Professional Documents
Culture Documents
4283 10367 1 SM
4283 10367 1 SM
41-49
e-ISSN 2502-8995 p-ISSN 2460-8181
ABSTRAK
Kabupaten Kuantan Singingi memiliki 21 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 12 Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) yang tersebar pada 15 kecamatan. Dari 21 SMA tersebut tedapat 18 SMA yang memiliki
laboratorium dengan jumlah keseluruhan 38 ruangan, dan 3 SMA lainnya tidak memiliki ruangan laboratorium
sama sekali. Solusi yang diberikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kuantan Singingi yaitu, untuk sekolah
yang belum mempunyai laboratorium dapat meminjam laboratorium sekolah lain. Kurangannya informasi
mengenai jadwal pemakaian maupun peminjaman laboratorium mempersulit SMA/SMK untuk melakukan
praktek bersama ataupun peminjaman laboratorium. Tujuan penelitian adalah membangun sistem informasi
laboratorium yang akan menyajikan informasi mengenai jadwal praktikum, fasilitas laboratorium dan
mempermudah sekolah melakukan sharing laboratorium. Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem
adalah waterfall dengan permodelan unifield modeling laguage untuk rancangan. Sistem ini diuji dengan
pengujian blackbox. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah sistem informasi laboratorium SMA/SMK yang
menyajikan informasi jadwal praktikum dan fasilitas laboratorium SMA/SMK di Kabupaten Kuantan Singingi
serta sekaligus memfasilitasi peminjaman laboratorium. Sistem informasi laboratorium yang dibangun telah
berjalan baik secara fungsional berdasarkan pengujian yang dilakukan.
Kata kunci: peminjaman laboratorium, Sistem Informasi Laboratorium, UML, waterfall
41
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 3, No. 2, Agustus 2017, Hal. 41-49
e-ISSN 2502-8995 p-ISSN 2460-8181
listrik, kendaraan ringan, bengkel, otomotif, Jika diminta melalui telepon, pembicara tidak hapal
elektronika, bangunan, adm perkantoran, jadwal dan sulit mendeskripsikan dengan jelas
pemasaran, dan akomodasi perhotelan. Sedangkan posisi sekolah yang dituju.
untuk SMA telah dibangun beberapa macam Kondisi ini menjadi lebih rumit ketika
laboratorium yaitu laboratorium biologi, fisika, mendapati jadwal yang bentrok dengan
kimia, komputer, bahasa, dan multimedia. peminjaman laboratorium oleh sekolah lain dan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan ketika sekola yang dituju telah dipinjam oleh
dengan bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten sekolah lain. Maka, sekolah yang membutuhkan
Kuantan Singingi, pembangunan laboratorium harus mencari sekolah lain atau menyesuaikan lagi
sekolah belum dapat dilakukan secara menyeluruh jadwal peminjaman laboratorium. Hal ini
dan bersamaan. Data pendukung dari Dinas membutuhkan lebih banyak waktu dan tidak
Pendidikan pada tahun 2015, Kabupaten Kuantan praktis.
Singingi memiliki 21 SMA dan 12 SMK, yang Pembangunan Sistem Informasi Laboratorium
tersebar pada 15 kecamatan. Dari 21 SMA tersebut dibangun berbasiskan web ini, merupakan salah
tedapat 18 SMA yang memiliki laboratorium satu langkah mengatasi permasalahan tersebut.
dengan jumlah keseluruhan 38 ruangan, dan 3 Dengan adanya Sistem Informasi Laboratorium,
SMA lainnya yaitu SMAN 2 Kuantan Mudik, informasi mengenai SMA/SMK yang memiliki
SMAN 2 dan 3 Singingi Hilir, tidak memiliki laboratorium beserta jadwalnya akan lebih terlihat
ruangan laboratorium sama sekali. Dari 12 SMK, sehingga sekolah yang membutuhkan tidak sulit
terdapat 9 SMK memiliki laboratorium yang dalam menyesuaikan jadwal. Pada sistem ini juga
digunakan untuk ruangan praktik. Sedangkan 3 dapat melakukan proses peminjaman laboratorium.
