You are on page 1of 10

ANALISIS HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN

TRANSCRIPT BASED LESSON ANALYSIS (TBLA) PADA


PEMBELAJARAN FLUIDA DINAMIS DI SMA

Nurida Ramayanti1, Haratua Tiur Maria Silitonga1, Erwina Oktavianty2


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Pontianak
Email: nurida.ximia2@gmail.com

Abstract
The purpose of this study is to analize learning outcomes of student through Transcript
Based Lesson Analysis (TBLA) on dynamic fluid in high school at SMA Islam Al Azhar 10
Pontianak. This research method is descriptive qualitative. This study involved 22 students
of class XI SMA Islam Al Azhar 10 Pontianak who were taught by a physics teacher who
was accustomed to following online Lesson Study. Learning activities were recorded in
audio and video, then the recorded data was transcripted in verbal form and analyzed. The
results of the transcript analysis are important data to determine the interactions that occur
in learning towards student learning outcomes. The results showed that classically, there
was a decrease in learning outcomes from cycle 1 to cycle 2, namely the percentage of
learning outcomes in cycle 1 was 57,6% and the percentage in cycle 2 was 30,3%. Based
on the learning transcript the decline in learning outcomes occurs due to several factors,
including a lack of motivation in cycle 2 which causes low student attention and curiosity
and learning tends to be boring. Judging from the cognitive abilities of students on the
learning outcomes test in cycle 1, the highest average percentage achievement was the
cognitive ability to predict (C5) of 90,9%. While the lowest average percentage in cycle 1
is the cognitive ability to analyze (C4) of 36,4%. In cycle 2, the highest average percentage
achievement is the cognitive ability to understand (C2) of 45,4%. While the lowest average
percentage in cycle 2 is the cognitive ability to apply (C3) of 18,2%. This research is
expected to be a guideline and reference in developing learning strategies in physics
problems to improve student leatning outcomes.

Keyword: Learning Outcomes, Lesson Study, Transcript Based Lesson Analysis (TBLA)

PENDAHULUAN daripada penghafalan, tetapi diletakkan pada


Tujuan Pembelajaran Fisika yang pengertian dan pemahaman konsep yang
tertuang di dalam kerangka Kurikulum 2013 dititikberatkan pada proses terbentuknya
yaitu menguasai konsep dan prinsip serta pengetahuan melalui penemuan, penyajian data
mempunyai keterampilan mengembangkan secara matematis dan berdasarkan aturan-aturan
pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai tertentu, sehingga dalam mempelajarinya perlu
bekal untuk melanjutkan pendidikan pada aturan-aturan tertentu. Dalam Standar Nasional
jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan Pendidikan khususnya pada standar proses
ilmu pengetahuan dan teknologi (Kemendikbud, pembelajaran fisika diarahkan pada Student
2015). Depdiknas (2003) menyatakan bahwa Centered Learning (SCL) dimana peserta didik
pembelajaran fisika memerlukan pemahaman diharapkan dapat terlibat aktif dalam

