You are on page 1of 19

TAHAPAN PROSES PRODUKSI DAN

KEBUTUHAN PRODUKSI TIM PENATA


ARTISTIK
Disusun oleh:

Santia varissa (210502037)

Dosen pengampu:

Abzari jafar, M.A

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH

2023
Analisis Proses Produksi
. .
Urai an Tahapan Proses Produksi

a. Pra Produksi
Jobdesk dari penulis pada produksi kali ini ialah tim penata
artistik. Sebagai tim penata artistik tentunya memiliki beberapa tugas yang
perlu dilakukan saat pra produksi, sebagai tim penata artistik pada saat pra
produksi mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sebagai keperluan
pada saat produksi di antaranya:

1) Mempersiapkan setting
Pada mise en scene latar atau setting berhubungan dengan property
yang masuk pada frame di dalam sebuah film. Sebagai tim penata artistik pada
projek ini tentunya penulis harus mempersiapkan latar atau setting sebelum
produksi berlangsung. Mempersiapkan latar atau setting dilakukan guna
mempermudah pada saat produksi. Persiapan latar atau setting dalam proses
produksi ini memang tidak sebanyak pada saat proses syuting berlangsung namun
tetap membutuhkan persiapan yang matang. Dalam persiapan setting atau latar
penata artistik property diberikan masukan terkait apa saja yang bisa
digunakan nantinya dalam produksi yang dapat menunjang penampilan gambar di
kamera nantinya.

2) Mempersiapkan make up dan kostum


Dalam sebuah film, make up dan kostum berfungsi sebagai tanda
penunjuk ruang dan waktu, kepribadian aktor serta status sosial yang menandakan
symbol atau motif penggerak cerita. Dalam pra produksi sebagai tim penata
artistik, tentunya juga harus mempersiapkan make up dan kostum apa yang
akan dikenakan saat produksi. Mempersiapkan make up dan kostum tentunya juga
disesuaikan dengan talentnya. penata artistik memberikan briefing untuk pakaian
yang digunakan, yakni pakaian senyaman, serapi mungkin yang biasa digunakan

1
sehari-hari saat berada ini . Keterlibatannya yakni pada saat penata artistik
berdiskusi dengan para talent pakaian seperti apa yang biasa dikenakan oleh
para talent ini .

3) Mempersiapkan pencahayaan (lighting)


Pencahayaan atau lighting bertujuan untuk membangun suasana atau mood
dalam sebuah film serta dapat memanipulasi wama pada setiap shoot. Dalam proses
pra produksi penata artistik harus mempersiapkan pencahayaan dengan baik,
sehingga yang dilakukan ialah dengan melakukan survey pada lokasi dan melihat
pencahayaan ini .

b. Produksi
Pada tahapan ini penata artistik harus bisa menjalankan tanggung
jawabanya dengan memastikan seluruh hal-hal yang berkaitan dengan penata
artistik telah dipersiapkan sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu sebagai penata
artistik juga melaksanakan tugas sesuai dengan hal-hal seperti dibawah ini:

1) Setting (latar)
Secara teknis pada saat produksi berlangsung penata artistik memperlihatkan
setting yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pada saat produksi berlangsung penata
artistik melihat saat di camera tampilan setting atau latar sudah sesuai dengan
yang dipersiapkan atau belum. Pada saat ini penata artistik membuat setting
atau latar di beberapa tempat yang ada ini agar terlihat lebih rapi, bersih, dan
sedap untuk di pandang. Men-setting bagian frame photo dan memperlihatkan
kain-kain yang ada ini .

2) Make up dan kostum


Pada saat produksi berlangsung penata artistik meminta para talent
menggunakan kostum yang telah penata artistik siapkan. Dan pada saat
produksi berlangsung penata artistik juga me-make up kan sedikit dari talent yang
digunakan untuk kebutuhan syuting. Make up yang digunakan tidak terlalu tebal,

2
3) Pencahayaan (lightimg)
Pencahayaan atau lighting juga disediakan oleh penata artistik, melihat
kondisi dari lokasi yang mungkin lebih gelap di dalam kamera. Sehingga
memerlukan bantuan dari lighting untuk menambah pencahayaan pada saat
produksi berlangsung. Sebelum produksi berlangsung tentunya penata artistik
sudah mengetahui beberapa titik yang memerlukan bantuan lighting sehingga
saat produksi sudah langsung siap dari segi pencahayaan atau lighting.

