You are on page 1of 14

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

(PEMIKIRAN FILOSOFI IDEALISME DAN REALISME DALAM TEORI


PENDIDIKAN)
Makalah Ini Disusun Untuk Menyelesaikan Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Filsafat
Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Anita maulidya, M. Pd. I

Disusun Oleh:

Kelompok 4

M. Firza Novriansyah (0304202087)


Nabila Widiastari (0304201062)
Syahadah (0304203178)

Kelas/Sem: TBI-3/VI

TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik di kehidupan alam dunia maupun di kehidupan akhirat kelak, sehingga
semua cita-cita dan harapan yang kita inginkan menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada ibu Anita maulidya, M. Pd. I
selaku dosen pengampu ada mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam
serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun
materil, sehingga makalah “Filsafat Pendidikan Islam” ini terselesaikan dalam waktu yang
telah ditentukan.
Kami menyadari, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
serta banyaknya kekurangan dari segi tata bahasa. Harapan yang paling besar dari
penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Aamiin.......

Penulis

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar belakang masalah........................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................... 3
C. Tujuan masalah ....................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 4
A. Pengertian Filsafat Idealisme dan Realisme ........................................................... 4
B. Tokoh-Tokoh Filsafat Idealisme dan Realisme ...................................................... 5
C. Hubungan Filsafat Idealisme dan Realisme dalam Pendidikan .............................. 7
D. Implikasi Filsafat Idealisme dan Realisme dalam Pendidikan ............................... 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan ialah suatu usaha sadar serta terencana yang memiliki fungsi sebagai
pengembangan sebuah potensi yang dimiliki oleh manusia supaya dapat berguna untuk
kelangsungan hidup di masa yang akan datang. Dapat di lihat dari segi islam filsafat ialah
suatu cara untuk menjadikan manusia sebagai manusia yang seutuhnya serta filsafat dapat di
akui sebagai masyarakat yang ideal di masa yang akan datang. Filsafat diakui sebagai induk
ilmu pengetahuan (the mother of knowledge) yang mampu menjawab segala pertanyaan dan
permasalahan. Mulai dari masalah-masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga
masalah manusia dan segala problematika dan kehidupanya termasuk dunia pendidikan
Islam.
Peran filsafat dalam dunia pendidikan adalah memberikan acuan bidang filsafat
pendidikan guna mewujudkan cita-cita pendidikan yang diharapkan oleh suatu masyarakat
atau bangsa. Salah satu aliran filsafat adalah aliran idealisme. Idealisme adalah aliran yang
berpaham bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide atau akal pemikiran
manusia. Sehingga sesuatu itu dapat terwujud atas dasar pemikiran manusia. Dalam konteks
pendidikan, idealisme merupakan suatu aliran yang berkontribusi besar terhadap kemajuan
pendidikan.
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of knowledge)yang
mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari masalah-masalah yang
berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia dan segala problematik dan
kehidupannya termasuk dunia pendidikan Islam. Peran filsafat dalam dunia pendidikan
adalah memberikan acuan bidang filsafat pendidikan guna mewujudkan cita-cita pendidikan
yang diharapkan oleh suatu masyarakat atau bangsa (Yanuarti, 2016).
Filsafat sebagai kumpulan teori digunakan memahami dan mereaksi dunia pemikiran.
Jika seseorang hendak ikut membentuk dunia atau ikut mendukung suatu ide yang
membentuk suatu dunia, atau hendak menentang suatu sistem kebudayaan atau sistem
ekonomi, atau sistem politik, maka sebaiknya mempelajari teori-teori filsafatnya. Inilah
kegunaan mempelajari teori-teori filsafat ilmu (Abdulhak, 2008).
Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan masalah. Dalam hidup ini kita
menghadapi banyak masalah. Kehidupan akan dijalani lebih enak bila masalah masalah itu

