Professional Documents
Culture Documents
(Skripsi) Analisis Kebutuhan Perancangan Sign System Pada Objek Wisata Kota Lama
(Skripsi) Analisis Kebutuhan Perancangan Sign System Pada Objek Wisata Kota Lama
Oleh :
Cahyo Ramadhani
2411418059
SEMARANG
2023
SARI
ii
ABSTRAC
Ramadhani, Cahyo. 2023. Needs Analysis of Sign System in The Old Town
Tourist Place Semarang. Art Study Program. Language and Art Faculty.
Semarang State University.
iii
DAFTAR ISI
SARI........................................................................................................................ii
ABSTRAC.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1. Media........................................................................................................26
1.1.1. Alat.................................................................................................26
1.1.2. Bahan..............................................................................................26
1.2. Teknik........................................................................................................26
1.3. Proses berkarya.........................................................................................26
1.3.1. Pra Produksi...................................................................................26
1.3.2. Produksi..........................................................................................26
1.3.3. Pasca produksi................................................................................26
iv
BAB IV ANALISIS KARYA...............................................................................26
BAB V PENUTUP................................................................................................29
5.1 Kesimpulan................................................................................................19
5.2 Saran...........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
v
BAB I
PENDAHULUAN
Kata informasi berasal dari bahasa Prancis kuno, informacion (1387) yang
diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti “garis besar, konsep, ide”.
Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas dalam
“pengetahuan yang dikomunikasikan”. Informasi adalah kumpulan data yang
diolah menjadi bentuk lebih berguna, berarti dan bermanfaat bagi penerimanya
untuk mentukan suatu keputusan (Andri Kristanto, 2003:6), sebagai representasi
dunia nyata yang mewakili suatu objek tertentu seperti peristiwa, konsep, keadaan
dan lain-lain yang direkam ke dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks dan
gambar. Menurut Krikelas (1983:5) kebutuhan informasi timbul ketika
pengetahuan yang dimiliki sesorang kurang dari yang dibutuhkan, sehingga
terdorong untuk memenuhinya.
2
Simbol berasal dari bahasa Yunani, syamballei. Kata kerja yang artinya
menyatukan. Frederick William Dillistone (1903-1993), seorang profesor teologi
dan penulis buku-buku tentang simbol juga menyampaikan bahwa simbol adalah
suatu benda yang memiliki bentuk atau pola seperti gambar dan bahasa, yang
dicocokan dengan benda lainnya. Merupakan tanda terlihat yang menggantikan
gagasan atau objek. Simbol sering diartikan secara terbatas sebagai tanda
konvensional, sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau individu dengan arti
yang disepakati bersama.
3
Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat bagi pembaca, baik secara
teoritis dan praktis.
1) Manfaat teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini memberikan wawasan kepada
pembaca dan pihak yang akan mengunjungi atau mengetahui lebih
banyak mengenai wisata Kota Lama.
2) Manfaat praktis
a) Bagi peneliti
Manfaat praktis bagi peneliti yaitu memberikan
wawasan terkait bagaimana merancang sebuah sign
system yang baik sebagai seorang desainer.Bagi
pengunjung wisata Kota Lama
b) Hasil penelitian ini secara teoritis memberikan
kemudahan pengunjung Kota Lama yang akan
menggunakan fasilitas yang disediakan.
c) Bagi pengelola wisata Kota Lama
Maanfaat praktisi bagi pengolola wisata yaitu dapat
memperoleh data pengunjung yang menggunakan
fasilitas dengan mudah.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
rumah sakit belum menggunakan media-media penanda arah sebagai
media pengarah ruangan dengan tepat dan efektif. Hal tersebut
mengakibatkan masyarakat banyak mengalami kesulitan untuk
mendatangi ruangan yang dituju. Oleh karena itu, peneliti merancang sign
system untuk mengatasi masalah tersebut.
Feronika Bendriyati, dkk, Rancangan Ulang Sign System Objek
Wisata The Fountain Waterpark and Resto Ungaran. Perancangan ulang
sign system untuk objek wisata tersebut lebih komunikatif dan menarik
dari sebelumnya. Desain yang dihasilkan menyesuaikan dengan konten
objek wisata tersebut.
6
Waterpark and dan menarik
Resto Ungaran.
7
terpenuhi. seperti kebutuhan makan, tempat tinggal,
pakaian dan lain sebagainya.
Kebutuhan sekunder
kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang timbul
setelah kebutuhan primer terpenuhi dengan tujuan
untuk melengkapi, seperti kendaraan, alat komunikasi
dan sebagainya.
kebutuhan tersier
kebutuhan ini timbul setelah kebutuhan primer dan
sekunder terpenuhi. kebutuhan ini didasarkan pada
nafsu atau keinginan untuk mencapai kesenangan
pribadi, seperti membeli barang mewah, liburan dan
lain sebagainya.
b) Kebutuhan berdasarkan sifatnya
Kebutuhan jasmani
kebutuhan yang berhubungan dengan kondisi tubuh
agar dapat memenuhi kepuasan raga,seperti makanan,
pakaian dan tempat tinggal.
