You are on page 1of 7

Jurnal Geliga Sains 6(2), 120-126, 2018

 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau


ISSN 1978-502X; e-ISSN 2614-5383

THE PRACTICALLITY OF RIGID BODY DYNAMICS CONSTRUCTIVIST


MODULE AS PHYISC LEARNING RESOURCE OF
SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS

Nurdawia*1), Zulirfan2), Fakhruddin Z3)


1,2,3)
Physics Education, University of Riau

Email: dewieshamora@gmail.com
zirfanaziz69@gmail.com
faruqfisika@yahoo.com

Abstract

This study aims to measure the practicality of physics constructivist modules in the dynamics of rotation and
rigid body balance using ADDIE’s model. The module practicality stages are: preparation, research
introduction, practicality testing, filling out questionnaires, analyzing and conclusions, revising, and
practical. There are 25 students and one physics teacher who asked using a questionnaire with 5 practical
indicators, namely: efficiency, presentation of module material, ease of use, conformity with science, and
implementation of constructive elements. The results of module practicality testing data analysis showed that
the module efficiency level was 65.83 with the practical category, the module presentation rate was 90.16
with a very practical category, the module's ease of use was 86.08 with a very practical category, the degree
of conformity with the science was 95,0 with a very practical category, and the level of implementation of
constructive elements is 88.8 with a very practical category. Overall, the practicality of constructivist physics
learning modules is 85.17 with a very practical category. Based on the results, it can be concluded that the
constructivist physics learning module of rotational dynamics and rigid body balance is declared practical to
be used as a source of learning for high school physics students.

Keywords: constructivistic module, rigid body dynamics, physics learning

PRAKTIKALITAS MODUL KONSTRUKTIVISTIK DINAMIKA BENDA


TEGAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR FISIKA SISWA SMA

Nurdawia*1), Zulirfan2), Fakhruddin Z3)


1,2,3)
Pendidikan Fisika, Universitas Riau

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat praktikalitas modul konstruktivisik dinamika rotasi dan
keseimbangan benda tegar dalam pembelajaran fisika SMA menggunakan model ADDIE. Adapun tahap-
tahap pengujian kepraktisan modul yaitu: persiapan, pengenalan penelitian, pengujian kepraktisan, pengisian
angket, analisis data dan kesimpulan, revisi modul, dan modul praktis. Terdapat 25 siswa SMA dan satu
orang guru fisika SMA senior telah berpartisipasi dalam pengujian kepraktisan ini. Setelah modul diterapkan
guru dalam pembelajaran, selanjutnya partisipan diminta memberikan pendapatnya terhadap kemudahan
penggunaan modul tersebut melalui instrumen. Instrumen pengumpulan data ini berupa angket dengan 5
indikator praktikalitas yaitu: efesiensi, penyajian materi dalam modul, kemudahan penggunaan, kesesuaian
dengan IPA, dan implementasi elemen konstruktivistik. Hasil analisis data pengujian kepraktisan modul
menunjukkan bahwa tingkat efesiensi modul adalah 65,83 dengan kategori praktis, tingkat penyajian modul

1)
Komunikasi Penulis
Nurdawia, Zulirfan, Fakhruddin Z Praktikalitas Modul Konstruktivistik... 121

adalah 90,16 dengan kategori sangat praktis, tingkat kemudahan penggunaan modul adalah 86,08 dengan
kategori sangat praktis, tingkat kesesuaian dengan IPA adalah 95,0 dengan kategori sangat praktis, dan
tingkat implementasi elemen konstruktivistik adalah 88,8 dengan kategori sangat praktis. Secara keseluruhan,
tingkat kepraktisan modul pembelajaran fisika konstruktivistik adalah 85,17 dengan kategori sangat praktis.
Berdasarkan dapatan tersebut dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran fisika konstruktivistik dinamika
rotasi dan kesimbangan benda tegar dinyatakan praktis untuk digunakan sebagai sumber belajar fisika siswa
SMA.

