You are on page 1of 16

PEMEROLEHAN BAHASA ANAK AUTIS BERDASARKAN

GENDER DI SEKOLAH BINA AUTIS MANDIRI PALEMBANG


AUTISM CHILD LANGUAGE ACQUISITION BASED ON GENDER IN
SCHOOLS OF SELF AUTISM PALEMBANG

Zuraida
Pogram Studi Bahasa Inggris
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya
Jl. Raya Palembang – Prabumulih KM. 32 Indralaya Ogan Ilir 30662.
Telepon/Fax, : (0711) 580069, 580169, 580645 Fakimile (0711) 580644
Tanggal naskah masuk 27 November 2015
Tanggal akhir penyuntingan 15 Desember 2015

Abstract :
This study aims to describe the function of speech-language autistic children based
on gender in school Bina Mandiri Autism Palembang and patterns of acquisition of
language function is based on the types of language function developed by Halliday.
The method used in this research is descriptive method. In analyzing the data used
methods match those basic techniques that pragmatic aggregated power engineering
and advanced engineering that appeal circuit techniques to discern. The subjects
were two students Bina Mandiri Autism Palembang namely Sekar Alifia Salsabil and
Jovian. The results showed that the two research subjects do not have the ability to
earn a seventh language functions as proposed by Halliday. Informative function is a
function of the dominant use of children with autism while the non-dominant
function is the function of heuristic and imaginative function. Each function of the
language used by research subjects have characteristics that mark it. Distinctive
characteristics include verbal and nonverbal characteristics. When compared to the
proposed acquisition of language function Halliday, the results of this study indicate
that not all patterns of language acquisition functions proposed by Halliday met. In
addition, new patterns are found on the instrumental function that is specific demand
patterns arising from initiation are divided into normal initiation and initiation
explanatory.

Key words: language acquisition, children with autism, gender

Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fungsi ujaran bahasa anak autis
berdasarkan gender di sekolah Bina Autis Mandiri Palembang dan pola-pola
pemerolehan fungsi bahasa berdasarkan jenis-jenis fungsi bahasa yang
dikembangkan oleh Halliday. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif. Dalam penganalisaan data digunakan metode padan dengan
teknik dasar yaitu teknik daya pilah pragmatis dan teknik lanjutan yaitu teknik
hubung banding memperbedakan. Subjek penelitian ini adalah dua orang siswa Bina
Autis Mandiri Palembang yaitu Sekar Alifia Salsabil dan Jovian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ke dua subjek penelitian tidak memiliki kemampuan untuk
memperoleh ketujuh fungsi bahasa seperti yang dikemukakan oleh Halliday. Fungsi

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 187 - 202 Desember 2015 ISSN 1829-9237
informatif adalah fungsi yang dominan digunakan anak autis sedangkan fungsi yang
tidak dominan adalah fungsi heuristik dan fungsi imajinatif. Setiap fungsi bahasa
yang digunakan oleh subjek penelitian mempunyai ciri-ciri yang menandainya. Ciri-
ciri itu meliputi ciri verbal dan ciri nonverbal. Apabila dibandingkan dengan
pemerolehan fungsi bahasa yang dikemukakan Halliday, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak semua pola-pola pemerolehan fungsi bahasa yang
dikemukakan oleh Halliday terpenuhi. Disamping itu, ditemukan pola-pola baru
pada fungsi instrumental yaitu pola permintaan khusus yang muncul dari inisiasi
yang terbagi menjadi inisiasi normal dan inisiasi penjelas.

Kata-kata kunci : pemerolehan bahasa, anak autis, gender

1. Pendahuluan ini tidak sama dengan anak autis karena mereka


Secara umum pertumbuhan pada anak hanya memiliki gangguan perkembangan komunikasi,
terjadi pada jasmani saja akan tetapi terjadi pula interaksi sosial, dan lainnya (Peeters, 2004:14).
pada mental dan emosinya. Pertumbuhan tersebut Autis adalah suatu gangguan perkembangan
secara perlahan-lahan akan berlangsung seperti yang kompleks meliputi gangguan perkembangan
halnya pada seorang anak yang baru dilahirkan komunikasi, interaksi sosial, perilaku, emosi, dan
tidak langsung dapat berbahasa (berbicara), tetapi sensoris. Seorang anak penderita autis dari segi
ia mempunyai potensi berbahasa yang dibawa fisik mereka tidak mempunyai masalah seperti
sejak lahir. Menurut Chomsky (yang dikutip oleh layaknya anak normal. Menurut Handojo (2006:8),
Subyakto-Nababan, 1992:77), setiap anak sejak anak-anak penderita austis sangat berbeda dengan
lahir sudah dilengkapi dengan perangkat peralatan anak-anak normal, mereka akan membutuhkan
yang memungkinkannya memperoleh bahasa yang waktu yang lama dan durasi waktu yang panjang
disebut dengan Language Acquisition Device atau dan harus berkesinambungan dalam pendidikan.
disingkat dengan LAD. Peeters (2004:2) menyatakan bahwa autis
Halliday dan Hassan (dalam merupakan gangguan kualitatif dalam
Purnomo,1996:1) berpendapat bahwa pemerolehan berkomunikasi yang ditunjukkan dengan
bahasa pertama merupakan proses penguasaan keterlambatan atau kekurangan secara menyeluruh
fungsi-fungsi bahasa. Pemerolehan bahasa pertama dalam berbahasa lisan (tidak disertai usaha untuk
harus dipandang sebagai proses sosiolinguistik, mengimbanginya dengan penggunaan gestur atau
yaitu melalui semantik, dan melalui pendekatan mimik muka sebagai cara alternatif dalam
fungsional terhadap system bahasa. M.A.K. berkomunikasi. Selanjutnya beliau berpendapat,
Halliday (1975:37) menyatakan bahwa ada tujuh apa yang membuat hidup kita benar-benar berarti
fungsi bahasa.Tujuh fungsi itu adalah fungsi adalah berkomunikasi dengan orang lain,
instrumental, pengaturan, interaksional, personal, memahami perilaku mereka, menghadapi benda-
heuristik, imajinatif, dan informatif. Halliday benda, situasi,dan orang-orang dengan cara yang
menemukan bagaimana anak-anak mempelajari kreatif. Dalam ketiga bidang inilah penyandang
atau memperoleh makna potensial dalam kaitanya autis menemui kesulitan terbesar dalam hidup
dengan fungsi-fungsi bahasa. mereka.
Pemerolehan bahasa pertama pada anak-
anak terjadi secara alamiah, tanpa ada yang 2.Perumusan Masalah
mengajari atau melatih secara sengaja. Mula-mula Masalah penelitian ini adalah sebagai
anak hanya mendengar ujaran yang dikemukakan berikut.
oleh orang-orang di sekelilingnya lalu mencoba 1) Bagaimana fungsi ujaran bahasa anak autis
mengeluarkan ujaran itu mulai dari satu kata, dua Bina Autis Mandiri Palembang
kata, dan akhirnya mengucapkan kalimat seperti berdasarkan gender?
yang digunakan oleh orang dewasa untuk 2) Bagaimana pola-pola ujaran fungsi bahasa
berkomunikasi (Purnomo, 1996:1). Namun, proses anak autis Bina Autis Mandiri Palembang

