You are on page 1of 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER MENGGUNAKAN

VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA


PESERTA DIDIK KELAS XI

Nurul Hamdanillah1, Ahmad Harjono2, Susilawati2


1) Program Studi Pendidikan Fisika
2) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
Universitas Mataram
Mataram, Indonesia
Email: nhamdanillah@gmail.com

Abstract− This research is aimed to identify the effect of advance organizer learning model through
video learning towards the result of physics learning of students of the Class XI MIA SMAN 2
Labuapi. Advance Organizer is a learning model which consists of 3 phases: presentation of
Advance Organizer, presentation of learning assignment or learning of material, and strengthen the
cognitive structure. There are three domains of learning objective concerned in the study, which are,
first cognitive aspect from C1 until C6 (knowledge, comprehension, application, analysis, synthesis
and evaluation), second is affective aspect and the last is psychomotor aspect. The instruments to
measure the result of students’ cognitive learning was done by using objective test which has been
tested its validity, reliability, discriminating power and level of difficulty. The mean score of
experimental group is 76.00 and controlled group is 68.77. The result of prerequisite analysis test
shows the data post-test is normally distributed and homogeneous so the statistic test used is t-test
polled variants, and be foundt the value t arithmetic is 2.59 and t table is 2.01 on 5% significant level. It
indicates that t arithmetic ¿ t table, as the result, the null hypothesis ( Ho ) is rejected and the alternative
hypothesis (Ha ) is accepted that there was the influence of advance organizer learning model
through video learning towards the result of physics learning of students SMAN 2 Labuapi.
Keywords: Advance organizer learning model, video learning, and the result of physics learning