SMK lainnya yaitu SMK Darussalam Pangean, Selain itu, sistem informasi laboratorium ini akan
SMKN 1 Kuantan Hilir, dan SMKN 3 Teluk dilengkapi fitur peta yang akan mempermudah
Kuantan tidak memiliki ruangan laboratorium sama sekolah dalam melihat posisi sekolah yang dituju.
sekali. Di antara SMA/SMK yang sudah memiliki Kemudian sistem informasi ini dapat berguna
ruang laboratorium, hanya 1 sekolah yang sudah sebagai referensi bagi Dinas Pendidikan untuk
memiliki ruang laboratorium lengkap untuk semua menentukan pembangunan terutama laboratorium
jurusan. Artinya sebagian besar SMA/SMK yang SMA/SMK di Kabupaten Kuantan Singingi.
ada di Kabupaten Kuantan Singingi kekurangan Berdasarkan hal di atas, maka penulis
ruang laboratorium, sehingga kesulitan dalam melakukan suatu penelitian untuk membangun
melaksanakan pembelajaran berbasis praktikum. sistem informasi laboratorium SMA/SMK
Akibatnya daya saing siswa dan sekolah rendah. Kabupaten Kuantan Singingi.
Dalam hal ini, solusi yang diberikan
Pendidikan Kabupaten Kuantan Singingi adalah B. LANDASAN TEORI
peminjaman laboratorium antarsekolah. Sekolah B.1. Definisi Sistem
yang belum mempunyai laboratorium dapat Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan
meminjam laboratorium yang tersedia di sekolah komponen yang terdiri dari sub-sistem fisik dan
lain. Dengan begitu, kegiatan pembelajaran non-fisik/logika yang saling berhubungan satu
berbasis praktikum dapat dilaksanakan dengan sama lainnya dan bekerja sama untuk mencapai
baik. suatu tujuan [4].
Awalnya progam peminjaman laboratorium
antarsekolah ini disambut baik dan dirasa B.2. Sistem Informasi Laboratorium
manfaatnya cukup besar bagi sekolah. Namun, Gabungan kedua kata tersebut, sistem
dalam pelaksanaanya pihak sekolah mengalami informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan
kendala, seperti sulitnya proses peminjaman elemen yang saling berhubungan satu sama lain
laboratorium ke sekolah lain. Hal ini disebabkan yang membentuk satu kesatuan yang berfungsi
beberapa kondisi, yang pertama, sulitnya untuk mengintegrasikan data, memproses dan
memperoleh informasi tentang sekolah mana yang menyimpan serta mendistribusikan informasi [5].
mempunyai fasilitas laboratorium yang dibutuhkan. Laboratorium adalah tempat yang digunakan
Selama ini informasi diperoleh dari Dinas kegiatan percobaan atau penyelidikan dalam bidang
Pendidikan atau dari sekolah yang dituju. Kedua, ilmu tertentu seperti fisika, kimia, biologi dan
sulitnya memperoleh informasi mengenai jadwal sebagainya [6].
peminjaman laboratorium, terkait dengan
penyesuaian jadwal antara sekolah yang meminjam B.3. Model Proses Waterfall
dengan jadwal yang tersedia disekolah yang dituju. Model waterfall ini sebenarnya adalah
Memperoleh informasi dengan bertanya dianggap “linear sequential model”, yang sering juga disebut
kurang praktis untuk penyesuaian jadwal. Hal ini dengan “classic life cycle” atau model waterfall.
memiliki kendala terkait jarak yang jauh antara Metode ini muncul pertama kali tahun 1970
sekolah dengan Dinas Pendidikan dan sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan
membutuhkan banyak waktu untuk menempuhnya. metode atau model yang paling banyak dipakai
42
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 3, No. 2, Agustus 2017, Hal. 41-49
e-ISSN 2502-8995 p-ISSN 2460-8181
dalam software engineering (SE). Metode ini untuk berlomba memasuki lapangan kerja. Bidang
melakukan pendekatan secara sistematis dan studi keahlian teknologi terbagi lagi menjadi
berurut mulai dari level kebutuhan sistem hingga delapan belas program studi keahlian, salah satunya
tahap analisis, desain, coding, testing/verification, yaitu teknik ketenagalistrikan. Pada bidang studi
dan maintenance [7]. keahlian terdapat lima kompetensi keahlian, salah
satunya yaitu kompetensi keahlian teknik otomasi
B.4. Google Maps API industri [11].