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 187 - 202 Desember 2015 ISSN 1829-9237
berdasarkan jenis-jenis fungsi bahasa yang 3) Fungsi bahasa interaksional adalah fungsi
dikemukakan oleh Halliday? bahasa yang digunakan untuk berinteraksi
dengan orang lain, seperti menyapa atau
3. Pemerolehan Bahasa Pertama menegur seseorang atau kelompok yang
Menurut Purnomo (1996:1), ‖Pemerolehan bertujuan untuk memulai pembicaraan.
bahasa pertama adalah pemerolehan bahasa pada 4) Fungsi bahasa personal adalah fungsi bahasa
anak yang belum menguasai bahasa apapun‖. yang digunakan untuk mengutarakan perasaan
Keberhasilan anak dalam pemerolehan dan keinginan pribadi.
bahasa melalui tujuh tahapan perkembangan 5) Fungsi bahasa heuristik adalah fungsi bahasa
bahasa (Piaget dikutip oleh Tarigan, 1988:35). yang digunakan untuk mempelajari sesuatu,
seperti bertanya dan meminta penjelasan.
3.1 Beberapa Aliran Pemerolehan Bahasa 6) Fungsi bahasa imajinatif adalah fungsi bahasa
Ada tiga aliran pemerolehan bahasa anak yang digunakan untuk mengungkapkan dan
yaitu aliran Nativisme, aliran Behavioristik, dan mengembangkan imajinatif anak.
aliran Kognitif. Aliran Navisme berpendapat 7) Fungsi bahasa informatif adalah fungsi bahasa
secara alamiah anak sudah dibekali dengan piranti yang digunakan untuk meminta atau memberi
penguasaan bahasa (LAD) sedangkan aliran informasi kepada seseorang atau kelompok.
Behavioristik berpendapat bahwa proses Fungsi bahasa yang dikemukan M.A.K Halliday di
penguasaan bahasa pertama dikendalikan dari luar atas akan dijadikan acuan dalam meneliti
sementara aliran kognitif berpandangan bahwa pemerolehan bahasa anak autis Bina Austis
bahasa itu bukanlah suatu ciri alamiah yang Mandiri Palembang.
terpisah, melainkan salah satu diantara beberapa
kemampuan yang berasal dari kematangan 4. Pola-Pola Pemerolehan Fungsi-Fungsi
kognitif. Bahasa
Pola-pola pemerolehan/ujaran bahasa
3.2 Berbagai Pandangan Tentang Fungsi menurut M.A.K.Halliday adalah sebagai berikut.
Bahasa 1) Pola ujaran fungsi bahasa instrumental terdiri
Ada beberapa pandangan tentang fungsi dari pola permintaan umum dan permintaan
bahasa yang dikemukakan oleh para ahli bahasa khusus. Pola permintaan umum yaitu meminta
yaitu; (1) Roman Jakobson; (2) Karl Buhler; (3) sesuatu tanpa menyebutkan apa yang diminta
Dell Hymes; (4) Geoffrey Leech; dan (5) M.A.K. sedangkan permintaan khusus adalah meminta
Halliday. Namun, diantara pakar-pakar bahasa sesuatu dengan menyebutkan apa yang
tersebut yang berhubungan langsung dengan diminta. Pola permintaan umum terbagi
pemerolehan bahasa anak di dalam makalah ini menjadi inisiasi dan respon. Inisisasi terdiri
adalah pandangan fungsi bahasa yang dari inisiasi normal maksudnya ujaran yang
dikemukakan oleh M.A.K. Halliday. muncul berasal dari inisiatip sendiri dan
inisiasi penjelasan yakni ujaran yang muncul
3.3.1 Pandangan M.A.K. Halliday berasal dari inisiatip anak yang disertai dengan
M.A.K Halliday berpendapat bahwa ada penjelasan mengenai apa yang dilihat, dengar,
tujuh fungsi bahasa yaitu, fungsi instrumental, dan rasa.Respon permintaan umum ini
regulasi, interaksional, personal, heuristik, maksudnya ujaran yang muncul merupakan
imajinatif, dan informatif. Fungsi-fungsi tersebut respon dari ujaran lain yang mendahuluinya.
dijelaskan satu persatu sebagai berikut. 2) Pola ujaran fungsi bahasa regulasi dari aturan
1) Fungsi bahasa instrumental adalah fungsi umum dan aturan khusus. Aturan umum berarti
bahasa yang digunakan sebagai alat untuk mengatur orang lain tanpa menyebutkan apa
memenuhi kebutuhannya, seperti meminta yang akan diatur sedangkan aturan khusus
sesuatu atau meminta tolong. maksudnya mengatur orang lain dengan cara
2) Fungsi bahasa regulasi adalah fungsi bahasa menyebutkan apa yang akn diatur.Pola aturan
yang digunakan untuk mengatur orang lain, umum terdiri dari inisiasi dan respon. Aturan
seperti memerintah atau melarang. umum berupa inisiasi yaitu aturan yang

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 187 - 202 Desember 2015 ISSN 1829-9237
muncul berasal dari inisiatip anak sedangkan diucapkan lawan bicara disertai dengan
aturan umum berupa respon maksudnya aturan peniruan prilaku lawan bicara.
yang muncul merupakan respon dari ujaran 6) Pola ujaran fungsi bahasa imajinatif terdiri dari
yang diucapkan lawan bicara. Sebaliknya, imajinasi bermain, bunyi, dan irama.Pola
pola aturan khusus terdiri dari bujukan, imajinasi bermain yaitu ujaran berupa
permintaan sesuatu, permintaan imajinasi anak yang muncul pada saat anak
izin,permintaan bermain, dan menawarkan bermain.Pola bunyi pada fungsi imajinatif
bantuan. maksudnya peniruan anak terhadap bunyi-
3) Pola ujaran fungsi bahasa interaksional bunyi yang pernah ia dengar. Pola irama
mencakup sambutan umum, personal, respon mencakup peniruan anak terhadap irama-irama
dan perjanjian. Sambutan umum maksudnya yang pernah atau belum pernah ia dengar.
manyapa orang lain dengan menggunakan 7) Pola ujaran fungsi bahasa informatif terdiri dari
sapaan umum seperti ―hallo.‖ Personal kalimat deklaratif dan kalimat introgatif.
maksudnya menyapa orang dengan cara Kalimat deklaratif digunakan untuk memberi
menyebut nama atau panggilan dan dengan informasi tentang apa yang ia ketahui
cara bertanya. Pola respon pada fungsi sedangkan kalimat introgatif digunakan untuk
interaksional maksudnya ujaran yang muncul meminta informasi tentang apa yang ia tidak
merupakan respon dari ujaran lain yang ketahui.
diucapkan oleh lawan bicara. Pola respon
terdiri dari larangan dan jawaban pertanyaan. 4.1 Autis
Untuk pola perjanjian terdiri dari pola inisiatip Apakah autis itu? Menurut World Health
berupa tanggapan dan ujaran pembuka. Pola Organization (yang dikutip Peeters, 2004:1-2) yang
perjanjian yang muncul dari inisiasi berupa terdapat dalam ICD-10 (International
tanggapan maksudnya ujaran muncul dari Classification of Disease), edisi ke-10 (WHO,
inisiasi anak berupa tanggapan tentang sesuatu. 1987) mendefinisikan bahwa autisme meliputi tiga
Pola perjanjian yang muncul dari inisiatip anak kelompok yaitu:
berupa ujaran pembuka maksudnya ujaran 1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial
digunakan untuk memulai pembicaraan berupa antara lain meliputi (a) ciri gangguan yang
ujaran penyesalan, membanggakan diri, dan jelas dalam penggunaan berbagai perilaku non
mencari perhatian. verbal seperti kontak mata, ekspresi wajah,
4) Pola ujaran fungsi bahasa personal mencakup gesture,dan gerak isyarat untuk melakukan
belajar dan ekspresi. Pola belajar maksudnya interaksi sosial (b) ketidakmampuan turut
mempelajari sesuatu sendiri tanpa bertanya merasakan kegembiraan orang lain (c) dan
atau meminta penjelasan pada orang lain kekurangmampuan dalam berhubungan
sedangkan pola ekspresi yaitu emosional secara timbal balik dengan orang
mengekspresikan perasaan penutur berupa lain.
ekspresi tertarik, senang, terkejut, gembira, 2. Gangguan kualitatif dalam berkomunikasi antara
perasaan terhadap benda-benda yang disukai, lain meliputi (a) keterlambatan atau
peringatan, dan sanggahan. kekurangan secara menyeluruh dalam
berbahasa lisan (b) penggunaan bahasa yang
5) Pola ujaran fungsi bahasa heuristik terdiri dari repetitif (diulang-ulang) atau stereotip
inisiasi dan respon. Pada pola inisiasi ujaran (meniru-niru) atau bersifat idiosinktratik
yang muncul pada fungsi heuristik berasal dari (aneh), dan (c) kurangnya kemampuan untuk
inisiatip anak sedangkan pola respon ujaran memulai atau melanjutkan pembicaraan
yang muncul pada fungsi ini merupakan respon dengan orang lain meskipun dalam percakapan
dari ujaran yang diucapkan oleh lawan bicara. sederhana.
Pola respon mencakup respon yang tidak
diketahui dan respon berupa peniruan 5. Metodologi Penelitian
maksudnya anak merespon ujaran yang Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif. Ali (1987 :120)

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 187 - 202 Desember 2015 ISSN 1829-9237
menyatakan bahwa metode deskriptif adalah Ada 7 fungsi bahasa yang dikemukan oleh
metode yang berupaya memecahkan atau Halliday yaitu instrumental, regulasi, interaksional,
menjawab pertanyaan dengan mengumpulkan data, personal, imajinatif, dan informatif. Berikut adalah
menganalisis, menginterpretasikan data, dan fungsi bahasa yang diperoleh anak Autis Bina
membuat kesimpulan serta menyusun laporan. Autis Mandiri Palembang.

