You are on page 1of 3

TEKS PIDATO

Mukodimah
------
“Nyanyikan bait terakhir lagu Indonesia Raya”
------
Tepat 78 tahun yang lalu, lagu kebangsaan menggetarkan pengibaran bendera pusaka
di langit biru Ibu Pertiwi, Jalan Pegangsaan Timur yang telah menjadi saksi bisu
diumumkannya secara tegas proklamasi untuk pertama kalinya, menyatakan kemerdekaan
dan kedaulatan bangsa, sebagai penanda lahirnya Negara Republik Indonesia. Negara
kepulauan dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, yang terbentang di sepanjang
khatulistiwa dengan keragaman etnis budaya, bahasa, flora dan fauna yang tersebar di 17 ribu
pulau, yang dipersatukan oleh kesadaran mewujudkan cita-cita bersama.
Perjuangan mencapai kemerdekaan telah tercatat dalam sejarah. Kita tidak boleh
berhenti bergerak dan melangkah. Khususnya pada tahun ini, Kemerdekaan Republik
Indonesia Tahun 2023 dengan semangat "Terus Maju Untuk Indonesia Maju".
Tetapi apakah tujuan sebagai Negara yang merdeka tersebut sudah tercapai di usia
yang 78 tahun ini? Sebagai warga yang baik kita harus melihat, mendengar, membaca, dan
mengintrospeksi diri kita apakah selama 78 tahun kemerdekaan Negara ini, kita telah berbuat
banyak untuk Negara kita, atau bahkan kita hidup dalam penjajahan dalam bentuk lain?

Wahai insan pendidikan dan kebudayaan yang berbahagia...


78 tahun kita telah merdeka, 78 tahun kita terlepas dari belenggu penjajah, maka
patutlah kita syukuri dengan berbagai macam upaya agar segala jenis penjajahan dapat kita
lalui dengan penuh kemenangan. Sebab kita memang telah merdeka dari bentuk penjajahan
kuno, tetapi kita jangan terjebak dengan bentuk penjajahan baru.
Bentuk penjajahan baru tersebut dapat berupa tidak siapnya kita untuk menjadi
bangsa besar yang dapat berdiri sendiri, bangsa yang yang di perbudak, dan miskin, sehingga
kita hanya menjadi bangsa yang pandai memakai tanpa pandai membuat, sikap hidup serba
instan yang menyebabkan kita malas untuk belajar, berjuang dan memperoleh kemenangan.
Wahai insan pendidikan dan kebudayaan yang berbahagia..
Sebagaimana Allah berfirman dalam Surat Ar-Rad Ayat 11:

‫ِإَّن َهللا اَل ُيَغ ِّيُر َم ا ِبَقْو ٍم َح َّت ى ُيَغ ِّيُروا َم ا ِبَأْنُفِس ِه ْم‬
Innallaaha laa yughayyiru maa biqaumin hattaa yughayyiruu maa bi anfusihim.

Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."
Maka untuk mempertahankan kemerdekaan ini, kita harus memiliki 2 karakter yang baik:
1. Karakter kompetitif
Karakter yang memiliki esensi sebuah mentalitas dan watak yang mendorong adanya
semangat belajar yang tinggi. Pembudayaan karakter ini akan mendorong minat untuk
terus melakukan pembelajaran dalam memahami sekaligus mengatasi persoalan yang
dihadapi.
Karakter kompetitif ini akan mendorong adanya upaya perbaikan secara terus
menerus dan bertahap ketika menghadapi persaingan yang semakin berat. Dalam
kenyataannya, hanya dengan karakter kompetitif lah suatu bangsa dapat
mempertahankan keunggulan daya saingnya.

2. Karakter inovatif
Karakter inovatif adalah mentalitas dan watak yang selalu mendorong kita dalam
melakukan berikan perubahan baru pada berbagai hal. Pada hakekatnya inovasi hanya
dapat diciptakan setelah melalui serangkaian proses belajar secara kolektif, atau lazim
dikenal dengan learning curve.
Bangsa yang maju dan modern memiliki sejumlah learning curve yang dapat menjadi
dasar bagi tumbuh dan berkembangnya proses inovasi. Mentalitas inovasi tidak lepas
dari proses belajar, termasuk belajar dari kesalahan dan kegagalan di masa lalu.

Wahai insan pendidikan dan kebudayaan yang berbahagia..


