You are on page 1of 22

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN


PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Listing Di BEI)

¹Lizabeth Sari Dewi, S.E.,M.M, Aulia Yunicha Harly,S.E.,M.M, dan Wella Sandria, S.E,.M.Sc
Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Jambi

ABSTRACT

Corporate social responsibility (CSR) or better known as corporate social responsibility is the
concern of the company to set aside a portion of its profits (profit) for the sake of human development
(people), and environment (planet) in a sustainable based on appropriate procedures and professional.
Indeed corporate social responsibility (CSR), provides the capacity to build corporate building, including
sensitive efforts to systemic adoption of various local wisdom cultures into company business strategies
including employee, community and government skills. This study aims to examine whether CSR affects the
value of mining companies listed on the BEI and test whether profitability moderates CSR to firm value.
Population of this research is mining company which listing in Indonesia Stock Exchange year 2012 - 2016.
Sampling method used in this research is purposive sampling counted 12 company. The analytical tool used
is multiple regression analysis and GRI to reveal the success indicators of CSR. The results showed that CSR
disclosure did not have a positive and significant effect on firm value and profitability able to strengthen CSR
to the value of mining companies listing in Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Company Value, Profitability and CSR

ABSTRAK

Corporate Social Responsibility (CSR) atau lebih dikenal dengan tanggungjawab sosial
perusahaan adalah kepedulian perusahaan menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan
pembangunan manusia (people), dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur tepat
dan professional. Sesungguhnya tanggungjawab sosial perusahaan (CSR), memberikan kapasitas dalam
membangun corporate building, termasuk upaya peka terhadap adopsi sistemik berbagai budaya kearifan
lokal kedalam strategi bisnis perusahaan termasuk keterampilan karyawan, masyarakat dan pemerintah.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan pertambangan
yang listing di BEI dan menguji apakah profitabilitas memoderasi CSR terhadap nilai perusahaan. Populasi
penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 – 2016.
Metode pengambilan sampel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah purposive sampling sebanyak 12
perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan GRI untuk mengungkapkan
indikator keberhasilan CSR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan CSR tidak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas mampu memperkuat CSR terhadap nilai
perusahaan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : Nilai Perusahaan, Profitabilitas dan CSR

1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Suatu perusahaan yang melaksanakan kegiatan operasionalnya haruslah
memperhatikan lingkungan yang berada di sekitar dan mempunyai tanggung
jawab terhadap lingkungan sosial masyarakat nya. Sebagaimana yang di tekankan
oleh Bowen, kewajiban atau tanggung jawab sosial dari perusahaan bersandar
kepada keselarasan dengan tujuan (objectives) dan nilai – nilai (values) dari suatu
masyarakat. Kedua hal tersebut merupakan dua premis dasar tanggung jawab
sosial. Premis pertama, perusahaan bisa mewujud dalam suatu masyarakat karena
adanya dukungan dari masyarakat dan premis kedua yang mendasari tanggung
jawab sosial adalah bahwa pelaku bisnis bertindak sebagai agen moral (moral
agent) dalam suatu masyarakat (Ismail, 2009).
Dalam hal keterkaitan dengan masalah lingkungan, bahwa perusahaan
yang melakukan kegiatan operasionalnya diwajibkan untuk memperhatikan
lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas pekerjaan perusahaan. Hal ini diatur
dalam Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU
PT), yang disahkan pada 20 Juli 2007. Pasal 74 Undang – Undang Perseroan
Terbatas menyatakan: Pertama, Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya
dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Kedua, TJSL merupakan
kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan
kewajaran. Ketiga, Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi
yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
Menurut Tri Wijayanti, Sutaryo & Prabowo, 2011 mengemukakan
beberapa motivasi dan manfaat yang diharapkan perusahaan dengan melakukan
tanggung jawab sosial perusahaan meliputi: Pertama, perusahaan terhindar dari
reputasi negatif perusak lingkungan yang hanya mengejar keuntungan jangka
pendek tanpa mempedulikan akibat dari perilaku buruk perusahaan, Kedua,
kerangka kerja etis yang kokoh dapat membantu para manajer dan karyawan
menghadapi masalah seperti permintaan lapangan kerja di lingkungan dimana
perusahaan bekerja, Ketiga, perusahaan mendapat rasa hormat dari kelompok inti
masyarakat yang membutuhkan keberadaan perusahaan khususnya dalam hal
penyediaan lapangan pekerjaan, Keempat, perilaku etis perusahaan aman dari
gangguan lingkungan sekitar sehingga dapat beroperasi secara lancar.
CSR merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan untuk
memperbaiki masalah sosial dan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas
operasional perusahaan, oleh sebab itu CSR sangat berperan untuk
meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan tercermin di dalam laporan
keuangan tahunan perusahaan yang dikenal dengan suistanability report yang
menguraikan dampak organisasi perusahaan terhadap dampak operasional
perusahaan yaitu ekonomi, social dan lingkungan.
Nilai perusahaan berhubungan erat dengan kemampuan perusahaan untuk
meningkatkan kemakmuran pemegang sahamnya. Bagi perusahaan yang menjual
sahamnya ke masyarkat (go public), indikator nilai perusahaan adalah harga
saham yang diperjualbelikan di bursa efek. Nilai perusahaan dinilai baik apabila
kinerja perusahaan juga baik. Kinerja yang dilakukan perusahaan dapat berupa
kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial di dalam memperbaiki kerusakan