1. Lokasi dan Subjek Penelitian 6.1.1 Fungsi Informatif


Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu Fungsi informatif adalah fungsi ujaran
tiga bulan di sekolah Bina Autis Mandiri yang digunakan untuk meminta atau memberi
Palembang. Sekolah Bina Autis Mandiri informasi kepada seseorang atau kelompok.Pada
Palembang terletak di jalan Syuhada No. 1512/44 fungsi informatif ada dua puluh tujuh ujaran yang
RT 26/08 Kampus, Palembang. Sekolah tersebut diproduksi anak namun di dalam makalah ini
memiliki siswa 100 orang dan dibawah bimbingan penulis hanya menampilkan lima contoh yaitu
kantor Dinas Pendidikan Kota Madya Palembang. sebagai berikut.
Subjek penelitian ini diwakili oleh dua orang Contoh:
siswa Bina Autis Mandiri Palembang, yaitu Sekar 1) Makan nasi. ―Makan nasi‖
Alifia Salsabila (Salsa atau Sasa) dan Jovian (Jojo). Ujaran ini digolongkan fungsi informatif
Kedua subjek tersebut mengalami gangguan karena ujaran ini digunakan penutur untuk
komunikasi, yaitu lambat bicara kadang-kadang memberi informasi kepada seseorang. Ujaran ini
kata-kata yang digunakan cenderung monoton.. terjadi di kelas pada saat ibu guru Dewi akan
Menurut Romaine (2000) gender adalah memulai pelajaran dan menanyakan, ―Jojo makan
perbedaan laki-laki dan perempuan dipengaruhi apa tadi?‖. Adapun pertanyaan ini diajukan
oleh kedudukan sosial dan budaya berulang-ulang. Kemudian sambil membuka
2. Teknik Pengumpulan Data tasnya Jojo menjawab seperti yang tertera pada
Dalam pengumpulan data dipergunakan kalimat di atas.
teknik-teknik yaitu (1) pengamatan, (2)
pencatatan, dan (3) perekaman. 2) Bundar ―Bundar‖
3. Teknik Analisis Data Ujaran ini digolongkan fungsi informatif karena
Dalam menganalisis data digunakan ujaran ini digunakan penutur untuk memberi
metode padan. Menurut Sudaryanto (1993:13) informasi kepada seseorang. Ujaran ini terjadi di
, ―Metode padan yaitu metode yang dipakai ruang bermain. Ibu guru Dewi mengajak Jojo
untuk mengkaji atau menentukan identitas bernyanyi, ― Topi saya......‖, setelah mengulang
satuan lingual tertentu dengan alat penentunya nyanyian tersebut berulang-ulang dan
di luar terlepas, dan tidak menjadi bagian dari menunjukkan bentuk topi kemudian Jojo
bahasa yang bersangkutan.Metode padan memberikan respons seperti yang tertera pada
digunakan dalam penelitian ini untuk ujaran di atas.
menginterpretasikan dan mengklasifikasikan
data berupa ujaran-ujaran berdasarkan fungsi 3) Bu, Dewi siap. ―Ibu Dewi siap‖
bahasa dan membuat pola-pola interaksi Ujaran ini digolonngkan fungsi informatif
ujaran. karena ujaran ini digunakan penutur untuk
menginformasikan sesuatu kepada seseorang.
6. Hasil Penelitian dan Pembahasan Ujaran ini terjadi ketika ibu guru Dewi menyuruh
Bab ini membahas fungsi ujaran bahasa Jojo menulis dengan tulisan yang bagus. Setelah
anak autis Mandiri Palembang berdasarkan gender selesai menulis Jojo membuang bukunya ke lantai.
dan pola-pola ujaran fungsi bahasa anak autis Bina Ibu Dewi bertanya ―Jojo sudah siap?‖ Pertanyaan
Autis Mandiri Palembang berdasarkan jenis-jenis ini diajukan gurunya berulang-ulang. Kemudian
fungsi bahasa yang dikemukan oleh Halliday. gurunya mengatakan ―Ayo Jo bilang apa?‖,
kemudian Jojo menjawab seperti ujaran di atas.
6.1 Fungsi Bahasa
4) Buku. ―Buku‖

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 187 - 202 Desember 2015 ISSN 1829-9237
Ujaran ini digolongkan fungsi informatif verbal dan nonverbal. Adapun ciri-ciri verbal
karena ujaran ini digunakan penutur untuk meliputi; (1) penggunaan kata sapaan; (2)
memberi informasi pada seseorang. Ujaran ini penggunaan berbagai bentuk kalimat yaitu kalimat
terjadi pada saat proses belajar mengajar berita yang digunakan untuk memberikan
berlangsung. Ibu guru Era menanyakan apa yang informasi baik yang terdiri dari kalimat sederhana
sedang dipegangnya kepada Jojo sampai tiga kali, maupun berupa suku kata dan kalimat tanya yang
kemudian dengan sikap tidak perduli Jojo digunakan untuk meminta informasi; dan (3)
menjawab pertanyaan ibu gurunya seperti yang informasi yang diberikan dapat berupa jawaban
tertera pada kalimat di atas. dari suatu pertanyaan.

5) Buka, buka? ―Buka, buka?‖ 6.1.2 Fungsi Instrumental


Ujaran ini digolongkan fungsi informatif Fungsi instrumental adalah fungsi bahasa
karena ujaran ini digunakan penutur untuk yang digunakan sebagai alat untuk memenuhi
meminta informasi pada seseorang dengan cara kebutuhannya seperti meminta sesuatu atau
bertanya. Ujaran ini terjadi ketika seorang anak meminta tolong.
masuk ke kelas Jojo, Ibu Dewi menyuruh anak Contoh:
tersebut menutup pintu, namun Jojo menafsirkan 8) Tas Sasa. ―Tas Sasa‖?
maksud Ibu Dewi dengan mengatakan, ―buka Ujaran ini digolongkan fungsi instrumental
,buka‖. karena ujaran ini digunakan penutur untuk
meminta tolong. Ujaran ini terjadi ketika Salsa
6) Cang ―Cang‖ (kacang) sedang belajar berhitung. Tiba-tiba Salsa berhenti
Ujaran ini digolongkan fungsi informatif belajar dan mengucapkan ujaran seperti yang
karena ujaran ini digunakan penutur untuk tertera pada contoh no.8. Ujaran ini
menginformasikan sesuatu pada seseorang.Ujaran dikemukakannya karena ia ingin mengambil
ini terjadi pada saat Ibu Dewi memegang kacang mainan yang ada di dalam tasnya, sedangkan tas
kemudian beliau bertanya, ―Ini apa Sa?‖. Namun, tersebut berada di dekat ibu guru Era.
Salsa tidak memberikan reaksi, kemudian Ibu
Dewi menanyakan lagi, ―Ini Sa, ayo fokus, ini 9) Bu gambar…. ―Ibu gambar‖
apa?, sambil memegang muka Salsa agar Salsa Ujaran ini digolongkan fungsi instrumental
dapat berkonsentrasi terhadap pertanyaan gurunya. karena ujaran ini digunakan penutur untuk
Setelah pertanyaan diajukan berulang-ulang meminta sesuatu agar keinginanya untuk
disertai bantuan dari ibu gurunya dengan melakukan sesuatu dapat dikabulkan.Ujaran ini
menyebutkan awal suku kata ―ka‖ kemudian Salsa terjadi pada saat Ibu Dewi menyuruh Jojo untuk
mengucapkan ujaran (5) yang maksudnya benda membaca, namun Jojo diam saja. Kemudian ibu
yang ditangan ibu gurunya adalah kacang. gurunya mengulang perintahnya lagi dengan
mengatakan‖baca Jo!‖. Dengan suara berteriak, ia
7) Ambil apa? ―Ambil apa?‖ mengucapkan ujaran di atas sebagai reaksi
Ujaran ini digolongkan fungsi informatif ketidaksetujuannya untuk membaca.
karena ujaran ini digunakan penutur
untuk meminta informasi pada seseorang. Jojo 10) Gambar Bunda! ―Gambar Bunda!‖
sedang bermain di ruang bermain bersama Ibu Ujaran ini digolongkan fungsi instrumental
guru Era tiba-tiba ibu guru tersebut berkata ― Jo karena ujaran ini digunakan penutur untuk
ambil bola warna merah?‖ Pertanyaan ini diajukan meminta sesuatu agar keinginannya untuk
gurunya sebanyak dua kali kemudian Jojo melakukan sesuatu dapat dikabulkan. Ujaran ini
memberikan respon seperti contoh ujaran no. 7. terjadi pada saat Ibu Dewi menyuruh Jojo untuk
Dari banyak data yang terkumpul maka fungsi menghitung, namun Jojo memegang tangan
informatif dapat digolongkan sebagai fungsi gurunya, sambil mengucapkan ujaran di atas.
bahasa yang dominan digunakan penutur/anak Ujaran- ujaran yang diklasifikasikan sebagai
autis. Berdasarkan hasil penelitian ini fungsi instrumental mempunyai karakteristik
menunjukkan bahwa fungsi ini mempunyai ciri-ciri tertentu. Adapun karakteristik itu meliputi

