Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The purpose of the study was to determine the effect of the application of learning model of
Science Technology Society (STS) to the ability of understanding the concept of Biology
students on the subject of VII grade ecosystem MTs Paradigma Palembang. The desain of
study used the design of the Nonequivalent Control Group Design with Quasi Experimental
method (quasi experiment). These sample included 35 students. Based on the results of the
analysis of students' concept of understanding shows that the implementation of learning
using the model of learning Science Technology Society (STS) is better than the
conventional learning model. It can can be seen from the calculation of the t-test showed of
students' concept of understanding sig t-value 0.000 < 0,05, then Ha accepted and H0 rejected.
The result of analysis of the improvement of the average completeness of the conceptual
understanding of the experimental class is 48.2% while the students 'understanding of the
control class is 29.2%, which means that the students' understanding of the concept of the
experimental class is higher than the understanding of the concept of the control class. This, it
can be concluded that the learning model of Science Technology Society (STS) around effect
on understanding the concept of students of class VII MTs Paradigma Palembang.
belajar peserta didik yang senantiasa masih Setiap model pembelajaran harus sesuai
sangat memperihatinkan. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi
Pemahaman konsep memiliki untuk tujuan yang berbeda guru harus
peranan penting dalam proses belajar menggunakan teknik penyajian yang
mengajar dan merupakan dasar dalam berbeda untuk mencapai tujuan
mencapai hasil belajar. Menurut pembelajarannya. Salah satu model
Samarabawa (2013), faktor penunjang pembelajaran yang sesuai untuk
yang dapat dipakai sebagai acuan prestasi meningkatkan kemampuan pemahaman
belajar seorang siswa adalah melalui konsep siswa ialah model pembelajaran
pemahaman konsep. Pemahaman konsep tipe Sains Teknologi Masyarakat (STM).
sangat penting dengan tujuan agar siswa
dapat mengingat konsep-konsep yang Model Pembelajaran STM
mereka pelajari lebih lama, sehingga Sains Teknologi Masyarakat (STM)
proses belajar akan menjadi lebih merupakan terjemahan dari Science
bermakna. Technology Society (STS). Pada awalnya
Konsep merupakan suatu hal yang istilah Science Technology Society (STS)
sangat penting, namun bukan terletak pada dikemukakan oleh John Ziman pada tahun
konsep itu sendiri, melainkan terletak pada 1980 dalam bukunya yang berjudul
bagaimana konsep itu dipahami oleh Teaching and Learning. Ziman mencoba
subjek didik. Pentingnya pemahaman mengungkapkan harapan bahwa konsep-
konsep dalam proses belajar mengajar konsep dan proses-proses sains yang
sangat mempengaruhi sikap, keputusan, diajarkan di sekolah harus sesuai dengan
dan cara-cara memecahkan masalah (Al- konteks sosial dan relevan dengan
Tabany, 2015). kehidupan sehari-hari (Poedjiadi, 2010).
Namun kenyataan di lapangan, STM berarti melibatkan peserta didik
dalam belajar siswa dihadapkan dengan dalam pengalaman, pertanyaan, dan isu-isu
sejumlah materi yang harus dihafalkan yang berkaitan dengan kehidupan mereka.
tanpa diberi kesempatan untuk memaknai Situasi yang dicari akan melibatkan siswa.
materi yang dipelajari, sehingga siswa Guru berusaha menciptakan situasi di
banyak belajar tetapi kurang mampu mana siswa akan memerlukan konsep
memberi makna belajar. Kondisi inilah dasar dan keterampilan proses untuk
yang menyebabkan rendahnya kemampuan kebutuhan mereka di masa depan. STM
pemahaman konsep. memberdayakan siswa dengan
Rendahnya pemahaman konsep keterampilan yang memungkinkan mereka
terjadi di MTs Paradigma Palembang. Hal untuk menjadi aktif, warga yang
tersebut dapat ditunjukkan dengan hasil tes bertanggung jawab dengan menanggapi
awal yang diberikan pada siswa kelas VII isu-isu yang dalam kehidupan mereka.
