You are on page 1of 7

J-HEST, Volume 1 Nomor 1 Desember 2018

Manajemen Kelas Pengajaran Bahasa Inggris Berbantuan Teknologi Informasi


pada Sekolah Menengah Pertama
Fajriani1*, Muhammad Danial2
1
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP
Universitas Sulawesi Barat
Email: fajrianimandar@gmail.com
2
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP
Universitas Sulawesi Barat
Email: muhammad_danial@unsulbar.ac.id

©2018 J–HEST FDI DPD Sulawesi Barat.


Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah licenci CC BY-NC-4.0
(https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ ).

ABSTRACT
Integration of Information Technology (IT) in learning English becomes one of the
innovations that are presented as a way to keep abreast of the times and the flow of media
and information. This provides a great demand for teaching English to be able to capture
this great opportunity, which at the same time can be a challenge on the other side. One
important aspect is the management of IT-assisted English classes. This study aims to
analyze: 1) Class management model in IT-assisted English classes. Research will be
conducted in several junior high schools in Majene Regency. This study will use a
descriptive research model that is looking for an overview of how classroom management
is carried out by teachers in learning English assisted by Information Technology (IT)
with data sources obtained through observation, interviews, and questionnaire. The data
obtained will be analyzed using content analysis techniques for the results of
observations and interviews as well. The target of this research is to find the class
management pattern used by the teacher along with the students' perceptions to be able
to carry out further analysis. The results of the study indicate that class management
applied by English teachers in computer-assisted classes in Majene Regency includes; a)
Management of the physical condition of the class, b) Management of student behavior
and c) management of communication and teacher-student / student interaction, and (d)
management of time

Keywords: Classroom management, English Learning, IT

ABSTRAK
Integrasi Teknologi Informasi (TI) dalam pembelajaran Bahasa Inggris menjadi salah satu
inovasi yang dihadirkan sebagai cara untuk mengikuti perkembangan zaman dan arus media
serta informasi. Hal ini memberikan tuntutan besar kepada para pengajar Bahasa Inggris
untuk bisa menangkap peluang besar ini, yang sekaligus bisa menjadi tantangan di sisi lain.
Salah satu aspek pentingnya adalah manajemen kelas Bahasa Inggris berbantuan TI.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Manajemen manajemen kelas yang diaplikasikan
oleh guru dalam pembelajaran Bahasa Inggris berbantuan TI. Penelitian akan dilakukan di
beberapa Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Majene. Penelitian ini akan
menggunakan model penelitian deskriptif yaitu mencari gambaran tentang bagaimana
manajemen kelas yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran bahasa inggris berbantuan
Teknologi Informasi (TI) dengan sumber data yang diperoleh melalui observasi, interview,
studi dokumen. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi
untuk hasil observasi dan interview. Target penelitian ini adalah untuk menemukan pola

24
J-HEST, Volume 1 Nomor 1 Desember 2018

manajemen kelas yang digunakan oleh guru beserta persepsi siswa untuk bisa dilakukakan
analisis lebih jauh. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa manajemen kelas yang diaplikasikan
oleh guru Bahasa Inggris pada kelas berbantuan komputer di Kabupaten Majene meliputi; a)
Manajemen kondisi fisik kelas, b) Manajemen tingkah laku siswa dan c) manajemen
komunikasi dan interaksi guru-siswa/siswa-siswa, dan (d) Manajemen Waktu

