You are on page 1of 10

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

MELALUI PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E (LC 7E)


PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS X IPA 4 SMA NEGERI 1
BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Mita Mirjanah1), Susanti Pudji Hastuti2), dan Desy Fajar Priyayi3)


1
Mahasiswa Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Kristen Satya Wacana
2
Dosen Jurusan Biologi Universitas Kristen Satya Wacana
3
Dosen Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Kristen Satya Wacana
mitametet@gmail.com

Abstract. The purpose of this study is to improve learning activities and cognitive
learning results by applying the learning cycle 7E (LC 7E) in the ecosystem concept.
This study was done in SMA Negeri 1 Bringin by using the students from Class X
IPA 4 as the subjects. The method applied in this study is the descriptive analysis
method with the data collection instruments such as questionnaires, observation
sheets, interview and test. Based on the result of students learning activities in cycle I,
students who have good category of learning activities is 62,5%. In cycle II students
who have good category increased to 93,75% and very good category is 6,25%.
Based on the students’ cognitive learning outcome, the students’ that fulfilling the
minimum criteria (KKM) in cycle I is 43,75% and incrased to 100% in cycle II.
Based on the results of gain score analysis in cycle I, student with the high category
is 43,75%, medium category is 21,88%, and low category is 34,38%. Then, in cycle
II student with the high category is 81,25%, medium category is 12,50%, and low
category is 6,25%. The result show that the application of LC 7E models can make
students become more active in learning. Learning activities can facilitate students to
understand the concept so that it improve students learning outcome.

Keywords: earning activities, learning outcome, LC 7E, gain score

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar kognitif siswa melalui model pembelajaran Learning cycle 7E dalam materi
komponen ekosistem. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bringin dengan
menggunakan siswa kelas X IPA 4sebagai subyek. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan instrumen pengumpulan datanya
berupa angket, lembar observasi, wawancara dan tes. Berdasarkan hasil penelitian,
pada siklus I siswa yang memiliki aktivitas belajar kategori baik sebesar 62,5%. Pada
siklus II aktivitas belajar kategori baik meningkat menjadi 93,75% dan aktivtias
belajar kategori sangat baik sebesar 6,25%. Berdasarkan hasil belajar kognitif siswa,
persentase siswa yang memenuhi KKM 70 pada siklus I sebesar 43,75% meningkat
menjadi 100%. Berdasarkan hasil analisis gain score, pada siklus I siswa yang
termasuk dalam kategori tinggi sebesar 43,75%, kategori sedang sebesar 21,88% dan
kategori rendah sebesar 34,38%. Pada siklus II siswa yang termasuk kategori tinggi
sebesar 81,25%, kategori sedang sebesar 12,50% dan kategori rendah sebesar 6,25%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model LC 7E mampu membuat
siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Melalui aktivitas belajar yang dilakukan

18
Varia Pendidikan, Vol. 29, No. 1, Juni 2017: 18-27 19
siswa lebih mudah untuk memahami dan mengingat konsep materi sehingga hasil
belajar kognitif siswa meningkat.

