You are on page 1of 30

LAPORAN PKK II

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.N USIA 41 TAHUN


DENGAN REST OF PLASENTA DI POLI KIA UNIT
RAWAT JALAN RSUD Dr.H.M.RABAIN
TAHUN 2023/2024

DISUSUN OLEH KELOMPOK III

DESI BUDIARTI PO.71.24.3.21.006


CHELI MARSALINA PO.71.24.3.20.011

ANGGUN SINTIA PO.71.24.3.20.017

WIWIT HANIAH PO.71.24.3.20.018

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KESEHATAN PALEMBANG

JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIII

KEBIDANAN MUARA ENIM

TAHUN 2023/2024

i
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.N USIA 41 TAHUN


DENGAN REST OF PLASENTA DI POLI KIA UNIT
RAWAT JALAN RSUD Dr.H.M.RABAIN
TAHUN 2023/2024

LAPORAN PRATIK INI TELAH DI SETUJUI OLEH PEMBIMBING


LAPANGAN DAN PEMBIMBING AKADEMIK
MUARA ENIM DESEMBER 2023

Pembimbing Lapangan Pembimbing Bagian Diklat Pembimbing Akademik

Bdn. Ramaina, SST.,M.Kes Yuliana Bertha, SST.,M.Kes Nia Clarasari MP, SST.,M.Keb
NIP. 197205101992032005 NIP. 196807181994032002 NIP. 19821011200602009

Menyetujui
Ketua Prodi DIII Kebidanan Muara Enim

( Dahliana, SKM.,M.Kes )
NIP. 196912151990032004

ii
KATAPENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadiratAllah.SWT karena atas berkat


rahmat dan karunianya penyusun dapat menyusun laporan yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. N Usia 41 Tahun Dengan Rest Of Plasenta Di Poli
KIA Unit Rawat Jalan RSUD Dr.H.Mohamad Rabain Tahun 2023/2024”

Dalam pembuatan laporan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih


banyak kekurangan dari segi materi maupun dari segi pemahaman. Laporan ini
terwujud berkat bantuan bimbingan serta petunjuk yang di terima dari berbagai
pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Muhamad Taswin, S.SI, Apt, MM, M.Kes Selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Palembang
2. Bapak dr.Alfurqon,Sp Selaku Direktur RSUD Dr.H.M.Rabain
3. Ibu Dahliana,SKM.M.KesSelaku Ka-Prodi DIII Kebidanan Muara Enim
4. Ibu Jenny Kartika SKM.M.KesSelaku Dosen Institusi
5. Ibu Bdn. Ramaina,SST.M.Kes Selaku Kepala Ruangan Unit Rawat Jalan RSUD
Dr.H.M.Rabain
6. Ibu Yuliana Bertha,SST.M.Kes Selaku Pembimbing Diklat di RSUD
Dr.H.M.Rabain
Tanpa bantuan dan bimbingan dari yang mereka berikan,laporan ini tidak
dapat terselesaikan dengan baik. Penulis memohon maaf apabila dalam
pembuatan laporan ini terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan di hati
para pembaca karena sebagai manusia biasa kita tidak dapat luput dari kesalahan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukkan yang bersifat
membangun.Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Muara Enim, Desember 2023

Kelompok III

iii
iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
KATAPENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................1
BAB I...................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................3
1.3. Tujuan...........................................................................................................4
1.4. Manfaat.........................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................6
2.1. Masa Nifas....................................................................................................6
2.2. Perdarahan Post Partum................................................................................7
2.3. Rest Of Plasenta............................................................................................8
BAB III TINJAUAN KASUS..........................................................................15
BAB IV PENUTUP..........................................................................................25
4.1. Kesimpulan.................................................................................................25
4.2. Saran...........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................26

