You are on page 1of 25

MAKALAH

ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN INTRA NATAL CARE

Disusun guna memenuhi Tugas Keperawatan Kesehatan Reproduksi


Dosen: Eka Riyanti, M. Kep., Sp. Kep. Mat.

Disusun oleh:
Hery Pranoto (202302186)

PRODI S1 KEPERAWATAN REGULER B19


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Keperawatan
Kesehatan Reproduksi dengan judul “Makalah Analisis Jurnal Keperawatan Intra Natal Care”
tanpa ada kendala suatu apapun.

Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai
suri tauladan terbaik kita dalam menjalani hidup didunia untuk menggapai kebahagiaan di
akhirat.

Manusia tidak pernah luput dari salah dan lupa, maka penulisan makalah inipun tidak
terlepas dari kesalahan penulisan dan penyajian mengingat keterbatasan kemampuan kami.
Untuk itu kami selalu harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
penyempurnaan makalah ini.

Semoga Allah SWT senantiasa membimbing penulis dan pembaca sekalian untuk
meniti jalan yang benar dan diridhoi.

Kebumen, 8 November 2023

Penulis
BABI I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus
yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresiv dari serviks. Ibu yang mengalami
persalinan pasti mengalami nyeri. Kebanyakan ibu mulai merasakan sakit atau nyeri
persalinan kala I fase aktif, pada fase ini ibu merasakan sakit yang hebat karena rahim
berkontraksi semakin lama semakin sering untuk mengeluarkan hasil konsepsi (Taqiyah
& Jama, 2021).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2018 data statistik
mencatat negara dengan jumlah ibu bersalin tertinggi yaitu negara India (303.600 orang),
Pakistan dengan jumlah ibu bersalin (72.100 orang), china (57.000 orang), bangladesh
(36.900 orang), utopia (32.700 orang), Indonesia berada di urutan ke 6 dengan jumlah
ibu bersalin adalah (32. 400 orang) (WHO, 2018).

