Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Hery Pranoto (202302186)
Puji dan syukur hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Keperawatan
Kesehatan Reproduksi dengan judul “Makalah Analisis Jurnal Keperawatan Intra Natal Care”
tanpa ada kendala suatu apapun.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai
suri tauladan terbaik kita dalam menjalani hidup didunia untuk menggapai kebahagiaan di
akhirat.
Manusia tidak pernah luput dari salah dan lupa, maka penulisan makalah inipun tidak
terlepas dari kesalahan penulisan dan penyajian mengingat keterbatasan kemampuan kami.
Untuk itu kami selalu harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
penyempurnaan makalah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing penulis dan pembaca sekalian untuk
meniti jalan yang benar dan diridhoi.
Penulis
BABI I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus
yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresiv dari serviks. Ibu yang mengalami
persalinan pasti mengalami nyeri. Kebanyakan ibu mulai merasakan sakit atau nyeri
persalinan kala I fase aktif, pada fase ini ibu merasakan sakit yang hebat karena rahim
berkontraksi semakin lama semakin sering untuk mengeluarkan hasil konsepsi (Taqiyah
& Jama, 2021).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2018 data statistik
mencatat negara dengan jumlah ibu bersalin tertinggi yaitu negara India (303.600 orang),
Pakistan dengan jumlah ibu bersalin (72.100 orang), china (57.000 orang), bangladesh
(36.900 orang), utopia (32.700 orang), Indonesia berada di urutan ke 6 dengan jumlah
ibu bersalin adalah (32. 400 orang) (WHO, 2018).
Persalinan merupakan suatu proses membuka dan menipisnya serviks serta terjadi
kontraksi uterus sehingga menyebabkan nyeri pada proses persalinan (Nadia &
Endarti, 2016). Mulainya persalinan di tandai dengan penurunan kadar progesterone,
teori oxytocin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori prostaglan (Fatwiany &
Nadrah, 2020).
Masalah yang sering mucul yaitu nyeri yang timbul pada tahap kala I yang berasal
dari kontraksi uterus dan dilatasi serviks. Makin bertambah lama durasi dan frekuensi
kontraksi uterus, maka nyeri yang dirasakan akan bertambah kuat (Nafiah et al., 2018).
Nyeri yang terjadi dapat memengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut,
khawatir dan menimbulkan stress (Lestari, 2015). Nyeri yang tidak dapat teratasi dapat
menyebabkan dapat menimbulkan hiperventilasi sehingga kebutuhan oksigen meningkat,
naiknya tekanan darah, denyut jantung meningkat yang menyebabkan aliran darah dari
oksigen ke plasenta terganggu, berkurangnya motilitas usus dan vesika urinaria
(Fitrianingsih & Prianti, 2017). Keadaan ini merangsang peningkatan katekolamin yang
dapat menyebabkan gangguan pada kekuatan kontraksi uterus sehingga terjadi inersia
uteri yang dapat mengakibatkan kematian ibu saat melahirkan (Llewllyn, 2013).
Hasil penelitian Rosita &Lowa (2020) diketahui bahwa tingkat nyeri persalinan
kala I fase aktif pada ibu primipara yaitu paling banyak berada padatingkat nyeri berat
(skala nyeri 7-9) dan hebat (skala nyeri 10). Pengelolaan nyeri persalinan yang dapat di
gunakan pada ibu melahirkan salah satunya yaitu massage (RR & Mander, 2013).
Massage adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, atau
ligamentum,tanpa menyebabkan garakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan
nyeri, menghasilkan relaksasi dan atau memperbaiki sirkulasi (Antik et al., 2017).
Dalam persalinan, massagemembantu ibu lebih rileks dan nyaman selama persalinan,
ibu yang yang di masase 30 menit setiap jam selama tahapan persalinan yang dilakukan
oleh petugas kesehatan, keluarga pasien ataupun pasien itu sendiri akan lebih bebas dari
rasa sakit (A & Maryunani, 2010). Tetapi kadang metode massage yang dilakukan tidak
pada tempatnya sehingga hasilnya tidak effesien (Aritonang et al., 2020). Salah satu
contohnya pada pelaksanaan teknik deep back massaged imana seharusnya pelaksanaan
dilakukan tepat pada daerah sacrum dengan telapak tangan dan posisi ibu dalam keadaan
berbaring miring tetapi kadang kala penatalaksanaan tidak sesuai sehingga nyeri yang
dirasakan oleh pasien tidak berkurang. Hal ini mungkin diakibatkan oleh posisi ibu
tidak dalam keadaan berbaring miring, atau penekananya tidak tepat pada daerah
sacrum (Taqiyah & Jama, 2021).
