Professional Documents
Culture Documents
Royce'.. Criticism Epistelllology A.. A Foundatio/l To Deft/lite
Royce'.. Criticism Epistelllology A.. A Foundatio/l To Deft/lite
Sri Soeprapto
Fakultas Filsa.fat
l.1niversitas Gadjah Mada
ABSTRACT
l~oyce explain..s' the nleaning (~f' idea as a, representative (~f facts or as a idea lvhich
corre,~pond lvith that facts.T'he facts lvere understood as external n1eanings ofidea, l1Jhereas
1
the essence as an internal nleaning o,fidea. 7 he problem ofthis research is houl the relation
beetlven the concept of'idea an(1 the fact,\; ? ant] \vhal L",' the criterion of'the truth? l'he ainl
oj'this research are to ,systeltlalize and to evaluate concept ofCriticism which be promoted
b,Y l?o)Jce a..\' a ,fiJunllation to de.finite the criterion of'the truth.
7'he fna/erial o/~jec{ (~t' this research are the hooks have been written by [~oyce and be
supported b)J the books (~f' researchers \vhich have analy,\'ed l?oyce 's hook\'. [Jata collected
be analysed by interpretation, coherency intern, and comparative methods. Interpretation
anti intern coherenc)J 111etho(] are intended to S)Jstel11atize Criticis111 concept of Royce.
C:ofnparalive nlethod is used to evaluate and to compare Royce's concept with other
Criticism concept,
1
7 he result of this research appears that the meaning of internal idea an intuitive
knolvledge about the ultinlate, lvhich have the highest truth. The intuitive knolvletlge is direct
kn01Vle((f5e, so that its characterL\'tic is a potential truth until· be exafnined by the others
subject. 171e filcts are external n1eaning lvhich not the all of them can be systematized by the
internal n-leaning of idea~ The external Ineaning not automatically as a truth. T'he truth of
knolvletlge about the o~jects is a proces o.f s)lsten1aticize the external nleaning by the
internal fneaning (~fidea.
I.
'Revolusi industri di Inggris pada awal pengetahuan telah luelnacu pertu111buhan
XIX
'industri yang .ditopang kenlajuan teknologi Analisis ten tang ciri-ciri tnasyarakat
bel~ialan sangat cepat. Negara-negara luaju industrial akan Inenghasilkan juga
kini telah Inencapai fase pasca industri, pengmnatan adanya gejala-gejala negatif
sedangkan negara-negara berke'lnbang yang Inenyertai sistelTI industrial. Warga
sedang dalatTI proses industrialisasi. Inasyarakat dinegara-negara industri telah
Teknologi In~ju Inenjadi faktor pelnacu lueniklnati kesejahteraan Inaterial, tetapi juga
eksplorasi dan pelnanfaatan slunber daya titTIbul keresahan, gejolak, dan berbagai
alaln. Teknologi sebagai kepanjangan ihnu InaCalTI Inanifestasi rasa tidak puas.
aposleriori, Inenllrut Kant belunl cukup tidak dapat ll1eluberikan penjelasan yang
untuk tnenjawab persoalan tentang ll1enluaskatl tentang llubungan antara
pengetahuan. Kant berpendapat bahwa eksistensi objek dengan esensi (ide). Royce
kebenaran yang diperoleh daTi unsur berkeberatan pada argutnentasi, bahwa
ajJOSleriori hanya bersifat kontingen, pengalalnan dengan serta Inet1a berhubungan
sedangkan pengetahuan yang hanya dengan (mengarah pada) subjek ,yang
Inengandalkan unsur apriori akan tnenjadi tnengetahui.