Perjuangan baik jiwa maupun raga. Beribu tahun negeri kita telah dijajah, diinjak-
injak dan dirampas kemerdekaannya dan kesejahteraannya oleh para penjajah yang kejam.
Beribu kali peperangan, beribu nyawa serta beribu liter darah telah terkorbankan atas
kebiadaban para penjajah. Namun, bak ulat yang tak selamanya menjadi ulat, akhirnya para
pahlawan berhasil meraih kemerdekaan. Semangat merdeka tidaklah memandang umur. Tua
atau muda sungguh tak masalah. Rambut memutih atau masih hitam, semuanya sungguh tak
masalah. Dan tenaga yang kuat maupun mulai melemah lagi-lagi sungguh tak masalah.
Namun, sebagai generasi muda dan para penerus bangsa di masa depan, bagaimana cara
terbaik yang bisa kita lakukan untuk memaknai 78 Tahun Kemerdekaan RI?
Cara pertama bagi kita para penerus bangsa ialah kembali budayakan membaca.
Mengapa membaca itu penting? Pertama, bagaimana bisa kita berbicara jika tidak membaca.
Bagaimana bisa kita menulis dengan lancar bila tidak membaca. Dan bagaimana bisa kita
berkarya yang mantap dan bermanfaat bila tidak membaca.
Sebagaimana Surat Al-Alaq 1-5 merupakan wahyu pertama yang diturunkan oleh
Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. melalui malaikat Jibril. Makna Ayat Pertama :
Kata iqra' (bacalah) di sini tidak hanya perintah membaca teks atau naskah tertulis saja, tetapi
juga bisa membaca fenomena alam atau realitas yang ada. Perlulah untuk kita pahami bahwa,
perintah Iqra’ selain merupakan perintah pertama yang diberikan kepada Rasulullah
Muhammad saw, juga adalah perintah utama, suatu perintah yang sangat penting, tidak saja
kepada Muhammad saw sebagai penerima wahyu, sebagai utusan Allah, juga kepada kita
semua sebagai pengikut Beliau saw.
Semuanya dimulai dari membaca dan dengan membaca sejarah kita bakal memetik
banyak sekali nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai karakter, serta nilai-nilai kebaikan dari para
pahlawan dan pejuang nasional di era penjajahan.
Sebut saja seperti bagaimana Ibu Kita Kartini bisa menulis dan tulisannya tembus di
media besar Belanda. Bagaimana organisasi Budi Utomo berdiri hingga memunculkan cikal
bakal lahirnya pemuda-pemudi yang cerdas dan semangat. Bagaimana Bung Karno dan
kawan-kawan bisa menyusun Pancasila sebagai dasar NKRI, dan lain sebagainya.
Semua itu bukanlah hal yang terjadi karena keberuntungan, melainkan merupakan buah dari
usaha, kerja keras, serta pembelajaran sepanjang hayat.
Wahai insan pendidikan dan kebudayaan yang berbahagia..
Adapun cara kedua dalam memaknai Kemerdekaan ini bagi kita para pelajar zaman kini ialah
menjadi pribadi yang open minded. Apa itu open minded? open minded artinya ialah berpikir
terbuka.
Apa kaitannya terhadap HUT ke-78 RI?
Di zaman sekarang sering kali kita temui adanya perbedaan pendapat, perbedaan
pandangan, serta hal-hal serupa yang tak jarang malah membuahkan permusuhan. Jika kita
sebagai generasi pelajar muda terus berpikiran sempit dan hanya memandang orang lain
berdasarkan asal suku, bahasa, ras tertentu, agama, atau bahkan gender-nya, maka entah
sampai kapan kita bisa maju.
Maka itu, sikap open minded alias berpikiran terbuka dan meluas di zaman ini
sangatlah penting sebagai wujud dari kontribusi kita terhadap kemajuan negeri. Mari kita
tingkatkan toleransi terhadap sesama, kita mantapkan akhlak mulia, dan terus berusaha
menjadi pelajar yang berprofil Pancasila.
Wahai insan pendidikan dan kebudayaan yang berbahagia..
Negara kita tercinta ini telah mengalami banyak perkembangan dalam
mempertahankan dan menghayati Kemerdekaan. Kita dapat mengisi kemerdekaan dengan
melakukan hal-hal yang positif. Kita sebagai generasi muda berperan sebagai penopang
kehidupan bangsa di masa depan, harus giat belajar untuk meneruskan perjuangan para
pahlawan. Kita harus menjadi generasi muda yang mencerminkan kecerdasan bangsa dan
membawa perubahan yang baik untuk negara Indonesia tercinta ini.
Dengan memperingati hari ulang tahun kemerdekaan, saya berharap semoga tetap lebih lagi
untuk meningkatkan jiwa patriotisme dan nasionalisme kepada tanah air tercinta. Mari kita
jadikan momentum hari kemerdekaan ini sebagai ajang untuk merevolusikan atau
merencanakan kontribusi kecil apa yang akan kita lakukan agar kemerdekaan kita tetap
terjaga. Dengan semangat belajar untuk menjadi generasi muda yang lebih baik lagi.
------ Penutup

You might also like