Kata Kunci: Manajemen Kelas, Pembelajaran Bahasa Inggris, TI

PENDAHULUAN berbagai macam fungsi dan posisi baik sebagai


bahasa pertama (mother tongue), bahasa kedua
Kompleksitas dunia pedagogi semakin tinggi (second language), maupun sebagai bahasa asing
seiring dengan munculnya berbagai macam (foreign language). Dalam konteks dunia
inovasi yang dimunculkan sebagai usaha untuk pendidikan di Indonesia sendiri, Bahasa Inggris
meningkatkan output dan kualitas pembelajaran diajarkan sebagai bahasa asing yang menjadi
itu sendiri. Semakin jauh perkembangan zaman, mata pelajaran pokok pada berbagai jenjang
semakin tinggi pula tuntutan terhadap stake pendidikan, terlebih di tingkat Sekolah
holder yang terlibat dalam dunia pendidikan Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas,
tersebut. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, maupun di Perguruan Tinggi. Secara tersirat
perkembangan zaman direspon dengan Bahasa Inggris menjadi salah satu tolok ukur
pemutakhiran kurikulum dan target capaian keberhasilan sistem pendidikan di sebuah
pendidikan. Berbagai macam inovasi dan institusi. Dalam perjalanannya, pembelajaran
perkembangan menjadi rambu perubahan Bahasa Inggris mengalami berbagai macam
kurikulum yang akhirnya digunakan dan perubahan seiring dengan perubahan kurikulum
diaplikasikan dalam dunia pendidikan Indonesia. yang diterapkan di Indonesia. Kurikulum 2013
Salah satu perubahan paling tak-terhindarkan yang berlaku saat ini menekankan pentingnya
dalam konteks ini adalah bagaimana dunia pengajar bahasa Inggris untuk memfasilitasi para
elektronik dan komputer secara masif memegang pembelajar untuk bisa mengeksplorasi
peranan besar dalam dunia pendidikan terkhusus kemampuan secara maksimal dengan
dalam ranah pengajaran dan pembelajaran. pembelajaran yang bersifat mandiri. Pembelajar
Pemanfaatan komputer dan perangkat elektronik diberikan akses seluas-luasnya kepada sumber
atau yang dikenal dengan Teknologi Informasi belajar dan tidak melulu berfokus pada
(TI) dalam pembelajaran merupakan salah satu pengajarnya (teacher-centered). Salah satu
revolusi besar dalam dunia pendidikan tuntutan dalam kurikum yang berlaku saat ini
khususnya dalam ranah pengajaran di kelas. Di adalah pemnafaatn komputer dan perangkat-
negara-negara maju, perkembangan pendidikan perangkat elektronik dalam pengajaran di kelas
sangat bergantung pada inovasi di bidang bahasa Inggris. Sebuah tuntutan yang sejalan
teknologi pendidikan, yang banyak bertumpu dengan perkembangan kehidupan peserta didik
pada pengaplikasian TI baik yang dimanfaatkan yang senantiasa berinteraksi dengan dunia IT
secara online maupun offline. Dalam beberapa dalam kehidupan sehari-hari. Mengaplikasikan
penelitian diperoleh peranan signifikan IT dalam IT dalam pembelajaran berkonsekuensi pada
dunia pedagogi. Berbagai macam sumber belajar semakinberatnya tanggung jawab pengajar dalam
telah dikembangkan dengan mengikuti prosedur menangani kelas. Hadirnya perangkat IT sebagai
dan sejalan dengan pengaplikasian TI. media bantu pembelajaran harus mampu disikapi
Pengaplikasian TI dalam pengajaran di sekolah oleh pengajar agar proses pembelajaran tetap
tidak melulu berkaitan dengan pembelajaran IT berjalan efektif. Salah satu hal yang paling
itu sendiri namun juga bisa diaplikasikan pada kompleks dalam hal ini adalah manajemen kelas.
hampir semua bidang ilmu, salah satu Pada kelas konvensional yang hanya melibatkan
diantaranya adalah pada bidang pengajaran dua pihak –pengajar dan pembelajar- saja kerap
bahasa Inggris. muncul permasalahan dalam manajemen kelas
Bahasa Inggris merupakan salah satu bidang yang harus dilakukan oleh pengajar bahasa.
pengajaran pokok di hampir seluruh penjuru Terlebih lagi jika pembelajaran Bahasa Inggris
planet ini. Bahasa Inggris diajarkan pada
25
Fajriani Manajemen Kelas Pengajaran Bahasa Inggris Berbantuan Teknologi Informasi
pada Sekolah Menengah Pertama