2
lingkungan dan kesenjangan sosial di lingkungan sekitarnya. Hal tersebut dapat
meningkatkan nilai perusahaan apabila dilakukan secara berkelanjutan
(sustainable).
Menurut Brigham dan Houston (2006) profitabilitas dapat dikatakan
sebagai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas
yang dilakukan pada periode akuntansi. Para investor menanamkan saham pada
perusahaan adalah untuk mendapatkan return yang terdiri dari yield dan
capital gain. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba maka semakin
tinggi return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan
menjadi lebih baik.
2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah :
1. Menguji apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan
pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia ?
2. Menguji apakah Corporate Social Responsibility (CSR) memoderasi
Profitabilitas terhadap nilai perusahaan pertambangan yang listing di Bursa
Efek Indonesia ?

TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
a. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian
penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus
berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Tanpa adanya
keuntungan (profit),maka akan sangat sulit bagi peusahaan untuk menarik
modal dari luar. Para kreditur, pemilik perusahaan, dan terutama sekali dari
pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan keuntungan karena
disadari benar betapa pentingnya arti dari profit terhadap kelangsungan dan
masa depan perusahaan.
Pada penelitian ini digunakan rasio Return On Equity (ROE) yang mana
rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
bersih dengan menggunakan modal sendiri dan menghasilkan laba bersih yang
tersedia bagi pemilik atau investor. ROE sangat bergantung pada besar
kecilnya perusahaan, misalnya untuk perusahaan kecil tentu memiliki modal
yang relative kecil, sehingga ROE yang dihasilkan pun kecil , begitu pula
sebaliknya untuk perusahaan besar.
b. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh
suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu
sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Meningkatnya
nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang sesuai dengan keinginan
para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka
kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat.
Brigham (2006), untuk menilai suatu perusahaan adalah dengan
menggunakan Rasio Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh Profesor
James Tobin (1967). Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena
menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil

3
pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Jika rasio Tobin’s Q
di atas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan
laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi,
hal ini akan merangsang investasi baru. Apabila Tobin’s Q di bawah satu,
investasi dalam aktiva tidak akan menarik bagi investor. Jadi Tobin’s Q
merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif manajemen
memanfaatkan sumber – sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya.
c. Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility atau lebih dikenal dengan tanggugjawab
social perusahaan adalah kepedulian perusahaan menyisihkan sebagian
keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan
lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure)
tepat dan professional (Edi Suharto, 2010).
Definisi CSR menurut ISO 26000 adalah: Tanggungjawab sebuah
organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-
kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan diwujudkan dalam bentuk
perilaku transparan dan etis sejalan dengan pembangunan berkelanjutan
termasuk kesehatan dan kesejahteraan mnasyarakat; mempertimbangkan
harapan pemangku kepentingan; sejalan dengan hukum ditetapkan dan norma-
norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara
menyeluruh. ISO 26000 menegaskan tanggungjawab sosial (social
responsibility) tidak hanya berkaitan dengan perusahaan saja sebagaimana
dikenal CSR selama ini. Namun, setiap organisasi memiliki dampak atas
kebijakan-kebijakannya terutama terhadap lingkungan dan masyarakat melalui
suatu perilaku yang terbuka dan etis, direkomendasikan untuk menjalankan
CSR.
Dengan adanya konsep keberlanjutan usaha, maka perusahaan secara
sukarela menyusun laporan keuangannya setiap tahun yang dikenal dengan
suistanability report yang menguraikan dampak organisasi perusahaan terhadap
tiga aspek, yakni dampak operasi perusahaan terhadap ekonomi, social dan
lingkungan.
d. Teori Stakeholders
Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun eksternal yang
memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat
langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan. Dengan demikian,
stakeholder merupakan pihak internal maupun eksternal, seperti: pemerintah,
perusahaan pesaing, masyarakat sekitar, lingkungan internasional, lembaga di
luar perusahaan (LSM dan sejenisnya), lembaga pemerhati lingkungan, para
pekerja perusahaan, kaum minoritas dan lain sebagainya yang keberadaanya
sangat mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan.
e. Hubungan Profitabilitas (ROE) dengan Nilai Perusahaan (TQ)
Jika investor ingin melihat seberapa besar perusahaan menghasilkan
return atas investasi yang akan mereka tanamkan, yang akan dilihat pertama
kali adalah rasio profitabilitas, terutama ROE, karena rasio ini mengukur
seberapa efektif perusahaan menghasilkan return bagi para investor. Semakin
tinggi rasio ini, maka semakin besar nilai profitabilitas perusahaan, yang pada
akhirnya dapat menjadi sinyal positif bagi investor dalam melakukan investasi
untuk memperoleh return tertentu.

