You are on page 1of 7

MODEL PEMBELAJARAN TEMA KONSEP DISERTAI MEDIA

GAMBAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

1)
Daryl Hanna., 2)Sutarto, 2)Alex Harijanto
1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
2)
Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
E-mail: darylana414@gmail.com

Abstract

The learning model of theme concept with media images is a learning model
of physics that in its implementation begins with presentation key issues (such terms,
images, stories, and the like) as the occurrence of rill that can function as a trigger
the process of learning physics in which includes a variety of materials or physics
concepts to be discussed. The purpose of this study, to: (1) describe the learning
activities of students by using model on physics. (2) to study the effect of the to student
physic learning achievement. This type of research is experiment research,
determined by the method of purposive sampling area. The samples were taken at
cluster random sampling method was previously tested homogeneity with One Way
Anova analysis using SPSS 17 of the population. The design used in the study is the
control-group post-test only design. Learning activities of students during the
learning process using model of theme concept with media images has increased the
average percentage of students' learning activities at the first meeting (73.18%) and
students learning activities at the second meeting (78.35%). From the analysis of t-
test = 6.340> t0,05 (29) = 2.045. We can conclude student activity using model of
theme concept with media images physics achievement included in the category of
active learning . Model of theme concept with media images influence significantly to
student learning outcomes physics achievement .

Key words: model of theme concept with media images

PENDAHULUAN kemampuan siswa untuk mengetahui,


mendefenisikan dan membahasakan sendiri
Fisika merupakan proses dan produk. konsep fisika yang telah dipelajarinya tanpa
Proses artinya prosedur untuk menemukan mengurangi maknanya.Untuk memudahkan
produk fisika (fakta, konsep, prinsip, teori siswa dalam memahami konsep maka
atau hukum) yang dilakukan melalui seharusnya
langkah-langkah ilmiah (Indrawati, pembelajaran yang dihadapkan kepada
2011:5). Fisika terdiri atas konsep-konsep. siswa adalah pembelajaran yang
Konsep pada dasarnya mengategorisasikan menghadapkan siswa pada masalah-
sesuatu kedalam penyajian non-verbal, masalah di kehidupan sehari-hari siswa,
sehingga konsep cenderung bersifat abstrak sehingga pembelajaran siswa lebih
sehingga kemampuan gambaran mental bermakna (Khaerul, 2013:24). Konsep-
diperlukan. Konsep merupakan bayangan konsep fisika dapat dikuasai dengan baik
mental dan proses. Suatu konsep memiliki oleh siswa maka seorang guru dalam
suatu organisasi kognitif yang berguna pembelajaran tidak hanya memberikan
untuk memecahkan masalah baru yang materi pelajaran yang sesuai dengan garis-
ditemukan. Sehingga dapat disimpulkan garis besar program pengajaran saja,
bahwa pemahaman konsep fisika adalah melainkan harus dapat menciptakan proses

23
24 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 1, Juni 2016, hal 23-29