melibatkan IT sebagai salah satu media bantu sosial dan individu. Hal ini menjelaskan bahwa
pengajaran. kedua komponen ini saling meberikan pengaruh
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dalam perkembangannya. Begitu pula dalam
diaplikasikan di hampir seluruh wilayah konsep pedagogi. Keberadaan TI menjadi salah
Indonesia, termasuk di kabupaten Majene. satu media penting dalam pembelajaran bahasa.
Kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Sampai saat ini, berbagai macam penelitian dan
Barat telah sitasbihkan Wilayah Pengembangan upaya untuk integrasi teknologi dalam dunia
Pendidikan di salah satu provinsi termuda di pengajaran, khususnya dalam pengajaran bahasa
Indonesia ini. Pada jenjang Sekolah Menengah Inggris.
Pertama, pembelajaran bahasa Inggris telah Integrasi TI dalam pembelajaran bahasa Inggris
mengikuti Kurikulum 20132 sebagai running telah dianalisis dalam berbagai penelitian di
curricullum dimana pengaplikasian IT menjadi seluruh dunia. Secara umum ditemukan bahwa
salah satu komponen, meskipun masih ada pula integrasi kedua komponen ini memberikan
sekolah yang belum memiliki fasilitas memadai. dampak positif dalam proses pembelajaran itu
Namun dalam beberapa pengamatan yang sendiri, meskipun tetap memiliki pembatasan.
peneliti lakukan pada beberapa sekolah, masih Zhao (2003) dalam riset yang dilakukakn
ditemukan kesulitan guru dalam manajemen menemukan bahwa integrasi TI dalam
kelas. Jumlah siswa juga menjadi salah satu pembelajaran bahasa memberikan dampak yang
masalah. Masih terdapat sekolah yang jumlah besar, setidaknya bisa memberikan dampak sama
siswa perkelasnya melebihi jumlah ideal yang pentingnya dengan guru sebagai sumber
ditetapkan dalam kurikulum. Olehnya itu, pengajaran bahasa.
penelitian ini akan berfokus pada menemukan Namun dalam pengaplikasian di kelas, integrasi
bagaiman manajemen kelas yang digunakan oleh TI dalam pembelajaran memiliki beberapa
guru dalam pembelajaran bahasa Inggris keterbatasan. Zhao (2003) menggambarkan
berbantuan Teknologi Informasi (IT). beberapa keterbatasan integrasi TI dalam
TINJAUAN PUSTAKA pembelajaran bahasa, yaitu; a. Model evaluasi
Perkembangan peradaban berimplikasi pada terhadap penggunaan teknologi dalam
