You are on page 1of 36

Mariske Myeke Tampi

Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

MENAKAR PROGRESIVITAS TEKNOLOGI FINANSIAL (FINTECH)


DALAM HUKUM BISNIS DI INDONESIA1

Mariske Myeke Tampi


(Dosen pada Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara. Memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H.) dari Universitas
Diponegoro (2008), Magister Hukum (M.H.) dari Universitas Kristen Satya Wacana (2012))
(E-mail: marisket@fh.untar.ac.id)

Received: 22 Oktober 2018; Accepted: 27 Mei 2019; Published: 30 Juni 2019

Abstract:

The PBI Number 19/12/PBI/2017 concerning the Implementation of Financial Technology is a staple
of policy that shows the Financial Technology (Fintech) has been allowed to exist in Business Law in
Indonesia such as business to business and business to consumer with particular limitation. The
regulation on electronic money that has been enacted before the issuance of PBI Number
19/12/PBI/2017 is also included in the definition of Financial Technology (Fintech) in PBI Number
19/12/PBI/2017. Enormous benefits from Financial Technology (Fintech) is a driving force of the
progressivity of the Financial Technology (Fintech) regulation. Review of laws relating to Financial
Technology (Fintech) in Indonesia illustrates that the policy of Financial Technology (Fintech) is quite
progressive. Such progressivity may be examined from the view point of Satjipto Rahardjo’s progressive
law theory and Roscoe Pound’s sociological jurisprudence. The cause of the emergence of rules
regarding current Financial Technology (ius constitutum) is contained in 4 points of urgency and 3
(three) points of consideration of Bank Indonesia Regulation Number 19/12/ PBI/2017. As long as the
product of Financial Technology does not conflict with the existing value system, the Financial
Technology product can be developed and regulated in Indonesia in the future (ius constituendum).

Keywords: Progressivity, Financial Technology (Fintech), Business Law, Indonesia

I. Pendahuluan kemudahan yang ditawarkan oleh


A. Latar Belakang digitalisasi, lalu mengikutinya tanpa
menyaring manfaat maupun kerugian
Ketika dunia sedang berada dalam
yang didapat. Bahkan yang lebih
era digitalisasi dalam segala bentuk,
mengkhawatirkan, sekonyong-
Indonesia sekonyong-konyong
konyong mengikuti tren digitalisasi
mengikuti arus digitalisasi.
Sekonyong-konyong terpesona dengan

1
Artikel ini didasarkan pada penelitian yang dibiayai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat (LPPM) Universitas Tarumanagara

246
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

supaya dianggap bangsa yang menggunakan gawai. Perilaku


mengikuti peradaban. konsumtif dari sebagian masyarakat
menjadi alasan mengapa e-commerce
Hal tersebut tentunya tidak
yang akhirnya menjadi salah satu
diinginkan oleh semua pihak. Era
bagian dari definisi Teknologi
digitalisasi sebagai bagian dari
Finansial (Fintech) di Indonesia terus
Revolusi Industri 4.0 merupakan era
berkembang. Dari data analisis Ernst &
dan bukan tren. Era merupakan tahapan
Young, dapat dilihat pertumbuhan nilai
yang dimasuki secara sadar, bukan
penjualan bisnis online yang sebagian
sekonyong-konyong menggunakan
besar telah menggunakan Teknologi
teknologi digital baru tersadar.
Finansial (Fintech) di tanah air setiap
Memasuki era digital secara sadar
tahun meningkat 40 persen. Ada sekitar
memerlukan tahap persiapan, karena
93,4 juta pengguna internet dan 71 juta
secanggih-canggihnya teknologi, pasti
pengguna perangkat telepon pintar di
memiliki sisi positif dan negatif.
Indonesia2.
Memasuki era digitalisasi secara sadar,
akan membuat masyarakat dapat Perkembangan teknologi dalam
memfungsikan teknologi secara positif, dunia bisnis merupakan sesuatu yang
namun siap dengan dampak negatif tidak bisa dinafikan seiring dengan
yang dapat timbul karenanya. semakin besarnya aspek manfaat yang
didapat oleh masyarakat melalui
Salah satu contoh munculnya tren
digitalisasi ekonomi. Mulai dari
di era digitalisasi disampaikan oleh
pemesanan barang dan/atau jasa
Kementerian Komunikasi dan
sampai dengan pembayaran, cukup
Informatika Republik Indonesia bahwa
dilakukan melalui satu aplikasi. Hal ini
masyarakat tak sekedar mencari
menghemat biaya yang harus
informasi atau chatting dengan

2
Kementerian Komunikasi dan Informatika, 1/indonesia-akan-jadi-pemain-ekonomi-
“Indonesia Akan Jadi Pemain Ekonomi Digital digital-terbesar-di-asia-
Terbesar di Asia Tenggara”, tenggara/0/berita_satker,
https://www.kominfo.go.id/content/detail/644 diakses pada tanggal 28 Juli 2018

247
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

dikeluarkan untuk transportasi maupun Indonesia, baik business to business


komunikasi, sehingga pilihan maupun business to consumer.
bertransaksi digital melalui gawai
Rangkaian sejarah pengaturan
banyak dipilih oleh masyarakat. Hal ini
mengenai transaksi digital menarik
memicu perkembangan signifikan dari
untuk diteliti terutama mengenai apa
Teknologi Finansial (Fintech).
saja landasan pertimbangan pemerintah
Di sisi lain, hukum pada umumnya mengenai urgensi dari Teknologi
belum mengatur perkembangan Finansial (Fintech) sebagai pengaturan
transaksi digital tersebut secepat seperti terbaru dari pemerintah, terutama
ketika teknologi tersebut berkembang mengenai pertimbangan yang
di dalam masyarakat. Pemerintah telah melatarbelakangi urgensi munculnya
mengatur beberapa peraturan tentang Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor
transaksi digital sejak satu dasawarsa 19/12/PBI/2017 tentang
yang lalu, seperti Internet Banking Penyelenggaraan Teknologi Finansial
yang telah diatur pada tahun 2007 serta (Fintech). Hal yang menarik lainnya
Informasi dan Transaksi Elektronik adalah untuk mengetahui sudut
yang telah diatur sejak tahun 2008. pandang mengenai perkembangan
Beberapa peraturan lainnya diterbitkan Teknologi Finansial (Fintech) dalam
setelahnya, seperti peraturan tentang hukum bisnis yang akan datang. Hal ini
Transfer Dana pada tahun 2011, dapat dilakukan dengan meneliti sudut
peraturan tentang Penyelenggaraan pandang mengenai era Revolusi
Pemrosesan Transaksi Pembayaran Industri 4.0 yang sedang
pada tahun 2016, dan Teknologi mempengaruhi segala lini, termasuk
(Fintech) Finansial pada tahun 2017. lini hukum, dan sampai batas mana,
Rangkaian sejarah pengaturan lini-lini tersebut mendukung
mengenai transaksi digital tersebut perkembangan Finansial Teknologi
merupakan awal mula perkembangan pada khususnya.
penerimaan Teknologi Finansial
(Fintech) dalam Hukum Bisnis di

248
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

Peraturan Bank Indonesia (PBI) Progresif dari Satjipto Rahardjo


Nomor 19/12/PBI/2017 tentang dan teori Sociological
Penyelenggaraan Teknologi Finansial Jurisprudence dari Roscoe Pound?
(Fintech) merupakan milestone bagi 2. Bagaimana urgensi dan batasan-
perkembangan Teknologi Finansial batasan penyerapan perkembangan
(Fintech) di Indonesia. Hal ini tentunya Teknologi Finansial (Fintech)
baik bagi masyarakat karena dengan dalam Hukum Bisnis pada masa
diaturnya Teknologi Finansial yang akan datang (ius
(Fintech) dalam PBI tersebut, para constituendum)?
stakeholders khususnya penyelenggara
Teknologi Finansial (Fintech) dan C. Metode Penelitian
masyarakat memahami transaksi apa
Penelitian pada umumnya
saja yang diperbolehkan dan apa
bertujuan untuk menemukan,
urgensi dipilihnya transaksi-transaksi
mengembangkan atau menguji
digital yang diperbolehkan dalam
kebenaran suatu pengetahuan.
wilayah kedaulatan Republik
Menemukan berarti berusaha
Indonesia. Hal ini juga mengartikan
memperoleh sesuatu untuk mengisi
bahwa pemerintah juga berperan di
kekosongan atau kekurangan.
dalam dunia digital dari penduduknya.
Mengembangkan berarti memperluas
dan menggali lebih dalam sesuatu yang
B. Rumusan Masalah
telah ada. Menguji kebenaran
1. Bagaimana progresivitas
dilakukan jika apa yang sudah ada
pengaturan Teknologi Finansial
diragukan kebenarannya secara
(Fintech) dalam Hukum Bisnis
ilmiah.3 Selain itu, tujuan dari
Indonesia pada saat ini (ius
penelitian adalah untuk melakukan
constitutum) menurut teori Hukum
falsifikasi dari bentukan hukum yang

3
Ronny Hanitjo Soemitro, Metodologi
Penelitian Hukum, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1982), hal. 15

249
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

sudah ada4, untuk menguji Selain bahan hukum primer,


relevansinya dengan kebutuhan hukum sekunder dan tersier sebagai bahan
masyarakat di era yang semakin penelitian, digunakan pula bahan non-
berkembang (progressive). hukum berupa pengambilan data
sekunder berupa data kualitatif maupun
Metode pendekatan yang
kuantitatif terhadap pihak-pihak terkait
digunakan dalam penelitian ini adalah
(Stakeholder):
yuridis normatif, dengan verifikasi
terkait pengaturan tentang Teknologi 1. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Finansial (Fintech). Verifikasi 2. Bank Indonesia (BI)
dilanjutkan dengan mencari sudut
Pengolahan data melalui analisis
pandang yang membentuk urgensi dari
kualitatif dilakukan untuk memperkaya
pengaturan yang ada sekarang (ius
sudut pandang bahkan dapat
constitutum) maupun pengaturan yang
memunculkan sudut pandang baru
akan datang (ius constituendum), serta
dalam memahami5 Teknologi Finansial
melihat potensi-potensi falsifikasi
(Fintech) dalam hukum bisnis pada
untuk menguji kebenaran sudut
umumnya.
pandang yang membentuk pengaturan
Finansial Teknologi tersebut.
D. Kerangka Teori
Falsifikasi tersebut pada akhirnya akan
membantu ditemukannya relevansi Kerangka teori yang digunakan

dengan bentukan hukum di masa yang dalam penelitian ini adalah teori hukum

akan datang (ius constituendum). progresif dari Satjipto Rahardjo, teori


Sociological Jurisprudence dari

4
Egon Guba dan Yvonna Lincoln, “Competing that is, to the transformation of the existing
Paradigms in Qualitative Research”, dalam structure.
5
N.K. Denzin dan Y. S. Lincoln (Eds), Thomas A Schwandt, "Three Epistemological
Handbook of Qualitative Research Research, Stances for Qualitative Theory" dalam Norman
(London: Sage, 1994), 114. The appropriate K Denzin dan Yvonna S Lincoln (eds),
criteria are historical situatedness of the Handbook of Qualitative Research (London:
inquiry, the extent to which the inquiry acts to Sage, 2000), 191. To find meaning in an action,
erode ignorance and misapprehensions, and the the inquirer must grasp the meanings that
extent to which it provides a stimulus to action, constitute in action.