Persalinan merupakan suatu proses membuka dan menipisnya serviks serta terjadi
kontraksi uterus sehingga menyebabkan nyeri pada proses persalinan (Nadia &
Endarti, 2016). Mulainya persalinan di tandai dengan penurunan kadar progesterone,
teori oxytocin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori prostaglan (Fatwiany &
Nadrah, 2020).
Masalah yang sering mucul yaitu nyeri yang timbul pada tahap kala I yang berasal
dari kontraksi uterus dan dilatasi serviks. Makin bertambah lama durasi dan frekuensi
kontraksi uterus, maka nyeri yang dirasakan akan bertambah kuat (Nafiah et al., 2018).
Nyeri yang terjadi dapat memengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut,
khawatir dan menimbulkan stress (Lestari, 2015). Nyeri yang tidak dapat teratasi dapat
menyebabkan dapat menimbulkan hiperventilasi sehingga kebutuhan oksigen meningkat,
naiknya tekanan darah, denyut jantung meningkat yang menyebabkan aliran darah dari
oksigen ke plasenta terganggu, berkurangnya motilitas usus dan vesika urinaria
(Fitrianingsih & Prianti, 2017). Keadaan ini merangsang peningkatan katekolamin yang
dapat menyebabkan gangguan pada kekuatan kontraksi uterus sehingga terjadi inersia
uteri yang dapat mengakibatkan kematian ibu saat melahirkan (Llewllyn, 2013).
Hasil penelitian Rosita &Lowa (2020) diketahui bahwa tingkat nyeri persalinan
kala I fase aktif pada ibu primipara yaitu paling banyak berada padatingkat nyeri berat
(skala nyeri 7-9) dan hebat (skala nyeri 10). Pengelolaan nyeri persalinan yang dapat di
gunakan pada ibu melahirkan salah satunya yaitu massage (RR & Mander, 2013).
Massage adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, atau
ligamentum,tanpa menyebabkan garakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan
nyeri, menghasilkan relaksasi dan atau memperbaiki sirkulasi (Antik et al., 2017).
Dalam persalinan, massagemembantu ibu lebih rileks dan nyaman selama persalinan,
ibu yang yang di masase 30 menit setiap jam selama tahapan persalinan yang dilakukan
oleh petugas kesehatan, keluarga pasien ataupun pasien itu sendiri akan lebih bebas dari
rasa sakit (A & Maryunani, 2010). Tetapi kadang metode massage yang dilakukan tidak
pada tempatnya sehingga hasilnya tidak effesien (Aritonang et al., 2020). Salah satu
contohnya pada pelaksanaan teknik deep back massaged imana seharusnya pelaksanaan
dilakukan tepat pada daerah sacrum dengan telapak tangan dan posisi ibu dalam keadaan
berbaring miring tetapi kadang kala penatalaksanaan tidak sesuai sehingga nyeri yang
dirasakan oleh pasien tidak berkurang. Hal ini mungkin diakibatkan oleh posisi ibu
tidak dalam keadaan berbaring miring, atau penekananya tidak tepat pada daerah
sacrum (Taqiyah & Jama, 2021).
Massage merupakan salah satu upaya untuk membuat tubuh rileks kembali,
memperbaiki sirkulasi darah, merangsang tubuh untuk mengeluarkan racun, serta dapat
meningkatkan kesehatan pikiran (Aritonang et al., 2020). Deep back massage adalah
penekanan pada sacrum yang dapat mengurangi ketegangan sendi sacroiliakus dari posisi
oksiput posterior janin. Metode deep back massage merupakan metode massase dan
sentuhan untuk membantu ibu lebih rileks dannyaman selama persalinan. Sebuah
penelitian menyebutkan ibu yang dipijat selama 20 menit setiap jam selama tahapan
persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit, karena pijat merangsang tubuh
melepaskan senyawa endorphinyang merupakan pereda sakit alami dan menciptakan
perasaan nyaman (Fitriana & Putri, 2017). Massage endorphin merupakan sebuah terapi
sentuhan/pijatan ringan yang cukup penting diberikan pada wanita hamil, di waktu
menjelang hingga saatnya melahirkan (Azizah et al., 2011). Hal ini disebabkan karena
pijatan merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda
rasa sakit dan dapat menciptakan perasaan nyaman (W & Machfudloh, 2018).
Ibu inpartu dengan persalinan lama akan menimbulkan respon fisiologis yang
mengurangi kemampuan rahim untuk berkontraksi sehingga akan memperpanjang waktu
persalinan. Hal tersebut menunjukan bahwa pada primipara mempunyai resiko lebih
besar dibandingkan pada multipara (Choirunissa et al., 2021). Sehingga karena kondisi
tersebut perlu dilakukan intervensi keperawatan untuk mengontrol nyeri dengan
pemberian metode terapi massage, musik, aromaterapi, kompres hangat/dingin, latihan
nafas dalam, TENS, hipnosis, akupresur, teknik imajinasi terbimbing dan latihan
birthball (Dewi et al., 2020).
Birth ball merupakan salah satu manajemen nyeri secara non farmakologis lebih
efektif dibandingkan dengan metode farmakologi yaitu bersifat murah, simple,
efektif, dan tanpa efek yang merugikan (Paninsari & Situmorang, 2021). Birth ball
sendiri banyak digunakan ibu inpartu kala I untuk membantu kemajuan persalinan dan
mengontrol nyeri persalinan kala I. Hal ini sesuai dengan penelitian Maria Ulfah &
Rosmaria (2021) menyebutkan bahwa penggunaan birth ball dengan posisi duduk
dibola untuk mengontrol nyeri persalinan kala I. Dengan melakukan gerakan duduk di
bola dan bergoyang-goyang membuat rasa nyaman sehingga dapat mengontrol nyeri
persalinan (Ulfah & Rosmaria, 2021).
Penelitian lain juga menyebutkan bahwa penggunaan birth ball yang dilakukan ibu
bersalin dengan cara duduk dengan santai dan bergoyang di atas bola selama kontraksi
dapat membantu ibu dalam mengurangi rasa nyeri saat persalinan (Sutriningsih et al.,
2019). Kemudian dari penelitian juga menyebutkan bahwa penggunaan birth ball yang
dilakukan ibu bersalin dengan melakukan duduk dan bergoyang diatas bola selama
kontraksi dapat membantu ibu dalam mengurangi rasa nyeri saat persalinan (Paninsari et
al., 2021). Manfaat yang didapatkan dengan menggunakan birth ball selama persalinan
yaitu dapat mengontrol rasa nyeri selama kontraksi uterus dan kecemasan, membantu
proses penurunan kepala janin, mengurangi durasi persalinan kala I. Latihan birth
balldapat meningkatkan mobilitas panggul ibu inpartu. Latihan ini dilakukan dalam
posisi duduk, yang diyakini untuk mendorong persalinan dan mendukung perineum
untukrelaksasi dan mengontrol nyeri persalinan.Menurut peneliti latihan birth balldapat
bekerja secara efektifdalam proses persalinan (Kurniawati et al., 2017). Penggunaan birth
ball selama persalinan mencegah ibu dalam posisi terlentang secara terus-menerus
(Makmun et al., 2021).
Salah satu terapi non farmakologi lainnya untuk mengurangi nyeri persalinan dan
kecemasan yaitu dengan aromaterapi. Aromaterapi adalah terapi nonfarmakologi yang
mengunakan minyak sari murni. Aromaterapi bitter orange merupakan sebuah terapi non
farmakologi untuk mengurangi atau menringankan rasa sakit pada ibu yang melahirkan
kala I (Kumalasari,2012).
Aroma therapy adalah pengobatan atau pencegahan penyakit dengan menggunakan
minyak esensial.penggunaan lain disebut termasuk nyeri dan pengurangan kecemasan,
peningkatan energi dan memori jangka pendek, relaksasi, pencegahan rambur rontok dan
menguragi gatal – gatal yang di induksi. Dua mekanisme dasar ditawarkan untuk
menjelaskan efek yang di klaim. Salah satunya adalah pengaru aromaterapi pada otak,
terutama sistem limbik melalui sistem penciuman, Yang lainnya adalah efek
farmakologis langsung dari miyak esensial. Sementara pengetahuan yang tepat tentang
sinergi yang tepat antara tubuh dan minyak aromatik sering diklaim oleh aroma terapis,
tetapi membantu tubuh untuk menemukan cara alami untuk meningkatkan respon imun
(Nagare, Dkk, 2013).
Salah satu terapi non farmakologi lainnya untuk mengurangi nyeri persalinan dan
kecemasan yaitu dengan berdzikir. Perawat yang memimpin proses persalinan normal
dapat membantu dan membimbing pasien untuk melafadzkan dzikir dalam upaya
mengurangi nyeri intra natal.
Berdzikir tidak hanya dilakukan setelah menunaikan ibadah fardhu/shalat 5 waktu
saja, namun dapat juga dilakukan saat seseorang merasa telah jauh dan merasa lupa pada
Allah SWT, tertekan, cemas, mengendalikan hawa nafsunya, bahkan dalam keadaan
nyeri. Sebagaimana terdapat dalam Firman Allah SWT dalam QS Al Ahzab [33]: 41:
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir
yang sebanyak-banyaknya”. Dan dalam QS Al Kahfi [18]: 24: “Dan ingatlah kepada
Tuhanmu jika kamu lupa”. Serta hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa
Rasulullah SAW bersabda, Allah telah berfirman: “Aku bersama hamba-Ku selama dia
berdzikir kepada-Ku dan kedua bibirnya bergerak menyebut-Ku” (HR Ibnu Majah, Ibnu
Hibban, Ahmad, dan Hakim) (Hassan, 2006; Nawawi, 1999; Wiknjosastro, 2006).

