Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH TAFSIR AKIDAH Tentang KEYAKINAN
MAKALAH TAFSIR AKIDAH Tentang KEYAKINAN
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
B . Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Illah yang berhak disembah dari Tafsir surah Zukhruf ayat 26-28 dan
Thaha ayat 98 menurut pandangan para mufasir
Banyak sekali pesan yang dikandung kata iyyaka dan na'budu. Secara tidak
langsung penggalan ayat ini mengecam mereka yang mempertuhan atau
menyembah selain Allah, baik masyarakat Arab ketika itu maupun selainnya.
Penggalan ayat mengecam mereka semua dan mengumandangkan bahwa Allah
lah yang patut disembah dan tidak ada sesembahan yang lain.
Selain itu dalam meminta pertolongan kita tidak dapat mengabaikan Allah
dalam peranan-Nya. Permohonan bantuan kepada Allah agar Dia mempermudah
apa yang tidak mampu diraih oleh yang bermohon dengan upaya sendiri. Para
ulama mendefinisikannya sebagai "Penciptaan sesuatu yang dengannya menjadi
sempurna atau mudah pencapaian apa yang diharapkan."
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa permohonan bantuan itu, bukan
berarti berlepas tangan sama sekali. Tetapi Kita masih dituntut untuk berperan,
sedikit atau banyak, sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
Ayat 6
اْه ِد َنا الِّصَر اَط اْلُم ْس َتِقْيَم
"Bimbing (antar)lah Kami (memasuki) jalan lebar dan luas."
Setelah mempersembahkan puja puji kepada Allah dan mengakui kekuasaan
dan kepemilikan-Nya, ayat selanjutnya merupakan pernyataan tentang ketulusan-
Nya beribadah serta kebutuhannya kepada pertolongan Allah.
Maka dengan ayat ini sang hamba mengajukan permohonan kepada Allah,
yakni bimbing dan antarkanlah Kami memasuki jalan yang lebar dan luas.
Shiroth di sini bagaikan jalan tol yang lurus dan tanpa hambatan, semua yang
telah memasukinya tudak dapat keluar kecuali setelah tiba di tempat tujuan.
Shiroth adalah jalan yang lurus, semua orang dapat melaluinya tanpa
berdesak-desakan. Sehingga shiroth menjadi jalan utama untuk sampai kepada
tujuan utama umat manusia, yaitu keridloan Allah dalam setiap tingkah laku.
Ayat 7
ِصَر اَط اَّلِذ ْيَن َأْنَعْم َت َع َلْيِهْم َغ ْيِر اْلَم ْغ ُضْو ِب َع َلْيِهْم َو َال الَّض اِّلْيَن
4
B. Tafsir Al Fatihah ayat 5-7 dan Amin dari terjemahan kitab Asy-Syaikh
Sholeh bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan
Ayat 5
ِاَّياَك َنْعُبُد َو ِاَّياَك َنْس َتِع ْيُن
"Hanya kepada-Mu Kami beribadah dan
hanya kepada-Mu Kami meminta pertolongan."
5
Dalam ayat ini (terdapat dalil yang menunjukkan) tauhid uluhiyyah dan
tauhid rububiyyah:
(Iyyakana’budu) menunjukkan tauhid uluhiyyah.
(Wa Iyyakanasta’in) menunjukkan tauhid rububiyyah.
Penjelasan :
Ayat 6
اْه ِد َنا الِّصَر اَط اْلُم ْس َتِقْيَم
"Bimbing (antar)lah Kami (memasuki) jalan lebar dan luas."
Penjelasan :
(Ihdinassirato) hidayah (petunjuk) itu ada dua macam :
Hidayah dalaalah dan irsyaad (hidayah berupa petunjuk dan bimbingan).
Hidayah taufiiq dan tasdiid
(Hidayah yang pertama): Hidayah dalaalah dan irsyaad. Hidayah ini
untuk seluruh makhluk baik yang mukmin, kafir atau yang musyrik. Karena
sesungguhnya Allah memberi penjelasan dan petunjuk kepada mereka (makhluk),
untuk menempuh jalan yang benar, akan tetapi orang-orang kafir tidak (mau)
menerimanya.
Allah SWT berfirman yang artinya :
“Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi
mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk.” (Fushshilat : 17)
Maka mohonlah kamu kepada Allah agar diberikan petunjuk kepada jalan
ini.