belajar mengajar yang efektif. Konsep sebagian indera siswa, seperti mereka
belajar mengajar yang efektif hanya akan sering mengaktifkan kesempatan belajar
terjadi jika siswa terlibat secara aktif dalam yang melibatkan kemampuan pandang dan
proses persepsi terhadap hal atau masalah dengar, pemeliharaan minat belajar siswa
yang memberikan stimulus pelajarannya. melalui kerangka berfikir penerimaan
Dengan mengembangkan kreativitas pada menjadi maksimum, dan pembelajaran
diri siswa itu sendiri maka akan mampu tidak membosankan karena ditunjang
menemukan dan mengembangkan sendiri dengan alat bantu dalam pembelajaran.
fakta dan konsep, serta pemecahan masalah Media gambar yang digunakan
(Bajongga, 2014:68). dalam proses pembelajaran selain bertujuan
Fisika merupakan salah satu mata untuk menarik perhatian dan
pelajaran di sekolah yang memiliki hasil membangkitkan semangat siswa juga
rendah. Berdasarkan data dari berfungsi untuk memudahkan komunikasi
PUSPENDIK tahun 2011/2012 diketahui yang sulit dibayangkan oleh siswa terhadap
bahwa nilai ujian nasional untuk mata suatu konsep atau materi, sehingga proses
pelajaran fisika di Indonesia masih pembelajaran berlangsung efektif. Hal ini
tergolong rendah, dengan nilai rata-rata 7,2, sangat penting karena masalah-masalah
lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata yang diorientasikan diawal pembelajaran
nilai mata pelajaran eksata lainnya, yaitu merupakan starting point atau titik awal
kimia 8,1 dan matematika 7,8. Pada bagi siswa untuk membangun proses
provinsi Jawa Timur nilai rata-rata mata pengetahuan dan mengintegrasikan
pelajaran fisika juga masih rendah, yaitu pengetahuan baru dengan pengetahuan
8,4, lebih rendah dari nilai rata-rata mata yang dimiliki sebelumnya (Afidah, 2012:7).
pelajaran kimia dan matematika sebesar Penggunaan media gambar dalam
8,8. Salah satu faktor yang menyebabkan pembelajaran menurut (Mukaramah,
siswa tidak menyukai pelajaran fisika 2015:283) layak dipertimbangkan untuk
adalah pandangan siswa yang menganggap menjadi pembelajaran alternatif dalam
fisika hanya berupa kumpulan teori dan rangka meningkatkan hasil belajar fisika
rumus yang harus dihafal. Fisika tidak karena dengan pembelajaran yang disertai
hanya berisi tentang rumus-rumus atau teori dengan media gambar siswa lebih tertatrik
untuk dihafal, akan tetapi fisika memiliki dan bersemangat pada proses pembelajaran
banyak konsep yang harus dipahami secara . Gambar akan bermakna dalam
mendalam dan mampu mengaplikasikannya pembelajaran apabila dianalisis atau dikaji
dalam kehidupan sehari-hari. konsep, hubungan antarkonsep, dan yang
Upaya untuk meningkatkan hasil lain yang termuat dalam gambar tersebut
belajar fisika adalah dengan meningkatkan (Indrawati, 2011:184).
kualitas pembelajaran fisika di sekolah. Model pembelajaran tema konsep
Salah satu caranya yaitu dengan disertai media gambar adalah model
memvariasi model yang digunakan dalam pembelajaran fisika yang dalam
proses belajar mengajar. Oleh karena itu, pelaksanaanya diawali dengan penyuguhan
perlu suatu model pembelajaran yang sesuai masalah-masalah pokok (berupa istilah,
dan dapat digunakan oleh guru untuk gambar, cerita, dan sejenisnya) sebagai
menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kejadian rill yang dapat difungsikan sebagai
kondusif agar proses belajar mengajar dapat pemicu proses pembelajaran fisika yang di
berlangsung sesuai dengan tujuan yang dalamnya memuat berbagai materi atau
diharapkan. Salah satu media yang dapat konsep fisika yang akan dibahas (Sutarto,
digunakan adalah media gambar. Menurut 2008). Penggunaaan media gambar dalam
Sutarto (2004:75), pembelajaran fisika penelitian ini, agar dapat tercipta keaktifan
dengan banyak alat bantu dapat belajar siswa, mendorong siswa untuk
menimbulkan antara lain: keterlibatan bekerjasama satu sama lain, dan membuat
Hanna, Model Pembelajaran Tema… 25

