You are on page 1of 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERTUKAR PASANGAN BERBANTUAN

MEDIAKARTU SOALUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFANDAN HASIL


BELAJAR SISWA KELAS 4 SEKOLAH DASAR

Merti Selan1),Yustinus, Suroso2)


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar – FKIP Universitas Kristen Satya Wacana
Email:
1)
:mertyselan22@gmail.com
2)
Ytinus@staff.uksw.edu, suroso.sltg@gmail.com

Abstract. The purpose of this study is to determine the increased activity and learning outcomes through the
model of learning exchanged coupled media card about the problem in grade 4 students SDN Dukuh 01 Salatiga
semester II academic year 2017/2018. The design of this study is a classroom action research (PTK). Technique
of collecting data in this research by test and non test. The technique of collecting test data in the form of
multiple choice, and non test in the form of observation. The results showed that there was an increase in the
activity of learning result of IPS subject matter of grade 4 students of SDN Dukuh 01 Salatiga. In the pre cycle
there were 5 students (14,7%) with low category, then 14 students (41,18%) were middle category, 15 students
(44,12%) were categorized high, then there was increase in cycle I there was 1 student 2.95%) are in low
category, then 13 students (3.28%) are in moderate category, then 20 students (58.82%) have high categories.
Then the improvement of cycle II of students with low activity is 0 (0%) then there are 3 students (58,82%)
moderate category, then there are 31 students (91,18%) categorized high. Then the results of student learning in
the content of IPS subjects through the application of learning models exchange coupled with media card about
the problem. This is proven based on evaluation data indicating that students who complete before the research is
18 students (53%). After the action was given in cycle I, there was an increase in the number of students'
completeness to 27 students (79.5%). After the action is given in cycle II, there is again an increase in the
number of mastery to 34 students (100%). Students who have not completed before the action is given 16
students (47%). After being given action on cycle I, it was reduced to 7 students (20.5%). After the action is
done again in cycle II, to 0 students (0%) that has not been completed

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar melalui
model pembelajaran bertukar pasangan berbantuan media kartu soal pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga
semester II tahun ajaran 2017/2018. Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara tes dan non tes. Teknik pengumpulan data tes berbentuk
pilihan ganda, dan non tes berupa observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan keaktifan
hasil belajar muatan mata pelajaran IPS siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga. Pada pra siklus terdapat terdapat
5 siswa (14,7%) berkategori rendah, kemudian 14 siswa (41,18%) berkategori sedang, selanjurnya 15 siswa
(44,12%) berkategori tinggi, kemudian terjadi peningkatan pada siklus I terdapat 1 siswa (2,95%) berkategori
rendah, kemudian 13 siswa (3,28%) berkategori sedang, selanjutnya 20 siswa (58,82%) bedkategori tinggi.
Kemudian dilaksanakan perbaikan pada siklus II siswa yang keaktifannya rendah adalah 0 (0%) kemudian
terdapat 3 siswa (58,82%) berkategori sedang, selanjutnya terdapat 31 siswa (91,18%) berkategori tinggi.
Kemudian hasil belajar siswa dalam muatan mata pelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran bertukar
pasangan berbantuan media kartu soal. Hal ini terbukti berdasarkan data hasil evaluasi yang menunjukkan bahwa
siswa yang tuntas sebelum penelitian adalah 18 siswa (53%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I terjadi
peningkatan jumlah ketuntasan siswa menjadi 27 siswa (79,5%). Setelah diberikan tindakan pada siklus II,
terjadi lagi peningkatan jumlah ketuntasan menjadi 34 siswa (100%). Siswa yang belum tuntas sebelum
diberikan tindakan adalah 16 siswa (47%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I, berkurang menjadi 7 siswa
(20,5%). Setelah dilaksanakan lagi tindakan pada siklus II, menjadi 0 siswa (0%) yang belum tuntas..

Kata Kunci : Model Bertukar Pasangan ,Media Kartu Soal, Keaktifan, Hasil Belajar

Kurikulum 2013 bertujuan untuk Kemendikbud (2013:209) keberhasilan


mempersiapkan manusia Indonesia agar belajar peserta didik ditandai dengan
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi lahimnya peserta didik yang produktif,
dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif inovatif dan afektifmelalui penguatan
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, terintegrasi, sehingga hasil akhirnya ditandai
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. dengan adanya peningkatan dan