1
membangun pengetahuan, sikap, dan dkk, 2016). Hal ini mengisyaratkan bahwa guru
keterampilan. dituntut memiliki kemampuan untuk
Survei yang dilakukan oleh Programme menciptakan kondisi kelas pada pembelajaran
for International Student Assesment (PISA), aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan,
sebuah penelitian yang mengukur kemampuan sehingga akan diperoleh pembelajaran yang
peserta didik dalam membaca, matematika, dan lebih bermakna. Oleh karena itu, diperlukan
sains, diikuti oleh negara di seluruh dunia. Hasil profesional guru, yaitu kemampuan guru untuk
survei tahun 2015 pada bidang sains, Indonesia melakukan pengajaran yang sejalan dengan
berada pada peringkat 70 dari 78 negara orientasi reformasi kurikulum (Fernandez,
(OECD, 2018). Berdasarkan hasil survei 2005;Fernandez & Zilliox, 2011).
tersebut menunjukkan hasil belajar peserta didik Salah satu cara untuk meningkatkan
Indonesia masih rendah. Hal tersebut mungkin profesionalisme guru yaitu melalui Lesson
disebabkan karena adanya kesenjangan antara Study (Hendayana dkk, 2007). Lesson Study
standar nasional pendidikan dengan merupakan suatu program pengembangan
pembelajaran yang sebenarnya terjadi di profesi guru yang menekankan pada
sekolah. kemampuan guru untuk mengevaluasi,
Proses pembelajaran di Indonesia berdiskusi, dan belajar dari praktek mengajar
umumnya masih berpusat pada guru (teacher yang telah dilakukan (Martin & Clerc-Georgy,
centered), yaitu guru sebagai sumber belajar 2015). Stepanek (2003) menjelaskan bahwa
yang memberikan pengetahuan dan Lesson Study adalah suatu proses kolaboratif
keterampilannya kepada peserta didik (Mayub, dimana sekelompok guru mengidentifikasi
2005). Pembelajaran ini menjadikan peserta suatu masalah pembelajaran dan merancang
didik sebagai objek bukan subjek pembelajaran. suatu skenario pembelajaran (tahap plan),
Peserta didik tidak diberi kesempatan untuk membelajarkan peserta didik sesuai skenario
mengungkapkan ide-ide mereka, sehingga yang dilakukan seorang guru, sementara yang
peserta didik tidak terlibat aktif dalam lain mengamati (tahap do), merefleksi dan
pembelajaran. Kita harus mengubah paradigma mengevaluasi (tahap see), serta merevisi
pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. skenario pembelajaran. Melalui kegiatan Lesson
Dalam Kurikulum 2013 pembelajaran yang Study kita bisa menemukan bagaimana kita
diharuskan adalah pembelajaran yang berpusat memfasilitasi agar peserta didik secara optimal
pada peserta didik (student centered learning). belajar untuk memenuhi keperluan hidupnya di
Peserta didik memperoleh kesempatan dan masa depan yang lebih baik.
fasilitas untuk dapat membangun sendiri Berdasarkan observasi di SMA Islam
pengetahuannya sehingga akan memperoleh Al Azhar 10 Potianak, sekolah tersebut sudah
pemahaman yang mendalam yang dapat pernah melakukan kegiatan Lesson Study. Oleh
meningkatkan kualitas peserta didik. karena itu, guru dan peserta didik telah terbiasa
Guru berperan dalam membawa peserta melakukan pembelajaran melalui siklus Lesson
didik kepada proses pembelajaran yang Study, yaitu plan, do, dan see. Selain itu pada
berkualitas sehingga dapat melatih peserta didik saat pembelajaran, guru dan peserta didik sudah
memiliki kecakapan, keterampilan, dan juga terbiasa dengan keberadaan observer dalam
sikap. Ilmu yang bermakna melalui partisipasi kelas untuk mengamati aktivitas pembelajaran.
aktif dalam diskusi kelas membutuhkan Akan tetapi, belum pernah melihat adanya
kemampuan guru untuk mengajukan pertanyaan interaksi yang terjadi di dalam pembelajaran.
dan memberikan umpan balik yang efektif, yang Ketika peserta didik mengalami kesulitan,
akan mendukung guru untuk melakukan proses antara peserta didik yang satu dengan yang
pembelajaran yang memenuhi syarat (Furtak lainnya tidak terjalin diskusi tanya jawab dan