Massage merupakan salah satu upaya untuk membuat tubuh rileks kembali,
memperbaiki sirkulasi darah, merangsang tubuh untuk mengeluarkan racun, serta dapat
meningkatkan kesehatan pikiran (Aritonang et al., 2020). Deep back massage adalah
penekanan pada sacrum yang dapat mengurangi ketegangan sendi sacroiliakus dari posisi
oksiput posterior janin. Metode deep back massage merupakan metode massase dan
sentuhan untuk membantu ibu lebih rileks dannyaman selama persalinan. Sebuah
penelitian menyebutkan ibu yang dipijat selama 20 menit setiap jam selama tahapan
persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit, karena pijat merangsang tubuh
melepaskan senyawa endorphinyang merupakan pereda sakit alami dan menciptakan
perasaan nyaman (Fitriana & Putri, 2017). Massage endorphin merupakan sebuah terapi
sentuhan/pijatan ringan yang cukup penting diberikan pada wanita hamil, di waktu
menjelang hingga saatnya melahirkan (Azizah et al., 2011). Hal ini disebabkan karena
pijatan merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda
rasa sakit dan dapat menciptakan perasaan nyaman (W & Machfudloh, 2018).
Ibu inpartu dengan persalinan lama akan menimbulkan respon fisiologis yang
mengurangi kemampuan rahim untuk berkontraksi sehingga akan memperpanjang waktu
persalinan. Hal tersebut menunjukan bahwa pada primipara mempunyai resiko lebih
besar dibandingkan pada multipara (Choirunissa et al., 2021). Sehingga karena kondisi
tersebut perlu dilakukan intervensi keperawatan untuk mengontrol nyeri dengan
pemberian metode terapi massage, musik, aromaterapi, kompres hangat/dingin, latihan
nafas dalam, TENS, hipnosis, akupresur, teknik imajinasi terbimbing dan latihan
birthball (Dewi et al., 2020).
Birth ball merupakan salah satu manajemen nyeri secara non farmakologis lebih
efektif dibandingkan dengan metode farmakologi yaitu bersifat murah, simple,
efektif, dan tanpa efek yang merugikan (Paninsari & Situmorang, 2021). Birth ball
sendiri banyak digunakan ibu inpartu kala I untuk membantu kemajuan persalinan dan
mengontrol nyeri persalinan kala I. Hal ini sesuai dengan penelitian Maria Ulfah &
Rosmaria (2021) menyebutkan bahwa penggunaan birth ball dengan posisi duduk
dibola untuk mengontrol nyeri persalinan kala I. Dengan melakukan gerakan duduk di
bola dan bergoyang-goyang membuat rasa nyaman sehingga dapat mengontrol nyeri
persalinan (Ulfah & Rosmaria, 2021).
Penelitian lain juga menyebutkan bahwa penggunaan birth ball yang dilakukan ibu
bersalin dengan cara duduk dengan santai dan bergoyang di atas bola selama kontraksi
dapat membantu ibu dalam mengurangi rasa nyeri saat persalinan (Sutriningsih et al.,
2019). Kemudian dari penelitian juga menyebutkan bahwa penggunaan birth ball yang
dilakukan ibu bersalin dengan melakukan duduk dan bergoyang diatas bola selama
kontraksi dapat membantu ibu dalam mengurangi rasa nyeri saat persalinan (Paninsari et
al., 2021). Manfaat yang didapatkan dengan menggunakan birth ball selama persalinan
yaitu dapat mengontrol rasa nyeri selama kontraksi uterus dan kecemasan, membantu
proses penurunan kepala janin, mengurangi durasi persalinan kala I. Latihan birth
balldapat meningkatkan mobilitas panggul ibu inpartu. Latihan ini dilakukan dalam
posisi duduk, yang diyakini untuk mendorong persalinan dan mendukung perineum
untukrelaksasi dan mengontrol nyeri persalinan.Menurut peneliti latihan birth balldapat
bekerja secara efektifdalam proses persalinan (Kurniawati et al., 2017). Penggunaan birth
ball selama persalinan mencegah ibu dalam posisi terlentang secara terus-menerus
(Makmun et al., 2021).