140
141. Volume 4, Nomor 2, Jurnal Pendidikan Indonesia 140-153

keseimbangan antara soft skills dan hard dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan
skils. psikologi serta karakteristik kemampuan
Permendikbud No. 57 Tahun 2014 berfikir siswa yang bersifat holistik. (Sapriya,
mengartikan pembelajaran tematik adalah 2012:19).
salah satu model pembelajaran terpadu yang Interaksi antara guru dan siswa dalam
menggunakan tema untuk mengaitkan kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna
beberapa mata pelajaran sehingga dapat apabila dalam proses pembelajaran itu
memberikan pengalaman bermakna bagi menggunakan suatu metode pembelajaran
peserta didik atau siswa. Pembelajaran yang melibatkan peran serta siswa secara
terpadu di definisikan sebagai pembelajaran aktif dalam kegiatan belajar. Pembelajaran
yang menghubungkan berbagai gagasan, aktif bertujuan untuk mengoptimalkan
konsep, keterampilan, sikap, dan nilai, baik penggunaan semua potensi yang dimiliki
antar mata pelajaran maupun dalam satu mata oleh siswa, sehingga semua siswa dapat
pelajaran. Pembelajaran tematik memberi mencapai hasil belajar yang memuaskan
penekanan pada pemilihan suatu tema yang sesuai dengan karakteristik pribadi yang
spesifik yang sesuai dengan materi pelajaran, mereka miliki (Suprijono, 2010:6). Di
untuk mengajar satu atau beberapa konsep samping itu pembelajaran aktif juga
yang memadukan berbagai informasi dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa
(Permendikbud No. 57 Tahun 2014). atau anak didik agar tetap tertuju pada proses
Pembelajaran tematik integratif menurut pembelajaran. Belajar yang bermakna terjadi
Rusman (2012: 254) merupakan salah satu bila siswa berperan secara aktif dalam proses
model pembelajaran terpadu yang merupakan belajar dan akhirnya mampu memutuskan
suatu sistem pembelajaran yang apa yang akan dipelajari dan cara
memungkinkan siswa baik secara individual mempelajarinya. Proses pembelajaran akan
maupun kelompok aktif menggali dan berhasil dengan baik jika peran para guru
menemukan konsep serta prinsip-prinsip dalam berinteraksi dengan siswanya selalu
keilmuan secara holistik, bermakna dan memberikan motivasi, dan memfasilitasinya
otentik. tanpa mendominasi, memberikan kesempatan
Pembelajaran terpadu sebagai suatu untuk berpartisipasi aktif, membantu dan
konsep dapat diartikan sebagai pendekatan mengarahkan siswa untuk mengembangkan
pembelajaran yang melibatkan beberapa bakat dan minat mereka melalui proses
mata pelajaran untuk memberikan pe- pembelajaran yang terencana. Sedangkan
ngalaman yang bermakna pada siswa. dalam Kurikulum 2013, siswa dituntut
Dikatakan bermakna karena dalam pem- berperan aktif dalam membangun konsep
belajaran terpadu, siswa akan memahami diri. Aktif belajar merupakan unsur dasar
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui yang penting bagi keberhasilan proses
pengalaman langsung dan meng- pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan
hubungkannya dengan konsep lainyang yang bersifat fisik maupun mental, yaitu
sudah mereka pahami (Hermawan, 2011: berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian
1.5). Proses pembelajaran IPS menekankan yang tidak dapat dipisahkan.
pada pemberian pengalaman langsung untuk Pembelajaranyang berlangsung di SDN
mengembangkan kompetensi siswa agar Dukuh 01 pada muatan mata pelajaran IPS,
dapat menjelajahi dan memahami alam guru masih menggunakan metode konven-
sekitar secara ilmiah atau nyata. Materi IPS sional, yakni dengan metode ceramah. Selain
untuk jenjang sekolah dasar tidak dilihat dari metode ceramah, guru juga penggunaan
aspek disiplin ilmunya karena yang lebih media yang minim dilakukan oleh guru
kemudian orientasi pembelajaran yang diwujudkan dengan membagi kelompok
berpusat pada guru sehingga siswa cenderung untuk melakukan diskusi, namun pada
pasif dalam pembelajaran dan dapat kenyataannya yang bekerja didalam
mempengaruhi keaktifan siswa dalam proses kelompok didominasi oleh satu atau dua
pembelajaran di dalam kelas, selanjutnya siswa saja sehingga pembagian kelompok
siswa asyik bermain sendiri, bercerita dan dalam diskusi dianggap kurang efektif.
siswa yang aktif menjawab atau Melihat rendahnya kondisi siswa dalam
memperhatikan saat proses pembelajaran memahami materi tersebut, guru juga
hanya siswa yang cenderung pandai dikelas berupaya untuk melakukan perbaikan dalam
sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal proses pembelajaran.
dan belum mencapai KKM yang ditentukan Berdasarkan persoalan yang
sekolah. dikemukakan di atas, perlu dilakukan suatu
Berdasarkan observasi awal, keaktifan pembelajaran yang mampu meningkatkan
siswa sangat rendah terlihat dari kesiapan hasil keaktifan dan hasil belajar siswa. Salah
diri siswa mengikuti pembelajaran kemudian satu usaha yang dilakukan ialah dengan
siswa tidak aktif untuk bertanya dan tidak menerapkan model pembelajaran bertukar
mau menjawab. Selanjutnya pada saat siswa pasangan berbantuan media kartu soal untuk
kerjasama dalam kelompok hanya beberapa meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
saja yang siswa yang bekerja. Data kualitatif siswa. Penggunakan model pembelajaran
hasil observasi siswa diketahui bahwa siswa bertukar pasangan berbantuan media kartu
kelas 4 SDN Dukuh 01 mempunyai keaktifan soal dalam pembelajaran diharapkan siswa
rendah adalah 4 siswa dengan presentase akan lebih aktif sehingga siswa mampu
11,76%, kemudian siswa dengan kategori meningkatkan pemahaman dalam
sedang berjumlah 14 siswa dengan penguasaan materi serta hasil belajar atau
presentase 41,17%, dan siswa dengan prestasi siswa.
keaktifan tinggi ada 16 siswa dengan Ely Gerlach dalam (Boediono, 2013:5)
presentase 47,01%. Rata-rata kelas hanya menyatakan bahwa model pembelajaran
24,23%. Dalam hal ini menunjukkan memegang peranan penting dalam proses
keaktifan tinggi hanya 16 siswa dengan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
presentase 47,01% lebih rendah dari jumlah telah ditetapkan. Wina Sanjaya (2012:102)
keseluruhan siswa dibawah kategori menyatakan bahwa jika pembelajaran lebih
keaktifan tinggi yaitu 18 siswa dengan terpusat pada guru, maka siswa hanya akan
presentase 52,94%. mendapatakan hafalan bukanlah pemahaman
Terdapat juga hasil belajar siswa yang yang didapatkan dalam pembelajaran.
rendah dapat dilihat dari nilai ulangan harian Berdasarkan hasil tersebut maka yang
siswa pada muatan mata pelajaran IPS yang digunakan agar pembelajaran terpusat pada
menunjukkan dari 34 siswa 18 atau 53% siswa yaitu penerapan model pembelajaran
siswa tidak tuntas dan 16 atau 47% siswa bertukar pasangan untuk menciptakan
tuntas. Persentase ketuntasan hasil belajar pemahamannya sendiri dengan berbagai
siswa SDN Dukuh 01, setelah mendapatkan strategi yang mereka ciptakan. Hal demikian
hasil pra siklus diketahui bahwa siswa yang akan menuntut kemampuan siswa agar lebih
belum tuntas ada 18 siswa atau 53% dan bisa berpikir logis, kritis, dan kreatif.
siswa yang tuntas ada 16 siswa atau 47%. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Upaya untuk mengatasi permasalahan- penelitian Dianti, Rismen dan Husna 2013
permasalahan yang terjadi di kelas telah (dalam (Rahmad Faizi, Mustika Wati, Abdul
dilakukan oleh guru. Tindakan tersebut Salam M.) bahwa teknik bertukar pasangan
143. Volume 4, Nomor 2, Jurnal Pendidikan Indonesia 140-153