Google Map Api merupakan aplikasi interface
yang dapat diakses oleh javascript agar Google C. METODOLOGI PENELITIAN
Map dapat ditampilkan pada halaman web yang Metode pengembangan sistem yang
dibangun. Untuk dapat mengakses Google Map digunakan pada penelitian ini adalah waterfall
dilakukan pendaftaran Api Key terlebih dahulu sampai tahap implementasi dan pengujian sistem.
dengan data pendaftaran berupa nama domain web Ada empat buah diagram unified modeling
yang dibangun. Google Map API juga language (UML) yang digunakan, yaitu: (1)
menyediakan layanan yang memungkinkan para usecase diagram; (2) class diagram; (3) sequence
pengembang untuk mengintegrasikan Google Map diagram; dan (4) activity diagram.
ke dalam website masing-masing dengan
menambahkan data point sendiri [8]. C.1. Perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan adalah
B.5. Laboratorium menentukan masalah, menyusun tujuan dan studi
Dalam pedoman standarisasi laboratorium pustaka.
atau ruang workshop Balai Pengembangan
Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (BPPLSP) C.2. Tahap Pengumpulan Data
tahun 2007, laboratorium atau ruang workshop Pada tahap pengumpulan data dilakukan
seperti tercantum dalam PP No.5 tahun 1980 pasal dengan menggunakan teknik wawancara, observasi,
27 dan 28 adalah sarana penunjang jurusan dalam dan studi literatur.
suatu atau sebagian ilmu, teknologi atau seni
tertentu sesuai dengan keperluan bidang studi 1) Wawancara
bersangkutan [9]. Penulis bertatap muka langsung dengan
sumber informasi untuk mengajukan pertanyaan-
B.6. Sekolah Menengah Atas (SMA) pertanyaan secara langsung. Wawancara dilakukan
Sekolah menengah atas adalah salah satu kepada orang yang berkaitan langsung dengan
bentuk pendidikan formal yang menyelenggarakan sistem kepada bapak Nasjuneri Putra, ST selaku
pendidikan umum pada jenjang pendidikan Kepala Bidang Prasarana & Perpustakaan, Bapak
menengah sebagai lanjutan dari SMP,MTs, atau Faizal, ST selaku Kepala Seksi Gedung dan
bentuk lain yang sederajat. Fungsi dari pendidikan Bangunan, dan Weli Hendri, S.Pd. MM selaku
menengah adalah menegembangkan nilai-nilai dan Kepala Seksi Menengah Umum, Menengah
sikap rasa keindahan dan harmoni, pengetahuan, Jurusan.
kemampuan, dan ketrampilan sebagai persiapan
untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi dan/atau 2) Observasi
untuk hidup di masyarakat dalam rangka mencapai Mengadakan pengamatan langsung ke obyek
tujuan pendidikan nasional [10]. mengenai masalah yang terkait. Pengamatan yang
dilakukan penulis pada Dinas Pendidikan
B.7. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kabupaten Kuantan Singingi meliputi profil, visi,
Pengertian mengenai sekolah menengah misi instansi serta data-data terkait SMA/SMK.
kejuruan terdapat pada Peraturan Pemerintah No.