Salah satu terapi non farmakologi lainnya untuk mengurangi nyeri persalinan dan
kecemasan yaitu dengan aromaterapi. Aromaterapi adalah terapi nonfarmakologi yang
mengunakan minyak sari murni. Aromaterapi bitter orange merupakan sebuah terapi non
farmakologi untuk mengurangi atau menringankan rasa sakit pada ibu yang melahirkan
kala I (Kumalasari,2012).
Aroma therapy adalah pengobatan atau pencegahan penyakit dengan menggunakan
minyak esensial.penggunaan lain disebut termasuk nyeri dan pengurangan kecemasan,
peningkatan energi dan memori jangka pendek, relaksasi, pencegahan rambur rontok dan
menguragi gatal – gatal yang di induksi. Dua mekanisme dasar ditawarkan untuk
menjelaskan efek yang di klaim. Salah satunya adalah pengaru aromaterapi pada otak,
terutama sistem limbik melalui sistem penciuman, Yang lainnya adalah efek
farmakologis langsung dari miyak esensial. Sementara pengetahuan yang tepat tentang
sinergi yang tepat antara tubuh dan minyak aromatik sering diklaim oleh aroma terapis,
tetapi membantu tubuh untuk menemukan cara alami untuk meningkatkan respon imun
(Nagare, Dkk, 2013).
Salah satu terapi non farmakologi lainnya untuk mengurangi nyeri persalinan dan
kecemasan yaitu dengan berdzikir. Perawat yang memimpin proses persalinan normal
dapat membantu dan membimbing pasien untuk melafadzkan dzikir dalam upaya
mengurangi nyeri intra natal.
Berdzikir tidak hanya dilakukan setelah menunaikan ibadah fardhu/shalat 5 waktu
saja, namun dapat juga dilakukan saat seseorang merasa telah jauh dan merasa lupa pada
Allah SWT, tertekan, cemas, mengendalikan hawa nafsunya, bahkan dalam keadaan
nyeri. Sebagaimana terdapat dalam Firman Allah SWT dalam QS Al Ahzab [33]: 41:
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir
yang sebanyak-banyaknya”. Dan dalam QS Al Kahfi [18]: 24: “Dan ingatlah kepada
Tuhanmu jika kamu lupa”. Serta hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa
Rasulullah SAW bersabda, Allah telah berfirman: “Aku bersama hamba-Ku selama dia
berdzikir kepada-Ku dan kedua bibirnya bergerak menyebut-Ku” (HR Ibnu Majah, Ibnu
Hibban, Ahmad, dan Hakim) (Hassan, 2006; Nawawi, 1999; Wiknjosastro, 2006).
B. Tujuan
Setelah penulis menyelesaikan penulisan makalah ini diharapkan penulis mampu
untuk:
1. Mengetahui apa itu proses persalinan.
2. Mengetahui apa itu nyeri selama proses persalinan.
3. Mengetahui apa saja terapi non farmakologi untuk mengurangi nyeri selama proses
persalinan.
BAB II
ANALISIS JURNAL
A. Deep Back Massage dan Massage Endorphin terhadap Kontrol Nyeri Kala 1 pada
Asuhan Keperawatan Intra Natal Care
Judul Penerapan Birth Ball Exercise Terhadap Kontrol Nyeri pada Asuhan
Penelitian Keperawatan Ibu Intra Natal Care Kala I di Puskesmas Kayamanya
Manfaat Perawat mengetahui perlunya melakukan Birth Ball Exercise pada
Penelitian Persalinan Kala I untuk membantu pasien merasa nyaman (rileks),
mengontrol/mengurangi nyeri, membantu proses penurunan kepala
janin sehingga mampu mengurangi waktu Proses Persalinan Kala I
Sampel Dalam penelitian ini yang akan menjadi subyek study adalah 1orang
Penelitian pasien ibu inpartu yang mengalami nyeri kala I dengan
karakteristik ibu bersalin normal (primipara), pasien masih bisa
berjalan, usia kehamilan >37 minggu, janin tunggal hidup,
presentasi kepala, tidak dilakukan induksi persalinan, ibu bersalin
kala 1 fase aktif (pembukaan 4-7 cm), his adekuat (kontraksi
uterus >3 kali dalam 10 menit dengan lama kontraksi >40 detik)
dan tidak memiliki komplikasipenyakit(preeklamsia/eklamsia).