Kata kunci: modul konstruktivistik, dinamika benda tegar, pembelajaran fisika

Pendahuluan setuju bahwa fisika adalah pelajaran yang sulit


dipahami.
Pendidikan merupakan salah satu aspek Ilmu fisika bersifat abstrak serta
penting untuk menjamin kelangsungan hidup konsepnya dapat direpresentasikan dalam
bangsa dan negara (Mulyasa, 2014). Pendidi- berbagai bentuk (multirepresentatif), seperti
kan adalah usaha sadar dan sistematis yang verbal, gambar/diagram, grafik, dan matematis
dilakukan oleh orang-orang yang bertanggung (Waldrip & Prain, 2007). Rizky (2014)
jawab untuk mempengaruhi siswa agar menjelaskan bahwa siswa-siswa pada tingkat
mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita- sekolah menengah memiliki kemampuan
cita pendidikan (Achmad Munib, 2012). representasi yang rendah sebesar 33 % yang
Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan berada pada kategori kurang baik (<45%).
kualitas siswa, sehingga dalam kegiatan belajar Padahal kemampuan representasi sangat
tujuan pembelajaran harus tercapai (Mulyasa, diperlukan untuk pemahaman konsep-konsep
2014). fisika. Kurangnya pemahaman konsep-konsep
Saat ini, kurikulum di Indonesia fisika membuat siswa menganggap bahwa
mengalami masa peralihan dari kurikulum pembelajaran fisika hanya berorientasi pada
tingkat satuan pendidikan (KTSP) menuju penggunaan rumus saja (Close & Heron,
kurikulum 13. Proses pembelajaran pada 2011).
kurikulum 2013 untuk semua jenjang pendidi- Indikator lain yang menyebabkan siswa
kan dilaksanankan dengan menggunakan kesulitan memahami konsep fisika adalah
pendekatan saintifik (Permendikbud, 2013). kurangnya kontribusi siswa secara aktif dalam
Kurikulum 2013 menjadikan pendidik menemukan dan memecahkan konsep-konsep
sebagai fasilitator yang membantu siswa yang dipelajari (Rismatul Azizah, et al., 2015).
memecahkan masalah belajar dalam kegiatan Siswa cenderung hanya menghafal dan
pembelajaran. Keberhasilan pencapaian tujuan mengingat penjelasan guru tentang suatu
pendidikan di sekolah banyak bergantung pada konsep tanpa pemahaman yang mendalam
bagaimana proses belajar yang dialami siswa (Close & Heron, 2011). Padahal pengetahuan
sebagai siswa (Slameto, 2003). seharusnya tidak diperoleh siswa secara pasif,
Pembelajaran sains dengan mengguna- akan tetapi dibangun sendiri secara aktif sesuai
kan bahan ajar modul akan sangat bermanfaat dengan struktur kognitif siswa.
bagi guru sains dalam menyampaikan materi Merujuk teori belajar konstruktivistik,
kepada siswa (Izaak, 2010). Jean Piaget mengemukakan bahwa pembentu-
Fisika merupakan salah satu mata kan pengetahuan tersusun atas tiga fase, yaitu
pelajaran yang kurang diminati oleh siswa. 1) eksplorasi, 2) pengenalan konsep, dan 3)
Sebagian siswa di sekolah memilih untuk aplikasi konsep. Setiap manusia mengalami
menekuni pengayaan selain mata pelajaran urutan tersebut untuk mendapatkan pengeta-
fisika karena menganggap bahwa materi fisika huan secara utuh. Pada proses pembelajaran
sangat sulit dipahami (Rizky Nilmala, 2016). yang hanya berpusat pada Guru tanpa
Reny Viajayani, et al., (2013) melakukan melibatkan keaktifan siswa, fase eksplorasi
survey terhadap 74 siswa SMA di kota Solo tidak muncul sehingga siswa cenderung tidak
dan menemukan bahwa sebesar 84.6 % siswa memahami pengetahuan secara sempurna.
122 Nurdawia, Zulirfan, Fakhruddin Z Praktikalitas Modul Konstruktivistik...