4) Pergerakan para pemain (acting)


Pergerakan para pemain atau acting dibutuhkan pada saat produksi
berlangsung. Hal ini dibutuhkan karena melihat dari talent yang digunakan saat
produksi berlangsung, beberapa talent perlu diarahkan harus seperti apa dan
bagaimana di depan kamera. Hal ini juga sebagai salah satu tugas dan tanggung
jawab dari penata artistik memastikan seluruh talent menjalankan perannya sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan. sehingga didapatkan gambar yang sesuai
dengan keinginan dari sutradata dan penata artistik.

c. Pasca Produksi
Dalam tahap ini merupakan proses akhir dari sebuah pengerjaan produksi
yang seluruh perlengkapan yang digunakan saat produksi kembali di data seperti
diawal, serta merapihkan seluruh property dan wardrobe yang digunakan. Jika
pada saat produksi menggunakan barang pinjaman maka dapat segera di
kembalikan, karena peminjaman dan pemakaian property menjadi tanggung
jawab tim penata artistik. Selain mengembalikan barang-barang pinjaman
sebagai penata artistik juga membuat data pengeluaran budget artistik. Setelah
rnerneriksa segala barang yang dipinjarn dan rnernastikan barang tersebut sudah
di kernbalikan dalarn keadaan baik, dan rnernbuat pengeluaran data budget
artistik selanjutnya dalarn pasca produksi rnelakukan evaluasi terutarna penata
artistik, ada atau tidaknya kekurangan sebagai penata artistik dan rnernastikan
barang pinjarnan tidak ada yang kurang dan sesuai dengan list sebelurnnya.

3
Jobdesk Tim Penata Artistik

1. Desain Set
Penata artistik bertanggung jawab untuk merancang dan menciptakan set yang sesuai dengan
visi sutradara dan skenario. Mereka harus memastikan bahwa set mencerminkan suasana,
periode waktu, dan tema yang diinginkan.
Desain set yang disiapkan oleh tim penata artistik dalam produksi film melibatkan beberapa
tahap dan pertimbangan yang mendalam. Berikut adalah beberapa elemen desain set yang harus
dipertimbangkan
1. Analisis Skrip
Membaca skrip dengan cermat untuk memahami kebutuhan setiap adegan. Penata artistik
perlu mengidentifikasi lokasi dan atmosfer yang dibutuhkan untuk mendukung cerita.
2. Penelitian Visual
Melakukan penelitian untuk mendapatkan inspirasi dan referensi visual yang sesuai dengan
era, genre, dan konteks film. Ini dapat mencakup studi sejarah, budaya, atau tema khusus yang
terkait dengan film.
3. Desain Konsep
Membuat desain konsep atau sketsa setiap lokasi yang diperlukan. Desain ini mencakup
elemenelemen seperti bentuk set, pencahayaan, dan atmosfer visual
4. Skala dan Proporsi
Menentukan skala dan proporsi set agar sesuai dengan kebutuhan film. Hal ini mencakup
pertimbangan terhadap ukuran ruangan, perbandingan antara elemen set, dan pemilihan sudut
pandang kamera.
5. Pemilihan Lokasi
Jika film memerlukan pengambilan gambar di lokasi yang sudah ada, penata artistik perlu
memilih lokasi yang sesuai dengan visi kreatif film. Mereka juga dapat memodifikasi lokasi
tersebut agar sesuai dengan kebutuhan produksi.
6. Bahan dan Tekstur
Memilih bahan dan tekstur yang sesuai dengan desain set. Ini termasuk pemilihan warna,
material dinding, lantai, dan elemenelemen dekoratif lainnya.

4
7. Pemeliharaan Konsistensi
Memastikan konsistensi visual antar adegan dan setiap bagian film untuk menciptakan kesan
kesatuan yang harmonis.
8. Inovasi dan Kreativitas
Mencari cara inovatif untuk menghadirkan visi sutradara secara visual. Mungkin melibatkan
penggunaan efek khusus, teknologi canggih, atau elemen desain unik.