B. Tujuan
Setelah penulis menyelesaikan penulisan makalah ini diharapkan penulis mampu
untuk:
1. Mengetahui apa itu proses persalinan.
2. Mengetahui apa itu nyeri selama proses persalinan.
3. Mengetahui apa saja terapi non farmakologi untuk mengurangi nyeri selama proses
persalinan.
BAB II
ANALISIS JURNAL

A. Deep Back Massage dan Massage Endorphin terhadap Kontrol Nyeri Kala 1 pada
Asuhan Keperawatan Intra Natal Care

Judul Deep Back Massage dan Massage Endorphin terhadap


Penelitian Kontrol Nyeri Kala 1 pada Asuhan Keperawatan Intra Natal Care
Manfaat Perawat mengetahui perlunya melakukan Tindakan Deep
Penelitian Back Massage dan Massage Endorphin sebagai pendamping terapi
farmakologi untuk merelaksasi otot sehingga mampu mengurangai
nyeri pada Persalinan Kala I
Sampel Subjek penelitian ada 1 orang pasien intranatal care yang
Penelitian mengalami nyeri kala 1 saat persalinan
Metode Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
Pengumpulan pendekatan studi kasus. Penelitian dilakukan selama 3 hari dari
Data tanggal 06-08 Juli, pada pasien intranatal care di puskesmas
tangkura. Subjek penelitian ada 1 orang pasien intranatal care yang
mengalami nyeri kala 1 sebelum persalinan. Data dikumpulkan
dengan format pengkajian keperawatan maternitas meliputi
wawancara, observasi dan catatan rekam medic. Penelitian ini
berfocus pada Pemberian teknik deep back massage dan massage
endorphin untuk mengontrol nyeri kala 1 fase aktif, penilaian yang
digunakan untuk mengukur nyeri yaitu dengan menggunakan visual
analog scale (VAS).
Hasil Hasil observasi pemberian Deep Back Massage Endorphin pada
Penelitian pasien Ny. E sebagai berikut:
No Hari/Tanggal Skala Nyeri
Sebelum Sesudah
1 Selasa, 5 4
6 Juli 2021
2 Rabu, 6 5
7 Juli 2021
3 Kamis, 7 5
8 Juli 2021
4 Kamis, 5 5
8 Juli 2021
5 Kamis, 5 5
8 Juli 2021
Berdasarkan tabel 1 pemberian deep back massage dan
massage endorphin di lakukan selama 3 hari durasi ±30 menit saat
HIS. Menunjukkan hasil pada hari ke 1 dan 2 nyeri mulai terkontrol
dengan skala sebelumnya 6 menjadi 5. Sedangkan pada hari ke 3, 4
dan 5 pasien mampu mengontrol dan beradaptasi dengan rasa nyeri
dengan skala nyeri sebelumnya 7 menjadi 5. Hasil observasi yang
dilakukan di puskesmas tangkura sesudah pemberian deep back
massage dan massage endorphin memberikan perubahan rasa rileks
dan nyaman, menormalkan denyut jantung dan tekanan darah,
mengontrol dan beradaptasi dengan rasa nyeri, mengenali onset
nyeri, penyebab nyeri. Dari 2 penerapan tersebut efektif dalam
mengontrol nyeri selama persalinan
Implikasi Peneliti melakukan perbandingan pemberian deep back
Keperawatan massage dan massage endorphinkarena melihat kedua metode
keperawatan tersebut efektif untuk mengontrol nyeri.Penerapan
deep back massagedan massage endorphinpada pasien intranatal
careMenurut (Nafiah et al., 2018)masalah yang sering mucul yaitu
nyeri yang timbul pada tahap kala I yang berasal dari kontraksi
uterus dan dilatasi serviks.Nyeri yang terjadi dapat
memengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut, khawatir dan
menimbulkan stress.Nyeri yang tidak dapat teratasi dapat
menimbulkan hiperventilasi sehingga kebutuhan oksigen
meningkat, naiknya tekanan darah, denyut jantung meningkat
yang menyebabkan aliran darah dari oksigen ke plasenta
terganggu, berkurangnya motilitas usus dan vesika urinaria
(Fitrianingsih & Prianti, 2017).Hasil intervensi yang dilakukan
di Puskesmas Tangkura pada Ny.E dengan pemberian deep back
massagedan massage endorphinyang di lakukan 3 hari dengan
durasi ±30 menitsetiap kontraksidapat memberikan perubahan
dalam control nyeri, menghasilkanrasa rileks dan nyaman serta
memperbaiki sirkulasi. Penerapan deep back massagedan massage
endorphinbertujuan untukmengontrol nyeri, menghasilkan rasa
rileks dan nyaman. Teknik deep back massage dan massage
endorphin ini dapat dilakukan oleh keluarga pasien dirumahmaupun
diruang bersalin. Teknik deep back massage dan massage
endorphinini memiliki durasi ±30 menit dengan langkah
sederhana.Teknik deep back massagedan massage endorphinini
akan diterapkan pada pasien yang mengalami nyeri kala 1sebelum
persalinandengan tujuan untuk mengontrol dan beradaptasi dengan
rasa nyeri setelah diberikan teknik deep back massagedan
massage endorphin. Penelitian terdahulu (Taqiyah & Jama, 2021)
yang berjudul Terapi deep Back Massage Efektif Terhadap Adaptasi
Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di RSUD Kota
Makassardidapatkan selama 2minggudengan durasi20 menit dengan
frekuensi 30-40x gosokan permenitkepada kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen 2 inpartu
menunjukkan hal tersebut. Dimana inpartu yang pertama sedang
mengandung anak pertama ternyata mengalami penurunan nyeri
persalinan yang cukup signifikan pada keduanya yaitu dari skala
nyeri7 menjadi 5.
Sedangkan penelitian yang di lakukan diruang bersalin
Puskesmas Tangkura mendapatkan evaluasi dapat memaksimalkan
rasa nyeri selama 3 hari dalam 3 kali dengan durasi ±30 menit setiap
kontraksi. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian
sebelumnya oleh (Ashanti & Nurulicha, 2019)yang berjudul
Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Tingkat Nyeri Pada Ibu
Bersalin Kala I Fase Aktif DiKlinik Bersalin Siti Khodijah Jakarta
Selatan berdasarkan pada hasil penelitian, dengan jumlah sampel 20
orang ibu bersalin kala 1 fase aktif pembukaan 4-7 cm yang
mendapatkan deep back massageselama 20 menit setiap jam
menujukan bahwa adanya pengaruh sebelum dan sesudah deep back
massage mengalami penurunan tingkat nyeri selama kontraksi.
Penelitian yang dilakukan oleh (Sartina, 2019) dengan sampel 10
orang dalam kelompok eksperimen yakni yang diberikan perlakuan
deep back massageterdapat 8 responden (80%) yang mengalami
penurunan nyeri persalinan kala 1fase aktif dan (20%) atau 2
responden yang tidak mengalami penurunan nyeri persalinan.
Sedangkan pada pasien Ny.E dengan penerapan massage
endorphinyang dilakukan selama 3 hari dengan durasi ±30 menit
setiap kontaksi dengan bertujuan mengontrol rasa nyeri,
menormalkan denyut jantung dan tekanan darah, serta meningkatkan
kondisi rileks dalam tubuh ibu hamil dengan memicu perasaan
nyaman melalui permukaan kulit (Azelea et al., 2019). Hal ini
dikarenakan massage endorphin, akan merangsang tubuh untuk
mengeluarkan senyawa endorphinyang berfungsi untuk
menimbulkan rasa nyaman dan meredakan rasa sakit selama proses
persalinan terjadi.
Pijatan yang dilakukan tersebut juga dapat membuat
denyut jantung dan tekanan darah menjadi normal (W &
Machfudloh, 2018). Sedangkan penelitian yang di lakukan di ruang
bersalin puskemas tangkura mendapatkan evaluasi yang dapat
memaksimalkan nyeri selama 3hari dengan durasi ±30 menit setiap
kontraksi, dengan penerapan massage endorphindapat membantu
memberikan rasa rileks, ketenangan dan kenyamanan perasaan
melalui permukaan kulit. Maka dari 2 penerapan tersebut efektif
dalam mengontrol dan beradaptasi dengan rasa nyeri.
Berdasarkan hasil Tindakan penerapan pemberian deep back
massagedan massage endorphinyang di lakukan di puskesmas
tangkura selama 3 hari menunjukan intervensi pada kasus pasien
dengan intranatal careyang lebih efektif adalah deep back massage.
Hal ini sejalan dengan penelitian Menurut (Taqiyah & Jama, 2021)
deep back massage merupakan salah satu bentuk terapi yang efektif
untuk mengontrol rasa nyeri persalinan kala 1 sehingga dapat
mengurangi kecemasan dan rasa khawatir ibu dalam menghadapi
proses persalinan.
B. Penerapan Birth Ball Exercise Terhadap Kontrol Nyeri pada Asuhan Keperawatan
Ibu Intra Natal Care Kala I di Puskesmas Kayamanya