4
Tingkat return yang diperoleh menggambarkan seberapa baik nilai
perusahaan di mata investor. Apabila perusahaan berhasil membukukan tingkat
keuntungan yang besar, maka hal ini akan memotivasi para investor untuk
menanamkan modalnya pada saham, sehingga harga saham dan permintaan
akan saham pun akan meningkat.
f. Hubungan Profitabilitas (ROE) dan Nilai Perusahaan (TQ) dengan
Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai Varabel Moderating
Perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dala menghasilkan
laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada periode akuntansi. Profitabilitas
dapat menjadi pertimbangan penting bagi investor dalam keputusa
investasinya, karena semakin besar dividen (dividend payout) akan semakin
menghemat biaya modal, di sisi lain para manajer (insider) menjadi meningkat
powernya bahkan bisa meningkatkan kepemilikannya akibat penerimaan
deviden sebagai hasil keuntungan yang tinggi. Dengan tawaran mendapatkan
hasil keuntungan yang tinggi, diharapkan dapat menarik minat investor
didalam berinvestasi.
Pengungkapan sosial perusahaan diwujudkan melalui kinerja
ekonomi, lingkungan dan sosial. Semakin baik kinerja yang dilakukan
perusahaan didalam memperbaiki lingkungannya (kinerja ekonomi, lingkungan
dan sosial), maka nilai perusahaan semakin meningkat sebagai akibat dari para
investor yang menanamkan sahamnya pada perusahaan. Hal tersebut
dikarenakan para investor lebih tertarik untuk menginvestasikan modalnya
pada korporasi yang ramah lingkungan.
g. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori-teori yang berhubungan dengan berbagai faktor yang di identifikasi
sebagai masalah yang penting. Kerangka pemikiran yang baik akan
menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti. Jadi,
secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan
dependen.
Gambar 2.1
Corporate Social
Responsibility (X2)
H2
Profitabilitas (X1) Nilai Perusahaan (Y)
H1
h. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir, maka dapat diajukan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
Pertambangan dengan Corporate Social Responsibility (CSR)
sebagai Variabel Moderating di Bursa Efek Indonesia.

METODE PENELITIAN

5
1. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah
dan memenuhi syarat – syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah data sekunder yaitu
data kuantitatif yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan data laporan
keuangan tahunan perusahaan pertambangan untuk periode 2012 – 2016 yang
terdaftar di BEI.
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri – ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti. Metode pengambilan sampel yang akan
digunakan di dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan
mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud dan
tujuan penelitian. Dari total perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia sebanyak 40 perusahaan, maka sampel yang digunakan di
dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang menyajikan annual
report atau sustainable report.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif (quantitative
research), yaitu jenis penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan
sebab-akibat antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2014).
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan didalam penelitian ini yaitu
dilakukan dengan cara pencatatan dokuemn dengan mengunduh laporan
keuangan tahunan perusahaan.
4. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif dan analisis regresi moderasi. Statistik deskriptif didefenisikan
merupakan suatu metode dalam menganalisis data, sehingga diperoleh
gambaran yang teratur mengenai suatu kegiatan.
a. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel terikat dan variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik harus mempunyai distribusi normal
atau mendekati normal (Ghozali 2006). Pengujian dilakukan dengan analisis
grafik (scatterplot) yakni dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual
akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal
maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.
2. Uji Multikolonieritas
Menurut Imam Ghozali Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(Independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi maka
variabel ini tidak ontogonal. Variebel ontogonal adalah variabel independen
yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
3. Uji Autokorelasi

6
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode
t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lain.

4. Uji Heterokedastitas
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastitas dengan
Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu
ZPRED dengan residualnya SPRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastitas
dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang
telah di-studentized.
5. Analisis Regresi Moderasi
Variabel moderating adalah variabel independent yang akan memperkuat
atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap
variabel dependen. Moderated Regression Analysis (MRA) menggunakan
pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sample dan memberikan
dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderator.
b. Uji Kelayakan Model
1. Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Gujarati (2003), jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted
R² negative, maka nilai adjusted R² dianggap bernilai nol. Jika nilai R² =
1, maka R² = R² = 1 sedangkan jika nilai R² = 0, maka adjusted R² = (1 –
k)/(n – k). jika k > 1, maka adjusted R² akan bernilai negatif.
2. Uji F
Menurut Imam Ghozali (2006) Uji statistik F menguji joint hipotesis
bahwa b1, b2 dan b3 secara simultan sama dengan nol atau :
H0 : b1 = b2 =…….=bk = 0
HA: b1 ≠ b2 ≠…….≠bk ≠ 0