PENDAHULUAN
alam dapat di mengerti (Sinulingga & Munte,
Fisika merupakan ilmu tentang alam
2012:2).
dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari
Hasil observasi di sekolah SMAN 2
gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam
Labuapi, terdapat beberapa masalah yang
lingkup ruang dan waktu (Prasetyo, Wahyana,
muncul diantaranya, pelajaran fisika
Mundilarto, Subiakto & Abdullah. 2004:4.3).
kebanyakan disuguhkan dalam bentuk
Pembelajaran fisika di SMA/MA terdapat dua
persamaan matematis, sehingga pemahaman
hal yang berkaitan dengan fisika yang tidak
konsep dalam pembelajaran fisika peserta didik
terpisahkan, yaitu fisika sebagai produk (berupa
kurang, dan menyebabkan hasil belajar pun
fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) dan
rendah, hal ini disebabkan kurang bervariasinya
fisika sebagai proses (kerja ilmiah). Pelajaran
guru dalam memilih model pembelajaran yang
fisika adalah pelajaran yang mengajarkan
didominasi oleh pembelajaran konvensional.
berbagai pengetahuan yang dapat
Pembelajaran konvensional ini menggunakan
mengembangkan daya nalar, analisa sehingga
metode ceramah dan guru langsung
hampir semua persoalan yang berkaitan dengan
memberikan latihan soal pada peserta didik, di
mana pembelajaran berpusat pada guru (teacher memindahkan pengetahuan (struktur kognitif)
center) dan peserta didik menjadi pasif dan tersebut ke materi yang baru agar menuju
kurang interaktif dalam proses belajar pembelajaran bermakna, dengan demikian
mengajar. peserta didik akan mudah memahami pelajaran
Masalah selanjutnya adalah kurangnya dan akan meningkatkan kemampuan
perhatian guru terhadap pengetahuan awal yang berpikirnya dengan baik.
dimiliki oleh peserta didik. Muammar, Harjono Kualitas suatu proses pembelajaran, selain
dan Gunawan (2015:167), Pengetahuan awal dipengaruhi oleh model pembelajaran juga
(prior knowledge) merupakan salah satu dipengaruhi oleh media pembelajaran.
karakteristik peserta didik. Keberagaman latar Diperlukan media pembelajaran yang dapat
belakang dan pengalaman menyebabkan merangsang pikiran, perasaan dan perhatian
pengetahuan awal masing-masing tidaklah dari peserta didik pada saat proses belajar
sama. Pengetahuan awal yang didapatkan mengajar berlangsung. Salah satu media
peserta didik sebelum pembelajaran pembelajaran yang dapat meningkatkan
mempengaruhi proses belajar secara signifikan. kemampuan penalaran dan perhatian peserta
Pernyataan ini didukung oleh Rahmatiah, Koes didik, dapat dilatih dengan meningkatkan daya
& Kusairi. (2016:47) mengatakan bahwa visualisasi dengan menggunakan video
pengetahuan awal peserta didik berperan pembelajaran fisika. Video pembelajaran dapat
penting dalam belajar karena menunjang membuat belajar fisika lebih menarik, interaktif
kemudahan peserta didik dalam menerima dan dan komunikasi yang lebih menekankan pada
memahami suatu materi atau konsep baru dalam proses pembentukan pengetahuan secara aktif,
pembelajaran. pengetahuan awal perlu digali serta mampu mempertahankan perhatian peserta
oleh guru guna memunculkan pengetahuan didik selama proses belajar (Resta, 2013:18).
yang dibentuk oleh peserta didik agar struktur Video merupakan salah satu jenis media
kognitifnya tertata dengan baik. pembelajaran yang menggunakan gambar,
Upaya mengatasi permasalahan suara, dan beberapa animasi sebagai ilustrasi
pembelajaran tersebut diperlukan suatu inovasi kejadian dari materi yang dipelajari, dengan
model pembelajaran. Salah satu model harapan produk (pengembangan media video)
pembelajaran menurut peneliti yang ini dapat memberikan gambaran nyata tentang
memberikan peluang peserta didik dalam apa yang dipelajari oleh peserta didik (Rozie,
mengatasi pengetahuan awal untuk dapat 2013:414). Gunawan (2015:90-91) juga
memahami konsep fisika dan meningkatkan berpendapat bahwa video pembelajaran dapat
hasil belajar adalah model pembelajaran digunakan membimbing peserta didik untuk
advance organizer. Harjono (2012:14) memahami sebuah materi melalui visualisasi.
mengatakan bahwa advance organizer Model pembelajaran advance organizer
merupakan cara yang paling efisien untuk menekankan pada aspek pengorganisasian
menghubungkan materi baru dengan konsep pengetahuan awal yang bertujuan memperkuat
yang sesuai dengan struktur kognitif. Bulkis, struktur kognitif peserta didik, sedangkan video
Talwil & Azis (2014:315) juga mengatakan pembelajaran dapat membuat belajar lebih
bahwa advance organizer dirancang untuk menarik dan interaktif. Model pembelajaran
memperkuat pengetahuan awal peserta didik advance organizer disajikan dalam bentuk
tentang pelajaran tertentu dan bagaimana video pembelajaran dapat menarik perhatian
mengelola, memperjelas dan memelihara peserta didik untuk lebih fokus dalam belajar,
pengetahuan awal tersebut dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai
sehingga mampu menolong peserta didik dengan efektif. Perpaduan dari model
mengingat kembali yang telah dipelajari dan pembelajaran advance organizer dengan video
pembelajaran diharapkan mampu memberikan Teknik pengambilan sampel yang
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar digunakan adalah Teknik sampling jenuh,
fisika peserta didik. karena kelas MIA hanya memiliki dua kelas
saja yaitu kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2,
METODE PENELITIAN sehingga kedua kelas populasi akan menjadi
sampel. Instrument yang digunakan dalam
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian ini berupa tes. Tes yang akan
kuasi eksperimen untuk mencari pengaruh
digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur
variabel tertentu dengan variabel lain dalam
hasil belajar fisika peserta didik berupa tes
kondisi dikendalikan. Penelitian ini melibatkan
obyektif berbentuk pilihan ganda sebanyak 25
variabel bebas yaitu model pembelajaran
butir soal dengan lima pilihan jawaban, guna
advance organizer menggunakan video
mengukur hasil belajar fisika peserta didik pada
pembelajaran dan variabel terikat yaitu hasil
ranah kognitif (C1 sampai C6), sedangkan untuk
belajar fisika peserta didik. Populasi pada
ranah afektif (sikap) berupa lembar observasi,
penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas
dan psikomotorik (keterampilan) menggunakan
XI MIA SMAN 2 Labuapi. Desain penelitian
penilaian unjuk kerja. Uji analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan uji-t polled varians, dengan
rancangan kelompok non-ekuivalen atau disebut
derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 - 2 dan α= 0,05.
juga dengan untreated control group design
with pretest and postest. Tabel 1 berikut
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
menunjukkan desain penelitiannya.
A. Hasil Penelitian
Tabel 1 Desain Penelitian
Untuk mencari hasil belajar fisika peserta
Perlakua didik menggunakan tes pilihan ganda sebanyak
Kelompok Pretest Posttest
n 25 soal. Soal-soal yang diberikan adalah soal
Eksperimen O1 X O2 yang telah lulus uji instrumen. Sebelum
Kontrol O3 O4 diberikan perlakuan kepada kedua kelas
` (Setyosari, 2013:211) tersebut, terlebih dahulu dilakukan tes awal
Keterangan: untuk mengetahui kemampuan awal peserta
O1 : Pemberian Pretest pada kelas yang didik. Pada akhir pertemuan, dilakukan tes
diajar dengan model pembelajaran akhir untuk mengetahui hasil belajar peserta
advance organizer menggunakan video didik baik pada ranah kognitif, afektif dan
psikomotor.
pembelajaran
O2 : Pemberian Posttest pada kelas yang 1. Hasil Tes Awal
diajar dengan model pembelajaran Tabel 2. Hasil Tes Awal
Tes Awal
advance organizer menggunakan video Deskripsi
Kontrol Eksperimen
pembelajaran Jumlah siswa 26 27
O3 : Pemberian Pretest pada kelas yang Rata-rata 30.00 34.52
Nilai tertinggi 48.00 48.00
diajar dengan pembelajaran Nilai terendah 16.00 16.00
konvensional
O4 : Pemberian Posttest pada kelas yang 2. Hasil Tes Akhir
diajar dengan pembelajaran Hasil tes akhir, pada ranah kognitif, ranah
konvensional afektif dan ranah psikomotor selama proses
X : Pemberian perlakuan dengan model pembelajaran berlangsung pada kedua kelas,
pembelajaran advance organizer sebagai berikut.
menggunakan video pembelajaran 2.1 Hasil Belajar Ranah Kognitif
Tabel 3. Hasil Tes Akhir