Judul Penerapan Birth Ball Exercise Terhadap Kontrol Nyeri pada Asuhan
Penelitian Keperawatan Ibu Intra Natal Care Kala I di Puskesmas Kayamanya
Manfaat Perawat mengetahui perlunya melakukan Birth Ball Exercise pada
Penelitian Persalinan Kala I untuk membantu pasien merasa nyaman (rileks),
mengontrol/mengurangi nyeri, membantu proses penurunan kepala
janin sehingga mampu mengurangi waktu Proses Persalinan Kala I
Sampel Dalam penelitian ini yang akan menjadi subyek study adalah 1orang
Penelitian pasien ibu inpartu yang mengalami nyeri kala I dengan
karakteristik ibu bersalin normal (primipara), pasien masih bisa
berjalan, usia kehamilan >37 minggu, janin tunggal hidup,
presentasi kepala, tidak dilakukan induksi persalinan, ibu bersalin
kala 1 fase aktif (pembukaan 4-7 cm), his adekuat (kontraksi
uterus >3 kali dalam 10 menit dengan lama kontraksi >40 detik)
dan tidak memiliki komplikasipenyakit(preeklamsia/eklamsia).
Metode Metode penelitian iniadalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
Pengumpulan studi kasus (case study). Penelitian studi kasus ini adalah untuk
Data mengeksplorasi penerapan Birth Ball Exercise untuk menurunkan
skala nyeri pada Asuhan Keperawatan Ibu Intranatal Care Kala I di
Puskesmas Kayamanya.
Hasil Hasil penelitian digambarkan pada tabel:
Penelitian No Hari/Tanggal Skala Nyeri
Sebelum Sesudah
1. Kamis, 6 5
28 April 2022
2. Jum’at, 6 5
29 April 2022
3. Jum’at, 6 5
29 April 2022
4. Jum’at, 6 5
29 April 2022
Berdasarkan tabel 1 pemberian Birth Ball Exercise dilakukan selama
2 hari durasi ±30 menit saat HIS. Menunjukan hasil pada hari ke 1
dan 2 pasien mampu mengontrol dan beradaptasi dengan rasa nyeri
dengan skala sebelumnya 6 menjadi 5. Hasil observasi yang
dilakukan di Puskesmas kayamanya sesudah pemberian Birth Ball
Exercise memberikan perubahan rasa rileks dan nyaman, mengontrol
dan beradaptasi dengan rasa nyeri. Sehingga penerapan tersebut
efektif dalam mengontrol nyeri selama.
Implikasi Penelitian pemberian birth ball exercise dengan melihat
Keperawatan metode keperawatan tersebut efektif untuk mengontrol nyeri. Rasa
nyeri ini disebabkankarena adanya dilatasi serviks, penipisan
serviks, penurunan kepala janin, peregangan segmen bawah rahim,
kontraksi pada rahim dan perubahan lainnya akan menimbulkan
stimulasibagi sarafnyeri dan akhirnya terjadilah rasa nyeri (Irawati et
al., 2019). Hasil intervensi yang telah dirumuskan untuk mengatasi
nyeri melahirkan dengan merumuskan manajemen nyeri, terapi
pemijatan dan perawatan kenyamanan, untuk masalah nyeri
melahirkan banyak intervensi yang diberikan tetapi penulis memilih
intervensi manajemen nyeri dan terapi pemijatan karena pada tahap
ini penulis mengharapkan ibu dapat beradaptasi dengan nyerinya
sehingga pada tahap ini penulis memilih intervensi manajemen nyeri
dan terapi pemijatan, kemudian penulis memilih intervensi
perawatan kenyamanan karena pada tahap ini rasa nyeri itu hanya
bisa di kontrol atau beradaptasi tidak bisa diturunkan sehingga
dengan meningkatkan kenyamanan membuat ibu merasa lebih rileks,
dan dapat meminimalisir nyeri yang dirasakan walaupun nyeri itu
semakin berat dirasakan. Implementasi yang dilakukan.
Mengidentifikasi karakteristik nyeri, skala nyeri 6 (sedang),
mengidentifikasi respon nyeri nonverbal, memberikan latihan birth
ball untuk mengontrol rasa nyeri, menurut (Yuhelva Destri &
Andiani Shaqinatunissa, 2019) birth ball adalah bola terapi fisik
yang membantu ibu inpartu kala I untuk mengontrol nyeri
persalinan, Latihan birth Ball dilakukan Gerakan dengan posisi
duduk di bola dan bergoyang-goyang sehingga membuat rasa
nyaman dan dapat mengontrol nyeri persalinan, sambil
meningkatkan pelepasan endorphin karena elastisitas dan lengkungan
bola merangsang reseptor di panggul yang bertanggung jawab untuk
mensekresi endorfin, ibu inpartu melakukan gerakan ini selama ibu
mengalami nyeri saat kontraksi, setelah itu dilakukan fase istirahat
dengan melakukan latihan relaksasi napas dalam, pemberian latihan
Birth Ball dilakukan pada saat kala 1 pembukaan 1cm sampai
pembukaan 7cm selama 30 menit. Evaluasi keperawatan pada Ny. Y
Masalah nyeri melahirkan teratasi pada jam 09:45 WITA, hal yang
menunjukan nyeri melahirkan teratasi dapat dilihat dari tanda dan
gejala yaitu Ny. Y mengatakan mampu mentoleransi nyeri yang
dirasakan, Ny. Y mampu mengontrol dan beradaptasi dengan nyeri
yang dirasa. Tanda dan gejala tersebut menunjukan bahwa rasa nyeri
terkontrol. Nyeri terkontrol merupakan suatu kondisi dimana klien
sudah beradaptasi dengan nyeri yang dirasa. Hasil penelitian yang
telah dilakukan Puskesmas Kayamanya didapatkan hasil klien Ny. Y
mampu.

