Professional Documents
Culture Documents
Book 01 - Curriculum
Book 01 - Curriculum
Koordinasi &
Manajemen
Tempat Pengungsian
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
2
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen
Tempat Pengungsian
3
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan se-
lesainya penyusunan buku kurikulum Pelatihan Koordinasi dan Manajemen Tempat
Pengungsian Tingkat Dasar. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
telah mengidentifikasikan kebutuhan peningkatan kapasitas dalam upaya manaje-
men tempat pengungsian yang lebih efektif dengan tujuan untuk memenuhi hak-hak
pengungsi bencana alam dengan lebih baik. Kurikulum pelatihan ini telah menjawab
kebutuhan tersebut.
Penerbitan buku kurikulum ini disertai harapan bahwa buku ini dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi upaya penanggulangan bencana di Indonesia,
khususnya dalam Koordinasi dan Manajemen Tempat Pengungsian. Pelaksanaan
kurikulum ini akan terus dipantau oleh para pemangku kepentingan yang terlibat dan
disempurnakan berdasarkan berbagai masukan yang diperoleh.
Ttd
( )
4
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
5
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
6
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
Daftar Isi
Daftar isi 7
Daftar Gambar 8
Daftar Tabel 8
Bab I : Pendahuluan 9
A. Latar Belakang 9
B. Landasan Yuridis 11
C. Tujuan 12
D. Manfaat 12
BAB II: Tinjauan Pustaka 13
A. Pengungsi Akibat Bencana Alam 13
B. Koordinasi dan Manajemen Tempat Pengungsian 15
C. Pelatihan Koordinasi dan Manajemen Tempat Pengungsian 18
Secara Global
7
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Tabel 1. Tugas-tugas koordinasi dan manajer tempat pengungsian 19
8
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
Bab I :
Pendahuluan
A Latar Belakang babkan oleh letusan Gunung Sinabung.
Bencana alam yang terjadi di Indonesia Penelusuran berita di media massa me-
seringkali menyebabkan banyak orang nunjukkan bahwa jumlah pengungsi per-
meninggalkan rumah, harta benda, nah mencapai 30.117 jiwa atau sekitar
dan lingkungan sekitarnya. Pada saat 9.388 rumah tangga (Kompas, 2014).
meninggalkan lingkungannya, orang-
orang yang terdampak bencana tersebut Tentu saja jumlah pengungsi yang besar
mengalami banyak perubahan dalam memberikan tantangan yang lebih besar
hidupnya. Beberapa perubahan yang dalam manajemen tempat pengungsian.
mencolok antara lain perubahan mata Pemenuhan hak-hak dasar pengungsi
pencaharian, gaya hidup, interaksi so- menjadi lebih kompleks saat jumlah
sial, dan pendidikan anak-anak. Peru- pengungsi membesar, karena ada po-
bahan-perubahan ini dapat mendorong tensi bahwa pengelola pengungsian
munculnya perasaan cemas, tidak nya- mengejar kuantitas dalam melaksa-
man, dan tidak aman pada orang-orang nakan tanggung jawabnya. Standar
tersebut. Bahkan sebagian orang me- pemenuhan hak dasar antar pengungsi
rasakan ketidakpastian akan masa de- dan/atau antar tempat pengungsian juga
pannya, khususnya saat jangka waktu berpotensi berbeda. Kedua hal ini dapat
meninggalkan rumah tidak dapat diten- menciptakan masalah-masalah atau
tukan. kondisi psikologis yang negatif di antara
para pengungsi.