1
dapat diselesaikan. Ada banyak cara menyelesaikan masalah, mulai dari cara yang sederhana
sampai yang paling rumit. Bila cara yang digunakan amat sederhana maka biasanya masalah
tidak terselesaikan secara tuntas. Penyelesaian yang detail itu biasanya dapat mengungkap
semua masalah yang berkembang dalam kehidupanmanusia. Pendidikan sering dipahami
sebagai suatu hal yang sifatnya normatif atau berorientasi pada nilai-nilai tertentu. Dengan
kata lain, pada pendidikan melekat hal-hal yang dipandang sebagai suatu hal yang berharga
atau bernilai (Nuzulah, 2017).
Paham pemikiran idealisme meyakini bahwa pada hakekatnya dunia ini hanya spritual
dan tidak meyakini pengaruh material atau fisik. Bahwa dibalik semua kejadian fisik atau
material itu merupakan aktualisasi dari spritual yang ada. Filsafat idealisme memandang
bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik. Hakikat manusia adalah
rohaninya, yakni apa yang disebut „mind‟.Idealisme, berpandangan bahwa kenyataan akhir
atau kenyataan yang sebenarnya adalah spiritual/rokhaniah atau cita. Tujuan pendidikan
adalah mengembangkan individu sebagai pribadi yang terbatas, dan ia mampu berbuat selaras
dengan suatu kehidupan yang mulia. Tujuan ini dapat dicapai dengan cara mengekspresikan
dirinya secara positif, dengan mempergunakan metode dialektis untuk mengembangkan
kemampuan menilai dan menalar, yang bisa dicapai melalui pengajaran. Idealisme
merupakan aliran filsafat yang memegang teguh pada ide-ide atau gagasan-gagasan.
Idealisme sendiri mempunyai peran yang sangat besar dalam dunia pendidikan selama
beberapa abad. Filsafat idealisme mempunyai beberapa tokoh-tokoh yang telah membangun
pemikiran ini, diantaranya yaitu Plato (427-374 SM) yang merupakan tokoh aliran idealisme
yang pertama kali, selain itu ada Johan Gottlieb Fichte (1780-1788 M), Friedrich Wilhelm
Joseph Schelling (1775-1854), Hegel (1770-1831), Immanuel Kant (1724 -- 1808), dan Al-
Ghazali.
Idealisme adalah sistem filsafat dari Plato dan dikembangkan oleh para pengikutnya
yang menekankan pentingnya keunggulan pikiran (mind), roh (soul), jiwa (spirit) atau ide
dari pada hal-hal yang bersifat kebendaan atau material. Pandangan-pandangan umum yang
disepakati oleh para filsuf idealisme, yaitu jiwa (soul) manusia adalah unsur yang paling
penting dalam hidup dan hakikat akhir alam semesta pada dasarnya adalah nonmaterial
Pembahasan dalam makalah ini menekankan pada topik tentang teori berdasarkan
aliran Idealisme dan Realisme. Kajian didasarkan pada pemahaman tentang landasan filosofi
yang digunakan dalam pengembangan teori pendidikan. Awal pembahasan dimulai dengan
pentingnya mempelajari filsafat dalam pengembangan teori pendidikan. Selanjutnya
dikemukakan tinjauan umum tentang filsafat dan filsafat pendidikan, serta pengertian aliran
2
Idealisme dan Realisme. Kemudian mengemukakan pembahasan mengenai pertentangan serta
perpaduan aliran filsafat idealisme dan realisme dalam mewarnai teori dan praktiek
pendidikan. Terlebih lagi ditengah arus globalisasi dan modernisasi yang melaju sangat pesat
pendidikan harus diberi inovasi agar tidak ketinggalan teori dan praktek pendidikan untuk
mencapai keberhasilan subtansif.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Filsafat Idealisme dan Realisme?
2. Siapa Saja Tokoh-Tokoh Pada Filsafat Idealisme dan Realisme ?
3. Apa Hubungan Antara Filsafat Idealisme dan Realisme dalam Pendidikan ?
4. Apa- Apa Saja Implikasi Filsafat Idealisme dan Realisme dalam Pendidikan?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari masalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Filsafat Idealisme dan Realisme
2. Untuk Mengetahui Tokoh-Tokoh Dari Filsafat Idealisme dan Realisme
3. Untuk Mengetahui Hubungan Antara Filsafat Idealisme dan Realisme dalam
Pendidikan
4. Untuk Mengetahui Implikasi Filsafat Idealisme dan Realisme dalam Pendidikan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian filsafat Idealisme dan realisme

