Professional Documents
Culture Documents
TAHUN 2023/2024
i
LEMBAR PENGESAHAN
Bdn. Ramaina, SST.,M.Kes Yuliana Bertha, SST.,M.Kes Nia Clarasari MP, SST.,M.Keb
NIP. 197205101992032005 NIP. 196807181994032002 NIP. 19821011200602009
Menyetujui
Ketua Prodi DIII Kebidanan Muara Enim
( Dahliana, SKM.,M.Kes )
NIP. 196912151990032004
ii
KATAPENGANTAR
Kelompok III
iii
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
KATAPENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................1
BAB I...................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................3
1.3. Tujuan...........................................................................................................4
1.4. Manfaat.........................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................6
2.1. Masa Nifas....................................................................................................6
2.2. Perdarahan Post Partum................................................................................7
2.3. Rest Of Plasenta............................................................................................8
BAB III TINJAUAN KASUS..........................................................................15
BAB IV PENUTUP..........................................................................................25
4.1. Kesimpulan.................................................................................................25
4.2. Saran...........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................26
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
darah. Sifat perdarahan pada PPP bisa banyak, bergumpal-gumpal sampai
menyebabkan syok atau terus merembes sedikit demi sedikit tanpa henti.
(Prawirohardjo, 2010:523)
Retensio Sisa Plasenta adalah plasenta tidak lepas sempurna dan
meninggalkan sisa, dapat berupa fragmen plasenta atauselaput ketuban
tertahan. Retensio sisa plasentadisebabkan oleh plasenta tertanam terlalu
dalam sampai lapisan miometriumuterus. Sewaktu suatu bagian plasenta (satu
atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara
efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Gejala dan tanda yang
bisa ditemui adalah perdarahan segera, uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus
tidak berkurang. (http://jogjalib.com)
Tertinggalnya sebagian plasenta (sisa plasenta) merupakan penyebab
umum terjadinya perdarahan lanjut dalam masa nifas (perdarahan pasca
persalinan sekunder). Perdarahan post partum yang terjadi segera jarang
disebabkan oleh retensi potongan-potongan kecil plasenta. Inspeksi plasenta
segera setelah persalinan bayi harus menjadi tindakan rutin. Jika ada bagian
plasenta yang hilang, uterus harus dieksplorasi dan potongan plasenta
dikeluarkan. (http://jogjalib.com)
Sewaktu suatu bagian dari plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka
uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat
menimbulkan perdarahan. Tetapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak
ada perdarahan dengan sisa plasenta. (http://jogjalib.com)
2
8. Penatalaksaan dan Terapi Rest Of Plasenta
9. Pencegahan Rest Of Plasenta
1.3. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk melaksanakan dan mengevaluasi pengetahuan dan keterampilan
memberi asuhan kebidanan pada ibu nifas ny N dengan rest of plasenta.
Mahasiswa mampu memberi asuhan kebidanan mengenai rest of plasenta
pada ibu nifas (Ny “N”) di Poli KIA Unit Rawat Jalan RSUD
Dr.H.M.Rabain.
2. Tujuan Khusus
a) Melakukan pengkajian secara lengkap pada ibu nifas (Ny “N”) dengan
rest of plasenta di Poli KIA Unit Rawat Jalan RSUD Dr.H.M.Rabain
b) Menginterpretasikan data asuhan kebidanan serta merumuskan
diagnosa kebidanan, masalah, dan kebutuhan pada ibu nifas (Ny “N”)
dengan rest of plasenta di Poli KIA Unit Rawat Jalan RSUD
Dr.H.M.Rabain
c) Mengindentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada ibu nifas (Ny
“N”) dengan rest of plasenta di Poli KIA Unit Rawat Jalan RSUD
Dr.H.M.Rabain
d) Menetapkan tindakan segera pada ibu nifas (Ny “N”) dengan rest of
plasenta di Poli KIA Unit Rawat Jalan RSUD Dr.H.M.Rabain
e) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu nifas (Ny “N”) dengan
rest of plasenta di Poli KIA Unit Rawat Jalan RSUD Dr.H.M.Rabain
f) Melakukan perencanaan secara efisien dan aman pada ibu nifas (Ny
“N”) dengan rest of plasenta di Poli KIA Unit Rawat Jalan RSUD
Dr.H.M.Rabain
g) Mengevaluasi pada penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas
(Ny “N”) dengan rest of plasenta di Poli KIA Unit Rawat Jalan RSUD
Dr.H.M.Rabain
3
1.4. Manfaat
a) Bagi Penulis
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti
PBL khususnya asuhan kebidanan ibu nifas.