dapat membuat pemahaman konsep pada dengan keinginan, yakni aktif, kondusif, dan
pembelajaran siswa meningkat lebih baik terdapat interaksi yang hidup dalam kelas.
dari pada siswa yang hanya menggunakan Rancangan tersebut adalah : 1) Setiap siswa
pembelajaran ceramah atau konvensional. membentuk pasangan-pasangan (bisa
Model pembelajaran Bertukar Pasangan ditunjuk langsung oleh guru atau siswa
termasuk pembelajaran dengan tingkat sendiri yang mencari pasangannya sebagai
mobilitas yang cukup tinggi, sehingga siswa teknik mencari pasangan). 2) Guru
sebelumnya dengan kelompok yang satu memberikan tugas untuk dikerjakan oleh
kemudian akan bertukar pasangan dengan setiap pasangan siswa. 3) Setelah selesai,
pasangan lainnya dan nantinya siswa akan setiap pasangan bergabung dengan satu
kembali ke pasangan semula/pertamanya. pasanga lainnya. 4) Kedua pasangan tersebut
Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhammad bertukar pasangan. Masing-masing pasangan
(2011:75) Model pembelajaran berpasang- yang baru ini kemudian saling berdiskusi dan
pasangan merupakan salah satu model dalam men-share jawaban mereka. 5) Hasil diskusi
strategi pembelajaran aktif, yakni strategi yang baru didapat dari bertukar pasangan ini
dimana merangsang agar siswa menjadi lebih kemudian di diskusikan kembali oleh
aktif, terlibat dan peduli dengan pendidikan pasangan semula.
mereka sendiri. Dalam pembelajaran ini, Menurut Istarani (2011:95) model
siswa didorong untuk berfikir, menganalisa, pembelajaran bertukar pasangan merupakan
membentuk opini, praktik, dan suatu model pembelajaran yang dapat
mengaplikasikan pembelajaran mereka dan digunakan dalam proses belajar mengajar
bukan hanya sekadar menjadi pendengar dengan menekankan pada pencarian
pasif atas apa yang disampaikan oleh guru, pasangan masing-masing siswa untuk
tetapi guru benar-benar mengarahkan mendiskusikan atau membicarakan tugas
suasana pembelajaran agar siswa benar- yang diberikan guru, kemudian
benarikut menikmati suguhan pembelajaran. bertukarpasangan lagi untuk memperkaya
Adapun langkah-langkah pelaksanaan atau mencari kebenaran dari jawaban tugas
teknik bertukar pasangan ini menurut Lie yangdiberikan oleh guru. Oleh karena itu,
(2010: 55) yaitu: Setiap siswa mendapatkan melihat pentingnya keaktifan siswa dan
satu pasangan. Guru memberikan tugas dan masih rendahnya hasil belajar siswa pada
siswa mengerjakan tugas dengan pa- materi muatan mata pelajaran IPS maka
sangannya. Setelah selesai, setiap pasangan diperlukan pemilihan model pembelajaran
bergabung dengan pasangan yang lain. dan media yang tepat untuk membantu
Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan. meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
Masing-masing pasangan yang baru ini siswa. Salah satunya adalah menerapkan
kemudian saling menanyakan dan model pembelajaran bertukar pasangan
mengukuhkan jawaban mereka. Temuan baru berbantuan media kartu soal.Selanjutnya
yang didapat dari pertukaran pasangan Belina dalam (Siti Aisah, H. Sshari, R.
kemudian dibagikan kepada pasangan semula Wakhid Akhdinirwanto, 2013) bahwa media
sedangkan menurut Istarani (2011:95) kartu soal merupakan wadah agar siswa
mengemukakan langkah-langkah Penerapan terlibat dalam kegiatan pembelajaran secara
Model Pembelajaran Berpasang-pasangan aktif dan kritis dalam mengikuti
untuk menciptakan pembelajaran aktif, pembelajaran yang inovatif. Aktif dan kreatif
terlebih dahulu harus ada rancangan yang dalam hal ini yaitu menemukan atau
perlu dilakukan oleh guru agar pembelajaran menyelesaikan suatu permasalahan atau
benarbenar tercipta pembelajaran yang sesuai suatu materi. Kartu soal digunakan untuk
Selan, Penerapan Model Pembelajaran Bertukar Pasangan Berbantuan..... 144

membagikan permasalahan-permasalahan siswa. Inilah yang dinamakan berpikir dan


dalam bentuk soal yang telah disampaikan berbuat adalah satu keaktifan.
guru untuk menyelesaikan bersama-sama Suprihati Ningrum (2013:100)
maupun individu. mengatakan bahwa keaktifan memiliki
Pada setiap media pembelajaran beragam bentuk atau macam. Macam-macam
mempunyai kelebihan dan kelemahannya keaktifan dalam belajar dapat dikategorikan
masing-masing. Kelebihan dan kelemahan menjadi dua, yaitu keaktifan yang dapat
media dapat di lihat dari cara pembuatan, diamati atau konkret dan keaktifan yang sulit
penggunaan, dan cara penilaian terhadap diamati atau abstrak. Sedangkan menurut
media tersebut. Untuk kelebihan dan Sardiman (2014:100) menyatakan bahwa
kelemahan pada media kartu soal dapat keaktifan belajar siswa merupakan unsur
dikemukakan berdasarkan proses yang dasar yang penting dalam proses
dilakukan.Keaktifan berperan penting dalam pembelajaran agar siswa dalam belajar sangat
pencapaian tujuan dan hasil belajar yang diperlukan adanya aktivitas agar
memadai dalam proses belajar mengajar. pembelajaran dapat berlangsung dengan baik
Sesuai dengan pendapat Nasution (2010:86) sehingga aktivitas belajar adalah kegiatan
keaktifan belajar merupakan asas yang yang bersifat fisik maupun psikis, yaitu
terpenting dalam proses belajar mengajar. berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian
Keaktifan belajar dibagi menjadi dua, yaitu yang tidak dapat dipisahkan selanjutnya
keaktifan jasmani dan rohani. Dan kedua- menurut Rousseau dalam Sardiman, (2014:
duanya harus berhubungan. Dapat dikatakan 96) mengatakan bahwa pengetahuan itu harus
begitu, karena belajar itu sendiri merupakan diperoleh dengan pengamatan sendiri,
suatu keaktifan, tanpa keaktifan tak mungkin pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri
seorang mengalami belajar. Bukan hanya dengan bekerja sendiri,dengan fasilitas yang
fisiknya yang melakukan keaktifan, akan diciptakan sendiri baik secara rohani maupun
tetapi jiwanya juga harus ikut melaksanakan teknis. Ini menunjukkan setiap orang yang
keaktifan belajar. Kedua keaktifan tersebut belajar harus aktif sendiri. Tanpa ada
tidak bisa berdiri sendiri. aktivitas, proses belajar tidak mungkin
Proses pembelajaran pada hakikatnya terjadi, Oleh karena itu keaktifan belajar
untuk mengembangkan aktivitas dan siswa sangat diperlukan, mengingat pada
kreatifitas siswa melalui berbagai interaksi prinsipnya belajar itu berbuat atau melakukan
dan pengalaman belajar. Keaktifan belajar aktivitas.
siswa merupakan unsur dasar yang penting Aktivitas yang dapat dilakukan oleh
bagi keberhasilan proses pembelajaran. siswa di sekolah sangatberagam. Aktivitas
Piaget dalam (Nasution, 2010:89) siswa tidak hanya mendengarkan dan
mencontohkan seorang anak berpikir mencatat seperti yang lazim terdapat di
sepanjang ia berbuat. Agar anak berpikir sekolah-sekolah tradisional. Sudjana
sendiri, ia harus diberi kesempatan untuk (2010:61) menyatakan bahwa keaktifan
berbuat sendiri. Berbuat merupakan hasil belajar siswa dapat dilihat dari:a)Partisipasi
yang diperoleh siswa dalam berpikir. Ada aktif dalam melaksanakan tugas belajarnya,
pula siswa yang berbuat dahulu baru berpikir. b)Terlibat dalam pemecahan masalah,
Untuk itu guru mencari jalan untuk c)Bertanya kepada siswa lain/kepada guru
mengatasi bagaimana siswa berbuat dan apabila tidak memahami persoalan yang
berpikir. Pada saat berbuat anak akan dihadapinya. d)Berusaha mencari berbagai
mengolah peristiwa dan dijadikan informasi yang diperoleh untuk pemecahan
pengalaman yang tertanam dalam benak masalah, melaksanakan diskusi kelompok,
145. Volume 4, Nomor 2, Jurnal Pendidikan Indonesia 140-153