Peran guru dalam teori belajar Piaget adalah Penelitian-penelitian tersebut dinyatakan
sebagai fasilitator bagi siswa untuk melakukan hasil validasinya dalam empat aspek kelayakan
eksplorasi pengetahuan dengan mengemuka- modul menurut BNSP (badan standar nasional
kan gagasan sendiri melalui pengalaman- pendidikan) yaitu (1) aspek kelayakan isi
pengalaman belajar sebelumnya. Siswa aktif memiliki nilai r berkisar 0.84 – 0.95 dengan
membangun (konstruksi) pengetahuan ber- kategori sangat baik dan valid (2) aspek
landaskan pada pengalaman belajar sebelum- kelayakan bahasa memiliki nilai r 0.84 – 0.96
nya, yaitu dengan menghubungkan proses dengan kategori valid (3) aspek kelayakan isi
saling mempengaruhi antara pembelajaran dan bahasa memiliki nilai r 0.84 – 0.96 dengan
terdahulu dengan pembelajaran terbaru kategori valid (4) aspek kegrafikan dan
(Ruseffendi, 2006). penyajian memiliki nilai r 0.84 – 0.96 dengan
Suatu cara untuk meningkatkan kategori valid.
keaktifan dan kemampuan siswa dalam Selanjutnya, penilaian modul mencakup
mengkonstruksi pengetahuan adalah mengem- dua tahap, yaitu tahap validasi oleh para ahli
bangkan suatu media pembelajaran yang dan tahap uji coba kepada siswa (respon
berbasis konstruktivistik. Diantara penelitian terhadap media). Tahap uji coba adalah
yang relevan dilakukan oleh Fitri Dwi Hartati kegiatan menggunakan modul pada peserta
(2018) yang berjudul pengembangan modul terbatas, untuk mengetahui keterlaksanaan dan
FBD (Free Body Diagram) dinamika rotasi manfaat modul dalam pembelajaran sebelum
dan keseimbangan benda tegar untuk modul tersebut digunakan secara umum. Data
meningkatkan kemampuan siswa SMA dalam penelitian diperoleh dengan cara penyebaran
menggambar diagram bebas benda. Selanjut- angket dijadikan sebagai bahan masukan untuk
nya penelitian yang dilakukan oleh Rismatul perbaikan modul (Sulistianah, 2008).
Azizah, et al., (2015) mendapatkan bahwa Media pembelajaran fisika berupa
tingkat kemandirian dan keterlibatan siswa modul yang telah dibuat dan dikembangkan
dalam proses pembelajaran fisika masih sangat oleh Fitri Dwi Hartati telah menghasilkan
rendah. Sebanyak 88% siswa mengatakan modul yang valid, maka dilakukan penelitian
bahwa pembelajaran fisika dialami adalah lanjutan ini dengan mengujicobakan kepada
dengan metode ceramah. Muhammad Havid siswa untuk mengetahui tingkat kepraktisan
(2016) dalam penelitian pendahuluan dalam penggunaan modul pembelajaran fisika
mengenai tingkat kesulitan materi dinamika konstruktivistik SMA pada materi dinamika
dan keseimbangan benda tegar kepada 39 rotasi dan keseimbangan benda tegar.
siswa SMA di kota Bandung, menemukan Hasil penelitian ini diharapkan dapat
bahwa sebesar 38% dari siswa menganggap memberikan manfaat bagi siswa sebagai salah
materi dinamika rotasi adalah sulit, dimana satu inovasi sumber belajar yang dapat
kesulitan tersebut sebanyak 50% berasal dari menuntun siswa aktif dalam membangun
keterbatasan konsep siswa, dan 45% kesulitan konsep-konsep baru melalui keterkaitannya
berasal dari cara guru mengajar. Maharta dengan konsep-konsep dasar yang telah
(2009) mendapatkan bahwa sebagian besar dipelajari sebelumnya sehingga meningkatkan
dari siswa yaitu sebanyak 72% salah pemahaman konsep fisika. Selanjutnya dapat
menjawab soal mengenai konsep ke- pula digunakan guru dan sekolah sebagai
setimbangan yang menerapkan hukum I alternatif bahan ajar yang dapat memudahkan
Newton. Hal ini mengidentifikasi bahwa guru dalam melatih pengalaman konstruk-
kemampuan menggambar diagram benda tivisme siswa dengan pembelajaran berbasis
bebas (free body diagram) sangat diperlukan student center learning.
untuk meningkatkan hasil belajar pada materi
dinamika dan keseimbangan benda tegar.
Sa’diah, (2012) menyatakan bahwa pada Bahan dan Metode
konsep dinamika rotasi, siswa kurang mampu
menganalisis dan menggambarkan diagram Penelitian dilakukan di SMAN Plus
bebas gaya-gaya penyebab gerak rotasi Propinsi Riau kelas XI dan waktu penelitian
sehingga siswa tidak mampu memahami bulan Oktober 2018 – Januari 2019. Jenis
konsep. penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
Nurdawia, Zulirfan, Fakhruddin Z Praktikalitas Modul Konstruktivistik... 123

