, migrasi Kirchhoff meter inversi berbasis model pada daerah
menghasilkan kualitas data yang baik. Hal ini inversi meliputi zona target pada horizon 1 (-
dapat terlihat dengan batas-batas lapisan 10 ms) dan horizon 3 (+10 ms), metode
yang terlihat dengan jelas, sehingga mudah Constraint yang digunakan adalah Soft
dalam penentuan titik horizon. Migrasi Stolt Constraint dengan nilai parameter 0,6.
menunjukkan hasil yang berbeda, batas Prewhitening : 1 %, Average block size : 2
lapisan kurang terlihat dengan jelas, sehingga ms dan iterasi : 20.
sulit dalam menentukan titik horizon. Selain Hasil yang didapatkan menunjukkan
itu, tingkat kualitas horizon dalam meng- bahwa hasil kurva log impedansi hasil inversi
gambarkan lapisan bumi yang sebenarnya (warna merah) dibandingkan dengan log
pada migrasi Kirchhoff lebih baik. Hasil impedansi sumur (warna biru) memiliki trend
inisial model bumi dapat dilihat pada Gambar yang sesuai (Gambar 9). Error total yang
8. didapatkan pada migrasi Kirchhoff sebesar
1065,24, sedangkan migrasi Stolt 1298,49.
3.2.4. Analisis Inversi Berbasis Model Nilai korelasi seismogram sintetik dengan
Analisis pra-inversi terlebih dahulu data seismik asli menunjukkan korelasi yang
dilakukan sebagai kontrol kualitas sebelum tinggi pada kedua metode migrasi. Migrasi
dilakukan inversi. Analisis ini digunakan Kirchhoff memiliki nilai korelasi 0,97,
untuk mencari nilai korelasi antara log sedangkan migrasi Stolt memiliki nilai
impedansi data sumur dan log impedansi korelasi 0,99 dengan maksimal korelasi
hasil inversi, nilai kesesuaian seismogram adalah 1. Tingkat galat spesifik pada kedua
sintetik dengan seismik dan nilai galat. Nilai- migrasi juga rendah, migrasi Kirchhoff
nilai ini diatur untuk mendapatkan hasil yang memiliki galat spesifik sebesar 0,24
optimal dengan harapan bahwa log inversi sedangkan migrasi Stolt memiliki galat
dapat mencakup log impedansi dan log spesifik sebesar 0,12.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 1, April 2019 215
Studi Komparasi Metode Migrasi Seismik dalam Mengkarakterisasi . . .
Kirchhoff
Stolt
Hasil regresi antara log impedansi Tabel 2. Hasil regresi pra-inversi metode
inversi dengan log impedansi data sumur migrasi Kirchhoff dan migrasi Stolt.
pada masing -masing migrasi menunjukkan
bahwa migrasi Kirchhoff memiliki tingkat Galat
Y= aX + b Korelasi
korelasi tinggi dan error yang lebih rendah Regresi
dari migrasi Stolt. Hal ini berarti, hasil inversi Y = 0.6087X
dari migrasi Kirchhoff lebih sesuai di- +5713.4150 873,54 0,74
bandingkan dengan migrasi Stolt. Hasil pra- Y = 0.73X
inversi dapat dilihat pada Tabel 2. 1236,17 0,70
+3573.8274
216 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Sidiq et al.
Inversi berbasis model pada penelitian 9800 – 13800 ((ft/s)*(g/cc)) setara 2987,04 -
ini diterapkan pada kedua migrasi dengan 4206,24 ((m/s)*(g/cc)) dan batupasir pada
parameter yang telah dilakukan sebelumnya. nilai impedansi 13800-19200 ((ft/s)*(g/cc))
Gambar 10a dan 10b menunjukkan hasil setara 4206,24 - 5852,16 ((m/s)*(g/cc)).
inversi berbasis model pada kedua migrasi. Selain itu, reservoir karbonat diprediksi
Hasil inversi berbasis model pada masing- berada pada rentang yang sama dengan
masing migrasi tidak jauh berbeda dengan batugamping . Pada hasil inversi batugamping
hasil inisial model bumi. Persebaran nilai direpresentasikan dengan warna kuning
impedansi akustik menandakan adanya sampai merah, sedangkan batu pasir
perbedaan litologi, hal ini memudahkan direpresentasikan dengan warna biru sampai
interpretasi arah sebaran reservoir. Batu ungu.
gamping berada pada nilai impedansi berkisar
Gambar 10. Hasil akhir inversi migrasi Kirchhoff (a) dan Stolt (b).