Kebutuhan rohani
kebutuhan yang diperlukan oleh batin atau jiwa untuk
mendapatkan ketentraman, ketenangan dan
kebahagiaan, seperti ibadah, hiburan dan lain
sebagainya.
c) Kebutuhan berdasarkan waktu pemenuhannya
Kebutuhan mendesak
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang tidak
direncanakan sebelumnya dan dapat terjadi kapan saja
dan bersifat genting atau darurat, cenderung mendesak
harus segera terpenuhi, seperti pemenuhan kebutuhan
transfusi darah dan lain sebagainya.
8
Kebutuhan sekarang
Walaupun tidak mendesak, namun kebutuhan sekarang
harus segera dipenuhi saat kebutuhan tersebut muncul
dan tidak dapat ditunda, seperti pemberian bantuan
kepada korban bencana alam, dan lain sebagainya.
Kebutuhan yang akan datang
Kebutuhan ini memang tidak mendesak dan tidak
harus dipenuhi saat itu juga, namun kebutuhan ini
dapat dipersiapkan agar ketika dibutuhkan dapat
langsung terpenuhi, seperti asuransi, investasi dan lain
sebagainya.
d) Kebutuhan berdasarkan subjeknya
Kebutuhan perorangan
Kebutuhan yang diperlukan untuk setiap perorangan
dan bersifat personal, setiap individu memiliki
kebutuhan yang berbeda.
Kebutuhan kelompok
Kebutuhan kelompok adalah kebutuhan sekolompok
manusia atas hal dan kepentingan bersama dan saling
mempengaruhi satu sama lain.
3) Alat pemenuhan kebutuhan
Alat pemenuh kebutuhan manusia merupakan segala
sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan manusia, berupa
barang dan jasa
a) Barang
Merupakan segala sesuatu yang berwujud dan dapat
digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan
manusia, seperti kompor untuk memenuhi kebutuhan
makanannya.
b) Jasa
Jasa tidak memiliki bentuk fisik, namun dapat dirasakan
oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya, pada
9
umumnya jasa ini berhubungan dengan sesorang,
seperti jasa pangkas rambut, jasa perbaikan kendaraan
dan lain sebagainya.
4) Faktor yang memengaruhi kebutuhan
Dengan beragamnya kebutuhan manusia, kebutuhan
dipengaruhi oleh beberapa faktor dan saling berkaitan satu
sama lain, sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang
terjadi. Berikut faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan
manusia:
a) Kondisi alam
Alam memiliki peran yang dapat memengaruhi
kebutuhan manusia, dengan tidak dapat
dikendalikannya alam, namun dapat diprediksi serta
harus beradaptasi dengan lingkungan alam sekitar,
sehingga dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan
manusia, seperti kebutuhan payung saat hujan turun.
b) Kepercayaan
Kepercayaan yang dianut tiap individu dan kelompok
tentu berbeda, sebagai contoh dengan adanya agama
yang berbeda, oleh karena itu kepercayaan dapat
memengaruhi kebutuhan manusia, seperti umat islam
yang melarang makanan berbahan dasar babi dan lain
sebagainya.
c) Adat istiadat
Adat istiadat adalah segala sesuatu yang diwariskan
secara turun temurun oleh masyarakat dan berlaku bagi
yang menganutnya serta sangat berpengaruh bagi
pemenuhan kebutuhan. Dengan adanya perbedaan adat,
maka kebutuhan pun akan berbeda juga, seperti
kebutuhan pernikahan adat Jawa tentu berbeda dengan
adat Sunda.
10
dengan karakteristiknya, seperti kebutuhan dokter
berbeda dengan kebutuhan polisi.
d) Tingkat peradaban
Perkembangan zaman akan selalui disertai oleh
perkembangan zaman. Semakin tinggi peradaban
masyarakat, maka akan semakin meningkat dan
beragam pula kebutuhan manusia. Hal tersebut
membuat kualitas kebutuhan menjadi semakin tinggi,
seperti kebutuhan berkendara yang semakin mudah dan
cepat.
e) Umur
Pertumbuhan manusia dimulai dari bayi hingga lansia,
faktor usia memengaruhi kebutuhan hidup dan akan
mengikuti pertumbuhan usia sesorang, seperti
kebutuhan bayi berbeda dengan orang dewasa.
f) Pendidikan
Pendidikan yang berjenjang memengaruhi kebutuhan,
mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi,
kebutuhannya berbeda.
g) Jenis kelamin
Secara fisik, pria berbeda dengan wanita, oleh karena
itu,
kebutuhan masing-masing berbeda.