Banyak orang mungkin berpikir bahwa
tempat pengungsian bersama meru- Tantangan pengelola tempat pengungsi-
pakan pilihan terakhir saat meninggalkan an bukan sekedar pemenuhan kebutu-
rumahnya, namun seringkali tempat han dasar para pengungsi. Walaupun
pengungsian merupakan satu-satunya tempat pengungsian bersifat sementara,
pilihan bagi mereka. Dengan kata lain, para pengungsi berhak memiliki standar
tidak jarang tempat pengungsian men- hidup yang lebih baik dan bermartabat.
jadi tujuan utama para pengungsi untuk Namun, standar hidup seperti ini tidak
memperoleh akomodasi dan perlindun- selalu terpenuhi. Hal ini terjadi ketika
gan dalam situasi darurat bencana. Aki- pengelola pengungsian berpikir bahwa
batnya, tempat pengungsian bersama para pengungsi sewajarnya menerima
kadang-kadang memiliki populasi yang kondisi pengungsian apa adanya. Pe-
cukup besar. mikiran ini dapat menyebabkan pengelo-
la tempat pengungsian bekerja dengan
Data resmi Badan Nasional Penanggu- tujuan memenuhi kebutuhan pengungsi
langan Bencana menyebutkan bahwa seadanya.
jumlah pengungsi pada tahun 2014
sebesar 830.789 (http://dibi.bnpb.go.id/ Sebaliknya, tempat pengungsian dapat
data-bencana/statistik, diunduh pada 20 menjadi solusi sementara yang memadai
Maret 2015). Pada tahun yang sama, bagi pengungsi apabila pengelolaannya
pengungsian terbesar terjadi di Kabu- berjalan efektif. Di tempat pengungsian
paten Karo, Sumatera Utara yang dise- yang dikelola dengan baik, para peng
Bab I : Pendahuluan 9
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
10 Bab I : Pendahuluan
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
Bab I : Pendahuluan 11
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
14.Peraturan Kepala LAN Nomor 13 Ta- fasilitator, persyaratan peserta, dan lain-
hun 2011 tentang Pedoman Umum lain.
Pembinaan Penyelenggaraan Diklat
Teknis; D Manfaat
15.Peraturan Kepala Lembaga Adminis- Manfaat dari penyusunan kurikulum ini,
trasi Negara (LAN) Nomor 14 Tahun antara lain:
2011 tentang Pedoman Penyusunan 1. Bagi penyelenggara, kurikulum ini
Penjenjangan Diklat Teknis. memudahkan perencanaan, pelaksa-
naan, dan evaluasi terhadap Pelati-
C Tujuan han Koordinasi dan Manajemen Tem-
C1. Tujuan Umum pat Pengungsian.
Tujuan umum penyusunan kurikulum ini 2. Bagi fasilitator, kurikulum ini mem-
adalah terselenggaranya Pelatihan Ko- berikan panduan yang terstruktur
ordinasi dan Manajemen Tempat Pen- dan jelas tentang fasilitasi Pelatihan
gungsian secara efektif. Koordinasi dan Manajemen Tempat
Pengungsian yang bertujuan mening-
C.2. Tujuan Khusus katkan kompetensi peserta.
Tujuan khusus penyusunan kurikulum 3. Bagi peserta, kurikulum ini memberi-
ini adalah tersedianya sebuah acuan kan kepastian bahwa pelatihan yang
bersama tentang Pelatihan Koordinasi diikutinya dapat meningkatkan kom-
dan Manajemen Tempat Pengungsian, petensi dalam Koordinasi dan Mana-
meliputi standar kompetensi, struktur jemen Tempat Pengungsian, bukan
pelatihan, durasi pelatihan, persyaratan sekedar pemberian informasi.
12 Bab I : Pendahuluan
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
Bab II:
Tinjauan Pustaka
● Tinggal di pusat-pusat pengungsian Pilihan apa pun yang dipilih oleh anggo-
bersama seperti gedung sekolah, ge- ta masyarakat yang terdampak dari ben-
dung olahraga, gedung pemerintahan, cana dan terpaksa berpindah dari rumah
dan lain-lain (collective centres). dan lingkungannya, anggota masyarakat
tersebut masih tergolong pengungi inter-
nal.
kata lain, seluruh hak yang dimiliki oleh mengkoordinasi dan mengelola
seorang warga negara yang tercantum pengungsi dan tempat pengungsian
dalam UUD 1945 tetap menjadi hak akibat bencana alam yang berada di wi-
orang tersebut saat berada di tempat layah Negara Kesatuan Republik Indo-
pengungsian. Dengan demikian, ‘hidup nesia.