Ayat 7
ِصَر اَط اَّلِذ ْيَن َأْنَعْم َت َع َلْيِهْم َغ ْيِر
اْلَم ْغ ُضْو ِب َع َلْيِهْم َو َال الَّض اِّلْيَن
"(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahi nikmat kepada
mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang
yang sesat." terdapat beberapa faedah yang menyebutkan keadaankeadaan
manusia. Allah membagi manusia menjadi tiga golongan :
1. (Golongan) yang diberikan nikmat
2. (Golongan yang dimurkai
3. (golongan) yang sesat
Penjelasan :
Manusia itu ada yang diberikan kenikmatan (jalan yang lurus), ada yang
dimurkai dan ada pula yang sesat. Adapun orang-orang yang diberikan
kenikmatan adalah orang-orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya.
Dan orangorang yang dimurkai adalah Orangorang yang berilmu tetapi
meninggalkan amalan (tidak mengamalkan ilmunya).
Dan orang-orang yang sesat adalah orangorang yang beramal akan tetapi
tanpa didasari ilmu). Engkau memohon kepada Allah, agar menjadikanmu dan
diriku bersama orang-orang yang diberikan kenikmatan, dan dijauhi dari jalan
orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat. Surat Al Fatihah ini
adalah surat yang agung. Oleh karena itulah, Allah mewajibkanmu (membaca)nya
pada setiap rakaat. Mengapa? karena di dalamnya terdapat rahasia-rahasia
(hikmah).
Orang-orang yang dimurkai adalah ahlul ilmi (orang yang berilmu) yang
tidak beramal.
Penjelasan :
8
Mereka adalah Yahudi dan orang yang bersama mereka menempuh jalan ini
dari kalangan umat ini (umat Islam) yang mengetahui (berilmu, akan tetapi) tidak
mengamalkan ilmunya.
(Golongan yang kedua): Orangorang yang sesat Ahli ibadah yang tidak berilmu.
Penjelasan :
Di antara mereka adalah kaum sufisme pelaku bid'ah dan ahli khurofat.
Semuanya termasuk dalam golongan orang-orang sesat. Karena mereka sibuk
beribadah dan meninggalkan ilmu (tidak mau mempelajari dan
menuntut ilmu syar’i). Mereka mengatakan ilmu itu (hanya) menyibukkanmu dari
beramal (menyibukkanmu untuk tidak beramal). Oleh karena itu, sebagian salaf
berkata:
“Barangsiapa yang rusak dari ulama kita, karena pada dirinya terdapat
(sifat) yang serupa dengan Yahudi. Dan barangsiapa yang rusak dari ahli ibadah
kita, karena pada dirinya terdapat (sifat) yang serupa dengan Nashrani.”
(Golongan yang ketiga) : orang yang berhias dengan ilmu dan amal. Mereka
adalah orang-orang yang diberikan kenikmatan.
Penjelasan :
Allah SWT berfirman yang artinya :
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan
bersamasama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu:
nabinabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orangorang
saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaikbaiknya.” (An Nisaa’ : 69)
Siroothol mustaqiim adalah jalan yang ditempuh oleh para rasul dalam
perkara keyakinan dan selainnya dan juga jalan yang ditempuh oleh Ahlus Sunnah
wal Jama’ah yaitu jalannya orangorang yang diberikan kenikmatan oleh Allah.
Dia memberikan kenikmatan yang mutlak lagi sempurna kepada mereka dengan
kenikmatan yang mengantarkan kepada kebahagiaan yang abadi.
9
Semuanya itu merupakan keutaman dari Allah bukan karena upayamu dan
bukan pula kekuatanmu. Kamu mendapatkan taufiq (kemudahan) untuk
(mendapatkan) ilmu yang bermanfaat dan beramal dengan ilmu tersebut. Ini
semua merupakan keutamaan dari Allah. Seandainya Allah berkehendak niscaya
kamu akan bersama golongan yang dimurkai atau termasuk golongan yang sesat.
Dialah Allah yang memberikan nikmat kepadamu dan mengeluarkanmu dari dua
golongan ini, dan menjadikanmu bersama para nabi, para shiddiiqiin, dan syuhada
(orang-orang yang mati syahid). Ini (semua) bukanlah karena upayamu dan bukan
pula karena kekuatanmu akan tetapi karena keutamaan dari Allah SWT. Karena
itu, sepantasnyalah engkau menggantungkan (menyandarkan) hatimu ha nya
kepada Allah, dan berlepas diri dari daya dan kekuatan kecuali kepada-Nya.