adalah penelitian pengembangan (Research & kompetensi dasar yang dipelajari yang
Development) dengan tahap pengembangan tercantum dalam RPP. Setelah itu responden
mengikuti model ADDIE menurut Sugiyono melakukan uji kepraktisan dalam penggunaan
(2009). Model ADDIE terdiri dari lima tahap modul pembelajaran fisika konstruktivistik.
yaitu analysis (analisis), design (perancangan), Pengisian angket, Setelah pengujian keprak-
development (pengembangan), implementation tisan, responden diminta untuk memberikan
(pelaksanaan), dan evaluation (penilaian). penilaian terhadap kepraktisan modul pem-
Namun pada penelitian ini, hanya dilakukan belajaran fisika konstruktivistik menggunakan
penelitian pada tahap implementation, pada lembar pengisian angket. Pernyataan-
tahap analysis–development telah dilakukan pernyataan pada angket ini melibatkan nilai-
oleh peneliti sebelumnya (Fitri Dwi Hartati, nilai praktis terhadap modul pembelajaran
2018). Adapun tahap-tahap implementation fisika konstruktivistik. Analisis data dan
untuk uji kepraktisan modul dapat dilihat kesimpulan dilaksanakan setelah responden
melalui Gambar 1. memberi penilaian kepraktisan terhadap
penggunaan modul pembelajaran fisika
konstruktivistik. Analisis data dan penarikan
Persiapan
kesimpulan berdasarkan skor hasil rata-rata
tiap aspek penilaian yang diperoleh. Revisi
Pengenalan penelitian modul dilakukan jika terdapat aspek penilaian
pada kategori rendah dan sangat rendah. Revisi
dilakukan berdasarkan saran-saran yang
Pengujian kepraktisan diberikan oleh responden setelah pengujian
kepraktisan dilaksanakan. Namun demikian,
dalam penelitian ini tidak dilakukan tahap ini,
Pengisian angket karena hanya berfokus pada kepraktisan
modul. Modul dinyatakan praktis apabila tiap
aspek memperoleh kesimpulan skor hasil rata-
Analisis data dan rata dengan kategori tinggi dan sangat tinggi,
maka modul tersebut dapat dinyatakan praktis
sehingga bisa layak digunakan dalam skala
Revisi modul pemakaian yang luas.
Data yang diperlukan dalam penelitian
ini yaitu skor penilaian dari angket oleh
Modul praktis
responden dan hasil tes formatif. Sedangkan
instrumen penelitian yang digunakan adalah
Gambar 1. Tahap-tahap uji kepraktisan,
angket praktikalitas modul dengan indikator
adaptasi dari Hafiz Suhendra
yang diadaptasi dari Badan Standar Nasional
(2017).
Pendidikan (BSNP) dan Riduwan dengan lima
(5) indikator yaitu, efesiensi, penyajian materi
Tahap persiapan, merupakan langkah
dalam modul, kemudahan penggunaan, ke-
awal uji kepraktisan dengan persiapan modul
sesuaian dengan IPA, dan implementasi
pembelajaran fisika konstruktivistik yang telah
elemen konstruktivistik (BSNP, 2006;
divalidasi dan dinyatakan valid oleh pakar
Riduwan, 2005).
pada peneliti sebelumnya, persiapan RPP dan
Teknik pengumpulan data pada peneli-
persiapan instrumen. Pengenalan penelitian,
tian ini dilakukan dengan pemberian angket
Peneliti memberikan pengenalan dan pen-
kepada 1 orang guru dan 25 orang siswa
jelasan mengenai modul pembelajaran fisika
sebagai responden. Angket yang digunakan
konstruktivistik. Hal ini bertujuan agar
berupa pernyataan tertutup yang diberikan
responden dapat memahami dengan baik
secara langsung kepada responden dalam uji
dalam menggunakan modul pembelajaran
coba terbatas setelah proses pembelajaran
fisika konstruktivistik. Pengujian kepraktisan
selesai dilaksanakan.
dilakukan dengan prosedur yaitu menyajikan
Analisis data yang digunakan dalam
modul pembelajaran fisika konstruktivistik
penelitian ini adalah analisis deskriptif. Data
pada pembelajaran di kelas sesuai dengan
124 Nurdawia, Zulirfan, Fakhruddin Z Praktikalitas Modul Konstruktivistik...

