You are on page 1of 8

TEORI (ISU)

1. (Attar et al., 2013) Mengatakan bahwa strategi kebijakan pengembangan desa ekowisata
harus melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pengelolaan, pengembangan, sosialisasi
dan promosi program Desa Ekowisata.
2. Dowling (1996, dalam Hill & Gale, 2009) menyatakan bahwa ekowisata dapat dilihat
berdasarkan keterkaitannya dengan 5 elemen inti, yaitu bersifat alami, berkelanjutan secara
ekologis, lingkungannya bersifat edukatif, menguntungkan masyarakat lokal, dan
menciptakan kepuasan wisatawan
3. Pemerintah haruslah melakukan berbagai kebijakan untuk membiayai pengembangan sektor
pariwisata, karena aspek terpenting dari kebijakan pariwisata akan menjadi kuantum insentif
bagi pembangunan sektor pariwisata (Latuconsina et al., 2013).
4. Peranan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata dalam garis besarnya adalah
menyediakan infrastruktur (tidak hanya dalam bentuk fisik), memperluas berbagai fasilitas,
kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan dan
promosi umum keluar negeri (Selo Soemardjan, 1991:133).
5. Luturlean et al. (2019) menyatakan bahwa pembangunan pariwisata harus memiliki tujuan,
diantaranya dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata; dari segi
pemasaran, destinasi pariwisata seharusnya dapat dikomunikasikan dan dipromosikan
melalui media pemasaran yang efektif, efisien dan bertanggungjawab; menjadikan industri
pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian; dan dalam pembangunan pariwisata
perlu adanya sinergi antara kelembagaan kepariwisataan dan pengelola pariwisata secara
profesional. Hal ini karena pada prinsipnya pembangunan pariwisata harus mampu memberi
jaminan keberlanjutan, dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat, dan tidak
menimbulkan kerugian bagi generasi berikutnya.
6. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Pariwisata menjelaskan peran pemerintah
daerah dalam peningkatan potensi pariwisata yaitu, memfasilitasi, mendorong penanaman
modal, pengembangan pariwisata, mengelola pariwisata, dan mengalokasikan anggaran
untuk peningkatan potensi pariwisata.
7. Menurut Utomo (2017), faktor-faktor pendukung bagi pengembangan desa wisata, antara
lain: (i) memiliki daya tarik utama berupa potensi alam dan produk, (2) memiliki sumber
daya manusia (SDM) yang mendukung pengelolaan, (3) masyarakat setempat memiliki
motivasi kuat, (4) memiliki sarana dan prasarana yang memadai, (5) mempunyai fasilitas
pendukun kegiatan wisata, (6) mempunyai kelembagaan yang mengatur kegiatan wisata, dan
(7) ketersediaan lahan/area yang dimungkinkan untuk dikembangkan menjadi tujuan.

SUMBER & EKSISTING

1. Mengacu pada RTRW Kab. SBT dalam Rencana Strategis Kawasan Ekowisata, Pantai
Terapung Kecamatan Seram Timur yang terletak di Desa Geser merupakan kawasan yang
ditetapkan menjadi kawasan pengembangan ekowisata karena memiliki potensi yang besar
dan memumpuni terhadap pariwisata Kab. SBT.
2. Secara eksisting, pantai terapung di Desa Geser sudah di bangun jembatan oleh pemerintah
setempat, namun diterapkannya nilai-nilai dan prinsip-prinsip ekowisata seperti prinsip
ekonomi, edukasi, pelestarian lingkungan, melibatkan masyarakat dalam pengelolaan dan
pengembangan, dapat menguntungkan masyarakat lokal, bersifat edukatif, serta
menicptakan kepuasan wisatawan.
Note: Bedah prinsip-prinsip ekowisata dan di breakdown ke tabel

Peran aktif komunitas dalam usaha pariwisata menjadi inti dari ekowisata berbasis
masyarakat (Kristiana, 2019). Selanjutnya disebutkan bahwa ada beberapa prinsip terkait
pengembangan ekowisata berbasis masyarakat, yaitu:

1. Prinsip Keberlanjutan Ekowisata Dari Aspek Ekonomi, Sosial, Dan Lingkungan


Kriteria:
a) Prinsip daya dukung lingkungan diperhatikan dimana tingkat kunjungan dan
kegiatan wisatawan pada sebuah daerah tujuan ekowisata dikelola sesuai dengan
batas-batas yang dapat diterima baik dari segi alam maupun sosial-budaya.
b) Sedapat mungkin menggunakan teknologi ramah lingkungan (listrik tenaga surya,
mikrohidro, biogas, dll.)
c) Mendorong terbentuknya ecotourism conservancies atau kawasan ekowisata
sebagai kawasan dengan peruntukan khusus yang pengelolaannya diberikan kepada
organisasi masyarakat yang berkompeten.
2. Prinsip Pengembangan Institusi Masyarakat Lokal dan Kemitraan
Kriteria:
a) Dibangun kemitraan antara masyarakat dengan tour operator untuk memasarkan
dan mempromosikan produk ekowisata; dan antara lembaga masyarakat dan Dinas
Pariwisata dan UPT.
b) Adanya pembagian adil dalam pendapatan dari jasa ekowisata di masyarakat.
c) Organisasi masyarakat membuat panduan untuk turis. Selama turis berada di
wilayah masyarakat, turis/tamu mengacu pada etika yang tertulis di dalam panduan
tersebut.
d) Memperjuangkan prinsip perlunya usaha melindungi pengetahuan serta hak atas
karya intelektual masyarakat lokal, termasuk: foto, kesenian, pengetahuan
tradisional, musik, dan lain-lain.
3. Prinsip Ekonomi Berbasis Masyarakat
Kriteria:
a) Mendorong adanya regulasi yang mengatur standar kelayakan homestay sesuai
dengan kondisi lokasi wisata.
b) Mendorong adanya prosedur sertifikasi pemandu sesuai dengan kondisi lokasi
wisata.
c) Mendorong ketersediaan homestay.
d) Kegiatan ekowisata dan tour operator turut mendorong peningkatan pengetahuan
dan keterampilan serta perilaku bagi para pelaku ekowisata terutama
masyarakat.
4. Prinsip Edukasi
Kriteria:
a) Kegiatan ekowisata mendorong masyarakat mendukung dan mengembangkan
upaya konservasi.
b) Kegiatan ekowisata selalu beriringan dengan aktivitas meningkatkan kesadaran
masyarakat dan mengubah perilaku masyarakat tentang perlunya upaya
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
c) Edukasi tentang budaya setempat dan konservasi untuk para turis/tamu menjadi
bagian dari paket ekowisata.
d) Mengembangkan skema di mana tamu secara sukarela terlibat dalam kegiatan
konservasi dan pengelolaan kawasan ekowisata selama kunjungannya (stay and
volunteer).
5. Pengembangan dan Penerapan Rencana Tapak dan Kerangka Kerja Pengelolaan
Lokasi Ekowisata.Kriteria:
a) Kegiatan ekowisata telah memperhitungkan tingkat pemanfaatan ruang dan
kualitas daya dukung lingkungan kawasan tujuan melalui pelaksanaan sistem
zonasi dan pengaturan waktu kunjungan.
b) Fasilitas pendukung yang dibangun tidak merusak atau didirikan pada ekosistem
yang sangat unik dan rentan
c) Rancangan fasilitas umum sedapat mungkin sesuai tradisi lokal, dan masyarakat
lokal terlibat dalam proses perencanaan dan pembangunan.
d) Ada sistem pengolahan sampah di sekitar fasilitas umum.
e) Kegiatan ekowisata mendukung program reboisasi untuk mengimbangi
penggunaan kayu bakar untuk dapur dan rumah.
f) Mengembangkan paket-paket wisata yang mengedepankan budaya, seni dan
tradisi lokal.
g) Kegiatan sehari-haridapat dimasukkan ke dalam atraksi lokal untuk
memperkenalkan wisatawan pada cara hidup masyarakat dan mengajak mereka
menghargai pengetahuan dan kearifan lokal

Berbagai definisi ekowisata mengandung prinsip penting dalam pelaksanaannya. Prinsip


ekowisata menurut Indonesian Ecotourism Network (1996:1) menekankan tiga prinsip dasar
yaitu:
1. Prinsip konservasi, pengembangan ekowisata harus mampu memelihara, melindungi
dan/atau berkontribusi untuk memperbaiki sumberdaya alam.
2. Prinsip partisipasi masyarakat, pengembangan ekowisata harus didasarkan atas
musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat serta peka dan menghormati nilai-
nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat di sekitar kawasan.
3. Prinsip ekonomi, pengembangan ekowisata harus mampu memberikan manfaat untuk
masyarakat, khususnya masyarakat setempat, dan menjadi penggerak pembangunan
ekonomi di wilayahnya untuk memastikan bahwa daerah yang masih alami dapat
mengembangkan pembangunan yang berimbang (balanced development) antara
kebutuhan pelestarian lingkungan dan kepentingan semua pihak.
Sedangkan dalam penerapan ekowisata dapat mencerminkan dua prinsip, yaitu :
1. Prinsip edukasi, pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan
untuk mengubah sikap atau prilaku seseorang menjadi memiliki kepedulian,
tanggungjawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan budaya.
2. Prinsip wisata, pengembangan ekowisata harus dapat memberikan kepuasan dan
memberikan pengalaman yang orisinil kepada pengunjung, serta memastikan usaha
ekowisata dapat berkelanjutan