Melalui proses ini, penata artistik berkontribusi secara signifikan dalam menciptakan dunia
visual yang mendalam dan meyakinkan dalam film. Setiap keputusan desain mereka memiliki
dampak besar terhadap pengalaman penonton dan keseluruhan kualitas produksi.

2. Warna dan Estetika


Memilih palet warna yang sesuai dengan nuansa emosional yang diinginkan dalam film.
Penata artistik memastikan bahwa set, kostum, dan elemen visual lainnya berpadu secara
harmonis.
Penata artistik memainkan peran kunci dalam menentukan palet warna dan estetika visual yang
mendukung narasi dan atmosfer film. Berikut adalah beberapa pertimbangan yang dilakukan
oleh tim penata artistik terkait warna dan estetika dalam produksi film
1. Analisis Skrip
Membaca dan menganalisis skrip untuk memahami nuansa emosional, tema, dan karakteristik
setiap adegan. Warna dan estetika harus mencerminkan dan meningkatkan elemenelemen
cerita.
2. Konsistensi Visual
Memastikan konsistensi visual dalam seluruh film. Ini mencakup penggunaan palet warna
yang konsisten untuk menciptakan aliran visual yang harmonis.
3. Penelitian Era dan Konteks
Melakukan penelitian untuk memahami warna dan estetika yang sesuai dengan era dan
konteks film. Misalnya, film yang berlatar belakang sejarah mungkin membutuhkan palet
warna yang berbeda dari film fiksi ilmiah.
4. Koordinasi dengan Perancang Kostum dan Sutradara Fotografi

5
Bekerja sama dengan perancang kostum dan sutradara fotografi untuk memastikan bahwa
warna kostum dan pencahayaan mendukung visi keseluruhan film.
5. Mood dan Emosi
Memilih warna dan estetika yang sesuai dengan mood dan emosi setiap adegan. Warna dapat
memainkan peran penting dalam mengkomunikasikan perasaan dan suasana yang diinginkan.
6. Pemilihan Palet Warna
Menentukan palet warna yang akan digunakan dalam film. Palet ini dapat mencakup warna
utama, aksen, dan nuansa yang mendukung tema umum produksi.
7. Bentuk dan Komposisi
Mempertimbangkan bentuk dan komposisi visual dalam setiap adegan. Hal ini mencakup
pemilihan elemen dekoratif dan properti yang berkontribusi pada estetika keseluruhan.
8. Penggunaan Warna Simbolis
Menggunakan warna secara simbolis untuk menyampaikan pesan atau menggambarkan
karakter. Misalnya, warna merah dapat digunakan untuk menyoroti momen penting atau emosi
intens.
9. Kontras dan Keseragaman
Menemukan keseimbangan antara kontras yang menarik dan keseragaman visual. Penggunaan
kontras dapat memandu perhatian penonton pada elemen penting, sementara keseragaman
menciptakan kesan visual yang menyatu.
10. Pengaruh Cahaya
Memahami bagaimana pencahayaan dapat memengaruhi persepsi warna dan estetika. Hal ini
melibatkan kerjasama erat dengan sutradara fotografi untuk mencapai pencahayaan yang
sesuai.
11. Inovasi dan Kreativitas
Mencari cara inovatif untuk menggabungkan warna dan estetika dalam pengaturan yang unik
dan menarik. Hal ini dapat melibatkan penggunaan teknologi, efek khusus, atau elemen
desain kreatif lainnya.
12. Uji Warna dan Revisi
Melakukan uji warna pada set dan kostum untuk memastikan bahwa mereka terlihat
sebagaimana diinginkan di layar. Jika diperlukan, penata artistik dapat melakukan revisi
untuk mencapai hasil yang optimal.

6
Melalui perhatian mendalam terhadap warna dan estetika, penata artistik membantu menciptakan
pengalaman visual yang mendalam dan meyakinkan dalam produksi film. Keputusan mereka
memainkan peran penting dalam membawa penonton ke dalam dunia cerita yang
dipresentasikan.