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Yang paling dikenal sebagai tiga penyebab klasik kematian ibu disamping
infeksi dan preeklamsi adalah perdarahan. Perdarahan Pasca Persalinan (PPP)
adalah perdarahan yang masih berasal dari tempat implantasi plasenta,
robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya dan merupakan salah satu
penyebab kematian ibu, karena hamil ektopik dan abortus. Apabila PPP tidak
mendapatkan penanganan yang semestinya akan meningkatkan morbiditas
dan mortalitas serta proses penyembuhan kembali. Dengan berbagai
kemajuan pelayanan obstetri diberbagai tempat di Indonesia, maka telah
terjadi pergeseran kausal kematian ibu bersalin dengan perdarahan dan infeksi
yang semakin berkurang tetapi penyebab eklamsi dan penyakit medik non
kehamilan semakin menonjol (Prawirohardjo,2010:522-523)
Definisi Perdarahan Pasca Persalinan adalah perdarahan yang melebihi
500 ml setelah bayi lahir. Pada praktisnya tidak perlu mengukur jumlah
perdarahan sampai sebanyak itu sebab menghentikan perdarahan lebih dini
akan memberi prognosis lebih baik. Pada umumnya bila terdapat perdarahan
yang lebih dari normal, apalagi telah menyebabkan perubahan tanda vital
(seperti kesadaran menurun, pucat, limbung, berkeringat dingin, sesak nafas
serta tensi < 90 mmHg dan nadi > 100 x/menit), maka penanganan harus
segera dilakukan (Prawirohardjo, 2010:523)
Efek perdarahan ibu hamil tergantung pada volume darah saat ibu hamil,
seberapa tingkat hipervolemia yang sudah dicapai dan kadar hemoglobin
sebelumnya. Anemia dalam kehamilan yang masih sangat tinggi di Indonesia
(46%) serta fasilitas transfusi darah yang masih terbatas menyebabkan PPP
akan mengganggu penyembuhan pada masa nifas, proses involusi, dan laktasi.
PPP bukanlah suatu diagnosis akan tetapi suatu kejadian yang harus dicari
kausalnya. Misalnya PPP karena atonia uteri, PPP oleh karena robekan jalan
lahir, PPP oleh karena sisa plasenta, atau oleh karena gangguan pembekuan

1
darah. Sifat perdarahan pada PPP bisa banyak, bergumpal-gumpal sampai
menyebabkan syok atau terus merembes sedikit demi sedikit tanpa henti.
(Prawirohardjo, 2010:523)
Retensio Sisa Plasenta adalah plasenta tidak lepas sempurna dan
meninggalkan sisa, dapat berupa fragmen plasenta atauselaput ketuban
tertahan. Retensio sisa plasentadisebabkan oleh plasenta tertanam terlalu
dalam sampai lapisan miometriumuterus. Sewaktu suatu bagian plasenta (satu
atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara
efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Gejala dan tanda yang
bisa ditemui adalah perdarahan segera, uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus
tidak berkurang. (http://jogjalib.com)
Tertinggalnya sebagian plasenta (sisa plasenta) merupakan penyebab
umum terjadinya perdarahan lanjut dalam masa nifas (perdarahan pasca
persalinan sekunder). Perdarahan post partum yang terjadi segera jarang
disebabkan oleh retensi potongan-potongan kecil plasenta. Inspeksi plasenta
segera setelah persalinan bayi harus menjadi tindakan rutin. Jika ada bagian
plasenta yang hilang, uterus harus dieksplorasi dan potongan plasenta
dikeluarkan. (http://jogjalib.com)
Sewaktu suatu bagian dari plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka
uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat
menimbulkan perdarahan. Tetapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak
ada perdarahan dengan sisa plasenta. (http://jogjalib.com)

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu Rest Of Plasenta
2. Fisiologi Dan Tipe Plasenta
3. Etiologi Rest Of Plasenta
4. Tanda dan Gejala Rest Of Plasenta
5. Diagnosis Rest Of Plasenta
6. Faktor Yang Berhubungan Dengan Rest Of Plasenta
7. Komplikasi Rest Of Plasenta

2
8. Penatalaksaan dan Terapi Rest Of Plasenta
9. Pencegahan Rest Of Plasenta
1.3. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk melaksanakan dan mengevaluasi pengetahuan dan keterampilan
memberi asuhan kebidanan pada ibu nifas ny N dengan rest of plasenta.
Mahasiswa mampu memberi asuhan kebidanan mengenai rest of plasenta
pada ibu nifas (Ny “N”) di Poli KIA Unit Rawat Jalan RSUD
Dr.H.M.Rabain.
2. Tujuan Khusus

a) Melakukan pengkajian secara lengkap pada ibu nifas (Ny “N”) dengan
rest of plasenta di Poli KIA Unit Rawat Jalan RSUD Dr.H.M.Rabain
b) Menginterpretasikan data asuhan kebidanan serta merumuskan
diagnosa kebidanan, masalah, dan kebutuhan pada ibu nifas (Ny “N”)
dengan rest of plasenta di Poli KIA Unit Rawat Jalan RSUD
Dr.H.M.Rabain
c) Mengindentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada ibu nifas (Ny
“N”) dengan rest of plasenta di Poli KIA Unit Rawat Jalan RSUD
Dr.H.M.Rabain
d) Menetapkan tindakan segera pada ibu nifas (Ny “N”) dengan rest of
plasenta di Poli KIA Unit Rawat Jalan RSUD Dr.H.M.Rabain
e) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu nifas (Ny “N”) dengan
rest of plasenta di Poli KIA Unit Rawat Jalan RSUD Dr.H.M.Rabain
f) Melakukan perencanaan secara efisien dan aman pada ibu nifas (Ny
“N”) dengan rest of plasenta di Poli KIA Unit Rawat Jalan RSUD
Dr.H.M.Rabain
g) Mengevaluasi pada penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas
(Ny “N”) dengan rest of plasenta di Poli KIA Unit Rawat Jalan RSUD
Dr.H.M.Rabain

