Professional Documents
Culture Documents
10585-Article Text-35115-1-10-20201130
10585-Article Text-35115-1-10-20201130
Alamat korespondensi:
inayah.hidayati@gmail.com; inayah.hidayati@lipi.go.id 145
A. PENDAHULUAN permukaan bumi yang mempunyai
bentuk topografi yang khas dan unik
Bentang lahan mencakup bentang
yang disebabkan oleh proses alam dan
alami (natural landscape) dan bentang
geologi pada material batuan dalam skala
budaya (cultural landscape) yang
ruang dan waktu kronologis tertentu
menekankan keterkaitan antara
(Verstappen, 2011). Verstappen (1983)
komponen biogeofisik dengan manusia
mengklasifikasikan bentuk lahan
di dalamnya dan segala aktivitasnya
menjadi 10 macam berdasarkan asal
untuk memenuhi kebutuhan hidup
prosesnya yaitu: vulkanik, struktural,
(Conzen, 2001). Pendekatan yang
fluvial, solusional, denudasional, eolian,
digunakan untuk mengetahui hubungan
marine, glasial, organik dan
keterkaitan tersebut merupakan ciri
antropogenik.
kajian geografi yaitu pendekatan
Kemudian bentang budaya
keruangan (spatial approach),
merupakan kenampakan dari suatu
kelingkungan (ecological approach), dan
masyarakat yang mempunyai pengertian
kompleks wilayah (regional approach)
sebagai sekumpulan penduduk dengan
(Forman, 2014; Turner, 1989; Chorley
seluruh karakteristik sosialnya dan
dan Kennedy, 1971). Untuk mempelajari
lingkungan sosialnya yang meliputi
bentang lahan perlu dikenalkan
faktor-faktor kebiasaan, tradisi, adat
komponen biogeofisik dan sebarannya di
istiadat, hukum, kepercayaan, agama,
lapangan beserta pemetaannya,
ideologi, dan sebagainya (Mitchell,
hubungan antara biogeofisik, dan
2002). Bentang budaya timbul sebagai
hubungan antara komponen biogeofisik
hasil interaksi dan adaptasi antara
dengan manusia.
manusia dengan alam dan dalam
Menurut Tuttle (1975), bentang
prosesnya terjadi hubungan timbal balik.
lahan merupakan gabungan dari
Dari hubungan tersebut maka akan
bentukan lahan atau landform dan
membentuk suatu perwujudan bentang
kombinasi dari kenampakan tersebut
budaya dengan jenis tertentu dan
akan membentuk suatu bentang lahan.
tentunya juga akan mengakibatkan
Berdasarkan definisi tersebut maka dapat
munculnya gejala sosial seperti
dimengerti bahwa unit analisis yang
kemiskinan, kepadatan penduduk, jenis
sesuai adalah unit bentuklahan. Maka
mata pencaharian, dan sebagainya.
untuk menganalisis dan mengklasifikasi
Untuk mengklasifikasikan bentang
bentang lahan harus selalu berdasar pada
budaya maka dapat dilakukan dengan
kerangka kerja bentuklahan (landform).
menggunakan pendekatan lokasi (site &
Bentuklahan adalah bagian dari
Gambar 5. Triangle Facet, Kipas Aluvial, Escarpment, dan Meandering Sungai Opak
(Ilustrasi oleh Hidayati, 2004 & 2018)
Gambar 6. Ilustrasi Basin Wonosari (Ilustrasi oleh Hidayati, 2004 & 2018)
Penyebab kayanya akan sumber air Di sisi utara kedua ledok terdapat
pada basin Wonosari tak lain karena pada punggungan-punggungan tinggi dengan
saat pembentukannya yaitu pada saat sisa-sisa planasinya yang tetap
Perbukitan Baturagung terangkat keatas, dipertahankan. Batas utara dari
struktur yang ada menjadi miring ke punggungan tersebut berupa tebing
selatan. Akibatnya di struktur ini akan curam (steep escarpment), memanjang
muncul banyak sekali retakan yang akan mulai daerah Parangtritis ke utara, di
memicu munculnya dan mengalirnya air selatan Prambanan berbelok ke arah
menuju basin yang letaknya jauh lebih timur hingga Wonogiri. Di sebelah
rendah dan ekspresi topografinya datar. utaranya membentang dataran rendah, di
mana lipatan batuan yang lebih tua turun