perkembangan kebudayaan dan pergeseran cara pembelajaran Bahasa Inggris sangat minim; b.
hidup manusia yang hidup dengan peradaban Umumnya model pembelajaran yang akomodatif
tersebut. Dalam konteks pendidikan saat ini, terhdapa penggunaan IT dalam pembelajaran
tantangan paling besar datang dari kenyataan hanya terbatas pada sekolah menengah atas dan
bahwa kita menghadapi Generasi Y, yaitu pembelajar dewasa; c. Dalam pembelajaran
generasi yang sangat bergantung pada dunia bahasa, bahasa yang bisa mengaplikasikan model
Teknologi Informasi (TI). Kecenderungat seperti ini hanya terbatas pada asing yang umum,
tersebut juga menjalar pada dunia pendidikan. semisal Bahasa Inggris; dan d. Experimen dan
Saat ini pelibatan TI dalam pembelajaran penelitian yang berkaitan denngan aplikasi IT
menjadi sebuah tuntutan, mengingat bahwa dalam pembelajaran biasanya sangat terbatas
pengajar harus mampu mengimbangi sehingga informasi yang diperoleh pun sangat
perkembangan peserta didik sebagai target dari terbatas.
proses pedagogi tersebut. Manajemen kelas merupakan salah satu
Dalam konteks pengajaran bahasa Inggris komponen pedagogi yang tidak bisa disepelekan
sebagai bahasa asing (EFL) keberadaan keberadaan dan dampaknya dalam pembelajaran.
komponen IT menjadi sangat penting. Kuatnya Dalam konteks pembelajaran bahasa Inggris,
arus informasi dan ketersediaan sumber manajemen kelas menjadi sangat penting karena
pengajaran melalui media TI menjadi alasan perkembangan pembelajaran Bahasa Inggris
utama dari pentingnya kehadiran TI dalam yang mengikuti perkembangan zaman dimana
pemebalajaran bahasa Inggris. Dalam hubungan pembelajar pun semakin berkembang. Hal ini
timbal balik antar kedua komponen tersebut, memberikan tuntutan besar kepada pengajar
yaitu TI dan bahasa, keduanya memilik bahasa Inggris untuk senantiasa berinovasi dalam
hubungan erat yang tak terpisahkan. Warschauer mangatur pembelajaran. Manajemen kelas
(2002) dalam artikelnya menjelaskan bahwa sendiri dapat dipahami dalam beberapa
bahasa dan teknologi merupakan “alat” yang pemahaman. (Alebiosu, 2015) menjelaskan
sangat berpengaruh dalam proses perkembangan bahwa manajemen kelas merujuk pada tindakan
26
J-HEST, Volume 1 Nomor 1 Desember 2018