3. Uji t
Pengujian dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat
kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat
ditolak bila nilai t lebih besar dari 2.
2. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel.
Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan
nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan
bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi
variabel dependen.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Analisis Deskriptif
Hasil analisis deskriptif dari setiap variabel dependen dan variabel independen
tersebut adalah sebagai berikut :

7
Tabel 5.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
ROE 60 ,00 217,89 14,0593 30,77385
TQ 60 ,55 4,00 1,7317 ,77652
CSR 60 ,82 1,00 ,9597 ,04344
Valid N
60
(listwise)

Uraian analisis deskriptif dari variabel – variabel diatas, diuraikan sebagai


berikut:
1. Profitabilitas
Profitablitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran
dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan
mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Profitabilitas
sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan, semakin
tinggi laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan maka semakin bagus
perusahaan dalam berkinerja dan memiliki tingkat pengembalian dana
yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki
profitabilitas rendah.
Rasio Return On Equity (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri dan
menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor. ROE
sangat bergantung pada besar kecilnya perusahaan, misalnya untuk
perusahaan kecil tentu memiliki modal yang relative kecil, sehingga ROE
yang dihasilkan pun kecil , begitu pula sebaliknya untuk perusahaan besar.
Dari hasil analisis deskriptif didapat nilai minimum 0,00 %, nilai
maximum 217,89 % dan nilai rata – rata 14,0593 %. Ini menunjukkan
bahwa beberapa perusahaan pertambangan yang diamati dari tahun 2012 –
2016 memiliki peningkatan laba. Dalam hal ini artinya perusahaan
memiliki kemampuan untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan
yang tinggi sehingga dapat menunjukkan bahwa perusahaan mampu
bersaing dan menguasai pasar dengan baik sehingga menimbulkan
kepercayaan bagi investor untuk menanamkan modalnya kembali.
2. Corporate Social Responsibility
Tanggungjawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari
keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan
lingkungan diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis sejalan

8
dengan pembangunan berkelanjutan termasuk kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan; sejalan
dengan hukum ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta
terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh.
Dengan adanya konsep keberlanjutan usaha, maka perusahaan secara
sukarela menyusun laporan keuangannya setiap tahun yang dikenal dengan
suistanability report yang menguraikan dampak organisasi perusahaan
terhadap tiga aspek, yakni dampak operasi perusahaan terhadap ekonomi,
social dan lingkungan.
Pengungkapan CSR yang diukur menggunakan penjumlahan setiap
item dari keseluruhan skor perusahaan dibagi dengan total item
pengungkapan.
Berdasarkan tabel 5.1 diatas, menunjukkan bahwa nilai rata – rata
CSR sebesar 0,9597 poin dengan nilai minimum 0,82 dan nilai maximum
1,00 poin. Artinya jumlah item pertanggungjawaban yang diungkapkan
oleh perusahaan pertambangan yang diamati sudah terpenuhi walaupun
ada beberapa perusahaan pertambangan tersebut ada beberapa indiaktor
yang tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Global Reporting
Initiataive’s (GRI) yaitu diantaranya lingkungan, hak asasi manusia dan
masyarakat/sosial.
Perusahaan pertambangan yang banyak mengungkapkan
tanggungjawab sosial selama tahun 2012 – 2016 adalah PT. BSSR, PT.
ELSA, PT. INCO, PT. PTBA, PT. ITMG dan PT. TINS. Dan perusahaan
pertambangan yang sedikit mengungkapkan tanggungjawab sosial adalah
PT. ADRO, PT. CTTH,, PT. ESSA, PT. GEMS, PT. KKGI, PT. ITMG,
PT. MYOH,. Perusahaan tersebut dalam hal pengungkapan indikator yang
ditetapkan oleh GRI seperti aspek lingkungan, hak asasi manusai dan
masyarakat/sosial belum sesuai dengan nilai yang ditetapkan.
Indikator yang banyak diungkapkan oleh perusahaan pertambangan
ini adalah Ekonomi ( EC1, EC2, EC3, EC5, EC6, EC7, EC8, EC9),
Lingkungan (EN1, EN3, EN4, EN5, EN6, EN7, EN10, EN12, EN13,
EN14, EN21, EN22, EN23, EN24, EN25, EN26, EN27, EN28, EN29).
Dan indikator ekonomi yang sedikit pengungkapannya EC4, lingkungan
EN2, EN8, EN9, EN11, EN15, EN16, EN17, EN18, EN19, EN20, hak
asasi manusia HR1, HR2, HR3, HR5, HR6, masyarakat/sosial SO2, SO3,
SO4, SO6.
3. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh
suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun,
yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini.
Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang sesuai
dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai
perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat. Nilai
perusahaan yang diukur dengan rasio Tobin’s Q menunjukkan estimasi
pasar keuangan saat ini mengenai hasil pengembalian dari setiap rupiah
yang diinvestasikan.

