You are on page 1of 8

Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X

Vol. 7, No. 2, November 2023, Hal 1-8 e-ISSN: 2614-3356

KARAKTERISTIK TENAGA KERJA INDONESIA MENJELANG


ERA BONUS DEMOGRAFI
Heryani1, Tiodora Hadumaon Siagian2
1Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Rawas; 2Politeknik Statistika STIS
1heryani@bps.go.id; 2theo@stis.ac.id

Diterima: Agustus 2022; Disetujui: September 2023


Abstract. Based on the results of the 2020 population census, Indonesia's population is 275
million people. As many as 62.28 percent are productive age. This research will study the
relationship between the peak of the demographic dividend and workforce characteristics.
Data from the Statistics of Indonesia will be analyzed descriptively related to the data
presented in the tables and graphs. The productive age population in Indonesia is more than
90 percent of the working population. This population is a population whose highest
education is elementary school graduates and below. This will threaten Indonesia as it
approaches the peak of the demographic dividend, expected to occur in 2030. Not only low
education workforce but also business fields in the agricultural sector with self-employed
status. Characteristics of Indonesia's poor characterize this phenomenon. In Indonesia's
poor population, more than 50 percent of education is completed in elementary school and
below. In addition, the primary source of income comes from the agricultural sector. To
overcome this, the solution is for those with primary education to be forced to continue their
formal education. However, training and courses can be provided to enhance their skills.
The government also needs to increase employment opportunities for the Indonesian
population.
Keyword: demographic dividend, labor, low education, work.
Abstraksi. Jumlah penduduk Indonesia hasil sensus penduduk 2020 sejumlah 275 juta jiwa.
Sebesar 62,28 persen merupakan penduduk usia produktif. Pada penelitian ini akan dikaji
terkait puncak bonus demografi tersebut dengan karakteristik tenaga kerja. Dengan
menggunakan data Badan Pusat Statistik akan di analisis secara deskriptif dan disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik. Penduduk usia produktif di Indonesia lebih dari 90 persen
adalah penduduk yang bekerja. Penduduk tersebut merupakan penduduk yang pendidikan
tertingginya sekolah dasar kebawah. Hal ini akan menjadi ancaman bagi Indonesia dalam
menyongsong puncak bonus demografi yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2030.
Tidak hanya pendidikan tenaga kerja yang rendah, lapangan usaha di dominasi pada sektor
pertanian dengan status berusaha sendiri. Fenomena ini selaras dengan karakteristik
penduduk miskin Indonesia. Penduduk miskin Indonesia lebih dari 50 persen pendidikan
yang ditamatkan adalah sekolah dasar kebawah. Selain itu sumber penghasilan utamanya
berasal dari sektor pertanian. Untuk mengatasi hal tersebut bukanlah solusi jika mereka
yang berpendidikan dasar kebawah dipaksa untuk melanjutkan pendidikan formalnya.
Tetapi bisa diberikan pelatihan dan kursus yang dapat meningkatkan keahlian mereka.
Pemerintah juga perlu memperbanyak lapangan kerja bagi penduduk Indonesia.
Kata Kunci: bekerja, bonus demografi, pendidikan rendah, tenaga kerja.
PENDAHULUAN pertama kali pada saat pengukuhannya
Bonus demografi merupakan suatu sebagai Guru Besar Ilmu Kependudukan di
peristiwa di mana jumlah penduduk usia Universitas Indonesia pada tahun 2005
produktif lebih besar dibandingkan (Setyo Adioetomo, 2005). Badan Pusat
penduduk usia non produktif. Istilah ini Statistik (BPS) tahun 2013
dicetuskan oleh Prof Sri Moertiningsih mengelompokkan penduduk menjadi usia

