Professional Documents
Culture Documents
Oleh
MARWANTI
NIM G2J122010
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masaalah
Masaalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat Penggaruh Model Pembelajaran problem Based Learning
Berbasis Animasi Terhadap Peningkatan Minat belajar ,Kemampuan pemecahan
Masaalah dan Pemahaman Konsep Siswa ?
2. Bagaimanakah minat belajar peserta didik setelah menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Berbasis animasi?
3. Bagaimanakah Kemampuan pemecahan masaalah setelah menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Berbasis animasi?
4. Bagaimanakah Pemahaman Konsep Siswa setelah menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Berbasis animasi?
5. Apakah ada penggaruh minat dengan kemampuan pemecahan masaalah setelah
menggunakan Model Pembelajaran problem Based Learning berbasis animasi?
6. Apakah ada penggaruh minat dengan pemahaman konsep setelah menggunakan
Model Pembelajaran problem Based Learning berbasis animasi?
C. Tujuan Masaalah
Tujuan Penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penggaruh Penerapan Model Pembelajran Problem
Based Leaarning berbasis animasi terhadap Peningkatan Minat
belajar ,Kemampuan pemecahan Masaalah dan Pemahaman Konsep Siswa ?
2. Untuk mengetahui bagaimanakah minat belajar peserta didik setelah
menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning berbasis Animasi
3. Untuk mengetahui bagaimanakah Kemampuan pemecahan masaalah setelah
menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbasis animasi?
4. Untuk mengetahui bagaimanakah pemahaman Konsep siswa setelah menggunakan
Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbasis animasi?
5. Untuk mengetahui adakah Penggaruh minat dengan kemampuan pemecahan
masaalah setelah menggunakan Model Pembelajaran problem Based Learning
berbasis animasi?
6. Untuk mengetahui adakah Penggaruh minat dengan pemahaman konsep setelah
menggunakan Model Pembelajaran problem Based Learning berbasis animasi?
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
a. Bertambahnya wawasan tentang pengaruh Model Pembelajaran Problem
Based Learning Berbasis animasi bagi pemahaman siswa
b. Hasil penelitian maupun beberapa keterbatasan yang dihadapi dapat dijadikan
salah satu rujukan untuk pengembangan media pembelajaran lebih lanjut.
2. Bagi Dunia Pendidikan
a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam pengembangan media
pembelajaran sains di SMA
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
mengenai pengembangan media pembelajaran sebagai wahana pendidikan
siswa SMA
c. Sebagai bahan pertimbangan sebagai pendekatan media pembelajaran IPA
yang dapat mempermudah siswa memahami materi pembelajaran sehingga
pemahaman konsep yang dipahami dapat lebih kuat.
3. Bagi Guru
Sebagai bahan masukkan bagi guru di SMA untuk lebih memanfaatkan teknologi
yang sedang berkembang seperti media media (video animasi) untuk
menumbuhkan ketertarikan kepada peserta didik untuk menjadikan peserta lebih
aktif dikelas. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat mengubah kualitas
guru saat megajar agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan
efesien, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara maksimal dan tujuan
pembelajaran tercapai.
4. Bagi sekolah
Sebagai bahan masukkan informasi tentang penggunaan media pembelajaran yang
lebih kreatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa
sebagaimana perkembangkan teknologi pendidikan yang semakin berkembang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. A. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran
Model PBL merupakan model instruksional yang menantang siswa agar mau
belajar dan bekerja sama dengan kelompoknya untuk mencari solusi dari
permasalahan yang telah diberikan. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa
ingin tahu dan kemampuan analisis mengenai materi yang sedang diajarkan
(Amir,2009). Model pembelajaran yang menekankan pada siswa untuk
menemukan suatu permasalah kemudian siswa diarahkan untuk menggunakan
pengetahuan yang ada agar dapat memecahkan masalah kemudian menemukan
pengetahuan yang baru (Nurhadi,2002). 10 Terdapat tiga ciri utama dalam
pembelajaran PBL antara lain :
10. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa secara terus menerus
belajar meskipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
8. Proses evaluasi
Fase – 1 : Mengorientasi siswa pada masalah Pada tahapan ini guru membuka
pelajaran dengan memberikan salam, menginformasikan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai, dan memotivasi siswa. Guru
membagi siswa dalam beberapa kelompok. Masing–masing
kelompok berisi maksimal 3 orang siswa. Guru kemudian
mengajukan sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan diberikan kepada siswa yang berkaitan
dengan kehidupan sehari – hari mereka yang sesuai dengan materi
asam dan basa melalui pemberian lembar masalah. Masalah ini akan
didiskusikan dan dipecahkan siswa dengan kelompoknya. Contoh
permasalahan yang diberikan kepada siswa sebagai berikut. “
Mengapa antacid dapat menyembuhkan penyakit lambung (maag)?”