Kata kunci: aktivitas belajar, gainscore, hasil belajar, LC 7E,

Pendahuluan yang sengaja dirancang oleh guru untuk


Pembaharuan dalam bidang pendidikan memfasilitasi kegiatan belajar siswa seperti
harus selalu dilakukan guna untuk kegiatan diskusi, demonstrasi, simulasi,
meningkatkan kualitas pendidikan nasional, melakukan percobaan dan lain sebagainya
baik dalam pembaharuan kurikulum, (Sanjaya, 2006). Dengan demikian, aktivitas
peningkatan kualitas pembelajaran, dan belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan
keefektifan metode pembelajaran (Nurhadi, kegiatan siswa yang merupakan wujud dari
2004). Salah satu pembaharuan tersebut usaha mereka untuk mencapai hasil belajar
adalah penerapan kurikulum. Kurikulum yang diinginkan. Menurut Paul D. Diedrich
yang digunakan saat ini diantaranya yaitu dalam Hamalik (2004) aktivitas belajar
kurikulum 2013.Kurikulum 2013menyatakan digolongkan menjadi 8kelompok yaitu Visual
perlu adanya peningkatan dan keseimbangan Activities, Oral Activities, Listening Activities,
aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Writting Activities, Drawing Activities, Motor
Proses pembelajaran yang semula berfokus Activities, Mental activities, dan Emotional
pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi Activities. Aktivitas belajar siswa selama
dituntut lebih lagi dilengkapi dengan aspek proses pembelajaran merupakan salah satu
mengamati, menanya, mengolah, menalar, indikator adanya keinginan siswa untuk
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. belajar (Hamalik, 2009). Aktivitas belajar
Guru bukan merupakan satu-satunya siswa mempunyai hubungan yang erat dengan
sumber belajar. Guru sebagai pengajar kemampuan kognitif siswa. Kemampuan
merupakan pencipta kondisi belajar siswa kognitif siswa didapatkan melalui aktivitas
yang didesain secara sengaja, sistematis, belajar yang mereka lakukan sebelumnya
dan berkesinambungan. Mukaromah dkk (Rachman, 2013). Semakin tinggi tingkat
(2012) menyatakan bahwa siswa sebagai aktivitas belajarnya maka siswa tersebut
subjek pembelajaran merupakan pihak dapat memperoleh kemampuan kognitif
yang menikmati kondisi belajar yang yang tinggi pula (Kursiyati, 2011). Salah
diciptakan guru. Kegiatan belajar mengajar satu cara untuk meningkatkan kemampuan
harus merupakan aktivitas yang hidup, kognitif siswa yang tinggi adalah dengan
sarat nilai dan senantiasa memiliki tujuan meningkatkan aktivitas belajarnya. Hal ini
(Fathurrohman dan Sutikno 2009). berlaku pada semua mata pelajaran, termasuk
Keaktifan peserta didik merupakan hal biologi.
yang sangat penting dan perlu diperhatikan Pembelajaran Biologi bertujuan untuk
oleh guru. Guru diharapkan dapat merancang meningkatkan pengetahuan, pemahaman
pembelajaran yang berorientasi pada konsep, sikap, nilai dan tanggungjawab
aktivitas belajar siswa. Proses pembelajaran sebagai manusia dalam lingkungan
yang berlangsung diharapkan dapat memberi masyarakat, serta sejumlah kemampuan
kesempatan kepada siswa untuk berhipotesis sebagai bekal memasuki jenjang pendidikan
sendiri, mencari cara pemecahan masalah yang lebih tinggi.Pembelajaran biologi
yang mereka hadapi dengan pengalaman khususnya di Sekolah Menengah Atas (SMA)
sendiri sehingga siswa mampu membangun perlu diarahkan ke berbagai bentuk aktivitas
konsep pembelajaran sendiri. Aktivitas belajar siswa. Pembelajaran dirancang
belajar merupakan seluruh tindakan sedemikian hingga siswa aktif dan terampil

ISSN: 0852-0976
20 Peningkatan Aktivitas dan...(Mirjanah et al.)