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v7i2.352 1


Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X
Vol. 7, No. 2, November 2023, Hal 1-8 e-ISSN: 2614-3356

produktif (15-64 tahun) dan non produktif akan terus berlanjut hingga tahun 2030 (lihat
(14 tahun ke bawah dan di atas 64 tahun) Gambar 1). Dependency ratio berturut-turut
(Badan Pusat Statistik, 2013). Berdasarkan mulai tahun 2010 sebesar 50,5 persen
hasil Sensus Penduduk 2020, penduduk menjadi 47,3 persen pada tahun 2035.
Indonesia berjumlah 275 juta jiwa. Angka Artinya angka tersebut merupakan suatu
ini merupakan jumlah terbesar ke 4 di dunia, pencapaian bahwa kondisi dependency ratio
dengan komposisi penduduk usia produktif di Indonesia sudah bisa menjadi salah satu
mencapai 69,28 persen yang artinya dari 100 indikator dalam mencapai puncak Bonus
penduduk terdapat 69 penduduk yang Demografi (Maryati et al., 2021). Meski
produktif dan sisanya akan menjadi demikian, untuk mencapai puncak Bonus
tanggungan bagi penduduk usia produktif Demografi tersebut bukanlah hal yang
(Suparman, 2022). mudah (Konoras et al., 2018). Pencapaian
Berdasarkan data BPS tahun 2022 puncak Bonus Demografi tidak cukup hanya
diketahui bahwa angka ketergantungan atau karena memiliki jumlah penduduk usia
dependency ratio sejak tahun 2010 hingga produktif yang besar sebagai modal untuk
tahun 2020 terus menunjukkan penurunan. mencapainya, namun diperlukan juga
Data BPS juga memprediksi penurunan ini kualitas yang lebih baik (Ratna, 2016).

80
66,5 67,3 67,7 67,9 68,1 67,9
70
60
50,5 48,6 47,7 47,2 46,9 47,3
50
40
28,6 27,3 26,1 24,6
30 22,9 21,5
20
9 10,6
5,4 6,2 7,5
10 5

0
2010 2015 2020 2025 2030 2035

65+ 15-64 0-14 Dependency Ratio

Gambar 1. Dependency Ratio Indonesia Tahun 2010-2035


Sumber: Tabel Dinamis BPS, 2022

Salah satu indikator kualitas penduduk lain dengan pertumbuhan ekonomi,


adalah pendidikan (Fakhriyani et al., 2017) . kemiskinan, serta peluang dan tantangannya
Pendidikan tidak hanya sebatas menambah (Astuti & Soetarmiyati, 2016). Sementara
pengetahuan, tetapi juga dapat berupa itu, penelitian ini akan membahas
peningkatan keterampilan penduduk karakteristik tenaga kerja dalam rangka
(Mayang Sari, 2020). Indonesia memiliki menyongsong puncak Bonus Demografi
penduduk usia produktif dan yang didekati dengan tingkat pendidikan
berketerampilan yang cukup sehingga siap penduduk bekerja (Mariyani & Alfasnyur,
bersaing di bursa tenaga kerja baik nasional 2021). Di samping itu, lapangan usaha dan
maupun internasional (Fakhriyani et al., status usaha tenaga kerja juga akan di bahas
2017). Bonus Demografi dikaitkan antara lebih detail.

2 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v7i2.352


Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X
Vol. 7, No. 2, November 2023, Hal 1-8 e-ISSN: 2614-3356