C. Pengaruh Aroma Terapi Bitter Orange terhadap Penurunan Tingkat Nyeri


Persalinan Kala I pada Ibu Bersalin

Judul Pengaruh Aroma Terapi Bitter Orange terhadap Penurunan


Penelitian Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada Ibu Bersalin
Manfaat Perawat mengetahui perlunya penggunaan aroma terapi
Penelitian sebagai pengurang nyeri dan kecemasan pada Proses Persalinan Kala
I.
Sampel Teknik sampel dalam penelitian ini adalah non probability
Penelitian sampling yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak
10 orang.
Metode Jenis penelitian ini adalah quasi exsperimen dengan
Pengumpulan pendekatan Pretest-posttest tanpa kelompok kontrol. Dimana
Data penelitian ini di Bidan Praktek Swasta pada bulan Januari 2020.

Hasil 1. Analisis Univariat


Penelitian a. Rata-Rata Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Sebelum (Pretest)
Pemberian Aromaterapi Bitter Orange di BPM.
Rata-rata tingkat nyeri persalinan Kala I sebelum
pemberian Aroma Terapi Bitter Orange di BPM.
Variabel Mean SD Min-Max N
Pretest 6,50 0,527 6-7 10

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rata-rata


tingkat nyeri persalinan Kala I sebelum (Pretest) pemberian
aromaterapi Bitter Orange adalah 6,50 dengan standar
deviasi 0,527. Nilai persalinan Kala I terendah adalah 6
dengan nilai tertinggi adalah 7.
Menurut asumsi peneliti, pemberian aromaterapi bitter
orange efektif untuk mengurangi nyeri persalinan kala 1 di
BPM Bunda. Nyeri Persalinan dan kelahiran merupakan
kombinasi antara nyeri fisik akibat kontraksi myometrium di
sertai rengangan segmen bawah rahim, menyatu dengan
kondisi psikologis ibu selama persalinan. Penyebab nyeri
persalinan adalah karena timbulnya ketegangan mental akibat
rasa takut. Aromaterapi Bitter Orange mudah di dapatdan
mudah cara pengolahanya, karena bitter orange mengandung
zat limonene yang dapat membuat ibu bersalin tersebut
merasakan rileks dalam menghadapi persalinannya.

b. Rata-Rata Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Sesudah (Posttest)


Pemberian Aromaterapi Bitter Orange di BPM.
Rata-rata tingkat nyeri persalinan Kala I sesudah
pemberian Aroma Terapi Bitter Orange di BPM.