dalam menganalisis fenomena yang terjadi yang inovatif. Salah satu model yang
di lingkungan sekitar menggunakan konsep digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan
materi biologi. Model yang melibatkan hasil belajar kognitif siswa adalah learning
banyak aktivitas siswa ketika pembelajaran cycle 7E (LC 7E).
salah satunya adalah model pembelajaran Model pembelajaranLC 7E merupakan
yang berbasis kontruktivis, dimana siswa salah satu tipe model pembelajaran berbasis
membangun pemikirannya sendiri mulai dari kontruktivisme (Sumiyati dkk, 2016).
bagaimana mereka memecahkan masalah, Pengetahuan dibangun berdasarkan hasil
mecari sumber – sumber yang relevan, pemikiran siswa. Siswa dituntut aktif dalam
sampai bagaimana mengolah informasi yang pembelajaran melalui tahapan - tahapan yang
mereka dapatkan sehingga banyak aktivitas disusun oleh guru sedemikian rupa sehingga
belajar yang berlangsung nantinya. siswa dapat menguasai materi secara mandiri.
Berdasarkan observasi awal serta Menurut Eisenkraft (2003) model learning
wawancara dengan guru biologi dan siswa cycle 7E terdiri atas tujuh tahap/fase yang
yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Bringin, saling terkait yaitu elicit (memperoleh),
proses pembelajaran yang telah dilakukan engage (pembangkitan minat), explore
selama ini menggunakan metode ceramah (eksplorasi), explain (menjelaskan),
dan diskusi. Berdasarkan hasil observasi dan elaborate (elaborasi), evaluate (evaluasi),
analisis aktivitas belajar, sebanyak 81,25 % dan extend (mengembangkan). Model
siswa termasuk dalam kategori kurang, dan pembelajaran learning cycle 7E memiliki
sebanyak 18,75% termasuk dalam kategori kelebihan antara lain merangsang siswa
sangat kurang. Aktivitas belajar dilihat untuk mengingat kembali materi pelajaran
berdasarkan kegiatan siswa selama proses yang telah mereka dapatkan sebelumnya,
pembelajaran berlangsung. Siswa masih memberikan motivasi kepada siswa untuk
sebatas hanya mendengarkan penjelasan menjadi lebih aktif dan menambah rasa ingin
dari guru. Siswa enggan mencari sumber- tahu siswa, melatih siswa belajar menemukan
sumber yang terkait materi pembelajaran. konsep melalui eksperimen, melatih siswa
Beberapa siswa mencatat hanya ketika untuk menyampaikan secara lisan konsep
diperintah guru. Siswa cenderung pasif yang telah mereka pelajari, memberikan
dalam hal bertanya, baik bertanya kepada kesempatan kepada siswa untuk berpikir,
guru maupun kepada temannya. Kurangnya mencari, menemukan dan menjelaskan
aktivitas belajar memberikan dampak contoh penerapan konsep yang telah dipelajari
terhadap rendahnya hasil kognitif siswa. (Sutrisno dkk, 2012).
Hasil kognitif rendah didukung oleh data Model pembelajaran LC 7E
nilai Ulangan Harian (UH) dan Ulangan merupakan model yang mengajak siswa
Tengah Semester (UTS) siswa kelas X IPA untuk menemukan sendiri konsep dalam
4 dengan siswa yang tuntas mencapai 50%, pembelajaran. Kegiatan di dalam model LC
rendahnya persentase tersebut menunjukkan 7E melibatkan banyak aktivitas belajar siswa
bahwa masih kurang dipenuhinya indikator seperti mengamati fenomena yang terjadi
– indikator yang menjadi tujuan dalam disekitar, mendengarkan teman berdiskusi,
pembelajaran. Rendahnya aktivitas dan hasil menemukan konsep sendiri, melakukan
belajar menunjukkan proses pembelajaran demonstrasi, serta mendorong siswa untuk
yang kurang efektif dan efisien. Hal tersebut berani mengungkapkan hasil temuannya.
menunjukkan perlu adanya perbaikan baik Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan peningkatan aktivitas dan hasil belajar
pembelajaran.Gurusebagai pengajar yang kognitif siswa melalui penerapan model LC
kreatif perlu menerapkan model pembelajaran 7E.

ISSN: 0852-0976
Varia Pendidikan, Vol. 29, No. 1, Juni 2017: 18-27 21
Metode Hasil perhitungan gain score yang telah
Jenis penelitian ini merupakan diperoleh selanjutnya dikategorikan sesuai
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan dengan kategori yang dapat dilihat pada
masing- masing tahap yaitu, perencanaan, Tabel 2.1.
ppelaksanaan, pengamatan, refleksi.
Penelitian dilaksanakan di kelas X IPA 4 Tabel 1. Kategori gain score
SMA Negeri 1 Bringin yang beralamat di Jl. Rentang Kategori
Wibisono Gang II No. 3, Bringin, Kabupaten 0,7<g≤1,0 Tinggi
Semarang pada semester II tahun pelajaran 0,3<g≤ 0,7 Sedang
2016/2017. Subyek dalam penelitian ini 0,00 <g≤ 0,3 Rendah
adalah seluruh siswa kelas X IPA 4 SMA
Negeri 1 Bringin dengan jumlah 32 siswa, Untuk analisis data aktivitas belajar
terdiri dari 6 siswa laki – laki dan 26 siswa siswa digunakan rumus :
perempuan. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan lembar Rata-rata tiap siswa =
observasi (LO), angket, wawancara dan tes.
Target penelitian ini 85% siswamencapai
nilai KKM 70 dan 85% siswa memperoleh
aktivitas belajar kategori baik atau sangat Rata-rata kelas =
baik.
Analisis data dilakukan dengan analisis
deskriptif. Untuk menganalisis data hasil
belajar kognitif digunakan rumus :
Kemudian nilai siswa dihitung secara
Nilai tes kognitif =
individu dan dikategorikan menjadi empat
kategori yaitu kurang, cukup, baik, dan
100 sangat baik sesuai dengan Tabel 2.2.Interval
kategori dihitung dengan rumus:
Persentase ketuntasan (%) =
Interval =
100%

Kemudian data nilai prettest dan posttest


dianalisis dengan menggunakan rumus gain
score . Gain score menunjukkan peningkatan Tabel 2. KategoriNilai Aktivitas Belajar Siswa
hasil belajar setelah siswa mengalami proses Nilai Kategori
pembelajaran ( Hake, 1999). 46 – 56 Sangat baik
35 - 45 Baik
24 - 34 Kurang
g=
13 -23 Sangat Kurang
Keterangan : (Widoyoko, 2009)
g = gain score
Sf = nilai posttest Hasil dan Pembahasan
Si = nilai pretest A. Hasil Penelitian
Smax = nilai maksimum 1. Hasil Aktvitas Belajar siswa
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
kelas dengan model learning cycle 7E (LC

ISSN: 0852-0976
22 Peningkatan Aktivitas dan...(Mirjanah et al.)