3
1.4. Manfaat
a) Bagi Penulis
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti
PBL khususnya asuhan kebidanan ibu nifas.
b) Bagi Rumah Sakit
Rumah sakit dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan
asuhan kebidanan ibu hamil.
c) Bagi Ny N
Ny “N” dapat memperoleh informasi tentang Rest Of Plasenta.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.2. Masa Nifas


1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saleha, Sitti.
2013:2). Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Dewi, Vivian,
dkk. 2014:1). Masa nifas dimulai setelah 2 jam postpartum dan berakhir
ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
biasanya berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara
keseluruhan baik secara fisiologis maupun psikologis akan pulih dalam
waktu 3 bulan (Nurjannah, Siti Nunung, dkk. 2013:2). Masa nifas adalah
masa dimulai beberapa jam sesudahnya lahir plasenta sampai 6 minggu
setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu (Marmi. 2012:11).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka penulis mengambil
kesimpulan bahwa masa nifas atau puerperium dimulai setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu hingga alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil.
2. Tahap Masa Nifas
Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :
a) Periode immediate postpartum
Yaitu masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam.Pada masa
ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena

5
atonia uteri. Oleh sebab itu, bidan dengan teratur harus melakukan
pemeriksaam uterus.
b) Periode early postpartum (24 jam – 1 minggu)
Pada fase ini memastikan involusio uteri dalam keadaan normal,
tidak ada perdarahan, lochia tidak berbau busuk, tidak oedema, ibu
cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui
dengan baik.
c) Periode late postpartum
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan
sehari-hari serta konseling KB (Saleha, Sitii. 2013:5-6).

2.2. Perdarahan Post Partum


1. Pengertian Post partum
Perdarahan postpartum adalah kehilangan darah lebih 500 mL
setelah perdarahan pervaginam atau lebih dari 1.000 ml setelah
persalinan abdominal (Londok, dkk. Jurnal e-Biomedik 1.1. 2013).
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan yang melebihi 500 mL
setelah bayi lahir, yang berasal dari tempat implantasi plasenta, robekan
pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya (Saifuddin, A B. 2011).
2. Faktor Penyebab Perdarahan Post Partum
a) Tone Dimished : Atonia Uteri
Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus gagal untuk
berkontraksi dan mengecil sesudah janin keluar dari rahim. Pada
perdarahan karena atonia uteri, uterus membesar dan lembek pada
palpasi.
b) Tissue
1) Retensio Plasenta, plasenta belum lahir setengah jam setelah
janin lahir.
2) Sisa Plasenta, merupakan penyebab 20-25% dari kasus
perdarahan postpartum.

6
3) Plasenta Acreta, plasenta yang melekat erat pada dinding uterus
oleh sebab vilis komalis menembus desidua sampai miometrium
atau sampai dibawah peritoneum.
c) Trauma
1) Sekitar 20% kasus perdarahan postpartum disebabkan oleh
trauma jalan lahir.
2) Rupture uterus, dapat menimbulkan perdarahan yang banyak
apabila tidak segera ditangani
3) Inversi uterus
4) Perlukaan jalan lahir
5) Vaginal hematom, biasanya terdapat pada daerah-daerah yang
mengalami robekan.
d) Thrombin
Kelainan pembekuan darah, misalnya Trombocitipeni dan
Hipofibrinogenemia (Fransisca S.K, http://ws.ub.ac.id diakses
tanggal 17 Februari 2020).