9
Berdasarkan hasil penelitian, nilai minimum dari perhitungan Tobin’s
Q sebesar 0,55%, nilai maximum sebesar 4,00 % dan rata – rata rasio
sebesar 1,7317 %. Ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan pertambangan
yang diteliti lebih besar dari pada nilai aktiva perusahaan yang tercatat.
Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat beberapa aktiva perusahaan yang
tidak terukur atau tercatat.

5.1. Hasil dan Analisis


5.1.1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum menguji hipotesis, penggunaan model regresi perlu
memperhatikan adanya kemungkinan penyimpangan asumsi klasik, karena
pada hakikatnya jika asumsi dalam uji diagnostik ini tidak dapat dipenuhi,
maka variabel-variabel yang menjelaskan akan menjadi tidak efisien. Uji
asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis
telah memenuhi syarat keempat uji asumsi klasik atau tidak.
5.2.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel terikat dan variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik harus mempunyai distribusi
normal atau mendekati normal (Ghozali 2006).
Tabel 5.2
Hasil Pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 27,66938570
Most Extreme Differences Absolute ,242
Positive ,242
Negative -,165
Test Statistic ,242
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c
Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. ,001d
99% Confidence Interval Lower Bound ,000
Upper Bound ,002
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.

Besarnya nilai Test Statistik Kolmogoov-Smirnov adalah 0,242 dan siginifikan


pada 0,001. Hal ini berarti H0 diterima yang berarti data terdistribusi dengan
normal.

10
11
Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot,
dapat disimpulkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan
pola distribusi normal. Maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
5.2.1.2. Uji Multikolinearitas
Menurut Imam Ghozali Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi atar variabel bebas
(Independen). Model korelasi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
di antara variabel independen. Jika variabel independen saling
berkorelasi maka variabel ini tidak ontogonal.
Tabel 5.3
Hasil Pengujian Multikolonieritas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2,584 2,397 1,078 ,286
ROE -,007 ,003 -,260 -1,881 ,065 ,859 1,165
CSR -,792 2,476 -,044 -,320 ,750 ,859 1,165
a. Dependent Variable: TQ

12
Dari hasil perhitungan pada tabel 5.3 diatas, diapatkan hasil perhitungan
nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang
memiliki nilai tolerance kurang darai 0,10 yang berarti tidak ada korelasi
antar variabel ndependen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan
nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel
independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen
dalam model regresi.
5.2.1.3. Uji Auto korelasi
Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.Masalah ini timbul karena
residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke
observasi lainnya. Pada penelitian ini menggunakan Uji Durbin–Watson
(DW test).
Tabel 5.4
Hasil Pengujian Auto Korelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 ,247a ,061 ,028 ,76549 1,828
a. Predictors: (Constant), CSR, ROE
b. Dependent Variable: TQ

Tabel 5.5
Tabel Durbin Watson Test
K=3
N Dl Du
12 0,6577 1,8640
- - -
- - -
- - -
60 1,4797 1,6888

Dari hasil pengujian didapatkan nilai DW sebesar 2,136 lebih besar


dari batas atas (du) 1,6888 dan kurang dari 4 – 1,6888 (4-du), maka
dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat
autokorelasi.
Uji Heterokedastitas
Menurut Imam Ghozali Uji heterokedastitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lainnya.

13
Grafik 5.1
Hasil uji Heterokedastitas

Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik – titik menyebar secara


acak dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu
Y. ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastitas pada
penelitian ini.
5.1.2. Analisis Regresi Moderasi
Moderated Regression Analysis (MRA) atau uji interaksi merupakan
aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan
regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel
independen).
Dalam penelitian ini akan menguji apakah hubungan antara variabel
Profitabilitas (ROE) dan Nilai Perusahaan (TQ) dimoderasi oleh Corporate
Social Tresponsibility (CSR)
1. Profitabilitas (ROE) Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan
(TQ)

14
Tabel 5.6
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,244a ,059 ,043 ,75954
a. Predictors: (Constant), ROE

Dari hasil pengujian regresi diatas, didapatkan hasil Adjust R Square


sebesar 0,043% yang berarti bahwa nilai perusahaan berpengaruh
terhadap profitabilitas karena nilainya diatas α = 0,05%.

Tabel 5.7
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2,115 1 2,115 3,666 ,060b
Residual 33,460 58 ,577
Total 35,576 59
a. Dependent Variable: TQ
b. Predictors: (Constant), ROE
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 1,818 ,108 16,841 ,000
ROE -,006 ,003 -,244 -1,915 ,060
a. Dependent Variable: TQ

Dari hasil pengujian regresi pada tabel 5.7 didapatkan hasil


signifikansi sebesar 0,060%, yang artinya nilainya diatas α 0,005%.