Secara konseptual, menurut (Priono, 2012) Ekowisata menerapkan pada prinsip dasar sebagai
berikut:
a. Prinsip Konservasi: Pengambangan ekowisata harus mampu memelihara, melindungi dan
atau berkontribusi untuk memperbaiki sumber daya alam. Memiliki kepedulian,
tanggungjawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan alam dan budaya. Ada 2
(dua) prinsip konservasi, meliputi:
a) konservasi alam, dimana kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap
pelestarian alam serta pembangunan harus mengikuti kaidah ekologis;
b) konservasi budaya, yaitu peka dan menghargai nilai-nilai sosial budaya dan tradisi
keagamaan masyarakat setempat disekitar kawasan.
b. Prinsip Partisipasi Masyarakat: Pengembangan ini harus didasarkan atas musyawarah dan
persetujuan masyarakat setempat serta peka dan menghormati nila-nilai sosial budaya dan
tradisi keagamaan yang dianut masyarakat setempat disekitar kawasan.
c. Prinsip Ekonomi: Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan manfaat untuk
masyarakat setempat dan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya untuk
memastikan bahwa daerah yang masih alami dapat mengembangkan pembangunan yang
berimbang antara kebutuhan pelestarian lingkungan dan kepentingan semua pihak.
Pengembangan ekowisata diharapkan mampu memberikan manfaat yang optimal kepada
masyarakat setempat secara berkelanjutan.
d. Prinsip Edukasi: Pengembangan ekowisata haruslah mengandung unsur pendidikan yang
diharapkan dapat mengubah sikap maupun perilaku seseorang menjadi memiliki kepedulian,
rasa tanggungjawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan sekitar. Selanjutnya,
adanya peningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah
dan budaya, memberikan nilai tambah serta pengetahuan bagi pengunjung, masyarakat dan
para pihak yang terkait didalamnya.

Partisipasi Masyarakat

Menurut Kaharuddin et al. (2020) patisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata terdiri
dari:

1. Partisipasi terhadap perencanaan yang menguraikan proses awal pengambilan keputusan,


proses penyusunan rencana desain wisata dan peran dalam sosialisasi rencana,
2. Partisipasi tahap pelaksanaan mencakup uraian partisipasi dalam pencarian pendanaan dan
pelaksanaan pembangunan fisik,
3. Partisipasi dalam pemanfaatan menjelaskan tentang bentuk pemanfaatan peluang kerja dan
usaha.
Tujuan Sasaran Variabel Indikator Paramaeter Data Sumber Analisis Hasil
Partisipasi
Menjelaskan masyarakat
dampak dengan
partisipasi -Perencanaan memberikan ide
Menilai dampak
masyarakat gagasan terhadap
Partisipasi Untuk
terhadap pengembangan
Masyarakat mengetahui
kondisi sosial kawasan wisata
terhadap dampak
masyarakat Telaah
Ekowisata di RTRW pengembang
dalam Partisipasi Dokumen Deskriptif
Desa Geser, RIPPDA ekowisata
pengembangan Masyarakat kualitatif
Kecamatan Partisipasi pada Wawancara dalam
Ekowisata di Kuesioner
Seram Timur, level pelaksanaan pengembangan
Desa Geser,
Kabupaten merupakan kawasan wisata
Kecamatan -Pelaksanaan
Seram Bagian partisipasi berupa desa Geser
Seram Timur,
Timur bantuan tenaga,
Kabupaten
Seram Bagian uang dan material
Timur

TEORI : Menurut Kaharuddin et al. (2020) Patisipasi Masyarakat

Partisipasi level
pemanfaatan
terkait dengan
masyarakat dapat
-Pemanfaatan mengelola wisata
untuk
memanfaatan
peluang kerja dan
usaha
Perubahan sosial Meningkatnya
masyarakat di kesadaran
daerah tujuan masyarakat akan
wisata terjadi kebersihan
Dampak sosial sebagai wujud lingkungan wisata
masyarakat dari dampak dan kerjasama
sosial yang masyarakat sekitar
timbul oleh dalam
kegiatan pengembangan
ekowisata. ekowisata

Menjelaskan
strategi yang
harus dilakuakn
pemerintah
untuk
mengoptimalkan Telaah
RTRW
pengembangan Analisis Dokumen Deskriptif
RIPPDA
ekowisata di SWOT kualitatif
Wawancara
Desa Geser, Kuesioner
Kecamatan
Seram Timur,
Kabupaten
Seram Bagian
Timur

You might also like