2.2.2. Perancangan
1) Pengertian perancangan
Merupakan kata kerja dari “rancang”. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perancangan adalah proses,
perbuatan merancang. Perancangan adalah penggambaran,
perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari
berbagai elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang
utuh dan berfungsi (Nafisah, 2003:3). Sedangkan menurut
beberapa ahli, sebagai berikut :
11
Menurut John Buch & Garry Grudnitski, perancangan
dapat didefinisikan sebagai penggambaran,
perancangan dan pembuatan sketsa atau pengaturan
dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam sati
kesatuan
Menurut George M. Scott, perancangan adalah
menentukan bagaimana sistem akan menyelesaikan
apa yang semestinya diselesaikan.
2) Proses perancangan
Secara umum, perancangan grafis adalah sebagai berikut
a. Konsep
Konsep adalah abstraksi suatu ide atau gagasan yang
menentukan tujuan. Konsep bisa bersumber dari data
selain grafis, seperti ekonomi, sosial, budaya dan lain
sebagainya yang akan diterjemahkakn ke dalam bentuk
visual.
b. Media
Media merupakan faktor penting dalam perancangan
suatu desain. Pemilihan media harus dilakukan secara
cermat, menyesuaikan dengan konsep yang telah
ditentukan agar menghasilkan karya desain yang
efisien. Media tersebut dapat berupa media cetak,
elektronik, luar ruang dan lain sebagainya.
c. Ide
Untuk menghasilkan ide yang kreatif, diperlukan studi
banding, literatur, wawasan yang luas, diskusi,
12
wawancara dan lain sebagainya. Hal tersebut dilakukan
untuk menghasilkan desain yang efektif.
d. Persiapan data
Terdapat dua macam data yaitu:
a) Data informatif
Data yang memberikan informasi pada orang yang
melihatnya. Data informatif dapat berupa foto atau teks
b) Data estetis
Data yang dapat menimbulkan keindahan. Data estetis
dapat berupa garis, warna dan bentuk-bentuk yang
menarik.
Dalam perancangan, kedua jenis data ini harus
disatukan agar menjadi desain yang informatif dan
menarik.
e. Visualisasi
Visualisasi merupakan upaya mendeskripsikan maksud
tertentu menjadi sebuah bentuk yang informatif dan
lebih mudah dipahami. Visualisasi berkembang seiring
dengan perkembangan teknologi, seperti visualisasi
desain produk, multimedia interaktif, dan lain
sebagainya. Pada dasarnya, visaulisasi digunakan untuk
menganalisis data yang ditampilkan agar dapat
menghasilkan kesimpulan. Faktor yang memengaruhi
desain menjadi menarik adalah dengan menerapkan
elemen desain grafis secara cermat, elemen desain
grafis yaitu:
Garis (line)
Bentuk (shape)
Warna (color)
Gelap-terang (value)
13
Ruang (space)
Ukuran (size)
f. Produksi
Tahap ini merupakan proses terakhir dalam
perancangan. Oleh karena itu, sedikit kesalahan proses,
analisis atau data pada tahap sebelumnya akan membuat
hasil desain tidak maksimal. Sebelum desain
diproduksi, sebaiknya dilakukan print preview untuk
mengurangi kesalahan yang terjadi (Oktario, 2009:2)
a. Kesatuan
kesatuan adalah konsistensi atau keutuhan. prinsip ini
sesungguhnya adalah prinsip hubungan, dimana
antarunsur rupa saling berkaitan dan mempunyai
kesamaan. dengan prinsip kesatuan, dapat mendukung
semua elemen menjadi sebuah kepaduan dan
menghasilkan tema yang kuat, serta hubungan yang
saling mengikat.
b. Kesederhanaan
sederhana adalah dimana sesuatu yang tidak lebih dan
kurang, dimana prinsip ini selain desain yang menarik,
namun juga memfokuskan pesan yang terkandung
dalam karya tersampaikan dengan jelas. penerapan
prinsip ini dapat diterapkan pada penggunaan huruf
dalam sebuah karya desain, dimana kebutuhan huruf
untuk judul, subjudul dan tubuh berita dibedakan dan
disesuaikan dengan kebutuhan agar pesan tersampaikan
14
dengan baik. dalam prinsip ini, juga menyangkut ruang
kosong agar hasil desain tidak terlalu penuh, sehingga
tidak menarik untuk dilihat.
c. Kejelasan
kejelasan mempengaruhi penafsiran audiens akan
sebuah karya. bagaimana sebuah karya tersebut mudah
dimengerti dan tidak menimbulkan makna ganda.
kejelasan yang dimaksud tidak hanya jelas tidaknya
sebuah resolusi, namun juga bentuk pada sebuah objek
atau konten pada karya desain.
d. Keseimbangan
keseluruhan komponen desain harus tampil seimbang.
tidak berat sebelah. desainer harus memadukan
keseimbangan antarelemen desain atau unsur rupa.