3. Kostum
Bekerja sama dengan perancang kostum untuk menciptakan pakaian yang sesuai dengan
karakter dan suasana film. Mereka memastikan bahwa kostum mendukung narasi dan
perkembangan karakter.
Tim penata artistik, atau desainer kostum, memiliki peran yang sangat penting dalam produksi
film. Kostum tidak hanya memainkan peran estetika, tetapi juga membantu mengembangkan
karakter, menyampaikan informasi historis atau kontekstual, dan mendukung naratif
keseluruhan. Berikut adalah beberapa pertimbangan yang dilakukan oleh tim penata artistik
terkait kostum dalam produksi film

1. Karakterisasi Karakter
Mempelajari dan memahami karakterkarakter dalam naskah untuk menciptakan kostum yang
mencerminkan kepribadian, latar belakang, dan perubahan karakter sepanjang cerita.
Menyesuaikan gaya dan warna kostum dengan sifat, status sosial, dan pekerjaan karakter.
2. Konsistensi Naratif
Memastikan bahwa kostum mendukung alur cerita dan konteks waktu atau setting yang
diusung oleh film.
Menjaga konsistensi kostum antar adegan dan karakter untuk memastikan tidak ada
kebingungan dalam penonton
3. Karakterisasi Visual
Menggunakan kostum untuk memperkuat elemen visual dan mengenali karakter dengan cepat,
terutama dalam film dengan banyak karakter.
Menyesuaikan desain kostum dengan elemen visual keseluruhan film, seperti set dan
pencahayaan.
4. Riset Sejarah dan Budaya

7
Melakukan riset mendalam terkait periode waktu dan budaya yang diangkat dalam film untuk
menciptakan kostum yang akurat dan meyakinkan.
Memahami tren mode dan perkembangan sejarah yang dapat mempengaruhi penampilan
karakter.
5. Fungsionalitas dan Kenyamanan
Memperhatikan fungsionalitas kostum, terutama jika karakter melakukan aksi atau gerakan
tertentu.
Memastikan bahwa aktor merasa nyaman dengan kostum mereka untuk mendukung performa
yang optimal.
6. Kolaborasi dengan Tim Produksi
Berkomunikasi secara terbuka dengan sutradara, produser, dan anggota tim produksi lainnya
untuk memastikan visi bersama dan konsistensi keseluruhan produksi.
Mengkoordinasikan desain kostum dengan elemenelemen produksi lainnya, seperti set dan
pencahayaan.
7. Anggaran dan Sumber Daya
Bekerja sesuai anggaran yang telah ditentukan, mencari cara untuk mencapai tampilan yang
diinginkan tanpa melebihi batas anggaran.
Memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan efektif, termasuk menyewa atau mendaur
ulang kostum jika diperlukan.
8. Fleksibilitas
Bersedia melakukan penyesuaian desain kostum jika ada perubahan dalam alur cerita atau
kebutuhan produksi lainnya.
Menyesuaikan kostum dengan kebutuhan teknis, seperti kebutuhan kamera dan pencahayaan.

Melalui pertimbanganpertimbangan ini, tim penata artistik dapat membantu menciptakan kostum
yang mendukung naratif dan menciptakan pengalaman visual yang mendalam bagi penonton.

4. Pencahayaan
Berkolaborasi dengan sutradara fotografi untuk menciptakan pencahayaan yang tepat untuk
setiap adegan. Hal ini dapat mencakup penempatan lampu, pemilihan warna cahaya, dan
penciptaan atmosfer visual yang diinginkan.

8
Penata cahaya (lighting designer) atau penata artistik dalam produksi film memainkan peran
kunci dalam menciptakan atmosfer visual, menyoroti elemen penting, dan menciptakan nuansa
yang mendukung cerita. Berikut adalah beberapa pertimbangan yang dilakukan oleh tim penata
artistik terkait pencahayaan dalam produksi film