2
peserta didik hanya mengandalkan jawaban atau alamiah dari fenomena-fenomena secara lebih
penjelasan yang langsung ditanyakan kepada rinci (Fraenkel, 2011). Penelitian ini dilakukan
guru. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan untuk mendapatkan gambaran interaksi yang
antara proses pembelajaran di dalam kelas terjadi dalam pembelajaran fisika terhadap hasil
dengan implementasi strategi pembelajaran belajar peserta didik melalui kegiatan Lesson
yang guru kembangkan melalui siklus Lesson Study.
Study. Populasi dalam penelitian ini adalah
Untuk memperbaiki kualitas peserta didik kelas XI SMA Islam Al Azhar 10
pembelajaran selanjutnya perlu dilakukan Pontianak tahun ajaran 2020/2021 sebanyak 1
analisis terhadap pembelajaran secara kelas dengan total peserta didik sebagai
mendalam melalui observasi dan perekaman, populasi penelitian berjumlah 22 orang.
membuat transkrip pembelajaran dan Teknik pengambilan sampel pada
menganalisisnya. Metode analisis terhadap penelitian ini adalah teknik sampling jenuh.
transkrip pembelajaran dikenal dengan Diperoleh sampel penelitian adalah peserta
Trancript Based Lesson Analysis (TBLA) didik kelas XI MIA yang berjumlah 22 orang.
(Supriatna, 2018). Menurut Matsubara (2010) Guru yang mengajar di kelas tersebut sudah
tahapan kegiatan dalam melakukan analisis pernah mengikuti kegiatan Lesson Study
terhadap transkrip pembelajaran, yaitu pertama sehingga dianggap sudah biasa dengan
dilakukan perekaman video dan audio selama kehadiran observer di dalam kelas.
proses pembelajaran berlangsung bagaimana Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan
cara guru mengajar dan melibatkan peserta pembelajaran, yaitu desain, observasi, dan
didik dalam pembelajaran juga direkam. refleksi pada dua siklus pembelajaran. Siklus
Melalui video dan audio pembelajaran pertama membahas mengenai azas Bernoulli
ditranskrip untuk diterjemahkan ke dalam dan siklus kedua mengenai teorema Torricelli.
tulisan sesuai dengan semua aktivitas selama Analisis difokuskan pada tahap pelaksanaan
proses pembelajaran. Selajutnya transkrip pembelajaran (do) karena penelitian ini
pembelajaran tersebut dianalisis. Hasil dari bertujuan untuk memperoleh bagaimana
analisis pembelajaran berdasarkan TBLA interaksi yang terjadi dalam pembelajaran fisika
merupakan data penting untuk perbaikan terhadap hasil belajar peserta didik.
pembelajaran berikutnya. Secara umum alur penelitian yang
Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu
tujuan utama dari penelitian ini adalah tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian.
menganalisis hasil belajar fisika melalui Lesson Tahap persiapan meliputi studi literatur dari
Study menggunakan TBLA. Dengan melakukan beberapa buku teks dan jurnal. Pada tahap
penelitian ini, bisa berkontribusi menyediakan pelaksanaan pembelajaran, peneliti
data terkait kecenderungan interaksi yang menggunakan instrumen berupa video dan
terjadi dalam pembelajaran terhadap hasil audio recorder untuk merekam gambar dan
belajar peserta didik sehingga informasi pada suara seluruh aktivitas pada kegiatan Lesson
penelitian ini dapat digunakan oleh guru sebagai Study, lembar catatan lapangan untuk
sumber untuk mengembangkan pembelajaran mengamati kegiatan pembelajaran di kelas serta
yang lebih efektif. soal tes hasil belajar. Selama proses
pembelajaran dilakukan pengamatan yang
METODE PENELITIAN dibantu oleh observer lain untuk memperkuat
Metode penelitian yang digunakan hasil observasi yang dilakukan. Seluruh
dalam penelitian ini adalah metode penelitian aktivitas pada tahap penelitian ini direkam
kualitatif deskriptif yang menekankan pada sifat dalam bentuk audio dan video, kemudian data

3
yang telah direkam difokuskan pada tahap Pembelajaran fluida dinamis pada penelitian ini
pelaksanaan pembelajaran (do) untuk terdiri dari 2 siklus pembelajaran yang
ditranskripkan ke dalam bentuk verbal untuk dilaksanakan secara daring (dalam jaringan).
dianalisis. Dari transkrip pembelajaran, akan Siklus 1 materi azas Bernoulli dan siklus 2
terlihat interaksi yang terjadi dalam materi Teorema Torricelli. Untuk mengetahui
pembelajaran terhadap hasil belajar peserta hasil belajar pada setiap sikus digunakan tes
didik. hasil belajar berbentuk pilihan ganda. Adapun
hasil belajar peserta didik pada dua siklus
HASIL PENELITIAN DAN pembelajaran disajikan pada Tabel 1.
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian

Tabel 1. Hasil Belajar Peserta Didik


Skor Total Persentase
Siklus 1 38 57,6%
Siklus 2 20 30,3%

Tabel 2. Kemampuan Kognitif Peserta Didik Pada Tes Hasil Belajar Siklus 1
Kemampuan
Indikator Rata-rata Persentase
Kognitif
Memprediksi Memprediksi suatu peristiwa
0,909 90,9%
(C5) berdasarkan hukum Bernoulli.
Menghitung kecepatan dan tekanan
Mengaplikasi fluida di pipa kecil jika diketahui
0,454 45,4%
(C3) ukuran dua pipa, kecepatan, dan
tekanan fluida di pipa besar.
Menentukan tekanan fluida dari pipa
kecil jika diketahui massa jenis fluida,
Menganalisis
jari-jari dua pipa yang berbeda, 0,364 36,4%
(C4)
tekanan, dan kecepatan aliran fluida di
pipa besar.