Konsep asam basa dari Bronsted dan Lowry lebih luas daripada konsep
asam basa Arrhenius. Konsep asam basa Arrhenius hanya dapat menjelaskan
asam dan basa dalam pelarut air saja, sedangkan teori Bronsted dan Lowry
mempunyai beberapa keunggulan diantaranya:
a. Konsep asam basa Bronsted dan Lowry tidak terbatas dalam pelarut air
tetapi juga dapat menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut lain atau
bahkan tanpa pelarut.
b. Dapat menjelaskan senyawa yang bersifat sebagai asam dan basa yang
disebut amfiprotik (Kalsum et al, 2009)
Gilbert Newton Lewis pada tahun 1983 mengusulkan bahwa basa adalah
suatu senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron kepada spesies
lain yang memiliki orbital kosong sehingga reaksi asam basa Lewis akan
menghasilkan ikatan kovalen koordinasi.
a. Sama dengan teori Bronsted dan Lowry, dapat menjelaskan asam dan
basa dalam pelarut lain atau pun tidak mempunyai pelarut.
c. Dapat menerangkan basa dari zat–zat organik seperti DNA dan RNA
yang mengandung atom nitrogen yang memiliki pasangan elektron bebas
F. Indikator Indikator asam basa adalah suatu zat yang memberikan warna
berbeda pada larutan asam dan larutan basa . Indikator lakmus misalnya
berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan berwarna biru dalam
larutan yang bersifat basa. Trayek perubahan warna dari beberapa indikator
dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
(Purba, 2007)
G. Indikator Universal
H. Asam Basa
2. Asam Lemah
[H+ ] = α . [HA]
3. Basa Kuat
4. Basa Lemah
Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit
terionisasi menjadi ion–ionnya. Kekuatan basa lemah dipengaruhi oleh
harga Kb. Harga Kb merupakan ukuran kekuatan basa, makin besar Kb
makin kuat basa (Chang, 2004).
5. Derajat Ionisasi
Asam dan basa ada yang bersifat kuat dan lemah . Asam dan basa
lemah hanya sebagian kecil molekulnya terurai menjadi ion-ionnya.
Banyak sedikitnya zat yang terion dinyatakan dalam derajat ionisasi (α),
yaitu perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat
mula-mula. α = Jika zat dianggap mengion sempurna , maka α . Jika
tidak ada zat yang mengion , maka derajat ionisasinya = 0 . Jadi batas –
batas harga derajat ionisasi adalah 0 ≤ α ≤ 1 . Zat elektrolit (asam atau
basa ) yang mempunyai derajat ionisasi besar (mendekati 1) disebut
elektrolit kuat, sedangkan zat yang derajat ionisasinya kecil (mendekati
0) disebut elektrolit lemah.
pH = - log [H+ ]
pKw = pH + pOH
3) . Menggunakan pH – meter
Reaksi Penetralan Asam Basa Reaksi penetralan termasuk reaksi pada larutan elektrolit
yaitu reaksi antara asam dengan basa sampai terjadi suasana netral (Kalsum et al , 2009).
B. Hipotesis Penelitian
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasi
eksperimen, yakni suatu bentuk rancangan penelitian yang mempunyai kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan jenis desain penelitian dengan
metode pretest-posttest control group design dapat dirumuskan sebagai berikut:
Tabel 1. Desain penelitian
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
Keterangan :
O1 = Pemberian tes awal pada kelas eksperimen sebelum diberikan
perlakuan.
O2 = Pemberian tes akhir pada kelas eksperimen setelah diberikan
perlakuan.
O3 = Pemberian tes awal pada kelas kontrol sebelum diberikan
perlakuan.
O4 = Pemberian tes akhir pada kelas kontrol setelah diberikan
perlakuan.
X = Perlakuan berupa model problem based learning berbasis Animasi
- = Perlakuan berupa pembelajaran konvensional.
