Professional Documents
Culture Documents
Pemilihan Supplier
Pemilihan Supplier
ABSTRACT
A poorly executed supplier selection process will harm product availability in this
case in the pharmacy business. The Analytical Hierarchy Process (AHP) method begins
with the selection of criteria for determining pharmaceutical suppliers. The data was
processed using the Microsoft Excel application with a sample of 4 suppliers. The criteria
used include discounts, payment due date, delivery time, packaging, and medicine
expiration. The results obtained in this study are the most dominant priority criteria that
have the greatest influence in determining pharmaceutical suppliers is payment maturity
(C2) of 0.26. Next followed by the delivery time criteria (C3) 0.24. Then the
discount/discount criteria (C1) of 0.23. Then medicine expiration (C5) 0.15 and drug
packaging (C4) 0.12. In the supplier sample previously determined, it was obtained that
PT W got the first order in prioritizing medicine suppliers through the application of the
AHP method with a total weight value of 0.27 or 27%. The results obtained in this study
are that the application of the AHP method has proven to be very effective in identifying
the order of the best medicine suppliers by reducing the problems that occur in the supply
of medicines.
Keywords: The Pharmacy Business, Pharmaceutical Suppliers, The Analytical
Hierarchy Process (AHP) method
ABSTRAK
Proses pemilihan pemasok yang tidak dilakukan dengan baik akan berdampak buruk
pada ketersediaan produk dalam hal ini dalam bisnis obat-obatan di Apotek. Metode
Analytical Hierarchy Process (AHP) diawali dengan pemilihan kriteria pada penentuan
supplier obat. Data yang diolah menggunakan aplikasi Microsoft Excel dengan sampel
supplier sebanyak 4 supplier. Kriteria yang digunakan diantaranya adalah potongan
harga/diskon, jatuh tempo pembayaran, waktu pengiriman, kemasan, dan kadaluarsa obat.
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu prioritas kriteria yang paling dominan
meberikan pengaruh terbesar dalam penentuan supplier obat adalah jatuh tempo
pembayaran (C2) sebesar 0,26. Selanjutnya disusul oleh kriteria waktu pengiriman (C3)
0,24. Kemudian kriteria potongan harga/diskon (C1) sebesar 0,23. Lalu kadaluarsa obat
(C5) 0,15 dan kemasan obat (C4) 0,12. Pada sampel supplier yang ditentukan sebelumnya
diperoleh PT. W mendapatkan urutan pertama dalam penentuan prioritas supplier obat
melalui penerapan metode AHP dengan nilai total bobot 0,27 atau 27%. Hasil yang
diperoleh dalam penelitian ini yaitu penerapan metode AHP terbukti sangat efektif dalam
mengidentifikasi urutan supplier obat terbaik dengan mengurangi masalah yang terjadi
dalam pemasokan obat-obatan.
Kata Kunci: Bisnis Obat-obatan, Supplier Obat, Metode Analytical Hierarchy Process
(AHP)
Setiap aspek kehidupan manusia telah penentuan supplier menjadi sulit dan
ini, terlebih dalam proses penentuan memperbarui data supplier yang sudah
dihadapkan untuk memilih pilihan penentuan supplier saat ini diperlukan [4].
yang sulit[1]. Ketidakmampuan dalam Menurut Lung Wan dalam penelitian Anis
usaha bisnis untuk berhasil. Ada juga pasokan sangat bergantung pada pilihan
banyak keraguan di antara pemilik bisnis yang dibuat oleh supplier yang baik.
atas efektivitas produk yang akan dijual. Menemukan supplier yang menawarkan
Ketika ada masalah dengan proses seleksi harga di wilayah tersebut tidak selalu
situasi ini sangat mengkhawatirkan bagi persyaratan yang harus dipenuhi saat
bidang farmasi. Pada penentuan supplier terapi. Beberapa kriteria yang sering
dikatakan bahwa apotek harus mempunyai digunakan dalam penentuan supplier obat-
menerangkan bahwa pada saat penentuan pemilihan supplier yang sesuai [6].