1. Atmosfer dan Mood


Memahami nuansa dan mood keseluruhan film, dan merancang pencahayaan yang
mendukungnya.
Menggunakan warna, intensitas, dan arah cahaya untuk menciptakan atmosfer yang sesuai
dengan tonalitas cerita.
2. Karakterisasi Karakter
Menyesuaikan pencahayaan untuk menonjolkan karakter, menggambarkan kepribadian, dan
mengkomunikasikan perasaan atau konflik internal.
Menggunakan pencahayaan untuk menggambarkan perubahan emosional karakter sepanjang
cerita.
3. Pandangan Sutradara
Berkolaborasi erat dengan sutradara untuk memahami visi artistik mereka dan
mengintegrasikan pencahayaan dengan cara yang mendukung cerita yang diceritakan.
4. Konsistensi Visual
Memastikan konsistensi visual dalam pencahayaan antar adegan, terutama jika ada perubahan
waktu atau setting.
Menjaga konsistensi pencahayaan untuk karakter yang sama melalui sepanjang film.
5. Konteks dan Realisme
Memperhatikan konteks setting dan menciptakan pencahayaan yang sesuai dengan periode
waktu dan lokasi cerita.
Menciptakan pencahayaan yang terlihat alami untuk mendukung realisme visual.
6. Pengaruh Terhadap Penonton
Menciptakan pencahayaan yang memandu perhatian penonton, menekankan elemen kunci,
dan membantu merancang pengalaman penonton.
Menyesuaikan pencahayaan untuk menciptakan efek emosional yang diinginkan pada
penonton.

9
7. Teknik Pencahayaan
Menggunakan berbagai teknik pencahayaan, seperti back lighting, side lighting, dan fill
lighting, untuk mencapai efek visual yang diinginkan.
Memahami penggunaan cahaya keras dan lembut untuk mencapai estetika yang diinginkan.
8. Kemampuan Adaptasi
Bersiap untuk mengadaptasi pencahayaan sesuai dengan perubahan cuaca atau situasi produksi
yang tidak terduga.
Menyesuaikan pencahayaan untuk berbagai jenis kamera dan lensa yang digunakan.
9. Bekerja dengan Tim Produksi
Berkolaborasi dengan tim produksi, termasuk sinematografer, penata seni, dan sutradara
fotografi, untuk mencapai visi keseluruhan produksi.
Berkomunikasi dengan tim penata kostum dan desainer set untuk memastikan konsistensi
visual.
10. Pertimbangan Teknis
Memahami spesifikasi teknis kamera dan peralatan pencahayaan yang digunakan untuk
mencapai hasil yang optimal.
Menyesuaikan pencahayaan dengan kebutuhan editing postproduksi.

Dengan mempertimbangkan faktorfaktor ini, tim penata artistik dapat menciptakan pencahayaan
yang mendukung naratif film dan memberikan dampak visual yang kuat pada penonton.

5. Properti
Menentukan dan mengelola properti yang diperlukan untuk setiap adegan. Properti ini harus
sesuai dengan era, lokasi, dan karakter dalam cerita.
Penata artistik bertanggung jawab atas perancangan dan pemilihan properti (properties atau
props) yang akan digunakan dalam produksi film. Properti adalah objek fisik yang muncul di
dalam adegan dan dapat mencakup segala sesuatu mulai dari furnitur hingga barangbarang kecil
yang diperlukan untuk membangun dunia visual film. Berikut adalah beberapa pertimbangan
yang dilakukan oleh tim penata artistik terkait properti dalam produksi film

1. Karakterisasi Karakter

10
Memilih properti yang mencerminkan kepribadian, minat, dan latar belakang karakter dalam
cerita.
Menggunakan properti untuk mendukung pengembangan karakter dan menyampaikan
informasi tentang mereka.
2. Konsistensi Visual
Menjaga konsistensi visual properti antar adegan dan lokasi.
Memastikan bahwa properti yang dipilih sesuai dengan setting dan periode waktu cerita.
3. Hubungan dengan Alur Cerita
Memilih properti yang mendukung alur cerita dan memberikan elemen visual yang diperlukan
untuk mengembangkan narasi.
Menentukan bagaimana properti dapat digunakan untuk mendorong plot atau menyampaikan
pesan subtekstual.
4. Fungsionalitas
Memastikan bahwa properti dapat digunakan secara fungsional sesuai dengan kebutuhan
adegan.
Menyelaraskan properti dengan kebutuhan karakter atau plot, seperti senjata, alatalat khusus,
atau objek kunci lainnya.
5. Konteks Budaya dan Historis
Menggunakan properti yang sesuai dengan konteks budaya dan sejarah cerita.
Melakukan riset untuk memahami jenis properti yang sesuai dengan setting waktu dan tempat
yang diangkat dalam film.
6. Estetika Keseluruhan
Memastikan bahwa properti menyatu dengan desain keseluruhan set, kostum, dan elemen
artistik lainnya.
Menciptakan estetika yang konsisten dan mendukung visi keseluruhan produksi.
7. Kolaborasi dengan Pihak Lain
Berkomunikasi dengan sutradara, penata cahaya, dan anggota tim produksi lainnya untuk
memastikan bahwa properti mendukung visi keseluruhan produksi.
Berkolaborasi dengan penata kostum dan penata cahaya untuk memastikan konsistensi visual.
8. Ketersediaan dan Anggaran