Terdapat dua kelompok yang dipilih secara simpel random sampling sebelum diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok control
(Sugiyono, 2009). Setelah diketahui hasil dari pretest dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol, maka pada kelas eksperimen diberikan perlakuan (X), sedangkan pada kelas
kontrol tidak diberikan perlakuan (-). Setelah diberikan perlakuan atau treatment pada salah
satu kelompok sampel (kelompok eksperimen) dilanjutkan dengan pemberian posttest pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang digunakan.
B. Populasi dan sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 1
Anggaberi yang terdiri dari tiga kelas. Dari populasi ini dipilih sampel secara simple
random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari anggota populasi yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak sehingga akan didapatkan 2 kelas
penelitian (kelas eksperimen dan kelas kontrol). Sampel dipilih 2 kelas yaitu kelas XI
IPA 2 sebagai kelas eksperimen yang terdiri dari 20 siswa diajarkan dengan model
PBL berbasis animasi dan kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol tediri dari 21 siswa
diajarkan dengan metode konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu Silabus, RPP, LKS, Angket tanggapan minat belajar siswa, Tes Pemahaman
Konsep Siswa, tes Pemecahan Masaalah.Tes ini menggunakan teknik tes tertulis
dengan bentuk tes tow tier multiple choice yang mengacu pada kemampuan kognitif
siswa (C4, C5, C6).
C. Pengumpulan data
merupakan prosedur dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes
dalam bentuk soal pilihan ganda 12 soal. Data penelitian ini diperoleh dari data hasil
tes akhir (posttest) setelah diberikan perlakuan.
1. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis merupakan syarat yang harus dipenuhi sebelum
melakukan uji hipotesis. Data yang telah diperoleh melalui tes akhir (posttest) pada
kelas eksperimen maupun kelas kontrol akan diuji normalitas dan homogenitas data
untuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan
2. Penentuan Gain
Setelah diperoleh skor pretest dan posttest, selanjutnya dihitung selisih antara
pretest dan posttest.
Rumus yang digunakan untuk memperoleh skor Gain, yaitu:
G =T2-T1
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data nilai pretest dan data Normalized
Gain (N-Gain). Menurut Sugiyono untuk sampel independen (tidak berkorelasi)
mempunyai ketentuan, jika kedua data berdistribusi normal dan variansnya homogen
maka dilanjutkan dengan uji t (test).
Adapun langkah-langkah uji-t sebagai berikut:
a. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
b. Membuat Ha dan Ho model statistik
c. Mencari rata-rata (x), standar deviasi (s), varians (s2) dan korelasi
d. Mencari nilai t dengan rumus:
x2−x 1
t=
√ s 12 s 22
−
n1 n 2
Keterangan:
t = nilai t hitung
x1= nilai rata-rata kelas eksperimen
x2 = nilai rata-rata kelas kontrol
s12 = varian kelas eksperimen
s22 = varian kelas kontrol
n1= jumlah sampel kelas eksperimen
n2= jumlah sampel kelas kontrol.
Pengujian ini dilakukan dengan uji t yang diolah menggunakan software SPSS
versi 16.0 for windows dengan taraf signifika 5%.
a. Jika nilai signifikansi ≥0,05 maka Ha diterima
b. Jika nilai signifikansi ≤0,05 maka H0 ditolak
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M.T. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Arikunto, S. 2007. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bhumi Aksara.
_________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
Cipta. Brady, J.E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. 5 th ed. Translated by
M.Sukmariah. Jakarta: Binarupa Aksara.
Chin, C & L. Chia. 2005. Problem Based Learning: Using III-Structured Problems In
Biology Project Work. Science Education. 90(1): 44-67.
Depdiknas. 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif. Jakarta: Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Derektoral Pembinaan Sekolah
Menengah Atas.
Departemen Pendidikan Nasional. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional. Departemen Pendidikan Nasional. 2013. Peraturan Menteri Nasional
Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Efendi, F. & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Ernawati, D.W & Yulia. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Laboratorium
Materi Titrasi Asam Basa Untuk Siswa Kelas IX SMA Negeri 3 Kota Jambi.
J.Ind.Soc.Integ.Chem. 6(1).