1. Filsafat Idealisme
Filsafat Idealisme adalah sistem filsafat yang menekankan pentingnya keunggulan
akal (mind), jiwa (spirit) atau ruh (soul) di atas materi atau benda material. Esensi
manusia adalah jiwanya, rohnya, yang disebut "pikiran". Pikiran adalah makhluk yang
mampu memahami dunianya, bahkan sebagai penguasa dan pemandu semua perilaku
manusia. Salah satu aliran filsafat yang berkaitan dengan bidang ilmu pendidikan yaitu
aliran filsafat idealisme. Aliran filsafat ini sebenarnyapertama kali diperkenalkan oleh
Plato. Aliran filsafat idealisme membahas bahwa hakikat dunia dapat dipahami dengan
jiwa (mind) dan spirit (ruh) (Rusdi, 2013). Alim (2019) mengartikan ruh sebagai jiwa;
mental dan akal sedangkan jasmani adalah jiwa untuk menjalankan tujuan; keinginan dan
dorongan jiwa manusia.
Filsafat aliran idealisme berasumsi bahwa yang menggerakkan tubuh manusia adalah
ruh atau jiwa, apabila tidak adanya ruh maka jiwa manusia akan tidak memiliki daya.
Dalam kamus filsafat (Wahyuningsih, 2012) idealisme dapat didefinisikan sebagai
pengetahuan yang sebenarnya adalah ide atau pikiran dan bukanlah benda di luar pikiran.
Bendabenda di luar pikiran dianggap tidak nyata. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa aliran filsafat idealisme lebih mementingkan ide atau pikiran
daripada hal-hal yang bersifat material untuk melaksanakan suatu tujuan (Purwati, 2022).
Menurut aliran filsafat idealisme tujuan pendidikan tasawuf bertujuan untuk
mempelajari ilmu pengetahuan semata-mata untuk ilmu pengetahuan itu sendiri sebagai
ibadah kepada Allah, dan tujuan utamanya adalah pembentukan karakter akhlaq karimah,
serta mengantarkan pada santri mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Aliran idealisme
melihat santri merupakan seorang pribadi tersendiri, sebagai makhluk spiritual. Bagi yang
menganut paham idealisme senantiasa memperlihatkan bahwa apa yang mereka lakukan
merupakan ekspresi dari keyakinannya, sebagai pusat utama pengalaman pribadinya
sebagai makhluk spiritual (Yanuarti, 2016).

2. Filsafat Realisme
Memasuki abad ke-20, realisme muncul. Real berarti yang aktual atau yang ada, kata
tersebut menunjuk kepada benda-benda atau kejadian-kejadian yang sungguh-sungguh,

4
artinya yang bukan sekadar khayalan atau apa yang ada dalam pikiran. Real
menunjukkan apa yang ada. Pada dasarnya realisme merupakan filsafat yang
memandang realitas secara dualitis. Realisme berbeda dengan materialisme dan
idealisme yang bersifat monistis. Realisme berpendapat bahwa hakikat realitas ialah
terdiri atas dunia fisik dan dunia rahani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian,
yaitu subyek yang menyadari dan mengetahui disatu pihak, dan dipihak lainnya adalah
adanya realita diluar manusia, yang dapat dijadikan sebagai objek pengetahuan manusia.
Implikasinya Realisme dalam pendidikan adalah kebutuhan dasar dan hak yang
mendasar bagi manusia dan kewajiban penting bagi semua masyarakat untuk
memastikan bahwa semua anak-anak dilahirkan dengan pendidikan yang baik.
Sebagai aliran filsafat, realisme berpendirian bahwa yang ada yang ditangkap
pancaindra dan yang konsepnya ada dalam budi itu memang nyata ada. Contoh : Batu
yang tersandung di jalan yang baru dialami memang ada. Bunga mawar yang bau
harumnya merangsang hidung sungguh-sungguh nyata ada bertengger pada ranting
pohonnya di taman bunga. Kucing yang dilihat mencuri lauk di atas meja makan betul-
betul ada dan hidup dalam rumah keluarga itu.