Tabel 2 memperlihatkan kemampuan kognitif Sedangkan rata-rata persentase terendah yaitu


peserta didik pada siklus 1 dengan pencapaian kemampuan kognitif menganalisis (C4) pada
rata-rata persentase paling tinggi yaitu indikator menentukan tekanan fluida dari pipa
kemampuan kognitif memprediksi (C5) pada kecil jika diketahui massa jenis fluida, jari-jari
indikator memprediksi suatu peristiwa dua pipa yang berbeda, tekanan, dan kecepatan
berdasarkan hukum Bernoulli sebesar 90,9%. aliran fluida di pipa besar sebesar 36,4%.

4
Tabel 3. Kemampuan Kognitif Peserta Didik Pada Tes Hasil Belajar Siklus 2
Kemampuan
Indikator Rata-rata Persentase
Kognitif
Menentukan faktor yang
Memahami
mempengaruhi kecepatan air yang 0,454 45,4%
(C2)
keluar dari lubang.
Mengaplikasi Menentukan jarak pancaran fluida
0,182 18,2%
(C3)
Mengaplikasi Menentukan kecepatan fluida yang
0,273 27,3%
(C3) mengalir melalui keran yang dibuka.

Tabel 3 memperlihatkan kemampuan kognitif rendah sehingga peserta didik kurang terlibat
peserta didik pada siklus 2 dengan pencapaian dalam mengungkapkan ide mereka dan hanya
rata-rata persentase paling tinggi yaitu akan mengungkapkan pendapatnya jika guru
kemampuan kognitif memahami (C2) pada memberikan pertanyaan. Namun, pertanyaan
indikator menentukan faktor yang yang diberikan guru masih bersifat hanya
mempengaruhi kecepatan air yang keluar dari melengkapi kalimat saja dan konvergen
lubang sebesar 45,4%. Sedangkan rata-rata sehingga jawaban peserta didik cenderung
persentase terendah yaitu kemampuan kognitif singkat yang hanya terdiri dari beberapa kata
mengaplikasi (C3) pada indikator menentukan saja. Jawaban yang singkat belum
jarak pancaran fluida sebesar 18,2%. mencerminkan kedalaman proses berpikir
peserta didik.
Pembahasan Pada siklus 2 guru juga banyak
Berdasarkan hasil belajar peserta didik, memberikan informasi namun informasi
terjadi penurunan dari siklus 1 ke siklus 2 tersebut tidak berupa potongan konsep yang
dengan persentase hasil belajar pada siklus 1 bisa dikembangkan oleh peserta didik tetapi
sebesar 57,6% dan siklus 2 sebesar 30,3%. hanya bersifat informasi lengkap dengan
Dilihat dari transkrip pembelajaran secara kalimat yang panjang yang hanya membutuhkan
klasikal pembelajaran pada siklus 2 cenderung jawaban singkat peserta didik untuk melengkapi
lebih lama daripada siklus 1 sehingga peserta informasi tersebut. Berikut cuplikan transkrip
didik cenderung merasa bosan dan ngantuk. pembelajaran yang menunjukkan informasi
Pada siklus 2 materi Teorema Torricelli yang yang diberikan guru hanya bersifat melengkapi
diajarkan lebih mendalam, yaitu penurunan kalimat.
rumus untuk mendapatkan persamaan Guru: oke baik, maka kita coba ambil
kecepatan Teorema Torricelli diajarkan secara beberapa besaran disitu yaitu
sistematis yang diturunkan dari persamaan besaran di titik 1 itu adalah tekanan
umum Bernoulli sampai didapat persamaan ya, kecepatan dan luas penampang
kecepatan Teorema Torricelli. Sedangkan pada nah kalau misalkan kita lihat disini
siklus 1 penurunan rumus untuk mendapatkan luas penampang di titik 1 dengan
persamaan umum Bernoulli tidak diajarkan luas penampang titik 2 sama atau
secara menyeluruh, tetapi hanya garis besar tidak? jelas-jelas ber…
konsep yang dipakai saja hingga didapat Siswa: beda
persamaan umum Bernoulli. Selain itu, pada siklus 2 percobaan
Kurangnya motivasi yang diberikan dilakukan di rumah dikarenakan durasi
pada siklus 2 menyebabkan perhatian dan rasa pembelajaran yang hanya 50 menit sehingga
ingin tahu peserta didik dalam pembelajaran tidak memungkinkan untuk dilakukan