apa adanya’ tidak dapat disematkan
pada kehidupan di tempat pengungsian. B Koordinasi dan Manajemen
Selanjutnya, dalam Resolusi no 46/182 Tempat Pengungsian
tertanggal 19 Desember tahun 1991,
Perserikatan Bangsa-Bangsa menya-
takan bahwa, “Tiap negara memiliki Pada tahun 2005, Camp Coordination
tanggung jawab pertama dan terutama and Camp Management (Koordinasi dan
untuk menangani korban bencana alam Manajemen Tempat Pengungsian) dite-
dan keadaan darurat lain yang terjadi di tapkan sebagai klaster baru di bawah
wilayahnya. Di sini, negara yang terdam- Humanitarian Reform and the Cluster
pak memiliki peran utama dalam inisiasi, Approach (UNHCR dan IOM, 2010;
organisasi, koordinasi, dan implemen- Global CCCM Cluster, 2014). Pemben-
tasi bantuan kemanusiaan di dalam wi- tukan klaster ini dilatarbelakangi oleh
layahnya.” Pernyataan ini berimplikasi temuan tentang kesenjangan antar tem-
bahwa penanganan pengungsi menjadi pat pengungsian dalam masa tanggap
tanggung jawab negara. Pemerintah darurat dan pemulihan bencana di ber-
suatu negara berkewajiban untuk men- bagai negara. Humanitarian Response
gakui dan memenuhi hak-hak warga ne- Review yang dibentuk oleh Sekretaris
gara yang dimiliki oleh para pengungsi. Jendral PBB menyatakan, “Hampir se-
Dalam konteks manajemen tempat pen- mua operasi masa kini menemukan
gungsian, resolusi ini dapat juga dibaca adanya kelemahan-kelemahan di sektor
bahwa pemerintah bertanggung jawab manajemen tempat pengungsian.” Pada
dalam mengkoordinasi dan mengelola tataran global, kepemimpinan sektor
tempat pengungsian sehingga pelaksa- ini dipegang oleh United Nations High
naan bantuan kemanusiaan bagi para Commissioners on Refugee (UNHCR)
pengungsi dapat berjalan dengan baik. untuk situasi konflik kekerasan dan In-
ternational Organization for Migration
Sebagaimana hukum internasional, (IOM) untuk situasi bencana alam (UNH-
hukum di Indonesia juga mengakui ada- CR dan IOM, 2010; Norwegian Refugee
nya tanggung jawab pemerintah dalam Council, 2008).
penanganan pengungsi. Pasal 6 dari
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Koordinasi dan Manajemen Tempat
menyatakan bahwa, “Tanggung jawab Pengungsian diterapkan pada semua
pemerintah dalam penyelenggaraan jenis hunian bersama yang bersifat se-
penanggulangan bencana meliputi… mentara, termasuk tenda-tenda pen-
perlindungan masyarakat dari dampak gungsian terencana, pusat hunian ber-
bencana, penjaminan pemenuhan hak sama, tenda-tenda pengungsian yang
masyarakat dan pengungsi yang terkena didirikan komunitas secara mandiri, dan
bencana secara adil dan sesuai dengan pusat transit bersama (www.globalccc-
standar pelayanan minimum…” Pasal mcluster.org, tanpa tahun). Koordinasi
8 berlanjut dengan pengakuan tang- dan Manajemen Tempat Pengungsian
gung jawab yang sama bagi pemerin- bertujuan untuk memastikan kesetaraan
tah daerah. Pernyataan-pernyataan ini akses ke layanan dan perlindungan bagi
menunjukkan bahwa Pemerintah Repu- para pengungsi yang tinggal di tempat
blik Indonesia memiliki kewajiban untuk pengungsian bersama, meningkatkan
Dalam konteks Indonesia, jika Klaster Saat Klaster Global Koordinasi dan Ma-
Koordinasi dan Manajemen Tempat najemen Tempat Pengungsian diaktiva-
Pengungsian tidak diaktivasi, maka si, para pemangku kepentingan yang
pelaksanaannya diselaraskan dengan terlibat adalah:
Sistem Komando Tanggap Darurat 1. Koordinator klaster, yaitu UNHCR
yang berlaku di Indonesia. Dalam hal atau IOM,
ini, fungsi administrasi, manajemen, 2. Pemerintah pusat atau pemerintah
dan koordinasi tempat pengungsian daerah di mana tempat pengungsian
menjadi tanggung jawab dari pos ko- didirikan,
mando tanggap darurat yang diben- 3. Penyedia layanan dan pemberi ban-
tuk. Hanya tugas-tugas tertentu dalam
Fungsi Tugas
Administrasi ● Membuat keputusan untuk membuka dan menutup tempat
Tempat pengungsian
Pengungsian ● Menjaga keamanan tempat pengungsian bagi para penghuni-
nya, termasuk keamanan terkait hak untuk berdiam di lahan/
bangunan tersebut secara sementara serta melakukan pem-
bagian yang jelas yang tidak memicu konflik di antara para
penghuni.