3) Studi Literatur
74 tahun 2008 pasal 1 ayat 21 yang menyatakan
Menggunakan literatur-literatur yang telah ada
bahwa “Sekolah Menengah Kejuruan yang
untuk digunakan sebagai referensi atau digunakan
selanjutnya disingkat SMK adalah salah satu
sebagai bahan pembanding. Jurnal sistem informasi
bentuk satuan pendidikan formal yang manajemen laboratorium, serta yang menyangkut
menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada
dengan laboratorium.
jenjang Pendidikan Menengah sebagai lanjutan dari
SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau C.3. Analisa dan Perancangan
lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau Pada tahap analisis, penulis membuat (1)
setara SMP atau MTs”. Sekolah menengah Analisa Sistem Berjalan; (2) Analisa Permasalahan;
kejuruan melakukan proses belajar mengajar baik (3) Pembuatan Pemodelan dengan UML; (4)
teori maupun praktik yang berlangsung di sekolah Desain Database; (5) Desain Struktur Menu; dan
maupun di industri diharapkan dapat menghasilkan (6) Desain Interface. Pada tahap ini, peneliti
lulusan yang berkualitas. Sekolah menengah menganalisa sistem yang berjalan terkait
kejuruan mengutamakan pada penyiapan siswa manajemen laboratorium pada Dinas Pendidikan
43
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 3, No. 2, Agustus 2017, Hal. 41-49
e-ISSN 2502-8995 p-ISSN 2460-8181
Kabupaten Kuantan Singingi dan terkait alur apakah sistem tersebut sesuai dengan yang di
informasi pemakaian laboratorium bersama. harapkan.
Sedangkan, Analisa Permasalahan merupakan
pemaparan permasalahan yang terjadi selama D. ANALISA DAN PERANCANGAN
menerapkan sistem lama. D.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan
Sistem yang berjalan saat ini memeliki
C.4. Implementasi dan Pengujian beberapa proses yaitu sekolah yang hendak
Tahap implementasi merupakan tahap yang meminjam dapat langsung datang ke Sekolah
dilakukan setelah membuat rancangan sistem. tujuan atau melalui telepon untuk meminta
Kegiatan yang dilakukan berupa: informasi jadwal laboratorium yang kosong. Pihak
sekolah tujuan mengecek informasi yang diminta.
1) Pembuatan Database Jika jadwal tersedia maka sekolah tersebut akan
Kegiatan pembuatan database ini meliputi memberikan informasi tersebut. Sedangkan jika
data laboratorium dan sekolah dilakukan tidak tersedia, maka pihak sekolah tersebut
menggunakan tools MySQL. memberitahukan jika informasi yang diminta tidak
tersedia. Sekolah yang hendak meminjam
2) Pembuatan Coding Program menerima informasi dari sekolah tujuan.
Pembuatan coding merupakan tahap yang Setelah mendapatkan informasi, sekolah dapat
dilakukan dalam pembuatan website sistem meminjam laboratorium sekolah tujuan. Jika
informasi manajemman laboratorium menggunakan sekolah peminjam ingin melakukan peminjaman
bahasa pemrograman PHP. maka dilanjutkan pada proses pemesanan. Jika
Tahap pengujian yang dilakukan adalah tidak maka proses selesai dan sekolah tersebut
pengujian Black Box. Pengujian Black Box adalah hanya mendapatkan informasi. Selanjutnya sekolah
pengujian fungsional sistem. Tahapan pengujian ini tujuan membuat catata peminjaman, dan sekolah
di lakukan dengan tujuan untuk menjamin sistem yang meminjam dapat menggunakan laboratorium
yang dibuat sesuai dengan hasil analisis dan untuk melakukan praktikum. Detail Use Case
perancangan serta menghasilkan satu kesimpulan Sistem Berjalan dapat dilihat pada Gambar 1.
44
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 3, No. 2, Agustus 2017, Hal. 41-49
e-ISSN 2502-8995 p-ISSN 2460-8181
informasi laboratorium SMA/MK Kuantan dan SMK Kuantan Singingi dapat dilihat pada
Singingi dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 4 dan Gambar 5.
45
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 3, No. 2, Agustus 2017, Hal. 41-49
e-ISSN 2502-8995 p-ISSN 2460-8181
46
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 3, No. 2, Agustus 2017, Hal. 41-49
e-ISSN 2502-8995 p-ISSN 2460-8181
47
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 3, No. 2, Agustus 2017, Hal. 41-49
e-ISSN 2502-8995 p-ISSN 2460-8181
48
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 3, No. 2, Agustus 2017, Hal. 41-49
e-ISSN 2502-8995 p-ISSN 2460-8181
49