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 187 - 202 Desember 2015 ISSN 1829-9237
karakteristik verbal. Karakteristik verbal yang
menandai fungsi ini yakni; (1) penggunaan kata 6.1.4 Fungsi Regulasi
sapaan berupa nama orang atau panggilan; dan (2) Fungsi regulasi adalah fungsi bahasa yang
kalimat perintah yang ditandai dengan penggunaan digunakan untuk mengatur orang lain, seperti
verba dasar. memerintah dan melarang.
Contoh:
6.1.3 Fungsi Interaksional 14) Nggak. ―Tidak‖
Fungsi interaksional adalah fungsi bahasa Ujaran ini digolongkan fungsi regulasi
yang digunakan untuk berinteraksi dengan orang karena ujaran di atas digunakan penutur untuk
lain, seperti menyapa atau menegur seseorang yang melarang seseorang. Ujaran ini terjadi ketika
bertujuan untuk memulai pembicaraan. proses belajar mengajar berlangsung. Ibu guru Era
11) Hallo Seren. ―Hallo Seren‖ menyuruh Salsa meronce sementara Ibu guru
Ujaran ini digolongkan fungsi tersebut membuat hitungan tambah dan kurang.
interaksional karana ujaran ini digunakan penutur Adapun hitungan ini dibuat agar Salsa dapat
untuk berinteraksi dengan lain. Adapun ujaran ini berhitung. Tiba-tiba Salsa berteriak dan
terjadi ketika proses belajar mengajar sedang menggunakan ujaran seperti tersebut di atas,
berlangsung, tiba-tiba pintu kelas Jojo dibuka sebagai tanda penolakannya untuk meronce.
seorang anak perempuan sesusia Jojo dan seorang Sambil meneriakkan ujaran di atas Salsa juga
Ibu guru. Mereka menghampiri Jojo, secara memukul kepalanya.
sepontan Jojo menggunakan ujaran di atas untuk
memulai pembicaraan dengan Seren. 15) Jangan ―Jangan‖
Ujaran ini digolongkan fungsi regulasi
12) Bu, Yeni baik. ― Ibu, Yeni baik‖ karena ujaran di atas digunakan penutur untuk
Ujaran ini digolongkan fungsi memerintah seseorang. Ujaran ini terjadi di ruang
interaksional karena ujaran ini digunakan untuk bermain, Jojo terlihat asik bermain dengan
berinteraksi dengan orang lain. Ujaran ini terjadi mainannya tiba-tiba datang temannya dan
ketika Jojo masuk ke kelas dan menyapa Ibu guru mengambil salah satu mainannya. Mengetahui
Yeni seperti yang tertera pada ujaran di atas. mainannya diambil, Jojo pun berteriak keras
menggunakan ujaran di atas yang maksudnya
13) Bu, Era. ―Ibu Era‖ jangan mengambil mainannya.
Ujaran ini digolongkan fungsi
interaksional karena ujaran ini digunakan untuk 16) Tunggu Seren. ―Tunggun Seren‖
berinteraksi seperti menyapa orang lain untuk Ujaran ini digolongkan fungsi regulasi
memulai pembicaraan. Ujaran ini terjadi ketika karena ujaran di atas digunakan penutur untuk
Salsa bertemu dengan Ibu gurunya di pekarangan memerintah seseorang. Ujaran ini terjadi pada saat
sekolah. Sambil mendekati Ibu gurunya Salsa jam pelajaran hampir usai, tiba-tiba di depan kelas
menggunakan ujaran di atas yang maksudnya Jojo muncul seorang anak bernama Seren.
untuk menyapa Ibu guru Era. Kemudian Seren keluar dari kelas Jojo, melihat
Pada fungsi interaksional menunjukkan Seren pergi secara spontan Jojo berteriak keras
bahwa terdapat ciri-ciri yang menandainya. Ciri- menggunakan ujaran di atas yang maksudnya agar
ciri itu mencakup ciri verbal dan cirri nonverbal. Seren menunggunya.
Ciri verbal meliputi; (1) berinteraksi menggunakan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
kata sapaan saja dengan menyebutkan nama, fungsi regulasi mempunyai ciri verbal dan cirri
panggilan atau sapaan umum dan penggunaan kata nonverbal. Adapun ciri verbal itu ditandai dengan
sapaan yang disertai ujaran; (2) berinteraksi penggunan verba dasar saja pada kalimat
dengan menggunakan kalimat berita (pernyataan) permintaan. Ciri nonverbal pada fungsi ini
yang bertujuan menarik perhatian orang. Ciri-ciri mencakup penggunaan intonasi suara yang tinggi
nonverbal fungsi interaksional adalah penggunaan dan disertai gerak tubuh penutur yang bersifat
intonasi dan gerak tubuh. Intonasi yang digunakan mendukung terwujudnya fungsi ini.
adalah suara rendah

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 187 - 202 Desember 2015 ISSN 1829-9237
6.1.5 Fungsi Personal menjelaskakan bahwa pada hari itu tidak ada
Fungsi personal adalah fungsi bahasa yang latihan menari.
digunakan untuk mengutarakan perasaan dan Pada fungsi personal terdapat ciri-ciri yang
keinginan pribadi.Pada fungsi personal ada delapan menandainya. Ciri-ciri itu meliputi ciri verbal dan
ujaran yang diproduksi anak namun di dalam ciri nonverbal.Ciri-ciri verbal meliputi; (1)
makalah ini hanya ditampilkan dua contoh yaitu pengungkapan perasaan dan keinginan pribadi
sebagai berikut. dinyatakan dalam berbagai bentuk kalimat yaitu
Contoh: kalimat berita (pernyataan) dan kalimat perintah.
17) Sakit, sakit . ―Sakit, sakit‖ Pada kalimat berita ditandai dengan penggunaan
Ujaran ini digolongkan fungsi personal verba adjektiva seperti sakit; dan penggunaan
karena ujaran di atas digunakan penutur untuk awalan me- pada kata kerja; (2) pada kalimat
mengungkapkan perasaannya tentang kepalanya perintah ditandai dengan penggunaan kata kerja
yang sakit. Ujaran ini terjadi ketika proses belajar seperti tepuk tangan; (3) penggunaan kata yang
mengajar sedang berlangsung yaitu Ibu guru Yeni tidak baku seperti ―toss‖ (suatu ekspresi setuju).
bertanya kepada Jojo ―siapa nama guru yang Ciri-ciri nonverbal pada fungsi personal ditandai
mengajar Jojo pada jam pertama‖. Jojo tidak dengan penggunaan berbagai ekspresi untuk
memberikan reaksi terhadap pertanyaan gurunya mengekspresikan perasaannya dan keinginan
hanya terlihat lesu sambil merebahkan kepalannya pribadinya.
ke meja, kemudian Ibu guru Yeni bertanya
sebanyak tiga kali , ― sakit Jo?‖, secara spontan 6.1.6 Fungsi Heuristik
Jojo mengucapkan ujaran di atas. Fungsi heuristik adalah fungsi bahasa yang
digunakan untuk mempelajari sesuatu seperti
18) Tepuk tangan! ―Tepuk tangan!‖ bertanya dan meminta penjelasan.
Ujaran ini digolongkan fungsi personal 20) Nulis angka ?, Angka satu
karena ujaran di atas digunakan penutur untuk Bagaimana, bagaimana ?
mengungkapkan perasaannya karena dapat Ujaran ini digolongkan fungsi heuristik
menjawab pertanyaan Ibu Dewi yaitu bahasa karena ujaran ini digunakan penutur untuk
inggrisnya merah adalah ―red‖ sehingga tanpa mempelajari bagaimana cara menulis angka satu.
disadari Jojo langsung mengungkapkan ujaran Ujaran ini terjadi ketika Ibu guru Era menyuruh
seperti yang tersebut di atas. Salsa menulis angka satu di papan tulis. Namun
tiba-tiba Salsa menggunakan ujaran di atas.
18) Toss ―Toss‖ Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
Ujaran ini digolongkan fungsi personal bahwa fungsi heuristik jarang sekali digunakan
karena ujaran di atas digunakan penutur untuk penutur untuk berinteraksi.Ujaran yang
mengungkapkan perasaannya karena dapat digolongkan fungsi ini memiliki beberapa ciri
menjawab pertanyaan Ibu Dewi yaitu warna baju yaitu; (1) penggunaan kalimat tanya yang diulang-
Jojo kuning bahasa inggrisnya adalah ―yellow‖. ulang; (2) penggunaan kata yang tidak baku seperti
Perasaan gembira Jojo diungkapkan dengan nulis.
mengangkat tangannya dan menepukkan ke tangan
kanan dan kiri ibu gurunya sambil mengucapkan 6.1.7 Fungsi Imajinatif
―toss‖. Fungsi imajinatif adalah fungsi bahasa
yang digunakan untuk mengutarakan atau
19) Menariiiiiiii! ― Menariiiiiiiii!‖ mengungkapkan dan mengembangkan imajinatif
Ujaran ini digolongkan fungsi personal anak.
karena penutur meminta sesuatu agar keinginanya Contoh:
untuk melakukan sesuatu dapat dikabulkan. Pada 21) Ngeng- ngeng ― Ngeng-ngeng”
saat masuk ke dalam kelas Salsa menangis, lantas Ujaran ini digolongkan fungsi imajinatif karena
Ibu guru Era bertanya mengapa dia menangis, ujaran ini digunakan penutur untuk
dengan menarik rambutnya Salsa meneriakkan mengembangkan imajinasinya tentang apa yang
ujaran yang tersebut di atas. Ibu Era berusaha pernah ia dengar. Ujaran ini terjadi ketika Ibu