keseimbangan memiliki dua pendekatan: keseimbangan
simetris yaitu susunan dari elemen agar merata ke kiri
dan kanan dari pusat. keseimbangan asimetris yaitu
pengaturan yang berbeda dengan berat benda yang
sama di setiap sisi halaman
e. Penekanan
dalam sebuah karya desain atau seni, ada objek yang
menjadi pusat perhatian dan perlu lebih ditonjolkan
agar menjadi objek utama. jadikan bagian utama dari
objek yang lain berbeda, baik dari segi ukuran, warna
dan bentuk. prinsip penekanan dapat dilakukan dengan
distorsi ukuran, bentuk, irama, warna kontras dan lain-
lain.
f. Irama
prinsip yang menyatukan gerakan, dapat juga diartikan
pengulangan atau variasi dari komponen-komponen
15
karya desain. irama adalah pengulangan gerak yang
teratur dan terus menerus, dilakukan dengan
mengulangi unsur rupa dengan cara yang konsisten.
jenis irama meliputi gerakan yang sama (regular),
mengalir (flowing) dan posesif atau gradual. prinisp
irama juga disebut prinsip pengulangan atau (repetisi).
g. Proporsisi
prinsip ini juga disebut sebagai perubahan ukuran tanpa
merubah ukuran panjang, lebar dan tinggi, sehingga
objek pada karya desain dengan perubahan proporsisi
sering terlihat diistorsi.
16
berada, seperti rute bus, jam buka suatu tempat dan lain
sebagainya.
h. Petunjuk arah
Sign petunjuk arah adalah tanda-tanda yang mencakup
arah yang mampu mengarahkan menuju suatu tempat
seperti ruangan, jalan maupun fasilitas lainnya. sign ini
juga dapat disebut sebagai traffic control signs, seperti
rambu lalu lintas
i. Pemberi identitas
sign atau tanda yang digunakan untuk mengenalkan
identitas suatu tempat di suatu kawasan dengan bentuk
yang berbeda sehingga masyarakat dapat
membedakannya dengan objek lainnya.
j. Pemberi larangan dan peringatan
sign ini bertujuan untuk menfinformasikan peraturan
menengenai larangan atau peringatan, contohnya jalan
yang licin atau kawasan rawan kecelakaan.
5) Jenis-jenis sign system
Sign system dapat dibuat dalam dua dimensi atau tiga
dimensi. Menurut sifat pemasangannya, sign ini dapat dipasang
di suatu tempat secara permanen atau temporer. Sedangkan
menurut cara pemasangannya sign dibedakan menjadi free-
standing (terpisah dengan bangunan dan dapat berdiri sendiri)
dan sign yang menempel pada bagian bangunan. Sign yang
dipasang dengan free-standing biasa disangga oleh tiang-tiang
atau kaki yang membuat sign tersebut dapat berdiri dengan
baik.
Beberapa contoh pemasangan sign yang menempel pada
bagian bangunan menurut daviscalifornia.com yaitu:
a. Wall signs
Sign yang menempel pada dinding bangunan dengan
ketinggian tertentu.
17
b. Awming and canopy signs
Sign yang ditulis atau dilukis diatas kanopi bangunan.
Sign seperti ini biasanya bertujuan untuk memberikan
warna pada lingkungan komersial selain sebagai
identitas dari suatu tempat.
c. Projecting signs
Sign yang dipasang pada bangunan dengan cara
digantung pada tiang penyangga horizontal yang
menempel pada bagian bangunan dan bagian depan dari
sign tersebut ditampilkan secara tegak lurus dengan
dinding bangunan.
d. Hanging signs
Sign yang pemasangannya hampir sama dengan
projecting sign, namun tidak pada tiang horizontak yang
menempel pada dinding melainkan pada kanopi.
e. Window signs
Sign yang ditempel atau dilukis pada bagian interior
bangunan yang transparan, seperti pada jendela atau
pintu kaca.
6) Kriteria sign
a. Mudah dilihat
Karena fungsi sign adalah untuk memberikan informasi,
maka sign yang baik harus mudah dilihat, komposisi
antarelemen desain harus sesuai, seperti bentuk, warna,
ukuran dan lain sebagainya.
b. Mudah dibaca
Selain mudah dilihat, sign juga harus mudah dibaca,
karena berisi informasi. Selain disajikan dengan gambar
dan simbol, sign juga dapat disajikan dengan tulisan
dan harus memperhatikan tipografi dengan cermat.
c. Mudah dimengerti
18
Bentuk simbol dan tulisan pada sign harus mudah
dimengerti oleh penerima informasi, bentuk tulisan
harus singkat, padat dan jelas.