7E) selama dua siklus diperoleh nilai aktivitas


belajar siswa yang ditunjukkan oleh Gambar
2. dan Tabel 3

Gambar 4. Ketuntasan klasikal nilai tes kognitif

Tabel 4. Kategori Nilai Gain score


Kategori Siklus I (%) Siklus II (%)
Gambar 2. Rata-rata nilai aktivitas belajar siswa Tinggi 43,75 81,25
Sedang 21,88 12,50
Tabel 3. Kategori Nilai Aktivitas Belajar Rendah 34,38 6,25
Siswa
Kategori
Observasi Siklus I Sikllus II 3. Keterlaksanaan model LC 7E
awal (%) (%) (%) Berdasarkan keterlaksanaan langkah-
Sangat baik 6,25 langkah model LC 7E sesuai dengan Rencana
Baik 62,5 93,75 Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) didapatkan
Kurang 81,25 37,5 hasil yang dtunjukkan oleh gambar 5.
Sangat
18,75
kurang

2. Hasil Belajar Kognitif


Berdasarkan hasil penlitian yang telah
dilakukan selama dua siklus, diperoleh data
hasil belajar kognitif yang ditunjukkan pada
Gambar 3 dan Gambar 4.

Gambar 5. Persentase keterlaksanaan


pembelajaran menggunakan model LC 7E

B. Pembahasan
1. Deskripsi Siklus
Siklus PTK terdiri atas tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
Gambar 3.Rata-rata nilai kognitif refleksiPada tahap perencanaan guru dan

ISSN: 0852-0976
Varia Pendidikan, Vol. 29, No. 1, Juni 2017: 18-27 23
peneliti melakukan penyusunan rencana dan banyak bertanya kepada guru. Ketika
pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar proses diskusi mengenai pengamatan
kerja siswa (LKS), soal, lembar observasi ekosistem di lingkungan sekolah guru
(LO) aktivitas, lembar observassi (LO) masih belum bisa memaksimalkan perannya
keterlaksanaan, dan angket aktivitas. sebagai fasilitator. Selain itu, siswa masih
Selanjutnya pada tahap pelaksanaanguru kurang aktif dalam mencari informasi dan
menerapkan RPP menggunakan model LC menggunakan berbagai sumber yang relevan
7E sekaligus dilakukan pengamatan oleh untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang
observer. Pada tahap elicit guru memberikan diberikan. Siswa yang menggunakan internet
pertanyaan- pertanyaan yang merangsang dan buku sebagai sumber hanya 71,88%
pengetahuan awal siswa agar timbul respon siswa. Saat presentasi hasil diskusi dilakukan
dari pemikiran siswa serta menimbulkan rasa oleh kelompok siswa, guru telah memberikan
ingin tahu tentang jawaban dari pertanyaan- masukan serta konfirmasi, namun siswa
pertanyaan yang diajukan oleh guru. Tahap kelompok lain tidak memperhatikan. Alokasi
engage digunakan untuk memfokuskan waktu pelaksanaan siklus 1 juga melebihi dari
perhatian siswa, merangsang kemampuan perencanaan. Berdasarkan hasil refleksi yang
berpikir serta membangkitkan minat dilakukan, pada siklus I ini masih terdapat
dan motivasi siswa terhadap pelajaran kekurangan sehingga perlu adanya perbaikan
biologi atau konsep yang akan diajarkan. untuk dilakukan pada siklus berikutnya.
Tahap explore memberikan kesempatan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus
kepada siswa untuk memanfaatkan panca I maka perbaikan dlakukan pada siklus II.
indera mereka semaksimal mungkin dalam Hasil refleksi siklus II yaitu guru lebih rinci
berinteraksi dengan lingkungan melalui lagi dalam menyampaikan tujuan, prosedur
kegiatan pengamatan dan telaah literatur. pembelajaran, termasuk alokasi waktu.Siswa
Tahap explain memberikan kesempatanyang segera mengerjakan permasalahan tanpa
luas kepada siswa untuk menyampaikan ide banyak bertanya lagi mengenai prosedur.
atau gagasan yang mereka miliki melalui Terlihat adanya peningkatan kinerja guru
kegiatan diskusi dan presentasi. Tahap dalam memfasilitasi siswa selama diskusi
elaborate mengajak siswa mengaplikasikan pada sklus II, guru berkeliling ke setiap
konsep-konsep yang mereka dapatkan kelompok untuk membantu ketika siswa
dengan mengerjakan soal-soal pemecahan menemukan kesulitan dan mendorong siswa
masalah dan terdapat suatu tes akhir untuk untuk menggunakan berbagai sumber dalam
mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman menemukan solusi permasalahan. Oleh
siswa terhadap konsep yang telah dipelajari karena itu, siswa dapat berkerja dengan cepat
(evaluate).Tahapextend melatih siswa untuk dan lebih teliti sehingga selesai tepat waktu.
dapat menemukan dan menjelaskan contoh Saat dan setelah penyampaian hasil diskusi
penerapan konsep serta mencari hubungan dilakukan, guru terlibat lebih aktif dalam
konsep yang dipelajari dengan konsep lain mengkonfirmasi hasil diskusi siswa. Kemudian
yang sudah atau belum mereka pelajari. setelah proses presentasi dan konfirmasi guru
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I memberikan permasalah kembali kepada
guru dan siswa masih mencoba beradaptasi siswa yang nantinya siswa harus berdiskusi
dengan model baru yang belum pernah kembali dengan menggunakan berbagai
digunakan. Penggunaan model pembelajaran sumber dalam pemecahan permasalahannya
LC 7E belum terlaksana dengan baik, masih tersebut. Masalah yang dijumpai siswa pada
terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. siklus I dapat diatasi pada siklus II. Siswa
Pada tahap awal pembelajaran guru kurang sudah mengerti bahwa siswa juga harus
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran paham mengenai materi yang berkaitan
secara rinci, sehingga siswa masih bingung dengan permasalahan agar dapat memberikan