siswa lebih mudah memahami dan sampel diambil dengan metode cluster
mencermati kejadian sekitar yang berkaitan random sampling yang sebelumnya diuji
dengan konsep fisika. Model pembelajaran homogenitas dengan analisis One Way
tema konsep disertai media gambar akan Anova menggunakan SPSS 17 terhadap
menciptakan lingkungan belajar yang populasi, sehingga didapat sampel
menyenangkan, sehingga dapat merubah sebanyak dua kelas yaitu XI IPA 1 sebagai
lingkungan belajar yang semula kelas eksperimen dan XI IPA 2 kelas
membosankan menjadi lebih menarik dan kontrol. Desain yang digunakan dalam
dapat menumbuhkan semangat belajar penelitian adalah control-group post-test
siswa. Menurut (Daryanto, 2010:110), only design . Metode pengumpulan data
dengan menggunakan media gambar dapat penelitian diperoleh dari metode
menerjemahkan konsep atau gagasan yang pengumpulan data aktivitas belajar, metode
abstrak menjadi lebih realistik. Media pengumpulan data hasil belajar dan teknik
gambar juga dapat mengubah tahap-tahap pengolahan data berupa observasi,
pengajaran dari lambang kata (verbal dokumentasi, wawancara, dan tes. Post-
symbols) beralih pada tahapan yang lebih Test digunakan untuk mengukur
konkret, yaitu lambang visual (visual kemampuan hasil belajar siswa setelah
symbols). Pembelajaran fisika melakukan pembelajaran.
menggunakan media gambar selain dapat Model pembelajaran tema konsep
menggali dan menemukan informasi menjadi bantuan bagi pembelajaran yaitu
sendiri, siswa berani mengungkapkan dapat membantu mengikat subjek menjadi
pendapatnya dan kreatif dalam satu, menciptakan suasana gembira,
menganalisis dan mengindentifikasi suatu menenangkan dan memberi semangat
masalah serta mudah memahami konsep pembelajar, mengilhami kreatifitas setiap
fisika (Irham, 2015:276) orang,membuat proses belajar manusiawi,
Berdasarkan uraian diatas, maka membantu melahirkan gagasan bagi
model pembelajaran tema konsep disertai aktivitas belajar, dan memberi gagasan
media gambar dapat digunakan sebagai untuk memperbaiki lingkungan.
alternatif dalam pembelajaran oleh guru Perkembangan fisika ditunjukkan tidak
dalam proses pembelajaran fisika agar lebih hanya oleh produk ilmiah, tetapi timbulnya
efektif dalam meningkatkan hasil belajar metode ilmiah dan sikap ilmiah. Dengan
dan aktivitas belajar. Tujuan penelitian ini, sikap ilmiah ini siswa memperoleh
adalah: (1) untuk mendeskripsikan aktivitas penemuan-penemuan yang berupa fakta,
belajar siswa menggunakan model konsep, prinsip, dan teori. Hal tersebut
pembelajaran tema konsep disertai media awalnya diperlukan keterlibatan siswa
gambar pada pembelajaran fisika di SMA secara langsung dalam pembelajaran di
dan (2) untuk mengkaji pengaruh kelas. Tidak mudah membangun sikap
signifikansi model pembelajaran tema ilmiah, diperlukan latihan terus menerus
konsep disertai media gambar terhadap serta kemauan yang keras untuk selalu
hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika belajar, dukungan moral dan dana, serta
di SMA. kemampuan guru di depan kelas sebagai
model utama penanaman sikap ilmiah
METODE tersebut (Sugiarti, 2015:129). Penggunaan
media gambar dalam pembelajaran sebagai
Jenis penelitian ini adalah penelitian penghubung atau perantara dari guru ke
eksperimen, dengan tempat penelitian di siswa. Gambar dapat memudahkan guru
SMA Negeri 1 Pakong yang ditentukan untuk memberikan gambaran kepada siswa,
dengan metode puposive sampling area. serta mengurangi adanya kesalahan konsep
Populasi dalam penelitian ini adalah kelas siswa dan guru itu sendiri (Ika, 2015:269).
XI SMA Negeri 1 Pakong. Penentuan
26 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 1, Juni 2016, hal 23-29