d. Dapat dipercaya
Kebenaran informasi yang ada dapat dipercaya dan
tidak menyesatkan pengamat/penerima informasi
(Sumbo Tinarbuko, 2008:13)
7) Copy wording
Kriteria yang harus terpenuhi suatu copy wording pada sign
system agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti, antara
lain:
a. Konsisten
b. Pesan dibuat sesingkat mungkin agar diterima dengan
cepat
c. Memiliki makna sama bagi semua pengamat
19
informasi diterima dan jarak lateral antara pengamat
dengan sign.
c. Penyesuaian sign dengan lingkungan sekitar
Sign system hendaklah disesuaikan dengan lingkungan
sekitarnya. Penempatan sign yang tepat membuatnya
menjadi elemen yang menambah nilai estetika dari suatu
bagian interior bangunan atau strukturnya. Sign system
berperan penting dalam memperkuat pengalaman visual,
kenyamanan dan keselamatan manusia.
Pendekatan yang mendahulukan fungsi komunikasi
kemudian menambahkan nilai estetis harus
menyeragamkan elemen-elemen yang ada di dalamnya,
baik bentuk, material, warna dan detail. Dengan
pendekatan ini, menghailkan suatu sign system yang
kontras dengan lingkungan sekitarnya.
d. Faktor fungsional
Eksterior sign
a) Ukuran
Ukuran dari eksterior sign berkaitan erat dengan
huruf yang ditampilkan. Hal utama yang harus
diperhatikan adalah seberapa panjang informasi
yang akan disampaikan dan seberapa jauh
informasi tersebut harus dapat dibaca.
b) Alur pergerakan
Pergerakan serta alur kendaraan dan pejalan kaki
dalam lokasi penempatan sign juga perlu
diperhatikan agar sign dapat dietakan pada
lokasi yang memberikan efisiensi maksimum
terhadap alur lalu lintas dari target pengamat.
c) Penempatan
Sign harus ditempatkan lebih tinggi daripada
objek-objek penghalang pandangan yang bersifat
20
sementara seperti pejalanan kaki atau kendaraan
yang melintas dan pagar.
d) Material
Bahan-bahan dasar yang biasa digunakan untuk
eksterior sign terbatas karena pengaruh sinar
matahari dan cuaca yang dapat merusak
material. Material yang biasa digunakan untuk
eskterior sign yaitu lembaran metal, steel
structural shapes, acrylic plastic, tembaga,
alumunium, concrete dan fiber glass.
Interior sign
a) Lokasi
Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan
lokasi adalah karakteristik lingkungan, fungsi
area yang bersangkutan, objek yang mungkin
menghalangi sign, sudut pandang dengan sign
lain
b) Pendukung
Biasanya disarankan untuk menggunakan dua
pendukung untuk setiap panel sign untuk
menghindari perubahan letak, sehingga
mengakibatkan kekacauan dalam menunjukan
arah.
c) anda yang free-standing dan portable
Beberapa interior sign membutuhkan tanda
portable. Tanda tersebut dibuat seiringan
mungkin dan biasanya terpasang soket yang
dapat dibongkar pasang. Biasanya tanda seperti
21
ini digunakan untuk peringatan lantai yang
bsasah, dan lain sebagainya.
d) Material
Bahan bahan yang digunakan untuk interior sign
antara lain, kayu, polywood, papan fiber,
tembaga, alumunium, stainless steel, acrylic,
vynl, polycarbonat, kaca.
e. Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan suatu
sign system
a) Penggunaan piktogram
Penggunaan piktogram terbukti efektif untuk
menggambarkan benda secara nyata. Namun
tidak cocok, untuk mewakili ide atau konsep.
Hal ini karena adanya ambiguitas yang mampu
mengacaukan makna. Oleh karena itu
penggunaan piktogram harus diperhatikan
karena pengamat yang berasal dari banyak
budaya yang berbeda.
b) Simbol dapat menjadi ambigu
Apabila penggunaan simbol tanpa menggunakan
teks, akan meninmbulkan keambiguan. Oleh
karena itu, penggunaan simbol digambarkan
secara umum dan dimengerti oleh semua orang
dengan latar belakang budaya yang berbeda.
2.2.3. Objek wisata
1) Pengertian
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat
tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau
mempelajari keunikan daya tarik suatu tempat, sedangkan
objek wisata merupakan tempat yang menjadi pusat daya tarik
22
dan dapat memberikan kepuasan khususnya pada pengunjung
(Harahap, 2018)
Objek wisata adalah suatu tempat yang menjadi kunjungan
wisatawan (orang yang berwisata), karena mempunyai
sumberdaya, baik alam maupun buatan manusia, seperti
keindahan alam, pegunungan, pantai, flora dan fauna,
bangunan kuno bersejarah, monumen-monumen dan
kebudayaan khas lainnya (Ananto, 2018).
Kualitas objek wisata tidak hanya dapat dinilai dari kondisi
objek wisata, namun juga dilihat dari fasilitas, pelayanan, jasa,
pemasaran dan aksesbilitas yang mendukung objek wisata.