2.3. Rest Of Plasenta


1. Pengertian Rest Of Plasenta
Rest plasenta adalah potongan-potongan plasenta yang ketinggalan
tanpa diketahui biasanya menimbulkan perdarahan postpartum lambat
(Saleha, Sitti. 2013:100). Rest plasenta adalah keadaan dimana suatu
bagian dari plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak
dapat berkontraksi secara efektif dan dapat menimbulkan perdarahan
(Nurjannah, 2013:149). Rest plasenta adalah suatu bagian dari plasenta,
satu atau lebih lobus tertinggal dalam uterus (Saifuddin, 2002 dalam
Nadyah 2013). Rest plasenta atau tertinggalnya sisa plasenta adalah
apabila sebagian besar plasenta sudah lahir tetapi sebagian kecil masih
melekat pada dinding uterus. Potongan-potongan plasenta yang tertinggal
tanpa diketahui akan menimbulkan perdarahan (Lailiyana,et.al, 2011
dalam Sari, Husna 2012). Rest plasenta atau sisa plasenta adalah dimana

7
suatu bagian dari plsenta (satu atau dua lobus) tertinggal dalam uterus
sehingga uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini
dapat menimbulkan perdarahan. Tetapi mungkin saja pada beberapa
keadaan tidak ada perdarahan dengan sisa plasenta (Saifuddin, AB,
2010:M- 31).

2. Fisiologi Dan Tipe Plasenta


Plasenta berbentuk bundar atau oval, diameter 15-20 cm, tebal 2- 3
cm, berat 500-600 gram, biasanya plasenta akan berbentuk lengkap pada
kehamilan kira-kira 16 minggu, dimana ruang amnion telah mengisi
seluruh rongga rahim. Letak plasenta yang normal umumnya pada corpus
uteri bagian depan atau belakang agak kearah fundus uteri.
Plasenta terdiri atas tiga bagian yaitu:
a. Bagian Janin (Fetal Portion)
Bagian janin terdiri dari korion frondosum dan vili dari uri atau
plasenta yang matang terdiri atas :
1) Vili Korialis
2) Ruang-ruang interviler. Darah ibu yang berada dalam ruang
interviler berasal dari arteri spirialis yang berada di desidua basalis.
Pada sistole, darah dipompa dengan tekanan 70 -80 mmHg
kedalam ruang interviler sampai lempeng korionik (Chorionic
Plate) pangkal dari kotiledon-kotiledon. Darah tersebut membanjiri
vili korialis dan kembali perlahan ke pembuluh darah balik (vena –
vena) didesidua dengan tekanan 8 mmHg.
3) Pada bagian permukaan janin plasenta diliputi dengan amnion yang
licin, dibawah lapisan amnion ini berjalan cabang-cabang
pembuluh darah tali pusat. Tali pusat akan berinsersi pada plasenta
bagian permukaan janin
b. Bagian Maternal (Maternal Portion)
Bagian maternal terdiri atas desidua kompakta yang berbentuk dari
beberapa lobus dan kotiledon (15-20 buah).Desidua basalis pada

8
plasenta yang matang disebut lempeng korionik (basal) dimana
sirkulasi utero-plasental berjalan keruang – ruang intervili melalui tali
pusat.

3. Etiologi
Sebab-sebab plasenta belum lahir :
a. Plasenta belum lepas dari dinding uterus Apabila plasenta belum lahir
sama sekali, tidak terjadi perdarahan, jika lepas sebagian akan terjadi
perdarahan yang merupakan indikasi untuk mengeluarkannya. Plasenta
belum lepas dari dinding uterus bisa karena :
1) Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta
adhesiva)
2) Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korialis
menembus desidua sampai miometrium.
b. Plasenta sudah lepas akan tetapi belum dilahirkan
Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar
disebabkan oleh :
1) Karena atonia uteri
2) Kesalahan penanganan kala III sehinggan menyebabkan terjadinya
lingkaran konstriksi pada segmen bagian bawah uterus yang dapat
menghalangi keluarnya plasenta.

4. Tanda Dan Gejala Rest Of Plasenta


Gejala klinik dari rest plasenta yaitu :
a. Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak
lengkap
b. Perdarahan pervaginam
c. Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus uteri tidak berkurang
(Nurjannah, dkk. 2013:151).
d. Perdarahan pasca partus sekunder

9
e. Perdarahan pasca partus berkepanjangan dan pengeluaran lokia dapat
berbau akibat infeksi rest plasenta (Manuaba, 2001 dalam Nadyah,
2013).
f. Tetapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan
dengan sisa plasenta (Saifuddin, AB, 2010:M-31).
g. Pemeriksaan tanda - tanda vital :
1) Tekanan darah menurun
2) Denyut nadi akan meningkat cepat
3) Suhu biasanya meningkat sampai 38ºC dianggap normal. Setelah
satu hari suhu akan kembali normal (36,5-37,5ºC), terjadi
penurunan akibat hipovolemia.
4) Pernafasan cepat, bila suhu dan nadi tidak normal pernafasan juga
menjadi tidak normal
5) Pusing, gelisah, letih, ekstremitas dingin dan dapat terjadi syok
hipovolemik (https://id.scribd.com diakses tanggal17 Februari
2020)