Variabe Mean SD Min-Max N


l
Pretest 5,70 0,483 5-6 10

Berdasarkan tabel diatas di ketahui bahwa rata-rata


ingkat nyeri persalinan kala I Sesudah (Postest) pemberian
aromaterapi Bitter Orange adalah 5,70 dengan Standar eviasi
0,483. Nyeri persalinan kala I terendah adalah 5 dan nilai
tertinggi adalah 6.
Menurut asumsi peneliti, pengunaan aromaterapi bitter
orange untuk mengurangi tingkat nyeri pada ibu bersalin
kala 1 cukup efektif. Bitter orange atau citrus aurantium
minyak yang biasa digunakan dalam aromaterapi. Bitter
orange (C. Aurantium) terdiri dari minyak esensial yang
disebut dengan neroli. Ada 10 lebih komponen dari citrus
aurantium minyak, yang sebagian besar mononterpens
berikut: limonene, linalool, linalyl asetat, geranyl asetat,
geraniol, nerol, neryl acetate. Minyak ini memiliki efek
menjadi ressive, anti-septik, anti- spasmodik dan obat
penenang ringan. Limonele di temukan di bitter orange
minyak mengontrol siklooksigenase I dan II, mencegah
aktifitas prostaglandin dan mengurangi rasa sakit. Meskipun
aromaterapi menggunakan herbal lain telah menunjukkan
efek pada metode pengurangan nyeri persalinan. Dan juga
merangsang sistem saraf pusat, meningkatkan mood,
menurunkan tekanan darah, sebagai obat penenang analgesic
ini juga dibuktikan dengan hasil penelitian kepada 10
responden, diantara 10 responden tersebut hanya 2 responden
yang masih mengalami nyeri atau tidak ada pengaruh setelah
pemberian aromaterapi bitter orange, sedangkan 8 responden
lainya sangat efektif untuk penurunan tingkat nyeri kala 1
persalinan.

2. Analisis Bivariat
Pengaruh Aromaterapi Bitter Orange Terhadap Penurunan
Tingkat Nyeri Persalinan Kala I di BPM.
N Mean SD P Value
Nyeri persalinan sebelum 10 6,50 0,527 0,000
di beri aromaterapi Bitter
Orange
Nyeri persalinan sesudah 10 5,70 0,483
diberi aromaterapi Bitter
Orange
Berdasarkan tabel di atas diketahui rata-rata tingkat nyeri
persalinan Kala I sebelum (Pretest) pemberian aromaterapi Bitter
Orange dalah 6,50 dengan Standart Deviasi 0,527. Dan tingkat
nyeri persalinan kala I Sesudah (Postest) pemberian aromaterapi
Bitter Orange adalah 5,70 dengan Standar Deviasi 0,483.

Dari hasil analisis di dapatkan hasil penelitian mengunakan


Uji Paired Simpel T-test diperoleh nilai P value 0,005 sehingga
dapat di simpulkan bahwa ada Pengaruh Aromaterapi Bitter
Orange Terhadap Penurunan Tingkat nyeri Persalinan Kala I.

Implikasi Menurut asumsi peneliti, bahwa ada perbandingan sensasi


Keperawatan nyeri sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi bitter orange
untuk mengurangi nyeri pada persalinan kala I. Bitter orange atau
citrus aurantium minyak yang biasa digunakan dalam
aromaterapi. Bitter orange (C. Aurantium) terdiri dari minyak
esensial yang disebut dengan neroli. Ada 10 lebih komponen dari
citrus aurantium minyak, yang sebagian besar mononterpens
berikut: limonene, linalool, linalyl asetat, geranyl asetat, geraniol,
nerol, neryl acetate.

Minyak ini memiliki efek menjadi ressive, anti-septik, anti-


spasmodik dan obat penenang ringan. Limonele di temukan di
bitter orange minyak mengontrol siklooksigenase I dan II,
mencegah aktifitas prostaglandin dan mengurangi rasa sakit.
Meskipun aromaterapi menggunakan herbal lain telah
menunjukkan efek pada metode pengurangan nyeri persalinan.
Dan juga merangsang sistem saraf pusat, meningkatkan mood,
menurunkan tekanan darah, sebagai obat penenang analgesic.

Hasil olah statistic yang di dapatkan nilai lebih keci dari 0,05
dan hasil observasi dari 10 responden yang diberikan aromaterapi
bitter orange, 8 diantaranya efektif untuk mengurangi nyeri
persalinan kala 1 serta terdapat kesamaan teori yang di ambil
dengan apa yang di temukan peneliti, sehingga dapat disimpulkan
adanya pengaruh pemberian aromaterapi bitter orange terhadap
penurunan tingkat nyeri persalinan kala I. Oleh karena itu jika
melakukan persalinan melakukan pemberian aromaterapi saat
nyeri kala I. sehingga ibu merasa nyaman dan rileks, selain itu,
untuk penerapan asuhan sayang ibu lebih baik lagi dilakukan oleh
tenaga kesehatan.

D. Pengaruh Pembacaan Dzikir pada Ibu Melahirkan terhadap Tingkat Nyeri Intra
Natal di Rumah Bersalin Fajar Yogyakarta

Judul Pengaruh Pembacaan Dzikir pada Ibu Melahirkan terhadap


Penelitian Tingkat Nyeri Intra Natal di Rumah Bersalin Fajar Yogyakarta
Manfaat Perawat mengetahui perlunya berdzikir sebagai terapi non
Penelitian farmakologi dari aspek spiritual sebagai pengurang nyeri pada
persalinan.
Sampel Sampel penelitian ini adalah ibu-ibu primigravida dan
Penelitian multigravida yang jumlah keseluruhannya 30 orang, terbagi dalam 1
kelompok, 30 orang kelompok eksperimen dan tanpa kelompok
kontrol. Kelompok tersebut telah memasuki waktu persalinan dan
akan melahirkan secara normal, dengan kriteria inklusi sebagai
berikut: beragama Islam; responden berumur 25-35 tahun; ibu
primigravida dan multigravida; memasuki proses persalinan kala I
fase aktif; dan ingin melahirkan secara normal. Tehnik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling (Hidayat, 2003).