e)Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang Keaktifan siswa dalam kelompok, e)
diperolehnya, f) Melatih diri dalam Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil
memecahkan soal atau masalah, yaitu siswa pembahasan. Keaktifan belajar dapat dilihat
dapat mengerjakan soal atau masalah dengan dari antusias siswa dalam mengikuti
mengerjakan LKS, g) Kesempatan meng- pembelajaran meliputi keaktifan dalam
gunakan/menerapkan apa yang diperolehnya memperhatikan penjelasan guru, tidak
dalam menyelesaikan tugas/persoalan yang mengerjakan pekerjaan lain, spontan bekerja
di hadapinya. apabila diberi tugas, tidak terpengaruh situasi
Sudjana (2012:72) menyatakan di luar kelas.Interaksi siswa dengan guru
bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti meliputi keaktifan bertanya kepada guru,
proses belajar mengajar dapat dilihat sebagai menjawab pertanyaan guru, memanfaatkan
berikut: a) turut serta dalam melaksanakan guru sebagai narasumber dan memanfaatkan
tugas belajarnya, b) terlibat dalam guru sebagai fasilitator. Kerjasama kelompok
pemecahan masalah, c) bertanya kepada meliputi keaktifan membantu teman dalam
siswa lain atau guru apabila tidak memahami kelompok yang menjumpai masalah,
persoalan yang dihadapinya d) berusaha meminta bantuan kepada teman jika
mencari berbagai informasi yang diperlukan mengalami masalah, mencocokkan jawaban/
untuk meme-cahkan masalah, e) melatih diri konsepsinya dalam satu kelompok dan
dalam memecahkan masalah atau soal; serta pembagian tugas dalam kelompok. Keaktifan
f) menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil siswa dalam kelompok meliputi keaktifan
yang diperoleh. Djamarah (2010:84) mengemukakan pendapatnya, menanggapi
mengatakan bahwa keaktifan belajar dapat pertanyaan/ pendapat teman dalam
dilihat dari berbagai hal, diantaranya a) siswa kelompoknya, mengerjakan tugas kelompok
belajar secara individual untuk menerapkan dan menjelaskan pendapat atau pekerjaannya.
konsep, prinsip dan generalisasi,b) siswa Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil
belajar dalam bentuk kelompok untuk pembahasan meliputi: keaktifan menga-
memecahkan masalah, c) siswa berpartisipasi cungkan tangan untuk ikut menyimpulkan,
dalam melaksanakan tugas belajarnya merespon pertanyaan/simpulan teman,
melalui berbagai cara, d). siswa berani menyempurnakan simpulan yang dikemu-
mengajukan pendapat,e) terdapat keaktifan kakan oleh temannya dan menghargai
belajar analisis, sintesis, penilaian dan pendapat temannya.
kesimpulan,f ) terjalin hubungan sosial dalam Bloom dalam (Suprijono, 2012:6),
melaksanakan kegiatan belajar, g) setiap mengatakan bahwa hasil belajar mencakup
siswa dapat memberikan tanggapan terhadap kemampuan kognitif, afektif, dan
pendapat siswa lainnya, h) setiap siswa psikomotorik. 1) Domain kognitif meliputi:
berkesampatan menggunakan berbagai knowledge (pengetahuan, ingatan), compre-
sumber belajar yang tersedia, i) setiap siswa hension (pemahaman, menjelaskan,
berusaha menilai hasil belajar yang meringkas, contoh), application (mene-
dicapainya, j) terdapat usaha dari siswa untuk rapkan), analysis (menguraikan, menentukan
bertanya kepada guru dan meminta pendapat hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
guru dalam upaya kegiatan belajarnya. merencanakan, membentuk, bangunan baru),
Dari pendapat para ahli di atas dan evaluation (menilai). 2) Domain afektif
keaktifan belajar siswa dapat dilihat melalui meliputi: receiving (sikap menerima),
beberapa indikator, a) antusias siswa dalam responding (memberikan respon), valuing
mengikuti pempelajaran, b). Interaksi siswa (nilai), organization (organisasi), charac-
dengan guru, c) Kerjasama kelompok, d) terization (karakterisasi). 3) domain
Selan, Penerapan Model Pembelajaran Bertukar Pasangan Berbantuan..... 146