hasil tanggapan siswa dianalisis dengan serta dilengkapi petunjuk penggunaan yang
langkah sebagai berikut. jelas.
a) Memberikan skor untuk setiap item
jawaban, Sangat Setuju (4), Setuju (3), Penilaian praktikalitas menurut guru
Tidak Setuju (2), dan Sangat Tidak Setuju Hasil penilaian praktikalitas modul
(1). pembelajaran fisika konstruktivistik menurut
b) Menjumlahkan skor total tiap validator guru dapat dilihat pada Tabel 2.
untuk semua indikator.
c) Pemberian nilai praktikalitas dengan Tabel 2. Hasil penilaian praktikalitas modul
menggunakan persamaan 1 berikut. menurut guru
P (nilai
No Indikator Kategori
= 100% (1) akhir)
1 Efisiensi 50,0 Cukup praktis
Penyajian
Keterangan: 2 materi dalam 92,0 Sangat praktis
P = nilai akhir modul
f = perolehan skor Kemudahan
N = skor maksimum 3 87,5 Sangat praktis
penggunaan
d) Hasil yang diperoleh diinterpretasikan Kesesuaian
4 100,0 Sangat praktis
dengan menggunakan kriteria yang dapat dengan IPA
dilihat pada Tabel 1 (Riduwan, 2010). Implementasi
5 elemen 90,0 Sangat praktis
konstruktivistik
Tabel 1. Kategori kepraktisan Jumlah 419,5
Nilai (%) Kategori Rata-rata 83,9 Sangat praktis
80 < P ≤ 100 Sangat Praktis
60 < P ≤ 80 Praktis
Berdasarkan data pada Tabel 2 dapat
40 < P ≤ 60 Cukup Praktis
dilihat bahwa hasil angket guru terhadap
20 < P ≤ 40 Kurang Praktis
modul pembelajaran fisika konstruktivistik
P ≤ 20 Tidak Praktis
pada materi dinamika rotasi dan keseimbangan
benda tegar terdapat indikator yang cukup
praktis yaitu pada indikator 1 mengenai
Modul pembelajaran fisika konstruk- efisiensi, dan pada 3 indikator lainnya
tivistik pada materi dinamika rotasi dan mendapat kategori sangat praktis yaitu
keseimbangan benda tegar mendapatkan rata- mengenai penyajian materi dalam modul,
rata praktikalitas sebesar 85,17 dengan kemudahan penggunaan, kesesuaian dengan
kategori sangat praktis. IPA, dan implementasi elemen konstruk-
tivistik. Secara keseluruhan, modul pem-
belajaran fisika konstruktivistik mendapatkan
Hasil dan Pembahasan rata-rata praktikalitas sebesar 83,9 dengan
kategori sangat praktis.
Pengujian kepraktisan pada penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Hasil penilaian praktikalitas menurut siswa
kelayakan modul pembelajaran fisika Berdasarkan data pada Tabel 3 dapat
konstruktivistik sebagai media pembelajaran dilihat bahwa hasil penilaian praktikalitas
agar dapat dipergunakan oleh siswa melalui melalui angket siswa terhadap modul
kemudahan penggunaannya. Menurut pembelajaran fisika konstruktivistik pada
Suharsimi Arikunto (2012) makna praktis materi dinamika rotasi dan keseimbangan
dalam media pembelajaran adalah media yang benda tegar pada semua indikator mendapat-
memberi kemudahan dalam melaksanakan kan kategori sangat praktis terhadap aspek
pembelajaran, memberikan kebebasan kepada efisiensi, penyajian materi dalam modul,
siswa untuk berinteraksi dengan media belajar kemudahan penggunaan, kesesuaian dengan
IPA, implementasi elemen konstruktivistik.
Nurdawia, Zulirfan, Fakhruddin Z Praktikalitas Modul Konstruktivistik... 125