Metode Penelitian pra eksperimen dengan rancangan one-group pre-


Pengumpulan posttest design. Sampel penelitian ini adalah ibu-ibu primigravida
Data dan multigravida yang jumlah keseluruhannya 30 orang, terbagi
dalam 1 kelompok, 30 orang kelompok eksperimen dan tanpa
kelompok kontrol. Kelompok tersebut telah memasuki waktu
persalinan dan akan melahirkan secara normal, dengan kriteria
inklusi sebagai berikut: beragama Islam; responden berumur 25-35
tahun; ibu primigravida dan multigravida; memasuki proses
persalinan kala I fase aktif; dan ingin melahirkan secara normal.
Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling
(Hidayat, 2003).

Instrumen yang digunakan berupa pengukuran observasi


tidak terstruktur, yang mengarah kepada penelitian kualitatif. Lembar
observasi yang disediakan oleh peneliti kemudian diisi oleh
responden yang meliputi biodata responden. Alat ukur untuk menilai
rasa nyeri menggunakan skala nyeri VDS (Verbal Descriptor Scale).
Adapun intensitas dan karakteristik dari skala nyeri adalah sebagai
berikut: 0 = tidak ada nyeri sama sekali; 1 = nyeri sangat ringan; 2-3
= nyeri ringan; 4-6 = nyeri sedang; 7-9 = nyeri berat; 10 = nyeri
sangat berat. Skala nyeri dihubungkan dengan kriteria tingkat nyeri
menurut Mankoski.

Penelitian menggunakan uji wilcoxon signed rank test


dengan bantuan SPSS 14. Sebelum penelitian ini dilaksanakan,
peneliti melakukan permohonan dan persetujuan izin dari badan atau
lembaga yang bersangkutan. Kepada responden, sebelum melakukan
penelitian, peneliti memberikan informed consent dan surat
permohonan bersedia menjadi responden sebagai alat persetujuan
peneliti dan responden untuk saling bekerjasama.

Hasil a. Karakteristik Responden Ibu


Penelitian Distribusi frekuensi karakteristik responden ibu
berdasarkan golongan umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan
status kehamilan di RB Fajar Yogyakarta, Mei 2009. (N=30).
No Karakteristik Kelompok %
Responden Eksperiman
1 Golongan Usia
21-25 3 10
26-30 9 30
31-35 18 60
Total 30 100
2 Tingkat Pendidikan
SMP 4 13,3
SMA 13 43,3
Diploma 3 10
S1 9 30
S2 1 3,3
Total 30 100
3 Jenis Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 16 53,3
PNS 4 13,3
Wiraswasta 3 10
Karyawan Swasta 7 23,3
Total 30 100
4 Status Kehamilan
Primigravida 7 23,3
Multigravida 23 76,7
Total 30 100
Dari tabel diatas diketahui ibu hamil yang akan segera
melahirkan dengan usia responden terbanyak adalah 31-35 tahun
berjumlah 18 orang (60%). Tingkat pendidikan responden paling
banyak adalah SMA berjumlah 13 orang (43,3%). Jenis pekerjaan
responden yang paling banyak yaitu ibu rumah tangga berjumlah
16 orang (53,3%). Status kehamilan responden terbanyak adalah
multigravida berjumlah 23 orang (76,7%).

b. Frekuensi Tingkat Nyeri Intra Natal


Distribusi frekuensi tingkat nyeri intra natal kelompok
eksperimen tanpa kelompok kontrol sebelum (pretest) dan
sesudah (posttest) pembacaan dzikir di RB Fajar Yogyakarta, Mei
2009 (N=30).
Tingkat Nyeri Intra Pretest Postest
Natal Jumlah % Jumlah %
Sedang 4 13,3 8 26,7
Berat 19 63,3 22 73,3
Sangat Berat 7 23,3 0 0
Jumlah 30 100 30 100
Dari tabel diatas diketahui tingkat nyeri kelompok
eksperimen tanpa kelompok kontrol sebelum membaca dzikir
pada kala 1 fase aktif/pembukaan 3 (pretest) paling banyak pada
tingkat nyeri berat berjumlah 19 orang (63,3%). Setelah membaca
dzikir pada kala 1 fase aktif/pembukaan 10 (posttest) didapatkan
hasil paling banyak pada tingkat nyeri berat berjumlah 22 orang
(73,3%).

c. Analisis Tingkat Nyeri Intra Natal


Hasil analisis tingkat nyeri intra natal kelompok eksperimen
tanpa kelompok kontrol sebelum (pretest) dan sesudah (posttest)
pembacaan dzikir di RB Fajar Yogyakarta, Mei 2009 (N=30).
Keterangan Mean St deviasi P value
Kelompok Pretest 2,10 0,60 0,02
Eksperime Posttest 1,73 0,44 2
n
Dari tabel di atas diketahui nilai pretest dan posttest tingkat
nyeri yaitu 0,022 dengan p < 0,05. Nilai ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah
pembacaan dzikir pada ibu melahirkan terhadap tingkat nyeri
intra natal.