psikomotor meliputi keterampilan produktif, diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.
teknik, fisik, sosial, manajerial dan Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
intelektual. Kemudian Jihad dan Haris berakhirnya pengalaman dan puncak proses
(2012:14) mengemukakan hasil belajar belajar. Hasil belajar merupakan pengukuran
merupakan pencapaian bentuk perubahan dari penilaian kegiatan belajar atau proses
perilaku yang cenderung menetap dari ranah belajar yang dinyatakan dalam simbol, huruf
kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses maupun kalimat yang menceritakan hasil
belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu, yang sudah dicapai oleh setiap anak pada
hasil belajar digunakan untuk mengetahui periode tertentu.
sebatas mana siswa dapat memahami serta METODE
mengerti materi tersebut.Kemudian Dimyati Penelitian ini menggunakan jenis
dan Mudjiono (2013:3) mengemukakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
bahwa hasil belajar merupakan hasil dari ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan
suatu interaksi tindak belajar dan tindak keaktifan dan hasil belajar muatan mata
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar pelajaran IPS melalui model pembelajaran
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. bertukar pasangan berbantuan media kartu
Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan soal.Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
berakhirnya penggal dan puncak proses kelas 4 SDN Dukuh 01 Kecamatan
belajar. Hasil belajar merupakan pengukuran Sidomukti, Kota Salatiga. Penelitian ini
dari penilaian kegiatan belajar atau proses dilaksanakan pada semester II tahun
belajar yang dinyatakan dalam simbol, huruf pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini
maupun kalimat yang menceritakan hasil adalah penelitian tindakan kelas yang
yang sudah dicapai oleh setiap anak pada dilakukan sebanyak 2 siklus, masing-masing
periode tertentu. Kemudian Susanto terdiri dari 3 tahapan yaitu 1) perencanaan
(2013:5)mengemukakan bahwa perubahan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan dan
yang terjadi pada diri siswa, baik yang observasi, 3) refleksi. Dalam penelitian ini,
menyangkut aspek kognitif, afektif, untuk mengumpulkan data selama proses
maupun psikomotor sebagai hasil dari pembelajaran peneliti menggunakan teknik
belajar. analisis data yakni dengan cara deskiptif
Berdasarkan beberapa pendapat ahli kuantitatif dan kualitatif.
mengenai definisi hasil belajar diatas, dapat Peneliti juga menggunakaan data skor
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan keaktifan dan nilai pra siklus yang diperoleh
segala upaya yang menyangkut aktivitas dari guru kelas yang bersangkutan yang
proses berpikir yang mencakup ranah berguna untuk mengetahui peningkatan
kognitif, afektif, dan psikomotorik yang keaktifan dan hasil belajarsiswa dari pra
diukur dengan teknik tes dan non-tes.Hasil siklus, siklus I sampai siklus II. Untuk
belajar merupakan kemampuan yang dimiliki menganalisis tingkat keberhasilan atau
siswa setelah ia menerima pengalaman prersentase keberhasilan belajar siswa pada
belajarnya, sehingga siswa memperoleh suatu setiap akhir proses pembelajaran diberikan
hasil belajar. Hasil belajar mempunyai soal evaluasi berupa tes tertulis dala bentuk
peranan penting dalam proses pembelajaran pilihan ganda. Deskriptif kualitatif
dan tujuan utama yang ingin dicapai dalam merupakan data hasil observasi terhadap
setiap kegiatan pembelajaran yaitu hasil kegiatan guru dan siswa selama proses
belajar. hasil belajar merupakan hasil dari pembelajaran baik siklus I maupun sklus II
suatu interaksi tindak belajar dan tindak dengan menggunakan model pembelajaran
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar bertukar pasangan berbantuan media kartu
147. Volume 4, Nomor 2, Jurnal Pendidikan Indonesia 140-153

soal. Indikator keberhasilan yang pada pembelajaran tematik dapat diketahui


dipergunakan pada penelitian ini jika bahwa keaktifan dan hasil belajar siswa pada
keterlaksanaan aktvitas siswa daalm kegiatan muatan mata pelajaran IPS belum memenuhi
pembelajaran mencapai persentase KKM yang ditentukan sekolah. Hal ini
keberhasilan sebesar 85%, dan siswa terlihat dari hasil observasi dan nilai rata-rata
dinyatakan tuntas apabila telah memperoleh ulangan harian siswa pada muatan pelajaran
nilai sesuai dengan KKM yang telah IPS siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga
ditentukan sebesar 70. diperoleh data keaktifan siswa yang rendah
HASIL dan hasil belajar yang masih di bawah KKM
Deskripsi Pra Siklus yaitu 70. Data observasi keaktifan dan hasil
Berdasarkan hasil observasi yang belajar terdapat pada tabel 1 di bawah ini.
telah dilakukan pada siswa kelas 4 SDN .
Dukuh 01 Salatiga dengan jumlah 34 siswa

Tabel 1 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik Muatan Pelajaran IPS
kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 Pra siklus
Interval Keaktifan F %
0,1-1,0 Rendah 5 14,7%
1,1-2,0 Sedang 14 41,18%
≥3 Tinggi 15 44,12%
Jumlah 34 100%
Nilai Max 2,85
Nilai Min 0,57
Berdasarkan tabel 1. Hasil observasi 01 hanya 44,12%. Selain keaktifan juga
keaktifan di atas terdapat 5 siswa yang terdapat hasil observasi hasil belajar IPS
memiliki keatifan rendah dengan persentase yang masih belum mencapai KKM yang
14,7%, kemudian siswa dengan keaktifan ditentukan sekolah. Hal ini dilihat dari hasil
sedang sebanyak 14 siswa dengan persentase ulangan harian siswa pada hasil belajar IPS
41,18%, dan siswa dengan keaktifan tinggi kelas 4 semester 1. Tahun pelajaran
sebanyak 15 siswa dengan persentase 2017/2018. Data hasil belajar dapat dilihat
44,12% dari 34 siswa. Hal ini menunjukan pada tabel 2 sebagai berikut:
bahwa keaktifan siswa kelas 4 SDN Dukuh
Tabel 2 Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pada siswa kelas 4SDN Dukuh 01 Salatiga tahun pelajaran
2017/2018 Pra Siklus
Ketuntasan Frekoensi Persentase
Tuntas 18 52,94%
Tidak Tuntas 16 47,06%
jumlah 34 100%
Nilai Max 100
Nilai Min 23

Pada tabel 2 di atas dapat dilihat Hasil Penelitian


bahwa sebanyak 16 siswa atau 47,06% siswa Setelah penerapan model pem-
belum mencapai KKM yang ditentukan belajaran bertukar pasangan berbantuan me-
sekolah yaitu 70%, sedangkan siswa yang dia kartu soal pada pelaksanaan penelitian
telah mencapai tingkat ketuntasan sebanyak siklus 1 dan 2, hasil dapat disajikan dalam
18 siswa atau 52,94%. Hal ini dapat deskripsi data dan analisis data dengan uraian
dikatakan bahwa tingkat pencapaian KKM sebagai berikut;.
yang ditentukan sekolah belum tercapai.
Selan, Penerapan Model Pembelajaran Bertukar Pasangan Berbantuan..... 148