Tabel 5.8

Hasil pengujian didaptkan hasil signifikansi sebesar 0,000% yang artinya nilai
tersebut dibawah α = 0,005% dan menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan. Dan outputnya sebagai berikut:
Y = 1,818 – 0,006 ROE
Nilai t 16,841) (-1,915)
2. CSR Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan (TQ)
Tabel 5.9

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,054a ,003 -,014 ,78205
a. Predictors: (Constant), CSR
15
Dari hasil pengujian regresi diatas, didapatkan hasil Adjust R Square
sebesar-0,014% yang berarti bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas karena nilainya diatas α = 0,05%. Dan hasil Adjust R
Square nya bisa negatif ketika nilai R-Square terlalu kecil sedangkan
rasio antara jumlah observasi (N) dengan banyaknya variabel (k)
terlalu kecil (artinya datanya terlalu sedikit atau variabelnya yang
terlalu banyak). Data bisa saja terlalu sedikit atau variabel bisa saja
terlalu banyak, tetapi jika R-Square nya memiliki nilai tinggi, maka
adjusted R-Square akan tetap positif. Dan bila Adjust R Square negatif
artinya model tidak bagus (sehingga R-squared nya kecil), variabel
terlalu banyak dan data/observasi terlalu sedikit.
Tabel 5.10
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,811 2,251 ,360 ,720
CSR ,959 2,344 ,054 ,409 ,684
a. Dependent Variable: TQ

Hasil pengujian pada tabel 5.10 didapatkan hasil signifikansi sebesar 0,684%,
yang artinya bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROE).

Tabel 5.11

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression ,102 1 ,102 ,168 ,684b
Residual 35,473 58 ,612
Total 35,576 59
a. Dependent Variable: TQ
b. Predictors: (Constant), CSR

Dari tabel 5.11 diatas, didapatkan hasil signifikan sebesar 0,720% dan nilai
tersebut jauh diatas nilai α = 0,005% dan ini menunjukkan bahwa CSR tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas (ROE). Sedangkan output nya sebagai berikut
:
Y = 0,811 + 0,959 CSR
Nilai t (0,360) (0,409)
3. Profitabilitas (ROE) Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan (TQ)
Dengan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Variabel
Moderating.
Tabel 5.12

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,302a ,091 ,042 ,75988
16
a. Predictors: (Constant), CSRxROE, CSR, ROE
Dari hasil pengujian regresi diatas, didapatkan hasil Adjust R Square sebesar
0,042% yang berarti bahwa Profitabilitas dan CSR tidak berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan karena nilainya diatas α = 0,05%.
Tabel 5.13
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3,241 3 1,080 1,871 ,145b
Residual 32,335 56 ,577
Total 35,576 59
a. Dependent Variable: TQ
b. Predictors: (Constant), CSRxROE, CSR, ROE
Hasil pengujian pada tabel 5.13 didapatkan hasil signifikansi sebesar
0,145%.
Tabel 5.14
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,034 2,414 ,843 ,403
ROE -,005 ,004 -,217 -1,539 ,129
CSR -,409 2,474 -,023 -,165 ,869
CSRxROE ,015 ,011 ,178 1,358 ,180

Dari hasil pengujian regresi diatas, output nya sebagai berikut :


TQ = 2,034 - 0,005 ROE – 0,409 CSR + 0,015 CSRxROE
Nilai t (0,843) (-1,539) (-0,165) (1,358)
Setelah melakukan pengujian atas ketiga regresi ini diperoleh
informasi bahwa β2 ≠ 0 (signifikan) dan β3 ≠ 0 (juga signifikan),
maka dapat disimpulkan bahwa variabel CSR bukan merupakan
variabel yang memperkuat (memoderasi).
5.2. Uji Hipotesis
5.2.1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil
berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan
variabel – variabel dependen amat terbatas.
Tabel 5.15
Hasil Pengujian R2
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
5.2.2. Model R R Square Square Estimate Uji F
1 ,247a ,061 ,028 ,76549
a. Predictors: (Constant), CSR, ROE Uji
Dari hasil pengujian pada tabel 5.15 diatas, didapat hasil statistik
F adjusted R square sebesar 0,028. Ini berarti bahwa variabel pada
Profitabilitas dan CSR yang diungkapkan oleh perusahaan dasarnya
amat terbatas.