B. Tokoh-Tokoh Filsafat Idealisme dan Realisme


Tokoh-Tokoh Filsafat Idealisme
1. Plato (427-374 SM)

Tokoh aliran idealisme yang pertama kali adalah Plato murid Socrates. Menurut
pemikiran plato hakikat segala sesuatu itu tidak terletak pada bendawi atau materi, melainkan
berada di balik materi itu yaitu ide atau gagasan. Sehingga dalam mencari kebenaran plato
berpendapat bahwa kebenaran itu tidak bisa ditemukan dalam dunia nyata, sebab dunia nyata
ternyata akan hancur dan akan mengalami perubahan. Artinya bahwa dunia materi bukanlah
dunia yang sebenarnya, tetapi hal itu merupakan ilusi semata yang dihasilkan oleh panca
indera.

5
2. George Wilhelm Friedrich Hegel ( 1770 - 1831 )

Dalam metode berfilsafat Hegel menggunakan dialektika. Menurut Hegel dialektika


adalah dua hal yang dipertentangkan lalu didamaikan, atau biasa disebut dengan tesis
(pengiyaan), antitesis (pengingkaran) dan sintesis (kesatuan kontradiksi). Tesis harus berupa
konsep pengertian yang empiris indrawi. Menurut Hegel yang mutlak adalah roh yang
mengungkapkan diri di dalam alam, dengan maksud dapat sadar akan dirinya sendiri. Hakikat
roh adalah ide atau pikiran.

Tokoh-Tokoh Filsafat Realisme


1. Johan Amos Comenius

Dia adalah pemikiran tokoh terhadap pendidikan yang dapat digolongkan Realisme
Religius yaitu tentang manusia untuk mencapai dua tujuan yang pertama yaitu keselamatan
dan kebahagiaan dan yang kedua yaitu keadaan dan kehidupan yang sejahtera.
2. Wiliam MC Gucken

Dia pengikut dari Aristoteles dan Thomas yang berakal pada metafisika dan
epistemologi vfia juga natural dan supranatural. Menutut Gucken tanpa tuhan tidak ada

6
tujuan hidup pada akhirnya tidak ada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan itu sendiri adalah
mempersiapkan manusia untuk hidup didunia pada akhirnya untuk mencapai akhir yang
abadi didunia. Dia juga beranggapan tentang Moral Realisme .menyatujui bahwa kita dapat
mengetahui hukum moral tersebut dengan menggunakan akal namun secara tegas
beranggapan bahwa hukum moral tersebut diciptakan oleh Tuhan.

C. Hubungan Filsafat Idealisme dan Realisme dalam Pendidikan


1. Hubungan Filsafat Idealisme dalam Pendidikan
Aliran idealisme terbukti cukup banyak berpengaruh dalam dunia pendidikan.
William T. Harris adalah salah satu tokoh aliran pendidikan idealisme yang sangat
berpengaruh di Amerika Serikat. Idealisme terpusat tentang keberadaan sekolah. Aliran
inilah satu-satunya yang melakukan oposisi secara fundamental terhadap naturalisme.
Pendidikan harus terus eksis sebagai lembaga untuk proses pemasyarakatan manusia
sebagai kebutuhan spiritual, dan tidak sekedar kebutuhan alam semata.
Bagi aliran idealisme, peserta didik merupakan pribadi tersendiri, sebagai makhluk
spiritual. Guru yang menganut paham idealisme biasanya berkeyakinan bahwa spiritual
merupakan suatu kenyataan, mereka tidak melihat murid sebagai apa adanya, tanpa
adanya spiritual. Sejak idealisme sebagai aliran filsafat pendidikan menjadi keyakinan
bahwa realitas adalah pribadi, maka mulai saat itu dipahami tentang perlunya pengajaran
secara individual. Pola pendidikan yang diajarkan filsafat idealisme berpusat dari
idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak atau materi pelajaran, juga
bukan masyarakat tapi idealisme. Maka tujuan pendidikan menurut aliran idealisme
terbagi atas tiga hal, tujuan untuk individual, masyarakat, dan campuran antara
keduanya.
Pendidikan idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa
menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang
harmonis, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup
lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah
perlunya persaudaraan antar manusia. Sedangkan tujuan secara sintesis dimaksudkan
sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga
terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.