● Melakukan pemantauan dan supervisi terhadap seluruh tempat
pengungsian
● Melindungi hak asasi para pengungsi dan mencegah pengu-
siran, relokasi atau pemindahan bagi para penghuni tempat
pengungsian sebelum mereka mendapatkan solusi berkelan-
jutan.
● Memfasilitasi akses bagi aktor-aktor kemanusiaan ke tempat
pengungsian
● Menyediakan solusi berkelanjutan bagi pengungsi
Manajemen ● Memastikan terpenuhinya standar, kebijakan, dan pedoman
tempat pemberian bantuan bagi tempat pengungsian
pengungsian ● Membangun tata kelola tempat pengungsian yang mandiri
● Memonitor penyediaan layanan kepada penghuni tempat
pengungsian yang dilakukan oleh berbagai organisasi
● Membangun partisipasi para penghuni dalam keseluruhan sik-
lus hidup tempat pengungsian
● Mengkoordinasi dan/atau melakukan pemeliharaan dan pe-
rawatan tempat pengungsian
● Mengelola data dan informasi terkait tempat pengungsian dan
penghuni
Koordinasi ● Mengkoordinasi tempat-tempat pengungsian secara keseluru-
Tempat han
Pengungsian ● Mengembangkan strategi Koordinasi dan Manajemen Tempat
Pengungsian
● Mengembangkan standar-standar respons kemanusiaan di
tempat pengungsian
● Mengkoordinasi respons kemanusiaan di tempat pengungsian
● Mengadvokasi solusi berkelanjutan bagi para penghuni tempat
pengungsian
Uraian tugas di dalam tabel menun- ordinasi pelaksanaan, dan melakukan
jukkan bahwa peserta sasaran Pela- monitoring. Sebaliknya, tugas-tugas
tihan Koordinasi dan Manajemen Tem- pada tingkat operasional tidak terdapat
pat Pengungsian adalah para pejabat dalam kegiatan Koordinasi dan Manaje-
pemerintahan dan pekerja kemanusiaan men Tempat Pengungsian.