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 187 - 202 Desember 2015 ISSN 1829-9237
Dewi sedang menulis latihan matematika untuk mendengar suara binatang. Fungsi ini memiliki ciri
Jojo. Sambil menunggu Ibu Dewi menulis Jojo tertentu yaitu ciri nonverbal. Ciri nonverbal
menggerakkan kotak pensilnya maju mundur ditandai dengan peniruan terhadap bunyi dan
sebagai mainan mobil-mobilan. Ia menggunakan prilaku.
ujaran di atas untuk menirukan suara mobil. Ujaran
di atas adalah hasil dari imajinasi yang diciptakan 6.2 Pola-Pola Pemerolehan Fungsi Bahasa
Jojo. 6.2.1 Pola Pemerolehan Fungsi Informatif
Pola pemerolehan fungsi informatif dapat
22) Ngeong-ngeong . ―Ngeong-ngeong‖ digambarkan dengan skema sebagai berikut.
Ujaran ini digolongkan fungsi imajinatif
karena ujaran ini digunakan penutur untuk Pola-pola pemerolehan bahasa anak autis di
mengembangkan imajinasinya tentang apa yang sekolah Bina Autis Mandiri Palembang tidak
pernah didengarnya. Ujaran ini terjadi di semuanya mengikuti pola-pola pemerolehan fungsi
pekarangan sekolah ketika itu Jojo akan pulang, bahasa seperti yang dikemukakan oleh Halliday.
tiba-tiba dari kejauhan terdengar seekor kucing Selanjutnya pola-pola pemerolehan bahasa anak
sedang mengeong, lantas Jojo menirukan suara autis di Sekolah Bina Autis Mandiri Palembang
kucing tersebut walaupun tiruannya tidak terlalu disajikan sebagai berikut.
tepat seperti yang tertera pada ujaran di atas.
Dari hasil penelitian fungsi imajinatif
jarang digunakan anak autis. Fungsi imajinatif ini
digunakan anak pada saat bermain dan pada saat

Deklaratif Makan nasi,‘ Makan nasi.‘

Bu, Dewi siap.‘ Ibu Dewi siap.‘

Bundar.‘ Bundar.‘
Informatif
Buku. ‗Buku.‘

Cang. ‗Cang. ―Kacang‖

Introgatif Buka – buka ?


Ambil
Skema di atas menunjukkan bahwa pola-
pola pemerolehan fungsi informatif yang
dikembangkan oleh Halliday semuanya terpenuhi,
baik itu pola deklaratif maupun pola interogatif.
Namun pola deklaratif sangat dominan digunakan
anak autis.

6.2.2 Fungsi Instrumental


Pola pemerolehan fungsi instrumental
dapat disajikan dengan skema sebagai berikut.

Instrumental Permintaan Khusus – Inisiasi Normal Tas Sasa, ‗Tas Sasa.‘


Bu, gambar. ‗ Ibu, gambar.‘

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 187 - 202 Desember 2015 ISSN 1829-9237
Penjelasan Gambar bunda. ‘ Gambar bunda.‘

Skema di atas menunjukkan bahwa pola-pola 6.2.3 Pola Pemerolehan Fungsi Interaksional
pemerolehan yang dipaparkan oleh Halliday untuk Pola pemerolehan fungsi interaksional
fungsi instrumental tidak terpenuhi semuanya. dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut.
Namun demikian pola-pola baru yang muncul
terdapat pada pola permintaan khusus yang muncul
dari inisiasi yang terbagi menjadi inisiasi normal
dan inisiasi penjelas.
Sambutan Umum Hallo Seren, ‘Hallo Seren.‘

Interaksional Personal Nama orang atau panggilan Bu, Era. ‘Ibu, Era.‘

Inisiasi Perjanjian – ujaran pembuka


Bu, Yeni baik. ‗ Ibu, Yeni baik. ‗

Skema di atas menunjukkan bahwa pola- Pola pemerolehan fungsi personal dapat
pola pemerolehan fungsi interaksional yang digambarkan dengan skema sebagai berikut.
dikembangkan oleh Halliday tidak semuanya
terpenuhi. Pola yang tidak terpenuhi yaitu pola Ekspresi Senang Toss.
perjanjian yang muncul dari inisiasi berupa ‗Toss.‘
tanggapa, pola perjanjian yang muncul dari inisiasi Tepuk
Tangan;
berupa ujaran penyesalan, membanggakan diri, dan
Personal Sedih Sakit.‘Sakit
mencari perhatian. Disamping itu pola ujaran Marah
respon dalam bentuk larangan dan menjawab Menari. ‗Menari.‘
pertanyaan tidak terpenuhi pada kedua anak autis
ini yang menjadi subjek penelitian.
Skema fungsi personal di atas menunjukkan
62.4 Pola Pemerolehan Fungsi Regulasi bahwa pola-pola pemerolehan bunyi personal yang
Pola pemerolehan fungsi regulasi dapat dikembangkan oleh Halliday tidak semuanya
digambarkan dengan skema sebagai berikut. terpenuhi. Pola yang tidak terpenuhi adalah pola
belajar, pola ekspresi tidak senang, kagum,
Permintaan Umum – Inisiasi terkejut, Nggak, ‘Tidak.‘
ketakutan, perasaan tertarik, peringatan,
Jangan, ‘Jangan.‘dan keinginan pribadi.
kegembiraan, mengejek,
Regulasi
6.2.6 Pola Pemerolehan Fungsi Heuristik
Permintaan Khusus – Pola pemerolehan fungsi heuristik dapat
Permintaan Tunggu Seren. ‘Tunggu Seren.‘ digambarkan dengan skema sebagai berikut.
Heuristik Respon Peniruan Nulis angka ?
Skema fungsi regulasi di atas menunjukkan bahwa ‗Nulis Angka.‘
pola-pola pemerolehan fungsi regulasi yang Satu Satu
dikembangkan oleh Halliday tidak semuanya Bagaimana Bagaimana,
terpenuhi. Pola yang tidak terpenuhi adalah pola
permintaan umum berupa respon dan pola Skema di atas menunjukkan bahwa fungsi ini
permintaan khusus berupa mempengaruhi, jarang sekali dipakai anak untuk berkomunikasi.
permintaan bermain, dan menawarkan bantuan. Untuk fungsi heuristik tidak semua pola
pemerolehan yang dikembangkan oleh Halliday
6.2.5 Pola Pemerolehan Fungsi Personal terpenuhi. Ada dua pola yang tidak terpenuhi yaitu

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 187 - 202 Desember 2015 ISSN 1829-9237
pola inisiasi dan pola yang muncul dari respon Guru: Bun....
yang tidak terpenuhi. Anak: Bundar

6.2.7 Pola Pemerolehan Fungsi Imajinatif Adakalanya mereka menjawab hanya dengan
Pola pemerolehan fugsi imajinatif dapat menyambung suku kata yang telah diucapkan oleh
digambarkan dengan skema sebagai berikut. guru mereka contohnya
Ngeong - ngeong
Ibu guru : Ka...
Imajinatif Bunyi Ibu guru: Ka..., ka...
Anak : cang