Nilai Peserta Didik


Kelas
Nilai 90.00
Kontrol Eksperimen 80.00
Jumlah siswa 26 25 70.00
Rata-rata 68.77 76.00 60.00
Tertinggi 88.00 92.00 50.00
Terendah 48.00 60.00 40.00
30.00
Terdapat perbedaan rata-rata hasil tes 20.00
10.00
akhir peserta didik pada kedua kelompok
0.00
sampel. Sesudah diberi perlakuan, nilai rata-rata 1 2 3 4

tes akhir kelas eksperimen adalah 76,00 Pertemuan Ke-


sedangkan untuk kelas kontrol adalah 68,77.
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Hasil tes akhir ranah kognitif pada kedua
kelompok sampel disajikan pada Gambar 1 Gambar 2. Perbandingan Hasil Belajar Pada
Ranah Afektif Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
100
90 2.3 Hasil Belajar Ranah Psikomotor
80
Nilai Peserta Didik

70
60 Tabel 5. Hasil Belajar Psikomotor
50 Nilai Rata-Rata
40 Kelas
I II III IV
30
Kontrol 1.79 2.21 2.67 3.00
20
10 Eksperiment 1.92 2.75 3.04 3.50
0
Minimal Maksimal Rata-Rata Terdapat perbedaan rata-rata hasil tes
Nilai akhir pada ranah afektif pada kelas kontrol dan
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol kelas eksperimen, dapat disajikan pada Gambar
2.
Gambar 1. Hasil Belajar Peserta Didik
3.50
2.2 Hasil Belajar Ranah Afektif 3.00
Rata-Rata

2.50
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif 2.00
Nilai Rata-Rata
Kelas 1.50
I II III IV
1.00
Kontrol 66.20 68.96 75.22 79.65
Eksperimen 70.58 74.78 78.40 81.48 0.50
0.00
1 2 3 4
Terdapat perbedaan rata-rata hasil tes Pertemuan Ke-
akhir pada ranah afektif pada kelas kontrol dan
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
kelas eksperimen, dapat disajikan pada Gambar
2. Gambar 3. Perbandingan Hasil Belajar
Psikomotor Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol

B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di SMAN 2
Labuapi, dengan menguji coba instrumen hasil
belajar terlebih dahulu, yang dilakukan di kelas
XII IPA 1, pada tanggal 22 Juli 2017, peserta terendah 60,00. Kelas kontrol nilai rata-rata tes
didik yang melakukan uji coba instrumen akhir sebesar 68,77 dengan nilai tertinggi 88,00
sebanyak 23 orang. Hasil uji coba instrumen dan nilai terendah 48,00. Berdasarkan hasil uji
tersebut menghasilkan 28 soal yang valid, 6 homogenitas kedua kelas adalah homogen dan
soal yang ditolak dan 1 soal yang direvisi, data terdistribusi normal, selanjutnya dilakukan
sehingga jumlah soal untuk pemberian tes awal analisis data uji hipotesis menggunakan uji-t
maupun tes akhir pada peserta didik dipilih polled varians didapatkan t hitung > t tabel pada taraf
sebanyak 25 soal. signifikan 5%. Hasil uji statistik (uji-t) yang
Penelitian dilakukan di kelas XI MIA telah dilakukan menunjukkan bahwa
SMAN 2 Labuapi dengan menggunakan dua peningkatan nilai rata-rata kelas eksperimen
kelompok sampel, yaitu kelas kontrol dan kelas lebih tinggi dari pada kelas kontrol,
eksperimen. Kelas kontrol menggunakan dibandingkan dengan kemampuan awal peserta
pembelajaran konvensional, sedangkan kelas didik. Model pembelajaran advance organizer
eksperimen mengunakan model pembelajaran menggunakan video pembelajaran yang
advance organizer menggunakan video diterapkan pada kelas eksperimen memberi
pembelajaran. Analisis data dilakukan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar
berdasarkan hasil tes awal (pre-test) dan tes peserta didik dibandingkan dengan
akhir (post-test) pada kedua kelompok sampel. pembelajaran konvensional yang diterapkan di
Hasil penelitian, manunjukkan bahwa nilai rata- kelas kontrol.
rata tes awal peserta didik pada kelas Hasil penelitian mengenai kemampuan
eksperimen sebesar 34,52 dan kelas kontrol kognitif hasil belajar terdapat beberapa temuan
sebesar 30,00. Berdasakan uji homogenitas dari lain, baik itu pengaruh desain pembelajaran
data tes awal hasil belajar menyatakan bahwa advance organizer dan desain pembelajaran
kedua kelas homogen dan terdistribusi normal. berbantuan. Hasil penelitian yang dilakukan
Hasil perhitungan ini dapat dikatakan bahwa Amanah, Harjono dan Gunade (2017:88)
kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki menyatakan bahwa Pemberian advance organizer
kemampuan awal yang sama. Nilai rata-rata di awal pembelajaran ternyata sangatlah efektif,
kemampuan awal peserta didik ini rendah jika karena dapat memberikan gambaran dan jalan
dibandingkan dengan nilai KKM, rata-rata tesendiri bagi peserta didik untuk menyelesaikan
tersebut dikategorikan tidak tuntas. Sebab, masalah yang diberikan. Sani dan Maryono
kedua kelompok sampel belum memperoleh (2011:47) menyatakan bahwa terdapat
materi suhu, kalor, dan perpindahan kalor yang perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
sesuai dengan jenjang pendidikannya, fisika siswa yang diajar dengan model
melainkan peserta didik hanya menerima materi pembelajaran advance organizer dengan hasil
pengenalan pada jenjang SMP dan kurangnya belajar fisika siswa yang diajar melalui metode
kemampuan awal peserta didik untuk pembelajaran yang konvensional pada materi
menghubungkan pengetahuan yang lama tekanan di kelas VIII semester 1 SMP Cerdas
dengan pengetahuan baru dan bagaimana Murni T.P 2010/2011. Temuan Harjono
mengkonstrusikan pengetahuan tersebut. Nilai (2012:16) menunjukkan adanya interaksi
rata-rata dari kedua kelompok sampel ini akan strategi pembelajaran dan pemberian advance
menjadi tolak ukur untuk melihat peningkatan organizer terhadap hasil belajar fisika peserta
hasil belajar peserta didik pada tes akhir setelah didik. Temuan Kumar, Seefan dan Pratjojo
diberikan perlakuan. (2014:259) menyatakan bahwa terdapat
Hasil tes akhir didapatkan, nilai rata-rata pengaruh model pembelajaran advance
hasil belajar fisika kelas eksperimen sebesar organizer berbantuan animasi flash terhadap
76,00 dengan nilai tertinggi 92,00 dan nilai hasil belajar siswa pada materi teori kinetik gas