7
2. Hubungan Filsafat Realisme dalam Pendidikan
Pendidikan dalam realisme memiliki keterkaitan erat dengan pandangan john locke
bahwa akal-pikiran jiwa manusia tidak lain adalah tabularasa, ruang kosong tak ubahnya
kertas putih kemudian menerima impresi dari lingkungan. Oleh karena itu, pendidikan
dipandang dibutuhkan karena untuk membentuk setiap individu agar mereka menjadi
sesuai dengan apa yang dipandang baik. Dengan demikian, pendidikan dalam realisme
kerap diidentikkan sebagai sebagi upaya pelaksanaan psikologi behaviorisme ke dalam
ruang pengajaran.
Murid adalah sosok yang mengalami inferiorisasi secara berlebih sebab ia dipandang
sama sekali tidak mengetahui apapun kecuali apa-apa yang telah pendidikan berikan. Di
sini dalam pengajaran setiap siswa akan subjek didik tak berbeda dengan robot. Ia mesti
tunduk dan takluk sepatuh-patunya untuk diprogram dan mengerti materi-materi yang
telah ditetapkan sedemikian rupa.
Pada ujung pendidikan, realisme memiliki proyeksi ketika manusia akan dibentuk
untuk hidup dalam nilai-nilai yang telah menjadi common sense sehingga mereka mampu
beradaptasi dengan lingkungan-lingkungan yang ada. Sisi buruk pendidikan model ini
kemudian cenderung lebih banyak dikendalikan skeptisisme positivistik, ketika mereka
dalam hal apa pun akan meminta bukti dalam bentuk-bentuk yang bisa didemonstrasikan
secara indrawi.
Realisme memiliki pula jasa bagi perkembangan dunia pendidikan. Salah satunya
adalah dengan temuan gagasan Crezh, salah seorang pendidik di Mosenius pada abad ke-
17 dengan karya Orbic Pictus-nya. Pada periode itu, temuan Orbic Pictus sempat
mengejutkan dunia pendidikan dan dipandang sebagai gagasan baru. Ini disebabkan oleh
paling tidak ada periode tersebut belum ada satupun yang memiliki pemikiran untuk
memasukkan alat bantu visual separti gambar-gambar perlu digunakan dalam pengjaran
anak, terutama dalam mempelajari bahasa.
Corak lain pendidikan realisme adalah tekanan-tekanan hidup yang terarah kedalam
pengaturan-pengaturan serta keteraturan yang bersifat mekanistik. Meskipun tidak semua
pengaturan yang bersifat mekanistik buruk, apa yang diterapkan realisme dalam ruang
pendidikan melahirkan berbagai hal yang kemudian menuai banyak kecaman sebab telah
menjadi penyebab berbagai dehumanisasi.

8
D. Implikasi Filsafat Idealisme dan Realisme Dalam Pendidikan
Implikasi Filsafat Idealisme Dalam Pendidikan Sebagai Berikut:
1. Tujuan Pendidikan. Pendidikan formal dan informal bertujuan membentuk karakter
dan mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial;
2. Kedudukan Siswa. Siswa bebas untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan
dasarnya/bakatnya;
3. Peranan Guru. Guru bekerjasama dengan alam dalam proses pengembangan manusia,
terutama bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan siswa;
4. Kurikulum. Pendidikan liberal untuk mengembangan kemampuan rasional, dan
pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan;
5. Metode. Diutamakan metode dialektika, tetapi metode lain yang efektif dapat
dimanfaatkan.