METODE PENELITIAN Demografi akan dinikmati oleh penduduk


Penelitian ini menggunakan data Indonesia ketika penduduknya bisa
kuantitatif (Jaya, 2020) berupa data menikmati pendidikan yang berkualitas,
kependudukan dan ketenagakerjaan yang kesehatan yang baik, pekerjaan yang layak,
bersumber dari BPS. Tahun data yang serta kemandirian pemuda (Made &
digunakan dari 2008 sampai dengan 2022. Ratnasari, n.d.). Jumlah penduduk produktif
Data-data tersebut antara lain data penduduk yang mendominasi bukan satu-satunya
menurut kelompok umur, data angkatan modal bagi Indonesia dapet memanfaatkan
kerja, serta data penduduk bekerja menurut bonus demografi.
pendidikan dan lapangan usaha. Berdasarkan publikasi proyeksi
Data yang dirilis BPS dalam bentuk tabel- penduduk Indonesia 2010 – 2035 yang
tabel diolah sesuai kebutuhan penelitian diterbitkan oleh BPS tahun 2013 rasio
kemudian dianalisis secara deskriptif. ketergantungan sudah di bawah angka 50
Analisis yang dimaksud menggambarkan persen sejak tahun 2010 (Badan Pusat
dan menjelaskan berbagai kondisi Statistik et al., 2013). Berdasarkan proyeksi
kependudukan dan ketenagakerjaan dari tersebut, rasio ketergantungan terus
data yang digunakan (Wijayanti et al., 2022). menurun mulai dari 50,5 persen pada tahun
Pada analisis ini data-data ditampilkan 2010 menjadi 48,6 persen di tahun 2015
dalam bentuk grafik dan tabel. Pada analisis hingga puncaknya mencapai 46,9 persen
ini digunakan grafik dan tabel dalam pada tahun 2030 yang bisa dikatakan sebagai
menampilkan data-data yang di analisis. Jendela Kesempatan. Semakin rendah angka
ketergantungan mengindikasikan jumlah
HASIL DAN PEMBAHASAN
penduduk usia produktif semakin
Bonus Demografi merupakan suatu
bertambah. Kondisi seperti ini merupakan
transisi kependudukan yang akan memiliki
Jendela Kesempatan yang dimiliki Indonesia
banyak manfaat jika dikelola dengan baik
serta mesti dimanfaatkan sebaik-baiknya.
(Rusdianasari et al., 2019). Bonus

95,02 95,06
94,9
94,67
94,5
94,3
94,12 94,19 94,17

93,74
93,63

93,04

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Gambar 2. Presentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Bekerja Tahun 2011-2022


Sumber: BPS, 2022

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v7i2.352 3


Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X
Vol. 7, No. 2, November 2023, Hal 1-8 e-ISSN: 2614-3356

Sejak tahun 2011 hingga tahun 2022 (SD) ke bawah (tidak tamat SD atau tidak
persentase penduduk 15 tahun keatas yang pernah sekolah) (Gambar 3). Hal ini
bekerja selalu di atas 90 persen (Gambar 2). berdampak buruk pada produktivitas.
Artinya hampir seluruh penduduk usia Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin
produktif di Indonesia merupakan penduduk tinggi produktivitas. Jadi, meskipun hampir
yang bekerja (bukan pengangguran) untuk seluruh penduduk usia produktif bekerja,
memperoleh penghasilan atau membantu namun karena sebagaian besar
memperoleh penghasilan dalam memenuhi berpendidikan rendah, produktivitasnya juga
kebutuhan hidup. cenderung rendah. Pada akhirnya, peluang
Namun, selama periode tersebut bonus demografi dapat berubah menjadi
penduduk bekerja didominasi oleh ancaman bagi pembangunan.
penduduk berpendidikan Sekolah Dasar

Gambar 3. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut


Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2008-2022
Sumber: BPS, 2022
Angka tersebut mencapai lebih dari 50 Karena keterbatasan lapangan usaha
persen penduduk yang bekerja adalah yang pekerjaan yang bisa diakses oleh lulusan
berpendidikan SD kebawah (Gambar 4). sekolah dasar. Berdasarkan data BPS untuk
Tentu saja hal ini akan berkaitan erat dengan penduduk yang bekerja dari kurun waktu
dengan kesejahteraan masyarakat 2008 sampai dengan 2022 didominasi oleh
kesejahteraan masyarakat (Siregar & penduduk yang bekerja di lapangan usaha
Ritonga, 2019). pertanian (Gambar 4 dan 5). Hal ini bisa
diartikan bahwa penduduk Indonesia
sebagian besar bekerja pada sektor primer.