ISSN: 0852-0976
24 Peningkatan Aktivitas dan...(Mirjanah et al.)

penyelesaian atau solusi. Oleh karena itu, Kegiatan aktivitas belajar yang dinilai
pada siklus II siswa menggunakan macam – diantaranya sebagai berikut: Visual activities,
macam sumber belajar baik dari buku maupun dalam pembelajaran LC 7E siswa diberikan
internet dalam mempelajari permasalahan kesempatan untuk membaca materi, mencari
daur biogeokimia dan membuat solusi. jawaban – jawaban dari permasalahan yang
diberikan, mencari sumber untuk digunakan
2. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa sebagai acuan dalam mengerjakan lembar
melalui Penerapan Model LC 7E kerja siswa. Menurut Mayliana dkk (2013)
Model pembelajaran LC 7E merupakan Pembelajaran visual menurut beberapa ahli
rangkaian tahap kegiatan yang diorganisasi lebih kuat melekat pada memori manusia
sedemikian rupa sehingga siswa dapat disebabkan manusia lebih banyak peralatan
menguasai kompetensi yang harus dicapai dikepala untuk memproses informasi visual
dalam pembelajaran dengan jalan berperan dibandingkan indera yang lain.Pembelajaran
aktif.Pembelajaran dengan menggunakan dengan visual mencakup dalam melihat,
model siklus belajar LC 7E menuntut menciptakan dan mengintegrasikan segala
siswa aktif karena di dalam tahapan- macam citra, secara ilmiah dikatakan bahwa
tahapan model ini setiap tahapannya komunikasi visual lebih kuat karena manusia
melibatkan siswa sepenuhnya. Melalui mempunyai lebih banyak peralatan di kepala
model LC 7E siswa akan banyak melakukan mereka untuk memproses informasi visual
aktivitas seperti kegiatan tanya jawab, daripada inderalainnya (Meier, 2004).
berdiskusi, melakukan pengamatan, Berdasarkan hasil yang didapat aktivitas
memecahkan masalahmemberikan pendapat, visual siswa meningkat secara signifikan, hal
mempresentasikan di depan kelas dan ini terjadi karena pada aspek visual aktivitas
menyimpulkan atau melakukan 8 kategori yang dilakukan adalah siswa diberi tugas
aktvitas menurut Paul D Dierich. Dengan dengan cara membaca, mencari sumber-
kegiatan- kegiatan yang ada dalam tahapan sumber yang relevan sehingga hal tersebut
model pembelajaran siklus belajar 7E dapat dapat meningkatkan pengetahuan siswa.
berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas Oral activities, dalam pembelajaran
dan hasil belajar siswa sehingga pembelajaran LC 7E siswa diberikan kesempatan untuk
menjadi bermakna bagi siswa karena siswa bertanya tentanghal-hal yang kurang
mengalaminya secara langsung. dipahami, menjawab pertanyaan – pertanyaan
Keaktifan peserta didik dalam proses yang di lontarkan oleh guru ataupun temannya
pembelajaran merupakan hal yang penting sendiri, serta dapat memberikan pendapat
dan perlu diperhatikan oleh guru. Untuk meraka saat diskusi berlangsung atau ketika
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam mengerjakan langkah pengamatan.
siswa upaya yang dilakukan adalah Listening activities, dalam pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran siswa mendengarkan penjelasan dari guru
kontruktivisme yaitu LC 7E (Sumiyati dkk, dan mendengarkan teman yang sedang
2016).Berdasarkan hasil observasi yang telah menjelaskan hasil diskusi/presentasi.Secara
dilakukan menggunakan LO aktivitas selama ilmiah dapat diterangkan bahwa, ketika si
proses pembelajaran menggunakan model pembelajar berbicara keras-keras tentang apa
LC 7E pada siklus I dan siklus II mengalami yang sedang mereka pelajari, itu merangsang
peningkatan pada setiap siklusnya. korteks (selaput otak) indra dan motor (serta
Perbandingan peningkatan aktivitas siswa area otak lainnya) untuk memadatkan dan
pada pelaksanaan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran (Meier,
dilakukan sebanyak dua siklus dapat dilihat 2004).
pada Gambar 3.1 serta peningkatan pada tiap Writing activities, menullis merupakan
aspeknya dapat dilihat pada Gambar 3.2. aktivitas sederhana yang dapat membuat