pengetahuan yang selnu dan kosong. Royce (1959; vol 1 dan 2) Inelakukan
Persoalan yang akan dipecahkan oleh Kant kritik tnetodis terhadap konsep Realisme,
adalah bagaitnana pengetahuan itu Idealislne, dan Transendentalislne
Inelnpunyai nilai keniscayaan. dan (Rasionalislne-Kritis). Realisme Inelnandang
universalitas yang diambil dari unsur apriori bahwa objek sebagai sesuatu yang
serta sekaligus sesuai dengan k enyataan, independen dati subjek yang Inenyadari dan
artinya sesuai dengan pengalaman (Kant, mengetahuinya. Royce berpendapat bahwa
1965: 8). fahatTI ini hanya tnelihat realitas dalatTI
Endang Datuni Asdi (1997: 38) pengertian tnakna ekstemal saja, Idealislne
b erpendapat, bahwa yang p'entingbagi Kant tnenitik beratkan pada aspek 111akna internal
di dalatll penyelidikan terhadap pengetahuan dengan pandangannya bahwa realitas dunia
lllanusia adalah pelnahatnan dan objek dan pikiran 'subjek Iebur Inenyatu,
penyelidikan terhadap unsur-unsur apriori sehingga menolak adanya realitas yang
yang terdapat di dalatn kelnalnpuan koguitif "berbeda. Idealislne tidak' lnengenal
Inanusia. Penyelidikan ini perlu petnisahan antara fakta-fakta dan ide-ide,
dilaksanakan, karena· pengetahuan tidak tnaka perbedaan itu tidak ada, yang ada
. hanya didasarkan pada pengalalnan tentang hanya kesatnaan' (kesatuan). Rasionalislne-
kenyataan, tetapi juga oleh" unsur-unsur Kritis berpandangan bahwa perbedaan
apriori yang terdapat di dalatn akaltuanusia. Inerupakan sarana untuk tnencariukuran
Kant berbeda pendapat dengan pandangan apakah ide-ide seseorang benar atau salah.
filsafat sebelutnnya. Kant Inenekankan Fahatll .Rasionalislne-Kritis ini tidak lTImnpU
bahwa pelnahalnan tentang benda-benda Inelnberikan penjelasan yang InelTIUaskan
pada dirinya sendiri ada.lah tidak mungkin, tentang hubungan antara eksistensi
dan yatlg Inungkin adalah petuahanlan (perbedaan) dengan esensi (kesalnaan).
tentang apa yang terdapat di dalatn diri Royce tnenjelaskan,bahwa pengalaman
Inanusia sendiri, yaitu unsur-unsur apriori. bukanlah lTIUl11i bellsi fakta yang serta Inerta
Tujuan filsafat transendental adalah tnendatangi subjek. Pengalaman periu
Inengadakan analisis Inengenai kelnatnpuan diseleksi dan ditata secara hati-hati.
kognitif tnanusia. Analisis ini akan Inengarah Pengalaman yang ditata seperti ini akan
pada pelnahmnan Inengenai pengetahuan Inenghidupkan (Inenilnb'ulkan) ide-ide.
tnungkin disusun tnelalui persepsi Fakta-fakta elnpiris juga ada yang memiliki
dan tnenunjukkan struktur sifat tnerusak dan melniliki pengarul1 yang
ketnatnpuan V~.::..I.lLI',.AJl
j .... untuk Inenghalangi teljadinya
manusia. Petnahatnan Inengenai kenlmnpuan hubungan yang serta InC11a dengan ide-ide.
kognitif Inanusia dan apa yang diterilna oleh Refleksi filsafati berfungsi untuk menata
akal dari .persepsi inderawi Inenurut Kant secara sistctnatis (lnenautkan) pengalatnan
adalah langkah awal Inenuju pada dan ide-ide dalam suatu bangunan yang
penlbentukan suatu teon yang In elUadai Inenyelutuh danruntut, yaitu Inakna internal
tentang pengetalluan dan ihnu pengetahuan. ide.
Royce berpendapat, bahwa filsafat Makna internal ide berfungsi
'fransendental iSln e (Rasionalistne-Kriti s) tnenyatukan pengalalnan manusia tentang
fakta-fakta. Makna intel11al ide Inerupakan kausalitas, evolusi dapat Inelnberi itnplikasi
hasil penyatuan (penlel1uhan) ide tertentu, epistelnologis, yaitu pandangan Inengenai
dan ide tet1entu tnerupakan pelnahanlan pengetahuan Inanusia.
tentang apa yang tcrjadi di hadapan Inanusia. Suatu nletafisika tertentu akan
Makna intcrnal ide 111clnpunyai cakupan Inelnberikan paradiglna epistelTIologis yang
(keluasan) berupa pengalaluan-pengalalnan tertentu pula. M.etafisika J<ritisislne yang
tnanusia terhadap fakta-fakta, sehingga bercorak tllonodualistis akan berilnp1ikasi
disebut dengan pengalaman ekstemal. .pada epistetllologinya. Pengetahuan hams
PengalaJnan ekstemal disatukan oleh Inakna selalu belisi kenyataan yang dapat diindera.