kelas XI IPA SMA Negeri 1 Comal Pemalang. kognitif seseorang. Seperti yang dikatakan oleh
Wahyuni dan Sulistiyo (2017:166) mengatakan Harjono (2012:15) bahwa advance organizer
bahwa media pembelajaran Compact Dist dapat membantu agar informasi lebih bermakna
Interactive (CD-i) berbasis video scribe (meaningful) dengan menghubungkan
menggunakan model pembelajaran advance pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan
organizer pada mata pelajaran TKB kelas X baru dan berfungsi sebagai intellectual
TAV di SMK Negeri 3 Surabaya, dinyatakan scaffolding. Konsep ini menjelaskan bahwa
efektif dalam meningkatkan ketuntasan belajar dalam diri peserta didik sudah ada organisasi
siswa. Temuan-temuan para peneliti tersebut dan kejelasan tentang pengetahuan dibidang
membuktikan bahwa model pembelajaran subjek tertentu. Organisasi yang dimaksud
advance organizer merupakan jembatan sebagai struktur kognitif dan struktur ini
penolong dalam menggali pengetahuan awal menentukan kemampuan peserta didik untuk
yang dimiliki oleh peserta didik, dan mampu menangani berbagai ide dan hubungan baru.
mengolah suatu informasi atau pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat
baru dengan mengaitkan pengetahuan lama bahwa model pembelajarn advance organizer
yang sudah dimiliki menjadi suatu struktur menggunakan video pembelajaran memberi
kognitif yang utuh sehingga hasil belajar pengaruh yang positif dalam mengasah
meningkat dan terjadi proses belajar yang kemampuan awal, untuk dapat meningkatkan
bermakna. hasil belajar.
Pengetahuan awal merupakan Sintak kedua, berdasarkan hasil observasi
pengetahuan yang dibangun oleh peserta didik kegiatan, peneliti telah melakukan langkah-
sebelum proses pembelajaran, yang dimana langkah sesuai dengan kegiatan pembelajaran
pengetahuan awal ini perlu digali oleh guru yang disusun. Penyampaian materi diberikan
untuk dapat memunculkan pengetahuan yang melalui video pembelajaran, membuat peserta
dibentuk oleh peserta didik. Berdasarkan didik menjadi antusias dalam mendengarkan
lembar observasi kegiatan yang telah dilakukan dan menyimak materi yang disampaikan.
oleh peneliti di dalam kelas eksperimen, pada Urutan materi yang dibuat dengan cara
sintak pertama penyajian advance organizer, progressive differenssial, yang dimulai dengan
bertujuan untuk mengasah kemampuan awal menjelaskan hal-hal yang umum kemudian ke
peserta didik, yang dilakukan dengan bantuan hal-hal yang khusus. Penyajian bahaan ajar,
video pembelajaran. Mengasah kemampuan selanjutnya dengan cara diskusi kelompok
awal peserta didik, perlu dilakukan untuk menggunakan LKPD, yang dapat membantu
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik peserta didik untuk memiliki pengalaman
dalam materi yang akan diajarkan, dengan belajar yang nyata dan aktif, sehingga peserta
demikian peserta didik akan mudah memahami didik dapat lebih memahami konsep-konsep
pelajaran dan akan meningkatkan kemampuan pada materi suhu, kalor, dan perpindahan kalor.
berpikirnya dengan baik, sehingga Sintak ketiga, berdasarkan lembar
pembelajaran bermakna dapat terjadi. Seperti observasi kegiatan, peneliti juga mengikuti
dalam penelitian Harjono (2011:9) yang urutan-urutan kegiatan pembelajaran yang telah
mengatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar disusun. Fase ini bertujuan untuk terjadinya
fisika siswa yang memiliki prior knowledge proses rekonsiliasi integratif, maksudnya adalah
yang tinggi dan kelompok siswa yang memiliki dapat menjelaskan dan menunjukkan secara
prior knowledge rendah. jelas perbedaan dan penerimaan materi yang
Pembelajaran bermakna merupakan suatu baru dengan materi yang telah dijelaskan
proses mengaitkan informasi baru pada konsep- terlebih dahulu dan telah dikuasai oleh peserta
konsep relevan yang terdapat dalam struktur didik. Peneliti dalam hal ini melakukan dengan
cara miminta peserta didik untuk membedakan inilah, yang menyebabkan pemahaman konsep
aspek-aspek materi yang dipelajari, kemudian fisika menjadi rendah yang berdampak pada
meminta peserta didik untuk mengungkapkan hasil belajar fisika yang rendah.