5
percobaan saat pembelajaran. Peserta didik Siswa: ada dua kertas pak saling
hanya mengandalkan petunjuk kerja di LKPD berdekatan terus ditiup
tanpa adanya bimbingan langsung dari guru Guru: oke dua kertas saling berdekatan
sehingga memungkinkan peserta didik keliru terus ditiup, kalau bapak gambarkan
dalam melakukan percobaan tersebut. sketsanya jadi disini ada kertas yang
Sedangkan pada siklus 1 hanya berupa kegiatan tampak dari samping kemudian
diskusi kelompok tentang kasus-kasus Bernoulli disini ada garis panah warna biru
dalam kehidupan sehari-hari yang sesekali artinya ditiup, tadi dari video kita
diamati oleh guru sehingga lebih terarah. sudah lihat ketasnya saling men…
Dilihat dari transkrip pembelajaran per Siswa: menjauh
kemampuan kognitif peserta didik pada tes hasil Guru: kenapa menjauh?
belajar, terlihat pada siklus 1 pencapaian rata- Siswa: karena ditiup jadi mikirnya
rata persentase paling tinggi yaitu kemampuan menjauh
kognitif memprediksi (C5) pada indikator Guru: tapi ternyata setelah diliat video
memprediksi suatu peristiwa berdasarkan semakin mendekat
hukum Bernoulli sebesar 90,9%. Dari transkrip Guru: Besaran fisika apa yang kita ubah
pembelajaran diketahui bahwa hal tersebut ketika kita meniup kertas tersebut?
dikarenakan pada awal pembelajaran guru Siswa: kecepatan
sudah memfokuskan perhatian peserta didik dan Selain itu juga konsep bunyi azas
membangun rasa ingin tahu peserta didik. Guru Bernoulli diperkuat dengan kegiatan diskusi
memberikan motivasi dengan menampilkan kelompok yang membahas mengenai peristiwa-
video mengenai fenomena yang berkaitan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari terkait
dengan bunyi azas Benoulli sehingga azas Bernoulli. Namun, beberapa hasil
meningkatkan perhatian dan rasa ingin tahu penelitian terdahulu berbeda dengan temuan
peserta didik terhadap pembelajaran. Guru pada penelitian ini yang menyatakan bahwa
meminta peserta didik untuk mengamati video kemampuan kognitif pada siklus 1 yang paling
kemudian peserta didik diminta untuk tinggi adalah memprediksi (C5). Nur Aini
mengungkapkan pendapatnya mengenai hasil (2016) menemukan bahwa kemampuan kognitif
pengamatannya. Pendapat yang dikemukakan peserta didik tingkat sintesis (C5) masih
oleh peserta didik belum mengarah ke konsep dikaregorikan rendah dengan persentase sebesar
fisika masih sebatas berdasarkan yang mereka 12,50%. Saumiati (2020) menemukan bahwa
lihat di video. Oleh karena itu, guru kemampuan kognitif peserta didik untuk tingkat
mengarahkan pendapat peserta didik sehingga mengevaluasi (C5) dikategorikan kurang sekali
diperoleh konsep yang benar melalui kegiatan dengan persentase sebesar 16,09%. Syaiful
diskusi. Guru menjelaskan kembali tentang (2018) menyatakan bahwa peserta didik belum
video dengan menampilkan sketsa yang terbiasa mengerjakan soal tingkat tinggi dalam
menggambarkan peristiwa dalam video agar pembelajaran.
peserta didik lebih mudah memahami konsep Sedangkan rata-rata persentase
fisika pada video tersebut. Berikut cuplikan terendah pada siklus 1 yaitu kemampuan
transkip pembelajaran yang menunjukkan kognitif menganalisis (C4) pada indikator
uraian di atas. menentukan tekanan fluida dari pipa kecil jika
Guru: ayo ada yang bisa jawab tadi diketahui massa jenis fluida, jari-jari dua pipa
videonya tentang apa? kasi yang berbeda, tekanan, dan kecepatan aliran
deskripsi supaya teman lain yang fluida di pipa besar sebesar 36,4%. Hal ini
tidak menyaksikan bisa tau sejalan dengan temuan oleh Nabilah (2020)
mengenai kemampuan kognitif peserta didik