intenlal ide· dengan. cara diseleksi dan ditata Kenyataan inderawi yang merangsang budi
secara bertingkat dan· .sisteInatis. Makna. manusia ·akan dio1ah olehaka1 menjadi
ekstemal tidak selalu Inerupakan fakta yang pengetahuan. Pengetahuan yang benar yaitu
sesuai dengan tnakna internal, sehingga apabila adakesesuaian antara proposisi
tnakna eksternal bukan sebagai satu-satunya apriori dengan kenyataan yang menjadi
kebenaran. objek pengeblhuan. Tidak ada lTIodel
Subjek yang berkeingin.an llntuk berpikir benar kecuali oleh i1tnu
l11eneluukan kebenaran seharusnya tidak pengetahuan, sedang intuisi (pengetahuan
Inelulu 111ctnperhatikan hubungan antara apriori) akan tnenjadi sUlnber yang orisinal
ll1akna internal dengan Inalma eksternal, dati pengetahuan ihniah (0 Uspensky, 1970:
tetapi juga penting. lueluperhatikan seleksi 230-240). Jadi ada konsistensi antara
dan penataan. yang dilakukan, sel1ingga Metafisika dengan Epistelnologi, artinya ada
111akna ekstel11al sesuai dengan yang konslstensi antara karakter konsep
diharapkannya, altinya ide yang ditniliki kenyataan, bukti, dan lnetode untuk
subjek telah dijadikan ukuran dalatn tnelnilih Ineln.peroleh pengetahuan, validitas, dan
objek-objek. kebenaran pengetahuan.
Syarat bagi tCljadinya pengetahuan Kesadaran apriori adalah aktifitas
adalah terdapamya unsur inteligibilitas dari kejiwaan sebagai pengolal1 segala
objek yang ingin dil<etahui, karena tanpa rangsangan dari objek yang ingin diketahui.
inteligibilitas pengetahuan yang benar tidak Kesadaran akan Inengolah dengan seluruh
lTIungkin diperoleh (Pranarka, 1987: 50). unsur...unsur kemarnpuan kelnanusiaan,
Setiap objek tentu ll1elnpunyai kodrat sehingga pengetahuan yang dihasilkan
(hakikatnya) dalmn diri Inasing-lnasing. Ada melalui kesadaran dapat diverifIkasi
tiga jenis kodrat yang terdapat dalalTI objek, kebenaratmya.
yaitu: Ada dua jenis kesadaran dalam proses
1. Sifatdasar (kodrat) sesuatu yang dapat Inengolah pengetahuan, yaitu langsung dan
diketahui. belupa refleksi. Kesadaran langsung yaitu
2. J(odrat (ha1(ikat) sesuatu sebagaitnana subjek sadar atas sesuatu yang sedang
diciptakan oleh Tuhan sebagai dilakukan dan objek dari tindakannya, tetapi
Penciptanya. perhatian terbesar subjek dipusatkan pada
benda yang dibuat oteh objek itu sendiri. Kesadaran refleksi
luanusia, sehingga Inanusia yang Inenyesuaikan suatu kejadian dan "tindakan
tnelnberikan inteligibilitas pada benda dirinya" dalam. pusat perhatian. Kesadaran
tersebut (Pranarka, 1987: 51). refleksi melnbuat subjek sadar secara
Pandangan di bidang Epistenlo1ogi dapat eksplisit akan setnua jenis aktivitas jiwanya,
Inelnpunyai itnplikasi di dalatTI pandangan di dalamnya terdapat kejelasan dan
luengenai realitas, alaln selnesta~ dan kesenlpumaan. Sesungguhnya jenis
Inengenai Tuhan. Sebaliknya, pandangan kesetnpumaan terbesar dari kesadaran adalah
Inengenai Tuhan, tnanusia, kodrat, dunia, pengetahuan seseorallg tentang dirinya
dalatn kenyataannya ada atau terdapat dalaln Fakta yang ditangkap oleh subjek
objek. disebut Inakna ekstemal ide tidak seluruhnya
Kel)cnaran pengctahuan ditinjau dari dapat tersclcksi dan ditata oleh 1l1akna
sudut subjeknya tentu akan bervariasi, internal ide, sehingga tnakna ekstemal belum
sehingga akan selalu berbeda. Kebenaran tentu Inerupakan kebenaran. Pengetabuan
ditinjau dati aspek objeknya akan sclalu yang benar akan diperoleh apabila makna
berarti kebenaran epistemologis yang tidak eksternal yang ditangkap oleh subjek telah
tuntas, karena objek tnelupakan totalitas diseleksi dan ditata sesuai sistem ide yang
yang kOlnpleks. Pengetah'uan tidak pemah secara intuitif telah dimiliki oleh makna
akan Inenjangkau seluruh objek itu dalatn internal ide.