d. Analisis Uji Regresi Linier


Hasil analisis regresi linier karakteristik responden sebelum
(pretest) dan sesudah (post est) pembacaan dzikir terhadap tingkat
nyeri intra natal di RB Fajar Yogyakarta, Mei 2009 (N=30).
Karakteristik Pretest Posttest
Responden P Value P Value
Umur 0,710 0,321
Tingkat Pendidikan 0,032 0,349
Jenis Pekerjaan 0,833 0,127
Status Kehamilan 0,835 0,901
Dari tabel di atas diketahui nilai yang diperoleh pada
karakteristik responden di tingkat pendidikan sebelum (pretest)
pembacaan dzikir terhadap tingkat nyeri intra natal yaitu 0,032
dengan p < 0,05.
Implikasi Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil
Keperawatan konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke
dunia luar. Tiga faktor yang perlu diperhatikan pada persalinan
yaitu jalan lahir (tulang dan jaringan lunak pada panggul ibu),
janin, dan kekuatan ibu (Old, 2004; Wiknjosastro, 2006).
Proses persalinan juga dimulai karena adanya perubahan-
perubahan dalam biokimia dan biofisika, yaitu adanya penurunan
kadar estrogen dan progesteron. Menurunnya kadar kedua
hormon (estrogen dan progesteron) terjadi kira-kira 1-2 minggu
sebelum dimulainya persalinan, sedangkan kadar prostaglandin
pada kehamilan dari minggu ke 15 hingga aterm meningkat,
terlebih ketika berlangsungnya proses intra natal (Old, 2004;
Wiknjosastro, 2006).
Kala I berlangsung dari awal gejala sampai serviks
berdilatasi sempurna (10 cm). Saat fase laten, kontraksi masih
belum teratur dan sangat lemah, sedangkan pada saat fase aktif,
kontraksi lebih sering, lebih lama, dan lebih kuat (Mansjoer,
2000; Wiknjosastro, 2006).
Saat pembukaan serviks mencapai 3 cm (fase laten) dan
sebelum ibu bersalin dibimbing untuk membaca dzikir, sebagian
besar skala nyeri yang didapat adalah 7, dan saat serviks
membuka sampai 10 cm (fase aktif), skala nyeri persalinan yang
dihasilkan setelah pembacaan dzikir adalah 9. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar ukuran pembukaan serviks,
semakin besar pula intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu saat
persalinan.
Melahirkan merupakan suatu kerja keras yang
mengusahakan wanita untuk mendapatkan sumber-sumber
kopingnya. Respon wanita berubah saat proses persalinan. Saat
awal persalinan, wanita sering merasa senang dan lebih banyak
bicara, walaupun kegelisahan menjadi suatu respon yang biasa
terjadi. Saat proses persalinan berlangsung, ibu biasanya tampak
lebih tertutup dan fokus terhadap kekuatan dan koping terhadap
stres saat kontraksi. Ibu yang kurang mempersiapkan persalinan
secara fisiologi untuk persalinan akan mudah kehilangan kontrol
selama fase aktif dan mungkin akan menangis, berteriak, atau
memukul selama kontraksi. Respon ini yang menghalangi proses
persalinan oleh karena adanya semacam ketegangan otot.
Ketegangan otot menjadi reaksi perlawanan terhadap pelebaran
serviks dan turunnya kepala bayi.
Asumsi peneliti, membaca dzikir dapat menjadi metode non
farmakologi dari sisi spiritual untuk mengurangi rasa gelisah
yang dirasakan saat proses melahirkan akibat dari ketegangan
otot yang terjadi selama proses persalinan. Kegelisahan atau
kecemasan pada ibu melahirkan dalam penelitian ini berkurang
setelah membaca dzikir. Hal tersebut ditandai dengan tidak
adanya reaksi berteriak secara histeris pada ibu melahirkan dalam
penelitian ini. Jika kegelisahan berkurang, hal tersebut dapat
mempermudah proses persalinan karena tidak adanya ketegangan
otot sehingga terjadi pelebaran serviks dan mempermudah
turunnya kepala bayi.
Asumsi peneliti, saat seseorang merasakan nyeri, hormon
endorphin yang dihasilkan menjadi lebih tinggi, dan ditambah
pula dengan pembacaan dzikir yang merupakan bentuk
kepasrahan dan berserah dirinya seorang manusia kepada Allah
SWT yang akan menghasilkan penurunan tingkat nyeri.
Membaca dzikir dapat memberikan manfaat untuk
menurunkan sekresi hormon kortisol, membuat kerja otak
seimbang dan menurunkan down regulator reseptor GABA, serta
adanya keselarasan pada tubuh dan melepaskan hormon
endorphin. Hal itu akan berdampak positif pada peningkatan
immunitas tubuh, sehingga nyeri yang dirasakan pada ibu yang
melahirkan menjadi berkurang.
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian awal yang
dilakukan oleh Prof Dr Fanani, SpKJ (K), metode terapi religi,
salah satunya adalah ruqyah, lebih ditujukan kepada penderita
nonpsikotik dan mereka yang memiliki intelegensia yang tidak
terlalu rendah. Pada dasarnya, metode ruqyah contohnya seperti
memperdengarkan bacaan Al Quran, doa, dan dzikir. Berdasarkan
penelitian tersebut hasil yang diperoleh ternyata penderita
gangguan jiwa yang diperdengarkan ayat suci Al Quran bisa
menurunkan ketegangan otot hingga 60%, sementara itu jika
diperdengarkan menggunakan yang lainnya (bukan menggunakan
Al Quran), ketegangan otot itu hanya turun 30% (Kusumastuti,
2007).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persalinan merupakan suatu proses membuka dan menipisnya serviks serta terjadi
kontraksi uterus sehingga menyebabkan nyeri pada proses persalinan (Nadia & Endarti,
2016). Mulainya persalinan di tandai dengan penurunan kadar progesterone, teori
oxytocin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori prostaglan (Fatwiany &
Nadrah, 2020). Dalam prosesnya, persalinan akan menimbulkan nyeri yang beragam
tingkatannya, baik ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Untuk mengurangi nyeri tidak
selalu hanya menggunakan obat-obatan saja, dalam hal ini bisa menggunakan terapi non
farmakologis seperti deep massage, massage endorphin, penggunaan birth ball,
penggunaan aroma terapi, dan juga bisa dibantu dengan berdzikir.

B. Saran
Oleh karena dalam proses persalinan akan menimbulkan nyeri yang beragam
tingkatannya, maka sebaiknya Perawat harus bisa melakukan Asuhan Keperaawatan
yang optimal dalam menangani nyeri. Selain melakukan intervensi keperawatan terhadap
nyeri yang seperti biasanya, Perawat juga harus mampu memberikan inovasi dalam
Teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri selama proses persalinan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.poltekkespalu.ac.id/jurnal/index.php/MNJ/article/view/1100/394

https://poltekkespalu.ac.id/jurnal/index.php/MNJ/article/view/1558/625

https://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/397/3280

https://ojs.fdk.ac.id/index.php/MCHC/article/view/1049/pdf

You might also like