17
menujukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Uji statistik F menguji joint hipotesis bahwa b1, b2 dan b3 secara simultan
sama dengan nol atau :
H0 : b1 = b2 =…….=bk = 0
HA: b1 ≠ b2 ≠…….≠bk ≠ 0
Tabel 5.16
Hasil pengujian Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2,175 2 1,088 1,856 ,166b
Residual 33,401 57 ,586
Total 35,576 59
a. Dependent Variable: TQ
b. Predictors: (Constant), CSR, ROE

Dari hasil uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 1,856
dengan probabilitas 0166. Karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05,
maka dapat dikatakan bahwa Profitabilitas (ROE) dan Corporate Social
Responsibility (CSR) tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (TQ).
5.2.3. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen.
Tabel 5.17
Hasil Pengujian Uji t

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,584 2,397 1,078 ,286
ROE -,007 ,003 -,260 -1,881 ,065
CSR -,792 2,476 -,044 -,320 ,750
a. Dependent Variable: TQ
Dari hasil pengujian variabel independent yang dimasukkan kedalam
model regresi semua variabel tidak signifikan, hal ini terlihat dari
probabilitas signifikan nya jauh diatas α = 0,005%.
5.4 Pembahasan
5.4.1. Pengaruh Profitabilitas (ROE) Terhadap Nilai Perusahaan (TQ)
Apabila profitabilitas dicerminkan oleh return on equity (ROEnilai
saham dari perusahaan di pasar bursa. Semakin tinggi nilai saham
semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan. Para manajer
akan berusaha untuk meningkatkan prestasi perusahaan dan kemampuan
menghasilkan laba, sehingga menjadi sinyal positif bagi calon
investor/pemegang saham untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut. Semakin besar keuntungan yang diperoleh maka
semakin besar pula keuntungan dari pembayaran devidennya dan hal ini
dapat berdampak pada kenaikan nilai perusahaan. Dengan demikian,

18
profitabilitas mampu menjadi mekanisme untuk meningkatkan nilai
perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis regresi yang disajikan dalam tabel 5.8,
diperoleh koefisien regresi untuk variabel ROE sebesar 1,818% dan nilai
t hitung sebesar 16,841% dengan signifikansi sebesar 0,000% yang nilai
signifikansinya lebih kecil dari tingkat signifikansi (α)=5% atau 0,05.
Hasil ini menunjukkan bahwa Profitabilitas (ROE) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan (TQ) . Dengan demikian H1
diterima.
5.4.2. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Nilai
Perusahaan (TQ)
Berdasarkan hasil analisis regresi yang disajikan dalam tabel 5.11,
diperoleh koefisien regresi untuk variabel CSR sebesar 0,811% dan nilai
t hitung sebesar 0,360% dengan signifikansi sebesar 0,720%. Hasil ini
menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Nilai Perusahaan (TQ), Dengan demikian H2 ditolak.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramana dan
Mustanda (2016), meneliti tentang “Pengaruh Profitabilitas dan Size
Terhadap Nilai Perusahaan dengan CSR sebagai variabel pemoderasi”.
Hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa profitabilitas, ukuran
perusahaan, dan CSR secara parsial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, dimana profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh
positif sedangkan CSR berpengaruh negatif.
5.4.3 Pengaruh Profitabilitas (ROE) Terhadap Nilai Perusahaan (TQ)
dengan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Variabel
Moderating
Nilai perusahaan merupakan cerminan harga pasar dari saham
perusahaan yang terbentuk antara penjual dan pembeli disaat terjadi
transaksi. Nilai pasar yang dibentuk melalui nilai pasar saham
dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi yang dipertimbangkan oleh
calon investor
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh koefisien regresi untuk variabel
moderasi diketahui sebesar 2,034% dan t hitung sebesar 0,843% dengan
signifikansi sebesar 0,403% maka variabel Corporate Social
Responsibility (CSR) tidak mampu mempengaruhi hubungan antara
Profitabilitas (ROE) dengan Nilai Perusahaan (TQ). Dengan demikian
H3 ditolak.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anwar dan
Masodah tentang “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai
Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR) dan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Moderasi”. Hasil
dari penelitian tersebut menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Sedangkan analisis variabel moderating
dengan pengungkapan CSR menunjukkan bahwa pengungkapan CSR
tidak mampu memoderasi hubungan antara ROA terhadap nilai
perusahaan. Kepemilikan manajerial juga bukan merupakan variabel

