You are on page 1of 10

Muhammad Rakha Aqiliyan

20137043

Asesmen Sunnah Hadist dan Ijtihad Sumber Ajaran Islam

Sunnah Hadist

1. Bagaimana posisi Sunnah dan Hadits dalam ajaran Islam?


Sunnah/hadis merupakan sumber ajaran Islam yang kedua setelah Al-Qur‟an. Sunnah atau
hadis merupakan pegangan hidup yang tidak bisa ditinggalkan. Dengan sunnah atau hadislah
manusia bisa memahami ayat-ayat al-Qur‟an. Dengan sunnah atau hadis jugalah manusia
bisa menjalani kehidupan sesuai dengan yang dicontohkan oleh Nabi Saw.
2. Bagaimana pendapat anda tentang pengamalan hadis dha’if dalam kehidupan sehari-hari?
Hadis dha’if itu sama sekali tidak boleh diamalkan. Tidak boleh dalam soal hukum, tidak
boleh dalam soal targib dan lain-lainnya. Inilah mazhab iman-iman besar hadis, seperti: al
bukhari dan muslim dalam muqaddimah shahihnya dengan tegas-tegas mencela mereka
yang memegangi hadis dha’if. Alasan golongan ini, ialah: agama ini diambil dari kitab dan
sunah yang benar. Hadis dha’if, bukan sunah yang benar (dapat diukur besar). Maka
berpegang kepadanya, berarti menambah agama dengan tidak berdasar kepada keterangan
yang kuat.
3. Kenapa terjadi perbedaan pendapat diantara para ulama mengenai pemahaman suatu
hadis?
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup, perbedaan pendapat sangat
jarang terjadi. Sebab, Rasulullah merupakan tokoh sentral, tempat rujukan segala
permasalahan yang dialami oleh para sahabat. Jika para sahabat berselisih pendapat,
mereka segera mengembalikannya kepada Rasulullah, dan Rasul pun kemudian menjelaskan
pendapat yang benar. Akan tetapi, setelah Rasulullah wafat, bibit-bibit perbedaan pendapat
mulai tumbuh dan berkembang. Berawal dari perbedaan pendapat tentang benar atau
tidaknya berita meninggalnya Rasulullah, sampai perbedaan tentang siapakah khalifah
pengganti beliau.
Berikut penyebab perbedaan pendapat diantara para ulama:
a. Perbedaan qira’at (bacaan). Al-Qur’an diterima oleh para sahabat tidak dalam satu tipe
qira’at saja, melainkan dalam berbagai bentuk qira’at.
b. Tidak mengetahui adanya hadits Nabi. Para sahabat berbeda intensitasnya dalam
berinteraksi dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga mereka berbeda dalam
mengetahui hadits-haditsnya. Ada sahabat yang mengetahui banyak hadits, sebaliknya
ada sahabat yang hanya mengetahui sedikit hadits.
c. Ragu-ragu akan kesahihan sebuah hadits. Para ulama tidak langsung mengamalkan
hadits yang mereka dapatkan tanpa terlebih dahulu meneliti kesahihannya.
4. Kenapa sunnah/hadis menjadi pegangan penting bagi umat Islam?
Karena banyak ayat didalam Al-Qur’an yang berisikan perintah untuk beribadah namun
diperlukan penjelasan yang lebih terperinci cara pelaksanaannya. Contohnya saja perintah
pelaksanaan ibadah shalat. Melalui nabi Muhammad SAW lah bagaimana dijelaskan tata
cara pelaksanaan shalat yang benar.
Ijtihad
1.Jelaskan pengertian ijtihad!
Ijtihad berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata jahada yang artinya bersungguh-sungguh. Sedangkan
pengertian ijtihad menurut istilah ialah menggunakan segenap kemampuan berpikir untuk
mengeluarkan atau untuk menetapkan hukum, syara’ yang tidak ditemukan secara eksplisit dalam
Al-Qur’an dan Sunnah dengan jalan mengistimbatkannya dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasul SAW.

2.Jelaskan kedudukan ijtihad dalam Islam!


Ijtihad berguna menjawab persoalan-persoalan hukum baru dari perkembangan peradaban
manusia, yang tidak ditemukan aturan hukumnya dalam Al-Qur’an maupun Sunnah. Agar
perkembangan peradaban tidak keluar dari syariat Islam maka diselesaikan dengan ijtihad. Hal inilah
yang memberi peluang agar pintu Ijtihad selalu dibuka sepanjang masa (Amir, 1989: 22). Dengan
cara reformasi fiqih sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sepanjang masa,
sehingga menghasilkan Islam yang dapat menjawab tenatng kekinian (Islam Kontemporer).
3.Carilah Sunnah memotivasi dalam berijtihad dan jelaskan teknis ijtihad yang dilakukan!

Mohon maaf pak, saya tidak dapat menemukan jawabannya

4.Sebutkan contoh-contoh ijtihad dalm persoalan kontemporer?

Seiring berkembangnya zaman dengan isu-isu yang berkembang pula di masa kontemporer ini, maka
pemikiran akan hukum islam berkembang pula dari yang semula hanya memakai ijtihad menjadi
ijtihad al-lnsya’i. Maka, berkembanglah pemikiran para Ulama yang semula sempit telah menjadi
empat mujtahid yang terkenal, bahkan sekarang banyak yang telah keluar dari empat dan lima
mujtahid madzhab dan seterusnya. Namun, pelaksanaan perundang-undangan dari suatu negara
memerlukan keterlibatan Pemerintah, maka ulama dan umara dan para pengambil keputusan yang
berkompeten harus berjalan dan duduk disampingya agar tercapainya perundang-undangan yang
dicanangkan dengan baik. Dalam konteks ini, terkait dengan positivisasi hukum islam Indonesia yang
tampak baik.
Bukti Keaktifan dalam Forum Diskusi

You might also like