Analisa data yang digunakan untuk Sebelum melakukan uji hipotesis


mendeskripsikan aktivitas belajar siswa statistik dengan t-test, dilakukan uji
kelas eksperimen selama mengikuti normalitas tehadap data terlebih dahulu
pembelajaran menggunakan model melalui SPSS Statistic 17.0. Hasil dari uji
pembelajaran tema konsep disertai media normalitas menunjukkan bahwa data hasil
gambar digunakan analisis deskriptif serta belajar fisika siswa terdistribusi normal
mengkaji pengaruh model pembelajaran sehingga Independent Sample T-test dapat
tema konsep disertai media gambar digunakan untuk menguji hipotesis statistik.
terhadap hasil belajar fisika menggunakan Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut
uji Independent-Sample T-tes dengan diperoleh nilai Sig. untuk kelas eksperimen
bantuan SPSS. 0,385 dan kelas kontrol 0,062.
Karena nilai Sig. yang dihasilkan oleh
HASIL DAN PEMBAHASAN kedua kelas lebih besar dari α = 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar
Data hasil belajar diperoleh dari nilai fisika siswa terdistribusi normal, sehingga
post-test siswa, baik pada kelas eksperimen uji Independent Sample T-test dapat
maupun kelas kontrol. Ringkasan data nilai digunakan untuk menguji hipotesis statisik.
hasil belajar fisika siswa Tabel 1. Berdasarkan hasil uji Independent
Sample T-Test, tampak pada tabel Lavene’s
Tabel 1. Data Hasil Belajar Test for Equality of Varience bahwa
Std. diketahui F hitung sebesar 0,949 dengan
N Mean Deviation signifikansi 0,334 > 0,05 maka analisis
Post-Test Independent Sample T-Test menggunakan
Kelas asumsi Equal variances assumed. Terlihat
29 68.10 8.291
Eksperimen
dari hasil analisis Independent Sample T-
(XI IPA1)
Post-Test
Test, nilai ttest pada lajur Equal variances
Kelas assumed adalah 6,430. Nilai ttest = 6,340 >
29 53.62 8.854 t0,05(29) = 2,045 sehingga hipotesis nihil (Ho)
Kontrol
(XI IPA2) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)
Valid N diterima. Dari hasil analisis dapat diartikan
29
(listwise) bahwa hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen yang menggunakan model tema
Berdasarkan Tabel 1. dapat konsep lebih baik daripada hasil belajar
diketahui bahwa nilai rata-rata post-test siswa pada kelas kontrol yang tidak
siswa kelas eksperimen sebesar 68,1 menggunakan model tema konsep.
lebih baik dibandingkan kelas kontrol Data aktivitas belajar digunakan
yaitu sebesar 53,62. Ditinjau secara untuk mendeskripsikan aktivitas belajar
siswa kelas eksperimen selama mengikuti
keseluruhan, nilai post-test tertinggi
pembelajaran menggunakan model
diperoleh siswa kelas eksperimen, yaitu pembelajaran tema konsep disertai media
90 dan nilai terendah diperoleh siswa gambar. Data aktivitas belajar siswa
kelas kontrol, yaitu 40. Selanjutnya diperoleh melalui tindakan observasi atau
perlu pengujian dan analisa pengamatan. Peneliti dibantu oleh 3 orang
menggunakan uji Independent Samples observer yang bertugas mengamati aktivitas
t-test untuk mengkaji pengaruh belajar siswa kelas eksperimen selama
signifikansi model pembelajaran tema pembelajaran berlangsung, baik pada
konsep disertai media gambar terhadap pelaksanaan belajar mengajar pertemuan
hasil belajar siswa pada pembelajaran pertama maupun pertemuan kedua. Jumlah
fisika. siswa kelas eksperimen adalah 29 orang,
maka siswa dalam kelas dibagi menjadi 5
Hanna, Model Pembelajaran Tema… 27