6
dalam menyelesaikan soal yang menyatakan mencarinya kita harus menggunakan
bahwa pencapaian persentase paling rendah persamaan yang tadi sudah kita bahas
yaitu kemampuan kognitif menganalisis (C4) yaitu gimana mencari v ……. kenapa
sebesar 53%. Peserta didik mengalami disini ρgh nya hilang?
kekeliruan dalam menerjemahkan soal, Siswa: karena tidak punya ketinggian
kesalahan hitung, dan kesalahan strategi dalam Guru: masukkan P1 nya sekian ρ nya itu air
menganalisis mengakibatkan peserta didik tidak ya karna ini pipa air ρ itu ….. maka
paham cara mengerjakan soal dengan cara yang hasil akhirnya 7,5 kPa
benar dan lengkap (Nabilah, 2020). Dari Pada siklus 2 pencapaian rata-rata
transkrip pembelajaran diketahui bahwa hal persentase paling tinggi yaitu kemampuan
tersebut dikarenakan pembahasan contoh soal kognitif memahami (C2) pada indikator
menghitung kecepatan dan tekanan diberikan di menentukan faktor yang mempengaruhi
akhir pembelajaran setelah diskusi kelompok. kecepatan air yang keluar dari lubang sebesar
Pembahasan contoh soal terlalu terburu-buru 45,4%. Hasil ini sejalan dengan pendapat yang
dikarenakan waktu pembelajaran yang sudah dikemukan oleh Syaiful (2018) menyatakan
melebihi batas waktu. Peserta didik tidak fokus bahwa dalam pembelajaran ranah kognitif yang
pada pebelajaran melainkan sibuk bersiap-siap paling sering dilakukan dalam pembelajaran
mengakhiri pembelajaran. Pembahasan tersebut yaitu mengingat (C1), memahami (C2), dan
dilakukan oleh guru seperti ceramah dengan mengaplikasi (C3) sehingga peserta didik telah
nada cepat dan penjelasan yang panjang tanpa terbiasa. Dari transkrip pembelajaran, hal ini
adanya kesempatan peserta didik untuk terjadi karena dalam menentukan persamaan
mencoba menghitung sendiri. Lasry dkk (2009) kecepatan Teorema Torricelli guru menjelaskan
menyatakan bahwa peserta didik lebih banyak dengan sistematis lengkap dimulai dengan
mendapatkan pembelajaran matematis tanpa asumsi-asumsi konsep, yaitu analisis besaran
penguatan konsep, hal ini menyebabkan peserta dari sketsa gambar sebuah wadah yang berisi air
didik terbiasa mencari rumus yang digunakan yang diturunkan dari pesamaan umum Bernoulli
ketika mengerjakan soal daripada menganalisis hingga didapat persamaan kecepatan Teorema
menggunakan pengetahuan yang mereka miliki. Torricelli. Hal ini dilakukan agar peserta didik
Berikut cuplikan transkip pembelajaran yang tidak hanya sekedar mengetahui persamaannya
menunjukkan uraian di atas. saja tetapi peserta didik juga harus menguasai
Guru: Sebuah pipa mendatar mempunyai konsep di dalamnya. Berikut cuplikan transkip
dua bagian diameter berbeda masing- pembelajaran yang menunjukkan uraian di atas.
masing 6 cm dan 3 cm. Jika pada pipa Guru: analisis dari gambar kira-kira disini
diameter besar air mengalir dengan ada besaran fisika dak yang
kecepatan 1 m/s dan tekanan 15 kPa tercantum di dalam gambar yang
maka kecepatan dan tekanan pada bapak tampilkan?
bagian pipa yang lain adalah, ini Siswa: ada
ceritanya pipa mendatar ya, nah ini Guru: besaran-besaran apa saja disitu?
caranya diketahui dulu apa d1 6 cm Siswa: kecepatan
kemudian d2 3 cm kemudian v1 nya Siswa: ketinggian
m/s P1 nya itu tekanan 15 kPa , ini ni Guru: ketinggian, apa lagi?
kilo Pascal ya ditanyakan apa, Siswa: gravitasi juga
ditanyakan kecepatan dan tekanan ni Siswa: tekanan
ditanyakan adalah kecepatan dan Siswa: volume
tekanan bagaimana cara mencarinya Siswa: debit debit debit debit
ya ini kecepatan dan tekanan cara Siswa: massa jenis