totalitasnya, tetapi hanya sebagian atau Kebenaran epistemologis berhubungan
beberapa bagian dari objeknya, schingga dengan 'pengetahuall nlallusia, sedangkan
tidak tnutlak sempmna dan kepastiannya kebenaran ontologis berh'ubungan dengan
tidak 111cnyelufuh. Paradigma I<ritisislne sifat dasar objeknya. Pengetahuan akan
Royce Inenyebabkan kebenaran pengetahuan dinilai benar apabila terjadi kesatuan antara
bersifat 'pasti-mutlak dan tnenyeluruh atau subjek dan objek artinya ada kesesuaian
total. Suatu kebenaran tnelnpunyai sifat antara pengetahuan subjek dengan kenyataan
111utlak, tidak berubah-uball, tanpa mengenal yang terdapat pada objeknya.
batas mang dan waktu. Pengetahuan secara Penelitian tentang konsep-konsep
epistemologis akan benar bila ada Epistemologi yang bercorak Kritisisme perlu
konfoll11itas antara pengetahuan subjek lebih diga1akkan, karena kecendemngan
dengan apa yang senyatanya ada pada objek. teluuan-tenluan ilmiah di abad Kontemporer
sekarang ini. Telnuan ihniah akhir-akhir ini
IV. KESll\lPULAN DAN SARAN . tnenunjukkan adanya hubungan kausal antara
EpistelTIologi Royce d'isebut Kritisislne unsur-unsur lnaterial dengan yang abstTak-
dalatn pengertian sebagai hasil sintesis rohaniah.
,epistelnologi Elllpirisine dan Rasionalislne.
Royce luenempatkan akal dan elnpiri bukan DAFTAR PUSTAKA
pada kedudukan utalUa, karena yang
111enelnpati kedudukan 'utrona sebagai Blau, J.L., 1952, Man And Movement In
sUlnber pengetahuan adalah Yang Absolut. American Philosophy, Prentice Hall
Pengetahuatl ya:ng benardapatdicapai Inc., New York'.
apabila budi manusia (subjek) dapat Copleston, F., 1964, A History of
menangkap tnakna.intemal ide, sehingga a.da Philosophy, lInage Books, New York,
kelnalnpuan lUltuk Inenyeleksi dan menata Vol. 6.
fakta hasil pengal81nan. Fakta yang telah _ _ _ _ _, 1967, A History of
. diseleksi dan ditata tTIatllPU l11etnunculkan Philosophy, lInage Books, New York,
(lnenimbulkan) ide. Ide sebagai pengetahuan Vol. 8.
Inerupakan kesatuan dati ide-ide parsial yang Datuni Asdi,
terkandung objek-objek yang dalam
bennacaul-tnaCanl. I1nfnanuel Kant,
Makna internal ide berupa pengetahuan Jakarta.
intuitif (apriori) tentang Yang Absolut, Gabriel, R.H., 1974, American Values:
sehingga tuetnpunyai kepastian yang tinggi. Continuity and Change, Greenwood
Pengetahuan. intllitif bersifat langsung, Press, Westpot.
sehingga kebenararulya bersifat hipotesis Hardono Hadi, 1991, F'ilsajat Pengetahuan,
apabila belutn diuji (dibuktikan) oleh subjek Kanisius, Yogyakarta.
lain. Hassett, 1968, Epistemology for All,