4 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v7i2.352


Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X
Vol. 7, No. 2, November 2023, Hal 1-8 e-ISSN: 2614-3356

70,81
68,20

67,30

66,47

63,81

38,97
38,86

38,71
38,08
37,79
37,57

37,14
36,46
35,74

35,65
35,30
33,77
33,34

32,89

31,59
25,90

25,19

23,70
22,94

22,93

22,86
22,82
22,73
22,62

22,46

22,04
22,02

21,88

21,82
21,56

18,75

17,59
16,80
16,77

16,75

16,63
16,46

16,43

16,38
16,32

15,58
14,73
14,15
13,33

11,13

7,39
6,47
6,12
5,72
5,17

2,09

2,04

1,87
1,69

1,68
2018 2019 2020 2021 2022

Primer Sekunder Tersier

Gambar 4.
Distribusi Tingkat Pendidikan Pekerja menurut Lapangan Usaha Tahun 2018-2022
Sumber: BPS, 2018-2022
Persentase Penduduk Bekerja menurut Lapangan

57,97 58,00
56,07 55,66 55,31 53,92 53,78 52,27
52,02 51,56
Usaha

28,99 30,37
27,14 28,16 27,58 27,75 27,83 27,49 28,64
26,81

16,96 17,37 17,75 16,94 17,94


14,14 14,64 15,50 15,48
13,76

1,08 1,10 1,14 1,26 1,45 1,28 1,35 1,24 1,13 1,16

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Pertanian Penggalian Sekunder Tersier

Gambar 5. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut


Lapangan Usaha dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan SD Kebawah Tahun
2008-2017
Sumber: BPS, 2022
Sejalan dengan pendidikan dan lapangan buruh tidak dibayar dan berusaha dibantu
usaha yang mendominasi penduduk yang buruh dibayar (Gambar 7). Dari data ini bisa
bekerja, dengan data yang didiseminasikan disimpulkan bahwa lapangan usaha sektor
oleh BPS menjelaskan bahwa dari lapangan pertanian masih menjadi lapangan usaha
usaha pertanian tersebut status para pekerja dominan bagi penduduk Indonesia.
adalah berusaha sendiri, berusaha di bantu Dikarenakan penduduk yang bekerja di

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v7i2.352 5


Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X
Vol. 7, No. 2, November 2023, Hal 1-8 e-ISSN: 2614-3356

sektor tersebut masih didominasi oleh belum sesuai dengan wajib belajar yang
penduduk dengan pendidikan dasar ke dicanangkan pemerintah selama 12 tahun,
bawah maka hal ini akan menjadi dilema maka keahlian yang dimiliki juga terbatas.
bagi kesejahteraan penduduk. Karena Dengan keahlian yang terbatas akan
dengan penduduk yang berpendidikan berimbas pada penghasilan yang diperoleh.

55,28
Persentase Penduduk Bekerja menurut Lapangan Usaha

50,56 50,48 51,08


49,79

29,62 30,19 29,77 29,99


27,11

18,72 18,91 18,75 17,79


16,50

1,10 1,11 1,00 1,14 1,10

2018 2019 2020 2021 2022

Pertanian Pertambangan dan Penggalian Sekunder Tersier

Gambar 6. : Trend Tenaga Kerja Berpendidikan SD ke Bawah yang Bekerja menurut


Lapangan Usaha Tahun 2018-2022
Sumber: BPS, 2022

51,42
Persentase Penduduk Bekerja Pada Sektor Pertanian menurut Status Pekerjaan

50,13 50,61 49,48 49,61


48,65 48,21 48,93 48,89 48,27
47,47 47,66 46,56 47,35 47,23

34,14 33,01
32,08 31,17 31,94 32,35
30,91 29,81 30,14 29,73
28,54 27,98 28,46
27,01 26,42

14,36 14,75 14,77 13,65


13,19 12,96 12,51 12,65 13,50 12,79 12,91 13,55
11,60 11,73 12,22

10,42
8,33 8,61 8,92 8,10 8,41 9,19 8,78 9,14
6,68 7,83
6,08 5,68 6,41 6,10

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Berusaha Sendiri Buruh/Karyawan Pekerja Bebas Pertanian Pekerja Keluarga