Siklus I
Tabel 3 Hasil Keaktifan Siswa Pada Pertemuan 1 Dan II Siklus 1 Pada Kelas 4 SDN Dukuh 01
Interval Kategori Frekoensi Presentase
0,1-1,0 Rendah 1 2,95%
1,1-2,0 Sedang 13 38,23%
≥3 Tinggi 20 58,82%
Jumlah 34 100%
Nilai Max 2,92
Nilai Min 0,57
Berdasarkan tabel 3 di atas terdapat keaktifan sedangkan siswa berjumlah 13 dengan
belajar siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga presentase 38,23% memiliki keaktifan
dari 34 siswa terdapat 20 siswa dengan sedang dan siswa dengan jumlah 1 memiliki
presentase 58,82% memiliki keaktifan tinggi, keaktifan rendah dengan presentase 2,95%
Siklus II
Tabel 4 Hasil Keaktifan Siswa Pada Pertemuan 1 Dan II Siklus II Pada Kelas 4 SDN Dukuh 01
Interval Kategori Frekoensi Persentase
0,1-1,0 Rendah 0 0%
1,1-2,0 Sedang 3 8,82%
≥3 Tinggi 31 91,17%
Jumlah 34 100%
Nilai Max 3,21
Nilai Min 1,42
Berdasarkan tabel 4 di atas terdapat keaktifan keaktifan tinggi, sedangkan siswa berjumlah
belajar siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga 3 dengan presentase 8,82% memiliki
silus 2 dari 34 siswa. Dari 34 siswa terdapat keaktifan sedang dan siswa yang memiliki
31 siswa dengan presentase 91,17% memiliki keaktifan rendah 0 dengan presentase 0%.
Data Hasil Belajar Siklus I
Tabel 5 Hasil Belajar IPS Siswa Pada Siklus I Kelas 4 SDN Dukuh 01
No Nilai frekoensi Persentase
1 ≥95 5 14,70%
2 88-94 1 2, 95%
3 81-87 5 14,70%
4 74-80 7 20,59%
5 67-73 11 32,35%
6 60-66 5 14,70%
Jumlah 34 100%
presentase 2,95%, kelas ke tiga ada 5 siswa
Tabel 5 di atas merupaka tabel data yang mendapatkan nilai 81-87 dengan
hasil belajar siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 presentase 14,70%, kelas ke empat ada 7
Salatiga pada siklus 1. Berdasarkan tabel siswa yang mendapatkan nilai 74-80 dengan
diatas dapat dilihat bahwa nilai telah di urai presentase 20,57%, kelas ke dua ada 11 siswa
pada setiap kelas yaitu kelas pertama ada 5 yang mendapatkan nilai 67-73 dengan
siswa yang mendapatkan nilai ≥95 dengan presentase 32,35%, dan yang terakhir kelas
presentase 14,70%, kelas ke dua ada 1 siswa pertama ada 5 siswa yang mendapatkan nilai
yang mendapatkan nilai 88-94 dengan 60-66 dengan presentase 14,70%..
149. Volume 4, Nomor 2, Jurnal Pendidikan Indonesia 140-153

Siklus II
Tabel 6 Hasil Belajar IPS Siswa Pada Siklus II Pada Kelas 4 SDN Dukuh 01
No Nilai frekoensi Persentase
1 ≥95 4 11,77%
2 90-94 6 17,64%
3 85-89 3 8,82%
4 80-84 10 29,41%
5 75-79 5 14,70%
6 70-74 6 17,64%
Jumlah 34 100%
Tabel 6 di atas merupaka tabel data yang mendapatkan nilai 75-79 dengan
hasil belajar siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 presentase 14,70%, dan yang terakhir kelas
Salatiga pada siklus 2. Berdasarkan tabel pertama ada 6 siswa yang mendapatkan nilai
diatas dapat dilihat bahwa nilai telah di urai 70-74 dengan presentase 17,64%.
pada setiap kelas yaitu kelas pertama ada 4 PERBANDINGAN HASIL PENELITIAN
siswa yang mendapatkan nilai ≥95 dengan Pada penelitian ini akan menganalisis
presentase 11,77%, kelas ke dua ada 6 siswa data hasil observasi siswa dalam mengikuti
yang mendapatkan nilai 90-94 dengan kegiatan pembelajaran dengan analisis
presentase 17,64%, kelas ke tiga ada 3 siswa diskriptif komparatif yaitu mengkom-
yang mendapatkan nilai 85-89 dengan parasikan nilai pra siklus, siklus 1, dan siklus
presentase 8,82%, kelas ke empat ada 10 2 berdasarkan per siklus. Data hasil keaktifan
siswa yang mendapatkan nilai 80-84 dengan siswa akan di bandingkan dalam tabel 7
presentase 29,41%, kelas ke dua ada 5 siswa sebagaiberikut:
Tabel 7 Perbandingan Keaktifan Siswa Kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga Semester 2 Tahun pelajaran
2017/2018.
Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran
Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II
f % f % f %
Rendah 5 14,7% 1 2,95% 0 0%
Sedang 14 41,18% 13 38,23% 3 8,82%
Tinggi 15 44,12% 20 58,82% 31 91,18%
Jumlah 34 100% 34 100% 34 100%
Nilai Max 2,85 2,92 3,21
Nimai Min 0,57 0,57 1,42
Pada tabel 7. Terdapat perbandingan hasil analisis keaktifan siswa pada siklus 2
keaktifan belajar siswa kelas 4 SDN Dukuh yaitu tindakan pada siklus 2 siswa yang
01 Salatiga semester 2 Tahun Pelajaran keaktifannya rendah adalah 0 (0%) kemudian
2017/2018 pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. terdapat 3 siswa (58,82%) berkategori
Pada tabel perbandingan di atas, kektifan sedang, selanjutnya terdapat 31 siswa
belajar siswa dapat dibagi menjasi 3 kategori (91,18%) berkategori tinggi. Dari uraian hasil
yaitu Tinggi, Sedang, dan Rendah. Pada pra perbandingan keaktifan belajar siswa di atas
siklus terdapat terdapat 5 siswa (14,7%) dapat dikatakan bahwa keaktifan belajar
berkategori rendah, kemudian 14 siswa siswa meningkat dari pra silkus dengan
(41,18%) berkategori sedang, selanjurnya 15 jumlah siswa 15 (44,12%) meningkat pada
siswa (44,12%) berkategori tinggi, kemudian silus 1 dengan jumlah siswa 20 (58,82%),
terjadi peningkatan pada siklus 1 terdapat 1 selanjutnya meningkat lagi pada siklus
siswa (2,95%) berkategori rendah, kemudian dengan jumlah siswa 31 (91,18%).
13 siswa (3,28%) berkategori sedang, Perbandingan keaktifan belajar siswa dalam
selanjutnya 20 siswa (58,82%) bedkategori kegiatan pembelajaran pada tabel di atas
tinggi. Setelah hasil analisis keaktifan belajar dapat dilihat pada gambar diagram 1 sebagai
pada pra siklus dan siklus 1, terdapat juga berikut:
Selan, Penerapan Model Pembelajaran Bertukar Pasangan Berbantuan..... 150

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

31

20
15 14 13

3 5
1 -

Tinggi Sedang Rendah

Gambar 1. Diagram Perbandingan Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Kelas 4 SDN Dukuh
01 Salatiga Semester 2 Tahun Pelajara 2017/2018 Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2.