5. Diagnosis
Diagnosa rest plasenta dapat ditegakkan berdasarkan :
a. Palpasi uterus, bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
b. Memeriksa plasenta dan selaput ketuban apakah lengkap atau tidak
c. Lakukan eksplorasi cavum uteri untuk mencari :
1) Sisa plasenta atau selaput ketuban
2) Robekan rahim
3) Plasenta suksenturiata
d. Inspekulo, untuk melihat robekan pada serviks, vagina dan varices
yang pecah
e. Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan USG (Ultrasonografi)

6. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rest Of Plasenta


a. Umur

10
Wanita yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun merupakan faktor terjadinya komplikasi kehamilan,
persalinan dan pasca persalinan. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal
bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.
Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia
dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematial
maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal
meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun
b. Paritas
Pada paritas yang rendah (paritas 1) dapat menyebabkan
ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan sehingga ibu hamil
tidak mampu menangani komplikasi yang terjadi selama kehamilan,
persalinan dan nifas. Sedangkan semakin sering wanita mengalami
kehamilan dan melahirkan (paritas lebih dari 3) maka uterus semakin
lemah sehingga besar resiko terjadi komplikasi kehamilan, persalinan
dan pasca persalinan.
c. Jarak antar kelahiran
Jarak antar kelahiran adalah waktu sejak kelahiran sebelumnya
sampai terjadinya kelahiran berikutnya. Jarak antar kelahiran yang
terlalu dekat dapat menyebabkan komplikasi kehamilan, persalinan,
dan nifas.Selama kehamilan berikutnya dibutuhkan dibutuhkan waktu
2-4 tahun agar kondisi tubuh ibu kembali seperti kondisi
sebelumnya.Bila jarak antar kelahiran dengan anak sebelumnya kurang
dari 2 tahun, rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan
baik.Kehamilan dalam keadaan ini perlu diwaspadai karena
kemungkinan terjadinya perdarahan pasca persalinan.
d. Anemia
Anemia dapat mengurangi daya tahan tubuh ibu dan meninggikan
frekuensi komplikasi kehamilan, persalinan serta pasca persalinan.
Anemia juga menyebabkan peningkatan resiko perdarahan pasca
persalinan. Rasa cepat lelah pada penderita anemia disebabkan

11
metabolisme energi oleh otot tidak berjalan secara sempurna karena
kekurangan oksigen. Saat bersalin ibu membutuhkan hemoglobin
untuk memberikan energi agar otot-otot uterus dapat berkontraksi
dengan baik. Pemeriksaan dan pengawasan hemoglobin dapat
dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan dengan
alat sahli dapat digolongkan sebagai berikut (Manuaba, 1998) :
1) Hb ≥ 11,0 gr% disebut tidak anemia
2) Hb 9,0 gr% - 10,9 gr% disebut anemia ringan
3) Hb 7,0 gr% - 8,9 gr% disebut anemia sedang
4) Hb ≤ 6,9 gr% disebut anemia berat (http://repository.USU.ac.id
diakses tanggal 17 februari 2020)

7. Komplikasi Rest Of Plasenta


a. Marupakan sumber infeksi dan perdarahan potensial
b. Memudahkan terjadinya anemia yang berkelanjutan
c. Terjadi plasenta polip
d. Degenerasi koriokarsinoma
e. Dapat menimbulkan gangguan pembekuan darah. (Manuaba, 2008
dalam Nadyah, 2013).

8. Penatalaksanaan Dan Terapi Rest Plasenta


Pada kasus rest plasenta dengan perdarahan pasca persalinan lanjut,
sebagian besar psien akan kembali lagi ketempat bersalin dengan keluhan
perdarahan setelah 6-10 hari pulang kerumah dan sub involusi uterus.
a. Penatalaksanaan rest of plasenta
1) Perbaiki keadaan umum dengan memasang infus RL atau cairan
Nacl 0,9%. Pemasangan infus dan pemberian uterotonika untuk
mempertahankan keadaan umum ibu dan merangsang kontraksi
uterus
2) Kosongkan kandung kemih
3) Ambil darah untuk pemeriksaan hemoglobin, golongan darah dan
cross match.