b) Bagi Rumah Sakit
Rumah sakit dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan
asuhan kebidanan ibu hamil.
c) Bagi Ny N
Ny “N” dapat memperoleh informasi tentang Rest Of Plasenta.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
atonia uteri. Oleh sebab itu, bidan dengan teratur harus melakukan
pemeriksaam uterus.
b) Periode early postpartum (24 jam – 1 minggu)
Pada fase ini memastikan involusio uteri dalam keadaan normal,
tidak ada perdarahan, lochia tidak berbau busuk, tidak oedema, ibu
cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui
dengan baik.
c) Periode late postpartum
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan
sehari-hari serta konseling KB (Saleha, Sitii. 2013:5-6).
6
3) Plasenta Acreta, plasenta yang melekat erat pada dinding uterus
oleh sebab vilis komalis menembus desidua sampai miometrium
atau sampai dibawah peritoneum.
c) Trauma
1) Sekitar 20% kasus perdarahan postpartum disebabkan oleh
trauma jalan lahir.
2) Rupture uterus, dapat menimbulkan perdarahan yang banyak
apabila tidak segera ditangani
3) Inversi uterus
4) Perlukaan jalan lahir
5) Vaginal hematom, biasanya terdapat pada daerah-daerah yang
mengalami robekan.
d) Thrombin
Kelainan pembekuan darah, misalnya Trombocitipeni dan
Hipofibrinogenemia (Fransisca S.K, http://ws.ub.ac.id diakses
tanggal 17 Februari 2020).
7
suatu bagian dari plsenta (satu atau dua lobus) tertinggal dalam uterus
sehingga uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini
dapat menimbulkan perdarahan. Tetapi mungkin saja pada beberapa
keadaan tidak ada perdarahan dengan sisa plasenta (Saifuddin, AB,
2010:M- 31).
8
plasenta yang matang disebut lempeng korionik (basal) dimana
sirkulasi utero-plasental berjalan keruang – ruang intervili melalui tali
pusat.
3. Etiologi
Sebab-sebab plasenta belum lahir :
a. Plasenta belum lepas dari dinding uterus Apabila plasenta belum lahir
sama sekali, tidak terjadi perdarahan, jika lepas sebagian akan terjadi
perdarahan yang merupakan indikasi untuk mengeluarkannya. Plasenta
belum lepas dari dinding uterus bisa karena :
1) Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta
adhesiva)
2) Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korialis
menembus desidua sampai miometrium.
b. Plasenta sudah lepas akan tetapi belum dilahirkan
Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar
disebabkan oleh :
1) Karena atonia uteri
2) Kesalahan penanganan kala III sehinggan menyebabkan terjadinya
lingkaran konstriksi pada segmen bagian bawah uterus yang dapat
menghalangi keluarnya plasenta.
9
e. Perdarahan pasca partus berkepanjangan dan pengeluaran lokia dapat
berbau akibat infeksi rest plasenta (Manuaba, 2001 dalam Nadyah,
2013).
f. Tetapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan
dengan sisa plasenta (Saifuddin, AB, 2010:M-31).
g. Pemeriksaan tanda - tanda vital :
1) Tekanan darah menurun
2) Denyut nadi akan meningkat cepat
3) Suhu biasanya meningkat sampai 38ºC dianggap normal. Setelah
satu hari suhu akan kembali normal (36,5-37,5ºC), terjadi
penurunan akibat hipovolemia.
4) Pernafasan cepat, bila suhu dan nadi tidak normal pernafasan juga
menjadi tidak normal
5) Pusing, gelisah, letih, ekstremitas dingin dan dapat terjadi syok
hipovolemik (https://id.scribd.com diakses tanggal17 Februari
2020)
5. Diagnosis
Diagnosa rest plasenta dapat ditegakkan berdasarkan :
a. Palpasi uterus, bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
b. Memeriksa plasenta dan selaput ketuban apakah lengkap atau tidak
c. Lakukan eksplorasi cavum uteri untuk mencari :
1) Sisa plasenta atau selaput ketuban
2) Robekan rahim
3) Plasenta suksenturiata
d. Inspekulo, untuk melihat robekan pada serviks, vagina dan varices
yang pecah
e. Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan USG (Ultrasonografi)
10
Wanita yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun merupakan faktor terjadinya komplikasi kehamilan,
persalinan dan pasca persalinan. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal
bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.
Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia
dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematial
maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal
meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun
b. Paritas
Pada paritas yang rendah (paritas 1) dapat menyebabkan
ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan sehingga ibu hamil
tidak mampu menangani komplikasi yang terjadi selama kehamilan,
persalinan dan nifas. Sedangkan semakin sering wanita mengalami
kehamilan dan melahirkan (paritas lebih dari 3) maka uterus semakin
lemah sehingga besar resiko terjadi komplikasi kehamilan, persalinan
dan pasca persalinan.
c. Jarak antar kelahiran
Jarak antar kelahiran adalah waktu sejak kelahiran sebelumnya
sampai terjadinya kelahiran berikutnya. Jarak antar kelahiran yang
terlalu dekat dapat menyebabkan komplikasi kehamilan, persalinan,
dan nifas.Selama kehamilan berikutnya dibutuhkan dibutuhkan waktu
2-4 tahun agar kondisi tubuh ibu kembali seperti kondisi
sebelumnya.Bila jarak antar kelahiran dengan anak sebelumnya kurang
dari 2 tahun, rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan
baik.Kehamilan dalam keadaan ini perlu diwaspadai karena
kemungkinan terjadinya perdarahan pasca persalinan.
d. Anemia
Anemia dapat mengurangi daya tahan tubuh ibu dan meninggikan
frekuensi komplikasi kehamilan, persalinan serta pasca persalinan.
Anemia juga menyebabkan peningkatan resiko perdarahan pasca
persalinan. Rasa cepat lelah pada penderita anemia disebabkan
11
metabolisme energi oleh otot tidak berjalan secara sempurna karena
kekurangan oksigen. Saat bersalin ibu membutuhkan hemoglobin
untuk memberikan energi agar otot-otot uterus dapat berkontraksi
dengan baik. Pemeriksaan dan pengawasan hemoglobin dapat
dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan dengan
alat sahli dapat digolongkan sebagai berikut (Manuaba, 1998) :
1) Hb ≥ 11,0 gr% disebut tidak anemia
2) Hb 9,0 gr% - 10,9 gr% disebut anemia ringan
3) Hb 7,0 gr% - 8,9 gr% disebut anemia sedang
4) Hb ≤ 6,9 gr% disebut anemia berat (http://repository.USU.ac.id
diakses tanggal 17 februari 2020)
12
4) Bila kadar Hb < 8 gr% berikan transfusi darah. Bila kadar Hb > 8
gr% berikansulfas ferosus 600 mg/hari selama 10 hari. Pada kasus
syok parah, dapat gunakan plasma ekspander. Plasma ekspander
diberikan karena cairan ini dapat meresap ke jaringan dan cairan
ini dapat menarik cairan lain dari jaringan ke pembuluh darah.
5) Jika ada indikasi terjadi infeksi yang diikuti dengan demam,
menggigil, vagina berbau busuk, segera berikan antibiotika
spectrum luas. Antiobiotika ampisilin dosis awal 1 gr IV
dilanjutkan dengan 3x1 gram per oral dikombinasikan dengan
metrodinazol 1 gram suppositoria dilanjutkan dengan 3x500 mg
(Morgan & Hamilton (2009))
6) Lakukan ekplorasi (bila servik terbuka) dan mengeluarkan bekuan
darah atau jaringan. Bila servik hanya dapat dilalui oleh evakuasi
sisa plasenta dengan AMV atau dilatasi dan kuretase.
7) Kuretase oleh Dokter. Kuretase harus dilakukan di RS dengan hati-
hati karena dinding rahim relatif tipis dibandingkan dengan
kutetase pada abortus.
b. Terapi rest of plasenta
1) Dengan perlindungan antibiotik sisa plasenta dikeluarkan secara
digital atau kuret besar
2) Jika pasien demam, tunggu sampai suhu turun dengan pemberian
antibiotik dan 3-4 dari kemudian rahim dibersihkan
3) Jika perdarahan banyak, maka rahim segera dibersihkan walaupun
pasien demam
9. Pencegahan Rest Of Plasenta
Pencegahan terjadi perdarahan post partum merupakan tindakan utama,
sehingga dapat menghemat tenaga, biaya dan mengurangi komplikasi
upaya preventif dapat dilakukan dengan :
a. Meningkatkan kesehatan ibu, sehingga tidak terjadi anemia dalam
kehamilan.
b. Meningkatan usaha penerimaan KB.