11
Menganalisis ketersediaan properti dan memastikan bahwa mereka sesuai dengan anggaran
produksi.
Menyusun inventarisasi properti yang diperlukan dan merencanakan pengadaan atau
pembuatan jika diperlukan.
9. Keselamatan dan Keamanan
Menilai properti dari segi keselamatan dan keamanan, terutama jika properti digunakan dalam
adegan berbahaya.
Memastikan bahwa aktor dapat menggunakan properti tanpa risiko cedera.
10. Pengelolaan dan Pemeliharaan
Membuat jadwal pengelolaan properti selama produksi.
Merawat dan memelihara properti agar tetap dalam kondisi baik sepanjang proses produksi.

Dengan mempertimbangkan faktorfaktor ini, tim penata artistik dapat menciptakan dunia visual
yang kohesif dan mendukung naratif film secara menyeluruh.

6. Koordinasi Tim
Penata artistik bekerja sama dengan banyak departemen, termasuk sutradara, produser,
sutradara fotografi, perancang kostum, dan lainnya. Mereka memastikan bahwa semua elemen
visual dan artistik bekerja bersama untuk menciptakan kesatuan visual dalam film.
Koordinasi tim sangat penting dalam produksi film, dan tim penata artistik memiliki peran
integral dalam menjalin kerja sama dengan berbagai anggota tim. Berikut adalah beberapa
pertimbangan yang dilakukan oleh tim penata artistik terkait koordinasi tim dalam produksi film

1. Komunikasi Efektif
Memastikan saluran komunikasi terbuka dan efektif antara semua anggota tim produksi.
Berkomunikasi secara jelas tentang visi artistik, kebutuhan desain, dan perubahan yang
mungkin terjadi selama produksi.
2. Kolaborasi dengan Sutradara
Bekerja secara erat dengan sutradara untuk memahami dan merealisasikan visi artistik mereka.
Terlibat dalam diskusi kreatif dan membantu mengubah konsep visual menjadi kenyataan.
3. Integrasi dengan Tim Produksi

12
Koordinasi dengan anggota tim produksi lainnya, seperti penata cahaya, penata kostum,
sutradara fotografi, dan penulis naskah, untuk mencapai konsistensi visual.
Memahami dan mendukung kebutuhan masingmasing departemen untuk mencapai hasil yang
harmonis.
4. Rapat Tim Rutin
Menjadwalkan pertemuan rutin dengan anggota tim untuk memperbarui status proyek,
menanggapi masalah, dan memastikan ketersediaan sumber daya.
Mendiskusikan kemajuan dan perubahan dalam desain dan produksi secara berkala.
5. Penyusunan Jadwal
Menyusun jadwal yang realistis dan dapat diikuti oleh semua anggota tim.
Memastikan bahwa setiap departemen memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan dan
menyelesaikan tugasnya.
6. Manajemen Anggaran
Bekerja sesuai dengan anggaran produksi dan menyelaraskan kebutuhan desain dengan alokasi
dana yang tersedia.
Berkomunikasi secara terbuka tentang kebutuhan tambahan atau perubahan yang dapat
memengaruhi anggaran.
7. Fleksibilitas dan Problem Solving
Bersiap untuk merespons perubahan mendadak atau tantangan produksi yang mungkin
muncul.
Mampu menemukan solusi kreatif untuk masalah yang muncul selama proses produksi.
8. Pengawasan Produksi
Melibatkan diri dalam proses produksi secara langsung untuk memastikan desain dan visi
terwujud dengan baik.
Menyelenggarakan pemotretan uji untuk memastikan bahwa set, pencahayaan, dan kostum
berfungsi harmonis.
9. Pengembangan Hubungan Kerja yang Baik
Membangun hubungan yang baik dengan anggota tim, aktor, dan kru produksi lainnya.
Memfasilitasi kolaborasi dan menciptakan lingkungan kerja yang positif.
10. Kepemimpinan
Menunjukkan kepemimpinan yang efektif dalam memandu tim dan menjaga motivasi.