dan strategi yang digunakan oleh guru untuk studi dokumen pendukung.
menjaga keberaturan dalam ruang kelas.
Keberaturan dalam kelas menjadi sangat penting HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk memastikan bahwa guru bisa memegang
kontrol dalam pembelajaran yang pada akhirnya Secara umum dalam pengamatan observasi
memberikan efek besar pada output dan wawancara yang dilakukan terhadap tiga
pembelajaran. Hasil dalam pembelajaran Bahasa orang guru Bahasa Inggris dari tiga sekolah
Inggris akan nampak jika siswa diberikan yang berbeda; SMPN 3 Majene (G1), SMPN
kesempatan untuk belajar dalam kondisi kelas 2 Majene (G2), yang memenuhi syarat untuk
yang teratur dan memberikan kesempatan kepada menjadi respondent dalam penelitian ini,
pembelajar untuk berkembang dalam
diperoleh gambaran tentang manajemen
mempelajarai bahasa target, Bahasa Inggris.
Dalam pengaplikasian kelas Bahasa Inggris
kelas yang dilakukan sebagai berikut:
berbantuan Teknologi Informasi (TI), guru a. Manajemen Lingkungan Belajar (dalam
dituntut untuk memiliki kemampuan lebih
kelas)
dibandingkan kelas yang konvensional. Hal ini
karena guru selain harus mampu mengontrol Berdasarkan amatan yang dilakukan oleh
siswa dalam kelas, pada saat bersamaan, juga
peneliti dan diperkuat dalam wawancara,
harus mampu mengontrol keberdaan perangkat-
perangkat IT yang digunakan dalam seluruh responden (guru) menggunakan
pembelajaran. Jika guru mampu perangkat ICT dalam pembelajaran Bahasa
mengelaborasikan antara manajemen kelas yang Inggris yang dilakukan. Perangkat ICT yang
tepat dan aplikasi TI, maka kelas akan manjadi digunakan merupakan perangkat offline ICT
efektif dan menarik untuk para siswa. (Sabanci, dimana guru membawa serta perangkat
OZYILDIRIM, & IMSIR, 2014) dalam jurnalnya komputer jinjing dan meminta siswa
menemukan beberapa keuntungan besar ketika mengambil LCD projector di ruangan staf
Ti dapat diaplikasikan dengan baik yaitu (G2;G3). Sedangkan G1 hanya membawa
manajemen kelas yang baik, efektifitas waktu, serta komputer jinjing miliknya karena LCD
memungkinkan lebih banyak waktu dan projector telah terpasang di kelas. Dalam
kesempatan untuk pembelajar dalam melakukakn
proses pembelajaran ketiga guru amatan
aktifitas dan improvisasi, serta memberikan
kontrol terhadap tindakan-tindakan tidak disiplin menggunakan pengaturan tempat duduk
yang siswa lakukakn dalam kelas. Hal ini jelas (sitting arrangement) non klasik yang artinya
memberikan gambaran bagaimana pentingnya menggunakan model yang lebih beragam.
guru untuk mengaplikasikan manajemen kelas G2 dan G3 menggunakan U-shape sementara
yang tepat dalam mengontrol kelas berbantuan G1 menggunakan model grouping sitting.
IT dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Pada pengaturan posisi LCD projektor yang
Identifikasi manjemen kelas yang dilakukan guru digunakan oleh masing-masing guru relatif
dalam mengontrol kelas berbantuan IT sama, yaitu di depan kelas dengan target
khususnya di Kabupaten Majene selanjutnya proyeksi ke papan tuli. Terlihat bahwa
sakan menjadi dasar pengembangan pola-pola masing-masing kelas tidak dilengkapi
sejenis selanjutnya.
dengan layar khusus untuk LCD projector
METODE ataupun smartboard Ruangan kelas yang
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan digunakan lumayan luas dan memenuhi
yang mengaplikasikan pendekatan kualitatif. untuk rataan siswa dalam kelas observasi
Dalam penelitian ini akan dilibatan 3 Sekolah yang berjumlah antara 25-30 orang siswa.
Menengah Pertama di Kabupaten Majene dengan Pada awal pembelajaran siswa terlihat tenang
kriteria perangkat komputer yang memadai. dan mengikuti instruksi dari guru yang acda
Penelitian ini melibatkan 3 guru Bahasa inggris dalam kelas. Proses pembelajaran yang
dari masing-masing sekolah. Teknik dilakukan guru menggunakan bantuan ICT
pengambilan dalam penelitian ini adalah dimana guru telah menyiapkan materi ajar
observasi, wawancara, serta diperkuat dengan dalam perangkat komputer jinjing yang
27
Fajriani Manajemen Kelas Pengajaran Bahasa Inggris Berbantuan Teknologi Informasi
pada Sekolah Menengah Pertama