Selain perbandingan hasil keaktifan belajar semester 2 Tahun pelajaran 2017/2018.


siswa, dalam penerapan model pembelajaran Perbandingan hasil belajar pra siklus, siklus
bertukar pasangan berbantuan media kartu 1, dan siklus 2 tersebut dapat dilihat pada
soal terdapat juga perbandingan hasil belajar tabel 8 sebagai berikut:
siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga
Tabel 8 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga Semester 2 Tahun pelajaran
2017/2018.
Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II
f % f % f %
Tuntas 18 53% 27 79,5% 34 100%
Tidak Tuntas 16 47% 7 20,5% 0 0
Jumlah 34 100% 34 100% 34 100%
Nilai Min 23 60 70
Nilai Max 100 100 100
Pada tabel 8 di atas terdapat tidak tuntas, selanjurnya Hasil belajar siswa
perbandingan hasil belajar siswa kelas 4 pada siklus 1 terdapat 27 siswa (79,5%)
SDN Dukuh 01 Salatiga semester 2 Tahun berkategori tuntas, kemudian 7 siswa
Pelajaran 2017/2018 pra siklus, siklus 1, dan (20,5%) berkategori tidak tuntas, kemudian
siklus 2. Rata-rata hasil belajar siswa pada hasil analisis hasil belajar siswa pada siklus 2
pra siklus adalah 69%, kemudian rata-rata yaitu 34 siswa (100%) berkategori tinggi. Hal
pada siklus 2 adalah 78%, selanjutnya rata- tersebut dapat di katakan bahwa pada siklus 2
rata pada siklus 2 adalah 83%. Hasil belajar semua siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga
siswa dapat dibagi menjasi 2 kategori yaitu mendapatkan nilai tuntas. Perbandingan hasil
Tuntas, dan Tidak Tuntas. Pada pra siklus belajar siswa dalam tabel di atas dapat dilihat
terdapat terdapat 18 siswa (53%) berkategori pada gambar diagram 2 sebagai berikut:
tuntas, kemudian 16 siswa (47%) berkategori
Pra Skilus Siklus 1 Siklus 2

34

27
18 16

7
-

Tuntas Tidak T untas

Gambar 2. Diagram Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SDN Dukuh
01 Salatiga Semester 2 Tahun Pelajara 2017/2018 Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2.

PEMBAHASAN kelas 4 SDN Dukuh 01 dengan menerapkan


Penelitian tindakan ini difokuskan pada model pembelajaran bertukar pasangan
upaya untuk meningkatkan keaktifan dan berbantuan media kartu soal. Pembelajaran
hasil belajar muatan mata pelajarn IPS siswa ini menuntut siswa untuk belajara/bekerja
151. Volume 4, Nomor 2, Jurnal Pendidikan Indonesia 140-153

dalam kelompok secara kooperatif untuk memiliki keaktifan belajar sedang dan sisw
menuntaskan materi belajarnya, kelompok yang memiliki keaktifan rendah yaitu 0
dibentuk dari siswa yang memiliki dengan presentase 0%. Rata-rata dari
kemampuan belajar yang tinggi, sedang atau keaktifan belajar diatas yaitu 36,64%
rendah, Setiap siswa termotivasi untuk sehingga dapat dikatakan bahwa keaktifan
menguasai materi kemudian dapat belajar siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 sudah
menghilangkan kesenjangan antara yang sangat tinggi.
pintar dengan tidak pintar selanjutnya dapat Berdasarkan hasil analisis diketahui
mendorong siswa tampil lebih berani karena bahwa siswa yang tuntas sebelum
membawa nama baik kelompok sehingga menerapkan model pembelajaran bertukar
dapat tercipta suasana gembira dalam belajar. pasangan berbantuan media kartu soal adalah
Dengan demikian meskipun saat pelajaran 18 siswa (53%). Setelah diberikan tindakan
menempati jam terakhir pun, siswa tetap pada siklus I terjadi peningkatan jumlah
antusias belajar. ketuntasan siswa menjadi 27 siswa (79,5%).
Berdasarkan hasil analisis diketahui Setelah diberikan tindakan pada siklus II,
bahwa keaktifan belajar siswa sebelum terjadi lagi peningkatan jumlah ketuntasan
tindakan keaktifan belajar siswa kelas 4 SDN menjadi 34 siswa (100%). Siswa yang belum
Dukuh 01 salatiga dari 34 siswa. dari 34 tuntas sebelum diberikan tindakan adalah 16
siswa terdapat 16 siswa dengan presentase siswa (47%). Setelah diberikan tindakan pada
47,05% memiliki keaktifan tinggi, sedangkan siklus I, berkurang menjadi 7 siswa (20,5%).
siswa berjumlah 14 dengan presentase Setelah dilaksanakan lagi tindakan pada
41,17% memiliki keaktifan belajar sedang siklus II, menjadi 0 siswa (0%) yang belum
dan siswa dengan jumlah 4 memiliii tuntas
keaktifan rendah dengan presentase 11,76% . Upaya peningkatan keaktifan dan hasil
Rata-rata dari keaktifan belajar diatas yaitu belajar pada mata pelajaran muatan IPS
24,23% sehingga dapat dikatakan bahwa melalui model pembelajaran bertukar
keaktifan belajar siswa kelas 4 SDN Dukuh pasangan berbantuan media kartu soal pada
01 belum mencapai maksimal 85% setelah muatan mata pelajarn IPS pada siswa kelas 4
diberikan tindakan siklus I keaktifan belajar SDN Dukuh 01, berhasil dilakukan. Selain
siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga dari 34 meningkatkan keaktifan belajar dan
siswa. Dari 34 siswa terdapat 20 siswa ketuntasan belajar penerapkan model
dengan presentase 58,82% memiliki pembelajaran bertukar pasangan berbantuan
keaktifan tinggi, sedangkan siswa berjumlah media soal dalam pembelajaran pada muatan
13 dengan presentase 38,23% memiliki mata pelajarn IPS, juga meningkatkan kinerja
keaktifan belajar sedang dan siswa dengan guru dan aktivitas siswa. Pada siklus I,
jumlah 1 memiliii keaktifan rendah dengan kinerja guru masuk dalam kategori cukup
presentase 2,94% . Rata-rata dari keaktifan baik. Setelah dilaksanakan perbaikan pada
belajar diatas yaitu 28,73% sehingga dapat siklus II, kinerja guru meningkat menjadi
dikatakan bahwa keaktifan belajar siswa baik sekali. Setelah dilaksanakan perbaikan
kelas 4 SDN Dukuh 01 masil belum tindakan pada siklus II, aktivitas siswa dalam
mencapai maksimal kemudian tindakan pada mengikuti pembelajaran dengan model
siklus II keaktifan belajar siswa kelas 4 SDN pembelajaran bertukar pasangan berbantuan
Dukuh 01 Salatiga silus 2 dari 34 siswa. Dari media soal, masuk dalam kategori baik
34 siswa terdapat 31 siswa dengan presentase sekali.
91,17% memiliki keaktifan tinggi, sedangkan Hasil penelitian ini didukung penelitian
siswa berjumlah 3 dengan presentase 8,82% yang telah dilakukan oleh Arsyi Mirdanda,
Selan, Penerapan Model Pembelajaran Bertukar Pasangan Berbantuan..... 152