secara lisan inti materi dan merangkum semua Berdasarkan lembar observasi yang telah
materi yang didapat pada saat penyajian materi di amati dan di nilai oleh observer selama
maupun pada saat diskusi kelompok. Tahap proses pembelajaran untuk ranah afektif dan
terakhir mengklarifikasi jawaban yang psikomotor, menunjukan bahwa model
diberikan oleh peserta didik dengan menarik pembelajaran advance organizer menggunakan
kesimpulan melalui video pembelajaran, video pembelajaran berpengaruh pada ranah
sehingga proses rekonsiliasi integratif dapat afektif dan ranah psikomotor yang signifikan,
terwujud dengan baik dan membantu peserta jika dibandingkan dengan pembelajaran
didik dalam menyimpan informasi yang didapat konvensional yang diterapkan di kelas kontrol.
dengan baik di dalam struktur kognitifnya. Pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-
Ketiga sintak yang dimiliki oleh advance sama melakukan praktikum menggunakan
organizer, dalam penelitian ini melibatkan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang telah
video pembelajaran di dalamnya, dimana video disediakan selama empat kali pertemuan.
pembelajaan ini membantu dalam Hasil penilaian ranah afektif pada kelas
pengorganisasian pengetahuan awal, kemudian eksperimen dan kelas kontrol, menunjukkan
dalam penyajian materi pembelajaran, dan terdapat perbedaan yang signifikan selama
memperkuat struktur kognitif. Peran dari video proses pembelajaran, peserta didik pada kelas
pembelajaran ini penting dalam mewujudkan eksperimen memiliki rata-rata yang lebih tinggi
proses pembelajaran yang bermakna. Melalui dari pada kelas kontrol yaitu 76,31 dan 72,55.
video pembelajaran dapat menfokuskan Hal tersebut, karena peserta didik pada kelas
perhatian peserta didik dalam menerima eksperimen dituntut untuk aktif dalam proses
pelajaran dan mampu menjelaskan materi belajar, dibandingkan dengan kelas kontrol
melalui visualisasi. Pertanyataan ini didukung yang pasif dimana proses belajarnya berpusat
oleh Gunawan (2015:90-91) yang menyatakan pada guru, sehingga peserta didik menjadi
bahwa video pembelajaran dapat digunakan kurang bersemangat dalam proses belajar.
dalam membimbing peserta didik untuk Menurut Supardi (2015:122), proses
memahami sebuah materi melalui visualisasi. pembelajaran pada ranah afektif menekankan
Resta (2013:18) mengatakan bahwa video pada bagaimana kepribadian peserta didik
pembelajaran memiliki beberapa manfaat bersikap dan bertingkah laku serta menghargai
diantaranya, dapat meningkatkan motivasi orang lain selama proses pembelajaran.
belajar sehingga materi mudah dipahami, Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
merubah prilaku perserta didik agar lebih observer selama kegiatan pembelajaran, peneliti
berkonsentrasi, membawa kesegeran, hasil menyimpulkan bahwa hasil belajar fisika pada
belajar lebih bermakna, memberikan umpan ranah afektif, peserta didik pada kelas
balik, menambah pengalaman, dan menambah eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.
wawasan. Pernyaaan ini didukung oleh Tasiwan,
Pembelajaran konvensional yang Nugroho dan Hartono (2014:49) memiliki
diterapkan dikelas kontrol, kurang berpengaruh temuan perbedaan yang sangat signifikan dalam
terhadap hasil belajar fisika peserta didik, motivasi dan sikap sains peserta didik yang
karena menggunakan metode ceramah dan menggunakan advance organizer berbasis
langsung membahas contoh soal, sehingga proyek dibandingkan dengan kelas yang tidak
peserta didik menjadi kurang aktif dan proses menggunakan advance organizer berbasis
pembelajaran hanya berpusat pada guru. Hal proyek.
Aspek yang dinilai pada ranah psikomotor kurang maksimal.
meliputi jenjang menirukan, memanipulasi, Berdasarkan teori yang telah ada, hasil
pengalamiahan, dan artikulasi yang dijabarkan penelitian sebelumnya dan hasil penelitian
seperti dalam lembar observasi (Lampiran 23). peneliti terbukti memiliki kecocokan. Hasil
Hasil pengamatan yang telah dilakukan, penelitian menunjukkan bahwa model
menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik pembelajaran advance organizer menggunakan
selama kegiatan pembelajaran mengalami video pembelajaran memberi pengaruh yang
peningkatan yang baik pada setiap pertemuan, signifikan terhadap hasil belajar fisika peserta
baik pada kelas eksperimen maupun kelas didik kelas XI MIA SMAN 2 Labuapi.
kontrol. Pada pertemuan pertama, peserta didik Pengaruh pada hasil belajar tidak hanya pada
yang belum terbiasa melakukan percobaan, ranah kognitif saja, namun pada ranah afektif
terlihat kaku dan bingung. Peserta didik kurang dan ranah psikomotor juga memberi dampak
terampil dalam menggunakan alat praktikum, yang positif dan signifikan.
sehingga membutuhkan bimbingan dari guru.
Pada pertemuan selanjutnya, peserta didik KESIMPULAN
sudah cukup terbiasa melakukan percobaan. Berdasarkan hasil penelitian, analisis data,
Supardi (2015:178) juga menyatakan bahwa dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa,
pembelajaran keterampilan akan efektif bila terdapat pengaruh model pembelajaran advance
dilakukan dengan menggunakan prinsip belajar organizer menggunakan video pembelajaran
sambil mengerjakan (learning by doing) dan terhadap hasil belajar fisika peserta didik kelas
keterampilan yang dilatih melalui praktik secara XI MIA SMAN 2 Labuapi. Pengaruh tersebut
berulang-ulang akan menjadi kebiasaan. menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
Hasil observasi jika dibandingkan pada pada materi suhu, kalor, dan perpindahan kalor,
setiap pertemuan, nilai rata-rata kelas baik pada ranah kognitif (C1 sampai C6), ranah
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan afektif dan ranah psikomotor. Pengaruh tersebut
kelas kontrol. Hal ini, karena model juga menunjukkan bahwa, setiap sintak yang
pembelajaran advance organizer menggunakan ada pada model pembelajaran advance
video pembelajaran memberi hal-hal positif organizer diterapkan dengan baik, sehingga
seperti peserta didik lebih semangat serta lebih proses pembelajaran pun menjadi bermakna.
berkonsentrasi selama praktikum berlangsung.
Pernyataan ini didukung oleh Hakim dan REFERENSI
Harahap (2013:41) yang mengatakan bahwa Amanah, D. P., Harjono, A., dan Gunada, W., I.
penerapan model pembelajaran advance 2015. Kemampuan Pemecahan Masalah
organizer dengan pemberian LKS terstruktur Dalam Fisika Dengan Pembelajaran
berdasarkan teori APOS dapat meningkatkan Generative Berbantuan Scaffolding Dan
aktivitas proses belajar mengajar. Pada kelas Advance Organizer. Jurnal Pendidikan
kontrol yang menggunakan pembelajaran Fisika dan Teknologi, Volume 3, Nomor
konvensional mimiliki nilai rata-rata yang baik 1, Hal. 84-91.
juga selama empat pertemuan, namun masih di
bawah nilai rata-rata kelas eksperimen, karena Bulkis, Talwil, M. dan Azis, A. 2014.
diawal proses pembelajaran peserta didik Penerapan Pendekatan Pembelajaran
cenderung pasif, sehingga ketika praktikum Advance Organizer Untuk Meningkatkan
dilaksanakan peserta didik yang masih kurang Keterampilan Berpikir Kritis Dan
memahami langkah-langkah praktikum, Pemahaman Konsep Fisika Pada Peserta
sungkan untuk bertanya yang menyebabkan Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Ma’rang
hasil praktikum Kabupaten Pangkep. Jurnal Sains dan
Pendidikan Fisika, Jilid 10, Nomor 3, Hal
314-323. Prasetyo, Z. K, Wahyana, Mundilarto, Subiakto,
dan Abdullah, A.A. 2004. Materi
Gunawan. 2015. Model Pembelajaran Sains Pokok Kapita Selekta Pembelajaran
Berbais ICT. Mataram: FKIP Universitas Fisika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Mataram.
Rahmatiah, R., Koes, S. H. dan Kusairi, S.
Harjono, A. 2011. Pengaruh Strategi 2016. Pengaruh Scaffolding Konseptual
Pembelajaran dan Pemberian Advance Dalam Pembelajaran Group
Organizer serta Prior Knowledge Investigation Terhadap Prestasi Belajar
terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Fisika Siswa SMA Dengan Pengetahuan
Kelas X. Disertasi, Program Studi Awal Berbeda. Jurnal Pendidikan Fisika
Teknologi Pembelajaran, Program Dan Teknologi, Volume 2, Nomor 2, Hal
Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. 45-54.