Penilaian pengunjung dapat dijadikan acuan untuk
pengembangan objek wisata di masa mendatang. Dalam
pengembangan wisata, hendaknya sesuai dengan apa yang
diinginkan pengunjung agar pengunjung merasa puas dengan
apa yang diberikan dan membuat pengunjung lebih lama di
tempat tersebut dan ingin berkunjung kembali ke tempat
tersebut (Murti, 2013). Pengembangan objek wisata menjadi
acuan sebagai sumber penghasilan utama bagi setiap daerah.
Objek dan daya tarik wisata merupakan suatu bentuk dan
fasilitas yang berhubungan dan dapat menarik minat
pengunjung.
Suatu objek wisata harus meningkatkan kualitas objek
menjadi lebih baik guna mendapatkan persepsi positif. Karena
persepsi terhadap kualitas objek wisata yang dapat menjadi
pertimbangan guna meningkatkan kualitas. Kualitas objek
wisata merupapkan salah satu unsur penentu dalam menarik
pengunjung berkunjung. Suatu objek wisata memiliki
ketergantungan antara fasilitas, infrastruktur, transportasi dan
layanan. Hal ini tentu saja menjadikan objek wisata layak
tidaknya untuk dikunjungi. Suatu objek wisata memerlukan
infrastruktur dan transportasi untuk mengunjungi tempat tujuan
23
wisata. Selain itu, ketersediaan fasilitas juga penting dalam
menyediakan kebutuhan pengunjung selama berada jauh dari
tempat tinggalnya (Niemah, 2014)
2.2.4. Kota Lama Semarang
1) Deskripsi
Kota Lama Semarang, merupakan objek wisata yang
berjenis cagar alam. Bangunan yang dulunya merupakan
kawasan penduduk warga Belanda pada masa kolonial.
Kawasan yang terletak di Jalan Letjen. Suprapto nomor 31,
Tanjung Mas, kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang,
provinsi Jawa Tengah dengan kode pos 50137 ini sudah sejak
ada pada tahun 1700. Pusat dari kawasan ini terletak di taman
Srigunting, sebuah taman yang menjadi jantung dari kawasan
tersebut. Objek wisata ini berisi bangunan-bangunan bersejarah
peninggalan VOC berjumlah sekitar 50 bangunan, yang
dulunya dijadikan sebagai pangkalan militer, pusat
perdagangan dan rumah-rumah tempat tinggal warga Belanda.
Pada kawasan tersebut, dulu juga terdapat benteng, saat ini
hanya tersisa pintu benteng yang bernama De Zuider Por, yang
sekarang menjadi jembatan Berok.
Di sekitar Kota Lama dibangun kanal-kanal air oleh VOC
yang keberadaannya masih bisa disaksikan hingga kini meski
tidak terawat. Hal inilah yang menjadikan Kota Lama dijuluki
sebagai “Little Netherland”. Lokasinya yang terpisah dengan
lanskap mirip kota Eropa serta kanal yang mengelilinginya
menjadikan Kota Lama seperti miniatur Belanda di Semarang.
2) Sejarah
Diawali dari penandatanganan perjanjian antara kerajaan
Mataram dan VOC pada 15 Januari 1678. Kala itu Amangkurat
II menyerahkan Semarang kepada pihak VOC sebabagi
pembayaran karena VOC telah berhasil mengalahkan
pemberontakan Trunojoyo. Setelah Semarang berada pada
24
kekuasaan penuh VOC, kota itu pun mulai dibangun. Sebuah
benteng Vijfhoek yang digunakan sebagai tempat tinggal warga
Belanda dan pusat militer. Tidak hanya itu, benteng juga
berfungsi sebagai pengawasan terhadap orang Tionghoa Seiring
berjalannya waktu, benteng yang tidak mampu menampung
warga, didirakan pula pemukiman di luar benteng. Tidak hanya
rumah-rumah warga, gedung pemerintahan dan perkantoran
juga didirikan.
Pada tahun 1740-1743 terjadilah peristiwa Geger Pacinan,
perlawanan terbesar pada waktu kekuasaan VOC di pulau
Jawa. Setelah berakhirnya perlawanan, fortifikasi pun dibangun
mengelilingi kawasan Kota Lama Semarang. Setelah itu,
karena dianggap tidak sesuai dengan perkembangan kota yang
kian pesat, bangunan itu pun dibongkar pada tahun 1824.
Untuk mengenang keberadaan benteng yang mengelilingi Kota
Lama, maka jalan-jalan yang ada diberi nama seperti
Noorderwalstaat (jalan Merak), Oosterwalstaat (jalan
Cendrawasih), Zuiderwalstaat (jalan Kepodang) dan juga
Westerwaalstraat (jalan Mpu Tantular).
25
BAB III
METODE PENELITIAN
26
menganalisis dan menjelaskan fenomena tertentu dan data yang
dikumpulkan kemudian diinterpretasikan.