13
Menetapkan tujuan bersama dan memastikan bahwa semua anggota tim bekerja menuju
pencapaian tujuan tersebut.

Dengan memperhatikan pertimbanganpertimbangan ini, tim penata artistik dapat memainkan


peran kunci dalam memastikan bahwa tim produksi bekerja bersama secara efisien dan mencapai
hasil yang diinginkan dalam produksi film.

7. Anggaran dan Manajemen Sumber Daya


Mengelola anggaran yang diberikan untuk produksi artistik, termasuk biaya pembuatan set,
sewa properti, dan pembelian kostum. Mereka juga harus efisien dalam menggunakan sumber
daya yang tersedia.
Manajemen anggaran dan sumber daya sangat penting dalam produksi film, dan tim penata
artistik perlu mempertimbangkan beberapa hal untuk memastikan bahwa desain artistiknya dapat
diwujudkan tanpa melebihi batas anggaran. Berikut adalah beberapa pertimbangan yang
dilakukan oleh tim penata artistik terkait anggaran dan manajemen sumber daya dalam produksi
film
1. Pemahaman Anggaran
Memahami anggaran produksi secara menyeluruh dan alokasi dana yang tersedia untuk
departemen penata artistik.
Menyusun rencana kerja yang sesuai dengan batasan anggaran yang telah ditetapkan.
2. Prioritisasi Kebutuhan Desain
Menentukan kebutuhan utama dalam desain yang mendukung cerita dan visi keseluruhan film.
Menentukan elemen desain yang kritis dan memastikan bahwa anggaran dialokasikan dengan
efisien untuk mendukung elemen tersebut.
3. Negosiasi dengan Pemasok
Berusaha untuk mendapatkan harga terbaik dari pemasok dan penyedia jasa, seperti toko
properti, penjahit, dan perusahaan penyewaan.
Melakukan negosiasi untuk memastikan bahwa sumber daya yang diperlukan dapat diperoleh
dengan biaya yang masuk akal.
4. Penggunaan Sumber Daya yang Ada

14
Mengevaluasi penggunaan kembali atau modifikasi properti dan set yang sudah ada untuk
menghemat biaya produksi.
Mencari solusi kreatif untuk memanfaatkan sumber daya yang sudah ada dengan cara yang
efisien.
5. Pemantauan Pengeluaran
Memantau pengeluaran secara teratur untuk memastikan bahwa setiap departemen berada
dalam batas anggaran yang ditetapkan.
Mengidentifikasi dan menangani potensi pelebihan anggaran sejak dini.
6. Fleksibilitas Anggaran
Mempertimbangkan kemungkinan perubahan anggaran selama produksi dan menyediakan
dana cadangan untuk kebutuhan mendesak.
Bersiap untuk menyesuaikan rencana anggaran jika terjadi perubahan dalam kebutuhan
produksi.
7. Manajemen Tim Efisien
Mengelola tim dengan efisien dan memastikan bahwa setiap anggota tim bertanggung jawab
atas pengeluaran mereka.
Melibatkan tim dalam proses pengambilan keputusan anggaran untuk memastikan keterlibatan
dan tanggung jawab bersama.
8. Transparansi dan Komunikasi
Berkomunikasi secara terbuka dengan tim produksi tentang kebutuhan anggaran dan
perubahan yang mungkin terjadi.
Memastikan transparansi dalam pengeluaran dan memberikan laporan yang terperinci.
9. Pemantauan Proses Pembuatan
Memantau proses pembuatan properti dan set untuk memastikan bahwa anggaran dan tenggat
waktu dipatuhi.
Mengidentifikasi potensi kendala atau masalah yang dapat memengaruhi anggaran selama
proses produksi.
10. Evaluasi PostProduksi
Mengevaluasi penggunaan anggaran setelah produksi selesai untuk mendapatkan wawasan
dan pelajaran berharga untuk proyekproyek berikutnya.

