Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM S1 FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang mikrobiologi pangan. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................6
2.1 Definisi Sawi Asin.............................................................................................................................6
2.2 Proses Fermentasi Sawi Asin.............................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................................8
METODOLOGI..........................................................................................................................................8
3.1 Alat dan Bahan..................................................................................................................................8
3.2 Instruksi Kerja...................................................................................................................................8
BAB IV.......................................................................................................................................................9
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................................................9
4.1 Hasil..................................................................................................................................................9
4.2 Pembahasan.....................................................................................................................................10
4.2.1 Definisi Produk.........................................................................................................................10
4.2.2 Bakteri yang Berperan Dalam Proses Fermentasi Sawi Asin....................................................10
4.2.3 Perubahan yang Terjadi Selama Proses Fermentasi..................................................................12
4.2.4 Karakteristik Produk Akhir.......................................................................................................13
BAB V.......................................................................................................................................................14
PENUTUP.................................................................................................................................................14
5.1 Kesimpulan......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
Sawi hijau dalam bentuk segar merupakan bahan pangan yang mudah rusak. Oleh sebab itu
untuk mengawetkan sekaligus meningkatkan nilai tambah sawi, seringkali dibuat sawi asin
dengan fermentasi. Proses fermentasi dalam pengolahan bahan pangan adalah proses pengolahan
bahan pangan dengan menggunakan aktivitas mikroorganisme secara terkontrol untuk
meningkatkan daya simpan pangan melalui proses fermentasi untuk menghasilkan suatu
produk dengan karakteristik khas atau menghasilkan produk pangan dengan nilai
atau mutu yang lebih baik.
Pembuatan sayur asin merupakan salah satu metode pengawetan pangan yang tertua melalui
metode penggaraman. Garam dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk sehingga
membuat produk sayur asin lebih awet. Garam juga dapat memberikan efek pengawet dengan
cara menurunkan kadar air yang merupakan unsur vital dalam pertumbuhan mikroorganisme.
Pembuatan sawi asin dilakukan dengan perendaman sawi di dalam larutan garam tanpa
penambahan kultur starter. Fermentasi yang terjadi merupakan fermentasi asam laktat karena
memanfaatkan bakteri asam laktat yang secara alami ada pada tumbuhan, misalnya Leuconostoc
mesenteroides, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus brevis, dan Pediococcus
cerevisiae. Bakteri asam laktat tersebut diseleksi melalui garam yang digunakan. Karena tidak
ada penambahan kultur starter pada fermentasi ini, maka disebut fermentasi spontan.
Selain penggaraman, dalam pembuatan sawi asin dapat pula ditambahkan air tajin sebagai
sumber karbohidrat bagi bakteri yang berperan. Garam menarik air dan zat-zat gizi dari jaringan
sayuran. Zat-zat gizi tersebut melengkapi substrat untuk pertumbuhan bakteri asam laktat. Garam
bersama dengan asam yang dihasilkan oleh fermentasi menghambat pertumbuhan dari organisme
yang tidak diinginkan dan menunda pelunakan jaringan sawi yang disebabkan oleh kerja enzim
oleh bakteri pektinolitik. Selain itu, garam juga memberikan cita rasa pada produk.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi sayur asin.
2. Untuk mengetahui mikroba yang berperan dalam pembuatan sayur asin.
3. Untuk mengetahui proses fermentasi yang terjadi.
4. Untuk mengetahui karakteristik hasil produk akhir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada proses pembuatan sayur asin dilakukan penambahan garam, dimana hal tersebut
menyebabkan fermentasi berlangsung secara selektif, sehingga hanya mikroba tahan garam saja yang
tumbuh. Garam befungsi untuk mengeluarkan beberapa substrat tertentu, terutama gula yang diperlukan
untuk pertumbuhan bakteri asam laktat. Garam dapat menarik air yang mengandung zat gizi keluar dari
bahan pangan. Selain diberi garam, dalam pembuatan sawi asin dapat pula ditambahkan air tajin ataupun
air kelapa sebagai sumber karbohidrat bagi bakteri.