kelompok besar dimana tiap-tiap kelompok anggota kelompok berkontribusi besar


terdiri dari 5-6 siswa. Seorang observer saling bekerjasama dan bertukar pendapat
bertugas mengamati aktivitas belajar 2 dalam mengerjakan LKS. Sedangkan
kelompok dengan cara mengisi lembar aktivitas belajar siswa yang paling lemah
observasi yang telah disediakan oleh pada pertemuan pertama (57,47%) dan
peneliti. pertemuan kedua (66,67%) yaitu
Aktivitas belajar siswa yang diamati menganalisis, karena siswa masih belum
terdapat 6 indikator yaitu mengerjakan terbiasa diberikan permasalahan-
LKS, memperhatikan gambar, diskusi permasalahan awal dalam pembelajaran
kelompok, menganalisis, presentasi, dan sehingga menganalisis menjadi hal baru
diskusi kelas. Data hasil analisis aktivitas bagi siswa.
belajar siswa tiap-tiap indikator Jika dikonsultasikan pada kategori
pengamatan dapat dilihat pada Gambar 1. tingkat aktivitas siswa, dapat disimpulkan
bahwa aktivitas belajar siswa selama
100% mengikuti proses pembelajaran
90% menggunakan model pembelajaran tema
80% konsep disertai media gambar mengalami
70% peningkatan persentase rata-rata aktivitas
60% belajar siswa pada pertemuan pertama
50%
40% (73,18%) dan aktivitas belajar siswa pada
30% pertemuan kedua (78,35%). Secara
20% keseluruhan, persentase rata-rata aktivitas
10% belajar siswa kelas eksperimen selama
0% mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran tema
konsep disertai media gambar adalah
sebesar 75,77% berada dalam kategori
aktif karena berada pada rentang 60% -
80%.
Hasil wawancara dengan guru bidang
Gambar 1. Grafik analisis aktivitas belajar studi fisika dan lima orang siswa dari kelas
siswa untuk setiap indikator pengamatan. eksperimen dapat diketahui tanggapan
positif mereka terhadap model
Berdasarkan Gambar 1. presentase pembelajaran tema konsep disertai media
aktivitas belajar siswa menggunakan enam gambar. Guru bidang studi fisika,
indikator aktivitas belajar ada yang menyatakan bahwa model ini cocok
mengalami penurunan yaitu pada indikator diterapkan pada pembelajaran Fisika di
aktivitas belajar diskusi kelas pertemuan SMA yang disertai dengan media gambar
pertama (71,26%) dan pertemuan kedua yang dapat menerjemahkan konsep atau
(67,82%). Penurunan persentase pada gagasan yang abstrak menjadi lebih
pertemuan kedua ini kemungkinan realistik hal ini dapat diterapkan dengan
dikarenakan siswa sudah merasa jenuh dan model ini membuat siswa lebih aktif dan
konsentasi mereka sudah mulai hilang konsep yang diperoleh siswa lebih lama
dalam belajar fisika pada saat proses dapat diingat dan akhirnya dapat
belajar. Indikator aktivitas belajar siswa meningkatkan prestasi belajar siswa.
yang paling baik/kuat pada kelas Sedangkan siswa kelas eksperimen
eksperimen pada pertemuan pertama mengaku senang selama mengikuti
(96,55%) dan kedua (97,70%) yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran
mengerjakan LKS. Hal ini dikarenakan tema konsep disertai media gambar ini.
pada saat siswa mengerjakan LKS, tiap Siswa menyadari bahwa mereka dapat
28 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 1, Juni 2016, hal 23-29

berinteraksi dengan adanya diskusi kelas pembelajaran tema konsep agar proses
dalam pembelajaran sehingga siswa dapat pembelajaran dapat berjalan dengan afektif.
menambah wawasan dalam proses belajar. (3) Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini
Siswa lebih paham daripada sebelumnya diharapkan dapat dijadikan landasan untuk
karena materi disertai media gambar. penelitian selanjutnya.
Keberhasilan bukan hanya karena
usaha dari guru, melainkan juga karena DAFTAR PUSTAKA
semangat siswa saat mengikuti
pembelajaran. Selain itu kerjasama yang Afidah, dkk. 2012. Pengaruh penerapan
baik antar anggota kelompok dalam metode socratic circles disertai
mengerjakan LKS, memperhatikan gambar, media gambar terhadap
diskusi kelompok, menganalisis, kemampuan berfikir kreatif siswa.
mempresentasikan dan mengadakan diskusi Jurnal Pembelajaran Biologi.
kelas, juga sangat mendukung keberhasilan ISSN: 1885-3137, Vol.4 (3):1-
penelitian ini. 15.