Sugiyono, Siti Halidjah (2013) menunjukan masalah.Belina dalam (Siti Aisah, H. Sshari,
bahwa penerapan model Bertukar Pasangan R. Wakhid Akhdinirwanto2013) bahwa
untuk meningkatkan aktifitas pembelajaran media kartu soal merupakan wadah agar
siswa pada mata pelajaran IPS terhapat siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran
peningkatan aktifitas pembelajaran siswa secara aktif dan kritis dalam mengikuti
yang di dakukan dalam 2 siklus. Kemudian pembelajaran yang inovatif yang dapat
penelitian yang dilakukan oleh Muhammad menemukan atau menyelesaikan suatu
Shooleh (2016) menunjukan bahwa permasalahan atau suatu materi. Kartu soal
penerapan model bertukar pasangan dalam digunakan untuk membagikan permasalahan-
pembelajaran menulis kembali dongeng pada permasalahn dalam bentuk soal yang telah
siswa kelas VII meningkat. Kemudian disampaikan guru, untuk dikerjakan bersama-
penelitian yang dilakukan oleh Kasniati sama maupun individu.
(2016) yang berjudul Model Pembelajaran SIMPULAN
Bertukar Pasangan untuk Meningkatkan Berdasarkan pembahasan hasil pe-
Motivasi Belajar Pendidikan Ke- nelitian, maka dapat disimpulkan bahwa
warganegaraan. Selain itu, penelitian yang penerapan model pembelajaran bertukar
dilakukan oleh Wasten Simamora (2014) pasangan berbantuan Media Kartu Soal dapat
yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas 4
IPS Dengan Menggunakan Model SDN Dukuh 01 Salatiga Tahun pelajaran
Pembelajaran Bertukar Pasangan Pada Siswa 2017/2018. Selain itu, penerapan model
Kelas IX-2 SMP Negeri 8 Kota Tebing pembelajaran bertukar pasangan berbantuan
Tinggi. media kartu soal dapat meningkatkan hasil
Selain didukung empat hasil penelitian belajar siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga
sebelumnya, hasil penelitian ini juga Tahun pelajaran 2017/2018. Peningkatnya
didukung dengan pernyataan teoritis tentang keaktifan pada penerapan model pem-
model pembelajaran bertukar pasangan belajaran bertukar pasangan berbantuan me-
Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhammad dia kartu soal dapat dilihat dari keaktifan
(2011:75) model pembelajaran berpasang- siswa pada pra siklus yaitu 44,12%
pasangan merupakan salah satu model dalam meningkat pada siklus 1 menjadi 58,82%
strategi pembelajaran aktif, yakni strategi kemudian terjadi lagi peningkatan pada
dimana merangsang agar siswa menjadi lebih siklus 2 menjadi 91,18%. Selain peningkatan
aktif, terlibat dan peduli dengan pendidikan keaktifan dalam penerapan model pem-
mereka sendiri didukung dengan penggunaan belajaran bertukar pasangan berbantuan me-
media kartu soal dapat mengubah kebiasan dia kartu soal juga terdapat peningkatan
belajar berpusat pada guru menjadi terpusat hasil belajar siswa pada muatan mata pe-
pada siswa sehingga dapat mengefektifkan lajaran IPS dapat dilihat dari hasil pra siklus
proses belajar kelompok kemudian yaitu 53% meningkat menjadi 79,5% ke-
menumbuhkan suasana kreatif dan me- mudian meningkat lagi pada siklus 2 menjadi
nyenangkan serta membuat siswa trampil 100%.
mengerjakan soal-soal dan belajar mengatasi

DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Ahmad, Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
153. Volume 4, Nomor 2, Jurnal Pendidikan Indonesia 140-153

Anita Lie. 2010. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-RuangKelas.


(Jakarta: Grasindo)
ArsyiMirdanda, Sugiyono, Siti Halidjah (2013) PeningkatanAktivitasPembelajaran IPS Denagn
Menggunakan Model Kooperatif Teknik Bertukar Pasangan Kelas V. Jurnal Home>Vol, No 10
(2013) >Mirdanda.
Asep Jihad dan Abdul Haris. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Press.
Boediono, E.E. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 8 SMA Negeri 3 Malang melalui
Pembelajaran Kooperatif Model Teams Game Tournament (TGT) Virtual. Tesis tidak
diterbitkan. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah,Syaiful Bahri,dkk.2010.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta.
Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhammad. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, PT. Bumi
Aksara, Jakarta, Cet.
Hermawan, dkk.2011.Metode penelitian pendidikan sekolah dasar.Bandung :Upi Press
Istarani. 2011.Model Pembelajaran inovatif. Media Persada.
Kasniati. 2016.Model Pembelajaran Bertukar Pasangan Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Pendidikan Kewarganegaraan . Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 2
No. 2, Agustus 2016
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum
2013 SD Kelas IV Jakarta, Penerbit Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan
dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.
Muhammad Shooleh .2016. Penerapan model bertukar pasangan dalam pembelajaran menulis
kembali dongeng pada siswa kelas VII.2014/2015.ISSN 1693-7945 Vol.VII No.3B Juni 2016
Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
PermendikbudNomor 57 Tahun 2014 TentangKurikulum 2013 SekolahDasar/Madrasah Ibtidaiyah.
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Depok: RajagrafindoPersada
RahmadFauzi, MustikaWati, Abdul Salam M .2016. Pengaruh Teknik Bertukar Pasangan Dalam
Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA PGRI 6 Banjarmasin.
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016.
file:///C:/Users/Merty/Downloads/1037-7397-1-PB%20(2).pdf.Diakses pada tangga 16 April
2018, jam 10:02.
Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta :
Prenada Media Group
Sapriya. 2012. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sardiman, A.M .2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajawaliPers
SitiAisah, H. Shari, R. Wakhid Akhdinirwanto.(2013). Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Think Pair Square Berbantuan Kartu Soal untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar
Siswa Kelas VII B SMP Negeri 5 Purworej. Radiasi.Vol.3.No.1.Siti Aisah
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya Offset:
Bandung.
Sudjana, Nana. 2012. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT RosdakaryaRemaja.
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi. Jogjakarta: AR-RUZZ
MEDIA.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajaran.
Wasten Simamora. 2014.Meningkatkan Hasil Belajar IPS Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Bertukar Pasangan Pada Siswa Kelas IX-2 SMP Negeri 8 Kota Tebing Tinggi.
Jurnal Handayani PGSD FIP UNIMED. p-ISSN : 2355-1739 | e-ISSN : 2407-6295.

You might also like