dimiliki dalam bentuk slide power point. c. Manajemen Komunikasi dan Hubungan
siswa-guru/siswa-siswa
b. Manajemen Tingkah Laku Siswa
Dalam observasi yang dilakukan terlihat
Dalam pengamatan yang dilakukan di kelas bahwa siswa lebih tertarik mengikuti
objek, terlihat bahwa guru-guru Bahasa pembelajaran. dalam kerja kelompok yang
inggris menggunakan pendekatan yang ditugaskan. Terlihat bahwa siswa lebih
berbeda dalam mengatur pola tingkah siswa banyak aktif karena termotivasi untuk tampil
dalam kelas. Guru di SMPN 3 Majene (G1) dengan mempresentasikan hasil tugasnya
dan SMPN 1 Pamboang cenderung masing-masing. Selain itu G1 memberikan
memanfaatkan ruang yang ada dengan tampilan yang lebih menarik untuk
efektif. G1 dan G2 terlihat sering mendatangi pembelajar SMP. G1 juga lebih banyak
siswa. Terlihat guru mencoba menjelaskan berinteraksi dengan siswa. Guru mendatangi
beberapa hal yang berkaitan dengan siswa lebih sering untuk berinteraksi dan
pelajaran kepada siswa-siswa tertentu. menanyakan soal beberapa struktur kalimat
Sementara G2 terlihat lebih banyak dan melakukan drilling. Pada observasi
menjelaskan materi tanpa interaksi. Dalam Yang dilakukakn terhadap G2, guru terlihat
kelas, tampak pembelajar yang dihadapi oleh lebih banyak memberikan instruksi dari
G1 terlihat lebih tenang karena G1 depan kelas. Hal ini didukung oleh model
menggunakan perangkat ICT dengan efektif duduk siswa yang berbentuk U-shape
dimana sebagian besar pembelajaran yang sehingga memudahkan seluruh siswa untuk
diobservasi, guru memberikan kesempatan melihat dengan jelas sang guru. Dalam
kepada pembelajar untuk bekerja kelompok pembelajaran yang dilakukan oleh G2,
dan menamp[ilkan hasil diskusi mereka peneliti melihat beberapa pembelajar
melalui pengakat ICT yang tersedia. beberapa kali melakukan kegiatan yang tidak
Sedangkan pada kelas G2, beberapa kali sesuai dengan isntruksi dari guru di tempat
pembelajar tampak mengalihkan fokus duduk masing-masing. Tampak bahwa guru
mereka dari sang guru karena perangkat ICT fokus memberikan pelajaran dan
yang telah disiapkan tidak senantiasa menggunakan perangkat yang digunakan.
digunakan. Hal ini nampak membuat Dalam kasus pembelajaran yang dilakukan
pembelajar merasa bosan dan akhirnya oleh G2, guru justru terlihat banyak
mengalihkan fokusnya pada kegiatan dan memberikan peringatan kepada pembelajar
diskusi lain bersama teman-temannya. untuk kembali berkonsentrasi pada pelajaran
yang diberikan. Beberapa kali peneliti
Dalam kelas yang ditangani oleh G3,
memperhatikan bahwa pembelajar
nampak siswa diberikan kesempatan untuk
mengalihkan fokus dari pembelajaran yang
melakukakn kegiatan pembelajaran secara
sedang berlangsung. Hal ini menunjukkan
berpasangan. G3 memberikan tugas untuk
bahwa penggunaan Ict dalam pembelajaran
mendiskusikan sebuah topik dan meminta
di kelas G2 masih belum menarik
mereka untuk menampilkan hasil karya
sepenuhnya untuk pembelajar di kelas
mereka melalui perangkat ICT yang ada
tersebut.
berupa LCD projektor dan komputer jinjing.
Banyaknya siswa membuat waktu yang ada Pada pembelajaran yang dilakukan oleh G3,
kurang terkontrol. Hal ini membuat peneliti terlihat bahwa guru dan siswa banyak
memperhatikan kebosanan yang muncul di melakukan interaksi baik berupa penjelasan
raut wajah beberapa siswa dan membuiat mengenai pelajaran yang sedang berlangsung
mereka sedikit kurang fokus terhadap ataupun ketika sang guru hendak
presentasi yang dilakukan oleh teman-teman memberikan teguran dan peringatan. Dengan
mereka. bentuk tata kursi U-shape yang digunakan
28
J-HEST, Volume 1 Nomor 1 Desember 2018