Implikasi Filsafat Realisme Dalam Pendidikan Sebagai Berikut:


1. Tujuan Pendidikan: Pendidikan bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan
dan mampu melaksanakan tanggung jawab sosial.
2. Kurikulum/Isi Pendidikan: Kurikulum harus bersifat komprehensif yang memuat
ilmu pengetahuan, matematika, humaniora kemudian ilmu sosial, dan nilai-nilai.
Kurikulum juga mengandung unsur pendidikan liberal dan unsur pendidikan praktis.
Kemudian kurikulum disusun berdasarkan Mapel (subject matter) dan berpusat pada
mata pelajaran (subject centered).
3. Metode: Metode harus logis dan psikologis. Habituasi adalah metode utama bagi
penganut Realisme.
4. Peran Pendidik dan Siswa: Pendidik adalah pengelola kegiatan belajar mengajar
(kelas berpusat pada guru). Pendidik harus menguasai pengetahuan yang dapat
berubah, menguasai keterampilan teknik mengajar dengan kewenangan menuntut
prestasi siswa. Sedangkan siswa berperan dalam penguasaan ilmu, taat aturan dan
disiplin.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Idealisme ialah aliran filsafat yang menganggap atau memandang ide itu primer dan
materi adalah sekundernya, dengan kata lain menganggap materi berasal dari idea atau
diciptakan dari ide. Pada bagian ini dikemukakan bahwa idelisme adalah suatu aliran filsafat
yang berpandangan bahwa dunia ide dan gagasan merupakan hakikat dari realitas. Realitas
sesungguhnya tidak terdapat pada objek materi, tetapi terdapat dalam alam pikiran ide.
Meskipun idealisme menganggap bahwa yang hakikat adalah ide. ia tetap mengakui adanya
materi. Namun menurutnya, yang utama adalah dunia ide. karena ide terlebih dulu ada
sebelum materi. Aliran filsafat ini, kemudian berimplikasi dalarn bidang pendidikan.
Bangunan filsafat tersebut membentuk sebuah pemahaman bahwa pendidikan dikonstruk
berdasarkan ide-ide yang bersifat abstrak yang lebih mengedepankan akal pikiran dan moral.
Menurut tujuan pendidikan menurut pahan idealisme lebih mengarah kepada pengembangan
pemikiran dan diri pribadi siswa, yang berkesinambungan dengan tujuan untuk pribadi,
masyarakat, dan kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.
Realisme adalah filsafat yang biasa memandang realitas dalam dualitas. Realisme
kemudian berpendapat jika esensi dari realitas adalah terdiri dari dunia fisik dan juga dari
dunia spiritual. Realisme dapat didefinisikan sebagai posisi filosofis yang menegaskan: (1)
keberadaan objektif dunia dan makhluk di dalamnya dan hubungan antara makhlukmakhluk
ini, terlepas dari pengetahuan dan keinginan manusia. (2) kemampuan untuk mengetahui hal-
hal sebagaimana adanya; (3) kebutuhan akan kesesuaian dengan realitas objektif dalam
perilaku manusia.

B. Saran
Kami menyadari jika dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan serta jauh
dari kata sempurna. Dengan begitu kami membutuhkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah yang lebih baik lagi kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Rusdi. 2013. Filsafat idealisme (implikasinya dalam pendidikan). Dinamika Ilmu 3 (2) : 236-
248
Mudyahardjo, Redja, (1995), Filsafat Pendidikan (Sebuah Studi Akademik), Jurusan FSP FIP
IKIP Bandung
Kenar Arimbi Lituhayu Amru Ardian. K. A. L. A., Suryo Ediyono. S. 2023. Idealisme dan
Realisme Dalam Pengendalian Diri Manusia di Era Modern. Research Gate
Yuliyanti., Damayanti. E., Hidayat. S., Dewi. R. S. 2023. Filsafat Pendidikan Realisme.
Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 12 (1) : 10
Shagena. A., Syarifuddin. 2022. Peran Filsafat Idealisme Serta Implementasinya Pada
Pendidikan. LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan. 17 (2) : 45-54
Barnadib, Imam., Filsafat Pendidikan, Yogyakarta: Adicita Kaiya Nusa: 2002

11

You might also like