13
c. Melakukan pertolongan persalinan di rumah sakit bagi ibu yang
mengalami perdarahan post partum.
d. Memberikan uteronika segera setelah persalinan bayi, kelahiran
plasenta dipercepat, (Manuaba, I.B.G, 2007).
e. Menurut Manuaba (2010) untuk menghindari terjadinya sisa plasenta
dapat dilakukan dengan membersihkan kavum uteri dengan tangan,
segera setelah plasenta lahir dilakukan kuretase menggunakan kuret
post partum.
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas
B. Nama Ibu : Ny. N Nama Suami : Tn. A
Umur : 41 tahun Umur : 45 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pulau Panggung Tanjung Agung Muara Enim
C. Data Kebidanan
1. Keluhan utama
Ibu datang ke Poli KIA Unit Rawat Jalan RSUD Dr.H.M.Rabain
Mengatakan sakit perut bagian bawah dan keluar darah sejak 9 hari
yang lalu.
2. Status Perkawinan
a. Kawin/tidak kawin : Kawin
15
b. Usia kawin : 17 tahun
c. Lama perkawinan : 24 bulan
d. Perkawinan : pertama/sah
3. Riwayat menstruasi
a. Menarche umur : 15 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Teratur/tidak : teratur
d. Lama : 7 hari
e. Sifat : cair
f. Bau : khas
g. Flour albous : tidak ada
h. Dismenorhea : diawal mentruasi
i. Banyaknya : 3 kali ganti pembalut/hari
4. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Hamil Persalinan Nifas
ke Tgl/ Uk Jenis Penolong Komplikasi Jk BBL Perdar Laktasi Komp
tahun Ibu Bayi ahan
1 2001
2 2002
3 2003 Atrem Pp Bidan Pr 4200 gr Asi
spontan
4 2007 Aterm Pp Bidan Lk 3200 gr Asi
spontan
5 2010 Aterm Pp Dokter Ltp Pr 3000 gr Asi
pontan
6 2018 Aterm Pp Bidan Lk 3200 Asi
spontan
7 2023
16
6. Riwayat kesehatan :
a. Riwayat penyakit sistematis menular, menurun yang pernah atau
sedang diderita :
Tidak Ada
b. Riwayat penyakit yang pernah/ sedang diderita kekuarga :
Tidak Ada
c. Riwayat Operasi :
Tidak Ada
d. Riwayat kembar/cacat :
Tidak Ada
7. Riwayat persalinan terakhir
a. Keadaan ibu
1) Masa kehamilan : 37 minggu
2) Tempat persalinan :
3) Jenis persalinan :
4) Komplikasi :
5) Proses persalinan :
Kala Lama (jam) Pengeluaran Kejadian/ Tindakan Keterangan
persalinan pervaginam tindakan (oleh)
b. Keadaan bayi
1) Tempat, lahir, jam :-
1) Antropometri :-
2) Keadaan secara umum :-
3) Rawa gabung/tidak :-
8. Kebutuhan fisik
a. Nutrisi
17
Porsi : 2 piring perhari
Jenis makanan : nasi, sayur, lauk pauk, buah-buahan
Pantangan : tidak ada
Keluhan : tidak ada
b. Eliminasi
1) Bak terakhir
Sifat : lunak
Jumlah : 1 x sehari
Warna : kekuningan
Bau : khas
Keluhan : tidak ada
2) Bab terakhir
Sifat : cair
Jumlah : 4-5 x sehari
Warna : jenih
Bau : khas
Keluhan : tidak ada
c. Istirahat/tidur : 8 jam sehari
d. Personal hygiene
Mandi : 2 x sehari
Keramas : 2 x sehari
9. Keadaan psikosoial dan spiritual
a. Penerimaan ibu terhadap kelahiran bayi :
-
b. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap kelahiran bayi:
-
c. Tanggapan ibu terhadap masa nifas :
Ibu mengetahui apa itu masa nifas
d. Orang yang tinggal serumah dengan ibu :
Suami dan anak
e. Ketaatan ibu beribadah :
18
Sholat 5 waktu
f. Coping/pemecahan masalah dari ibu :
Memberikan KIE kepada ibu
19
b. Leher
Kelenjar tiroid : tidak ada