ISSN: 0852-0976
Varia Pendidikan, Vol. 29, No. 1, Juni 2017: 18-27 25
seseorang menyampaikan ide, gagasan, mengetahui sejauhmana pemahaman siswa
membangun pemahaman, serta melatih setelah mengikuti proses pembelajaran.
kemampuan berpikir (Dispriyani dkk, 2015). Aktivitas siswa selama proses pembelajaran
Dalam pembelajaran LC 7E siswa diberikan tentunya akan mempengaruhi terhadap hasil
kesempatan untuk mencatat materi, mencatat akhir yang di dapat oleh siswa. Kursiyati
hasil diskusi, mengerjakan tugas – tugas yang (2011) menyatakan bahwa semakin tinggi
diberikan secara tulisan. Drawing activities, tingkat aktivitas belajarnya maka siswa
dalam pembelajaran siswa diberikan tersebut dapat memperoleh kemampuan
kesempatan untuk menggambar skema kognitif yang tinggi pula.Salah satu cara untuk
pada LKS, siswa membuat gambar bersama meningkatkan kemampuan kognitif siswa
dengan kelompok, menggambar skema atau yang tinggi adalah dengan meningkatkan
mind map pada buku catatan agar dapat aktivitas belajarnya.
lebih mudah memahami materi yang sedang Hasil belajar kognitif diukur
dipelajari. menggunakan soal prettest dan soal evaluasi
Motor activities, dalam pembelajaran LC dalam bentuk uraian untuk prettest dan
7E siswa diajak untuk melakukan pengamatan pilihan ganda untuk evaluasi dengan tingkat
di lungkungan sekitar, kemudian melakukan kesulitan soal mulai C1-C6. Target penelitian
diskusi. Kegiatan diskusi dilakukan secara hasil belajar kognitif adalah siswa tuntas
berkelompok dimana kegiatan belajar secara KKM yaitu 70 secara klasikal 85% siswa.
berkelompok akan memperluas pengetahuan Hasil belajar kognitif siswa meningkat pada
siswa. Karena ketika berkelompok siswa setiap siklusnya. Peningkatan yang cukup
berinteraksi dengan anggota lainnya, sehingga signifikan terjadi antara siklus I dan siklus II,
pertukaran informasi akan berlangsung dilihat berdasarkan hasil rata – rata N-gain
(Mustari dkk, 2016). pada siklus I 0,80 atau 2.51% dalam kategori
Mental activities, dalam pembelajaran Tinggi kemudian pada siklus II rata – rata
LC 7E siswa dapat menyelesaikan suatu N-gainmeningkat menjadi 1,39 atau 4,35%
permasalahan, serta mengingat materi yang dalam kategori tinggi. Dari hasil ketuntasan
sudah dipelajari. Emotional activities, dalam klasikal dapat diketahui model pembelajaran
pembelajaran siswa merasa bersemangat, LC 7E dapat meningkatkan hasil belajar
berani dan percaya diri ketika melakukan kognitif siswa dari yang awalnya 50% siswa
presentasi di depan kelas.Berdasarkan tuntas kemudian pada siklus I menjadi
indikator tersebut siswa dikatakan aktif 43,75% dan pada siklus II meningkat menjadi
apabila siswa melakukan keaktifan oral, 100%.
visual, listening, writing, drawing, mental, Melalui model LC 7E guru membantu
emotionalnya. siswa belajar dengan menggunakan lebih
dari satu indra. Pada pembelajaran guru
3. Peningkatan Hasil Belajar Kognitif hanya memberikan materi tambahan tidak
Siswa melalui Penerapan Model LC sepenuhnya menyampaikan materi dari awal
7E sampai akhir tetapi siswa yang ditujukan
Peningkatan hasil belajar ditandai untuk menemukan sendiri konsep materi yang
dengan nilai hasil belajar siswa yang dipelajari baik melalui proses pengamatan,
meningkat. Peningkatan hasil belajar siswa pencarian dari berbagai sumber yang relevan,
dalam pembelajaran dilihat dari bagaimana maupun diskusi secara kelompok. Melalui
siswa mengikuti pembelajaran atau siswa tahap-tahap model siklus belajar 7E, siswa
lebih memahami materi yang disajikan oleh dibimbing dan diarahkan untuk memulai
guru (Mayliana dkk, 2013). Hasil belajar aktivitas dengan memanfaatkan pengetahuan
diperoleh dari hasil evaluasi yang diberikan awal siswa, melakukan pengamatan untuk
di akhir pembelajaran dengan tujuan untuk membangun dasar pengetahuan siswa,