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 1, April 2019 217
Studi Komparasi Metode Migrasi Seismik dalam Mengkarakterisasi . . .
Zona target yang didapatkan pada bahwa pada daerah penelitian, migrasi
hasil inversi berada pada waktu 1114 ms Kirchhoff lebih baik dari migrasi Stolt, baik
sampai 1140 ms dengan rentang impedansi secara kualitatif dan kuantitatif.
akustik berkisar 10778 - 12800 ((ft/s)*(g/cc))
setara 3285,13 - 3901,44 ((m/s)*(g/cc)). IV. KESIMPULAN
Zona target berada pada jenis batugamping
dimana dari hasil penelitian Putri et al. Kualitas data seismik mempengaruhi
(2016) pada rentang 3500 ((m/s)*(g/cc)) - hasil inversi dalam mengkarakterisasi
3800 ((m/s)*(g/cc)) atau 11482,94 - reservoir. Migrasi Kirchhoff menunjukkan
12467,19 ((ft/s)*(g/cc)) merupakan nilai hasil yang lebih baik dari migrasi Stolt baik
impedansi reservoir batugamping yang berisi secara kualitatif maupun kuantitatif. Dalam
gas. Tanda panah menunjukkan batas atas pengolahan data seismik, parameter yang
dan batas bawah reservoir. Reservoir gas tepat untuk menghasilkan penampang yang
akan menurunkan nilai kecepatan gelombang baik perlu diperhatikan, seperti analisis
seismik akibat penyerapan energi. Ber- kecepatan dan penentuan parameter saat
dasarkan jenis Direct Hydrocarbon Indicator migrasi. Selain itu pengolahan inversi
(DHI), apabila nilai impedansi akustik seismik hendaknya dilakukan pada minimal
reservoir lebih kecil dari nilai impedansi tiga sumur untuk melihat sebaran
litologi sekitarnya, fenomena ini dinamakan hidrokarbon di daerah lainnya.
Bright Spot (Sukmono, 2002). Anomali ini
mengindikasikan reservoir tersusun dari UCAPAN TERIMA KASIH
batuan karbonat yang berasosiasi dengan gas
(Putri et al., 2016; Alifudin et al., 2016). Penulis mengucapkan terima kasih
Hasil inversi pada Gambar 10 kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan
menunjukkan adanya keserasian data log Geologi Kelautan (PPPGL) Bandung atas
dengan data seismik pada zona target yang izin penggunaan data dan fasilitas selama
diekstrapolasi secara horizontal. Data log penelitian hingga penelitian ini dapat
resistivitas memiliki keserasian dengan nilai terselesaikan.
impedansi akusik dalam skala warna. Nilai
resistivitas yang meningkat dari daerah DAFTAR PUSTAKA
sekitarnya menunjukkan adanya fluida
berjenis gas dalam hal ini, data log Alifudin, R.F., W. Lestari, F. Syaifuddin, dan
resistivitas sesuai dengan representasinya M.W. Haidar. 2016. Karakterisasi
pada data seismik. Keserasian ini banyak reservoir karbonat dengan aplikasi
dipengaruhi oleh tingkat korelasi well seismik atribut dan inversi seismik
seismic tie yang dilakukan. Nilai korelasi impedansi akustik. J. Geosaintek,
yang didapatkan cukup tinggi berkisar 0.6 2(2):107-112. http://dx.doi.org/10.129
dimana nilai korelasi tersebut cukup kuat 62/j25023659.v2i2.1924.
untuk mengikat data seismik yang memiliki Bancroft, J.C. 2001. Review of seismic
resolusi vertikal rendah dengan data sumur. imaging : post-stack. CREWES
Berdasarkan hasil inversi, dapat Research Report, 26 (7):535-549.
terlihat jelas bahwa kualitas data seismik https://csegrecorder.com/articles/view
menentukan kualitas inversi. Migrasi /seismic-imaging-post-stack.
Kirchhoff menunjukkan hasil yang baik Dikman, T., A. Susilo, dan S. Sabbeq. 2015.
dalam mengekstrapolasi sebaran reservoir Korelasi data log sumur dan seismik
dan memiliki tingkat kepercayaan geologi untuk penyebaran litologi dan
yang tinggi secara kualitatif dibandingkan porositas reservoir hidrokarbon
dengan migrasi Stolt. Jadi dapat disimpulkan formasi gumai cekungan Sumatera
218 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Sidiq et al.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 1, April 2019 219