Ngeng – ngeng Untuk merangsang anak berbicara guru


selalu berusaha menjawab pertanyaannya sendiri
Skema di atas menunjukkan bahwa tidak dengan memulai mengucapkan awal dari suatu
semua pola pemerolehan fungsi imajinatif yang suku kata seperti yang tertera pada contoh di atas.
dikembangkan oleh Halliday terpenuhi. Ada dua Hal ini dilakukan oleh karena keterbatasan
pola fungsi ini yang tidak dipenuhi oleh anak autis. kemampuan mereka dalam berkomunikasi. Pada
Pola yang tidak dipenuhi terdapat pada pola saat berkomunikasi sering guru memegang kedua
peniruan terhadap irama dan imajinasi bermain. belah pipi anak agar konsentrasi anak tertuju pada
Berdasarkan skema ketujuh fungsi bahasa pertanyaan yang diajukan guru. Intonasi yang
di atas dapat disimpulkan bahwa tidak semua pola digunakan guru dalam berkomunikasi dengan
yang dikembangkan oleh Halliday terpenuhi dalam mereka lebih dominan menggunakan intonasi
penelitian ini. tinggi dan dilakukan berulang-ulang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
7. Pembahasaan fungsi informatif mempunyai beberapa ciri yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak menandainya. Ciri-ciri itu meliputi, pertama,
autis Bina Mandiri Palembang memperoleh penggunaan kata sapaan pada ujaran-ujaran fungsi
ketujuh fungsi bahasa seperti yang dikembangkan ini. Kata sapaan yang digunakan dengan cara
oleh Halliday. Fungsi informatif sangat dominan menyebutkan nama atau panggilan contohnya, Bu
digunakan anak autis dalam berkomunikasi, Dewi. Kedua, bentuk kalimat yang digunakan
sedangkan fungsi yang tidak dominan digunakan adalah kalimat berita (pernyataan) dan kalimat
adalah fungsi heuristik. Adapun untuk fungsi- tanya (interogatif). Pada fungsi ini, kalimat berita
fungsi yang lain, anak memperolehnya walaupun (pernyataan) digunakan anak untuk memberikan
tidak sebanyak fungsi informatif. informasi pada orang lain contohnya pada ujaran,
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa anak makan nasi ‗makan nasi‘. Ujaran ini digunakan
lebih dominan menggunakan bahasa Indonesia. anak-anak autis untuk untuk memberikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara informasi kepada lawan bicaranya (guru) bahwa
dominan pola berkomunikasi anak autis mengikuti anak tersebut telah makan nasi. Pada kalimat berita
pola aliran Behavioristik yaitu pola penguasaan (pernyataan) anak lebih dominan memberikan
bahasa dikendalikan dari luar, yaitu oleh ransangan respon menggunakan hanya dengan satu kata
yang disodorkan melalui guru mereka. Ke dua contohnya pada ujaran, bundar dan buku. Untuk
subjek penelitian ini sangat memerlukan stimulus kalimat tanya, sangat jarang digunakan anak autis
berupa respons yang dimulai dari pertanyaan yang ini. Penggunaaan kalimat tanya digunakan anak
diajukan oleh guru berulang-ulang kemudian anak untuk membedakan meminta informasi pada
tersebut memberikan jawaban hanya sebatas seseorang tentang sesuatu hal yang ditandai dengan
pertanyaan yang diajukan guru. Jawaban yang penggunaan kata tanya atau tanpa kata tanya.
diberikan mereka lebih dominan satu kata. Kalimat tanya yang menggunakan kata tanya
Contohnya: contohnya, ambil apa?, ujaran ini menggunakan
kata tanya apa untuk meminta informasi pada
Guru: Topi saya.... seseorang. Kalimat tanya tanpa menggunakan kata

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 187 - 202 Desember 2015 ISSN 1829-9237
tanya contohnya, Buka- buka?, ujaran ini kalimat perintah dan kalimat permintaan. Untuk
berbentuk kalimat tanya tanpa kata tanya yang kalimat perintah, ujaran-ujaran fungsi ini ditandai
digunakan anak untuk meminta informasi yang dengan pengunaan kata menidakkan seperti, nggak
disertai pengulangan kata. dan jangan. Ujaran-ujaran di atas diucapkan anak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan intonasi yang keras dan menggerak-
fungsi instrumental mempunyai beberapa ciri yang gerakan tubuh dengan cara menggelengkan kepala.
menandainya. Ciri-ciri itu meliputi ciri vebal dan Pada kalimat permintaan ujaran ditandai dengan,
ciri nonverbal. Ciri-ciri verbal fungsi instrumental pertama, verba dasar contohnya, tunggu ‗tunggu‘.
adalah, pertama, penggunaan kata sapaan, kata Ke dua, penggunaan kata sapaan dengan cara
sapaan yang digunakan pada fungsi ini yakni menyebutkan nama seperti Seren. Ciri nonverbal
sapaan dengan cara menyebutkan nama orang dan pada fungsi ini ditandai dengan penggunaan
panggilan seperti, Sasa dan Bu. Kedua, intonasi suara yang keras dan gerak tubuh yang
penggunaan kalimat permintaan ditandai dengan bersifat sebagai pendukung agar tujuan fungsi ini
ujaran gambar Bunda, Bu, Bu, gambar-bu gambar. tercapai. Contohnya, pada ujaran tunggu Seren.
Ciri-ciri nonverbal pada fungsi ini meliputi, Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
penggunaan intonasi suara rendah dan gerak tubuh ciri-ciri tertentu yang menandai fungsi personal.
yang mendukung tercapainya fungsi ini. Contoh Ciri-ciri itu meliputi ciri verbal dan ciri nonverbal.
ujaran Bu gambar-bu gambar! Pada ujaran ini anak Ciri verbal fungsi ini yaitu penggunaan kalimat
menggunakan intonasi yang rendah yang yakni, kalimat berita (pernyataan) yang digunakan
maksudnya meminta gurunya untuk pelajaran untuk mengekspresikan perasaan dan keinginan
menggambar bukan menyuruhnya menulis. Ujaran pribadi ditandai dengan penggunaan yaitu pertama,
ini didukung gerak tubuh anak yang bersifat verba adjektiva seperti, sakit. Ke dua, penggunaan
mendukung agar tujuan fungsi ini dapat tercapai. verba yang berawalan me- seperti pada ujaran
Dalam hal ini, anak memberikan buku gambar ―menari‖. Ke tiga penggunaan kata yang tidak
yang ia pegang pada gurunya yang ia ajak baku seperti ―toss‖. Ke empat penggunaan kata
berkomunikasi. Intonasi pada fungsi ini dapat majemuk seperti‖ tepuk tangan‖. Ujaran-ujaran
dikatakan ciri khas dari fungsi ini dan ciri inilah tersebut di atas merupakan kalimat berita atau
yang membedakannya dengan fungsi regulasi. pernyataan yang digunakan ke dua anak autis
Fungsi interaksional menunjukkan untuk memulai pembicaraan atau mengekspresikan
beberapa ciri yang menandainya. Ciri itu meliputi ketidaksetujuannya terhadap gurunya. Ciri-ciri
ciri verbal dan ciri nonverbal contohnya, Seren, nonverbal fungsi ini terdiri dari penggunaan
Ciri verbal fungsi interaksional yakni penggunaan intonasi dan gerak tubuh. Intonasi suara digunakan
kata sapaan. Bu Era, Bu Yeni dan penggunaan kata anak yaitu intonasi tinggi, rendah, dan dengan cara
sapaan yang disertai ujaran lainnya contohnya, Bu melagukan ujaran yang diucapkan. Pada kalimat
Yeni baik dan Hallo Seren. perintah contohnya, Menari, Menari! ujaran ini
Ciri-ciri nonverbal fungsi ini terdiri dari menggunakan intonasi tinggi untuk menarik
penggunaan intonasi dan gerak tubuh. Intonasi perhatian gurunya berkaitan dengan apa yang ingin
suara digunakan anak yaitu intonasi rendah yaitu ia lakukan. Penggunaan intonasi rendah pada
dengan cara melagukan ujaran yang diucapkan. fungsi personal digunakan anak pada saat
Intonasi rendah umumnya digunakan anak pada mengekspresikan rasa sakit.
penggunaan kata sapaan saja, contohnya Bu Yeni Hasil penelitian menunjukkan bahwa
baik!. Intonasi ini digunakan dengan cara fungsi heuristik jarang sekali digunakan anak autis
melagukannya contohnya pada ujaran, Bu Era, dan dalam berkomunikasi. Walaupun demikian ada
hallo Seren!, ujaran ini diucapkan anak dengan satu ciri yang menandai fungsi ini yaitu
cara melagukannya yang tujuannya menyapa pernyataan-pernyataan anak mengarah pada objek
seseorang. yang sama, contohnya ―Nulis angka?, angka satu?,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada bagaimana?
beberapa ciri yang menandai fungsi regulasi. Ciri Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
itu meliputi ciri verbal dan ciri nonverbal. Ciri-ciri ke dua anak autis ini fungsi imajinatif hanya
verbal fungsi ini yakni, pertama, penggunaan terdapat pada ciri nonverbal. Ciri nonverbal fungsi