MTs Paradigma Palembang yang terdiri Pengalaman dengan ilmu pengetahuan
dari 14 soal uraian dengan indikator dalam format STM menciptakan warga
pemahaman konsep. Berdasarkan hasil melek ilmiah untuk menghadapi abad
yang diperoleh dapat diketahui bahwa 21(Yager, 1992).
pemahaman konsep siswa masih dibawah Dalam penelitian ini model
Kreteria Ketuntasan Minimum (KKM) pembelajaran STM yang digunakan adalah
yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Adapun model pembelajaran yang dikembangkan
hasil tes yang diperoleh yaitu kelas VIIA oleh Poedjiadi (2010), dengan sintaks
dengan nilai rata-rata 50, kelas VIIB sebagai berikut, fase 1 (tahap invitasi); fase
dengan nilai rata-rata 44, kels VIIC dengan 2 (tahap pembentukan konsep); fase 3
nilai rata-rata 53, dan VIID dengan nilai (tahap aplikasi konsep atau penyelesaian
rata-rata 48. masalah); fase 4 (tahap pemantapan
Penggunaan model pembelajaran konsep); fase 5 (tahap penilaian). Melalui
yang tepat, merupakan suatu alternatif sintaks model pembelajaran STM siswa
untuk mengatasi masalah rendahnya daya dimungkinkan dapat menumbuhkan
serap siswa terhadap pelajaran Biologi. pemahaman konsep.
49
digunakan ialah tes tertulis (paper and reliabel dan selanjutnya dapat digunakan
pencil test) yaitu berupa tes uraian dalam dalam penelitian.
bentuk (soal pre-test sama dengan soal Teknik Analisis Data
post-test). Jumlah total soal tes yang Uji normalitas data dalam penelitian
digunakan dalam penelitian ini ialah ini dilakukan dengan menggunakan uji
sebanyak 10 soal. Soal-soal tes yang Kolmogorov-Smirnow karena uji ini cocok
diberikan merupakan soal tes yang dapat untuk menganalisis data interval seperti
mengukur ketercapaian pemahaman skala pemahaman konsep siswa. Pengujian
konsep siswa berdasarkan taksonomi dilakukan pada masing-masing variabel
Bloom kategori memahami mencakup 7 dengan asumsi datanya berdistribusi
indikator proses kognitif sebagai berikut, normal.
Menafsirkan (interprenting), Memberikan Uji Statistik Kolmogorov-Smirnow
contoh (exemplifying), Mengklasifikasikan (K-S) dihitung dengan bantuan paket
(classifying), Meringkas (summarizing), program SPSS 16.0. Kriteria ujinya ialah
Menarik inferensi (inferring), terima H0, jika nilai K-S lebih kecil dari K-
Membandingkan (comparing) dan S tabel, atau jika p-value lebih besar dari
Menjelaskan (explaining). 𝛼. Menurut Sujarweni (2015), untuk
mengetahui normal atau tidaknya suatu
Uji Validitas data dapat dilihat dari hasil “Asymp.Sig (2-
Validitas adalah suatu ukuran yang tailled)”pada program SPSS dengan taraf
menunjukkan tingkat kevalidan atau signifikansi 5% (0,05). Jika hasil sig.
kesahihan suatu instrumen (Arikunto, tersebut lebih besar dari 0,05 maka
2009). Perhitungan validitas instrumen distribusi data normal (p>0,05). Adapun
dengan menggunakan program SPSS 16.0. hasil signifikansi untuk “Asymp.Sig (2-
Menurut Sujarweni (2015), dengan tailled)” semuanya lebih besar dari 0,05,
menggunakan jumlah peserta tes (n) maka maka data telah berdistribusi normal.
nilai r tabel dapat diperoleh melalui tabel r Uji homogenitas digunakan untuk
product moment pearson dengan df mengetahui kesetaraan data atau
(degree of freedom) = n-2. Butir soal dapat kehomogenan data. Uji ini untuk
dikatakan valid jika r hitung (Corrected mengetahui kehomogenan data tentang
Item Total Correlation) > r tabel. pretest-posttest pada kelas eksperimen dan
Berdasarkan hasil perhitungan validitas kelas kontrol (Hasan, 2011). Uji
instrumen tes pemahaman konsep homogenitas digunakan dengan bantuan
Ekosistem yang terdiri dari 33 item soal program SPSS 16.0 dengan teknik Levene
uraian, didapat 21 item soal dinyatakan Statistic.