ISSN: 0852-0976
26 Peningkatan Aktivitas dan...(Mirjanah et al.)

mengajukan hipotesis sebelum eksperimen, materi dengan bekerja dan berpikir baik
melakukan eksperimen, dan diakhiri dengan secara individu maupun kelompok.
menarik kesimpulan serta menghubungkan
konsep yang dipelajari dengan konsep lain. Kesimpulan dan Saran
Pada aktivitas tersebut siswa akan mengalami Berdasarkan hasil penelitian dapat
sendiri hakikat dari pembelajaran biologi disimpulkan bahwa aktivitas belajar dan hasil
yaitu sebagai suatu proses penemuan dan belajar kognitif siswa mengalami peningkatan
sebagai suatu produk. Pengalaman belajar pada pembelajaran komponen ekosistem
yang diperoleh siswa dalam tiap tahap model dengan menggunakan model Learning Cycle
siklus belajar 7E lebih menekankan pada (LC 7E). Hal tersebut ditunjukkan dengan
learning by doing, dengan mengadakan meningkatnya aktivitas siswa dari observasi
kontak atau interaksi langsung dengan awal sampai siklus II, pada siklus I siswa
objek yang dipelajari maka siswa akan yang memiliki aktivitas belajar kategori baik
mengalami pembelajaran menyenangkan sebesar 62,5%. Pada siklus II aktivitas belajar
(joyfull learning) yang berdampak pada kategori baik meningkat menjadi 93,75% dan
informasi yang didapat lebih mudah diingat aktivtias belajar kategori sangat baik sebesar
dan dimaknai (Dewi, 2012). Peningkatan 6,25%.Berdasarkan hasil belajar kognitif
signifikan terjadi karena penerapan model siswa, persentase siswa yang memenuhi
LC 7E merupakan model yang diterapkan KKM 70 pada siklus I sebesar 43,75%
dengan melibatkan kejadian dalam kehidupan meningkat menjadi 100% dan analisis gain
nyata siswa, dimana tugas – tugas serta score menunjukkan bahwapada siklus I siswa
permasalahan yang diberikan guru merupakan yang termasuk dalam kategori tinggi sebesar
salah satu kegiatan yang mendorong 43,75%, kategori sedang sebesar 21,88% dan
siswa untuk melakukan penyelidikan atau kategori rendah sebesar 34,38%. Pada siklus
pengamatan langsung yang mereka lakukan II siswa yang termasuk kategori tinggi sebesar
sendiri. Berdasarkan penelitian yang 81,25%, kategori sedang sebesar 12,50%
dilakukan Afandi dkk (2016) model LC 7E dan kategori rendah sebesar 6,25%.Hasil
lebih menekankan pentingnya memunculkan penelitian menunjukkan bahwa penerapan
pemahaman awal siswa dan memperluas model LC 7E mampu membuat siswa lebih
(transfer) konsep. Sehingga siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran. Melalui
menguasai kompetensi-kompetensi yang aktivitas belajar yang dilakukan siswa lebih
harus dicapai dalam pembelajaran karena mudah untuk memahami dan mengingat
siswa diberikan kesempatan membangun konsep materi sehingga hasil belajar kognitif
pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri siswa meningkat.
dengan terlibat secara aktif mempelajari