oleh guru terlihat bahwa guru dengan perlu saya menghabiskan waktu untuk
nyaman pidah dari satu titik ke titik lain. menjelaskan panjang lebar ”. Bahkan dalam
Dalam aktivitas yang diberikan guru observasi yang dilakukan dalam ruang kelas
memberikan kesempatan kepada siswa untuk pembelajaran G1, ditemukan bahwa sang
melakukan interaksi dengan pembelajar lain guru juga menunjukkan tugas rumah (PR)
melalui tugas kelompok. Dalam hal ini, tigas terhadap siswa melalui slide yang telah
kelompok yang diberikan melibatkan dibuat sebelumnya.
perangkat ICT yang terpasang dalam kelas.
Sayangnya, perangkat ICT yang digunakan Dalam observasi selanjutnya yang dilakukan
alam kelas oleh G3 hanya sebuah komputer terhadap G2, peneliti menemukan bahwa G2
jinjing dan LCD projektor sehingga dalam berusaha keras untuk mengatur durasi waktu
hal manajemen interaksi antar pembelajar pembelajaran dnegan sangat efektif. Terlihat
menjadi sedikit terhambat karena adanya bahwa G2 memiliki lebih sedikit slide yang
keterbatasan kesempatan pembelajar untuk ditampilkan melalui LCD projector karena
melakukan inetraksi lebih jauh dengan G2 juga banyak menjelaskan beberapa hal
pembelajar lainya. terhadap siswa. Dalam beberapa kesempatan,
G2 lebih memilih untuk memberikan
informasi langsung ketimbang menunjukkan
melalui slide yang telah ada. Misalnya dalam
d. Manajemen Waktu menginstruksiakn tugas, G2 lebih banyak
menjelaskan langsung kepada siswanya
Pengaturan waktu dan durasi dalam proses
karena hanya ada text dan pattern yang
pebelajaran di kelas menjadi salah satu hal
ditempatkan dalam slide. Sementara G2
penting yang dilaksanakan dalam proses
terlihat fokus untuk menjelaskan. Beberapa
observasi. Dalam tahapan ini ditemukan
kali terlihat bahwa dalamm beberapa menit
bahwa guru yang memanfaatkan perangkat
G2 menampilkan materi yang sama di depan
ICT dengan maksimum menunjukkan proses
siswa yang memberikan gambaran bahwa
pembelajaran yang lebih tertata. G1 terlihat
pembelajaran yang dilakukan kadang tidak
lebih mudah mengarahkan siswa sesuai
sesuai dengan rancangan durasi dan waktu
dengan keinginan dan rancangan
yang telah direncanakan oleh G2.
pembelajarannya karena sesluruh rangkaian
pembelajaran telah tertata baik dalam slide
yang telah disiapkan dan ditampilkan melalui
LCD projector. Dalam observasi kelas oleh SIMPULAN DAN SARAN
G1 nampak sang guru memanfaatkan
perangkat IT yang digunakan bahkan sejak Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat
proses Ice Breaking. Dalam hal ini guru disimpulkan bahwa manajemen kelas Bahasa
Inggris berbantuan komputer yang dilakukakn
tampak lebih mudah untuk mengarahkan
oleh Guru Bahasa Inggris Sekolah Menengah
siswa untuk melihat visualisasi dan konsep. Pertama di kabupaten Majene. Analisis
Hal ini berdampak pada kemudahan guru manajemen kelas yang dilakukan menunjukkan
untuk melakukan setting waktu pengajaran. bahwa guru melakukakn manajemen pada
Dala wawancara yang dilakukan dengan G1, kondisi fisik kelas, tingkah laku siswa dan
sang guru menyatakan bahwa “ dengan komunikasi dan interaksi antara guru-siswa dan
perangkat computer yang saya gunakan siswa-siswa, dan waktu yang digunakan dalam
dalam pembelajaran di kelas saya semakin pembelajaran.
mudah untuk mencapai pembelajaran 2x45
menit sesuai dengan RPP yang telah saya DAFTAR RUJUKAN
buat ini karena siswanya lebih mudah untuk A. S. (2015). A Conceptual Model for Virtual
memahami apa yang saya tampilkan tampa
Classroom Management. International
29
Fajriani Manajemen Kelas Pengajaran Bahasa Inggris Berbantuan Teknologi Informasi
pada Sekolah Menengah Pertama

Journal of Computer Science, Engineering


and Information Technology (IJCSEIT),
Vol. 5,No.1, February 2015 , 27-32.
Sabanci, A., OZYILDIRIM, G., & IMSIR, R.
(2014). The Effect of ICT Usage on the
Classroom Management: A Case Study in
Language Teaching. International Review of
Social Sciences and Humanities , 232-245.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Warschauer, M. (2002). A Developmental
Persepective on Technology in Language
Education. Tesol Quarterly Vol.36 No.3 ,
453-475.
Zhao, Y. (2003). Recent Developments in
Technology and Language Learning: A
Literature Review and Meta-analysis.
Calico Journal 21 (1) , 7-27.

30

You might also like