Gambar 7. Trend Status Pekerja Tenaga Kerja yang Bekerja di Sektor Pertanian
Tahun 2008-2022
Sumber: BPS, 2022
Hasil penelitian menemukan pola dari bekerja sejalan dengan fenomena
tingkat pendidikan, status bekerja dan kemiskinan yang ada di Indonesia.
lapangan usaha penduduk Indonesia yang Berdasarkan data hasil Survei Sosial dan

6 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v7i2.352


Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X
Vol. 7, No. 2, November 2023, Hal 1-8 e-ISSN: 2614-3356

Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2021 sebatas sekolah dasar bahkan ada yang tidak
menjelaskan penduduk miskin di Indonesia tamat dan tidak pernah sekolah. Hal ini
di dominasi oleh penduduk yang memiliki tentunya menjadi ancaman bagi tercapainya
pendidikan tertinggi SD kebawah dan puncak bonus demografi di Indonesia yang
bekerja di sektor pertanian (Gambar 6). diperkirakan pada tahun 2030. Selain
Fakta ini menjelaskan bahwa sektor pendidikan, lapangan usaha penduduk
pertanian belum bisa meningkatkan bekerja tersebut juga masih berada pada
kesejahteraan penduduk yang bekerja di sektor pertanian atau sektor primer. Serta
sektor tersebut. Mengingat kemiskinan status pekerjaannya hampir mencapai 50
masih menjadi pekerjaan rumah bagi persen sejak tahun 2008 sampai dengan
kesuksesan pembangunan di Indonesia tahun 2022 adalah berusaha sendiri atau
sesuai dengan RPJM. memiliki usaha sendiri.
Kesejahteraan masyarakat identik dengan Hal ini akan menjadi sebuah bumerang
bebas dari kemiskinan. Karena kemiskinan bagi negeri ini jika dibiarkan begitu saja.
merupakan efek yang saling berkait. Dengan pendidikan yang hanya
Keterkaitan tersebut antara lain terhadap menyelesaikan pendidikan dasar bahkan ada
kependudukan, pendidikan, hingga yang tidak tamat dan tidak pernah sekolah
ketenagakerjaan (Kartika, 2021). Oleh sama sekali maka bonus demografi tersebut
karena itu puncak Bonus Demografi yang tidak bisa dinikmati Indonesia. Untuk
akan dialami oleh Indonesia akan menjadi mengatasi hal tersebut bukanlah solusi jika
ancaman jika kondisi kependudukan masih mereka yang berpendidikan dasar kebawah
akan terus sama seperti kondisi saat ini. dipaksa untuk melanjutkan pendidikan
Penduduk miskin di Indonesia didominasi formalnya. Akan tetapi bisa diberikan
oleh penduduk dengan pendidikan sekolah pelatihan dan kursus-kursus yang dapat
dasar ke bawah . Lapangan usaha penduduk meningkatkan keahlian mereka. Dengan
miskin sebagian besar berada pada sektor harapan semakin meningkatnya tingkatan
pertanian. keahlian maka akan meningkat pula
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
SIMPULAN
Dengan meningkatnya kesejahteraan
Berdasarkan dari pembahasan di atas
masyarakat maka perekonomian Negara
dapat ditarik kesimpulan bahwa, penduduk
akan membaik pula. Selain meningkatkan
Indonesia yang berjumlah 275 juta jiwa dan
kualitas penduduk melalui pelatihan
memiliki komposisi didominasi usia
keahlian, pemerintah juga perlu menyiapkan
produktif merupakan suatu peluang untuk
lapangan kerja untuk para penduduknya.
menuju puncak bonus demografi. 90 persen
Saran untuk penelitian selanjutnya agar bisa
penduduk usia produktif tersebut merupakan
memperluas indikator terkait dengan
penduduk yang bekerja. Akan tetapi
pencapaian puncak bonus demografi
pendidikan tertinggi yang ditamatkan hanya
lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, H., & Soetarmiyati, N. (2016). Mengukur Peluang Dan Ancaman Bonus Demografi
Terhadap Kualitas Sumberdaya Manusia Dalam Pembangunan Ekonomi Di Bandar
Lampung. Jurnal Bisnis Darmajaya, 2(1), 57–76.