12
4) Bila kadar Hb < 8 gr% berikan transfusi darah. Bila kadar Hb > 8
gr% berikansulfas ferosus 600 mg/hari selama 10 hari. Pada kasus
syok parah, dapat gunakan plasma ekspander. Plasma ekspander
diberikan karena cairan ini dapat meresap ke jaringan dan cairan
ini dapat menarik cairan lain dari jaringan ke pembuluh darah.
5) Jika ada indikasi terjadi infeksi yang diikuti dengan demam,
menggigil, vagina berbau busuk, segera berikan antibiotika
spectrum luas. Antiobiotika ampisilin dosis awal 1 gr IV
dilanjutkan dengan 3x1 gram per oral dikombinasikan dengan
metrodinazol 1 gram suppositoria dilanjutkan dengan 3x500 mg
(Morgan & Hamilton (2009))
6) Lakukan ekplorasi (bila servik terbuka) dan mengeluarkan bekuan
darah atau jaringan. Bila servik hanya dapat dilalui oleh evakuasi
sisa plasenta dengan AMV atau dilatasi dan kuretase.
7) Kuretase oleh Dokter. Kuretase harus dilakukan di RS dengan hati-
hati karena dinding rahim relatif tipis dibandingkan dengan
kutetase pada abortus.
b. Terapi rest of plasenta
1) Dengan perlindungan antibiotik sisa plasenta dikeluarkan secara
digital atau kuret besar
2) Jika pasien demam, tunggu sampai suhu turun dengan pemberian
antibiotik dan 3-4 dari kemudian rahim dibersihkan
3) Jika perdarahan banyak, maka rahim segera dibersihkan walaupun
pasien demam
9. Pencegahan Rest Of Plasenta
Pencegahan terjadi perdarahan post partum merupakan tindakan utama,
sehingga dapat menghemat tenaga, biaya dan mengurangi komplikasi
upaya preventif dapat dilakukan dengan :
a. Meningkatkan kesehatan ibu, sehingga tidak terjadi anemia dalam
kehamilan.
b. Meningkatan usaha penerimaan KB.

13
c. Melakukan pertolongan persalinan di rumah sakit bagi ibu yang
mengalami perdarahan post partum.
d. Memberikan uteronika segera setelah persalinan bayi, kelahiran
plasenta dipercepat, (Manuaba, I.B.G, 2007).
e. Menurut Manuaba (2010) untuk menghindari terjadinya sisa plasenta
dapat dilakukan dengan membersihkan kavum uteri dengan tangan,
segera setelah plasenta lahir dilakukan kuretase menggunakan kuret
post partum.

14
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tempat Praktik : RSUD Dr.H.MOHAMAD RABAIN


No. Reg :
Tanggal, Jam : 06 Desember 2023, 10:00 WIB
Oleh : Kelompok III

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.N USIA 41 TAHUN


DENGAN REST OF PLASENTA DI POLI KIA UNIT
RAWAT JALAN RSUD Dr.H.M.RABAIN
TAHUN 2023/2024

I. DATA SUBJEKTIF

A. Identitas
B. Nama Ibu : Ny. N Nama Suami : Tn. A
Umur : 41 tahun Umur : 45 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pulau Panggung Tanjung Agung Muara Enim

C. Data Kebidanan
1. Keluhan utama
Ibu datang ke Poli KIA Unit Rawat Jalan RSUD Dr.H.M.Rabain
Mengatakan sakit perut bagian bawah dan keluar darah sejak 9 hari
yang lalu.
2. Status Perkawinan
a. Kawin/tidak kawin : Kawin

15
b. Usia kawin : 17 tahun
c. Lama perkawinan : 24 bulan
d. Perkawinan : pertama/sah
3. Riwayat menstruasi
a. Menarche umur : 15 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Teratur/tidak : teratur
d. Lama : 7 hari
e. Sifat : cair
f. Bau : khas
g. Flour albous : tidak ada
h. Dismenorhea : diawal mentruasi
i. Banyaknya : 3 kali ganti pembalut/hari
4. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Hamil Persalinan Nifas
ke Tgl/ Uk Jenis Penolong Komplikasi Jk BBL Perdar Laktasi Komp
tahun Ibu Bayi ahan

1 2001
2 2002
3 2003 Atrem Pp Bidan Pr 4200 gr Asi
spontan
4 2007 Aterm Pp Bidan Lk 3200 gr Asi
spontan
5 2010 Aterm Pp Dokter Ltp Pr 3000 gr Asi
pontan
6 2018 Aterm Pp Bidan Lk 3200 Asi
spontan
7 2023

5. Riwayat Keluarga Berencana (KB)


No Jenis kontrasepsi Mulai memakai Berhenti/ganti cara
Tgl Oleh Tempat Kel Tgl Oleh Tempat Alasan
1 Kb suntik 3 bulan