250
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

Roscoe Pound dan teori Revolusi tanggapan dari pemerintah untuk


Industri 4.0. Teori hukum progresif melayani masyarakat yang berubah
dari Satjipto Rahardjo dan teori dari segi cara bertransaksi bisnis. Hal
Sociological Jurisprudence dari ini diakomodasi dalam tulisan Satjipto
Roscoe Pound akan digunakan dalam Rahardjo berikut yang menjadi
meneliti progresivitas Teknologi landasan diagnosis posisi pemikiran
Finansial (Fintech) dalam Hukum hukum progresif oleh Shidarta:
Bisnis di Indonesia dalam hukum yang “Hukum progresif dan ilmu hukum
berlaku sekarang ini di Indonesia (Ius progresif barangkali tidak bisa
disebut sebagai suatu tipe hukum
Constitutum) dan bagaimana yang khas dan selesai (distinct type
penyesuaian kembali (readjustment) and a finite scheme), melainkan
lebih merupakan gagasan yang
antara penyebab (cause) adanya
mengalir, yang tidak mau terjebak
pengaturan Teknologi Finansial dalam status quo, sehingga
(Fintech) dalam hukum bisnis dan menjadi mandek (stagnant).
Hukum progresif selalu ingin setia
bentuan hukum itu sendiri (rule). pada asas besar, ‘hukum adalah
Sedangkan teori Revolusi Industri 4.0 untuk manusia.’ Hukum progresif
bisa diibaratkan sebagai papan
akan digunakan untuk melihat kemana
petunjuk, yang selalu
arah perkembangan Teknologi memperingatkan, hukum tersebut
Finansial (Fintech) dalam Hukum harus terus-menerus merobohkan,
mengganti, membebaskan hukum
Bisnis di Indonesia dalam hukum yang yang mandek, karena tidak mampu
di masa yang akan datang di Indonesia melayani lingkungan yang
berubah…” 6
(Ius Constituendum).

1. Teori Hukum Progresif dari 2. Teori Sociological Jurisprudence


Satjipto Rahardjo dari Roscoe Pound
Selanjutnya progresivitas Dalam aliran hukum, sosiological
pengaturan dalam hukum merupakan jusprudence dari Roscoe Pound

6
Shidarta, “Posisi Pemikiran Hukum Progresif Myrna Safitri (ed), Satjipto Rahardjo dan
Dalam Konfigurasi Aliran-Aliran Filsafat Hukum Progresif: Urgensi dan Kritik, (Jakarta:
Hukum: Sebuah Diagnosis Awal”, dalam Epistema Institute, 2011), 54

251
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

memberikan penjelasan mengenai called ever for readjustment at


bentukan hukum sebagai milestone least of the details of the social
order.8
tersebut, seperti yang diutarakannnya
dalam penjelasannya mengenai
pengaplikasian hukum: 3. Teori Revolusi Industri 4.0
Era Revolusi Industri 4.0
“…the cause is not to be fitted to merupakan era dimana kita dihadapkan
the rule but the rule to the cause.”7
dengan “fundamental technological
change”, seperti dikemukakan oleh
Selain itu, ada faktor-faktor lain
Klaus Schwab, Pendiri sekaligus Ketua
yang menyebabkan peraturan tersebut
World Economic Forum, dalam
mengalami penyesuaian kembali
bukunya “The Fouth Industrial
(readjustment). Tekanan kepentingan
Revolution” sebagai berikut:
sosial yang kurang diperhatikan
sebelumnya, serta kebutuhan untuk “We live in exciting times of
fundamental technological
merekonsiliasikannya dengan urgensi change. The pace and scope of
keamanan umum dan membuat groundbreaking scientific and
technological advances coming
kompromi baru secara terus-menerus from research facilities, start-ups
karena perubahan yang terus-menerus and large organizations never
cease to amaze me. The “science
dalam masyarakat. Hal ini fiction” of yesterday is today
dinyatakannya dalam: becoming a reality in new products
and services that won’t be able to
imagine having lived without.”9
“On the other hand, the pressure of
less immediate social interests,
and the need of reconciling them E. Pembahasan
with the exigencies of the general Berikut ini pembahasan mengenai
security, and of making continual
Teknologi Finansial (Fintech) dalam
new compromises because of
continual changes in society, has Hukum Bisnis di Indonesia, baik

7 8
Roscoe Pound, An Introduction to the Loc. Cit.
9
Philosophy of Law, (London: Universal Law Klaus Schwab, The Fourth Industrial
Publishing Company Pvt. Limited, 1954), 128 Revolution, (London: Penguin, 2017), vii

252
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

business to business maupun business financial products such as bonds,


stocks, contracts, and money. At a
to consumer. Pembahasan ini
minimum, financial products are
dilakukan dalam konteks ius represented by the dimensions of
price, time and credit. Like
constitutum dan ius constituendum.
commercial systems, financial
systems incorporate trading
1. Teknologi Finansial (Fintech) systems and trading technology to
Dalam Hukum Bisnis Secara enable the buying and selling
products at different times and in
Umum different market spaces. This
Secara umum teknologi finansial includes the simultaneous buying
and selling of the same product in
(Fintech) memiliki peran yang cukup different markets, at the same
penting dalam memperlancar transaksi time.”10

bisnis. Teknologi Finansial (Fintech)


Dalam terjemahan bebasnya,
memiliki cakupan yang cukup luas,
teknologi keuangan berkaitan dengan
mencakup sistem transaksi gabungan
membangun sistem yang memodelkan,
antara sistem keuangan dan teknologi
menghargai, dan memproses produk
keuangan. Sistem transaksi gabungan
keuangan seperti obligasi, saham,
dalam Teknologi Finansial (Fintech)
kontrak, dan uang. Minimal, produk
tersebut menunjang transaksi bisnis
keuangan diwakili oleh dimensi harga,
terkait dengan produk-produk
waktu dan kredit. Seperti sistem
keuangan, serta proses penjualan dan
komersial, sistem keuangan
pembelian. Menurut Roy S. Freedman
menggabungkan sistem perdagangan
dalam bukunya Introduction to
dan teknologi perdagangan untuk
Financial Technology, batasan
memungkinkan pembelian dan
Teknologi Finansial (Fintech) secara
penjualan produk pada waktu yang
umum adalah sebagai berikut:
berbeda dan di ruang pasar yang
“Financial technology is berbeda. Ini termasuk pembelian dan
concerned with building systems penjualan secara bersamaan dari
that model, value, and process

10
Roy S. Freedman, Introduction to Financial
Technology, (London: Elsevier Inc., 2006), 1

253
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

produk yang sama di pasar yang untuk memulai dan sinkronisasi


berbeda, pada saat yang sama. komunikasi, untuk mengautentikasi
Oleh karena itu, sistem dan produk peserta pasar, dan untuk memastikan
Teknologi Finansial (Fintech) erat bahwa pelaku pasar dapat
hubungan dengan dunia bisnis. Hanya berkomunikasi dengan cepat dalam
saja, batasan tersebut tidak dimiliki bahasa yang sama. Ini memungkinkan
oleh semua negara. Ada yang pengiriman informasi, pesanan, dan
memberikan batasan lebih luas, ada berita yang cepat pada jaringan
pula yang memberikan batasan lebih komunikasi publik atau pribadi, baik
sempit. secara fisik maupun non-fisik.
Selain itu, perlu pula diperhatikan Selain itu dikatakan pula bahwa:
aspek teknologi yang terkandung
“Financial technology integrates
dalam Teknologi Finansial (Fintech) mathematical, statistical,
yaitu: computing, and economic model
with news and analytical systems,
these are further integrated with
“Financial technology depends on
message, transaction, order
standard secure communication
processing, and payment systems.
protocols for initiating and
Financial systems perform their
synchronizing communication, for
activities in compliance with rules,
authenticating market
procedures, guidelines, and
participants, and for ensuring that
regulations. Like military systems,
the market participants can
financial systems are involved with
communicate quickly in a common
strategy and tactics, logistic,
language. This enables the fast
information, processing, secrecy,
delivery of information, orders,
and resource allocation.”12
and news on public or private,
physical or nonphysical
communication networks.”11 Terjemahan bebasnya yaitu
teknologi keuangan mengintegrasikan
Terjemahan bebasnya yaitu
model matematika, statistik,
teknologi keuangan bergantung pada
komputasi, dan ekonomi dengan sistem
protokol komunikasi aman standar
berita dan analisis, ini lebih terintegrasi

11 12
Loc. Cit. Loc. Cit.