Berdasarkan pada uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis fenomena yang ada pada objek wisata Kota
Lama dan data yang diperoleh berupa observasi dan wawancara.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian berdasarkan studi kasus.
3.2. Lokasi dan Variabel Penelitian
1) Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah dimana proses studi yang digunakan
untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung
(Darmadi, 2011:52). Pada lokasi penelitian, peneliti akan
mendapatkan data yang dibutuhkan. Pada penelitian ini, lokasi terletak
di objek wisata Kota Lama jalan Letjen Suprapto nomor 31, Tanjung
Mas, kecamatan Semarang Utara, kota Semarang, provinsi Jawa
Tengah, kode pos 50137.
2) Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu objek yang menjadi fokus
pengamataan penelitian , memberikan dampak dan mempunyai nilai.
Variabel dapat diubah atau berubah sehingga dapat mempengaruhi
hasil penelitian. Dengan menggunakan variabel, dapat dengan mudah
memperoleh dan memahami permasalahan. Variable pada penelitian
terdapat beberapa jenis, pada penelitian ini diantaranya adalah
variable independend (bebas) dan variable dependend (terikat)
merupakan suatu akibat dari adanya variabel bebas.
a. Variable independend (bebas)
Variabel yang memiliki pengaruh atas perubahan yang terjadi pada
variabel lainnya. Suatu perubahan yang terjadi pada suatu variabel
disebabkan oleh variabel bebas. Variabel bebas pada penelitian ini
adalah sign system,
27
Sign system bila diterjemahkan ke dalam bahasa inggris
adalah tanda. Sign merupakan sebuah komunikasi berbentuk
verbal dan visual. Sign system dalam konteks desain komunikasi
visual merupakan rangkaian representasi visual yang memiliki
tujuan sebagai media interaksi manusia dalam ruang publik
(Sumbo Tinarbuko: 2012, 12). Sign dirancang untuk
menyampaikan informasi mengenai suatu keadaan atau lokasi.
Informasi yang disampaikan dapat berbentuk teks, ikon, indeks
dan simbol.
b. Variable dependend (terikat)
variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Keberadaan
variabel ini. Variabel terikat pada penelitian ini adalah objek
wisata Kota Lama Semarang.
Kota Lama Semarang adalah sebuah objek wisata cagar
budaya, merupakan kawasan bangunan peninggalan sejarah pada
masa kolonial Hindia Belanda yang didirikan VOC. Terletak di
Jalan Letjen Suprapto nomor 31, Tanjung Mas, kecamatan
Semarang Utara, kota Semarang, provinsi Jawa Tengah, kode pos
50137. Arsitektur bergaya khas Eropa tahun 1700-an ini memiliki
pintu utama dan jendela yang besar, elemen dekoratif serta langit-
langit bangunan yang tinggi, dengan jumlah kawasan ini terdapat
bangunan seperti itu berjumlah sekitar 50-an yang masih tertata
rapih dan terawat.
3.3. Sampel dan Populasi
28
berjenis kualitatif, maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan
berbagai sumber dan cara sebagai berikut:
1) Penelitian kepustakaan
Mengumpulkan beberapa data dan informasi dengan bantuan
macam-macam material yang tedapat pada sumber literasi, seperti
buku dan karya tulis ilmiah yang relevan dengan permasalahan yang
diteliti.
2) Penelitian lapangan
Yaitu dengan mengumpulkan data melalui penelitian langsung di
lapangan dengan menggunakan metode sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data)
kepada responden dan jawaban responden dapat dicatat atau
direkam menggunakan alat perekam. Langkah ini dilakukan untuk
memperoleh data langsung dari sumbernya.
Pertanyaan yang disampaikan harus jelas agar responden dapat
menjawab pertanyaan dengan tepat. Serta mencatat semua
informasi yang dibutuhkan dengan benar. Karena hasil wawancara
merupakan data yang valid, oleh karena itu wawancara dilakukan
dengan baik dengan persiapan yang matang, seperti menyiapkan
daftar pertanyaan dan waktu yang tepat untuk melakukan
wawancara dengan narasumber. Wawancara juga dapat dilakukan
secara spontan, sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan.
b. Observasi
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap masalah yang diteliti. Observasi dapat dilakukan secara
langsung dan tidak langsung. Karena yang diperlukan adalah
ketelitian dan kecermatan dalam kegiatannya, maka dibutuhkan
sejumlah alat seperti daftar catatan, kamera dan sebagainya yang
dibutuhkan.
29
Pengamatan atau observasi adalah aktifitas terhadap suatu proses
atau objek dengan maksud dan kemudian memahami pengetahuan
dari sebuah fenomena untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang diperoleh
melalui dokumen berupa buku, catatan, arsip, surat, majalah,
jurnal, laporan penelitian dan lainnya.
Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya seseorang.