15
Mengidentifikasi area di mana pengeluaran dapat dioptimalkan atau dihindari untuk
meningkatkan efisiensi di masa depan.

Dengan mempertimbangkan faktorfaktor ini, tim penata artistik dapat memastikan bahwa desain
artistiknya tetap kreatif dan efektif sambil tetap sesuai dengan batasan anggaran produksi.

8. Konsistensi Visual
Memastikan konsistensi visual dalam seluruh film, termasuk perubahan set dan kostum yang
konsisten dengan alur cerita dan karakter.
Konsistensi visual sangat penting dalam produksi film untuk menciptakan pengalaman yang
menyatu dan kohesif bagi penonton. Sebagai tim penata artistik, berikut adalah beberapa
pertimbangan yang perlu dipertimbangkan terkait konsistensi visual
1. Pemahaman Visi Sutradara
Mendiskusikan secara rinci dengan sutradara untuk memahami visi artistik mereka.
Memastikan bahwa desain artistik mendukung dan mencerminkan visi tersebut sepanjang
produksi.
2. Konsistensi Tema dan Gaya
Menetapkan tema dan gaya visual yang akan dipertahankan sepanjang film.
Memastikan bahwa set, properti, dan kostum sesuai dengan tema dan gaya yang telah
ditentukan.
3. Pemilihan Warna yang Konsisten
Menentukan palet warna yang konsisten untuk digunakan dalam produksi.
Memastikan bahwa warna yang dipilih menciptakan atmosfer dan mood yang sesuai dengan
cerita.
4. Replikasi Setting dan Desain
Memastikan bahwa set dan desain kembali tercipta secara konsisten di seluruh adegan dan
lokasi yang melibatkan tempat yang sama.
Menjaga konsistensi dalam elemen visual seperti tekstur dan motif.
5. Konsistensi Pakaian dan Kostum
Menjaga konsistensi kostum karakter sepanjang film.

16
Memastikan bahwa kostum sesuai dengan karakter dan mencerminkan perkembangan karakter
seiring berjalannya cerita.
6. Pemilihan Properti yang Konsisten
Memilih properti yang konsisten dengan setting dan periode waktu film.
Menjaga konsistensi dalam ukuran, bentuk, dan gaya properti yang digunakan.
7. Pencahayaan yang Konsisten
Menjaga konsistensi dalam pencahayaan antar adegan untuk menciptakan nuansa visual yang
sama.
Menggunakan cahaya untuk menciptakan identitas visual yang konsisten.
8. Konsistensi Visual antara Adegan
Memastikan bahwa transisi antar adegan tidak mengganggu konsistensi visual.
Mengelola perubahan waktu atau lokasi dengan cara yang tidak mengaburkan elemenelemen
kunci.
9. Koordinasi dengan Departemen Lain
Berkomunikasi secara teratur dengan penata cahaya, penata kostum, dan anggota tim produksi
lainnya.
Mengkoordinasikan desain artistik dengan elemenelemen visual lainnya untuk mencapai
konsistensi keseluruhan.
10. Penggunaan Referensi Visual
Menciptakan papan warna, papan inspirasi, atau referensi visual lainnya untuk memberikan
panduan visual bagi tim produksi.
Memastikan bahwa semua anggota tim memiliki pandangan yang sama tentang estetika yang
diinginkan.
11. Konsistensi PostProduksi
Memastikan bahwa proses postproduksi, termasuk penyuntingan dan efek visual,
mencerminkan visi dan konsistensi visual yang diinginkan.
Menjaga konsistensi warna dan atmosfer selama tahap postproduksi.

Melalui pertimbangan ini, tim penata artistik dapat berkontribusi secara signifikan untuk
menciptakan konsistensi visual yang memukau dan kuat dalam produksi film.

17
18

You might also like