254
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

dengan pesan, transaksi, pemrosesan secara elektronik dalam Teknologi


pemesanan, dan sistem pembayaran. Finansial (Fintech) pada prinsipnya
Sistem keuangan melakukan sama dengan transaksi bisnis yang
aktivitasnya sesuai dengan aturan, dilakukan dalam dunia konvensial
prosedur, pedoman, dan peraturan. dimana pada salah satu sisi terdapat
Seperti sistem militer, sistem keuangan penawaran (offer) dan disisi lain
melibatkan strategi dan taktik, logistik, terdapat penerimaan (acceptance).
informasi, pemrosesan, kerahasiaan, Beberapa komunikasi yang
dan alokasi sumber daya. ditawarkan melalui Teknologi
Sehingga dapat disimpulkan Finansial (Fintech) dapat dikategorikan
bahwa Teknologi Finansial (Fintech) sebagai penawaran apabila terdapat
dalam Hukum Bisnis, baik business to indikasi dari pemberi tawaran (offeror)
business maupun business to mengenai adanya penawaran kontrak
consumer, merupakan kajian yang dan adanya kemauan dari pemberi
sifatnya multidisipliner transaksi bisnis tawaran (offeror) tersebut untuk terikat
yang dilakukan bersangkutan dengan oleh kontrak tersebut apabila
pelaksanaannya yang secara teknis penawaran (offer) tersebut diterima
terintegrasi dengan teknologi. oleh penerima tawaran (offeree),
Aspek yang terkait erat dengan seperti yang didefinisikan di bawah
Hukum Bisnis, baik business to ini13:
business maupun business to
“A communication will be treated
consumer, dalam Teknologi Finansial as an offer if it indicates the terms
(Fintech) adalah aspek transaksi bisnis. on which the offeror is prepared to
make a contract (such a price of
Transaksi bisnis baik business to the goods for sale) and gives a
business maupun business to consumer clear indication that the offeror
intends to be bound by those terms
yang diawali dengan adanya perjanjian if they are accepted by the offeree.”

13
Catherine Elliot dan Frances Quinn, Contract
Law, (Edinburgh: Pearson Education, 2009),
12

255
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

Penawaran tersebut dalam 2. Definisi Teknologi Finansial


Teknologi Finansial (Fintech) dapat (Fintech) Dalam Hukum Bisnis
diterima dengan melakukan klik pada di Indonesia (Ius Constitutum)
tombol OK atau submit, setelah terlebih Dalam konteks Ius Constitutum
dahulu menyetujui syarat dan atau hukum nasional Republik
ketentuan yang berlaku. Transanksi Indonesia yang berlaku pada masa
bisnis yang dilakukan dalam Teknologi sekarang ini, Teknologi Finansial
Finansial (Fintech) tersebut juga (Fintech) telah diatur dalam Peraturan
meliputi transaksi bisnis pada Bank Indonesia (PBI) Nomor
umumnya karena dalam Teknologi 19/12/PBI/2017 tentang
Finansial (Fintech), pihak-pihak Penyelenggaraan Teknologi Finansial
berniat untuk terikat secara hukum, (Fintech). Dalam PBI tersebut
seperti yang tercantum dalam definisi Teknologi Finansial (Fintech)
berikut14: didefinisikan sebagai:

“There is a strong presumption in “penggunaan teknologi dalam


commercial agreements that the sistem keuangan yang
parties intend to be legally bound, menghasilkan produk, layanan,
and unless there is very clear teknologi, dan/atau model bisnis
contrary evidence, this baru serta dapat berdampak pada
presumption will not be rebutted.” stabilitas monoter, stabilitas sistem
keuangan, dan/atau efisiensi,
Selain itu, di negara-negara Eropa kelancaran, keamanan, dan
Kontinental dan Anglo Saxon terdapat keandalan sistem pembayaran.”15
pula peraturan yang membatasi
Penyelenggaraan Teknologi
substansi kontrak agar kontrak hanya
Finansial (Fintech) dalam PBI ini
dilakukan dalam ranah yang sah.
dikategorikan ke dalam beberapa
kriteria16 dan setiap kriteria tersebut
telah diberikan batasan yang jelas
berupa contoh-contoh riil yang dapat

14 16
Ibid. hal. 62 Pasal 3 ayat (1) PBI Nomor 19/12/PBI/2017
15
Pasal 1 angka 1 PBI Nomor 19/12/PBI/2017

256
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

ditemukan dalam Penjelasan PBI manajemen risiko antara lain


penyediaan produk investasi online
Nomor 19/12/PBI/2017 tersebut:
dan asuransi online.19
a. Sistem pembayaran
Sistem pembayaran mencakup d. Pinjaman, pembiayaan, dan
otorisasi, kliring, penyelesaian penyediaan modal
akhir, dan pelaksanaan pembayaran. Penyelenggaraan Teknologi
Contoh: penyelenggaran Teknologi Finansial (Fintech) pada kategori ini
Finansial (Fintech) pada kategori termasuk pinjaman (lending),
sistem pembayaran antara lain pembiayaan (financing atau
penggunaan teknologi blockchain funding), dan penyediaan modal
atau distributed ledger untuk (capital raising) antara lain layanan
penyelenggaraan transfer dana, pinjam meminjam uang berbasis
uang elektronik, dompet elektronik, teknologi informasi (peer-to-peer
dan mobile payments.17 lending) serta pembiayaan atau
penggalangan dana berbasis
b. Pendukung pasar teknologi informasi (crowd-
Yang dimaksud dengan funding).20
“pendukung pasar” adalah
Teknologi Finansial (Fintech) yang e. Jasa finansial lainnya
menggunakan teknologi informasi Yang dimaksud dengan “jasa
dan/atau teknologi elektronik atau finansial lainnya” adalah Teknologi
memfasilitasi pemberian informasi Finansial (Fintech) selain kategori
yang lebih cepat dan lebih murah sistem pembayaran, pendukung
terkait dengan produk dan/atau pasar, manajemen investasi dan
layanan jasa keuangan kepada manajemen risiko, serta pinjaman,
masyarakat. Contoh: pembiayaan, dan penyediaan
21
penyelenggaraan Teknologi modal.
Finansial (Fintech) pada kategori
pendukung pasar (market support),
Teknologi Finansial (Fintech)
antara lain penyediaan data
perbandingan informasi produk atau sebagaimana dimaksud di atas
layanan jasa keuangan.18
memiliki kriteria22:
c. Manajemen investasi dan
a. Bersifat inovatif;
manajemen risiko
b. Dapat berdampak pada produk,
Penyelenggaraan Teknologi
layanan, teknologi, dan/atau
Finansial (Fintech) pada kategori
manajemen investasi dan

17 20
Penjelasan Pasal 3 ayat (1) huruf (a) PBI Loc. Cit.
21
Nomor 19/12/PBI/2017 Loc. Cit.
18 22
Loc. Cit. Pasal 3 ayat (2) PBI Nomor 19/12/PBI/2017
19
Loc. Cit.

257
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

model bisnis finansial yang Surat Edaran Bank Indonesia


telah eksis;
Nomor 18/22/DKSP perihal
c. Dapat memberikan manfaat
bagi masyarakat; Penyelenggaraan Layanan
d. Dapat digunakan secara luas;
Keuangan Elektronik dan Peraturan
dan
e. Kriteria lain yang ditetapkan Bank Indonesia Nomor
oleh Bank Indonesia.
18/17/PBI/2016 tentang Uang
Dari definisi Teknologi Elektronik.
Finansial (Fintech) tersebut di atas
Transaksi bisnis yang
terlihat bahwa PBI Nomor
dilakukan di Indonesia tentu saja
19/12/PBI/2017 telah
harus memenuhi ketentuan umum
mendefinisikan secara jelas
mengenai perjanjian yang terdapat
pengaplikasian Teknologi dalam
pada Pasal 1313 dan Pasal 1338
Hukum Bisnis Indonesia baik
Kitab Undang-Undang Hukum
business to business maupun
Perdata (selanjutnya disebut sebagai
business to consumer dalam terang
KUHPer) serta syarat sah dalam
kemajuan teknologi. Namun
Pasal 1320 Kitab Undang-Undang
demikian pengembangan Teknologi
Hukum Perdata. Para pihak dapat
Finansial (Fintech) secara utuh
melakukan perjanjian dengan
belum banyak terdapat di Indonesia,
menggunakan asas kebebasan
sehingga pengertian Teknologi
berkontrak, artinya hukum
Finansial (Fintech) tersebut dapat
perjanjian memberi kebebasan yang
mengerucut produk Teknologi
seluas-luasnya kepada para pihak
Finansial (Fintech) yang sudah
untuk mengadakan perjanjian yang
banyak digunakan di Indonesia yaitu
berisi apa saja, dengan syarat atau
uang elektronik yang pengaturan
sepanjang perjanjian tersebut tidak
juga terdapat dalam Peraturan Bank
melanggar undang-undang,
Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016
ketertiban umum dan kesusilaan.
tentang Penyelenggaraan
Hal ini disebutkan secara tegas
Pemrosesan Transaksi Pembayaran,
dalam Pasal 1337 KUHPer:

258
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

“Suatu sebab adalah terlarang, Informasi dan Transaksi Elektronik


jika sebab itu dilarang oleh
sebagaimana diubah dengan Undang-
undang-undang atau bila sebab
itu bertentangan dengan Undang Nomor 19 Tahun 2016 yang
kesusilaan atau dengan
mengatur mengenai hal yang sama
ketertiban umum.”
(selanjutnya disebut sebagai UU ITE).
Selain itu, semua perjanjian harus Bukti elektronik merupakan salah satu
dibuat dengan itikad baik, sebagaimana alat bukti hukum yang sah dalam
disebutkan dalam Pasal 1338 (3) KUH Hukum Bisnis, baik business to
Perdata. business maupun business to consumer
Indonesia:
3. Progresivitas Teknologi
“Informasi elektronik dan/atau
Finansial (Fintech) Kini (Ius dokumen elektronik dan/atau hasil
Constitutum) di Indonesia cetaknya merupakan alat bukti
hukum yang sah.”
Progresivitas Teknologi Finansial
dalam masyarakat dari segi manfaat Diterimanya bukti elektronik
yang diterima oleh masyarakat sebagai salah satu alat bukti yang sah di
merupakan faktor utama yang pengadilan 10 tahun lalu telah menjadi
menyebabkan pengaturan mengenai landasan Teknologi Finansial (Fintech)
Teknologi Finansial diadopsi dalam dalam dunia Hukum Bisnis, baik
PBI Nomor 19/12/PBI/2017. Manfaat business to business maupun business
tersebut contohnya dengan adanya to consumer. Hal ini juga diperkuat
sistem tracking yang jelas dan mudah dengan diperluasnya Hukum Acara
diakses pada Teknologi Finansial Perdata dengan adanya pembuktian
(Fintech) secara umum. elektronik tersebut, sebagaimana
Progresivitas pengaturan tertulis dalam Pasal 5 ayat (2) UU ITE
Teknologi Finansial (Fintech) tersebut tersebut:
dimulai dengan adanya dasar tentang “Informasi elektronik dan/atau
dokumen elektronik dan/atau hasil
aspek pembuktian secara elektronik. cetaknya sebagaimana dimaksud
Menurut Pasal 5 ayat (1) Undang- pada ayat (1) merupakan
perluasan dari alat bukti yang sah
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang

259
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

sesuai dengan Hukum Acara yang rentang batas tanggung jawab masing-
berlaku di Indonesia.”
masing.
Perluasan dalam Hukum Acara Setelah 10 tahun berselang sejak
tersebut merupakan salah satu hal yang internet banking tersebut diatur dalam
memperkuat perlindungan dalam Surat Edaran Bank Indonesia, terdapat
pembuktian dokumen elektronik di beberapa pengaturan mengenai
pengadilan dalam sengketa Teknologi Teknologi Finansial (Fintech) yang
Finansial (Fintech) di dalam Hukum telah diatur. Pengaturan oleh
Bisnis di Indonesia, baik business to pemerintah tersebut menggambarkan
business maupun business to bahwa pemerintah menerima
consumer. Teknologi Finansial (Fintech) dalam
Salah satu pemicu diterimanya sistem hukum Indonesia terutama
bukti elektronik sebagai salah satu alat dalam PBI Nomor 19/12/PBI/2017
bukti yang sah tidak lepas dari tentang Penyelenggaraan Teknologi
penerimaan internet banking dalam Finansial (Fintech).
masyarakat dan diaturnya internet Jika dilihat dari review pengaturan
banking tersebut setahun sebelumnya mengenai transaksi elektronik, maka
dalam Surat Edaran Bank Indonesia terdapat progresivitas pengaturan
No. 16/18/DPNP tentang Penerapan Teknologi Finansial (Fintech) dalam
Manajemen Risiko pada Aktivitas peraturan perundang-undangan di
Pelayanan Jasa Bank Melalui Internet Indonesia. Hal yang menarik dari
Banking. Dalam tiga tahapan yang progresivitas tersebut adalah mengenai
dapat dilakukan oleh nasabah melalui bagaimana pergeseran paradigma
internet banking yaitu Informational mengenai keterhubungan antara
Internet Banking, Communicative Hukum Bisnis, baik business to
Internet Banking dan Transactional business maupun business to
Internet Banking, masyarakat telah consumer, dan teknologi tersebut dapat
mengenai transaksi elektronik dengan terjadi dalam pertimbangan latar
berlakang diakomodasinya Teknologi

260
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

Finansial (Fintech) oleh pembentuk Selanjutnya progresivitas


kebijakan dari tahun ke tahun. Melalui pengaturan mengenai Teknologi
hal tersebut kita dapat melihat peran Finansial (Fintech) dalam Hukum
Teknologi Finansial (Fintech) sebagai Bisnis, baik business to business
bagian dari teknologi informasi dalam maupun business to consumer,
Hukum Bisnis, baik business to merupakan tanggapan dari pemerintah
business maupun business to untuk melayani masyarakat yang
consumer. berubah dari segi cara bertransaksi
Progresivitas pengaturan bisnis. Hal ini diakomodasi dalam
mengenai Teknologi Finansial tulisan Satjipto Rahardjo berikut yang
(Fintech) di Indonesia menjawab menjadi landasan diagnosis posisi
kebutuhan masyarakat akan hukum pemikiran hukum progresif oleh
Teknologi Finansial (Fintech) tersebut. Shidarta:
Seperti yang diutarakan oleh Satjipto “Hukum progresif dan ilmu hukum
Raharjo, pakar hukum progresif progresif barangkali tidak bisa
disebut sebagai suatu tipe hukum
Indonesia bahwa “hukum adalah untuk yang khas dan selesai (distinct type
rakyat”23, maka sewajarnyalah and a finite scheme), melainkan
lebih merupakan gagasan yang
pengaturan mengenai Teknologi
mengalir, yang tidak mau terjebak
Finansial (Fintech) dalam Hukum dalam status quo, sehingga
Bisnis di Indonesia, baik business to menjadi mandek (stagnant).
Hukum progresif selalu ingin setia
business maupun business to pada asas besar, ‘hukum adalah
consumer, menjawab kebutuhan untuk manusia.’ Hukum progresif
bisa diibaratkan sebagai papan
masyarakat akan kepastian hukum
petunjuk, yang selalu
Teknologi Finansial (Fintech). memperingatkan, hukum tersebut
harus terus-menerus merobohkan,

23
Satjipto Rahardjo, Membedah Hukum pengadilan. Namun dalam hal pembicaraan
Progresif, 2006, Jakarta: Penerbit Buku mengenai untuk siapa hukum itu ada, maka
Kompas, hal. 56. Hukum progresif ini hukum progresif dapat pula mengakomodasi
sebenarnya dicetuskan untuk diterapkan pada pengaturan Teknologi Finansial dalam Hukum
lembaga yudikatif Indonesia untuk mencapai Bisnis Indonesia.
keadilan pada dalam proses beracara di

261
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

mengganti, membebaskan hukum pertimbangan dalam melakukan


yang mandek, karena tidak mampu pengaturan terhadap Penyelenggaraan
melayani lingkungan yang
berubah…” 24 Teknologi Finansial (Fintech) dalam
PBI Nomor 19/12/PBI/2017. Adapun
Perkembangan teknologi
pertimbangan tersebut adalah sebagai
merupakan bagian dari ‘lingkungan
berikut:
yang berubah’. Cara bertransaksi bisnis
a. Bahwa perkembangan teknologi
diharapkan mampu menanggapi dan sistem informasi terus
perubahan dalam hal perkembangan melahirkan berbagai inovasi,
khususnya yang berkaitan dngan
teknologi tersebut. Dalam menanggapi teknologi finansial untuk
perkembangan teknologi tersebut, ada memenuhi berbagai kebutuhan
masyarakat termasuk akses
beberapa terobosan teknologi yang terhadap layanan finansial dan
diterima oleh pemerintah sebagai pemrosesan transaksi;
b. Bahwa perkembangan teknologi
terobosan cara bertransaksi bisnis, ada finansial di satu sisi terbukti
pula yang tidak diterima. Penerimaan membawa manfaat bagi
konsumen, pelaku usaha maupun
oleh pemerintah tersebut pada perekonomian nasional, namun di
gilirannya dinyatakan dalam bentuk sisi lain memiliki potensi risiko
yang apabila tidak dimitigasi
diaturnya terobosan cara bertransaksi secara baik dapat mengganggu
bisnis tersebut dalam peraturan sistem keuangan;
c. Bahwa ekosistem teknologi
perundang-undangan. Dengan adanya finansial perlu terus dimonitor dan
pengaturan tersebut, bukan berarti dikembangkan untuk mendukung
terciptanya stabilitas moneter,
progresivitas tersebut telah selesai. stabilitas sitem keuangan, serta
Tetapi pada titik waktu tertentu, harus system pembayaran yang efisien,
lancar, aman, dan andal untuk
ada bentukan hukum sebagai milestone mendukung pertumbuhan ekonomi
perjalanan dari progresivitas itu nasional yang berkelanjutan dan
inklusif;
sendiri. d. Bahwa penyelenggaraan teknologi
Berkaitan dengan progresivitas finansial harus menerapkan prinsip
perlindungan konsumen serta
tersebut Bank Indonesia memiliki manajemen risiko dan kehati-

24
Shidarta, Ibid., 54

262
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

hatian dengan tetap peningkatan produktivitas serta


memperhatikan perluasan akses, memberikan manfaat yang lebih
kepentingan nasional, serta standar besar bagi masyarakat.
dan praktik internasional yang
berlaku; Di sisi lain, peleburan inovasi
e. Bahwa respons kebijakan Bank teknologi dengan fitur finansial
Indonesia terhadap perkembangan juga membawa risiko tersendiri.
teknologi finansial harus tetap Fungsi konvensional cenderung
sinkron, harmonis, dan terintegrasi tereduksi perannya bahkan
dengan kebijakan Bank Indonesia seringkali tergusur oleh fungsi
lainnya seperti penyelenggaraan baru yang diperkenalkan oleh
pemrosesan transaksi pembayaran inovasi teknologi yang cenderung
dan gerbang pembayaran nasional bersifat mengganggu (disruptive).
(national payment gateway) serta Pemain baru bermunculan karena
perlu dikoordinasikan dengan berkurangnya halangan untuk
otoritas terkait; masuk (barriers to entry) di
industri keuangan. Pemain baru ini
Selanjutnya urgensi pengaturan umumnya menjangkau segmen
masyarakat dan/atau dunia usaha
Teknologi Finansial (Fintech) dalam
yang rata-rata tidak atau belum
PBI Nomor 19/12/PBI/2017 tersebut tersebut oleh sektor keuangan
formal, baik yang disebabkan oleh
adalah sebagai berikut25:
keterbatasan kapasitas jangkauan
sektor keuangan formal maupun
“Inovasi teknologi dan belum atau tidak memenuhi
penetrasinya dengan fitur finansial kriteria manajemen risiko yang
terus berlangsung dan menandai dipersyaratkan secara baku oleh
munculnya momentum sektor keuangan formal.
transformasi di dunia finansial. Era
digitalisasi ekonomi memicu Sehubungan dengan hal tersebut di
penggunaan teknologi internet, atas, guna pelaksanaan tugas
telepon pintar, dan big data hingga menetapkan dan melaksanakan
ke level konsumen akhir secara kebijakan di bidang moneter,
lebih efisien, baik dari segi waktu, menetapkan dan melaksanakan
akses, maupun biaya. Dalam kebijakan di bidang stabilitas
konteks tersebut, arus digitalisasi sistem keuangan termasuk
ekonomi termasuk di dalamnya makroprudensial, serta
Teknologi Finansial memiliki menerapkan dan melaksanakan
potensi yang besar untuk kebijakan di bidang sistem
mendorong alokasi sumber daya pembayaran, Bank Indonesia perlu
ekonomi secara lebih efisien dan menetapkan pengaturan,
pada gilirannya mendorong pengawasan, dan pemantauan