Metode Metode penelitian iniadalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
Pengumpulan studi kasus (case study). Penelitian studi kasus ini adalah untuk
Data mengeksplorasi penerapan Birth Ball Exercise untuk menurunkan
skala nyeri pada Asuhan Keperawatan Ibu Intranatal Care Kala I di
Puskesmas Kayamanya.
Hasil Hasil penelitian digambarkan pada tabel:
Penelitian No Hari/Tanggal Skala Nyeri
Sebelum Sesudah
1. Kamis, 6 5
28 April 2022
2. Jum’at, 6 5
29 April 2022
3. Jum’at, 6 5
29 April 2022
4. Jum’at, 6 5
29 April 2022
Berdasarkan tabel 1 pemberian Birth Ball Exercise dilakukan selama
2 hari durasi ±30 menit saat HIS. Menunjukan hasil pada hari ke 1
dan 2 pasien mampu mengontrol dan beradaptasi dengan rasa nyeri
dengan skala sebelumnya 6 menjadi 5. Hasil observasi yang
dilakukan di Puskesmas kayamanya sesudah pemberian Birth Ball
Exercise memberikan perubahan rasa rileks dan nyaman, mengontrol
dan beradaptasi dengan rasa nyeri. Sehingga penerapan tersebut
efektif dalam mengontrol nyeri selama.
Implikasi Penelitian pemberian birth ball exercise dengan melihat
Keperawatan metode keperawatan tersebut efektif untuk mengontrol nyeri. Rasa
nyeri ini disebabkankarena adanya dilatasi serviks, penipisan
serviks, penurunan kepala janin, peregangan segmen bawah rahim,
kontraksi pada rahim dan perubahan lainnya akan menimbulkan
stimulasibagi sarafnyeri dan akhirnya terjadilah rasa nyeri (Irawati et
al., 2019). Hasil intervensi yang telah dirumuskan untuk mengatasi
nyeri melahirkan dengan merumuskan manajemen nyeri, terapi
pemijatan dan perawatan kenyamanan, untuk masalah nyeri
melahirkan banyak intervensi yang diberikan tetapi penulis memilih
intervensi manajemen nyeri dan terapi pemijatan karena pada tahap
ini penulis mengharapkan ibu dapat beradaptasi dengan nyerinya
sehingga pada tahap ini penulis memilih intervensi manajemen nyeri
dan terapi pemijatan, kemudian penulis memilih intervensi
perawatan kenyamanan karena pada tahap ini rasa nyeri itu hanya
bisa di kontrol atau beradaptasi tidak bisa diturunkan sehingga
dengan meningkatkan kenyamanan membuat ibu merasa lebih rileks,
dan dapat meminimalisir nyeri yang dirasakan walaupun nyeri itu
semakin berat dirasakan. Implementasi yang dilakukan.
Mengidentifikasi karakteristik nyeri, skala nyeri 6 (sedang),
mengidentifikasi respon nyeri nonverbal, memberikan latihan birth
ball untuk mengontrol rasa nyeri, menurut (Yuhelva Destri &
Andiani Shaqinatunissa, 2019) birth ball adalah bola terapi fisik
yang membantu ibu inpartu kala I untuk mengontrol nyeri
persalinan, Latihan birth Ball dilakukan Gerakan dengan posisi
duduk di bola dan bergoyang-goyang sehingga membuat rasa
nyaman dan dapat mengontrol nyeri persalinan, sambil
meningkatkan pelepasan endorphin karena elastisitas dan lengkungan
bola merangsang reseptor di panggul yang bertanggung jawab untuk
mensekresi endorfin, ibu inpartu melakukan gerakan ini selama ibu
mengalami nyeri saat kontraksi, setelah itu dilakukan fase istirahat
dengan melakukan latihan relaksasi napas dalam, pemberian latihan
Birth Ball dilakukan pada saat kala 1 pembukaan 1cm sampai
pembukaan 7cm selama 30 menit. Evaluasi keperawatan pada Ny. Y
Masalah nyeri melahirkan teratasi pada jam 09:45 WITA, hal yang
menunjukan nyeri melahirkan teratasi dapat dilihat dari tanda dan
gejala yaitu Ny. Y mengatakan mampu mentoleransi nyeri yang
dirasakan, Ny. Y mampu mengontrol dan beradaptasi dengan nyeri
yang dirasa. Tanda dan gejala tersebut menunjukan bahwa rasa nyeri
terkontrol. Nyeri terkontrol merupakan suatu kondisi dimana klien
sudah beradaptasi dengan nyeri yang dirasa. Hasil penelitian yang
telah dilakukan Puskesmas Kayamanya didapatkan hasil klien Ny. Y
mampu.