16
6. Riwayat kesehatan :
a. Riwayat penyakit sistematis menular, menurun yang pernah atau
sedang diderita :
Tidak Ada
b. Riwayat penyakit yang pernah/ sedang diderita kekuarga :
Tidak Ada
c. Riwayat Operasi :
Tidak Ada
d. Riwayat kembar/cacat :
Tidak Ada
7. Riwayat persalinan terakhir
a. Keadaan ibu
1) Masa kehamilan : 37 minggu
2) Tempat persalinan :
3) Jenis persalinan :
4) Komplikasi :
5) Proses persalinan :
Kala Lama (jam) Pengeluaran Kejadian/ Tindakan Keterangan
persalinan pervaginam tindakan (oleh)

b. Keadaan bayi
1) Tempat, lahir, jam :-
1) Antropometri :-
2) Keadaan secara umum :-
3) Rawa gabung/tidak :-
8. Kebutuhan fisik
a. Nutrisi

17
Porsi : 2 piring perhari
Jenis makanan : nasi, sayur, lauk pauk, buah-buahan
Pantangan : tidak ada
Keluhan : tidak ada
b. Eliminasi
1) Bak terakhir
Sifat : lunak
Jumlah : 1 x sehari
Warna : kekuningan
Bau : khas
Keluhan : tidak ada
2) Bab terakhir
Sifat : cair
Jumlah : 4-5 x sehari
Warna : jenih
Bau : khas
Keluhan : tidak ada
c. Istirahat/tidur : 8 jam sehari
d. Personal hygiene
Mandi : 2 x sehari
Keramas : 2 x sehari
9. Keadaan psikosoial dan spiritual
a. Penerimaan ibu terhadap kelahiran bayi :
-
b. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap kelahiran bayi:
-
c. Tanggapan ibu terhadap masa nifas :
Ibu mengetahui apa itu masa nifas
d. Orang yang tinggal serumah dengan ibu :
Suami dan anak
e. Ketaatan ibu beribadah :

18
Sholat 5 waktu
f. Coping/pemecahan masalah dari ibu :
Memberikan KIE kepada ibu

10. Pengetahuan ibu terhadap masa nifas dan perawatan bayi:


-

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
Kesadaran : Composmentis
b. TTV
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Suhu : 36,5 ºC
Nadi : 86 x/menit
Pernafasan : 20x/menit
c. Berat badan
Sebelum hamil : 74 kg
Kunjungan lalu : 86 kg
Kunjungan sekarang : 90 kg
d. Tinggi badan : 159 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Muka : simetris, tidak ada odema
Mata : konjungtiva pucat, sklera antikterik
Hidung : bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
Mulut : bersih, tidak ada stomatitis
Gigi : tidak ada caries pada gigi
Lidah : tidak ada stomatitis
Gusi : bersih
Telinga : bersih, tidak ada serumen

19
b. Leher
Kelenjar tiroid : tidak ada
Kelenjar getah bening : tidak ada
Vena sugoralis nestrom : tidak ada
c. Dada
Bentuk : bulat simetris
Areola : kecoklatan
Puting susu : menonjol
Pengeluaran colostrum : tidak ada
Massa/benjolan : tidak ada
d. Abdomen : terdapat linea nigra dan striae
albikal
e. Genetalia
Kebersihan : ada perdarahan
Odema : tidak ada
Varises : tidak ada
Perineum :
Jahitan :
Pengeluaran lochea
Jenis : lochea rubra
Warna : merah segar
Jumlah : ± 30 cc
Konsistensi : cair
Bau : khas (amis)
f. Anus : tidak ada hemoroid
g. Ekstremitas
Odema : tidak ada
Kelainan : tidak ada
Varises : tidak ada
Warna kuku : merah muda
Reflek patela : kiri (+), kanan (+)

20
3. Pemeriksaan penunjang
Hb : 10 g/dl
Darah : HbsAg (-), HIV (-)
Glukosa :
III. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan : Post Kuretase hari ke 9
dengan Rest Of Plasenta
2. Masalah : Rest Of Plasenta
IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal 06 Desember 2023 pukul 10.00 WIB Di Poli KIA Unit Rawat Jalan
RSUD Dr.H.Mohamad Rabain.
1. Mengobservasi tanda-tanda vital Hasil:
a. Tekanan darah:137/80 mmHg
b. Nadi :70 x/menit
c. Suhu :36’c
d. Pernafasan :24 x/menit

2. Mengobservasi jumlah perdarahan


Hasil : Perdarahan ± 100 cc

3. Mengobservasi TFU dan kontraksi uterus


Hasil : TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik teraba bundar dan
keras
4. Memberikan dukungan emosional dan spiritual pada ibu, bahwa keadaan
yang dialami dapat segera teratasi dengan perawatan dan pengobatan. Serta
memberikan dukungan agar ibu lebih tabah menghadapi cobaan dari Allah
swt.
Hasil : Ibu terlihat lebih tabah.

5. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu masih membutuhkaan perawatan


dikarenakan masih adanya pendarahan yang di akibatkan oleh sisa plasenta
dan akan dilakukan tindakan oleh Dr.SpOg
Hasil:Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan

6. Melakukan kolaborasi dengan Dr.SpOg


 Terapi lanjut
 Rencana USG dilakukan oleh Dokter dengan hasil masih terdapat sisa
plasenta (+)

7. Melakukan informet consent terhadap ibu dan keluarga bahwa akan dirujuk
ke Unit Rawat Kebidanan untuk di lakukan kuretase

21
Hasil:Ibu dan keluarga mengerti dan setuju.
CATATAN PERKEMBANGAN

NO Hari/tanggal Jam CATATAN SOAP

1. Rabu 10.00 S:Ibu datang ke poli KIA unit Rawat Jalan RSUD
Dr.H.Mohamad Rabain Muara Enim,Mengatakan
06-12-2023 WIB ingin kontrol post kuretase hari ke 9 ,mengeluh perut
terasa mules seperti ingin melahirkan.

O:Keadaan umum:Baik

TTV

-TD :137/80 mmHg

-RR :24x/menit

-N :70x/menit

-T :36’c

A: P4A3 post kuretase hari ke 9 dengan rest of

plasenta

P:-

1. Mengobservasi tanda-tanda vital Hasil:


e. Tekanan darah:137/80 mmHg
f. Nadi :70 x/menit
g. Suhu :36’c
h. Pernafasan :24 x/menit

2. Mengobservasi jumlah perdarahan


Hasil : Perdarahan ± 100 cc
3. Mengobservasi TFU dan kontraksi uterus
Hasil : TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi
uterus baik teraba bundar dan keras.
4. Memberikan dukungan emosional dan
spiritual pada ibu, bahwa keadaan yang
dialami dapat segera teratasi dengan
perawatan dan pengobatan. Serta
memberikan dukungan agar ibu lebih
tabah menghadapi cobaan dari Allah swt.
Hasil : Ibu terlihat lebih tabah.

5. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu


masih membutuhkaan perawatan
dikarenakan masih adanya pendarahan

22
yang di akibatkan oleh sisa plasenta dan
akan dilakukan tindakan oleh Dr.SpOg
Hasil:Ibu dan keluarga mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
6. Melakukan kolaborasi dengan Dr.SpOg
 Terapi lanjut
 Rencana USG dilakukan oleh Dokter
dengan hasil masih terdapat sisa
plasenta (+)
7. Melakukan informet consent terhadap ibu
dan keluarga bahwa akan dirujuk ke Unit
Rawat Kebidanan untuk di lakukan
kuretase.
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti dan setuju.

BAB IV
PENUTUP

23
4.1. Kesimpulan
Rest Plasenta adalah tertinggalnya potongan-potongan plasenta seperti
kotiledon dan selaput plasenta yang menyebabkan terganggunya kontraksi
uterus sehingga sinus-sinus darah tetap terbuka dan menimbulkan perdarahan
post partum.
Perdarahan postpartum dini dapat terjadi sebagai akibat tertinggalnya sisa
plasenta atau selaput janin. Bila hal tersebut terjadi, harus dikeluarkan secara
manual atau di kuratase dan pemberian obat-obat uterotonika intravena.

4.2. Saran
b. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan pelaksanaan asuhan kebidanan sesuai dengan
kewenangan dan tetap mempertahankan serta meningkatkan kualitas
pelayanan.
c. Bagi Pasien
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan
informasi pada ibu nifas dengan rest of plasenta sehingga
pengetahuannya akan meningkat.
d. Bagi Pendidikan
Diharapkan karya tulis ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan
kebidanan khususnya pada ibu nifas dengan rest of plasenta.

24
DAFTAR PUSTAKA

Dias Q., (2014). LP Sisa Plasenta. http://www.academia.edu.com. 10 Desember


2014
Novita N. N., (2013). Rest Plasenta. http://ninyomannovita072.blogspot.com. 10
Desember 2014
Prawirohardjo S.,(2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin A. B., (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Suryani A. I., (2013). Retensio Sisa Plasenta. http://jogjalib.com. 10 Desember
2014

25

You might also like