25
Penjelasan PBI Nomor 19/12/PBI/2017

263
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

terhadap penyelenggaraan a. Mendorong alokasi sumber


Teknologi Finansial. Pengaturan,
daya ekonomi secara lebih
pengawasan, dan pemantauan ini
penting agar penyelenggaraan efisien;
Teknologi Finansial dimonitor dan
b. Mendorong peningkatan
diarahkan dengan baik sehingga
manfaat dari Teknologi Finansial produktivitas serta
dapat lebih dinikmati oleh
memberikan manfaat yang
masyaraakt dan berbagai risiko
termasuk potensi muncul dan lebih besar bagi masyarakat
berkembangnya transaksi
melalui digitalisasi ekonomi;
perekonomian yang tidak terawasi
(shadow economy) dapat c. Sebagai konsekuensi dari
termitigasi dengan baik. Selain itu,
semakin diadopsinya
pengaturan dan pengawasan ini
penting untuk terus mendorong Teknologi Finansial oleh
pengembangan ekosistem
masyarakat;
Teknologi Finansial agar semakin
dapat dirasakan manfaatnya oleh d. Memitigasi berkembangnya
masyarakat. Seiring dengan
transaksi perekonomian yang
semakin diadopsinya Teknologi
Finansial oleh masyarakat, tidak terawasi (shadow
menjadi krusial bagi Bank
economy).
Indonesia untuk mewajibkan
penyelenggara Teknologi
Finansial tetap menerapkan prinsip Pertimbangan dan urgensi tersebut
perlindungan konsumen serta dimuat dalam tujuan dan ruang lingkup
manajemen risiko dan kehati-
hatian.“ yaitu26:

“Bank Indonesia mengatur


Dari urgensi dalam PBI Nomor penyelenggaraan Teknologi
Finansial untuk mendorong
19/12/PBI/2017 tersebut dapat inovasi di bidang keuangan dengan
disimpulkan 4 (empat) hal yang menerapkan prinsip perlindungan
konsumen serta manajemen risiko
menjadi urgensi Teknologi Financial dan kehati-hatian guna tetap
(Fintech) secara spesifik: menjaga stabilitas moneter,
stabilitas sistem keuangan, dan
sistem pembayaran yang efisien,
lancar, aman, dan andal.”

26
Pasal 2 PBI Nomor 19/12/PBI/2017

264
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

terhadap layanan finansial dan


Pertimbangan maupun urgensi dari pemrosesan transaksi;
Bank Indonesia tersebut jika dikaitkan b. Bahwa perkembangan teknologi
dengan sosiological jusprudence dari finansial di satu sisi terbukti
Roscoe Pound memberikan penjelasan membawa manfaat bagi
mengenai bentukan hukum sebagai konsumen, pelaku usaha maupun
milestone tersebut, seperti yang perekonomian nasional, namun di
diutarakannnya dalam penjelasannya sisi lain memiliki potensi risiko
mengenai pengaplikasian hukum: yang apabila tidak dimitigasi
secara baik dapat mengganggu
“…the cause is not to be fitted to
the rule but the rule to the sistem keuangan;
cause”27 c. Bahwa ekosistem teknologi
finansial perlu terus dimonitor dan
Penyebab (cause) dari munculnya
dikembangkan untuk mendukung
peraturan (rule) mengenai Teknologi
terciptanya stabilitas moneter,
Finansial (Fintech) tersebut tertuang
stabilitas sistem keuangan, serta
dalam 3 (tiga) poin awal dari
sistem pembayaran yang efisien,
pertimbangan atas Peraturan Bank
lancar, aman, dan andal untuk
Indonesia Nomor 19/12/PBI 2017
mendukung pertumbuhan ekonomi
tersebut di atas, yaitu:
nasional yang berkelanjutan dan
a. Bahwa perkembangan teknologi inklusif.
dan sistem informasi terus
Dalam ketiga poin tersebut terdapat
melahirkan berbagai inovasi,
penyebab (cause) dari munculnya
khususnya yang berkaitan dengan
peraturan (rule) mengenai Teknologi
teknologi finansial untuk
Finansial (Fintech) tersebut. Penyebab
memenuhi berbagai kebutuhan
(cause) tersebut muncul untuk
masyarakat termasuk akses
menjawab kebutuhan dari

27
Roscoe Pound, Op. Cit., 128

265
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

masyarakat, pemerintah dan tentang Uang Elektronik dan yang


pertumbuhan ekonomi nasional yang paling terkait dengan Teknologi
terkait dengan Teknologi Finansial Finansial (Fintech) yaitu Peraturan
(Fintech) itu sendiri. Dari pihak Bank Indonesia Nomor
masyarakat terdapat kebutuhan akan 19/12/PBI/2017 tentang
akses terhadap layanan finansial dan Penyelenggaraan Teknologi Finansial
pemrosesan transaksi. Dari pihak (Fintech).
pemerintah, dalam hal ini Bank
Peraturan (rule) disebut oleh
Indonensia terdapat kepentingan
Roscoe Pound sebagai landasan tetap
mitigasi risiko agar perkembangan
(fixed basis) yang melindungi
Teknologi Finansial (Fintech) tidak
kepentingan sosial terpenting dalam
mengganggu sistem keuangan.
keamanan umum (the paramount
Selanjutnya, terkait dengan
social interest in the general security).
pertumbuhan ekonomi nasional,
Hal ini disebutkannya dalam
Teknologi Finansial (Fintech) perlu
pembahasan mengenai fungsi dari
terus dimonitor dan dikembangkan.
filosofi hukum berikut:
Ketiga hal ini yang selanjutnya
“Two needs have determined
menciptakan peraturan (rule) terkait philosophical thinking about law.
Teknologi Finansial (Fintech) seperti On the one hand, the paramount
social interest in the general
Peraturan Bank Indonesia Nomor security, which has an interest in
18/40/PBI/2016 tentang peace and order dictated the very
beginnings of law, has led men to
Penyelenggaraan Pemrosesan
seek some fixed basis of a certain
Transaksi Pembayaran, Surat Edaran ordering of human action which
Bank Indonesia Nomor 18/22/DKSP should restrain magisterial as well
as individual wilfulness and assure
perihal Penyelenggaraan Layanan
a firm and stable social order.”28
Keuangan Elektronik, Peraturan Bank
Indonesia Nomor 18/17/PBI/2016

28
Ibid., 18

266
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

Ketiga poin tersebut menjadi kurang diperhatikan sebelumnya, serta


landasan tetap (fixed basis) dari kebutuhan untuk merekonsiliasikannya
peraturan mengenai Teknologi dengan urgensi keamanan umum dan
Finansial (Fintech) tersebut diatas membuat kompromi baru yaitu
terutama PBI Nomor 19/12/PBI/2017. diadopsinya Teknologi Finansial
Hal inilah yang menyebabkan hasil (Fintech) oleh masyarakat. Perubahan
analisis progresif mengenai kebutuhan dalam masyarakat ini dinyatakan oleh
masyarakat akan finansial teknologi Roscoe Pound dalam:
tersebut dibentuk (figuring out) dalam
“On the other hand, the pressure of
bentuk peraturan (rule). less immediate social interests,
and the need of reconciling them
Selain itu, ada faktor-faktor lain with the exigencies of the general
yang menyebabkan peraturan tersebut security, and of making continual
new compromises because of
mengalami penyesuaian kembali
continual changes in society, has
(readjustment) dalam urgensi called ever for readjustment at
pengaturan Teknologi Finansial least of the details of the social
order.29
(Fintech) dalam Penjelasan PBI Nomor
Penyesuaian kembali
19/12/PBI/2017 tersebut di atas:
(readjustment) penyelenggaraan
“Seiring dengan semakin transaksi bisnis dengan progresivitas
diadopsinya Teknologi Finansial
oleh masyarakat, menjadi krusial Teknologi Finansial (Fintech)
bagi Bank Indonesia untuk sebenarnya tidak mengubah syarat sah
mewajibkan penyelenggara
Teknologi Finansial tetap perjanjian yang tercantum dalam
menerapkan prinsip perlindungan peraturan perundang-undangan
konsumen serta manajemen risiko
dan kehati-hatian.” Indonesia, hanya saja cara
penyelenggaraan transaksi yang
Faktor pertama adalah
berubah. Sebelumnya konvensional
penyesuaian kembali (readjustment)
menjadi elektronik dan selanjutnya
tekanan kepentingan sosial yang

29
Loc. Cit.

267
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

berkembang menjadi uang elektronik, consumer, terutama penggunaan


dompet elektronik dan Teknologi platform teknologi untuk kepentingan
Finansial (Fintech) lainnya. bisnis, seperti dalam tulisan berikut:

Penyesuaian kembali “Platform as an entity that provides


a nexus of operational and business
penyelenggaraan transaksi bisnis
rules; integrated technology and
dengan progresivitas Teknologi architecture and engines; and
channel access that facilitates
Finansial (Fintech) sebenarnya tidak
exchange between two or more
mengubah syarat sah perjanjian yang interdependent groups, usually
consumers and producers. Internet
tercantum dalam peraturan perundang-
platforms always have three
undangan Indonesia, hanya saja cara essential components:
penyelenggaraan transaksi yang i. They are “open,” allowing easy
berubah. Sebelumnya konvensional participations;
ii. They implement key business
menjadi elektronik dan selanjutnya and operational processes,
berkembang menjadi uang elektronik, some of which typically exhibit
network effects that increase in
dompet elektronik dan Teknologi value as participation
Finansial (Fintech). increases;
iii. They implement these business
processes automatically using
Faktor kedua adalah perubahan
enabling technology (which
cara bertransaksi dari sistem may also capture and generate
vast amounts of data that
konvensional menjadi elektronik dalam
enhances the value of the
progresivitas Teknologi Finansial platform)30
(Fintech) digolongkan ke dalam Dari tulisan tersebut dapat
Hukum Bisnis, baik business to diketahui kemudahan-kemudahan
business maupun business to pelaksanaan bisnis yang dilaksanakan

30
Vasant Dhar dan Roger Stein, “FinTech and A New Future”, GPSolo, Vol. 34 Issue 3,
Platforms and Strategy: Integrating Trust and Tahun 2017. Lihat juga Rory Van Loo,
Automation in Finance”, Communications of “Making Innovation More Competitive”,
the ACM, Vol. 60 Issue 10 Tahun 2017, 33. UCLA Law Review, Vol. 65 Issue 1 Tahun
Lihat juga William Magnuson, “Regulating 2018. Lihat juga David Varga, “FinTech, The
Fintech”, Vanderbilt Law Review, Vol. 71 Issue New Era of Financial Services”, Budapest
4, Tahun 2018. See also George Walker, Management Review, Vol. 48 Issue 11, Tahun
“Financial Technology Law: A New Beginning 2017.

268
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

melalui platform teknologi terutama behaviour to clearly define the


scope of their applicability to new
kemudahan berpartisipasi, kemudahan
business model.”
operasional serta kemudahan
Ketiga faktor tersebut telah
pengelolaan data. Kemudahan-
teraplikasi dalam PBI Nomor
kemudahan tersebut telah diserap oleh
19/12/PBI/2017 terutama dalam
Teknologi Finansial (Fintech) di
definisi Teknologi Finansial (Fintech)
Indonesia dalam memberikan manfaat
dan pengaturan mengenai Regulatory
bagi masyarakat.
Sandbox yang akan dijelaskan dalam
Selanjutnya tulisan mengenai sub selanjutnya. Hal ini menandakan
bagaimana mengakomodasi faktor bahwa PBI Nomor 19/12/PBI/2017
model bisnis inovatif, teknologi telah mendefinisikan secara jelas
modern dan perdagangan berikut ini31: pengaplikasian Teknologi dalam
Hukum Bisnis Indonesia, baik business
“The sheer number of internet and
mobile payment options and speed to business maupun business to
of adoption highlights the consumer, terutama dalam terang
conundrum: how can any legal
and regulatory regime possibly kemajuan teknologi.
keep up with the pace of
technological advances and
adoption? Internet and mobile
4. Pelaksanaan Teknologi
payment methods have
revolutionized modern commerce, Finansial (Fintech) di Indonesia
but the law understandably lags
behind. As a component part of Berdasarkan penelitian yang
establishing a comprehensive and
consistent regulatory regime for dilakukan, selain adanya urgensi dan
new and merging payment pengaturan termasuk di dalamnya
systems, this article suggests that
existing law, such as state money definisi mengenai Teknologi Finansial
transmitter laws, must be re- (Fintech) dalam Hukum Bisnis di
examined in light of technological
advances and charges in consumer Indonesia, baik business to business

31
Kevin V. Tu, “Regulating the New Cashless
World”, Alabama Law Review, Vol. 65 Issue 1,
Tahun 2013, 82

269
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

maupun business to consumer, Bank Indonesia maupun dari


kewenangan otoritas lain.33
Indonesia telah menyusun sistem
pengujian penyelenggaraan Teknologi Berikut ini adalah data sekunder

Finansial (Fintech) dengan sistem mengenai Penyelenggara Teknologi

Regulatory Sandbox. Pengujian Finansial yang telah melakukan

terhadap penyelenggara Teknologi kewajiban berupa pendaftaran dan

Finansial (Fintech) yang telah telah dinyatakan lolos mengikuti

mendaftarkan dirinya dilakukan oleh Regulatory Sandbox per 18 September

penyelenggara Regulatory Sandbox. 2018:

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Produk Nama


No Keterangan
(PLTM) Penyelengara
terdapat data sekunder mengenai
PT Cashlez
Cashlez Sistem
jumlah penyelenggara Regulatory 1. Mpos
Worldwide
Pembayaran
Indonesia
Sandbox dan jumlah Penyelenggara
PT Dimo Pay Sistem
2. Pay by QR
Teknologi Finansial (Fintech) yang Indonesia Pembayaran

lulus uji Regulatory Sandbox. Dalam Bayarind PT Sprint


Sistem
3. Payment Asia
Pembayaran
PBI Nomor 19/12/PBI/2017 dijelaskan Gateway Technology
PT Toko
mengenai kewajiban melakukan 4.
Toko
Pandai
Sistem
Pandai Pembayaran
Nusantara
pendaftaran pada Bank Indonesia32
PT Moneta
Sistem
bagi penyelenggaran Teknologi 5. YoOk Pay Digital
Pembayaran
Internasional
Finansial (Fintech) yang akan atau
PT Money
Pendukung
telah melakukan kegiatan yang 6. Halomoney Guru
Pasar
Indonesia
memenuhi kriteria Pasal 3 ayat (2) PBI PT Virtual
Sistem
Nomor 19/12/PBI/2017: 7. Duithape Online
Pembayaran
Exchange

PT Mitra
Kewajiban pendaftaran tersebut Sistem
8. Saldomu Pembayaran
Pembayaran
dikecualikan bagi penyelenggara Elektronik
jasa sistem pembayaran yang telah PT Gapura Pendukung
memperoleh izin dari Bank 9. Disitu
Data Kreasi Pasar

32
Pasal 5 ayat (1) PBI Nomor 19/12/PBI/2017 pendaftaran kepada Bank Indonesia tercantum
33
Pasal 5 ayat (2) PBI Nomor 19/12/PBI/2017. dalam pasal 7 PBI Nomor 19/12/PBI/2017
Tata cara dan persyaratan dalam melakukan

270
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

PT Achilles PT Celengan
Penyelengg Sistem
10. PajakPay Financial 23. Celengan.I Inovasi
Pembayaran
ara D Keuangan
Systems
Penunjang
PT Synergys Pendukung
PT Wallezz
Sistem
24. Danaxtra.c Lima Pasar
11. Wallezz Finansial om
Pembayaran
Teknologi Jaringaan
PT Infra
IDN & Sistem
Lead 25. Sistem
Digital
Pembayaran
Generation, Nusantara
IDN
Credit
PT Trusting
12. Scoring Pendukung PT Hensel
Sistem
Social 26. Davestpay Davest
Check, Pasar Pembayaran
Indonesia Indonesia
Loan
Market
PT Dwi
Place Pendukung
27. Cermati.co Cermat
Pasar
PT Netzme m Indonesia
Sistem
13. Netzme Kreasi
Pembayaran
Indonesia PT Esta Sistem
28. EstaKios Digital Niaga Pembayaran
Mareco- PT Mareco Sistem Infinitium
14. Pay Prima Mandiri Pembayaran Mobile
Secure,
PT Inti Prima Bank
Sistem Payment PT Infinitium Penyelengg
15. iPaymu Mandiri
Pembayaran 29.
Utama Gateway, Solutions ara
dan Penunjang
PT Aplikasi Infinitium
Kanten Sistem Mobile
16. (KT-Pay) Solusi Data
Pembayaran
Indonesia eXperience
PT Kredit
PT Privy Pendukung
Penyelengg 30. Kreditgogo Gogo
Pasar
17. PrivyID Identitas
ara .com Informatika
Digital
Penunjang PT Mitra Sistem
PT
31. Tupai Pajakku Pembayaran
Monokrom Sistem PT First
18. Emvazo Digital Pembayaran 32. SwipePay Payment
Sistem
Pembayaran
Teknologi Indonesia
Member
PT Reksa
Card
Transaksi Sistem PT Prima Sistem
19. OttoPay Sukses Pembayaran 33. Manageme
Vista Solusi Pembayaran
nt System
Makmur
(MCMS)
PT Indo PT Tujuh
Sistem Pendukung
20. SatuBon Sukses 34. Easylife.id Insan
Pasar
Pembayaran Solusindo
Mandiri

PT Transaksi Tabel 1.
Sistem
21. OttoCash Artha
Pembayaran
Gemilang Penyelenggara Teknologi Finansial
Terdaftar pada Bank Indonesia
PT Paprika Sistem
22. Paprika Multi Media Pembayaran Sumber: Bank Indonesia