Dokumentasi merupakan pelengka dari metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif.
3.4. Teknik Keabsahan Data
30
menggabungkan berbagai data dan sumber yang telah ada dengan
berbagai cara dan waktu. (Wijaya, 2018:120-121. Kegiatan tringulasi
meliputi menetapkan fokus penelitian, menyusun temuan sementara
berdasarkan data yang telah terkumpul, membuat rencana
pengumpulan data berikutnya dan menetapkan sasaran pengumpulan
data (informasi, situasi dan dokumen)
3.4.2. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini
berlangsung selama penelitian berlangsung, hingga sebelum data
benar-benar terkumpul seperti kerangka konseptual penelitian,
rumusan masalah dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih
peneliti. Reduksi data meliputi meringkas dan mengkode data
menjadi ringkasan atau uraian singkat dan mengelompokan dalam
pola yang lebih luas.
Meringkas hasil pengumpulan data ke dalam konsep, kategori dan
tema-tema yang telah ditentukan. Selain itu, dalam reduksi data juga
dilakukakn kegiatan komparasi konstan, yaitu kegiatan pengujian
terkait selarasnya tema dan kerangka penelitian dengan data yang
diperoleh. Dengan demikian, komparasi konstan adalah kegiatan
mencermati hasil reduksi data atau pengolahan data untuk
menetapkan generalisasi beserta keseluruhan temuan penelitian,
sehingga benar-benar sesuai dengan data dan kenyataam di lapangan.
3.4.3. Penyajian Data
Penyajian data adalah kegiatan lebih lanjut dari proses reduksi
data. Penyajian data dilakukan agar pembaca lebih mudah memahami
atas deskripsi data yang disajikan oleh peneliti. Bentuk penyajian data
kualitatif dapat berupa teks naratif hasil catatan lapangan, grafik,
jaringan dan bagan. Bentuk-bentuk tersebut menggabungkan informasi
yang tersusun dalam bentuk yang mudah dipahami, apakah sudah
terdapat kesimpulan atau perlu dilakukan analisis kembali.
31
3.4.4. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan untuk menemukan arti atau
makna atas objek yang dikaji. Oleh karena itu makna yang muncul perlu
diuji kebenarannya, kecocokan secara berkala yang menggambarkan
tentang validitas penelitian. Dengan ini, temuan penelitian menjadi kuat,
valid dan meyakinkan. Kesimpulan juga diverivikasi selama penelitian
berlangsung, dengan cara (1) memikir ulang selama penulisan, (2)
tinjauan ulang catatan lapangan, (3) tinjauan kembali.
3.4.5. Simpulan
Dari uraian-uraian sebelumnya pada analisis data hingga
kesimpulan, dapat dikatakan bahwa pengumpulan data pada penelitian
kualitatif bersifat interaktif dengan analisis data, sehingga dalam
menganalisis data terjadi ketika mengumpulkan data. Kemudian data
tersebut dapat direduksi yaitu upaya menyimpulkan data, kemudian
mengelompokan dalam satuan konsep dan kategori tertentu. Hasil reduksi
kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk sketsa, sinopsis dan bentuk
lainnya, hal ini memudahkan untuk pemparan dan membuat kesimpulan.
Langkah terakhir adalah data disajikan dan kesimpulan dapat diverifikasi.
BAB IV
32
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
34
Amadania, C. D. (2014). Efektivitas Sign System sebgai Media Komunikasi Visual.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1-97.
Aristantie, F. (2011). Perancangan Sygn System Taman Satwa Taru Jurug. Universitas
Sebelas Maret Surakarta, 1-48.
Bendriyati, F., Islam, M. A., & Setyanto, D. W. (2018). Perancangan Ulang Sign System
Objek Wisata The Fountain Waterpark. Universitas Dian Nuswantoro, Semarang,
1-17.
Jatengprov, A. (2023, Mei 25). Kota Lama Semarang. Diambil kembali dari Jatengprov:
https://visitjawatengah.jatengprov.go.id/id/destinasi-wisata/kota-lama-
semarang
Ramadan, M. R. (2020). Perancangan Sign System sebagai Media Komunikasi Visual di
Green Hotel Syariah Jombang guna Mencerminkan Suasana Khas Kota Jombang
Beriman. Universitas Dinamika, 1-45.
Rijali, A. (2018). Analisis Data Kualitatif. Universitas Islam Negeri Antasari, Banjarmasin,
1-15.
Sadiah, D., & Sugiyono. (2015). Memahami Penelitian Kualitatif. Institut Islam Parepare,
1-7.
Tawaf, & Alimin, K. (2015). Kebutuhan Informasi Manusia: Sebuah Pendekatan
Kepustakaan. Universitas Islam Negeri Suksa, Riau, 1-10.
Wikipedia, A. (2023, Mei 25). Kota Lama Semarang. Diambil kembali dari Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Lama_Semarang
35