obat. Pada saat menentukan supplier, Saaty pada tahun 1976 [7]. AHP
Pada tahapan ini menentukan nilai C5 0,17 0,17 0,16 0,11 0,16 0,15
Eigen Vector 1,00
perbandingan tiap kriteria utama
berdasarkan data contoh yang telah Dimana nilai baris kolom yang baru
penulis sediakan. Kriteria utama dan nilai = nilai baris yang kolom lama dibagi
matrix perbandingan C1, C2, C3, C4 dan dengan jumlah masing-masing kolom
C5 dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3 yang lama. Contoh:
berikut ini: Nilai baris kolom C1 = 1.
Tabel 2. Kriteria Utama Total baris kolom C1 = 4,49.
Jadi nilai baris untuk kolom yang baru dari nilai jumlah dibagi dengan nilai
pada kolom C1 = 1/ 4,49 = 0,22. bobot. Contoh:
Dan seterusnya untuk kolom yang Nilai bobot baris kolom C1 = 0,23.
lain. Sehingga didapatkan nilai bobot Jumlah untuk baris kolom C1 = 1,44.
dari jumlah rata-rata tiap kriteria. Nilai Maka nilai CM (Consistency
Eigen Vector didapatkan dari jumlah dari Measure) = 1,44/0,23 = 6,28. Sehingga
nilai bobot = 1. didapatkan nilai λ max = rata-rata dari
Berikutnya mencari nilai λmax dimana nilai CM = 5,57.
nilai tersebut akan digunakan untuk
d. Menghitung nilai Consistency
menentukan nilai CI dan CR. Nilai
Index (CI)
konsistensi matriks dapat dilihat pada
Telah dipaparkan sebelumnya dalam
Tabel 5 di bawah ini:
metode bahwa nilai CI diperoleh dengan
Tabel 5. Nilai Konsistensi Matriks rumus:
Kriteria Utama C1, C2, C3, C4 dan C5 CI=(λ max - n)/n-1
C1 C2 C3 C4 C5 Jml CM Dimana n adalah banyaknya elemen.
C1 0,23 0,30 0,17 0,44 0,30 1,44 6,28
C2 0,22 0,26 0,35 0,70 0,38 1,89 7,34
Dalam penelitian ini pada kriteria
C3 0,33 0,18 0,24 0,55 0,36 1,67 6,85 utama memiliki nilai n berjumlah 5,
C4 0,06 0,04 0,05 0,12 0,10 0,38 3,26
C5 0,12 0,11 0,10 0,15 0,15 0,64 4,13
sehingga dapat dihitung nilai CI
λ max 5,57 berdasarkan nilai λmax yang sudah
ditentukan sebelumnya yaitu λmax = 5,57.
Dimana nilai baris kolom yang baru
dengan menggunakan rumus di atas dapat
= nilai bobot dikalikan nilai baris yang
ditentukan nilai CI yaitu:
kolom lama. Contoh:
CI = (5,57-5)/5-1 = - 0,89.
Nilai bobot baris kolom C1 = 0,23.
Nilai baris kolom C1 = 1. e. Menghitung nilai Consistency
Jadi nilai baris untuk kolom yang Ratio (CR)
baru pada kolom C1= 0,23 x 1 = 0,23. Untuk menghitung nilai CR terlebih
dan seterusnya untuk kolom yang lain. dahulu harus mengetahui nilai IR (Index
Apabila semua kolom sudah terisi maka Random Consistency) dari banyaknya
jumlahkan untuk tiap-tiap baris kriteria. kriteria yang diambil. Dalam penelitian ini
Selanjutnya mencari nilai CM menggunakan 5 kriteria sehingga nilai IR
(Consistency Measure) yang diperoleh = 1,12, diperoleh berdasarkan Tabel 1.
Sehingga dengan menggunakan rumus
Informatics and Business Institute Darmajaya 60
Siti Nurjanah dan Sita Muharni Jurnal Informatika, Vol. 23, No. 01, Juni 2023