7
Guru: massa jenis, baik masih ada lagi? dibagi dengan eh dikali dengan
oke yang kalian sebutkan tadi coba ketinggian lubang itu
kita cek ya, yang pertama ya tadi Pada pembelajaran siklus 2 ditemukan
ada yang menyebutkan h, lo disini adanya kesalahan peserta didik saat kegiatan
ada h dan H apa bedanya? diskusi kelompok yaitu menghitung kecepatan
Siswa: H tu yang dari atas sampai bawah, air yang keluar dari lubang. Peserta didik tidak
dari tanah sampai permukaan atas, mengubah satuan dari besaran kedalaman (h),
kalau h yang diatas lubang yaitu satuan yang dimasukkan dalam
Sedangkan rata-rata persentase perhitungan masih berupa centimeter (cm) tidak
terendah pada siklus 2 yaitu kemampuan diubah ke meter (m) terlebih dahulu.dan tidak
kognitif mengaplikasi (C3) pada menentukan adanya klarifikasi dari guru saat kegiatan
jarak pancaran fluida sebesar 18,2%. Hasil ini diskusi antar kelompok terkait kesalahan peserta
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan didik tersebut. Hal ini menyebabkan peserta
oleh Saumiati (2020) menemukan bahwa didik menjadi terbiasa tidak teliti dalam
kemampuan kognitif peserta didik untuk tingkat menghitung sehingga memungkinkan hasil
mengaplikasi (C3) dikategorikan rendah dengan perhitungan salah.
persentase sebesar 38,8%. Dari transkrip
pembelajaran, pada konsep jarak pancar fluida SIMPULAN DAN SARAN
guru hanya memberitahu persamaan jarak Simpulan
pancarnya saja tanpa diberikan contoh soal Berdasarkan hasil penelitian dapat
sehingga peserta didik tidak terlatih dalam disimpulkan bahwa secara klasikal terjadi
menghitung jarak pancar fluida. Peserta didik penurunan hasil belajar dari siklus 1 ke siklus 2
hanya sekedar mengetahui persamaan jarak dengan persentase hasil belajar pada siklus 1
pancar fluida sehingga ketika sebesar 57,6% dan siklus 2 sebesar 30,3%. Jika
diimplementasikan dalam bentuk soal peserta dilihat dari kemampuan kognitif per indikator
didik kesulitan untuk menghitung. Selain itu tes hasil belajar diperoleh pada siklus 1
juga tidak dijelaskan besaran-besaran apa saja pencapaian persentase paling tinggi yaitu
yang mempengaruhi jarak pancar fluida kemampuan kognitif memprediksi (C5) pada
sehingga memungkinkan peserta didik salah indikator memprediksi suatu peristiwa
dalam memasukkan besaran ke dalam berdasarkan hukum Bernoulli sebesar 90,9%.
perhitungan. Berikut cuplikan transkip Sedangkan persentase paling rendah pada siklus
pembelajaran yang menunjukkan uraian di atas. 1 yaitu kemampuan kognitif (C4) pada indikator
Guru: ini gambaran y dan R, y dan R kalau menghitung tekanan dan kecepatan fluida
misalkan kita lihat bentuk sebesar 36,4%. Pada siklus 2 pencapaian
lintasannya maka kita tadi sudah persentase paling tinggi yaitu kemampuan
ketahui lintasan berbentuk kognitif memahami (C2) pada indikator
parabola, nah untuk mencari R menentukan faktor yang mempengaruhi
sendiri ya bapak langsung kecepatan air yang keluar dari lubang sebesar
tunjukkan saja disini untuk mencari 45,4%. Sedangkan persentase paling rendah
R itu ada apa, apa itu R ya R itu pada siklus 2 yaitu kemampuan kognitif
adalah… mengaplikasi (C3) pada indikator menentukan
Siswa: jarak jarak pancaran fluida sebesar 18,2%.
Guru: iya jarak ya jarak jangkauan
pancaran ya sama dengan 2√hy nah Saran
untuk mencarinya 2√hy berarti 2 Penelitian ini menemukan
akar h nya ya kedalaman lubang kecenderungan interaksi yang terjadi dalam