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 187 - 202 Desember 2015 ISSN 1829-9237
ini ditandai dengan peniruan bunyi dan prilaku berupa tanggapan, pola perjanjian yang muncul
yang digunakan anak contohnya, ‗Ngeong-ngeong‘ dari inisiasi berupa ujaran penyesalan,
pada ujaran ini, anak menirukan bunyi suara membanggakan diri, dan mencari perhatian.
kucing yang sedang lewat di depan kelasnya, Disamping itu pola ujaran respon dalam bentuk
sedangkan pada ujaran ‗Ngeng-ngeng digunakan larangan dan menjawab pertanyaan juga tidak
anak pada saat ia bermain mobil-mobilan disertai terpenuhi pada ke dua anak autis tersebut. Namun
dengan gerakan tangannya seperti orang yang demikian pola yang muncul pada fungsi
sedang mengenderai mobil. interaksional ini adalah pola sambutan umum, pola
Hasil penelitian ini juga menunjukkan personal berupa nama orang ataupun panggilan,
bahwa pola-pola pemerolehan bahasa yang dan pola inisiasi berupa ujaran pembuka.
dikemukakan oleh Halliday tidak semuanya Pada fungsi regulasi, pola-pola
terpenuhi. pemerolehan yang dikemukakan oleh Halliday
Pada fungsi informatif, pola-pola terdiri dari pola permintaan umum dan pola
pemerolehan yang dikemukakan Halliday terdiri permintaan khusus. Pola permintaan umum terbagi
dari pola deklaratif dan pola interogatif. Dari pola- menjadi permintaan umum berupa inisiasi dan
pola ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa respon. Pola permintaan khusus terdiri dari pola
semua pola yang dikemukakan oleh Haliday mempengaruhi, permintaan izin, permintaan,
terpenuhi dan tidak muncul pola baru. permintaan bermain dan menawarkan bantuan.
Hasil penelitian pada fungsi instrumental Dari pola-pola yang dikemukakan oleh Halliday di
menunjukkan bahwa pola-pola pemerolehan atas, hasil penelitian menunjukkan bahwa pola-
bahasa yang dikemukakan oleh Halliday tidak pola itu tidak semuanya terpenuhi. Pola yang tidak
semuanya dapat diproduksi anak autis. terpenuhi adalah pola permintaan umum berupa
Pada fungsi instrumental, pola respon dan pola permintaan khusus berupa
pemerolehan yang dikemukakan oleh Halliday mempengaruhi, permintaan bermain, dan
terdiri dari pola permintaan umum dan pola menawarkan bantuan. Namun demikian pola yang
permintaan khusus. Pola permintaan umum terbagi muncul pada fungsi regulasi ini adalah pola
menjadi pola permintaan umum yang muncul dari permintaan umum berupa inisiasi dan pola
inisiasi dan respon. Inisiasi pada pola permintaan permintaan khusus berupa permintaan.
umum terbagi menjadi inisiasi normal dan inisiasi Pada fungsi personal, Halliday
yang disertai penjelasan. Untuk pola permintaan mengemukakan pola-pola pemerolehan bahasa
khusus, Halliday tidak membaginya lagi. Hasil terdiri dari pola belajar dan pola ekspresi. Pada
penelitian menunjukkan bahwa pola-pola fungsi pola ini dia membaginya menjadi ekspresi senang,
yang dikemukakan oleh Halliday tidak terpenuhi terkejut, perasaan tertarik, peringatan,
semuanya. Namun demikian pola-pola baru yang kegembiraaan, dan sanggahan. Dari pola-pola ini,
muncul terdapat pada pola permintaan khusus yang hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua
muncul dari inisiasi yang terbagi menjadi inisiasi pola yang dikemukakan oleh Halliday terpenuhi.
normal dan inisiasi penjelas. Pola yang tidak terpenuhi yaitu pola belajar dan
Pada fungsi interaksional, Halliday pola ekspresi tidak senang, perasaan tertarik,
mengemukakan pola-pola pemerolehannya terdiri terkejut, peringatan, dan sanggahan. Namun,
dari sambutan umum, personal, dan inisiasi.Pola banyak pola yang muncul pada fungsi ini. Pola
personal terdiri dari nama orang atau panggilan yang muncul yaitu pola ekspresi dan keinginan
dan pertanyaan. Halliday membagi pola inisiasi pribadi. Pada pola ekspresi muncul pola baru yaitu
menjadi pola perjanjian, pada pola perjanjian ini pola ekspresi senang, sedih, dan marah.
terbagi lagi menjadi pola tanggapan dan pola Pada fungsi heuristik, pola-pola
ujaran pembuka.Pola ujaran pembuka terdiri dari pemerolehan yang dikemukakan oleh Halliday
pola mencari perhatian, dan membanggakan diri. terdiri dari pola inisiasi dan respon. Untuk pola
Dari pola-pola yang dikemukakan oleh Halliday di respon, Halliday membaginya menjadi pola respon
atas, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peniruan dan pola respon tidak diketahui. Dari
beberapa pola yang tidak terpenuhi pada anak autis pola-pola ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa
yaitu pola perjanjian yang muncul dari inisiasi ada dua pola yang tidak terpenuhi. Pola yang tidak

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 187 - 202 Desember 2015 ISSN 1829-9237
terpenuhi yakni pola inisiasi dan pola respon yang berbagai bentuk kalimat yaitu kalimat berita yang
tidak diketahui. Pada fungsi heuristik ini jarang digunakan untuk memberi informasi dan kalimat
sekali digunakan anak autis dalam berkomunikasi. tanya yang digunakan untuk meminta
Namun terdapat satu contoh pola respon peniruan informasi;.(3) informasi yang diberikan dapat
yang digunakan anak autis dalam berkomunikasi. berupa jawaban dari suatu pertanyaan; dan (4)
Pada fungsi imajinatif, pola-pola setiap jawaban ataupun pertanyaan yang diajukan
pemerolehan yang dikemukakan oleh Halliday anak lebih dominan menggunakan satu kata.
terdiri dari pola imajinasi bermain, bunyi, dan Ujaran-ujaran yang diklasifikasikan
irama. Dari pola-pola ini, hasil penelitian sebagai fungsi instrumental mempunyai ciri-ciri
menunjukkan bahwa ada dua pola yang tidak yang menandainya. Ciri verbal yang menandai
terpenuhi yaitu pola bermain dan pola irama. fungsi ini yakni; (1) penggunaan kata sapaan
berupa nama orang atau panggilan dan; (2)
8. Simpulan dan Saran penggunaan kalimat permintaan ditandai dengan
8.1 Simpulan penggunaan kata benda diikuti kata sapaan
Hasil penelitian dan pembahasan, dapat contohnya ‗Bu gambar‘. Ciri nonverbal yang
ditarik kesimpulan sebagai berikut. Pertama, menandai fungsi ini yakni penggunaan intonasi
masing-masing anak hanya mampu memperoleh suara rendah dan gerak tubuh yang cendrung
enam fungsi bahasa. Fungsi yang dominan merupakan pendukung agar tujuan fungsi ini
digunakan anak adalah fungsi informatif. Pada tercapai.
fungsi informatif yang terdiri dari pola deklaratif Fungsi interaksional mempunyai ciri-ciri
dan pola interogatif ternyata pola deklaratif lebih yang menandainya. Ciri-ciri itu meliputi; (1)
dominan digunakan anak dalam berkomunikasi. berinteraksi dengan menggunakan kata sapaan saja
Pada penggunaan fungsi informatif ini anak lebih dengan cara menyebutkan nama, panggilan atau
dominan memberikan informasi hanya dengan sapaan umum dan penggunaan kata sapaan yang
mengucapkan satu kata. Hal ini terjadi karena disertai ujaran; (2) berinteraksi dengan
proses penguasaan bahasa anak autis dalam menggunakan kalimat berita (pernyataan) yang
berkomunikasi memerlukan rangsangan yang bertujuan menarik perhatian gurunya maupun
disodorkan melalui lingkungan dalam hal ini guru temannya. Ciri-ciri nonverbal fungsi interaksional
mereka. Pola penguasaan bahasa mereka sesuai adalah penggunaan intonasi dan gerak tubuh.
dengan pendapat B.F Skinner yaitu aliran Intonasi yang digunakan adalah intonasi suara
behavioristik. Fungsi bahasa yang jarang rendah dan dengan cara melagukan ujaran yang
digunakan anak adalah fungsi heuristik. Untuk diucapkan.
fungsi-fungsi yang lainnya, anak memperolehnya Pada fungsi regulasi mempunyai ciri-ciri
walaupun tidak sebanyak fungsi informatif. Hal ini yang menandainya. Ciri-ciri itu meliputi ciri verbal
disebabkan oleh banyaknya topik-topik dan nonverbal. Ciri verbal fungsi ini yakni,
pembicaraan yang memungkinkan diproduksi pertama, penggunaan kalimat perintah dan kalimat
melalui fungsi informatif. Disamping itu, permintaan.Untuk kalimat perintah, ujaran-ujaran
keanekaragaman sifat anak, prilaku anak, situasi ini ditandai dengan penggunaan kata menidakkan
dan kondisi yang sangat berperan dalam seperti, ―nggak dan ―jangan‖. Pada kalimat
mengekspresikan perasaan dan keinginan permintaan ujaran ditandai dengan pertama, verba
pribadinya. dasar contohnya, ―tunggu‖. Ke dua, penggunaan
Dilihat dari bentuk bahasa yang digunakan kata sapaan dengan cara menyebutkan nama
dapat dikatakan bahwa bahasa yang digunakan seperti ―Seren‖. Ciri nonverbal pada fungsi ini
dominan menggunakan satu kata. meliputi penggunaan intonasi suara yang tinggi
Kedua, setiap fungsi bahasa yang dan gerak tubuh anak yang bersifat mendukung
digunakan anak memiliki ciri-ciri yang tercapainya fungsi ini.
menandainya. Pada fungsi personal mempunyai ciri-ciri
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan yang menandainya. Ciri-ciri itu meliputi ciri verbal
bahwa fungsi informatif mempunyai ciri-ciri yaitu; dan ciri nonverbal. Ciri verbal fungsi ini yaitu
(1) penggunaan kata sapaan; (2) penggunaan penggunaan kalimat yaitu, kalimat berita