valid, tetapi hanya diambil 10 soal yang Menentukan nilai uji homogenitas:
digunakan. Jika nilai Signifikan < 0,05, maka dikatan
Uji Reliabilitas bahwa data tidak homogen Jika nilai
Reliabilitas artinya dapat dipercaya Signifikan > 0,05, maka dikatan bahwa
dan dapat diandalkan. Analisis realiabilitas data homogen
dilakukan untuk mengetahui soal yang Setelah diketahui varian kedua
sudah disusun dapat memberikan hasil kelompok homogen, maka pengolahan data
yang tetap atau tidak tetap (Arikunto, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis
2009). Perhitungan reliabilitas instrumen dengan menggunakan uji-t. Uji-t
dengan menggunakan program SPSS 16.0. dimaksudkan untuk mengetahui
Menurut Sujarweni (2015), uji signifikansi perbedaan dua rata-rata (mean)
reliabilitas dapat dilihat pada nilai yang berpasangan (Hasan, 2011). Uji
Cronbach’s Alpha, jika nilai Alpa > 0,60 hipotesis digunakan dengan bantuan
maka butir soal yang merupakan dimensi program SPSS 16.0 dengan analisis
variabel adalah reliabel. Berdasarkan hasil Independent Sample T Test.
perhitungan reliabilitas tes didapat hasil Pengambilan keputusan
Cronbach’s Alpha = 0,835 dari 21 butir Jika Sig t hitung > 0,05 maka H0 diterima
soal yang valid. Hal ini dapat dinyatakan Jika Sig t hitung < 0,05 maka H0 ditolak
51
Tabel 1. Rata-rata Nilai Pemahaman Konsep Siswa di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Rata-rata Rata-rata
Kelas N N-Gain Kategori
Pretest Posttest
Eksperimen 17 35,18 80,47 0,70 Tinggi
Kontrol 18 33,22 50,22 0,25 Rendah
(Sumber: Dok Pribadi, 2017)
80,47
100
35,18 50,22
33,22
17 18
0,7 0,25
0
N Rata-rata Rata-rata N-Gain
Eksperimen Pretest
Kontrol Posttest
Tabe 3. Kegiatan Pembelajaran Model Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada Kelas
Eksperimen
No Tahap Model Pembelajaran STM Ada Tidak Ada
1 Invitasi √ -
2 Pembentukan Konsep √ -
3 Aplikasi Konsep √ -
4 Pemantapan Konsep -
√
5 Evaluasi -
√
(Sumber: Dok Pribadi, 2017)
pada basis konsepsi-konsepsi yang telah antara komponen abiotik dan komponen
ada yaitu berupa pengetahuan awal siswa. biotik dalam ekosistem. Guru membimbing
Tahap kedua pembentukan konsep, siswa untuk membuat produk sederhana,
pada pertemuan pertama guru dan dengan bimbingan guru siswa
mengarahkan siswa untuk mendefinisikan membuat filter air sederhana bersama
pengertian ekosistem, mengarahkan siswa kelompok. Pada tahap ini indikator
untuk mengidentifikasi komponen abiotik pemahaman konsep yang muncul yaitu
dan biotik ekosistem, mengarahkan siswa menjelaskan (explaining), siswa berusaha
untuk mengidentifikasi populasi dan menjelaskan hubungan antara komponen
komunitas dalam ekosistem dan pada abiotik dan komponen biotik ekosistem
pertemuan kedua guru mengarahkan siswa yang saling mempengaruhi. Pemahaman
untuk mendeskripsikan hubungan antara konsep pada tahap ini membentuk siswa
komponen biotik dan abiotik, mengarahkan dalam mengatur dan mensintesis informasi
siswa untuk menggambar rantai makanan, yang mereka kembangkan dalam
jaring makanan dan piramida makanan dan kehidupan sehari-hari.
mengarahkan siswa untuk menggambarkan STM merupakan suatu inovasi
pola interaksi mahluk hidup. Pada tahap ini pembelajaran yang dirancang untuk
indikator pemahaman konsep yang muncul membantu siswa memahami teori secara
yaitu, indikator menafsirkan mendalam melalui pengalaman belajar
(interprenting), memberikan contoh praktik empirik serta dapat
(exemplifying), mengklasifikasikan mengaplikasikannya ke dalam teknologi.