2. Analisis Bivariat
Pengaruh Aromaterapi Bitter Orange Terhadap Penurunan
Tingkat Nyeri Persalinan Kala I di BPM.
N Mean SD P Value
Nyeri persalinan sebelum 10 6,50 0,527 0,000
di beri aromaterapi Bitter
Orange
Nyeri persalinan sesudah 10 5,70 0,483
diberi aromaterapi Bitter
Orange
Berdasarkan tabel di atas diketahui rata-rata tingkat nyeri
persalinan Kala I sebelum (Pretest) pemberian aromaterapi Bitter
Orange dalah 6,50 dengan Standart Deviasi 0,527. Dan tingkat
nyeri persalinan kala I Sesudah (Postest) pemberian aromaterapi
Bitter Orange adalah 5,70 dengan Standar Deviasi 0,483.
Hasil olah statistic yang di dapatkan nilai lebih keci dari 0,05
dan hasil observasi dari 10 responden yang diberikan aromaterapi
bitter orange, 8 diantaranya efektif untuk mengurangi nyeri
persalinan kala 1 serta terdapat kesamaan teori yang di ambil
dengan apa yang di temukan peneliti, sehingga dapat disimpulkan
adanya pengaruh pemberian aromaterapi bitter orange terhadap
penurunan tingkat nyeri persalinan kala I. Oleh karena itu jika
melakukan persalinan melakukan pemberian aromaterapi saat
nyeri kala I. sehingga ibu merasa nyaman dan rileks, selain itu,
untuk penerapan asuhan sayang ibu lebih baik lagi dilakukan oleh
tenaga kesehatan.
D. Pengaruh Pembacaan Dzikir pada Ibu Melahirkan terhadap Tingkat Nyeri Intra
Natal di Rumah Bersalin Fajar Yogyakarta
A. Kesimpulan
Persalinan merupakan suatu proses membuka dan menipisnya serviks serta terjadi
kontraksi uterus sehingga menyebabkan nyeri pada proses persalinan (Nadia & Endarti,
2016). Mulainya persalinan di tandai dengan penurunan kadar progesterone, teori
oxytocin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori prostaglan (Fatwiany &
Nadrah, 2020). Dalam prosesnya, persalinan akan menimbulkan nyeri yang beragam
tingkatannya, baik ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Untuk mengurangi nyeri tidak
selalu hanya menggunakan obat-obatan saja, dalam hal ini bisa menggunakan terapi non
farmakologis seperti deep massage, massage endorphin, penggunaan birth ball,
penggunaan aroma terapi, dan juga bisa dibantu dengan berdzikir.
B. Saran
Oleh karena dalam proses persalinan akan menimbulkan nyeri yang beragam
tingkatannya, maka sebaiknya Perawat harus bisa melakukan Asuhan Keperaawatan
yang optimal dalam menangani nyeri. Selain melakukan intervensi keperawatan terhadap
nyeri yang seperti biasanya, Perawat juga harus mampu memberikan inovasi dalam
Teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri selama proses persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.poltekkespalu.ac.id/jurnal/index.php/MNJ/article/view/1100/394
https://poltekkespalu.ac.id/jurnal/index.php/MNJ/article/view/1558/625
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/397/3280
https://ojs.fdk.ac.id/index.php/MCHC/article/view/1049/pdf