Secara keseluruhan, modul pembelajaran fisika modul pembelajaran fisika konstruktivistik


konstruktivistik mendapatkan rata-rata prakti- dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
kalitas sebesar 86,45 dengan kategori sangat
praktis.
Kesimpulan dan Saran
Tabel 3. Hasil penilaian praktikalitas modul
Berdasarkan hasil penelitian, analisis
menurut siswa
data, dan pembahasan diperoleh bahwa aspek
Rata P (nilai Kate efisiensi, penyajian materi dalam modul,
No Indikator
-rata akhir) gori kemudahan penggunaan, kesesuaian dengan
Sangat IPA, dan implementasi elemen konstruktivistik
1 Efisiensi 3,27 81,67
praktis secara keseluruhan berkategori sangat praktis.
Penyajian Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa
Sangat
2 materi dalam 3,53 88,33 modul pembelajaran fisika konstruktivistik
praktis
modul
pada materi dinamika rotasi dan keseimbangan
Kemudahan Sangat
3 3,39 84,67 benda tegar telah praktis berdasarkan aspek
penggunaan praktis
Kesesuaian Sangat efesiensi, penyajian materi dalam modul,
4 3,60 90,00 kemudahan penggunaan, kesesuaian dengan
dengan IPA praktis
Implementasi IPA, dan implementasi elemen konstruktivistik
Sangat
5 elemen 3,50 87,60 sehingga layak digunakan sebagai sumber
praktis
konstruktivistik belajar yang dapat menuntun siswa dalam
Jumlah 432,27 membangun konsep-konsep baru melalui
pengalaman belajar sebelumnya.
Sangat
Rata-rata 86,45 Untuk membantu guru dan siswa dalam
praktis
proses pembelajaran fisika kelas XI SMA pada
materi dinamika rotasi dan keseimbangan
Hasil tes formatif benda tegar, penulis menyarankan untuk
Hasil uji coba kepraktisan modul ini, menggunakan modul pembelajaran fisika
dalam sebuah pembelajaran yang real maka konstruktivistik dan dapat dikembangkan oleh
dilakukan juga 2 kali tes formatif seperti yang peneliti selanjutnya untuk mengetahui
ditunjukkan pada Tabel 4. keefektifan penggunaannya di lapangan dalam
proses pembelajaran fisika.