19
moderating yang mampu memoderasi hubungan antara ROA terhadap
nilai perusahaan. Dan secara simultan variabel ROA, interaksi antara
ROA dengan CSR, dan interaksi antara ROA dengan KM tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa :
1. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian ini menerima hipotesis pertama yang menyatakan bahwa
profitabilitas memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai profitabilitas maka semakin
tinggi pula nilai perusahaan karena nilai perusahaan dapat dicapai
melalui peningkatan kinerja keuangan. Begitu pula sebaliknya, semakin
rendah profitabilitas, maka semakin rendah pula nilai perusahaan. Yang
artinya hipotesis pertama diterima.
2. Hasil penelitian ini pada hipotesis kedua yang menyatakan bahwa
Corporate Social Responsibility (CSR) tidak memiliki pengaruh terhadap
nilai perusahaan. Hal ini tidak sesuai dengan teori stakeholder yang
menyatakan perusahaan beroperasi bukan hanya untuk kepentingan
perusahaan itu namun harus memberikan manfaat kepada stakeholder-
nya. Apabila perusahaan dapat memaksimalkan manfaat yang diterima
stakeholder maka akan timbul kepuasan dan apresiasi bagi stakeholder
dan akan meningkatkan nilai perusahaan. Corporate Social
Responsibility (CSR) tidak memoderasi hubungan profitabilitas dan nilai
perusahaan. Yang artinya hipotesis kedua ditolak.
3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) tidak
memiliki pengaruh untuk memoderasi hubungan profitabilitas terhadap
nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa investor tidak merespon
atas pengungkapan CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan
dikarenakan kebijakan perusahaan dalam melakukan pengungkapan CSR
sudah diatur dalam UU Perseroan Terbatas no. 40 tahun 2007, yang
menyatakan bahwa Perseroan yang menjalankan usahanya di bidang
yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan dan apabila perseroan tersebut tidak
melaksanakan CSR serta mengungkapkannya, maka perusahaan tersebut
akan terkena sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Dan
artinya hipotesis ketiga ditolak.
6.2. Saran
1. Disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan
sampel yang lebih banyak, hal ini dilakukan agar memperkuat hasil
penelitian.
2. Peneliti selanjutnya perlu mempertimbangkan untuk menambah sampel
yang lebih luas. Hal ini bertujuan agar kesimpulan yang dihasilkan
tersebut memiliki cakupan yang lebih luas.

20
3. Hendaknya perusahaan di dalam memberikan informasi haruslah
transparan mengenai kegiatan – kegiatan aktivitas sosial dan
melaporkannya di dalam laporan berkelanjutan (suistanable report)
setiap tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar dan Masodah, (2016), tentang “Pengaruh Kinerja Keuangan
terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) dan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel
Moderasi”(2015).
Brigham & Houston, 2006. Fundamentals of Financial Management :
Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Budi, Untung, Dr. Hendrik. 2009. Corporate Social Responsibility.
Sinar Grafika, Jakarta.
Gusfarini, Fauziah, Abdul Kohar Irwanto dan Muhammad Syamsun.
2016. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan pada Indeks Saham LQ 45, Manajemen
IKM Vol 11 No. 1, Feb 2016.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
IBM SPSS 23, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hermawati, 2011, meneliti tentang “Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan CSR dan Struktur
Kepemilikan Sebagai Variabel Pemoderasi”.
Irham, Fahmi. 2013. Etika Bisnis. Alfabeta, Bandung.
J. Keown, Arthur, et al 2011. Manajemen Keuangan : Prinsip &
Penerapan, PT. Indeks, Jakarta.
Kurniasih, Jayono dan Najmudin, 2017 tentang “Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan CSR Sebagai Variabel
Moderating”.
Kurnia Ningsih, Heny Triastuti. Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas
Sebagai Variabel Moderating (Studi pada Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di BEI).
Mey Lestari, Hesty. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel
Pemoderasi, Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 12 (2015).
Pramana dan Mustanda, 2016, meneliti tentang “Pengaruh profitabilitas
dan Size Terhadap Nilai Perusahaan dengan CSR sebagai variabel
pemoderasi”.
Putra Astika dan Trisna Bulan,2014, tentang “Moderasi CSR Terhadap
Pengaruh Kinerja Keuangan pada Nilai Perusahaan”
Putri, 2015, tentang “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai
Perusahaan Pengungkapan CSR sebagai Variabel Pemoderasi”
Putri Ayu, Dea. 2017. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
dengan Corporate Social responsibility Sebagai Variabel Mediasi
pada Perusahaan Pertambangan.E-Journal Manajemen Unud, Vol.6,
No.2,2017.
Qomariah, Dr. Nurul. 2015. The Effect of Corporate Social
Responsibility, Siza and Profitability Toward On the Value of

21
Corporate (Studies in Manufacturing Companies Listed in Indonesia
Stock Exchange). IOSR Journal of Business and Management
(IOSR-JBM) Volume 17 Issue 2 Ver. I (Feb 2015).
Ramadhani, Ajeng Ricky, I Gusti Ayu Purnamawati, Edy Sujana. 2017.
Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kepemilikan
Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai
Variabel Moderating. Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7
Nomor 1 Tahun 2017).
Riduan, 2015. Dasar – Dasar Statistik, Alfabeta, Bandung.
Rizaldi, Aulia. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR)
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel
Moderating.
Rudito, Bambang dan Famiola, Melia.2013. Corporate Social
Responsibility (CSR), Rekayasa Sains, Bandung.
Solihin, Ismail. 2009. CSR : From Charity To Sustainability, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007. Tentang
Perseroan Terbatas.

22

You might also like