Kelenjar getah bening : tidak ada
Vena sugoralis nestrom : tidak ada
c. Dada
Bentuk : bulat simetris
Areola : kecoklatan
Puting susu : menonjol
Pengeluaran colostrum : tidak ada
Massa/benjolan : tidak ada
d. Abdomen : terdapat linea nigra dan striae
albikal
e. Genetalia
Kebersihan : ada perdarahan
Odema : tidak ada
Varises : tidak ada
Perineum :
Jahitan :
Pengeluaran lochea
Jenis : lochea rubra
Warna : merah segar
Jumlah : ± 30 cc
Konsistensi : cair
Bau : khas (amis)
f. Anus : tidak ada hemoroid
g. Ekstremitas
Odema : tidak ada
Kelainan : tidak ada
Varises : tidak ada
Warna kuku : merah muda
Reflek patela : kiri (+), kanan (+)
20
3. Pemeriksaan penunjang
Hb : 10 g/dl
Darah : HbsAg (-), HIV (-)
Glukosa :
III. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan : Post Kuretase hari ke 9
dengan Rest Of Plasenta
2. Masalah : Rest Of Plasenta
IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal 06 Desember 2023 pukul 10.00 WIB Di Poli KIA Unit Rawat Jalan
RSUD Dr.H.Mohamad Rabain.
1. Mengobservasi tanda-tanda vital Hasil:
a. Tekanan darah:137/80 mmHg
b. Nadi :70 x/menit
c. Suhu :36’c
d. Pernafasan :24 x/menit
7. Melakukan informet consent terhadap ibu dan keluarga bahwa akan dirujuk
ke Unit Rawat Kebidanan untuk di lakukan kuretase
21
Hasil:Ibu dan keluarga mengerti dan setuju.
CATATAN PERKEMBANGAN
1. Rabu 10.00 S:Ibu datang ke poli KIA unit Rawat Jalan RSUD
Dr.H.Mohamad Rabain Muara Enim,Mengatakan
06-12-2023 WIB ingin kontrol post kuretase hari ke 9 ,mengeluh perut
terasa mules seperti ingin melahirkan.
O:Keadaan umum:Baik
TTV
-RR :24x/menit
-N :70x/menit
-T :36’c
plasenta
P:-
22
yang di akibatkan oleh sisa plasenta dan
akan dilakukan tindakan oleh Dr.SpOg
Hasil:Ibu dan keluarga mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
6. Melakukan kolaborasi dengan Dr.SpOg
Terapi lanjut
Rencana USG dilakukan oleh Dokter
dengan hasil masih terdapat sisa
plasenta (+)
7. Melakukan informet consent terhadap ibu
dan keluarga bahwa akan dirujuk ke Unit
Rawat Kebidanan untuk di lakukan
kuretase.
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti dan setuju.
BAB IV
PENUTUP
23
4.1. Kesimpulan
Rest Plasenta adalah tertinggalnya potongan-potongan plasenta seperti
kotiledon dan selaput plasenta yang menyebabkan terganggunya kontraksi
uterus sehingga sinus-sinus darah tetap terbuka dan menimbulkan perdarahan
post partum.
Perdarahan postpartum dini dapat terjadi sebagai akibat tertinggalnya sisa
plasenta atau selaput janin. Bila hal tersebut terjadi, harus dikeluarkan secara
manual atau di kuratase dan pemberian obat-obat uterotonika intravena.
4.2. Saran
b. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan pelaksanaan asuhan kebidanan sesuai dengan
kewenangan dan tetap mempertahankan serta meningkatkan kualitas
pelayanan.
c. Bagi Pasien
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan
informasi pada ibu nifas dengan rest of plasenta sehingga
pengetahuannya akan meningkat.
d. Bagi Pendidikan
Diharapkan karya tulis ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan
kebidanan khususnya pada ibu nifas dengan rest of plasenta.
24
DAFTAR PUSTAKA
25