Fakhriyah, F. 2014. Penerapan Problem Based Learning Dalam Upaya Mengembangkan
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 3(1) :
95 – 101. Gurses, A. Dogar, Cetin & G.Esen. 2015. Teaching of The Concept of
Enthalpy Using Problem Based Learning Approach. Procedia Social and Behavior
Sciences. 197: 2390-2394.
Kalsum, S., P.K. Devi, Masmiami & H. Syahrul 2009. Kimia 2 SMA dan MA Kelas XI.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi keempat. 2008. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Kemendikbud. 2014. Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah. Jakarta.
Kharismawan, B & S. Haryani. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Course Review
Horay Berbasis Problem Posing terhadap Hasil Belajar. Chemistry in Education.
4(1): 32-38.
Majid, A. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyani, Suryandari, & Suhartono. 2014. Implementasi Pendekatan Scientific dengan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dalam
Peningkatkan Pembelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SD. KALAM CENDEKIA.
3(1.1): 25-30.
Nurhadi. 2002. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Jakarta: Depdikbud.
Nurkhikmah. 2013. Keefektifan Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA. Journal of Elementary
Education. 2(2): 19-24
Nuswowati, M & M. Taufiq. 2015. Developing Creative Thinking Skills and Creative
Attitude Through Problem Based Green Vision Chemistry Environment Learning.
Indonesian Journal of Science Education. 4(12): 170-176.
Purba, M. 2007. KIMIA 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Peen, T.Y. & M.Y.Arshad. 2014. Teacher and Student Question: A Case Study in
Malaysian Secondary School Problem – Based Learning. Asian Social Science.
10(4) ISSN 1911-2017E-ISSN 1911-2025.
Riyanti, E. Cahyono, & S. Haryani. 2013. Pengembangan Model Pembelajaran
Kontruktivisme Berorientasi Green Chemistry Materi Larutan Penyangga.
Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology. 2(1): p.166
Saleh, M. 2013. Strategi Pembelajaran Fiqh dengan Problem Based Learning. Jurnal Ilmiah
Didaktika. 14(1): 190-220.
Sanjaya. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sanjaya,W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Sukwiaty, S. Jamal. & S. Slamet. 2009. Ekonomi SMA Kelas XII. Jakarta: Yudhistira.
Sunaryo, 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Suprapto, T. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Jakarta: Media
Pressindo. Sofuroh, Masrukan, & Kartono. 2014. Model Learning Cycle 5E
dengan Pendekatan Scientific Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis dan
Berpikir Kritis. Unnes Journal of Mathematics Education Research 3(2): 91-97.
Tim Mitra Guru, Ilmu Pengetahuan Sosial Sosiologi untuk SMP dan MTs kelas VII.
Jakarta: Erlangga
Tosun, C & Y. Taskesenligil. 2011. The Effect of Problem Based Learning On Student
Motivation Toward Chemistry Classes and On Learning Strategis. Journal of
Turkish Science Education. 9(1): 104-125
Toşoğlu, A & M. Bakaç. 2010. The Effects of Problem Based Learning and Traditional
Teaching Methods on Student’s Academic Achievement, Conceptual
Develompment and Scientific Process Skill According to Their Graduated High
School Types. Procedia Social an Behavioral Sciences. 2409-2413.
Trianto. 2012. Model – Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.
Trihatmo,A., Soeprodjo, & A.T. Widodo. 2012. Penggunaan Model Problem
Based Learning Pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis. Chemistry in
Education, 1(1): 8-13.
Utami, B., A.N.C., L. Saputro., Mahardiani, & S. Yamtinah. 2009. Kimia untuk SMA dan
MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Van, A.W. & H.S Hawkins. 1996. Penyuluhan Pertanian (2nd ed). Translated by Herdiasti
& A. Dwina. Oxford: Penerbit Kanisius
Wulandari, B & H.D Surjono.2013. Pengaruh Problem Based Learning terhadap Hasil
Belajar ditinjau dari Motivasi Belajar PLC di SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi.
3(2): 21-27. Yuniar, T.E. & A.T. Widodo. 2015. Problem Based Learning
Berpendekatan Seven Jumps Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Chemistry
in Education, 4(1): 1-7.
Yuniarti, B. Fatmaryanti, & Maftukin. 2014. Pengembangan Instrumen Penilaian
Psikomotorik pada Pelaksanaan Praktikum Fisika Kelas X SMA Negeri 5
Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Radiasi, 5(1):77-81