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v7i2.352 7


Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X
Vol. 7, No. 2, November 2023, Hal 1-8 e-ISSN: 2614-3356

Badan Pusat Statistik. (2013). Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.


Fakhriyani, D. V., Pendidikan, I., Islam, U., & Tahun, R. K. (2017). Generasi Muda Untuk
Menggapai Bonus Demografi. 5(1), 76–90.
Jaya, I. M. L. M. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Teori, Penerapan,
dan Riset Nyata.
Kartika, B. (2021). Pengaruh Tingkat Pengangguran, Tingkat Pendidikan dan Laju
Pertumbuhan Penduduk Terhadap Tingkat Kemiskinan Penduduk Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015-2020. Jurnal Ilmiah Indonesia, 6.
Konoras, I. K., Wagiran, T. A., & Mukhlis, S. (2018). Problematika Pemerintah Dalam
Menyongsong Bonus Demografi Di Indonesia. Potret Pemikiran, 22(2).
https://doi.org/10.30984/pp.v22i2.784
Made, N., & Ratnasari, A. (n.d.). ISSN 2303-017 PENGARUH PRODUKTIVITAS KERJA
DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PENDAPATAN PERKAPITA
PENDUDUK DI KABUPATEN / KOTA PROVINSI BALI Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia ABSTRAK PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi m. 2487–2514.
Mariyani, M., & Alfasnyur, A. (2021). Pendidikan Indonesia Dan Kesiapannya Menghadapi
Bonus Demografi. Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori Dan Praktik Pendidikan PKn,
8(2), 98–104. https://doi.org/10.36706/jbti.v8i2.15683
Maryati, S., Handra, H., & Muslim, I. (2021). Penyerapan Tenaga Kerja dan Pertumbuhan
Ekonomi Menuju Era Bonus Demografi di Sumatra Barat Labor Absorption and
Economic Growth Towards the Demographic Bonus Era in West Sumatra. Jurnal
Ekonomi Dan Pembangunan Indonesia, 21(Januari), 95–107.
Mayang Sari, I. (2020). Analisis Karakteristik Pekerja Dan Modal Manusia Terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Formal Dan Informal Di Indonesia. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Univerita Brawijaya, 8(2).
Ratna, N. (2016). Pengaruh Laju Pertumbuhan Penduduk dan Rasio Ketergantungan
Penduduk Serta Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat Dalam Menyongsong Bonus Demografi.
Jurnal Curvanomic, 5.
Rusdianasari, F., Komariyah, S., & Adenan, M. (2019). Perlambatan Pertumbuhan dan
Transisi Demografi di Indonesia. Media Trend, 14(1), 105–119.
https://doi.org/10.21107/mediatrend.v14i1.4740
Setyo Adioetomo, S. M. (2005). Bonus Demografi: Menjelaskan Hubungan antara
Pertumbuhan Penduduk dengan Pertumbuhan Ekonomi. Pidato Pengukuhan Guru
Besar Tetap Dalam Bidang Ekonomi Kependudukan, April.
Siregar, N. A., & Ritonga, Z. (2019). Analisis Tingkat Pendidikan Dan Tingkat Pendapatan
Terhadap Kesejahteraan Sosial Di Kabupaten Labuhanbatu. Jurnal Informatika, 6(1),
1–10. https://doi.org/10.36987/informatika.v6i1.736
Suparman. (2022). Pembangunan Ketenagakerjaan:Teori, Konsep, Model dan Studi
Empiris.
Wijayanti, R. R., Malau, N. A., Sova, M., & Ngii, E. (2022). Statistik Deskriptif. In Widina
Media Utama (Issue 1). www.penerbitwidina.com

8 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v7i2.352

You might also like