271
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

Hal ini berarti bahwa ke-34 dari konsumen atau diwajibkan oleh
ketentuan peraturan perundang-
Penyelenggara Teknologi Finansial
undangan.
(Fintech) tersebut yang telah terdaftar
c. Menerapkan prinsip
di Bank Indonesia telah memenuhi
manajemen risiko dan kehati-
kriteria sebagai penyelenggara hatian
Yang dimaksud dengan
Teknologi Finansial (Fintech) di
“menerapkan prinsip manajemen
Indonesia berikut34: risiko” adalah penyelenggara
Teknologi Finansial telah
a. Menerapkan prinsip melakukan identifikasi,
perlindungan konsumen pengukuran, pemantauan, dan
sesuai dengan produk, pengendalian atas risiko yang
layanan, teknologi, dan/atau mungkin timbul dalam kegiatan
model bisnis yang dijalankan usahanya.
Yang dimaksud dengan
“menerapkan prinsip perlindungan d. Menggunakan rupiah dalam
konsumen” adalah penyelenggara setiap transaksi yang
Teknologi Finansial menerapkan dilakukan di wilayah Negara
prinsip sebagaimana diatur dalam Kesatuan Republik Indonesia
ketentuan perundang-undangan sesuai dengan ketentuan
yang mengatur mengenai peraturan perundang-
perlindungan konsumen. undangan yang mengatur
mengenai mata uang
b. Menjaga kerahasiaan data Penggunaan rupiah dalam
dan/atau informasi setiap transaksi yang dilakukan di
konsumen termasuk data wilayah Negara Kesatuan Republik
dan/atau informasi transaksi Indonesia sesuai dengan ketentuan
Menjaga kerahasiaan data dalam Undang-Undang Nomor 7
dan/atau informasi konsumen Tahun 2011 tentang Mata Uang.
termasuk data dan/atau informasi Dalam undang-undang ini
transaksi antara lain dilakukan disebutkan bahwa mata uang yang
dengan mengelola dan menata- berlaku di Indonesia adalah
usahakan dokumen transaksi Rupiah35. Uang ini digunakan pulal
dan/atau konsumen secara baik dan sebagai alat pembayaran yang sah36.
tertib serta tidak memberikan data
dan/atau informasi transaksi e. Menerapkan prinsip anti
dan/atau konsumen kepada pihak pencucian uang dan
lain kecuali atas persetujuan tertulis pencegahan pendanaan
34 36
Pasal 8 ayat (1) PBI Nomor 19/12/PBI/2017 Pasal 1 angka 2 UU No. 7 Tahun 2011
35
Pasal 1 angka 1 UU No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang
tentang Mata Uang

272
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

terorisme sesuai dengan


ketentuan peraturan
perundang-undangan yang Selain itu, dari data sekunder Bank
mengatur mengenai anti
pencucian uang dan Indonesia juga terdapat data mengenai
pencegahan pendanaan Penyelenggara Regulatory Sandbox
terorisme
Penerapan prinsip anti Terdaftar per 18 September 2018:
pencucian uang dan pencegahan
pendanaan terorisme dilakukan Produk Nama
No Keterangan
(PLTM) Penyelenggara
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang
mengatur mengenai anti pencucian PT Toko
Penyelenggara
uang dan pencegahan pendanaan 1 TokoPandai Pandai
Penunjang
Nusantara
terorisme termasuk peraturan yang
dikeluarkan oleh Lembaga
pengawas dan pengatur yang terkait
dengan kegiatan usaha dan/atau Tabel 2.
keberadaan dari penyelenggara
Penyelenggara Regulatory Sandbox
Teknologi Finansial yang
bersangkutan. Terdaftar
Sumber: Bank Indonesia
f. Memenuhi ketentuan
peraturan perundang- Regulatory Sandbox adalah suatu
undangan lainnya
Ketentuan peraturan ruang uji coba terbatas yang aman
perundang-undangan lain yang untuk menguji penyelenggara
terkait adalah Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Teknologi Finansial beserta produk,
Perseroan Terbatas dimana layanan, teknologi, dan/atau model
penyelenggara Teknologi Finansial
pada umumnya adalah badan usaha bisnisnya37. TokoPandai menyediakan
berbentuk Perseroan Terbatas, ruang uji coba tersebut untuk memberi
Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan ruang bagi penyelenggara Teknologi
Transaksi Elektronik, Undang- Finansial untuk memastikan lebih
Undang Nomor 3 Tahun 2011
tentang Transfer Dana dan Undang- lanjut bahwa produk, layanan,
Undang Nomor 7 Tahun 2011 teknologi, dan/atau model bisnisnya
tentang Mata Uang.
telah memenuhi kriteria Teknologi

37
Pasal 1 angka 4 PBI Nomor 19/12/PBI/2017

273
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

Finansial sebagaimana tercantum penyelenggara Teknologi Finansial


dalam Pasal 3 ayat (2) PBI Nomor dilarang memasakna produk, layanan,
19/12/PBI/2017 tersebut di atas, maka teknologi, dan/atau model bisnis yang
Bank Indonesia menyelenggarakan diujicobakan sebelum terlebih dahulu
Regulatory Sandbox. mengajukan permohonan izin dan/atau
persetujuan sesuai dengan ketentuan
Penyelenggara Teknologi Finansial
Bank Indonesia yang mengatur
yang telah terdaftar di Bank Indonesia
mengenai penyelenggaraan
beserta produk, layanan, teknologi,
pemrosesan transaksi pembayaran.
dan/atau model bisnisnya diuji coba
dalam Regulatory Sandbox.38 Bank Dalam hal uji coba dinyatakan
Indonesia menetapkan jangka waktu tidak berhasil dan produk, layanan,
tertentu bagi penyelenggara Teknologi teknologi dan/atau model bisnisnya
Finansial untuk melakukan uji coba termasuk Teknologi Finansial kategori
dalam Regulatory Sandbox tersebut. sistem pembayaran maka
Setelah jangka waktu tersebut berakhir, penyelenggara Teknologi Finansial
Bank Indonesia menetapkan statur dilarang memasarkan produk dan/atau
hasil uji coba penyelenggara Teknologi layanan serta menggunakan teknologi
Finansial berupa39: dan/atau model bisnis yang
diujicobakan.
a. Berhasil
b. Tidak Berhasil
Dalam hal produk, layanan,
c. Status lain yang ditetapkan
Bank Indonesia teknologi, dan/atau model bisnisnya
termasuk Teknologi Finansial selalin
Dalam hal uji coba dinyatakan kategori sistem pembayaran, Bank
berhasil dan produk, layanan, Indonesia dapat menyampaikan status
teknologi, dan/atau model bisnisnya hasil uji coba penyelenggara Teknologi
termasuk Teknologi Finansial kategori
sistem pembayaran maka

38 39
Pasal 11 ayat (3) PBI Nomor 19/12/PBI/2017 Pasal 12 ayat (2) PBI Nomor 19/12/PBI/2017

274
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

Finansial kepada otoritas yang dikemukakan dalam kolom Opini


berwenang Kompas tahun lalu:

Selama proses uji coba dalam “Teknologi telah mengubah


kehidupan kita dan mendisrupsi
Regulatory Sandbox, Bank Indonesia
kemapanan berbagai sektor
dapat menetapkan kebijakan tertentu industri”41
bagi penyelenggara Teknologi
Finansial. Penetapan kebijakan tertentu Era disrupsi ini termasuk pula

dilakukan dengan memperhatikan dalam hukum bisnis, baik business to

karakteristik produk, layanan, business maupun business to consumer

teknologi, dan/atau model bisnis yang khususnya mengenai Teknologi

diuji coba.40 Finansial (Fintech). Era ini merupakan


era spesial sehingga perlu dihadapi

5. Urgensi dan Batasan Pengaturan dengan cara yang spesial pula, seperti

Teknologi Finansial (Fintech) di perenungan di bawah ini:

Masa yang Akan Datang (Ius “Having arrived at the end of our
Constituendum) journey through the world of
emerging and disruptive
“Disruptive era” menandai technologies, it’s worth examining
where we stand in the current
dimasukinya era Revolusi 4.0. Era evolution of information technology
dimana masyarakat dan pemerintah and how the next several years may
impact our business. The
dihadapkan pada teknologi yang outstanding question is whether or
mendisrupsi kemapanan termasuk di not the next five years will be as
dramatic as the past five years in
dalamnya kemapanan hukum bisnis, terms of the highs and lows of our
baik business to business maupun expectations, business objectives
and realities, and economic
business to consumer, seperti yang forecasts. We also need to know
whether the next five years will
bring increased business

40
Pasal 13 PBI Nomor 19/12/PBI/2017. 41
Junanto Herdiawan, “Teknologi Finansial
Ketentuan lebih lanjut mengenai Regulatory dan Masa Depan Perbankan”, Kompas, 21
Sandbox diatur dalam Peraturan Anggota Februari 2017, 6
Dewan Gubernur.

275
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

productivity from the application of technological advances coming


technology or whether the gains from research facilities, star-ups
have already been accomplished. Is and large organizations never cease
the internet technology wave just to amaze me. The “science fiction”
starting or has it already peaked? of yesterday is today becoming a
What were the lessons learned over reality in new products and services
the past several years and how can that won’t be able to imagine having
these be applied moving forward? lived without.”43
Where can new forms of value be
extracted and how should an
organization position itself to gain Oleh karena Teknologi Finansial
competitive advantage? What is the
next killer application and what is (Fintech) semakin berkembang dari
the timing of consumer and hari ke hari, maka diperlukan
enterprise adoption?”42
penyesuaian dengan bentukan hukum
terkini untuk meregulasi secara teknis
Era Revolusi Industri 4.0
mengenai Teknologi Finansial
merupakan era dimana kita dihadapkan
(Fintech). OJK sejauh ini berperan
dengan “fundamental technological
untuk melakukan pengawasan
change”, seperti dikemukakan oleh
Teknologi Finansial (Fintech),
Klaus Schwab, Pendiri sekaligus Ketua
sekaligus meregulasi peer-to-peer-
World Economic Forum, dalam
lending44. Selain itu, telah dibentuk
Bukunya “The Fouth Industrial
pula BSSN yang bersama dengan
Revolution” sebagai berikut:
Kementerian Komunikasi dan
“We live in exciting times of Informatika (Kemkominfo) bertugas
fundamental technological change. melaksanakan keamanan siber secara
The pace and scope of
groundbreaking scientific and

42
Nicholas Evans, Business Innovation and Republik Indonesia, Jakarta, 16 Oktober 2018.
Disruptive Technology: Harnessing the Power Baca juga Satjipto Rahardjo, “Hukum Itu
of Breakthrough Technology for Competitive Perangkat Keras Juga”, Kompas, 6 Oktober
Advantage, (New Jersey: Financial Times
1986. Baca juga Shidarta, “Hukum Sebagai
Prentice Hall, 2003), 159
43
Klaus Schwab, The Fourth Industrial Sistem Nilai Dalam Perspektif Perkembangan
Revolution, (London: Penguin, 2017), vii Ilmu Pengetahuan dan Teknologi”, Era
44 Hukum: Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, No. 2
Bagas Setiaji, Direktorat Pengaturan,
Perizinan dan Pengembangan Teknologi Tahun 1, Oktober 1994.
Finansial pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

276
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

efektif dan efisien dengan adalah bentuk tanggapan pemerintah


memanfaatkan, mengembangkan dan terhadap manfaat Teknologi Finansial
mengonsolidasikan semua unsur yang (Fintech) yang terbukti membawa
terkait dengan keamanan siber manfaat bagi masyarakat. Manfaat
nasional.45 BSSN menyusun Strategi yang kemudian ditangkap dan dibentuk
Keamanan Siber Indonesia sebagai dalam suatu bingkai peraturan dengan
acuan bersama seluruh pemangku pemilahan terlebih dahulu mengenai
kepentingan keamanan siber nasional bagian Teknologi Finansial (Fintech)
dalam menyusun dan mengembangkan mana yang dapat diterima dan tidak
kebijakan keamanan siber di instansi dapat diterima oleh kultur hukum
masing-masing.46 bangsa Indonesia.