Daftar Pustaka

Afandi, R. R., Sundari., Hamid. (2016). Penerapan Model Siklus Belajar (LEARNING
CYCLE) 7E Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Di SD.
Antologi UPI Edisi No. Juni 2016
Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. BSNP: Jakarta.
Dewi, Ni Putu. (2012). Pengaruh Model Siklus Belajar 7E Terhadap Pemahaman Konsep
Dan Keterampilan Proses Siswa SMA Negeri 1 Sawan. Artikel Tesis Program Studi
Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Juli 2012

ISSN: 0852-0976
Varia Pendidikan, Vol. 29, No. 1, Juni 2017: 18-27 27
Dispriyani, Novita., Ramli., Nurmiyati., Sumarjiyana. (2015). Meningkatkan scientific writing
skill siswa pada pembelajaran biologi kelas X mia 7 sma n 4 surakarta menggunakan
guided inquiry learning dipadu reading assigment. BIOEDUKASI: Volume 8 No 2
Eisenkraft, A. (2003). Expanding the 5 E Model A purposed 7 E model emphasizes “transfer of
learning” and the importance of eliciting prior understanding.Published by the National
Science Teachers Association, 1840 Wilson Blvd., Arlington, VA 22201-3000.
Fathurrohman., Sutikno. (2009). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep
Umum & Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.
Hake, RR. (1999). “Analyzing Change/Gain Scores”. AERA-D-Amercan Educational Research
Association’s Division, Measurment and Research Methodology.
Hamalik, O. (2009). Kurikulum dan pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta: x + 184 hlm.
Hamalik, O. (2004). Proses Belajar Mengajar. Bumi aksara. Jakarta: ix + 242 hlm.
Kursiyati, U. (2011). Hubungan antara perhatian orangtua, sikap, dan aktivitas belajar
dengan prestasi belajar matematika kelas VIII sekolah menengah pertama negeri 1
gadingrejo kabupaten pringsewu. Tesis Program Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan
UNILA.
Mayliana,E., Sofyan. (2013). Penerapan Accelerated Learning Dengan Pendekatan Savi
Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Kompetensi Menggambar Busana.
Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.Jurnal Pendidikan Vokasi: Vol 3, Nomor
1, Februari 2013.
Meier, Dave. (2004). The Accelerated Learning Handbook. (Terjemahan Rahmani Astuti).
New York: McGraw-Hill. (Buku asli diterbitkan tahun 2000)
Mukaromah., Bintari., Mubarok. (2012). Hasil Belajar Siswa Pada Materi Protista Akibat
Penerapan Model Learning Cycle. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe.
Diakses Pada Tanggal 24 November 2016.
Mustari,M., Irianto., Susilowati. (2016). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada
Konsep Energi Panas dan Energi Bunyi melalui Model Learning Cyle (LC) 7E.Antologi
UPI Edisi No. Juni 2016
Nurhadi, (2004). Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Penerbit PT. Grasindo, Jakarta.
Diakses pada tanggal 24 November 2016.
Rachman, A. (2013). Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Sebagai Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI TITL 2 SMK N 2 Pengasih. Skripsi
Program Studi Pendidikan Teknik Matematika UNY.
Sanjaya. (2013). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sumiyati.,Sujana., Djuanda. (2016). Penerapan Model Learning Cycle 7E Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Proses Daur Air.Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1
(2016).
Sutrisno., Dwiastuti., Karyanto. (2012). Pengaruh Model Learning Cycle 7E Terhadap
Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Biologi. Seminar Nasional IX Pendidikan
Biologi FKIP UNS. Diakses Pada Tanggal 24 November 2016.
Widoyoko, E. P. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

ISSN: 0852-0976

You might also like