8
pembelajaran terhadap hasil belajar peserta Furtak, E. M., Kiemer, K.,Circi, R. K.,
didik. Hasil menunjukkan bahwa terjadi Swanson, R., de Leon V., Morrison, D.,
penurunan hasil belajar dari siklus 1 ke siklus 2. Heredia, S, C. (2016). Teacher formative
Hal tersebut disebabkan oleh waktu yang assessment abilities and their relationship
dibutuhkan dengan materi yang disampaikan to student learning: findings from a four-
tidak sesuai. Oleh karena itu, guru diharapkan year intervention study. Instructional
lebih tepat dalam hal mengkondisikan peserta Science, 44(3), 267-291.
didik dan lebih tepat dalam pemanfaatan Hendayana, S., Sukirman, S., Karim, M. A.
efisiensi waktu. Analisis TBLA ini sangat kaya (2007). Studi dan Peran IMSTEP dalam
akan data sehingga sangat baik untuk Penguatan Program Pendidikan Guru
diterapkan, analisis dapat dilakukan dengan MIPA di Indonesia. Educationist, 1(1), 28-
teknik yang berbeda seperti analisis berdasarkan 38.
number of word dan kata kunci (keywords) agar Kemendikbud, (2015). Tujuan Pembelajaran
mengungkapkan permasalahan pembelajaran Fisika. Retrieved from
dengan sudut pandang yang berbeda. Penelitian https://www.kemendikbud.go.id
selanjutnya juga diharapkan dapat mengetahui Lasry, N., Finkelstein, N., Mazur, E. (2009).
dampak kegiatan Lesson Study terhadap Are Most People To Dumb For Physics?.
kemampuan guru dalam mengembangkan Physic Teach. 47, 418-422.
pembelajaran. Martin, D., Clerc-Georgy, A. (2015). Use of
theoretical concepts in lesson study: an
DAFTAR RUJUKAN example from teacher training.
Aini, Nur. (2016). Analisis Kemampuan International Journal for Lesson and
Kognitif Siswa Dalam Evaluasi Learning Studies, 4(3), 261-273.
Pembelajaran Matematika Menggunakan Matsubara, K & Ikeda, H. (2010). Development
Model Countenance Stake. Universitas of Lesson Analysis System for Student-
Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya. Centered Science Teaching toward
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20 International Cooperation. International
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Conference News Perspective In Science
Nasional. Jakarta: Depdiknas. Education Edition 4.
Fernández, M. L. (2005). Learning through Mayub, A. (2005). E-Learning Fisika Berbasis
microteaching lesson study in teacher Macromedia Flash MX. Yogyakarta:
preparation. Action in Teacher Education, Graha Ilmu.
26(4), 37-47. Nabilah, Mona. (2020). Analisis Kemampuan
Fernández, M. L., Zilliox, J. (2011), Kognitif Peserta Didik Dalam
“Investigating approaches to lesson study Menyelesaikan Soal Momentum Dan
in prospective mathematics teacher Impuls. Universitas Tanjungpura,
education”. In Hart, L. C., Alston, A., Pontianak.
Murata, A. (Eds.), Lesson study research Saumiati. (2020). Analisis Kemampuan Kognitif
and practice in mathematics education, Peserta Didik Pada Konsep Suhu Dan
Springer, Dordrecht, 85-102. Kalor Di Mas Darul Ihsan Aceh Besar.
Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
(2011). How to design and evaluate Darussalam, Banda Aceh.
research in education. New York: Stepanek, J. (2003). Research in Every
McGraw-Hill Humanities/Social Sciences/ Classroom. Northwest Teacher. Spring,
Languages. 2(3), 2-5.

9
Supriatna, Asep. (2018). Kegiatan Lesson Study Syaiful, Rochman. (2018). Analisis High Order
Sebagai Upaya Guru untuk Menemukan Thinking Skills (HOTS) Taksonomi
Pembelajaran yang Memenuhi Keperluan Menganalisis Pemecahan Fisika. Science
Anak Hidup pada Zamannya (Era Revolusi and Physics Education Journal (SPEJ),
Industri 4.0). Seminar Nasional 1(1), 78-88.
Edusaintek: FMIPA UNIMUS 2018.

10

You might also like