Harjono, A. 2012. Perbedaan Strategi


Rozie, F. 2013. Pengembangan Media Video
Pembelajaran dan Pemberian Advance
Pembelajaran Daur Air Untuk
Organizer Pengaruhnya Terhadap Hasil
Meningkatkan Proses Dan Hasil Belajar
Belajar Fisika Siswa Kelas X. Jurnal
IPA Siswa SD. Jurnal Pendidikan
Pijar MIPA, Volume 07, Nomor 1, Hal.
Sains, Volume 1, Nomor 4, Hal. 413-
13-17.
424.
Hakim, R. A dan Harahap, B. M. 2013. Upaya
Penguatan Struktur Kognitif Siswa Resta, L. I., Fauzi, A. dan Yulkifli. 2013.
Melalui Model Pembelajaran Advance Pengaruh Pendekatan Pictorial Riddle
Organizer Dengan Pemberian LKS Jenis Video Terhadap hasil Belajar
Terstruktur Berdasarkan Teori APOS. Siswa Dalam Pembelajaran Inkuiri Pada
Jurnal Online Pendidikan Fisika, Materi gelombang Terintegrasi Bencana
Volume 2, Nomor 1, Hal. 33-41. Tsunami. Jurnal Pillar Of Physics
Education, Volume 1, Nomor 1, Hal.
Kumar, Seefan, J. dan Pratjojo. 2014. Pengaruh 17-22.
Model Pembelajaran Advance Organizer
(AO) Berbantuan Animasi Flash Sani, A. R. dan Maryono. 2011. Perbedaan
Terhadap Hasil Belajar Teori Kinetik Gas Hasil Belajar Siswa Dengan
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pembelajaran Advance Organizer
Comal-Pemalang. Jurnal Pendidikan Terhadap Hasil Belajar Dengan
Fisika, Volume 1, Nomor 5, Hal. 255- Pembelajaran Konvensional Pada Materi
260. Fisika Topik Tekanan Dikelas VIII SMP
Cerdas Murni Tembung Kabupaten Deli
Serdang. Jurnal Fisika Inovasi
Muammar, H., Harjono, A., dan Gunawan.
Pembelajaran Fisika, Volume 3, Nomor
2015. Pengaruh Model Pemebelajaran
1, Hal.43-48.
Assure Dan Pengetahuan Awal Terhadap
Hasil Belajar IPA-Fisika Siswa Kelas VII Sinulingga, K. dan Munte, D. 2012. Pengaruh
SMPN 22 Mataram. Jurnal Pendidikan Model Pembelajaran Advance
Fisika dan Teknologi, Volume 1, Nomor Organizer Berbasis Mind Map Terhadap
3, Hal. 166-172. Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Materi
Pokok Besaran Dan Satuan Di Kelas X. Wahyuni, N. dan Sulistiyo, E. 2017.
Jurnal Pendidikan Fisika, Volume 1, Pengembangan media pembelajaran
Nomor 2, Hal. 1-6. Compact Dist Interactive (CD-i)
berbasis video scribe menggunakan
Supardi. 2015. Penilaian Autentik model pembelajaran advance organizer
Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan pada mata pelajaran TKB kelas X TAV
Psikomotor; Konsep dan Aplikasi. di SMK Negeri 3 Surabaya. Jurnal
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Pendidikan Teknik Elektro, Volume 6,
Nomor 2, Hal. 161-166

You might also like