SIMPULAN DAN SARAN Bajongga, S. 2014. Hubungan Antara


Penguasaan Konsep Fisika dan
Berdasarkan hasil analisis data dari Kreativitas dengan Kemampuan
model yang diperoleh dapat disimpulkan Memecahkan Masalah pada
adalah, aktivitas belajar siswa Materi Pokok Listrik Statis.
menggunakan model pembelajaran tema Jurnal Penelitian Bidang
konsep disertai media gambar pada Penelitian. ISSN:0852-0151, Vol.
pembelajaran fisika di SMA sebesar 20 (1):65-75.
75,77% termasuk dalam kategori aktif
karena berada pada rentang 60%-80%, Daryanto. 2010. Media Pembelajaran.
model pembelajaran tema konsep disertai Bandung: Sarana Tutorial Nurani
media gambar berpengaruh signifikan Sejahtera.
terhadap hasil belajar siswa pada
pembelajaran fisika di SMA yaitu hasil Ika, dkk. 2015. Penerapan model problem
belajar menggunakan model pembelajaran based learning (PBL) berbantuan
tema konsep lebih baik dibandingkan media bergambar terhadap
dengan model pembelajaran yang biasa kemampuan berfikir kritis dan
digunakan disekolah. hasil belajar siswa dalam
Berdasarkan kesimpulan di atas, pembelajaran fisika SMK Negeri
maka saran yang diberikan adalah: (1)Bagi di Kabupaten Jember. Jurnal
guru, diperlukan persiapan yang matang Pembelajaran Fisika. Vol.4
untuk merencanakan proses pembelajaran (3):268-273.
dengan mengembangkan berbagai teknik-
teknik dan media-media pembelajaran yang Indrawati. 2011. Modul Model-Model
lebih inovatif di dalam metode belajar yang Pembelajaran. Jember: FKIP
diterapkan sehingga siswa tidak mudah Universitas Jember.
bosan dan termotivasi untuk mengikuti
pelajaran. (2) Penerapan model Indrawati. 2011. Pengaruh Analisis Gambar
pembelajaran tema konsep terdiri beberapa Demonstrasi pada Pembelajaran
tahapan, sehingga diharapkan seorang guru Fisika dan Pengetahuan Atas
harus mempertimbangkan waktu Prosedural Semester Awal
pembelajaran jadi diperlukan Mahasiswa Calon Guru Fisika.
pengorganisasian siswa dengan sebaik- Jurnal Saintifika. ISSN :1411-
baiknya dalam setiap tahapan model 5433, Vol.13 (2) : 1-15.
Hanna, Model Pembelajaran Tema… 29

Pendidikan Fisika. ISSN: 230-


Irham, dkk. 2015. Tugas analisis wacana 1832, Vol.4 (2):271:283.
dalam bentuk gambar proses
kejadian lingkungan pada Sugiarti, 2015. Pembelajaran Fisika
pembelajaran fisika di SMA. Berbantuan Simulasi PhET dalam
Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol.4 Rangka Membangun Konsep.
(3):274-281. Jurnal Ilmu Pendidikan.
ISSN:1829-5614, Vol.13 (1):1-
135.
Khaerul, dkk. 2013. Pengaruh model
berbasis masalah (PBM) Sutarto. 2004. Keberadaan Buku Paket
menggunakan bahan ajar berbasis Fisika (BPF) SMU sebagai Sarana
E-materi terhadap pemahaman Penunjang Pembelajaran Fisika di
konsep fisika pada siswa kelas X SMU. Jurnal Pendidikan. ISSN:
SMA Negeri 1 Bimomaru. Jurnal 0852-601, Vol.14 (57):74-87.
Pendidikan Fisika Tadulako.
ISSN: 2338-3240, Vol. 1 (3):23- Sutarto. 2008. Model Pengembangan Tema
26. Konsep (MPTK) Untuk
Membekali Kemampuan
Mukaramah, M. 2015. Pengaruh Mengembangkan Model
penggunaan media gambar lewat Pembelajaran Fisika (MPF)
komputer terhadap hasil belajar Mahasiswa Calon Guru Fisika.
pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Tidak dipublikasikan Jurnal.
Makassar. Jurnal Ilmiah Jember.

You might also like