Tabel 4 Hasil tes formatif siswa


Daftar Pustaka
Tes Daya % siswa
formatif serap  KKM ≤ KKM Achmad, Munib, 2012. Pengantar Ilmu
I 84,21 4% 96 % Pendidikan. UPT Unnes Press,
II 90,76 4% 96 % Semarang.
BSNP, 2006. Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat BSNP, Jakarta.
bahwa 96% siswa mendapatkan nilai di atas Close, H. G. & Heron, R. L., 2011. Student
KKM (75) dan hanya 4% siswa yang Understanding of Angular Momentum
mendapatkan nilai di bawah KKM (75). Hal of Classical Particles. Physic Education
ini menunjukkan bahwa hasil kognitif siswa di Research Section, 79 (10), 1068-1078.
atas rata-rata dan dalam kategori baik setelah Fitri Dwi Hartati, 2018. Pengembangan Modul
menggunakan modul pembelajaran fisika Pembelajaran Fisika Konstruktivistik
konstruktivistik. Hal ini sesuai dengan hasil pada Materi Dinamika dan Ke-
praktikalitas oleh siswa yang berkategori seimbangan Benda Tegar. Skripsi
sangat praktis. Jadi, dengan menggunakan Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
Universitas Riau.
126 Nurdawia, Zulirfan, Fakhruddin Z Praktikalitas Modul Konstruktivistik...

Hafiz Suhendra, 2017. Uji Praktikalitas Alat Rizky, 2014. Kemampuan Multirepresentasi
Peraga Magnet Sebagai Media Pem- Siswa SMA dalam Menyelesaikan Soal-
belajaran IPA Fisika SMP. Skripsi soal Hukum Newton. Jurnal Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP dan Pembelajaran, 8 (3), 134-145.
Universitas Riau. Program Studi Pendidikan Fisika.
Izaak H. Weno, 2010. Media Belajar. Jurnal Universitas Tanjungpura.
Ilmiah Cakrawala Pendidikan. FKIP Rizky Nirmala, 2016. Penerapan Model
Pattimura, Ambon. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Maharta, 2009. Analisis Miskonsepsi Fisika (Student Team Achievement Division)
Siswa SMA di Bandar Lampung. Disertai Tugas Open Ended untuk
Science Education Journal, 1 (1), 36-51. Meningkatkan.
Mulyasa, 2014. Pengembangan dan Implemen- Ruseffendi, 2006. Teori Konstruktivisme
tasi Kurikulum 2013. Remaja Rosda- dalam Sistem Pembelajaran. Nusa
karya, Bandung. Media, Bandung.
Muhammad Havid. 2016. Desain Didaktis Sa’diah, 2012. Remediasi Kesulitan Belajar
Pembelajaran Konsep Torsi dan Momen Siswa Kelas XII IPA MAN 1 Pontianak
Inersia Berdasarkan Analisis Kesulitan pada Materi Dinamika Rotasi Meng-
Belajar Siswa Kelas XI SMA. gunakan Model Learning Cycle 5E.
Repository UPI Education, 134 (7), 459- Journal Untan, 2177 (2118), 4589-4598.
489. Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang
Permendikbud. 2013. Peraturan Menteri Mempengaruhinya. Rineka Cipta.
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Jakarta.
Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Sugiyono, 2009. Metode Penelitian dan
Tentang Standar Proses Pendidikan Pengembangan. Alfabeta, Yogyakarta.
Dasar dan Menengah. Sulistianah, Dewang, 2008. Program bim-
Reny Viajayani, Yohanes Radiyono, & Dwi bingan bagi siswa Underachiever.
Teguh Rahardjo, 2013. Pengembangan Skripsi jurusan psikologi pendidikan
Media Pembelajaran Fisika Mengguna- dan bimbingan. Bandung. Universitas
kan Macromedia Flash Pro 8 pada Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.
pokok bahasan Suhu dan Kalor. Jurnal Suharmisi Arikunto, 2012. Dasar-dasar
Pendidikan Fisika UNS, 1 (1), 150-165. Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara.
Riduwan, 2005. Belajar Mudah Penelitian Jakarta.
untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Waldrip, B. & Prain, V., 2007. An Exploratory
Pemula. Alfabeta, Bandung. Study of Teachers and Students Use of
Rismatul Azizah, Lia Yuliati, & Eny Latifah, Multi-modal Representation of Concepts
2015. The Physic Problem Solving in Primary Science. International
Difficulties on High School Student. Journal of Science Education, 28 (15),
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasi- 1843-1896.
nya (JPFA), 5 (2), 44-45.

You might also like