yang memiliki posisi manajerial di lin-
gkungan kerjanya. Seluruh tugas yang Ada pun pelatihan berbasis kompetensi
digambarkan berkaitan dengan tugas-tu- – sebagai pertimbangan kedua – dide-
gas manajerial seperti merencanakan/ finisikan sebagai pendekatan pelatihan
merancang, mengorganisasi, mengko- yang ditujukan untuk mencapai hasil ter-
● Mengidentifikasi kebutuhan
perlindungan dan bantu-
an kemanusiaan bagi pen-
gungsi berkebutuhan khusus
No Materi Durasi
1 Realitas Pengungsian Internal 2
2 Pendekatan dan Prinsip Koordinasi dan Manajemen Tempat 3
Pengungsian
3 Peran dan Tanggung Jawab dalam Koordinasi dan Manaje- 3
men Tempat Pengungsian
4 Standar Pemenuhan Kebutuhan Pengungsi Internal 3
5 Perlindungan di Tempat Pengungsian 4
6 Partisipasi Komunitas di Tempat Pengungsian 4
7 Koordinasi di Tempat Pengungsian 4
8 Manajemen Informasi di Tempat Pengungsian 4
9 Perencanaan dan Pembukaan Tempat Pengungsian 6
10 Pemeliharaan dan Perawatan Tempat Pengungsian 3
11 Solusi Berkelanjutan dan Penutupan Tempat Pengungsian 3
12 Kesimpulan dan Penutupan 2
13 Observasi lapangan 8
Jumlah 48
26
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
Bab III :
Penutup
Tempat pengungsian merupakan ini membutuhkan pemantauan dari pe-
pilihan terakhir bagi seorang pengungsi nyelenggara pelatihan. Catatan-catatan
ketika bencana alam menerjang dari pemantauan tersebut dapat dija-
wilayahnya. Sebagai pilihan terakhir, dikan bahan atau rujukan untuk menge-
bukan berarti tempat pengungsian valuasi kurikulum ini di masa depan. Ha-
tidak dapat memberikan kehidupan rapannya, kurikulum pelatihan ini dapat
yang layak bagi pengungsi internal. diperbarui secara berkesinambungan
Sebaliknya, pengungsi internal sehingga kualitas Pelatihan Koordina-
tetap memiliki hak-haknya sebagai si dan Manajemen Tempat Pengungsi-
warga negara, khususnya hak untuk an dapat berjalan lebih baik, dan pada
mendapatkan perlindungan dan hidup akhirnya semakin meningkatkan kualitas
yang layak. Hak-hak ini dijamin oleh upaya pemenuhan hak-hak pengungsi.
hukum internasional, khususnya dalam
Resolusi PBB no 46/182. Di Indonesia,
hak-hak pengungsi internal dijamin
dalam UU no 24 tahun 2007. Kedua
kebijakan ini juga menyatakan bahwa
pemerintah berkewajiban memenuhi
hak-hak pengungsi internal.
Daftar Pustaka
Barrantes, S.A., Rodriguez, M., Perez, R. (2009). Information Management and
Communication in Emergencies and Disasters: Manual for Disaster Re-
sponse Team. Washington DC, United States of America: Pan Amerian
Health Organization
Data dan Informasi Bencana Indonesia. Statistik pengungsian tahun 2015. Diunduh
dari dibi.bnpb.go.id.
Global Protection Cluster Working Group. Handbook for the Protection of Internally
Displaced Persons. Geneva, Switzerland: United Nations High Commissioner
for Refugee and International Organization for Migration.
Inter Agency Standing Committee. (2010). IASC framework on durable solutions for
internally displaced persons. District of Columbia, USA: The Brooking Institu-
tion – University of Bern.
International Federation of Red Cross and Red Crescent Society. (2014). Inter-
national disaster response law in Indonesia: An analysis of the impact and
implementation of Indonesia’s legal framework for international disaster as-
sistance. Geneva: International Federation of Red Cross and Red Crescent
Society.
Kirkpatrick, D.L., Kirkpatrick, J.D. (2006). Evaluating training programs: The four
levels. San Fransisco, CA: Berrett-Koehler Publishers
National Volunteer Skills Centre. (2003). A guide to writing competency based train-
ing materials. Melbourne, Australia: National Volunteer Skills Centre.
28
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
Peraturan Kepala BNPB No 4 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Rehabilitasi dan
Rekonstruksi PaskaBencana Sektor Permukiman
Peraturan Kepala BNPB No 7 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pemberian Bantuan
Pemenuhan Kebutuhan Dasar
United Nations High Commissioner for Refugee and International Organization for
Migration. (2010). Collective centre guidelines. Geneva, Switzerland: United
Nations High Commissioner for Refugee.
United Nations High Commissioner for Refugee, International Organization for Mi-
gration, Netherland Red Cross. (2014). Urban displacement and out of camp.
Geneva: United Nations High Commissioner for Refugee.
United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs. (2004). Guiding
principles on internal displacement. Geneva, Switzerland: United Nations
Office for the Coordination of Humanitarian Affairs.
29
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
30
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
31
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
32
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
33
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
34
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
35
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
36
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
37
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
38
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
39
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
40
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
41
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
42
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
43
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
44
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
45
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
46
Kurikulum Pelatihan
Koordinasi & Manajemen Tempat Pengungsian
48