(classifying), membandingkan (comparing) Kegiatan pembelajaran yang seperti ini
dan menjelaskan (explaining). Karena pada tentunya lebih membuat siswa bergairah
tahap ini siswa berusaha menafsirkan dan termotivasi untuk belajar. Hal ini
gambar rantai makanan, jaringan makanan sejalan dengan pendapat Slameto (2003),
dan piramida makana. Siswa berusaha motivasi yang kuat sangat diperlukan
memberikan contoh komponen penyusun dalam belajar karena dapat lebih
ekosistem dalam beberapa macam mendorong siswa agar dapt belajar dengan
ekosistem yang disajikan dalam LKS dan baik, dengan berpikir dan memusatkan
berusaha memberikan contoh satuan dalam perhatian, merencanakan dan
ekosistem. Siswa berusaha melaksanakan kegiatan yang menunjang
membandingkan dan mengklasifikasikan belajar.
komponen abiotik dan komponen biotik Tahap keempat model pembelajaran
ekosistem. Siswa berusaha menjelaskan Sains Teknologi Masyarakat yaitu
hubungan antara konmponen ekosistem pemantapan konsep, guru meluruskan
dan pola interaksi dalam ekosistem. kesalahan dan pemahaman serta
Pada tahap ini siswa berusaha memberikan penguatan pada materi yang
memahami pemaparan tentang materi sedang dipelajari dan siswa mendengarkan
pembelajaran yang di sajikan dalam LKS penjelasan guru serta mengoreksi
dan literatur lainnya. Menurut pandangan pemahaman yang salah. Pada tahap ini
konstruktivisme bahwasannya keterlibatan indikator pemahaman konsep yang muncul
aktif siswa dalam pembelajaran menjadi yaitu indikator meringkas (summarizing)
titik tolak penting dalam mengkonstruksi dan indikator menarik inferensi (inferring).
pemahaman. Hal ini sejalan dengan Siswa berusaha meringkas poin-poin
penelitian Agustini dkk (2013) yang umum yang dijelaskan guru dan siswa
menyatakan bahwa siswa yang dituntut berusaha menarik kesimpulan dari
untuk terlibat aktif dalam pembelajaran pembelajaran yang telah dipelajari.
dapat mengembangkan pemahaman materi Pada sintaks model pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan penguasaan Sains Teknologi Masyarakat fase keempat
konsep. ini, guru meluruskan jika kemungkinan ada
Tahap ketiga aplikasi konsep, guru miskonsepsi selama kegiatan belajar
membimbimbing siswa untuk berlangsung, karena konsep-konsep kunci
menggunakan konsep tentang hubungan yang ditekanan pada akhir pembelajaran
55
akan memiliki retensi lebih lama dibanding menjawab soal posttest untuk mengukur
dengan jika tidak dimantapkan atau pemahaman konsep siswa yang meliputi
ditekankan oleh guru pada akhir indikator pemahaman konsep yaitu
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan menafsirkan (interprenting), memberikan
penelitian Walid (2011) yang menyatakan contoh (exemplifying), mengklasifikasikan
bahwa salah satu faktor yang (classifying), meringkas (summarizing),
mempengaruhi pemahaman konsep yaitu menarik inferensi (inferring),
umpan balik, yang dapat menyediakan membandingkan (comparing) dan
informasi terhadap kebenaran atau menjelaskan (explaining). Berdasarkan
kesalahan hipotesis yang digunakan alur sintaknya, model pembelajaran Sains
individu. Teknologi Masyarakat (STM) memiliki
Tahap kelima evaluasi, guru pengaruh yang baik dalam meningkatkan
memerintahkan siswa untuk menyimpan pemahaman konsep siswa.
semua buku, lalu guru meminta siswa
56