Asam laktat
Etil alkohol
Pada proses pembuatan sawi asin tidak dilakukan penambahan starter, kultur yang terlibat dalam
fermentasi sawi asin merupakan kultur yang secara alami ada pada tumbuhan, misalnya dari bakteri asam
laktat Leuconostoc mesenteroides, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus brevis, dan Pediococcus
cereviciae. Bakteri asam laktat tersebut diseleksi melalui garam yang ditambahkan selama pembuatan
sawi asin. Karena tidak ada penambahan kultur starter pada fermentasi ini, maka disebut sebagai
fermentasi spontan. Pada tahap awal fermentasi sayuran, bakteri yang tumbuh adalah Leuconostoc
mesenteroides yang akan menghambat pertumbuhan bakteri lain dan meningkatkan produksi asam &
CO2, sehingga menurunkan pH. Fermentasi akan dilanjutkan oleh bakteri yang lebih tahan terhadap pH
rendah, yaitu Lactobacillus plantarum, Lactobacillus brevis, dan Pediococcus cereviciae. Bakteri ini
menghasilkan asam laktat, CO2, dan asam asetat.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Penambahan garam dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara kering (penambahan
bubuk garam pada sayuran) dan cara basah (menggunakan larutan garam). Cara kering
menggunakan garam dalam bentuk padat atau kristal, dilakukan dengan cara menyusun bahan
dan garam dalam wadah secara berlapis dan ditetapkan pada pembuatan sawi asin. Cara basah
digunakannya larutan garam untuk merendam sawi yang akan digarami dan umumnya pada
pembuatan sawi asin. Pada proses fermentasi, bakteri asam laktat anaerobik yang berperan
ialah Lactobacillus brevis, Pediococcus cereviceae, dan Lactobacillus plantarum. Kondisi
lingkungan, jumlah dan jenis mikroorganisme, kebersihan, konsentrasi dan distribusi garam,
suhu dan penutupan akan sangat menentukan berlangsungnya proses fermentasi. Faktor-faktor
lingkungan yang penting dalam fermentasi sayuran adalah :
Fermentasi mengakibatkan adanya peningkatan gula reduksi pada sayur asin, sebab air tajin
mengandung pati amilosa. Pati yang berupa amilosa tersebut didegradasi oleh bakteri asam laktat
menjadi glukosa dan maltosa. Glukosa dipecah oleh bakteri asam laktat menjadi asam laktat.
Glukosa dan maltosa yang masih terdapat dalam air tajin terukur sebagai gula reduksi. pH awal
fermentasi sayur asin berkisar antara pH 6,4-6,58. Setelah dilakukan proses fermentasi selama 4
hari terjadi penurunan pH berkisar antara pH 3-3,42. Nilai pH dipengaruhi oleh kandungan asam
yang dihasilkan selama fermentasi sayur asin. Pada proses fermentasi sayur asin terjadi
pertumbuhan secara spontan bakteri asam laktat yang menghasilkan asam laktat. Semakin tinggi
jumlah beras yang digunakan dalam pembuatan air tajin, maka nilai pH sayur asin semakin
menurun. pH akhir dari fermentasi adalah ±3,6. Hal ini disebabkan kandungan gula reduksi
meningkat dan dapat dimanfaatkan oleh bakteri asam laktat secara optimal dalam menghasilkan
asam, yaitu asam laktat dan asam asetat. Adapun reaksi kimia yang terjadi saat proses fermentasi
sebagai berikut :
Asam laktat
Etil alkohol
Seringkali dalam pembuatannya, produk sawi asin mengalami kerusakan hasil fermentasi.
Kerusakan pada fermentasi sayuran umumnya disebabkan terjadinya fermentasi yang tidak
normal. Tingginya suhu dapat menghambat tumbuhnya Leuconostoc mesenteroides dan
menghasilkan cita rasa yang tidak diharapkan. Sebaliknya jika suhu fermentasi terlalu rendah
akan menghambat aktivitas bakteri asam laktat dan mendorong pertumbuhan bakteri kontaminan
yang berasal dari tanah seperti Enterobacter dan Flavobacterium. Waktu fermentasi yang
berlebih juga dapat mendorong pertumbuhan bakteri pembentuk gas, yaitu Lactobacillus brevis,
yang menghasilkan aroma asam yang tajam.
Kerusakan lain pada perusakan produk fermentasi sawi asin adalah pelunakan (softening).
Pelunakan tekstur ini disebabkan oleh perubahan kimia biasa sebagai akibat proses pengolahan
maupun aktivitas enzim pektinolitik atau enzim selulolitik yang dihasilkan olek mikroorganisme.