Ibnul Qoyyim berkata : “Seandainya Rabbmu berkendak, niscaya engkau
juga akan seperti mereka. Karena hati (manusia) itu (berada) di antara jarijemari
Ar Rahman.
Sebelum ini telah dikemukakan hadits yang diriwayatkan dari Sayyidina ali
Ibn abi Thalib berkata: Sesungguhnya aku telah telah mendengar Rasulullah
SAW. bersabda. bahwasanya Allah SWT berfirman yang artinya:
“ Aku bahagi shalat setengah untuk-Ku dan setengah untuk hamba-Ku,
yakni Al Fatihah. Jika hamba berkata: (Bismillahirrahmanirrahim) Allah
berfirman: “Hamba-Ku telah memulai pekerjaannya dengan memuji-Ku maka
menjadi kewajiban-Ku untuk menyempurnakan seluruh pekerjaannya serta
memberkati seluruh keadaannya.” Apabila dia berkata:
(Alhamdulillahirabbil’alamin), Allah berfirman: “Hamba-Ku mengetahui bahwa
seluruh nikmat yang dirasakannya bersumber dari-Ku, dan bahwa dia telah
terhindar dari malapetaka karena kekuasaan-Ku.” Apabila dia berkata:
(Arrahmanirrahim) , Allah berfirman: “ Aku diakui oleh hamba-Ku sebagai
Pemberi rahmat dan sumber segala rahmat. Ku-persaksikan hai para malaikat
bahwa akan-ku curahkan rahmat-Ku sampai sempuna dan akan Ku-perbanyak
pula anugerah-Ku untuknya.”Lalu apabila dia berkata : (Maalikiyaumiddin), Allah
menyambutnya dengan berfirman: “Ku-persaksikan hai malaikat sebagaimana
diakui oleh hamba-Ku, bahwa Akulah Raja, Pemilik hari kemudian, maka pasti
akan-Ku permudah baginya perhitungan pada hari itu, akan-Ku terima kebajikan-
kebjikannya dan Ku ampuni dosa-dosanya”. Apabila ia membaca
(Iyyakana’budu), Allah berfirman: “Benar yang diuapkan hamba-Ku, hanya Aku
yang disembahnya. Ku persaksikan kamu semua, akan Ku-beri ganjaran atas
pengabdiannya, ganjaran yang menjadikan semua yang berbeda ibadah dengannya
akan merasa iri dengan ganjaran itu”. Apabila ia membaca (Wa iyyakanasta’in)
“hanya kepada-Mulah kami beribadah dan hanya kepada-Mulah kami meminta
pertolongan.” Allah berfirman : “Kepada-Ku hamba-Ku meminta pertolongan dan
perlindungan. Ku-persaksikan kamu, pasti akan Ku-bantu ia dalamsegala
urusannya, akan Ku-tolong ia dalam segala kesulitannya, dan akan Ku-bimbing ia
dalam saat-saat krisisnya”. Apabila ia membaca (ihdinash-shiratl al mustaqim)
hingga akhir ayat, Allah menyambutnya dan berfirman: “Ini antara Aku dan
hamba-Ku. Hamba-Ku akan mendapatkan apa yang dimintanya,Ku-beri
12
BAB III
PENUTUP
A. Penutup / Kesimpulan
Surat Al-Fatihah merupakan surat makiyyah (yaitu surat yang diturunkan di
kota Mekkah) dan terdiri dari 7 (tujuh) ayat. Surat ini merupakan satu-satunya
surat yang diturunkan secara lengkap diantara surat-surat yang lain dalam Al-
Qur’an.
Surat ini disebut “al-Fatihah” (pembuka) karena dengan surat inilah
dibukanya dan dimulainya al-Qur’an. Disamping nama tersebut di atas, ternyata
surat al-Fatihah mempunyai nama lain yaitu “Ummul Qur’an” atau disebut
“Ummul Kitab”. Dinamakan “Ummul Qur’an” karena dia merupakan induk dari
semua isi al-Qur’an, serta menjadi intisari dari al-Qur’an. Pendek kata, surat al-
Fatihah mengandung beberapa unsur pokok yang mencerminkan seluruh isi al-
Qur’an. Karena saking hebatnya surat al-Fatihah, maka surat itu diwajibkan
membacanya pada tiap-tiap shalat, dinamakan pula “As-Sab’ul Matsaani” (tujuh
yang berulang-ulang) karena jumlah ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang
dalam shalat.
14
DAFTAR PUSTAKA