Selanjutnya, berkaitan dengan era


disrupsi, sistem nilai sebagai kontrol F. Penutup
terhadap progresivitas Teknologi
Berikut ini kesimpulan dan saran
Finansial (Fintech) di Indonesia perlu
dari penelitian ini:
diperkuat. Pengaturan Teknologi
Finansial (Fintech) merupakan hal
yang penting, tetapi lebih penting lagi 1. Kesimpulan

pengontrolan mengenai kesesuaiannya Manfaat yang diterima oleh


dengan kultur hukum bangsa masyarakat merupakan faktor utama
Indonesia. Peraturan yang sejatinya yang menyebabkan progresivitas

45
Badan Siber dan Sandi Negara, Tahun 2017 tentang hal yang sama. Lembaga
“Strategi Keamanan Nasional”, tersebut berada langsung di bawah dan
https://bssn.go.id/strategi-keamanan-siber- bertanggung jawab kepada presiden.
nasional/, Sebelumnya, Lembaga itu berada di bawah
diakses pada tanggal 6 Agustus 2018 Menteri Koordinator Politik, Hukum dan
46
Loc. Cit. Badan Siber dan Sandi Negara Keamanan. Joko Widodo, Presiden Republik
(BSSN) yang didirikan berdasarkan Peraturan Indonesia melantik Mayor Jenderal Djoko
Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor Setiadi sebagai Kepala BSSN. BSSN
53 Tahun 2017 tentang Badan Siber dan Sandi merupakan Lembaga yang menggabungkan
Negara sebagaimana diubah dengan Peraturan fungsi Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg)
Presiden Nomor 133 Tahun 2017 tentang dengan Direktorat Keamanan Kementerian
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 53 Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo).

277
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

Teknologi Finansial dalam Hukum ekonomi; (3) sebagai konsekuensi dari


Bisnis di Indonesia baik business to semakin diadopsinya Teknologi
business maupun business to Finansial oleh masyarakat; dan (4)
consumer. Progresivitas tersebut memitigasi berkembangnya transaksi
terwujud dengan diaturnya Teknologi perekonomian yang tidak terawasi
Finansial (Fintech) dalam PBI Nomor (shadow economy).
19/12/PBI/2017. Hal ini terkait dengan
Sedangkan pertimbangan dari dari
Teori Hukum Progresif terutama
PBI Nomor 19/12/PBI/2017 tersebut
mengenai bagaimana hukum melayani
adalah Teknologi Financial (Fintech)
lingkungan yang berubah akibat
muncul untuk menjawab kebutuhan
adanya beragam manfaat dari
dari: (1) masyarakat; (2) pemerintah;
Teknologi Finansial (Fintech).
(3) dan pertumbuhan ekonomi
Jika dilihat dari sudut pandang nasional. Dari pihak masyarakat
Teori Sociological Jurisprudence, terdapat kebutuhan akan akses terhadap
penyebab (cause) dari munculnya layanan finansial dan pemrosesan
peraturan (rule) mengenai Teknologi transaksi. Dari pihak pemerintah,
Finansial (Fintech) tersebut tertuang dalam hal ini Bank Indonesia terdapat
dalam urgensi maupun pertimbangan kepentingan mitigasi risiko agar
dari PBI Nomor 19/12/PBI/2017. perkembangan Teknologi Finansial
Urgensi dari PBI Nomor (Fintech) tidak mengganggu sistem
19/12/PBI/2017 tersebut terdiri atas 4 keuangan. Selanjutnya, terkait dengan
(empat) hal yang menjadi urgensi pertumbuhan ekonomi nasional,
Teknologi Financial (Fintech) secara Teknologi Finansial (Fintech) perlu
spesifik yaitu: (1) mendorong alokasi terus dimonitor dan dikembangkan.
sumber daya ekonomi secara lebih
Kedua elemen, baik urgensi
efisien; (2) mendorong peningkatan
maupun pertimbangan yang tercantum
produktivitas serta memberikan
dalam PBI Nomor 19/12/PBI/2017
manfaat yang lebih besar bagi
tersebut menyiratkan perhatian
masyarakat melalui digitalisasi

278
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

pemerintah terhadap kebutuhan Denzin, N.K. dan Y. S. Lincoln.


masyarakat akan Teknologi Finansial Handbook of Qualitative
Research Research. London:
(Fintech).
Sage, 1994.
Freedman, Roy S. Introduction to
2. Saran
Financial Technology.
Berkaitan dengan bentukan hukum London: Elsevier Inc, 2006.
Teknologi Finansial (Fintech) di masa Pound, Roscoe. An Introduction to the
Philosophy of Law. London:
yang akan datang (ius constituendum),
Universal Law Publishing
perlu diadakan penyesuaian dengan Company Pvt. Limited, 2008.
perkembangan Teknologi Finansial Raharjo, Satjipto. Membedah Hukum
(Fintech) di masa yang akan datang Progresif. Jakarta: Penerbit
Buku Kompas, 2006.
dengan sistem nilai dan peraturan yang
Schwab, Klaus. The Fourth Industrial
ada di Indonesia. Selama produk dari Revolution. London: Penguin,
Teknologi Finansial (Fintech) tersebut 2017.
Schwandt, Thomas A. “Three
tidak bertentangan dengan sistem nilai
Epistemological Stances for
yang ada, maka produk Teknologi Qualitative Theory” dalam
Finansial (Fintech) tersebut dapat Norman K Denzin dan
Yvonna S Lincoln (ed).
dikembangkan dan diatur
Handbook of Qualitative
penyelenggaraannya di Indonesia. Research. London, Sage 2000.
Soemitro, Ronny Hanitjo. Metodologi
Penelitian Hukum. Jakarta:
Daftar Pustaka Ghalia Indonesia, 1982.
Safitri, Myrna. Satjipto Rahardjo dan
Buku dan Book Chapter Hukum Progresif: Urgensi
Evans, Nicholas. Business Innovation dan Kritik. Jakarta: Epistema
and Disruptive Technology: Institute, 2011.
Harnessing the Power of
Breakthrough Technology for Jurnal
Competitive Advantage. New Magnuson, William. “Regulating
Jersey: Financial Times Fintech”. Vanderbilt Law
Prentice Hall, 2003. Review. Vol. 71 Issue 4,
Tahun 2018.

279
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

Loo, Rory Van. “Making Innovation Rahardjo, Satjipto. “Hukum Itu


More Competitive”. UCLA Perangkat Keras Juga”.
Law Review. Vol. 65 Issue 1 Kompas. 6 Oktober 1986.
Tahun 2018.
Shidarta. “Hukum Sebagai Sistem Peraturan Perundang-undangan
Nilai Dalam Perspektif Undang-Undang No. 7 Tahun 2011
Perkembangan Ilmu tentang Mata Uang
Pengetahuan dan Teknologi”. Peraturan Bank Indonesia Nomor
Era Hukum: Jurnal Ilmiah 19/12/PBI/2017
Ilmu Hukum, No. 2 Tahun 1. Peraturan Presiden Nomor 133 Tahun
Oktober 1994. 2017 tentang Perubahan Atas
Tu, Kevin V. “Regulating the New Peraturan Presiden Nomor 53
Cashless World”. Alabama Tahun 2017 tentang Badan
Law Review. Vol. 65 Issue 1, Siber dan Sandi Negara
Tahun 2013.
Vasant, Dhar dan Roger Stein. Internet
“FinTech Platforms and Amirullah, “Jokowi Lantik Djoko
Strategy: Integrating Trust Setiadi Sebagai Kepala
and Automation in Finance”. BSSN”,
Communications of the ACM. https://nasional.tempo.co/read
Vol. 60 Issue 10, Tahun 2017. /1046906/jokowi-lantik-
Varga, David. “FinTech, The New Era djoko-setiadi-sebagai-kepala-
of Financial Services”. bssn, diakses pada tanggal 6
Budapest Management Agustus 2018.
Review. Vol. 48 Issue 11, Chaerudin, Asep, “Strategi Keamanan
Tahun 2017. Siber Nasional”,
Walker, George. “Financial https://bssn.go.id/strategi-
Technology Law: A New keamanan-siber-nasional/,
Beginning and A New diakses pada tanggal 6
Future”. GPSolo. Vol. 34 Agustus 2018
Issue 3, Tahun 2017. Kementerian Komunikasi dan
Informatika, “Indonesia akan
jadi pemain ekonomi digital
Koran terbesar di Asia”.
Herdiawan, Junanto. “Teknologi https://www.kominfo.go.id/co
Finansial dan Masa Depan ntent/detail/6441/indonesia-
Perbankan”. Kompas. 21 akan-jadi-pemain-ekonomi-
Februari 2017. digital-terbesar-di-asia-

280
Mariske Myeke Tampi
Menakar Progresivitas
Teknologi Finansial (Fintech)…
Vol. 16, No. 2, Oktober 2018

tenggara/0/berita_satker,
diakses pada tanggal 28 Juli
2018.

Wawancara
Setiaji, Bagas. Direktorat Pengaturan,
Perizinan dan Pengembangan
Teknologi Finansial pada Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) Republik
Indonesia. Jakarta, 16 Oktober 2018.

281

You might also like