Bakteri yang berperan dalam kerusakan ini antara lain Bacillus subtilis, Bacillus
polymixa, Achromobacter, Erwinia,Enterobacter, Achromonas, dan Eschericia. Selain bakteri,
kapang dan khamir juga berperan dalam terjadinya kerusakan ini. Kapang yang terlibat
adalah Penicillium chrysogenum, sedangkan khamir yang terlibat adalah Saccharomyces
oleaginosus.
Kerusakan akibat adanya gas pada produk fermentasi sawi asin bisa berupa pembengkakan,
berlubang, berongga, ataupun bentk pikel yang berlekuk-lekuk. Hal ini bisa diakibatkan oleh
struktur bahan, pembentukan gas oleh mikroorganisme, pengaruh tekanan larutan terhadap
permukaan bahan, serta akibat jenis dan tingkat kematangan dari buah itu sendiri. Kerusakan
yang lain adalah produk berlendir yang disebabkan karena adanya bakteri pembentuk kapsul
yang tumbuh di permukaan, warna produk kemerahan (pink kraut) karena tumbuhnya khamir
dari genus Rhodotorula pada suhu fermentasi yang terlalu tinggi, tempat fermentasi kotor,
keasaman yang rendah, kelebihan garam, dan penyebaran garam yang tidak merata.
5.1 Kesimpulan
Sayur asin merupakan salah satu produk fermentasi asam laktat dengan mikroba bakteri
asam laktat. Fermentasi tersebut dimulai dengan penambahan garam dengan tujuan untuk
mengurangi bakteri pembusuk dan menyeleksi bakteri yang dikehendaki untuk proses peragian
sayuran yang akan difermentasikan. Tujuan pembuatan sayur asin ini untuk memperpanjang
daya simpan sayuran yang mudah busuk dan rusak.
Dalam proses fermentasi sayuran digunakan bakteri alami yang terdapat dalam sayur-
sayuran, seperti sawi hijau, kubis, dsb. Jenis bakteri asam laktat yang dibiarkan aktif
adalah Leuconostoc mesenteroide, Lactobacillus cucumeris, L. plantarum dan L. pentoaceticus.
Pada awal fermentasi, bakteri yang aktif dalam jumlah besar adalah bakteri coliform,
seperti Aerobacter cloacer, yang menghasilkan gas dan asam-asam yang mudah menguap dan
pada kondisi tersebut aktif pula bakteri Flavo-bacterium rhenanus, yang menghasilkan senyawa-
senyawa pembentuk cita rasa yaitu kombinasi dari asam dan alkohol pembentuk ester.
Fermentasi dilakukan dalam keadaan anaerob, namun bila dalam tempat fermentasi ada udara,
akan mengakibatkan terjadinya proses pembusukan pada sayur asin.
Penambahan garam pada pembuatan sawi asin berfungsi untuk mengurangi bakteri
pembusuk dan menyeleksi bakteri yang dikehendaki serta menyebabkan cairan yang terdapat
dalam sawi tertarik keluar melalui proses osmosis. Produk sawi asin hasil fermentasi yang
dihasilkan memiliki warna hijau muda, rasa asin, aroma khas sawi asin, dan tekstur yang renyah.
DAFTAR PUSTAKA
Ayres, J.C. et al. 1980. Microbiology of Food. W.H. Freeman and Co., USA.
Fardiaz, S. 1986. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan. Jurusan Tekonologi Pangan dan
Gizi, FATETA, IPB, Bogor.
Frazier, W.C. dan D.C. Westhoff. 1978. Food Microbiology. Mc Graw-Hill Book Company,
New York.
Pederson, C.S. 1982. Pickles and Sauerkraut. Di dalam Bor S.L. dan Jasper G.W. (eds.).
Commercial Vegetables Processing, p. 457. The AVI Publishing Company, Inc., Wetsport,
Conecticut.
Vaughn, R.H. 1985. The microbiology of vegetable fermentations. Di dalam B.J.B. Wood (ed.).
Microbiology of Fermented Foods, vol. 1, p. 49. Elsevier Applied Science Publishing Ltd.,
London.
Winarno, F.G., S. Fardiaz, dan D. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. PT Gramedia,
Jakarta.