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 187 - 202 Desember 2015 ISSN 1829-9237
(pernyataan) yang digunakan untuk pola baru pada fungsi instrumental yaitu pola
mengekspresikan perasaan dan keinginan pribadi permintaan khusus yang muncul dari inisiasi yang
ditandai dengan penggunaan yaitu pertama, verba terbagi menjadi inisiasi normal dan inisiasi
adjektiva seperti, sakit. Ke dua, penggunaan verba penjelas.
yang berawalan me- seperti pada ujaran ―menari‖. Keempat, ditinjau dari gender pemerolehan
Ke tiga penggunaan kata yang tidak baku seperti bahasa anak autis ―Jojo‖ lebih banyak
―toss‖. Ke empat penggunaan kata majemuk dibandingkan ―Salsa‖. Dari tujuh fungsi bahasa
seperti ―tepuk tangan‖. Ujaran-ujaran tersebut di ―Jojo‖ mampu memperoleh enam fungsi bahasa.
atas merupakan kalimat berita atau pernyataan Namun, fungsi bahasa heuristik tidak dapat
yang digunakan ke dua anak autis tersebut untuk dipenuhi oleh Jojo. Adapun ciri-ciri verbal Jojo
memulai pembicaraan atau mengekspresikan meliputi; (1) penggunaan kata sapaan; (2)
ketidaksetujuan mereka terhadap guru. Ciri penggunaan berbagai bentuk kalimat yaitu kalimat
nonverbal fungsi ini meliputi penggunaan intonasi berita maupun kalimat tanya; (3) penggunaan lebih
suara yang tinggi dan gerak tubuh anak yang dari dua kata; (4) penggunaan verba dasar, dan (5)
bersifat mendukung tercapainya fungsi ini. penggunaan kata tidak baku.
Pada fungsi heuristik jarang sekali Kelima, pemerolehan bahasa ―Salsa‖
digunakan anak autis untuk berkomunikasi. Ujaran sangat sedikit dibandingkan ―Jojo‘. Dari tujuh
ini mempunyai beberapa ciri yaitu; (1) penggunaan fungsi bahasa ―Salsa‖ mampu memperoleh enam
kata yang diulang-ulang; (2) pertanyaan- fungsi bahasa walaupun jumlah pemerolehan
pertanyaan itu mengarah pada objek yang sama keenam fungsi bahasa ini tidak sebanyak ―Jojo‖.
dan dalam situasi yang sama juga. Dari ketujuh fungsi bahasa ternyata ―Salsa‖ tidak
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan mampu memperoleh fungsi bahasa imajinatif.
bahwa fungsi imajinatif dipakai anak autis untuk Adapun ciri-ciri verbal Salsa meliputi; (1)
berkomunikasi saat bermain. Ciri verbal fungsi ini penggunaan kata sapaan; (2) pengunaan berbagai
adalah penggunaan kata yang tidak baku seperti bentuk kalimat yaitu kalimat berita maupun tanya;
―ngeong‖ sedangkan ciri-ciri nonverbal ditandai (3) penggunaan suku kata; (4) penggunaan kata
dengan peniruan terhadap bunyi dan prilaku. tidak baku, dan (5) cendrung menggunakan dua
Ketiga, apabila dibandingkan dengan kata.
pemerolehan fungsi bahasa yang dikemukakan
oleh Halliday, hasil penelitian menunjukkan bahwa 8.2 Saran
tidak semua pola-pola pemerolehan fungsi bahasa Hasil penelitian ini hendaknya dijadikan
yang dikemukakannya terpenuhi.Pola-pola yang bahan masukan bagi guru di sekolah Bina Autis
tidak terpenuhi yaitu; (1) pada fungsi instrumental Mandiri Palembang, khususnya untuk memotivasi
adalah pola permintaan umum berupa inisiasi dan anak-anak autis berkomunikasi. Beberapa hal yang
respon yaitu normal dan penjelas; (2) pada fungsi dapat dilakukan, misalnya menciptakan pola
interaksional adalah pola perjanjian yang muncul pembelajaran yang berbeda tidak terfokus pada
dari inisiasi berupa tanggapan, ujaran penyesalan, guru terus menerus bertanya kepada siswa namun
membanggakan diri, mencari perhatian, larangan , mengajak anak untuk berdiskusi, bercerita,
dan menjawab pertanyaan; (3) pada fungsi regulasi bertanya, mengungkapkan perasaan, keinginannya
adalah pola permintaan umum berupa respon dan dalam rangka membantu siswa autis berbicara.
pola permintaan khusus berupa mempengaruhi, Bila ditinjau dari sarana prasarana yang dimiliki
permintaan bermain, dan menawarkan bantuan; (4) sekolah Bina Autis Mandiri Palembang
pada fungsi personal adalah pola belajar, pola memungkinkan tenaga pengajar untuk merevisi
ekspresi tidak senang, kagum, terkejut, ketakutan, tehnik pendekatan terhadap siswa dalam hal ini
perasaan tertarik, peringatan, kegembiraan, merangsang siswa untuk memproduksi bahasa
mengejek, dan keinginan pribadi; (5) pada fungsi dengan lebih banyak menggunakan contohnya
heuristi adalah pola inisiasi dan pola yang muncul peralatan bermain, buku-buku cerita yang dimiliki
dari respon yang tidak diketahui; (6) pada fungsi sekolah. Sehingga pola pendekatan terhadap proses
imajinatif adalah pola peniruan terhadap irama dan berbahasa siswa tidak dikendalikan dari luar saja
imajinasi bermain. Disamping itu, ditemukan pola- dalam hal ini tenaga pendidik/guru.

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 187 - 202 Desember 2015 ISSN 1829-9237
DAFTAR PUSTAKA Lindfords, Judith Wells. 1980. Children’s
Ali, Mohammad. 1987. Penelitian Pendidikan Language and Learning. Englewood Cliffs:
Prosedur dan Strategi.Bandung: Angkasa. Prentice- Hall.
Alhamdi, Sulfi. 2006. Pemerolehan Bahasa Mussen, Paul Henry. dkk. 1988. Perkembangan
Melalui Pelajaran Bernyanyi (Studi Kasus di dan Kepribadian Anak. Jakarta: Glora Aksara
Sekolah Khusus Autisme: Bina Autis Mandiri Pratama.
Palembang). Nababan, Sri Utami. S. 1992. Psikolinguistik:
Baradja, M.F. 1990. Kapita Selekta Pengajaran Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka
Bahasa. Malang: IKIP Malang Press. Utama.
Chaer, Abdul. 2002. Psikolinguistik Kajian Nur‘aeni. 1997. Intervensi Dini bagi Anak
Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta. Bermasalah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dardjowidjojo, Soenjono. 2000. Echa Kisah Purnomo, Mulyadi Eko. 1996. Teori Pemerolehan
Pemerolehan Bahasa Anak Indonesia.Jakarta: PT Bahasa kedua. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Gramedia Widiasarana Indonesia. Pendidikan Unsri: Diklat.
Dardjowidjojo, Soenjono. 2003. Psikolinguistik: Peeters, Theo. 2004. Autisme. Hubungan
Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Pengetahuan Teoritis dan Intervensi
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Pendidikan bagi Penyandang Autis. Jakarta:
Dulay, Heidi, Burt Marina, dan Stephen Krashen. PT. Dian Rakyat.
1982. Language Two. New York: Oxford Sudaryanto. 1990. Menguak Fungsi Hakiki
University Press. Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University
Fromkin, Victoria. 1988. An Introduction to Press.
Language. New York: Holt, Rinehart and Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik
Winston. Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian
Halliday, M.A.K. 1973. Explorations in the Wahana Kebudayaan Secara Linguistik.
Functions of Language. London: Edward Yogyakarta: Duta Wahana University Press.
Arnold. Tarigan. 1984. Psikolinguistik. Bandung: Angkasa.
Halliday, M.A.K. dan Ruqaiya Hassan. 1972. Tarigan. 1985. Pengajaran Pemerolehan Bahasa:
Bahasa, Konteks, dan Teks. Yogyakarta: Angkasa.
Gadjah Mada University Press. Chaer, Abdul. 2002. Psikolinguistik Kajian
Handojo, Y.2006. Autisma. Petunjuk Praktis dan Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.
Pedoman Materi Mengajar Anak Normal, Gleason, Jean Berko dan Ratner Bernstein. 1993.
Autis, dan Prilaku lain. Jakarta, Bhuana Ilmu ―Language Acquisition‖. Dalam Jean Berko
Populer. Gleason dan Ratner Bernstein (Ed.).
Keraf, Gorys. 1984. Komposisi Sebuah Pengantar Psycholinguistics. Florida: Harcourt Brace
Kemahiran Bahasa. Ende Flores: Nusa Indah. College. Hlm.347—407.

MEDAN MAKNA Vol. XIII No. 2 Hlm. 187 - 202 Desember 2015 ISSN 1829-9237

You might also like